Rusmana) 537
PERMAINAN CONGKAK:
Nilai dan Potensinya bagi Perkembangan Kognitif Anak
Oleh Dheka D. A. Rusmana
Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan
Jalan Dr. Setiabudhi No.193 Bandung 40154
Email: dd_agusti@yahoo.co.id
Naskah diterima: 30 Juni 2010 Naskah disetujui: 6 September 2010
Abstrak
Penelitian berjudul Permainan Congkak: Nilai dan Potensinya bagi
Perkembangan Kognitif Anak ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap
permainan tradisional yang merupakan warisan nenek moyang. Interpretasi yang penulis
lakukan berupaya menggali nilai dan potensi yang terdapat dalam permainan Congkak
dalam hubungannya dengan bidang psikologi khususnya perkembangan anak. Penelitian
terhadap permainan tradisional sebagai salah satu bentuk folklor Nusantara secara
interdisipliner terhadap ilmu psikologi ini mengungkapkan bahwa permainan Congkak
sebagai permainan tradisional yang berkembang di banyak daerah di Nusantara ini
memiliki berbagai nilai dan memiliki potensi dalam memengaruhi perkembangan anak
khususnya pada aspek kognitif.
Kata kunci: congkak, nilai, kognitif, anak.
Abstract
The research tittle is Congkak’s Game: Potential and Values for Children
Kognitive Development. The research background is interest of writer about traditional
games, which is a legacy of our ancestor. The writer interpretation has found a potential
corelations in Congkak’s game in childrens kognitive development. The research about
traditional games as one of the form in archipelago folklore interdisciplinary toward
psychology science in children development, and revealed that Congkak’s game has a
potential and values in influencing children development especially in cognitif aspect.
Keywords: congkak, values, cognitif, childrens.
mulai berubah, dan bermain dipandang melakukan sesuatu pada objek; (d)
sebagai perilaku yang bermakna. tanpa mengharapkan hasil serius; (e)
Perilaku bermain ini kemudian tidak diatur oleh aturan eksternal; (f)
menjadi bagian yang penting dari teori- adanya keterikatan aktif dari
teori psikologi perkembangan. Freud pemainnya. Sedangkan Garvey dan
berpendapat bahwa perilaku anak yang Piaget menambahkan bahwa permainan
terlihat merupakan sebuah refleksi dari haruslah: (a) menyenangkan; (b)
masalah-masalah dan konflik-konflik spontan, sukarela, motivasinya
yang tidak disadari. Erikson juga mulai instrinsik; (c) fleksibel; dan (d) berkait
mempublikasikan karyanya tentang dengan pertumbuhan fisik dan kognitif.
anak dan remaja. Mendasarkan pada Berdasarkan beberapa definisi
teori perkembangan psikososialnya, tersebut maka dapat disimpulkan
Erikson memandang bermain sebagai bahwa permainan adalah aktivitas yang
sebuah ekspresi kombinasi beberapa mengandung motivasi instrinsik, dapat
kekuatan, yaitu: perkembangan memberi kesenangan dan kepuasan
individual, dinamika keluarga, dan bagi siapa yang terlibat.
harapan masyarakat. Metode yang digunakan dalam
Piaget dengan teorinya tentang penelitian ini adalah metode deskripsi
perkembangan kognitif juga memberi analisis, yang bersifat kualitatif. Yaitu
perhatian pada perilaku bermain. suatu metode yang digunakan untuk
Menurutnya, perubahan perilaku memecahkan masalah yang ada, dan
bermain menunjukkan perkembangan menafsirkan data yang tersedia untuk
intelektual, sama seperti peningkatan kemudian dianalisis dengan diinter-
kompetensi individu. Bermain juga pretasikan. Deskriptif adalah penggam-
menjadi media bagi individu untuk baran suatu peristiwa yang sedang
mempraktikkan apa yang sudah terjadi. Penggambaran meliputi
dipelajarinya. Menurut Axline, dalam keseluruhan pertunjukan, sedangkan
situasi bermain anak-anak menampil- analisis adalah proses mengaitkan
kan diri mereka dengan cara yang antara variabel satu dengan yang
paling terus terang, jujur, dan jelas. lainnya.
Perasaan, sikap, dan pikiran-pikiran
mereka yang muncul, terbuka dengan
B. HASIL DAN BAHASAN
jelas dan tanpa usaha untuk ditutup-
tutupi. Anak-anak juga belajar Deskripsi Permainan Congkak,
memahami diri mereka dan orang lain meliputi: nama, alat yang digunakan,
dengan lebih baik lewat bermain. waktu permainan, tempat permainan,
Mereka belajar bahwa ketika bermain pihak yang terlibat, proses penciptaan,
mereka dapat melakukan apa pun. dan konteks pertunjukan.
Menurut McCune, Nicolich, & 1. Alat yang Digunakan
Fenson (dalam Schaefer, et al., 1991)
bermain dibedakan dari perilaku yang a. Papan Congkak
lain dalam hal: (a) ditujukan demi Papan Congkak, biasanya terbuat
kesenangan sendiri; (b) fokus lebih dari kayu (tetapi sekarang sudah
pada makna daripada hasil akhir; (c) banyak yang terbuat dari plastik)
diarahkan pada eksplorasi subjek untuk berbentuk seperti perahu dengan
berlaku curang, atau ada pe- cekungannya ada dua. Maka diperoleh-
mahaman yang berbeda mengenai lah hasil 98, yang merupakan total
pola permainan. keseluruhan biji yang dipergunakan
9) Melatih kecakapan berhitung. dalam permainan ini. Operasi pemba-
Kedua permainan ini dapat gian bilangan dengan variabel 7, dapat
dijadikan media pembelajaran bagi dilakukan pada babak kedua, yaitu
seorang anak untuk melatih ketika masing-masing pemain mengisi
keterampilan berhitungnya. Dalam cekungannya dengan biji yang telah ia
permainan Congkak, seorang anak kumpulkan dalam cekungan indung
dituntut untuk mampu menghitung sebagai hasil dari permainan pada
cepat, ketika ia harus memilih babak pertama. Operasi penjumlahan
cekungan mana yang akan dan pengurangan, dapat dilakukan
diraupnya. Sebab biji dalam ketika menghitung sisa biji yang
cekungan itu akan menentukan tersedia pada masing-masing pemain,
perhentian terakhirnya, apakah setelah dituangkan ke dalam deret
akan di cekungan indung atau cekungan miliknya.
menembak biji lawan yang
C. PENUTUP
jumlahnya berlimpah. Operasi
pembagian sangat kentara di sini, Nilai budaya dan potensi serta
yaitu bagaimana dan berapa manfaat yang terkandung dari
jumlah sebuah bilangan dibagi permainan tradisional anak pada
satu, maka hasilnya adalah dasarnya diperoleh dari karakteristik
bilangan itu sendiri, yaitu ketika permainan tradisional anak-anak itu
seorang pemain harus membagi- sendiri yang lebih banyak bersifat
kan bijihnya satu per satu setelah mengelompok atau dimainkan minimal
ia meraup sebuah cekungan. oleh dua orang anak, menggunakan alat
Kemudian operasi penambahan permainan yang relatif sederhana, serta
suatu bilangan dengan satu, ketika mencerminkan kepribadian bangsa
seorang anak menjatuhkan biji sendiri. Menyimak dari hasil analisis
terakhirnya dan akan meraup biji mengenai nilai dan potensi yang
selanjutnya. Dalam permainan ini, terdapat dalam permainan congkak,
sekalipun seorang anak akan permainan ini merupakan salah satu
melakukan kelicikan atau tindakan warisan budaya yang berharga dalam
yang tidak sportif, maka tindakan rangka memelihara tata nilai kehidupan
tersebut pun membutuhkan dan bangsa. Hasil penelitian ini dapat
akan melatih keterampilan dalam dijadikan sebuah tawaran sekaligus
berhitung. pilihan, sebab nyatanya permainan
tradisional anak-anak ini juga dapat
Operasi pengalian yang dapat memberikan sumbangan yang berarti
ditarik dari permainan ini adalah dalam membangun pribadi seseorang.
jumlah biji yang digunakan dalam Permainan tradisional yang sarat
permainan, yaitu sebanyak 7X7X2, dengan nilai dan potensi itu perlu
yaitu tujuh buah biji dikalikan dengan 7 dikenali, selanjutnya dapat diimprovi-
buah cekungan yang tersedia, dikalikan sasi sehingga akan diminati oleh anak-
lagi dengan dua, karena jumlah deret anak. Guna mengembangkan permain-