Anda di halaman 1dari 13

Permainan Congkak ... (Dheka D. A.

Rusmana) 537

PERMAINAN CONGKAK:
Nilai dan Potensinya bagi Perkembangan Kognitif Anak
Oleh Dheka D. A. Rusmana
Fakultas Ilmu Seni dan Sastra Universitas Pasundan
Jalan Dr. Setiabudhi No.193 Bandung 40154
Email: dd_agusti@yahoo.co.id
Naskah diterima: 30 Juni 2010 Naskah disetujui: 6 September 2010
Abstrak
Penelitian berjudul Permainan Congkak: Nilai dan Potensinya bagi
Perkembangan Kognitif Anak ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan penulis terhadap
permainan tradisional yang merupakan warisan nenek moyang. Interpretasi yang penulis
lakukan berupaya menggali nilai dan potensi yang terdapat dalam permainan Congkak
dalam hubungannya dengan bidang psikologi khususnya perkembangan anak. Penelitian
terhadap permainan tradisional sebagai salah satu bentuk folklor Nusantara secara
interdisipliner terhadap ilmu psikologi ini mengungkapkan bahwa permainan Congkak
sebagai permainan tradisional yang berkembang di banyak daerah di Nusantara ini
memiliki berbagai nilai dan memiliki potensi dalam memengaruhi perkembangan anak
khususnya pada aspek kognitif.
Kata kunci: congkak, nilai, kognitif, anak.
Abstract
The research tittle is Congkak’s Game: Potential and Values for Children
Kognitive Development. The research background is interest of writer about traditional
games, which is a legacy of our ancestor. The writer interpretation has found a potential
corelations in Congkak’s game in childrens kognitive development. The research about
traditional games as one of the form in archipelago folklore interdisciplinary toward
psychology science in children development, and revealed that Congkak’s game has a
potential and values in influencing children development especially in cognitif aspect.
Keywords: congkak, values, cognitif, childrens.

A. PENDAHULUAN merupakan sebuah pembelajaran bagi


anak-anak, dalam memainkannya anak-
Dalam era globalisasi ini, ketika
anak dilatih untuk dapat mengopti-
teknologi dan informasi tumbuh
malkan akal, rasa, hati, jiwa, dan
dengan pesat, permainan tradisional
raganya.
semakin terpinggirkan. Permainan yang
Salah satu permainan tradisional
umumnya cenderung berkembang di
adalah Congkak, atau dikenal juga
masyarakat perkotaan lebih bersifat
dengan sebutan Congklak atau Dakon.
individual, dan ditinjau dari aspek
Congkak adalah permainan rakyat yang
finansial juga relatif mahal. Permainan
sudah berkembang cukup lama di
tradisional anak pada dasarnya
kawasan Melayu dengan sebutan yang

2010 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


538 Patanjala Vol. 2, No. 3, September 2010: 537 - 549

berbeda-beda: di Malaysia dan bebe- kuwuk. 2) Permainan Congkak ini


rapa daerah di kepulauan Riau dikenal digali dari masyarakat Sunda yang
dengan sebutan Congklak, di Filipina secara geografis menempati wilayah
disebut Sungka, di Sri Lanka dikenal Jawa Barat, yaitu Bandung.
dengan Cangka, di Thailand Permainan merupakan media
Tungkayon, dan di beberapa daerah lain pendidikan bagi seorang anak, sebab
di Indonesia seperti di Sulawesi disebut itulah tak ada orang tua yang melarang
Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang anaknya yang sering bermain. Selain
dan Nogarata. Ada juga yang menjadi media pembelajaran, per-
menyebutnya Congkak seperti daerah- mainan juga ditangani secara
daerah yang ada di pulau Jawa. profesional oleh seorang ahli. Hal ini
Tersisihnya permainan tradisio- seperti tercermin pada pada masyarakat
nal permainan Congkak, sebenarnya Sunda. Hempul, demikian istilah bagi
merupakan kondisi yang alamiah dan orang yang ahli dalam permainan
tidak dapat ditolak. Tetapi jika beserta sifat dan maknanya.
dipertimbangkan kembali mengenai Berdasarkan perbedaan sifat
kandungan yang terdapat dalam permainan, Roberts, Arts, dan Bush,
permainan tradisional tersebut, sayang dalam Danandjaja, mengungkapkan
rasanya jika membiarkannya tidak bahwa permainan rakyat (folk games)
berguna begitu saja menunggu waktu dapat dibagi menjadi dua golongan
punahnya. Oleh karena itu, permainan besar yaitu permainan untuk bermain
Congkak akan dikaji secara interdi- (play) dan permainan untuk bertanding
sipliner untuk mengetahui kaitan (game). Bermain merupakan dunia
manfaatnya ditinjau dari bidang anak. Anak tumbuh dan berkembang
psikologi. dalam kesehariannya bersama per-
Adapun rumusan masalah dalam mainan. Meskipun bermain identik
penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana dengan dunia anak, tetapi pada
konteks pertunjukan permainan dasarnya setiap orang senang bermain,
Congkak? 2. Nilai dan potensi kognitif baik ketika kita kecil, remaja, dewasa,
apakah yang terkandung dalam bahkan orang tua.
permainan Congkak? Bermain ketika kita masih kecil
Tujuan dari penelitian ini yaitu: seakan menjadi miniatur kehidupan
1. Mendeskripsikan konteks pertunjuk- kita kala dewasa. Merunut pada sudut
an permainan Congkak. 2. Men- pandang psikologi, mulai akhir tahun
deskripsikan nilai dan potensi yang 1800-an bermain dipandang sebagai
terkandung dalam permainan Congkak. aktivitas yang penting untuk anak.
Penulis menentukan ruang lingkup Namun, sebelumnya aktivitas bermain
penelitian, sebagai berikut: 1) Per- hanyalah dipandang sebagai ekspresi
mainan Congkak sebagai permainan dari kelebihan energi yang dimiliki
tradisional anak atau yang sering anak-anak atau bermain merupakan
disebut juga sebagai Congklak, Dakon, bagian dari sebuah ritual budaya dan
dan sebagainya, yang menggunakan agama. Seiring perkembangan zaman,
papan Congkak berisi 2X7 cekungan, pandangan para ahli tentang bermain
dan 2 cekungan indung, serta 98 biji

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2010


Permainan Congkak ... (Dheka D. A. Rusmana) 539

mulai berubah, dan bermain dipandang melakukan sesuatu pada objek; (d)
sebagai perilaku yang bermakna. tanpa mengharapkan hasil serius; (e)
Perilaku bermain ini kemudian tidak diatur oleh aturan eksternal; (f)
menjadi bagian yang penting dari teori- adanya keterikatan aktif dari
teori psikologi perkembangan. Freud pemainnya. Sedangkan Garvey dan
berpendapat bahwa perilaku anak yang Piaget menambahkan bahwa permainan
terlihat merupakan sebuah refleksi dari haruslah: (a) menyenangkan; (b)
masalah-masalah dan konflik-konflik spontan, sukarela, motivasinya
yang tidak disadari. Erikson juga mulai instrinsik; (c) fleksibel; dan (d) berkait
mempublikasikan karyanya tentang dengan pertumbuhan fisik dan kognitif.
anak dan remaja. Mendasarkan pada Berdasarkan beberapa definisi
teori perkembangan psikososialnya, tersebut maka dapat disimpulkan
Erikson memandang bermain sebagai bahwa permainan adalah aktivitas yang
sebuah ekspresi kombinasi beberapa mengandung motivasi instrinsik, dapat
kekuatan, yaitu: perkembangan memberi kesenangan dan kepuasan
individual, dinamika keluarga, dan bagi siapa yang terlibat.
harapan masyarakat. Metode yang digunakan dalam
Piaget dengan teorinya tentang penelitian ini adalah metode deskripsi
perkembangan kognitif juga memberi analisis, yang bersifat kualitatif. Yaitu
perhatian pada perilaku bermain. suatu metode yang digunakan untuk
Menurutnya, perubahan perilaku memecahkan masalah yang ada, dan
bermain menunjukkan perkembangan menafsirkan data yang tersedia untuk
intelektual, sama seperti peningkatan kemudian dianalisis dengan diinter-
kompetensi individu. Bermain juga pretasikan. Deskriptif adalah penggam-
menjadi media bagi individu untuk baran suatu peristiwa yang sedang
mempraktikkan apa yang sudah terjadi. Penggambaran meliputi
dipelajarinya. Menurut Axline, dalam keseluruhan pertunjukan, sedangkan
situasi bermain anak-anak menampil- analisis adalah proses mengaitkan
kan diri mereka dengan cara yang antara variabel satu dengan yang
paling terus terang, jujur, dan jelas. lainnya.
Perasaan, sikap, dan pikiran-pikiran
mereka yang muncul, terbuka dengan
B. HASIL DAN BAHASAN
jelas dan tanpa usaha untuk ditutup-
tutupi. Anak-anak juga belajar Deskripsi Permainan Congkak,
memahami diri mereka dan orang lain meliputi: nama, alat yang digunakan,
dengan lebih baik lewat bermain. waktu permainan, tempat permainan,
Mereka belajar bahwa ketika bermain pihak yang terlibat, proses penciptaan,
mereka dapat melakukan apa pun. dan konteks pertunjukan.
Menurut McCune, Nicolich, & 1. Alat yang Digunakan
Fenson (dalam Schaefer, et al., 1991)
bermain dibedakan dari perilaku yang a. Papan Congkak
lain dalam hal: (a) ditujukan demi Papan Congkak, biasanya terbuat
kesenangan sendiri; (b) fokus lebih dari kayu (tetapi sekarang sudah
pada makna daripada hasil akhir; (c) banyak yang terbuat dari plastik)
diarahkan pada eksplorasi subjek untuk berbentuk seperti perahu dengan

2010 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


540 Patanjala Vol. 2, No. 3, September 2010: 537 - 549

ukuran kurang lebih: panjang 80 cm, mematuhi kesepakatan bersama hingga


lebar 15 cm, dan tinggi 10 cm. pada permainan usai.
kedua ujungnya terdapat cekungan Zaman dahulu bermain Congkak,
yang besar dan disebut indung. Antara diawali dengan membuat cekungan-
kedua indung tersebut berderet dua cekungan sebagai wadah atau tempat
yang masing-masing terdiri atas 7 menyimpan biji-biji yang hendak
cekungan yang lebih kecil, kira-kira dikumpulkan. Anak-anak membuat
berdiameter 5 cm. cekungan tersebut di tanah. Dalam
perkembangannya, permainan Congkak
b. Kuwuk
akhirnya memiliki alat permainan
Alat tersebut dilengkapi kuwuk tersendiri, tidak lagi membuat
atau kerikil atau biji-bijian apa saja cekungan di tanah. Alat permainan
yang berukuran kecil. Setiap cekungan tersebut berupa papan yang terbuat dari
(kecuali indung) harus diisi 7 buah logam, baik besi maupun kuningan,
butir. Sehingga seluruhnya memerlu- tentunya dengan beberapa cekungan
kan 98 butir (dua deret X & lubang X 7 sesuai dengan pola aslinya. Kemudian
butir). papan logam itu pun berganti seiring
2. Waktu Permainan dengan bergantinya zaman, yaitu
Waktu permainan dapat menggunakan material kayu. Perkem-
dilakukan kapan saja, pada waktu bangan selanjutnya bergantilah material
senggang. Tempat permainan: di dalam kayu dengan material plastik, yang
atau di luar rumah, baik di teras lebih ringan, lebih praktis, dan tentunya
maupun di halaman. Permainan ini jauh lebih murah.
tidak menyita banyak tempat. Papan Congkak, yang biasanya
terbuat dari kayu tetapi sekarang sudah
3. Pihak yang Terlibat dalam banyak yang terbuat dari plastik,
Permainan: berbentuk seperti perahu dengan
Permainan ini biasanya ukuran kurang lebih: panjang 80 cm,
dilakukan oleh perempuan, baik anak- lebar 15 cm, dan tinggi 10 cm. Pada
anak maupun dewasa. Pemain kedua ujungnya terdapat cekungan
berjumlah dua orang. yang lebih besar dan biasa disebut
indung. Antara kedua indung tersebut
4. Proses Penciptaan berderet dua yang masing-masing
Congkak sebagai permainan terdiri atas 7 cekungan yang lebih kecil,
rakyat yang sudah berkembang cukup kira-kira berdiameter 5 cm.
lama di masyarakat Sunda khususnya Dalam bermain Congkak, selain
di Kota Bandung, sejak dahulu dibutuhkan papan Congkak juga
memainkannya dengan menggunakan dibutuhkan kuwuk atau kerikil atau
papan Congkak seperti yang tersedia biji-bijian apa saja yang berukuran
saat ini. Dalam permainan tradisional, kecil. Setiap cekungan (kecuali indung)
anak-anak yang hendak bermain harus diisi 7 buah butir. Sehingga
dituntut kretivitasnya mulai dari seluruhnya memerlukan 98 butir (dua
menentukan permainan apa yang deret X 7 lubang X 7 butir).
hendak dimainkan, kemudian membuat
peralatan permainan, membuat dan

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2010


Permainan Congkak ... (Dheka D. A. Rusmana) 541

Bermain Congkak dapat dilaku- cekungan lawan yang kosong. Dengan


kan kapan saja, pada waktu senggang, demikian seorang pemain dinyatakan
baik di dalam atau di luar rumah. kalah untuk sementara dan harus
Permainan ini pun tidak menyita menunda permainannya hingga
banyak tempat. Permainan Congkak ini lawannya pun menjatuhkan biji
biasanya dilakukan oleh perempuan terakhirnya dalam deret kita yang
baik anak-anak maupun dewasa. kosong dan dinyatakan kalah juga
Pemain berjumlah dua orang. untuk sementara. Maka barulah kita
melanjutkan permainan. Seperti biasa,
5. Konteks Pertunjukan
memilih salah satu cekungan untuk
Pada umumnya Congkak diraup bijinya dan diisikan pada
dimainkan oleh perempuan baik anak- cekungan lain termasuk indung.
anak maupun yang telah dewasa. Pemain terus melanjutkan per-
Permainan yang dalam pelaksanaannya mainan dan berusaha agar dapat
tidak menggunakan lagu ini pada mengisi cekungan indung sebanyak-
umumnya dilakukan sambil duduk banyaknya dan tidak menjatuhkan biji
bersimpuh di atas lantai dan saling terakhir pada cekungan kosong milik
berhadapan dengan lawannya. Masing- lawan. Biji milik lawan dapat menjadi
masing menghadap sederet cekungan milik kita dengan cara “menembak”,
Congkak.Tidak ada ketentuan biji dari yaitu biji terakhir kita jatuh pada
cekungan mana yang harus pertama cekungan kosong milik kita yang
kali diambil dalam mengawali kebetulan di depannya terdapat biji
permainan. Tetapi keduanya bersama- lawan. Maka biji tersebut dapat diambil
sama meraup biji pada salah satu dan diisikan pada cekungan indung
cekungan untuk memulai permainan, milik kita.
kemudian mengisi cekungan yang Bila permainan akan dilanjutkan
berderet masing-masing dengan satu pada babak berikutnya, cekungan-
butir biji yang ada dalam genggaman cekungan kembali diisi. Kemungkinan
hasil meraup sebelumnya. Arah terjadi cekungan yang kosong salah
pengisian seperti arah jarum jam yaitu seorang pemain karena biji miliknya
dari kanan ke kiri, sehingga cekungan yang tadi terkumpul dalam cekungan
indungnya terisi juga satu butir dan indung tidak cukup untuk mengisi
satu buah cekungan menjadi kosong ketujuh cekungan kecil miliknya. Hal
karena bijinya diraup untuk kemudian ini disebut pecong, dan inilah yang
diisikan pada cekungan lain. merupakan kekalahan. Namun, bila
Permainan dilanjutkan untuk pada deretnya masih terdapat biji-bijian
yang kedua kali. Kedua pemain maka dinyatakan sebagai meunang
kembali meraup biji-biji yang ada papan dan dialah yang akan menjadi
dalam cekungan kecil (dalam deret pemain pertama pada permainan
miliknya), lalu diisikan pada lubang berikutnya. Permainan Congkak tidak
lainnya. Pengambilan biji ini perlu mempunyai batas waktu, dapat
dilakukan seteliti mungkin, karena dilaksanakan berulang kali dan kapan
cekungan yang diisi tidak hanya saja.
miliknya tetapi juga milik lawannya,
dan kemungkinan biji terakhir habis di

2010 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


542 Patanjala Vol. 2, No. 3, September 2010: 537 - 549

6. Nilai dan Potensi yang kembali meraup biji-biji yang ada


Terkandung dalam Permainan dalam cekungan kecil (dalam deret
Congkak. miliknya), lalu diisikan pada lubang
Permainan ini mendidik para lainnya. Pengambilan biji ini perlu
pemainnya, khususnya wanita agar dilakukan seteliti mungkin, karena
senantiasa bersikap tenang, sebab cekungan yang diisi tidak hanya
dalam pertunjukannya memang jarang miliknya tetapi juga milik lawannya,
sekali didapati pemainnya banyak dan kemungkinan biji terakhir habis di
melakukan gerakan. Masing-masing cekungan lawan yang kosong. Dengan
pemain menghadap sederet cekungan demikian seorang pemain dinyatakan
Congkak. Kedekatan jarak antar- kalah untuk sementara dan harus
pemain ini, dapat menjadi sebuah menunda permainannya hingga lawan-
jembatan kedekatan emosional nya pun menjatuhkan biji terakhirnya
keduanya. Memberi jalan bagi para dalam deret kita yang kosong dan
pemainnya untuk saling mengenal, dinyatakan kalah juga untuk sementara.
mengidentifikasi, dan menumbuhkan Maka barulah kita melanjutkan
kedekatan. permainan. Seperti biasa, memilih
Dalam pertunjukannya, tidak ada salah satu cekungan untuk diraup
ketentuan biji dari cekungan mana yang bijinya dan diisikan pada cekungan lain
harus pertama kali diambil dalam termasuk indung. Pengulangan ini akan
mengawali permainan. Tetapi kedua- membawa dampak bagi keterampilan
nya bersama-sama meraup biji pada yang dimiliki, semakin sering
salah satu cekungan untuk memulai mengulang berarti semakin sering
permainan. Keduanya memperoleh berlatih, dan akan menuju mahir,
kesempatan yang sama. Kemudian sebagaimana kita mengenal peribahasa
mengisi cekungan yang berderet „bisa karena biasa‟.
masing-masing dengan satu butir biji Dalam permainan tradisional
yang ada dalam genggaman hasil anak-anak Sunda, sering dikenal
meraup sebelumnya. konsep indung dan anak, hal ini
Arah pengisian seperti arah berkaitan erat dengan konsep Sunan
jarum jam yaitu dari kanan ke kiri, Ambu. Dan, dalam kebudayaan Sunda
sehingga cekungan indungnya terisi sosok seorang wanita memang sangat
juga satu butir dan satu buah cekungan istimewa. Adapun istilah anak yang
menjadi kosong karena bijinya diraup banyak digunakan dalam permainan,
untuk kemudian diisikan pada bisa jadi merupakan analogi dari anak
cekungan lain. Arah pengisian yang laki-laki bungsu atau tunggal, yang
memiliki pola berputar ini sejalan dalam kosmologi Sunda, anak tunggal
dengan poros kehidupan yang terus atau bungsu itu adalah “anak ibu”.
maju dan berulang secara harmonis. Karena terhitung anak terakhir, bontot,
Adapun jumlah biji yang digunakan paling belakang, maka anak bungsu
berjumlah ganjil, yaitu 7 (tetapi ada masuk katagori “belakang”, dalam arti
juga yang menggunakan 5 buah biji). bagian rumah Sunda yang khusus untuk
Permainan dapat dilanjutkan anak perempuan. Sebagai anak mamah,
untuk yang kedua kali. Kedua pemain maka jalinan kasih sayang mereka

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2010


Permainan Congkak ... (Dheka D. A. Rusmana) 543

sangat kuat. Itulah sebabnya banyak a. Nilai yang Terkandung dalam


kisah anak tunggal yang jatuh cinta Permainan Congkak
kepada ibunya sendiri, seperti guru Beberapa nilai yang terkandung
Gantangan kepada ibundanya Kentring- dalam permainan Congkak ini, adalah:
manik, Guruminda kepada Sunan 1) Nilai kesenangan atau kegembi-
Ambu dalam kisah Lutung Kasarung, raan. Dalam permainan ini, anak-
dan Sangkuriang kepada Dayang anak akan merasa senang dan
Sumbi dalam legenda Tangkuban gembira. Terlebih bagi mereka
Parahu. yang memang menyukai permain-
Pemain terus melanjutkan an Congkak ini. Perasaan senang
permainan dan berusaha agar dapat dan gembira timbul karena anak-
mengisi cekungan indung sebanyak- anak berada dalam dunianya. Dan,
banyaknya dan tidak menjatuhkan biji dunia anak adalah bermain itu
terakhir pada cekungan kosong milik sendiri.
lawan. Biji milik lawan dapat menjadi 2) Nilai kebebasan. Anak-anak
milik kita dengan cara “menembak”, merasa dirinya terbebas dari
yaitu biji terakhir kita jatuh pada tekanan ketika mereka bermain.
cekungan kosong milik kita yang Maka anak-anak dapat bebas
kebetulan di depannya terdapat biji mengekspresikan dan menemukan
lawan. Maka biji tersebut dapat diambil dirinya. Namun, kebebasan yang
dan diisikan pada cekungan indung mereka peroleh tetap dalam
milik kita. koridor yang mempunyai nilai.
Bila permainan akan dilanjutkan Kebebasan itu tercermin dari tidak
pada babak berikutnya, cekungan- ditentukannya cekungan mana
cekungan kembali diisi. Kemungkinan yang hendak pertama kali diraup
terjadi cekungan yang kosong salah oleh si anak. Kebebasan untuk
seorang pemain karena biji miliknya memilih jalannya dan menerima
yang tadi terkumpul dalam cekungan resiko terhadap keputusan yang
indung tidak cukup untuk mengisi telah diambilnya.
ketujuh cekungan kecil miliknya. Hal 3) Nilai pertemanan. Anak-anak akan
ini disebut pecong, dan inilah yang lebih memupuk rasa dan nilai
merupakan kekalahan. Namun, bila pertemanan, sebagai hasil interaksi
pada deretnya masih terdapat biji-bijian dan sosialisasi diri mereka
maka dinyatakan sebagai meunang terhadap orang lain. Kemudian
papan dan dialah yang akan menjadi kedekatan emosi dan keakraban
pemain pertama pada permainan pun akan lebih mudah terjalin.
berikutnya. Permainan Congkak tidak Dengan jarak yang kurang lebih
mempunyai batas waktu, dapat hanya satu meter saja terhadap
dilaksanakan berulang kali dan kapan lawannya, maka si anak akan lebih
saja. mudah mendapatkan kedekatan
baik fisik maupun emosional
temannya yang tengah jadi
lawannya tersebut. Seorang anak
dapat mengidentifikasi temannya

2010 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


544 Patanjala Vol. 2, No. 3, September 2010: 537 - 549

sendiri. Mengetahui gerak-gerik kemungkinan tempat jatuhnya biji


dan bahasa tubuh temannnya itu, terakhir yang mungkin akan
ekspresinya, kebiasaannya, bahkan menghasilkan banyak biji lawan
apa yang dipikirkannya. Dengan untuk mengisi cekungan indung
bermain Congkak, maka hal (nembak).
tersebut menjadi media dalam 7) Nilai kejujuran dan sportifitas.
mengenali seseorang, berteman, Nilai kejujuran sangat dilatih
dan memupuk persahabatan dan dalam permainan ini, sebab dalam
tali persaudaraan. pelaksanaannya sangat mudah
4) Nilai kepatuhan. Seorang anak sekali untuk seorang pemain
belajar untuk dapat dan biasa berlaku curang. Misalnya dengan
mematuhi peraturan, sebab dalam cara tidak memasukkan biji pada
permainan Congkak ini terdapat tempatnya, atau justru memasuk-
beberapa peraturan yang harus kan beberapa biji sekaligus dalam
dipenuhi. Hal ini akan menjadi satu cekungan. Atau bahkan
awal untuk menumbuhkan kebia- meraup biji yang bukan haknya.
saan bersikap disiplin dan patuh, Di sinilah seorang anak dapat
serta menyadari bahwa segala dilatih jujur, dan tetap sportif.
sesuatu yang menjadi keinginan Menang atau kalah bukanlah
dapat diperoleh dari hasil perkara, tetapi kemenangan yang
keteraturan. paling hebat adalah berhasil
5) Melatih kecakapan berhitung. memenangkan pertarungan emosi.
Kecakapan berhitung atau yang 8) Melatih kesabaran. Kesabaran
saat ini lebih dikenal dengan menjadi bagian yang tak kalah
logical mathematics intellegence pentingnya dalam pelaksanaan
menjadi nilai yang cukup dominan permainan ini. Seorang pemain
dalam permainan ini. Sebab anak harus sabar menunggu gilirannya
dilatih untuk menggunakan keca- untuk bermain, terlebih jika
kapan berhitungnya dalam memi- lawannya tangguh dan berhasil
lih biji yang akan diraup untuk “mengocok” permainan.
dapat memenuhi cekungan 9) Melatih keuletan dan ketelitian.
indungnya dengan banyak juga Seorang pemain dilatih keulet-
cepat. annya melalui gerakan tangan
6) Melatih kecakapan berpikir. yang mengisikan biji satu per satu
Melatih kecakapan berpikir atau ke dalam cekungan yang tersedia,
mengatur strategi merupakan tanpa ada yang terlewat. Hal ini
bagian yang tidak akan melatih ketelitian seorang anak,
terpisahkan dari sebuah permain- dan memberikan pengalaman
an, apalagi permainan yang bahwa dalam mencapai satu titik
bersifat kompetisi. Dalam per- (indung) perlu melewati banyak
mainan Congkak ini, kemampuan hal (cekungan-cekungan anak).
mengatur strategi diwujudkan
Nilai-nilai budaya dan manfaat
dalam menentukan dan memilih
yang terkandung dari permainan
biji, serta mempertimbangkan
tradisional anak pada dasarnya

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2010


Permainan Congkak ... (Dheka D. A. Rusmana) 545

diperoleh dari karakteristik permainan dapat menjadi pembentuk kepribadian


tradisional anak-anak itu sendiri yang seseorang, di antaranya adalah sikap
lebih banyak bersifat mengelompok positif, setiakawan, tekun, menghargai,
atau dimainkan minimal oleh dua orang dan masih banyak lagi, yang secara
anak, menggunakan alat permainan tidak langsung telah dilatihkan.
yang relatif sederhana serta mudah Menyimak dari hasil analisis mengenai
dicari, serta mencerminkan kepribadian kandungan yang terdapat dalam
bangsa sendiri. Permainan tradisional permainan tradisional anak-anak,
merupakan hasil penggalian dari adalah bahwa permainan ini merupakan
budaya kita sendiri. salah satu budaya yang berharga dalam
Permainan tradisional anak-anak rangka memelihara tata nilai kehidupan
dapat melatih anak-anak untuk bisa bangsa. Dan, melalui hasil penelitian
menguasai diri, menghargai atau ini telah ditemukan fungsi dan potensi
mengakui kekuatan orang lain, berlatih yang dapat dijadikan sebuah tawaran
untuk bersiasat atau bersikap yang tepat sekaligus pilihan, sebab nyatanya
dan bijaksana. Dengan demikian, permainan tradisional anak-anak ini
permainan anak sungguh bermanfaat juga dapat memberikan sumbangan
untuk mendidik perasaan diri dan yang berarti dalam membangun pribadi
sosial, berdisiplin, tertib, bersikap awas seseorang.
dan waspada serta siap menghadapi
b. Potensi Permainan Congkak
semua keadaan. Permainan tradisional
terhadap Perkembangan Kognitif
anak-anak yang dimainkan menunjuk-
Anak
kan secara langsung bahwa permainan
itu diterima dengan senang hati bagi Potensi yang terkandung dalam
anak itu sendiri. Mereka dapat bermain, permainan tradisional anak-anak, di
berekspresi dan bebas merdeka. Jadi, antaranya yaitu:
anak-anak yang bermain dengan rasa 1) Merangsang perkembangan
kemerdekaan tanpa ada paksaan dan ini kognitif. Dengan bermain,
akan menjadikan anak-anak mem- sensori-motor (indera pergerakan)
punyai rasa percaya diri. anak dapat mengenal ukuran
Permainan itu bukan sekadar besar-kecil seperti cekungan,
gerakan atau sikap yang tidak jumlah sedikit dan banyak terkait
mempunyai pengaruh apabila ditanam- kuwuk yang diraup dan
kan kepada anak-anak. Maksudnya ada digenggamnya, serta keterampilan
manfaat yang dapat diambil dari menggenggam banyak sambil
gerakan-gerakan di dalam permainan mengeluarkan, seperti ketika anak
itu. Secara kasat mata saja, jika kita telah meraup kuwuk dan
meninjaunya dari segi kesehatan, kita membaginya kembali satu per satu
dapat melihat gerakan-gerakan yang pada setiap cekungan sesuai
terdapat dalam permainan itu dapat putaran. Permainan fisik akan
melatih motorik anak sehingga gerakan mengajarkan anak akan batas
badannya dan sistem syarafnya akan kemampuannya sendiri. Permain-
lebih terkoordinasi dengan baik. an juga akan meningkatkan
Ditinjau dari segi sosial, sikap- kemampuan abstraksi (imajinasi
sikap yang terdapat dalam permainan dan fantasi) sehingga anak-anak

2010 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


546 Patanjala Vol. 2, No. 3, September 2010: 537 - 549

semakin jelas mengenal konsep yang jumlah kuwuknya sama


besar-kecil, atas-bawah, dan dengan jumlah langkah sampai ke
penuh-kosong. Melalui permainan indung, memilih antara bermain
anak-anak dapat menghargai berkeliling membagikan kuwuk
aturan, keteraturan, dan logika. satu persatu atau menembak
2) Membangun kemampuan kognitif. terkait dengan cepat atau tidaknya
Kemampuan kognitif mencakup cekungan indung miliknya terisi;
kemampuan mengidentifikasi, dan menarik kesimpulan, anak
mengamati dan meramalkan: mana dapat mengetahui pula permainan
baris dan cekungan lawan, jumlah mulai dari awal bermain biasanya
kuwuk yang menjadi miliknya dan mengambil cekungan yang ada di
milik lawan, kemampuan bermain posisi 7 langkah dari cekungan
lawan, kelicikan yang mungkin indung agar kuwuk terakhirnya
digunakan lawan; mengelompok- tepat masuk ke dalam cekungan
kan, anak mengelompokkan setiap indung, dan kemudian bebas
cekungan berisi 7 butir kuwuk, memilih cekungan mana lagi yang
kelompok kuwuk yang masih akan diraup, anak berusaha
menjadi perebutan dan kuwuk menyimpulkan pola-pola dan
yang telah menjadi milik masing- teknik bermainnya untuk
masing pemain, kelompok kuwuk mencapai kemenangan dan meng-
yang ada dalam cekungan yang hadapi lawan sesuai dengan
akan bertambah atau berkurang pengalamannya. Permainan ini
karena diambil, dan kuwuk dalam akan mengasah kepekaan anak-
genggaman yang siap dibagikan; anak mengenai keteraturan,
mengurutkan, anak mengurutkan urutan, dan waktu. Permainan juga
pembagian kuwuk satu per satu meningkatkan kemampuan logis
pada setiap cekungan sesuai arah (logika).
yang berlaku; membedakan dan 3) Belajar memecahkan masalah. Di
membandingkan, yang paling dalam permainan anak-anak akan
penting adalah anak dapat menemui berbagai masalah,
membedakan mana wilayahnya sehingga bermain akan memberi-
dan mana wilayah lawan, kan kesempatan kepada anak
membedakan sedikit dan banyak, untuk mengetahui bahwa ada
dan pembedaan lain yang berlaku beberapa kemungkinan untuk
dalam aturan misalnya cekungan memecahkan masalah, misalnya:
yang masih harus diisi dan yang kelicikan lawan, jumlah kuwuk
tidak jika salah satu pemain dalam cekungan indungnya masih
mengalami pecong; menentukan sedikit sehingga perlu teknik
hubungan sebab-akibat, ketika untuk mengejar ketertinggalan
anak mengambil cekungan dengan tersebut, misal dengan cara
jumlah kuwuk tertentu, misalnya menembak cekungan lawan.
ketika ia hendak menjadikan Permainan juga memungkinkan
cekungan indung sebagai akhir anak-anak bertahan lebih lama
maka ia perlu memilih cekungan menghadapi kesulitan sebelum

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2010


Permainan Congkak ... (Dheka D. A. Rusmana) 547

persoalan yang ia hadapi dapat ia perlu tahu di mana lawannya


dipecahkan. Proses pemecahan terakhir menjatuhkan kuwuk, agar
masalah ini mencakup adanya dia dapat mempertimbangkan
imajinasi aktif anak-anak. langkah yang harus diambilnya.
Imajinasi aktif akan mencegah 5) Meningkatkan sikap sosial. Ketika
timbulnya kebosanan yang me- bermain, anak-anak harus me-
rupakan pencetus kerewelan pada merhatikan cara pandang teman
anak-anak. bermainnya, dan dengan demikian
4) Mengembangkan rentang konsen- akan mengurangi sikap egosentris-
trasi. Apabila tidak ada konsen- nya. Dalam permainan itu pula
trasi atau rentang perhatian yang anak-anak dapat belajar bagai-
memadai, seorang anak tidak mana bersaing dengan jujur,
mungkin dapat bertahan lama. Ada sportif, tahu akan haknya, dan
hubungan yang dekat antara peduli akan hak orang lain.
imajinasi dan kemampuan konsen- 6) Kestabilan emosi. Adanya tawa,
trasi. Imajinasi membantu mening- senyum, dan ekspresi kegembiraan
katkan kemampuan konsentrasi. lain mempunyai pengaruh jauh di
Anak-anak yang tidak imajinatif luar wilayah bermain itu sendiri.
memiliki rentang perhatian Adanya kegembiraan/perasaan se-
(konsentrasi) yang pendek dan nang yang dirasakan bersama ini
memiliki kemungkinan besar dapat mengarah pada kestabilan
untuk berperilaku agresif dan emosi anak-anak.
mengacau. Hal ini nampak sekali 7) Rasa kompetensi dan percaya diri.
dalam bermain congkak, anak Bermain menyediakan kesempatan
dapat belajar mengembangkan kepada anak-anak untuk mengatasi
rentang konsentrasi ketika dia situasi. Kemampuan mengatasi
harus memegang kendali situasi ini membuat anak merasa
permainan. Ketika anak menentu- kompeten dan berhasil. Perasaan
kan cekungan yang diraup, serta mampu ini pula yang akan
membagikannya satu persatu tanpa mengembangkan percaya diri
terlewat, kemudian menjatuhkan anak-anak. Selain itu, anak-anak
kuwuk terakhir pada satu dapat membandingkan kemampu-
cekungan dan dengan segera an pribadinya dengan teman-
mengambil seluruh kuwuk yang temannya sehingga dia dapat
ada pada cekungan tersebut. memandang dirinya lebih wajar
Biasanya kecepatan dan ketelitian (mengembangkan konsep diri
melakukan hal tersebut akan yang realistis).
memperlihatkan konsentrasi yang 8) Mengatasi konflik. Di dalam
dimiliki. Hal ini juga nampak bermain sangat mungkin akan
ketika anak harus memperhatikan timbul konflik antara satu anak
lawannya bermain. Ia perlu dengan lainnya dan karena itu
berkonsentrasi pada apa yang anak-anak bisa belajar memilih
dilakukan lawan, sebab jika ia alternatif untuk menyikapi atau
lengah maka bukan tak mungkin menangani konflik yang ada,
lawan akan berbuat curang. Juga, misalnya salah seorang anak

2010 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung


548 Patanjala Vol. 2, No. 3, September 2010: 537 - 549

berlaku curang, atau ada pe- cekungannya ada dua. Maka diperoleh-
mahaman yang berbeda mengenai lah hasil 98, yang merupakan total
pola permainan. keseluruhan biji yang dipergunakan
9) Melatih kecakapan berhitung. dalam permainan ini. Operasi pemba-
Kedua permainan ini dapat gian bilangan dengan variabel 7, dapat
dijadikan media pembelajaran bagi dilakukan pada babak kedua, yaitu
seorang anak untuk melatih ketika masing-masing pemain mengisi
keterampilan berhitungnya. Dalam cekungannya dengan biji yang telah ia
permainan Congkak, seorang anak kumpulkan dalam cekungan indung
dituntut untuk mampu menghitung sebagai hasil dari permainan pada
cepat, ketika ia harus memilih babak pertama. Operasi penjumlahan
cekungan mana yang akan dan pengurangan, dapat dilakukan
diraupnya. Sebab biji dalam ketika menghitung sisa biji yang
cekungan itu akan menentukan tersedia pada masing-masing pemain,
perhentian terakhirnya, apakah setelah dituangkan ke dalam deret
akan di cekungan indung atau cekungan miliknya.
menembak biji lawan yang
C. PENUTUP
jumlahnya berlimpah. Operasi
pembagian sangat kentara di sini, Nilai budaya dan potensi serta
yaitu bagaimana dan berapa manfaat yang terkandung dari
jumlah sebuah bilangan dibagi permainan tradisional anak pada
satu, maka hasilnya adalah dasarnya diperoleh dari karakteristik
bilangan itu sendiri, yaitu ketika permainan tradisional anak-anak itu
seorang pemain harus membagi- sendiri yang lebih banyak bersifat
kan bijihnya satu per satu setelah mengelompok atau dimainkan minimal
ia meraup sebuah cekungan. oleh dua orang anak, menggunakan alat
Kemudian operasi penambahan permainan yang relatif sederhana, serta
suatu bilangan dengan satu, ketika mencerminkan kepribadian bangsa
seorang anak menjatuhkan biji sendiri. Menyimak dari hasil analisis
terakhirnya dan akan meraup biji mengenai nilai dan potensi yang
selanjutnya. Dalam permainan ini, terdapat dalam permainan congkak,
sekalipun seorang anak akan permainan ini merupakan salah satu
melakukan kelicikan atau tindakan warisan budaya yang berharga dalam
yang tidak sportif, maka tindakan rangka memelihara tata nilai kehidupan
tersebut pun membutuhkan dan bangsa. Hasil penelitian ini dapat
akan melatih keterampilan dalam dijadikan sebuah tawaran sekaligus
berhitung. pilihan, sebab nyatanya permainan
tradisional anak-anak ini juga dapat
Operasi pengalian yang dapat memberikan sumbangan yang berarti
ditarik dari permainan ini adalah dalam membangun pribadi seseorang.
jumlah biji yang digunakan dalam Permainan tradisional yang sarat
permainan, yaitu sebanyak 7X7X2, dengan nilai dan potensi itu perlu
yaitu tujuh buah biji dikalikan dengan 7 dikenali, selanjutnya dapat diimprovi-
buah cekungan yang tersedia, dikalikan sasi sehingga akan diminati oleh anak-
lagi dengan dua, karena jumlah deret anak. Guna mengembangkan permain-

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung 2010


Permainan Congkak ... (Dheka D. A. Rusmana) 549

an tradisional anak-anak sebagai salah DAFTAR PUSTAKA


satu aset budaya bangsa, maka perlu Danandjaja, James. 2002.
kiranya mendapat perhatian dari Folklor Indonesia. Jakarta:
berbagai pihak. Mulai dari masyarakat Grafiti
itu sendiri hingga campur tangan
pemerintah. Semua ini tidak lepas dari Miller, Patricia H. 1993.
usaha untuk membentuk kepribadian Theories of Development
anak-anak yang nantinya akan menjadi Psychology. New York: Freeman
penerus perjuangan bangsa, menjadi Tim Peneliti. 1981.
manusia yang berbudi luhur dan dapat Permainan Daerah Jawa Barat.
membawa bangsa ini pada suatu Jakarta: Depdikbud
kondisi yang lebih baik.

2010 Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung

Anda mungkin juga menyukai