Anda di halaman 1dari 6

Adab Pergaulan Bagi Wanita

 Selasa, 21 April 2015 21:57

 Hits: 141

Oleh: Abu Azzam Hawari, Lc.


Carut marut pergaulan wanita di zaman ini benar-benar membuat hati kita miris.
Fakta-fakta tentang dampak pergaulan bebas semakin hari semakin membuat kita
merinding. Data-data tentang banyaknya kasus zina dan hamil diluar nikah, HIV serta
aborsi pun sudah tak terhitung lagi. Yang lebih mengerikan hari ini ada sebagian
kalangan yang menginginkan aborsi dilegalkan di negeri ini. Hal ini sama artinya
dengan melegalkan sex bebas menjadi budaya di negeri yang mayoritasnya muslim ini.
Dengan demikian seorang wanita tidak lagi takut berzina karena resiko kehamilan bisa
diatasi dengan mudah dengan aborsi atau dengan obat dan alat kontrasepsi lainnya.
Pintu gerbang kerusakan diatas adalah pergaulan bebas. Banyak kalangan menganggap
pergaulan masalah yang sepele dan remeh terutama dikalangan wanita. Bahkan
mereka menuduh islam telah menjajah kemerdekaan wanita dalam pergaulan. Berbagai
gerakan dan organisasi gender dibuat dengan dalih untuk membebaskan wanita dari
tawanan agama yang membelenggunya
Tak dipungkiri, bersamaan dengan kemajuan zaman dan teknologi pergaulan wanitapun
semakin kompleks. Saat ini boleh jadi seorang wanita berdiam diri dirumah namun ia
bergaul melalui jejaring sosial di dunia maya.
Untuk itu hendaknya setiap muslimah senantiasa melazimi adab-adab dalam
pergaulan. Adab pergaulan ini sama sekali bukan dalam rangka membatasi ekspresi
kebebasan wanita. Akan tetapi sebaliknya yaitu menjaga dan melindungi wanita dari
berbagai macam keburukan dan kejahatan di masyarakat. Diantara adab tersebut
adalah:
1. Tidak bertabaruj dalam pergaulan.
Makna Tabarruj secara ringkas adalah memamerkan dan mempertontonkan aurat serta
perhiasan lainnya kepada orang yang tidak halal baginya sehingga orang tersebut
tertarik atau tergoda olehnya. Dizaman ini banyak sekali wanita muslimah yang tidak
mengindahkan aturan ini. Kita dapati mayoritas kaum muslimah bertabaruj ketika
berinteraksi dengan masyarakat. Mulai dari model baju dan celana yang sempit dan
pendek sampai make up yang seronok dan berlebihan. Budaya inilah budaya jahiliyyah
yang dilarang Alloh dalam firmannya.
ٰ َ‫ة اُأْلول‬
‫ى‬ ِ َّ‫هلِي‬ َ ‫ج ا ْل‬
ِ ‫جا‬ َ ‫ن تَبَ ُّر‬
َ ‫ج‬ َّ ‫َو َق ْرنَ فِي ُب ُيوتِك‬
ْ ‫ُن َواَل تَبَ َّر‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah
laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab [33]: 33)
Termasuk bagian dari tabaruj adalah memakai wangi-wangian dimuka umum sehingga
membuat orang yang dilewatinya mencium baunya dan berhasrat padanya.
Rosululloh sholallohu alaihi wasallam bersabda: “wanita mana saja yang memakai
wewangian, kemudian dia melewati kaum (laki-laki) agar mereka mencium baunya
maka dia pezina” (HR. An Nasa’i, Abu Dawud, At Tirmidzi, Al Hakim, Ibnu
Khuzaimah, dan Ibnu Hibban)
Orang yang bertabaruj terutama dengan pakaian tapi pada hakikatnya telanjang karena
menampakkan aurot mendapatkan ancaman dari Rosululloh sholallohu alaihi
wasallam dalam sabdanya: “Dua golongan ahli neraka yang belum aku lihat: Orang
yang membawa cemeti seperti ekor sapi, mereka mencambuki manusia dengannya;
dan wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan
menggoyangkan kepalanya seperti bergoyangnya punuk unta. Mereka tidak akan
masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal baunya itu bisa dicium dari
jarak sekian dan sekian” (HR. Muslim)
Termasuk dalam kategori tabaruj adalah memakai hijab akan tetapi tipis dan penuh
dengan hiasan, tulisan funky dan gaul serta motif bordiran yang membuat orang lain
tertarik walaupun derajatnya tidak seperti orang yang membuka aurot.
2. Menjaga Pandangan dan kemaluan.
Dalam pergaulan wajib bagi wanita menjaga pandangannya dari hal-hal yang
diharamkan seperti aurat laki-laki dan memandang laki-laki dengan syahwat.
Alloh subhanahu wa ta’alaberfirman;
)30( َ‫ص َن ُعون‬
ْ َ ‫ما ي‬
َ ِ‫ير ب‬ َ ‫م ۗ ِإنَّ اللَّ َه‬
ٌ ‫خ ِب‬ ْ ‫ى لَ ُه‬ ٰ ‫ك َأ ْز َك‬
َ ِ‫م ۚ ٰ َذل‬
ْ ‫ج ُه‬
َ ‫ح َفظُوا ف ُُرو‬ْ َ‫م َوي‬
ْ ‫ه‬
ِ ‫ار‬ َ ‫ن َأ ْب‬
ِ ‫ص‬ ُّ ‫ين َي ُغ‬
ْ ‫ضوا ِم‬ ُ ‫ُل لِ ْل‬
َ ِ‫مْؤ ِمن‬ ْ ‫ق‬
)31( ‫ن‬ َّ ‫ج ُه‬
َ ‫ن ف ُُرو‬ َ ‫ظ‬ْ ‫ح َف‬ْ َ‫ن َوي‬ َّ ‫ه‬ِ ‫ار‬
ِ ‫ص‬ ‫َأ‬
َ ‫ن ْب‬ ْ ‫ْن ِم‬
َ ‫ضض‬ ُ ‫ُل لِ ْل‬
ُ ‫مْؤ ِم َناتِ يَ ْغ‬ ْ ‫َوق‬
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya. (QS. An-Nuur [26]: 30-31)
Namun Jika secara tidak sengaja melihat sesuatu yang haram, hendaknya segera
memalingkan pandangannya. Hal Sebagaimana yang dirangkan dalam
sebuah hadits dari Ibnu Abbas bahwasanya dia telah berkata: “Fadhl pernah
dibonceng oleh Rosululloh. Kemudian ada seorang wanita Khots’am yang lewat, lantas
Fadhl melihat wanita itu, dan wanita itu pun melihat Fadhl. Melihat kejadian tersbut,
dengan segera Nabi memalingkan wajah Fadhl ke arah yang lain.”  (HR. Bukhari dan
Muslim)
Menjaga pandangan merupakan sarana terbesar dalam menjaga kemaluan
sebagaimana penjelasan Ibnul Qoyyim rohimahulloh dalam kitab beliau Al-Jawabul Kafi:
“Pandangan adalah asal seluruh bencana yang menimpa manusia. Bermula dari
pandangan akan lahirlah keinginan, dan keinginan akan melahirkan pemikiran. Dari
pemikiran akan lahirlah syahwat (hawa nafsu) yang pada akhirnya syahwat itu akan
mendorong menjadi keinginan yang sangat kuat hingga terjadi apa yang ia inginkan.”
Sayangnya hari ini banyak sekali wanita yang tidak mengamalkan nasihat ini kecuali
yang dirahmati Alloh.
3. Berbicara terhadap lawan Jenis dengan Tegas.
Dalam bergaul di masyarakat dianjurkan bagi seorang wanita muslimah berbicara
dengan tegas dan tidak mendayu-dayu sehingga membuat lawan bicaranya terfitnah
dengan suaranya. Baik berbicara langsung maupun lewat telefon. Alloh subhanahu wa
ta’ala berfirman:
‫ض‬ ِ ‫ع الَّ ِذي فِي َق ْل ِب‬
ٌ ‫ه َم َر‬ َ ‫م‬ ْ َ‫ل َفي‬
َ ‫ط‬ ِ ‫ن بِا ْل َق ْو‬
َ ‫ض ْع‬
َ ‫خ‬ ْ َ‫فَاَل ت‬ ‫ن‬
َّ ‫ن اتَّ َق ْي ُت‬ ِ ‫سا ِء ۚ ِإ‬
َ ّ‫ن ال ِن‬ َ ‫ن َكَأ‬
َ ‫ح ٍد ِم‬ ْ َ‫ي ل‬
َّ ‫س ُت‬ ِ ّ ‫سا َء ال َّن ِب‬
َ ِ‫َيا ن‬
‫َم ْع ُرو ًفا‬ ‫ن َق ْواًل‬ َ ‫َو ُق ْل‬
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu
bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah
orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah Perkataan yang baik.” (QS. al-
Ahzab [33]: 32)
Suara wanita yang mendayu-dayu dan merayu lewat pembicaraan ataupun nyanyian
jelas diharamkan.
Dalam hal ini Syakh Al-Fauzan pernah ditanya tentang hukum wanita yang
melembutkan suara maka beliau menjawab dengan dua jawaban.
Pertama: Seorang wanita tidak boleh berbicara dengan lelaki yang
bukan mahramnya (ajnabi) kecuali bila dibutuhkan dan dengan suara yang
tidak membangkitkan syahwat lelaki. Juga si wanita tidak boleh memperluas
pembicaraan dengan lelaki ajnabi melebihi kebutuhan.
Kedua: Melembutkan suara yang dilarang dalam Al-Qur’an
adalah melunakkan suara dan membaguskannya sehingga dapat
membangkitkan fitnah. Oleh karena itu, seorang wanita tidak boleh mengajak bicara
lelaki ajnabi dengan suara yang lembut. Ia tidak boleh pula berbicara dengan lelaki
ajnabi sebagaimana berbicara dengan suaminya, karena hal tersebut dapat menggoda,
menggerakkan syahwat, dan terkadang menyeret kepada perbuatan keji. Sementara
itu, telah dimaklumi bahwa syariat yang penuh hikmah ini datang untuk menutup
segala jalan/perantara yang mengantarkan kepada hal yang dilarang. Adapun
perubahan suara si wanita karena malu tidaklah termasuk melembutkan
suara. Wallahu a’lam.”(Jaridah al-Muslimun no. 68, sebagaimana dinukil dalam Fatawa
al-Mar’ah al-Muslimah, hal. 689—690)
4. Menghindari berkholwat/bersepi-sepian.
Berkholwat adalah berduan dan bersepi-sepi dengan laki-laki asing yang bukan
mahromnya. Mahrom adalah seseorang yang haram dinikahi karena sebab tertentu baik
selamanya maupun sementara seperti nasab atau sebab lainnya. Nabi sholallohu alaihi
wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia berkhalwat
dengan seorang wanita tanpa ada mahrom wanita tersebut, karena syaitan menjadi
orang ketiga diantara mereka berdua.” (HR. Ahmad dari hadits Jabir 3/339.
Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaul Gholil jilid 6 no. 1813)
Sedangkan ikhtilat adalah campur baur antara laki-laki dan perempuan tanpa ada
pembatas. Sungguh betapa kholwat dan ikhtilath ini telah menjadi biasa di masyarakat
kita. Di bus, angkot, kereta, sekolah, tempat kerja penuh dengan kholwat dan ikhtilat.
Bahkan di dalam masjid sekalipun banyak orang-orang yang berkholwat dan ikhtilath.
Allohu musta’an.
5. Menghindari berjabat tangan atau berpelukan dan berciuman kepada
orang yang tidak halal dengannya.
Salah satu kesalahan dalam pergaulan wanita yang harus di koreksi adalah
sembarangan berjabat tangan dengan lawan jenis. Hal ini sangat marak terutama
menjelang momen Idul Fitri atau di acara perkumpulan lainnya. Rasanya hambar kalau
tidak berjabat tangan. Bahkan kebanyakan orang menganggap orang yang tidak mau
berjabat tangan dengan orang yang bukan mahromnya dianggap “sok suci”. Padahal
inilah ajaran islam yang di bawa nabi sholallohu alaihi wasallam. Memang terdapat
hadits “Sesungguhnya seorang mukmin apabila bertemu dengan mukmin yang lain, lalu
ia mengucapkan salam dan mengambil tangannya untuk menjabatnya, maka akan
berguguran kesalahan-kesalahan keduanya sebagaimana bergugurannya daun-daun
pepohonan.” (HR. Al-Mundziri dalam At-Targhib 3/270, Al-Haitsami dalam Al-
Majma’ 8/36, lihat Ash-Shahihah no. 526)
Namun hadits tersebut tidak bisa kita plintir sesuai kemauan kita. Hadit tersebut
merupakan keutamaan berjabat tangan dengan sesama jenis. Kalau tidak tentu akan
bertentangan dengan hadits ini.
“Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada
menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir
20/210 dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, lihat Ash-Shahihah no. 226(
Ketika menjelaskan hadist tentang tata cara Rosululloh sholallohu alaihi
wasallam membaiat wanita Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rohimahulloh berkata,
“Rosululloh sholallohu alaihi wasallam membaiat mereka hanya dengan mengucapkan
“Sungguh aku telah membaiatmu”, tanpa beliau menjabat tangan wanita tersebut
sebagaimana kebiasaan yang berlangsung pada pembaiatan kaum lelaki dengan
menjabat tangan mereka.” (Fathul Bari, 8/811(
Jika kepala seorang ditusuk dengan besi lebih baik dari pada dosa jabat tangan dengan
orang yang tak halal dengannya. Lantas bagaimana orang yang berpelukan dan
berciuman? Tentu orang yang beriman lebih tahu jawabannya.
6. Berinteraksi seperlunya
Hari ini banyak sekali di dunia maya seperti FB, Twiter, YM, dan jejaring lainnya penuh
dengan status wanita sekaligus nomer telpon dan foto-foto pribadinya. Yang lebih miris
banyak wanita yang sengaja menyebar foto tabarruj atau komentar genit yang bernada
merayu tanpa raya malu.
Sebagai seorang muslimah hendaknya menjaga harga diri ketika harus mengunakan
internet untuk satu keperluan. Begitu juga tidak berlebihan sehingga bagaikan suami
istri ngobrol di dunia maya. Sungguh pergaulan dunia maya ini sekarang banyak
menjebak wanita bahkan dari kalangan aktivis sehingga sering di dapati ungkapan-
ungkapan lebay dari mereka kepada orang yang tidak halal untuknya. Yang jelas harus
benar-benar hati-hati dalam pergaulan di dunia maya. Jangan berlebihan.
Berinteraksilah seperlunya saja untuk keperluan yang benar-benar urgen. Hati-hati
setan sangat gampang menjerumuskan kita dalam pergaulan di dunia maya. Sipapun
dan sekuat apapun iman kita. Marilah kita berhias dengan rasa malu!
7. Menjauhi tempat-tempat maksiat.
Dalam pergaulan secara umum hendaknya muslimah menghindari tempat-tempat atau
acara maksiat karena disitulah setan bermain merekrut mangsanya. Seperti
pertunjukkan dangdut, band dan acara sihir/sulap, klub malam, diskotik, bioskop, serta
tempat-tempat yang banyak maksiat lainnya. Mendatangi tempat-tempat tersebut
sangat rawan melemahkan keimanan seseorang kecuali untuk beramar ma’ruf dan nahi
munkar. Sebab kebanyakan yang datang ketempat-tempat tersebut adalah orang-orang
yang fajir (suka berbuat maksiat).
Jangan Sampai Kita Menyesal di Akhirat Nanti
Saudariku Para muslimah yang dirahmati Alloh… Renungkanlah firman Alloh berikut :
ْ‫م َأتَّخِذ‬
ْ َ‫ى لَ ْي َتنِي ل‬ٰ ‫) يَا َو ْيلَ َت‬27( ‫س ِبياًل‬ َ ‫ل‬ ِ ‫سو‬ ُ ‫الر‬
َّ ‫ع‬َ ‫ت َم‬ُ ْ‫خذ‬ َ َّ‫ول يَا لَ ْي َتنِي ات‬
ُ ‫ه يَ ُق‬ ٰ َ‫م َعل‬
ِ ‫ى يَ َد ْي‬ ُ ِ‫م يَ َعضُّ الظَّال‬َ ‫َويَ ْو‬
‫اًل‬
)29( ‫خ ُذو‬ َ ‫ن‬ ِ ‫سا‬ ُ َ‫الش ْيط‬
َ ‫ان لِِإْل ْن‬ َّ َ‫جا َءنِي ۗ َو َكان‬َ ‫ذك ِْر بَ ْع َد ِإ ْذ‬ ِ ‫ضلَّنِي َع‬
ِّ ‫ن ال‬ ‫َأ‬
َ ‫) لَق َْد‬28( ‫خلِي‬ ‫اًل‬ َ ‫فُاَل نًا‬
“Dan ingatlah ketika orang-orang zalim menggigit kedua tanganya seraya berkata :
“Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besar bagiku.
Kiranya dulu aku tidak mengambil fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia
telah menyesatkan aku dari Al Qur’an sesudah Al Qur’an itu datang kepadaku. Dan
setan itu tidak mau menolong manusia”(QS. Al-Furqon [25]: 27-29)
Jangan sampai kelak kita menyesal di hari di mana rasa sesal tidak lagi berguna dan
bermanfaat karena salah pergaulan. Insya Alloh jika ketika seorang muslimah
memahami dan melaksanakan adab-adab tersebut akan beruntung di dunia dan akhirat
ketika menjalin pergaulan.

Anda mungkin juga menyukai