Anda di halaman 1dari 15

Modul Perawatan Engine & Katup

Prinsip Kerja
Engine
By : Edy Setiawan, S.Pd.

SMK SULTAN FATTAH DEMAK


Apakah yang dimaksud dengan Mesin ?

1. Apakah yang dimaksud dengan mesin ?


Konsep dasar engine adalah “ suatu benda yang bisa menggerakan sesuatu dengan cara
menghasilkan tenaga yang didapat dari alam seperti api, angin atau benda elektrik menjadi
energi mekanis secara terus menerus “.
Ada banyak jenis engine dan bekerja dengan cara yang berbeda. Berdasarkan pernyataan
diatas kita dapat mendefinisikan gasoline engine sebagai tempat pebakaran, atau dengan
kata lain engine adalah suatu benda yang dapat merubah panas dari hasil proses
pembakaran
menjadi gaya mekanis yang digunakan untuk menggerakan kendaraan.

Gambar proses pembakaran campuran udara dan bahan bakar


di dalam ruang bakar
Yang penting adalah gaya dorong tidak
bearasal dari energi panas, tetapi dari udara
panas atau penguapan akibat pemanasan.

Maka dari itu, dibutuhkan media untuk


mengubah asal energi didapat. Media ini
adalah cairan dalam terminologi teknis. Cairan
yang bekerja pada gasoline engine adalah
udara masuk yang diambil bersama dengan
gasoline kedalam engine dan kemudian
terbakar dan keluar.

Fuel

Com bustion

Pressure G eneration Cara kerja perubahan proses bahan bakar ke energi


mekanis akan dijelaskan sebagai berikut.

Pada proses ini, yang mengalami perubahan adalah


udara. Jika udara tidak mengalami perubahan maka
perubahan energi juga tidak akan terjadi.

Bayangkan perubahan yang terjadi pada gaya mekanis


menjadi gaya panas. Pada kendaraan, contoh yang
paling
gampang adalah pada pengereman. Dasarnya, panas yang terjadi berasal dari gesekan
antara 2 material. Kita dapat menghangatkan tangan kita dengan menggesekannya satu
dengan yang lainnya, maka perpindahan gaya (gesekan) dapat dengan mudah berubah
menjadi gaya panas (menghangatkan tangan). Dalam hal ini tidak terjadi perubahan
bentuk, melainkan perubahan gaya secara langsung menjadi panas. Pada dasarnya ketika
energi panas diteruskan menjadi energi mekanis, maka akan dibutuhkan perubahan kerja
dengan menggunakan media untuk
memindahkan energi, sehingga akan banyak pula energi yang hilang. Oleh karena itulah
yang menjadi fakto utama pada engine adalah berapa banyak energi panas dapat dirubah
menjadi energi mekanis

2. Jenis jenis mesin

Mesin terdiri dari beberapa macam, mesin dapat dikelompokkan berdasarkan pada jumlah
cylinder, susunan cylinder, cara pemasangan dan yang lainnya. Seperti anda katahui,
mesin dapat menghasilkan gaya putar dengan cara menggerakan piston pada cylinder
bergantian sehingga kekuatan yang ditimbulkan tergantung pada banyaknya cylinder.

Karena itu maka mesin diklasifikasikan berdasarkan banyaknya cylinder. Pada kendaraan
penumpang diklasifikasikan menjadi kendaraan bercylinder 2, 3, 4, 5, 6, 8, and 12.
Besarnya volume tergantung dari jumlah cylinders.

Berdasarkan pada susunan cylindernya, ada tiga jenis yaitu jenis In-line dengan arah
cylinder yang berurutan, jenis V type dengan blok cylindernya berbentuk V (V-Shape) dan
jenis Horizontal dimana cylindernya disusun secara horizontal dan berlawanan satu sama
yang lainnya.

Berdasarkan cara pemasangannya di modil, mesin engine digolongkan menjadi dua jenis
yang pertama adalah jenis lengthwise dan breadthwise. Pada saat penyusunan engine
searah dengan panjang kendaraan disebut jenis lengthwise, dan ketika pemasangannya
searah dengan lebar kendaraan disebut jenis breadthwise.

Breadthwise type Lengthwise type


Sebagai contih pada kendaraan jenis FR letak engine terdapat pada bagian depan
kendaraan dan mengendalikan roda belakang menggunakan jenis engine lengthwise.
Alasannya adalah propeller shaftt yang memindahkan driving force ke roda belakang
berputar melalui bawah lantai. Pada kendaraan jenis FF, yang hampir dipakai pada
kendaraan kecil, menggunakan
mesin yang berada pada posisi depan dan mengendalikan roda depan, jenis mesin yang
dipakai adalah breadthwise karena perputaran axis engine harus parallel dengan
perputaran axis roda. Pada kendaraan jenis FF mempunyai cylinder 6 buah, jika dipasang
pada posisi melebar, maka kendaraan juga akan lebar. Karena itu digunakan mesin dengan
jenis V Engine. Untuk mendapatkan design yang terbaik maka mesin harus
mengkombinasikan antara besarnya CC (displacement volume), jenis kendaraan, jenis
susunan engine dan jenis pemasangan engine.

3. Tata letak mesin

Engine Layout & Vehicle Features

FF : Front Engine Front

Drive FR : Front Engine

Rear Drive MR : Midship


Engine Rear Drive RR :

Rear Engine Rear Drive

Pada potongan gambar Recipro-engine terlihat bahwa piston reciprocal bergerak pada
cylinder di bagian atas dan terdapat crankshaft pada bagian bawah, piston dan crankshaft
terhubung menggunakan connecting rod.

Mesin bensin menggunakan udara sebagai media pengubah untuk mengubahkan energi
panas menjadi energi mekanis. Udara akan bercampur dengan kabut bensin di dalam
cylinder. Ketika campuran ini terkompresi oleh piston dan terbakar, kemudian gas
ledakannya akan menekan piston. Ledakan ini menghasilkan daya dorong yang
mandorong piston untuk menjalankan mobil.
Pada saat tersebut, selain ada gaya ekpansif juga terdapat gaya inertia yang perlu
dipertimbangkan. Gaya inertia ini agak aneh karena tidak dihasilkan dengan sengaja,
tetapi mengikuti gerakan bagian engine dengan sendirinya. Sehingga dapat berpengaruh
terhadap performa engine atau bisa sebagai sumber munculnya getaran dan noise.

Prinsip kerja pergerakan reciprocal pada piston, yaitu piston mulai bergerak dari posisi
berhentinya di posisi langkah paling atas (TMA), akan mencapai kecepatan maksimum
pada saat pertengahan langkah, Setelah itu, kecepatan akan berkurang dan berhenti pada
titik langkah paling bawah, dan kemudian kembali ke posisi paling atas lagi. Selama
melakukan pergerakan ini, gaya inertia akan terbentuk pada saat perubahan kecepatan
terjadi. Sebagai contoh, pada saat piston bergerak dari titik atas ke titik tengah, terdapat
pertambahan gaya inertia. Setelah itu gaya inertia berkurang saat piston bergerak dari
langhak tengah ke titik langkah bawah.

Ketika gaya inertia pada piston ini dipantulkan dengan yang lainnya maka, kemungkinan
akan terjadi getaran atau noise.

4. Reciprocal Engine

Recipro-Engines dibagi menjadi dua jenis, yaitu jenis 2-langkah (2 Tak) dan 4-langkah (4
tak). Setelah dikembangkan oleh Daimler di Jerman pada tahun 1883, jenis mesin 4-
langkah yang dipakai sebagai standar untuk produknya, dan pada tahun 1900 digunakan
pada hampir semua merek kendaraan.
Prinsip kerja dari reciprocal engine adalah campuran udara dan gasoline diinjeksikan
kedalam cylinder, campuran ini akan dibakar menggunakan electric spark untuk
meledakannya, gaya pembakaran yang terjadi mendorong piston bergerak secara
berulang ulang ( reciprocal ), dan pergerakan ini diubah menjadi gerakan memutar oleh
crankshaft.
Cara kerja mesin jenis 4-cycle (4 tak)

Cara kerjanya sama seperti yang disebutkan diatas. Ketika piston berada pada posisi atas,
intake valve membuka. Seiring dengan piston bergerak turun, campuran bahan bakar
diinjeksikan kedalam cylinder dan kemudian intake valve is closed [langkah hisap]
Selanjutnya , piston akan bergerak keatas untuk mengkompresikan campuran gas tersebut
[langkah kompresi]. Kemudian, camporan bahan bakar dan udara yang terkompresi
dibakar menggunakan sistim pengapian electrik [langkah pembakaran]. Gas yang terbakar
mempunyai tekanan dan temperatur tinggi sehingga akan menekan piston bergerak turun.
Pada saat ini, exhaust valve akan membuka untuk membuang gas yang terbakar [Langkah
buang]. Langkah tersebut diatas akan terus diulang.
Diantara keempat langkah tersebut, hanya pada saat langkah pembakaranlah mesin dapat
menghasilkan tenaga. Maka dari itu dibutuhkan tambahan gaya untuk memasukan dan
mengeluarkan gas pada langkah hisap dan buang, dan untuk mengkompresikan campuran
bahan bakar pada langkah kompresi. Untuk mendapatkan tambahan gaya tersebut maka
dipasang flywheel pada crankshaft dengan memanfaatkan gaya inertia untuk menjaga
terjadinya gerakan memutar terus menerus.

Jenis engine 2-cycle ( 2 tak ) mempunya dua langkah. Cara kerja engine ini
menggunakan empat komponen seperti yang ada pada engine 4-cycle yaitu Kompresi,
pembakaran dan pembuangan.
Compression and Expansion

Exhaust and Intake

Prinsipnya sebelum dan sesudah piston berada pada titik atas, terjadi langkah compresi
dan pembakaran, dan juga sebelum dan sesudah piston mencapai titik bawah ekhaust
dan intake bekerja secara bersamaan. Sehingga, dengan dua langkah engine telah
selesai melakukan proses kerja dengan sempurna.

Jenis engine 4-cycle ( 4 tak ) melakukan langkah pembakaran sekali dalam dua putaran
crankshaft, tetapi, pada engine 2-cycle ( 2 tak ) engine melakukan langkah pembakaran
pada tiap putaran crankshaft. Maka dari itu, engine dengan jenis 2-cycle ( 2 tak )
mempunyai effisiensi lebih tinggi.

Scavenging
Pada engine jenis 2 tak ini tidak mempunyai intake dan exhaust valves sehingga
strukturnya simpel dan biayanya murah, sehingga menjadi satu keuntungan.

Exhaust gas dikeluarkan dengan cara memasukan campuran baru saat posisi piston pada
titik bawah. Karena itu, beberapa campuran baru yang masuk kedalam intake dan yang
belum terbakar akan ikut keluar. Hal ini menyebabkan polusi udara dan konsumsi bahan
bakar menjadi lebih banyak.
5. Langkah Exhaust & Intake
Pada bab ini akan dejelaskan mengenai mesin jenis engine 4-cycle ( 4 tak ) mesin besin
yang banyak dipakai pada saat ini.
Untuk lebih dapat memudahkan dalam memahami mesin 4 tak ini, coba perhatikan
gambar dibawah ini yang memperlihatkan langkah intake, kompresi, pembakaran dan
exhaust. Pada diagram P-V menunjukan proses kerja engine.

Pada dasarnya, perputaran langkah adalah dimulai dari langkah intake. Untuk memahami
sistim kerja engine, akan lebih mudah jika dimulai dari langkah exhaust. Untuk menghisap
udara sebanyak mungkin, engine juga menggunakan gaya dari gas yang keluar dari mesin
melalui lubang exhaust.

Langkah exhaust digunakan untuk mendorong gas yang terbakar keluar dari ruang bakar
dengan menggerakan piston dari posisi titik bawah ke titik atas bersamaan dengan
membuka exhaust valve. Pada dasarnya, exhaust valve akan membuka ketika piston
berada pada titik bawah.

Exhaust stroke
Bagaimanapun juga, sebenarnya, exhaust valve diharapkan membuka sebelum piston
mencapai posisi titik bawah. Seperti terlihat pada grafik titik D. Mengingat pada gaya tekan
yang berasal dari gas yang terbakar, akan lebih efektif jika membuka valve lebih maju untuk
membuang gas yang terbakar. Setelah itu, piston akan mendorong keluar gas tersebut
semua sampai langkah pembuangan.Pada langkah hisap, intake valve terbuka, dan piston

turun dari posisi titik atas ke posisi titik bawah sehingga campuran bahan bakar dan udara
masuk kedalam cylinder melalui lubang intake. Pada saat itu, intake valve seharusnya
membuka tepat sebelum piston mencapai titik paling atas seperti pada gambar titik E.
Akibatnya, kerja intake menjadi bertambah dikarenakan gas yang terdorong keluar akan
menarik gas yang akan masuk.

Langkah Intake
Dengan pengertian yang sama, intake valve seharusnya menutup saat piston pada posisi
B. Sehingga, tambahan campuran gas masuk kedalam cylinder dengan menggunakan
gaya inertia dari gas yang masuk. Untuk memasukan udara kedalam mesin dilakukan
dengan memanfaatkan perbedaan tekanan udara. Saat piston turun, tekanan udara pada
cylinder lebih rendah dari tekanan diluar cylinder, sehingga udara disekitar intake valve
masuk kedalam cylinder. Waktu pembukaan valve berbeda dengan posisi langkah piston
hal ini digunakan untuk memasukan tambahan udara jika mungkin.

6. Langkah Compressi dan Pembakaran

Pada langkah kompresi, campuran bahan bakar terkompresikan oleh piston, sehingga
tekanan akan meningkat dan temperatur tinggi karena adanya tekanan adiabatic. Karena
itu, bahan bakar akan menguap karena adanya udara yang terkompresi sehingga panas,
dan siap untuk terbakar. Penginjeksian bahan bakar kedalam cylinder dalam bentuk kabut
dengan udara menguap menjadi gas karena panas yang berasal dari tekanan adiabatic.
Kemudian siap untuk terbakar dengan mudah. Ruang untuk melakukan pembakaran ini
disebut combustion chamber.
Hal yang terpenting pada langkah hisap hingga langkah kompresi adalah aliran campuran
bahan bakar dan udara. Aliran yang terlalu besar tidak baik untuk proses pembakaran.
Sekecil apapun partikel dari bahan bakar harus dicampur dengan udara agar tercampur.
Karena itu, banyak perusahaan melakukan pencarian dan membuat bentuk dari lubang
intake dan aliran dari campuran bahan bakar sehingga kuat dan menjaga campuran tetap
sesuai sampai langkah pembakaran sehingga didapatkan efisiensi mesin yang terbaik.

Compression stroke

Proses langkah kompresi, piston mencapai titik atas. Ketika piston pada posisi titik C pada
gambar, api akan dihasilkan oleh spark plug. Saat yang tepat untuk menghasilkan api
adalah menjadi hal yang sangat penting. Campuran bahan bakar tidak semuanya terbakar
saat pengapian dimulai terjadi pada saat pembakaran. Dibutuhkan tenggang waktu antara
waktu pengapian dan waktu untuk mencapai tekanan maximum pada ruang bakar.

Combustion stroke

Waktu pengapian didasarkan dengan mempertimbangakan bahwa pembakaran harus


sempurna diantara piston pada titik atas hingga hampir separuh dari ruang bakar. Catatan,
kecepatan pembakaran ini sebanding dengan kecepatan putaran mesin sehingga waktu
pengapiannya harus disesuaikan dengan kecepatan mesin.

Diawal pembakaran, campuran uap bahan bakar terbakar pada waktu yang singkat
sehingga tekanan dan temperatur meningkat. Pada saat ini gas yang mengembang akibat
pembakaran menekan piston. Gaya tekan ini menghasilkan tenaga yang besar.
Diharapkan jarak waktu pembakaran singkat sehingga dapat menghasilkan kekuatan yang
besar. Jika jarak pembakarannya terlalu lama, maka tekanan yang dihasilkan dari
pebakaran tidak bisa mengendalikan tekanan pada piston tetapi hanya mengikuti piston.
Karena itu eficiensi mesin jelak. Waktu pembakaran dipengaruhi oleh aliran campuran
tergantung pada bentuk dan ukuran combustion chamber dan komponen campuran dan
lain lain.

7. Konstruksi mesin.

Kontruksi mesin bensin cukup rumit dimana


terdapat bagian untuk melakukan kompresi, lihat
gambar disamping bagaimana konstruksi mesin.
Mesin serupa dengan bangunan tiga lantai, lantai
pertama adalah crank case termasuk crankshaft
yang merubah gerakan bolak balik menjadi
gerakan memutar. Lantai kedua adalah cylinder
block termasuk didalamnya terdapat cylinder yang
mana terdapat piston bergerak bolak balik. Bagian
ketiga adalah cylinder head.

Pada konstruksi ini, komponen yang bergerak


pada bagian pertama dan kedua disebut
komponen penggerak utama (main moving part).
Termasuk didalamnya piston, crankshaft dan
connecting rod.

Pada bagian ketiga, terdapat valve yang mengontrol intake dan exhaust campuran bahan
bakar dan gas buang dan pengoperasiannya diatur oleh camshaft, disebut cylinder head
system.

Pada cylinder head, terdapat intake manifold yang mengirimkan bensin dan dan udara ke
cylinder dan exhaust manifold yang mengeluarkan gas yang terbakar. Ini disebut intake-
exhaust system. Manifold berasal dari kata “many” dan “fold”, yang berarti, tersusun oleh
banyak material. Pada kenyataannya, terdapat banyak pipa pipa yang mendistribusikan
udara dan bahan bakar ke masing masing cylinder atau menggabungkan gas buang dalam
satu tempat.
Ada juga terdapat fuel system termasuk fuel pump yang mengambil bensin dari tangki
bahan bakar dan carburetor atau fuel injector untuk mencampur bahan bakar dengan
udara.
Lubrication system termasuk oil pump untuk menyuplai oil dengan tujuan mengurangi
gesekan dan oil filter untuk menyaring oil. Juga terdapat cooling system termasuk radiator
dan water pump untuk menjaga temperatur mesin tetap sesuai.

Untuk menghidupkan mesin dibutuhkan tenaga listrik. Ada beberapa komponen kelistrikan
(electric devices) termasuk igniting spark plug, alternator yang menghasilkan tegangan
listrik dan start motor yang menggerakan mesin pertama kali.

Ditambah, komponen pembantu yang lain seperti oil pump untuk power steering air-con
compressor dan lainnya.
8. Diesel Engine
Mesin diesel mempunyai bentuk yang hampir sama dengan mesin bensin. Perbedaannya
adalah pada metode pengapiannya. Pada mesin gasoline pembakaran campuran bahan
bakar dilakukan oleh electric spark. Bedanya, pada mesin diesel, bahan bakar diinjeksikan
kedalam udara yang terkompresi dan mempunyai temperatur tinggi. Ketika udara
dikompress maka udara tersebut akan mengalami peningkatan suhu. Pada mesin bensin
campuran bahan bakar yang dikompress adalah 1/10 dari volume.
Pada mesin diesel udara yang dikompresi sekitar 1/20 dari volume untuk meningkatkan
temperatur hingga lebih dari 600 derajat celcius, dan menginjeksikan bahan bakar yang
bertekanan lebih dari 100 atm pada injection pump selama 1/1000•2/1000 detik. Untuk
mesin bensin outputnya dikontrol dengan jumlah campuran bahan bakar yang diinjeksikan.
Di lain hal, output dari mesin diesel dapat dikontrol dengan jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan tanpa mengontrol udara (the fixed amount of the air).

Untuk melakukan pembakaran dengan sempurna dilakukan dengan cara meningkatkan


temperartur udara, perbandingan compresinya harus naik. Karena itu tenaga expansinya
akan meningkat juga. Mesin harus kuat untuk menahan gaya yang bertambah.
Tambahannya, kualitas penginjeksian bahan bakar yang baik sangat diperlukan. Kemudian
mesin akan lebih berat dan biayanya juga mahal. Dengan alasan seperti tersebut diatas
maka mesin diesel kebanyakan digunakan untuk kendaraan penumpang.
Pada mesin diesel, dikarenakan volume udara yang dihisap kedalam cylinder jumlahnya
tetap, beban yang diberikan ke mesin relatif lebih ringan. Saat bahan bakar yang
dibutuhkan saat kecepatan rendah sedikit, fuel harus terbakar dengan sempurna.
Bagaimanapun juga, dengan beban yang penuh, mesin diesel akan membutuhkan fuel
lebih banyak sehingga jumlah udara kecil, sehingga akan mengeluarkan asap hitam lebih
banyak.
Pada mesin bensin, pengapian dihasilkan oleh electric spark untuk membakar campuran
bahan bakar sehingga waktu pembakarannya sangat pendek. Pada mesin diesel, bahan
bakar disemprotkan ke udara yang terkompresi, sehingga dibutuhkan beberapa waktu untuk
menguap. Oleh karena itu, kecepatan maksimum mesin relatif lebih rendah dan outputnya
juga lebih rendah dari mesin bensin.
Dibandingkan dengan mesin bensin, expansion force dan inertia dari komponen penggerak
lebih besar sehingga suara yang ditimbulkannyapun lebih bising dan getarannya lebih
besar. Keuntungannya mudah dalam perawatan karena tidak mengandung part yang halus
seperti yang ada pada sistim pengapian dan juga mempunyai efisiensi bahan bakar yang
baik maka dari itu lebih banyak dipakai sebagai kendaraan commercial atau business
daripada sebagai kendaraan penumpang.

9. Lean Burn Engine

Sistim penyaringan gas buang menggunakan 3way catalysts yang bersifat menjaga air-fuel
ratio terhadap valve seimbang untuk melakukan oksidasi dan pengurangan komponen
yang berbahaya sekaligus. Untuk itu, penyaringan gas buang akan terbatas, dan jumlah
bahan bakar yang digunakan untuk mesin ditentukan oleh kondisi mesin hidup. Karena itu,
mesin tidak perlu di kembangkan lagi untuk mendapatkan gaya tenaga lebih besar dengan
jumlah bahan bakar yang lebih sedikit.

Sistim pembakaran kurus, dirancang untuk meningkatkan efisiensi dengan penyaringan


gas buang yang baik. Untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar merupakan satu point
yang baik di masa depan.
Sebuah perusahaan memfokuskan pada variasi torque berdasarkan pembakaran kurus.
Dengan menyesuaikan tekanan pembakaran pada cylinder yang dideteksi melalui
combustion pressure sensor, mesin dioperasikan dengan A/F ratio tepat sebelum terjadi
variasi torque. Maka dari itu, mereka bisa membuat mesin generasi selanjutnya dengan
pembakaran kurus yang mempunyai consumsi bahan bakar rendah dan sedikit nitrogen
oxide.
Pada sistem tersebut, pembakaran kurus terjadi pada kondisi dimana jalannya rusak dan
torquenya rendah. Saat kendaraan diakselerasi pada beban tinggi, pembakaran terjadi
sesuai dengan teori A/F ratio dan gas buang disaring menggunakan 3way catalyst. Banyak
perusahaan melanjutkan penelitiannya untuk meningkatkan konsumsi bahan bakar dengan
memfokuskan pada sistim intake dan ruang bakar dengan rasio 16•20 A/F.

Anda mungkin juga menyukai