Dalam
Penataan Ekosistem Logistik Nasional
1
Masalah-Masalah Sektor Logistik
1.Duplikasi dan repetisi proses bisnis logistik nasional
3
2. Tingkat penerapan otomasi yang berbeda diantara
sistem layanan logistik oleh pemerintah
4
3.Adanya sili-silo dalam pengembangan sistem layanan
pendukung logistik nasional
5
4. Inefisiensi distribusi barang
6
5. Belum adanya platform logistik dari hulu ke hilir
7
Annex-3
Masalah yang bisa diselesaikan dengan program NLE
9
Strategi Pembangunan dan Implementasi
• Mewujudkan transparansi
transaksi layanan logistik.
1
Penyediaan dan 4 • Mendorong transparansi
penataan Infrastruktur Penyediaan waktu untuk masing-masing
Sistem TIK
Dampak yang diharapkan
logistik di dalam dan di layanan logistik
luar pelabuhan • Memastikan value added
untuk setiap rupiah biaya
yang dikeluarkan
2
Diimplementasikan secara 3
Pilot Project Regulasi dari K/L yang
sudah terintegrasi dan
efisien
10
Strategi #1 : Penyediaan Sistem TIK
• Mempercepat integrasi layanan pemerintah dengan mengoptimalkan peran Sistem Indonesia National
Single Window (SINSW).
• Membangun Electronic Service Bus (ESB) dalam rangka mengkolaborasikan layanan pemerintah dan
platform-platform logistik swasta.
• Sistem TIK Ekosistem Logistik Nasional dibangun dan diimplementasikan sesegera mungkin.
• Monitoring kinerja layanan logistik akan dilakukan melalui penyediaan dashboard manajerial yang transparan, yang
mampu mengontrol kinerja layanan logistik dan memberikan early warning.
• Setiap K/L akan diberikan akses terhadap data dan informasi yang terkumpul.
11
Strategi #2 : Regulasi yang efisien
Sistem TIK harus benar-benar sinkron dengan regulasi yang menjadi dasar operasionalnya.
• Banyak sistem TIK yang didasarkan pada regulasi yang tidak efisien
• Akibatnya tidak memberikan nilai tambah dan hanya memindahkan masalah manual ke dalam sistem
komputer.
Untuk dapat meningkatkan efisiensi logistik nasional, penataan Ekosistem Logistik Nasional
membutuhkan TOTALITAS Kementerian dan Lembaga Pemerintah untuk meninjau kembali
kebijakannya.
• Regulasi K/L dalam satu rangkaian proses bisnis harus bisa saling mendukung dan melengkapi untuk
memastikan rangkaian kebijakan pemerintah yang tepat sasaran namun tetap efisien dan tidak
menimbulkan duplikasi.
• K/L didorong untuk mampu me-regulasi pemanfaatan output proses bisnis K/L yang lain sebagai input bagi
proses bisnis-nya, sehingga dapat menghindari tumpang tindih regulasi antar K/L.
12
Strategi #3 : Pilot Project dan pengelolaan
Karena Penataan Ekosistem Logistik Nasional merupakan pekerjaan besar dengan durasi
yang cukup panjang, maka.
• Untuk memberikan “wow effect” yang berkelanjutan, sistem TIK dan penyusunan regulasi akan dilakukan
berdasarkan kesiapan para pihak yang langsung terlibat di dalamnya.
• Setiap implementasi fitur layanan logistik akan dievaluasi dan disempurnakan sebelum diimplementasikan
• Lesson learned dari tidak efektifnya proyek pengembangan mengharuskan ada perhatian khusus terhadap perlunya
pemisahan pengelolaan Sistem INSW.
• Perlu segera ditetapkan lembaga pengelola permanen yang tugas dan fungsinya lebih sesuai. Saat ini INSW sudah
menjadi
13
Strategi #4 : Penataan Infrastruktur Logistik
Studi World Bank secara khusus menyoroti kinerja pelabuhan yang dianggap tidak
mendukung efisiensi logistik
• Kurangnya insentif membuat investor enggan masuk sektor pelabuhan.
• Lemahnya konektivitas antar pelabuhan meningkatkan biaya angkut barang
• Menambah biaya namun tidak memberikan nilai tambah (manfaat)
Sislognas mengamanatkan dibangunnya Inland Consolidation Center (ICC)
• Penyediaan ICC (Terminal Barangmemerlukan dukungan yang kuat dari Pemerintah Daerah
• Penyediaan ICC harus diikuti dengan pola transportasi dan pola perdagangan yang mampu mendorong
pelaku pasar untuk mengembangkan model supply chain yang efisien melalui ICC.
Penataan Tata Ruang di dalam dan di luarpelabuhan dan menyediakan sistem yang mampu
meng-capture data transaksi secara
14
Strategi #5 : Monitoring dan Evaluasi
15
Strategi #6 : Komunikasi Publik yang transparan
Penataan Ekosistem Logistik Nasional memerlukan dukungan dan kontrol yang kuat dari
publik agar tidak ‘sekedar dilaksanakan’
• Menyediakan fitur komunikasi secara online untuk menyampaikan program kerja dan capaian kerja kepada
publik secara just-in-time
• Fitur komunikasi tersebut juga harus bisa digunakan untuk menarik partisipasi publik dalam memberikan
masukan bagi program penataan eksosistem nasional
Membuat Focus Group Discussion (FGD) untuk meningkatkan partisipasi publik secara
langsung
16
HASIL-HASIL YANG TELAH DICAPAI NLE
• Sd September 2020
• Telah diterapkan proses pengajuan, pemeriksaan, dan profil tunggal antara Bea dan Cukai –
Karantina Ikan dan Karantina Pertanian.
• Dilakukan Integrasi layanan perizinan Ship to Ship (STS), Floating Storage Unit (FSU), dan perizinzn
usaha dan perizinan pemasukan barang konsumsi di kawasan khusus Batam.
• Diimplemantasikan penebusan Dilever Order (DO) dan Persetujuan pengeluaran peti kemas (SP)
secara online.
17
Pencapaian Efisiensi LNE
• Melalui DO dan SP2 online menghasilkan efisiensi biaya sebrsar Rp.
402 Milyar per tahun, terdiri dari: efisiensi D/O online: Rp.348
Milyar; efisiensi SP2 online: Rp.54 Milyar.
• Melalui E-trucking tercipata transportasi melalui pemesanan online
berbasis web yang telah menghasilkan efisiensi sebesar Rp. 975
Milyar per tahun.
• Melalui joint inspection antara Bea dan Cukai dan Karantina telah
menghasilkan efisiensi sebesar Rp. 85 Milyar per tahun.
• Melalui Singgle submision sudah dapat mengurangi duplikasi
domumen 7 instansi dan telah menghasilkan efisiensi sebesar Rp. 60
Milyar per tahun.
18
Target dan Timeline : 2021
• Peta bisnis pengangkutan udara
• Pembayaran online via • Pemain truk di platform meningkat
Piloting SSm platform jalan • Pemain depo di platform
perizinan • Peta probis pembayaran meningkat
Kemendag, pajak & PNBP • Uji coba pembayaran penerimaan
Kemenperin, • One-billing system di negara via platform
BPOM, Kemenkes semua TPK • One-gate one-system di TPK
MARET NOVEMBER
2021
19
Target dan Timeline : 2022 - 2024
• Piloting SSm
pengangkutan udara
• Uji coba satu siklus
outbond • Zonasi terminal peti kemas
Piloting SSm perizinan • Satu siklus inbound & • Sinkronisasi jalur kereta api peti
Kementan dan K/L lain outbond di 5 pel. utama kemas
MARET MARET
2022 2023 2024
20
BATAM LOGISTIC ECOSYSTEM (BLE)
21
BLE
•BPBatam
•Bea Cukai (KPU Batam)
1 Layanan STS/ FSU •KSOP 100%
•Karantina
•Imigrasi
•BPBatam
4 Ijin Terkait Transportasi Laut On Progress
•INAPORT net Kemenhub
23
PROGRAM PENGEMBANGAN BLE
No Aktivitas PIC
BP BATAM,
1 Sosialisasi dan Pengenalan Konsep BLE ke Stake Holder
BEA CUKAI
Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis yg efektif di sector Perijinan
2 INSW, BPBATAM, BEA CUKAI
(SSM Perijinan antar K/L)
3 Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis yg efektif di sektor
- Pengelola Pelabuhan/Bandara HUBUDARA
- Pelabuhan Bongkar Muat (PBM) BP BATAM
- Shipping/Airline BP BATAM
- Logistic & Forwarder BP BATAM
- Trucking HUBDAR
- Warehouse BP BATAM
- Stake Holder Lainnya BP BATAM
KEMENKO MARVES,
4 Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis pengawasan yg efektif
BEA CUKAI
5 Sinkronisasi probis perijinan antar k/l (g2g) dan probis logistik di private sektor (b2b) KEMENKO MARVES
BP BATAM,
6 Rancangan Kolaborasi Sistem untuk G2B dan G2B2B
BEA CUKAI
BP BATAM,
7 Pengembangan Teknis BLE
BEA CUKAI 24
Timeline Pengembangan BLE
BP BATAM,
1 Sosialisasi dan Pengenalan Konsep BLE ke Stake Holder BEA CUKAI
Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis yg efektif di sector INSW, BPBATAM, BEA
2
Perijinan (SSM Perijinan antar K/L) CUKAI
- Shipping/Airline BP BATAM
- Trucking HUBDAR
- Warehouse BP BATAM
5 Sinkronisasi probis perijinan antar k/l (g2g) dan probis logistik di private sektor KEMENKO MARVES
(b2b)
BP BATAM,
6 Rancangan Kolaborasi Sistem untuk G2B dan G2B2B BEA CUKAI
BP BATAM,
7 Pengembangan Teknis BLE BEA CUKAI
25
SEKIAN
TERIMA KASIH
26