Anda di halaman 1dari 26

Permasalahan dan Strategi

Dalam
Penataan Ekosistem Logistik Nasional

1
Masalah-Masalah Sektor Logistik
1.Duplikasi dan repetisi proses bisnis logistik nasional

2.Tingkat penerapan otomasi yang berbeda


diantara sistem layanan logistik oleh pemerintah

3.Adanya sili-silo dalam pengembangan sistem


layanan pendukung logistik nasional

4. Inefisiensi distribusi barang

Belum adanya platform logistik dari hulu ke hilir


2
1.Duplikasi dan repetisi proses bisnis logistik nasional

- Agen Pelayaran menyerahkan Manifest Barang ke Syahbandar dan


Operator Pelabuhan (SIMLALA), Karantina Pertanian (Manual) dan
Bea Cukai (CEISA), sementara beberapa KL yang memerlukan saat
ini belum mendapatkan manifest.
- Importir daging mengajukan permohonan rekomendasi impor
kepada Kementan. Permohonan yang sama (berulang) diajukan
kepada Kemendag untuk mendapatkan Surat Persetujuan Impor
(SPI) daging.

3
2. Tingkat penerapan otomasi yang berbeda diantara
sistem layanan logistik oleh pemerintah

- Beberapa K/L sudah menerapkan full otomasi/online (Bea Cukai,


BPOM)
- Beberapa K/L menerapkan semi otomasi/online (gabungan manual
dan otomasi/online) (SIMLALA)
- Beberapa K/L dan entitas logistic bahkan belum menerapkan
otomasi/online (manual) (pemesanan container
- di perusahaan Depo Kontainer di Tanjung Priok)

4
3.Adanya sili-silo dalam pengembangan sistem layanan
pendukung logistik nasional

- Kebanyakan system yang dikembangkan oleh K/L (18) masih


berdiri sendiri (belum terhubung)
- • Dari 18 K/L yang ada, saat ini hanya 4 yang menggunakan
rujukan (profil) bersama. Sehingga perlakuan antara 1
- dengan K/L lainnya bisa berbeda sangat ekstrim.

5
4. Inefisiensi distribusi barang

- Sulitnya importir mencari ketersediaan truk kontainer setelah


mendapatkan persetujuan pengeluaran barang karena antara
- system informasi truk dengan system informasi K/L belum
terhubung
- Belum sinkronnya informasi tentang ketersediaan & kebutuhan
alat angkut, menyebabkan tingginya idle capacity alat
- angkut, biaya broker, & pengenaan tarif yang tidak transparan

6
5. Belum adanya platform logistik dari hulu ke hilir

- Sulitnya para pelaku logistik untuk mendapatkan informasi yang


akurat tentang keberadaan muatan atau ketersediaan
- truk/gudang
- Sulitnya para importir untuk mendapatkan transparansi harga
sewa gudang dan biaya angkut truk
- Sulitnya para importir mengetahui status pengurusan dokumen
dan keberadaan barangnya secara real time

7
Annex-3
Masalah yang bisa diselesaikan dengan program NLE

Masalah yang belum selesai (World Bank 2015) Inisiatif


A 1. buruknya akses pelabuhan-darat di Indonesia timur -
2. kurangnya informasi slot dan jadwal sandar kapal NLE
3. layanan pandu kapal yang tidak efisien -
B 1. butuh banyak jenis perizinan untuk layanan logistik, tidak ada kategori izin “integrated logistic services” -
2. inefisiensi transportasi darat/trucking NLE
3. regulasi di bidang trucking agar disesuaikan dengan praktik internasional -
4. tidak ada juklak yang jelas mengenai pemungutan dan pengkreditan PPN jasa logistik -
5. kurangnya fasilitas pelatihan logistik -
C 1. penyerahan PIB sebelum kedatangan kapal terbatas bagi importir jalur prioritas -
2. laporan bulanan bapokting ke Kementerian terkait NLE
3. layanan 24/7 tidak efektif -
D 1. pengaturan logistik masih tumpang tindih antar instansi NLE
2. kebijakan logistik tidak berdasarkan data yang akurat, data tidak tersedia untuk publik NLE
3. lemahnya penegakan hukum truk ODOL NLE
4. pengiriman domestik tidak dilengkapi manifes dan asuransi yang memadai NLE
5. monopoli buruh pelabuhan -
8
Strategi Pembangunan
dan Implementasi NLE

9
Strategi Pembangunan dan Implementasi

Di Monitor dan di- Proses dan hasilnya di-


Evaluasi secara Komunikasi-kan
6 kepada Publik
terstruktur 5 Meningkatkan efisiensi logistik
:

• Mewujudkan transparansi
transaksi layanan logistik.
1
Penyediaan dan 4 • Mendorong transparansi
penataan Infrastruktur Penyediaan waktu untuk masing-masing
Sistem TIK
Dampak yang diharapkan
logistik di dalam dan di layanan logistik
luar pelabuhan • Memastikan value added
untuk setiap rupiah biaya
yang dikeluarkan
2
Diimplementasikan secara 3
Pilot Project Regulasi dari K/L yang
sudah terintegrasi dan
efisien

10
Strategi #1 : Penyediaan Sistem TIK

1. Membangun Sistem TIK dalam dua besaran:

• Mempercepat integrasi layanan pemerintah dengan mengoptimalkan peran Sistem Indonesia National
Single Window (SINSW).
• Membangun Electronic Service Bus (ESB) dalam rangka mengkolaborasikan layanan pemerintah dan
platform-platform logistik swasta.

2. Rekomendasi World Bank tahun 2015

• Sistem TIK Ekosistem Logistik Nasional dibangun dan diimplementasikan sesegera mungkin.
• Monitoring kinerja layanan logistik akan dilakukan melalui penyediaan dashboard manajerial yang transparan, yang
mampu mengontrol kinerja layanan logistik dan memberikan early warning.
• Setiap K/L akan diberikan akses terhadap data dan informasi yang terkumpul.

11
Strategi #2 : Regulasi yang efisien

Sistem TIK harus benar-benar sinkron dengan regulasi yang menjadi dasar operasionalnya.

• Banyak sistem TIK yang didasarkan pada regulasi yang tidak efisien
• Akibatnya tidak memberikan nilai tambah dan hanya memindahkan masalah manual ke dalam sistem
komputer.

Untuk dapat meningkatkan efisiensi logistik nasional, penataan Ekosistem Logistik Nasional
membutuhkan TOTALITAS Kementerian dan Lembaga Pemerintah untuk meninjau kembali
kebijakannya.

• Regulasi K/L dalam satu rangkaian proses bisnis harus bisa saling mendukung dan melengkapi untuk
memastikan rangkaian kebijakan pemerintah yang tepat sasaran namun tetap efisien dan tidak
menimbulkan duplikasi.
• K/L didorong untuk mampu me-regulasi pemanfaatan output proses bisnis K/L yang lain sebagai input bagi
proses bisnis-nya, sehingga dapat menghindari tumpang tindih regulasi antar K/L.
12
Strategi #3 : Pilot Project dan pengelolaan

Karena Penataan Ekosistem Logistik Nasional merupakan pekerjaan besar dengan durasi
yang cukup panjang, maka.

• Untuk memberikan “wow effect” yang berkelanjutan, sistem TIK dan penyusunan regulasi akan dilakukan
berdasarkan kesiapan para pihak yang langsung terlibat di dalamnya.
• Setiap implementasi fitur layanan logistik akan dievaluasi dan disempurnakan sebelum diimplementasikan

Memperkuat manajemen proyek Penataan Ekosistem Logistik Nasional

• Lesson learned dari tidak efektifnya proyek pengembangan mengharuskan ada perhatian khusus terhadap perlunya
pemisahan pengelolaan Sistem INSW.
• Perlu segera ditetapkan lembaga pengelola permanen yang tugas dan fungsinya lebih sesuai. Saat ini INSW sudah
menjadi

13
Strategi #4 : Penataan Infrastruktur Logistik

Studi World Bank secara khusus menyoroti kinerja pelabuhan yang dianggap tidak
mendukung efisiensi logistik
• Kurangnya insentif membuat investor enggan masuk sektor pelabuhan.
• Lemahnya konektivitas antar pelabuhan meningkatkan biaya angkut barang
• Menambah biaya namun tidak memberikan nilai tambah (manfaat)
Sislognas mengamanatkan dibangunnya Inland Consolidation Center (ICC)

• Penyediaan ICC (Terminal Barangmemerlukan dukungan yang kuat dari Pemerintah Daerah
• Penyediaan ICC harus diikuti dengan pola transportasi dan pola perdagangan yang mampu mendorong
pelaku pasar untuk mengembangkan model supply chain yang efisien melalui ICC.

Penataan Tata Ruang di dalam dan di luarpelabuhan dan menyediakan sistem yang mampu
meng-capture data transaksi secara

14
Strategi #5 : Monitoring dan Evaluasi

Penataan Ekosistem Logistik Nasional akan menerapkan kegiatan monitoring pelaksanaan


rencana kerja dan evaluasi dampak yang robust.
• Untuk menjamin objektivitas proses monitoring dan evaluasi, proses monitoring dan evaluasi akan
dilakukan oleh Kemenko Perekonomian berkoordinasi dengan Kemenko yang lain dilakukan oleh kampus
dan DJBC.
• Untuk menjamin akurasi dampak yang dihasilkan, perlu dilakukan studi awal untuk memotret existing
condition secara objektif sebagai dasar evaluasi

Indonesia belum memiliki pengukuran kinerja logistik yang kontinyu


• Menunjuk lembaga permanen untuk mendorong dilakukannya pengukuran kinerja logistik nasional secara
berkala.
• Membuat parameter yang dapat mengukur dengan baik dapat mengarahkan para pengambil keputusan
untuk menenetapkan kebijakan sektor logistik yang tepat sasaran.

15
Strategi #6 : Komunikasi Publik yang transparan

Penataan Ekosistem Logistik Nasional memerlukan dukungan dan kontrol yang kuat dari
publik agar tidak ‘sekedar dilaksanakan’

• Menyediakan fitur komunikasi secara online untuk menyampaikan program kerja dan capaian kerja kepada
publik secara just-in-time
• Fitur komunikasi tersebut juga harus bisa digunakan untuk menarik partisipasi publik dalam memberikan
masukan bagi program penataan eksosistem nasional

Membuat Focus Group Discussion (FGD) untuk meningkatkan partisipasi publik secara
langsung

• Focus Group Discussion dilakukan secara periodik


• Hasil kesepakatan dalam FGD akan menjadi referensi bagi pengembangan dan implementasi rencana.

16
HASIL-HASIL YANG TELAH DICAPAI NLE
• Sd September 2020
• Telah diterapkan proses pengajuan, pemeriksaan, dan profil tunggal antara Bea dan Cukai –
Karantina Ikan dan Karantina Pertanian.

• Dilakukan Integrasi layanan perizinan Ship to Ship (STS), Floating Storage Unit (FSU), dan perizinzn
usaha dan perizinan pemasukan barang konsumsi di kawasan khusus Batam.

• Diimplemantasikan penebusan Dilever Order (DO) dan Persetujuan pengeluaran peti kemas (SP)
secara online.

• Pemesanan truk secara online.

• Pembayaran on-line yang terintegrasi dengan platform, khususnya trucking.

• Perluasan penerapan Auto-Gate di Pelabuhan Tanjung Priok dan di Batam.

17
Pencapaian Efisiensi LNE
• Melalui DO dan SP2 online menghasilkan efisiensi biaya sebrsar Rp.
402 Milyar per tahun, terdiri dari: efisiensi D/O online: Rp.348
Milyar; efisiensi SP2 online: Rp.54 Milyar.
• Melalui E-trucking tercipata transportasi melalui pemesanan online
berbasis web yang telah menghasilkan efisiensi sebesar Rp. 975
Milyar per tahun.
• Melalui joint inspection antara Bea dan Cukai dan Karantina telah
menghasilkan efisiensi sebesar Rp. 85 Milyar per tahun.
• Melalui Singgle submision sudah dapat mengurangi duplikasi
domumen 7 instansi dan telah menghasilkan efisiensi sebesar Rp. 60
Milyar per tahun.
18
Target dan Timeline : 2021
• Peta bisnis pengangkutan udara
• Pembayaran online via • Pemain truk di platform meningkat
Piloting SSm platform jalan • Pemain depo di platform
perizinan • Peta probis pembayaran meningkat
Kemendag, pajak & PNBP • Uji coba pembayaran penerimaan
Kemenperin, • One-billing system di negara via platform
BPOM, Kemenkes semua TPK • One-gate one-system di TPK

MARET NOVEMBER
2021

JANUARI JUNI DESEMBER


• Piloting SSm pengangkutan Peningkatan jumlah sistem
mulai dari warta kapal pembayaran online
• Pemain di platform
pergudangan meningkat
• Uji coba payment D/O dan
SP2 melalui Bank BUMN

19
Target dan Timeline : 2022 - 2024

• Piloting SSm
pengangkutan udara
• Uji coba satu siklus
outbond • Zonasi terminal peti kemas
Piloting SSm perizinan • Satu siklus inbound & • Sinkronisasi jalur kereta api peti
Kementan dan K/L lain outbond di 5 pel. utama kemas

MARET MARET
2022 2023 2024

JANUARI DESEMBER DESEMBER


Piloting SSm pengangkutan Peningkatan jumlah sistem
mulai dari penunjukan pembayaran online
shipping agent

20
BATAM LOGISTIC ECOSYSTEM (BLE)

21
BLE

National Logistic Ecosystem (NLE)


adalah Ekosistem logistik yang
menyelaraskan arus lalu lintas barang
dan dokumen dari kedatangan sarana
pengangkut hingga barang tiba di
gudang, berorientasi pada kerja sama
antar instansi pemerintah dan swasta,
melalui pertukaran data, simplifikasi
proses, penghapusan repetisi dan
duplikasi, dan berbasis sistem
teknologi informasi yang mencakup Batam Logistic Ecosystem (BLE) adalah Ekosistem
seluruh proses logistik terkait dan
menghubungkan sistem-sistem logistik
logistik yang merupakan bagian dari National
yang telah ada. Logistic Ecosystem (NLE) yang diterapkan khusus
untuk Kawasan Bebas Batam.
22
Yang telah, dan akan dikerjakan selanjutnya:

No Jenis Ijin Entitas Progress dan Kendala

•BPBatam
•Bea Cukai (KPU Batam)
1 Layanan STS/ FSU •KSOP 100%
•Karantina
•Imigrasi

•Aplikasi sudah selesai


•BPBatam
100%
2 Ijin Usaha •Bea Cukai (IKC)
•Menunggu Perjanjian
•BKPM
Kerja Sama

•Aplikasi sudah selesai


•BPBatam
Ijin Pemasukan Barang 100%
3 •Bea Cukai (IKC)
Konsumsi dan Realisasi •Menunggu Perjanjian
•INSW
Kerja Sama

•BPBatam
4 Ijin Terkait Transportasi Laut On Progress
•INAPORT net Kemenhub

23
PROGRAM PENGEMBANGAN BLE
No Aktivitas PIC
BP BATAM,
1 Sosialisasi dan Pengenalan Konsep BLE ke Stake Holder
BEA CUKAI
Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis yg efektif di sector Perijinan
2 INSW, BPBATAM, BEA CUKAI
(SSM Perijinan antar K/L)
3 Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis yg efektif di sektor
- Pengelola Pelabuhan/Bandara HUBUDARA
- Pelabuhan Bongkar Muat (PBM) BP BATAM
- Shipping/Airline BP BATAM
- Logistic & Forwarder BP BATAM
- Trucking HUBDAR
- Warehouse BP BATAM
- Stake Holder Lainnya BP BATAM
KEMENKO MARVES,
4 Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis pengawasan yg efektif
BEA CUKAI
5 Sinkronisasi probis perijinan antar k/l (g2g) dan probis logistik di private sektor (b2b) KEMENKO MARVES
BP BATAM,
6 Rancangan Kolaborasi Sistem untuk G2B dan G2B2B
BEA CUKAI
BP BATAM,
7 Pengembangan Teknis BLE
BEA CUKAI 24
Timeline Pengembangan BLE

September Oktober November Desember 2021


No Aktivitas PIC
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

BP BATAM,
1 Sosialisasi dan Pengenalan Konsep BLE ke Stake Holder BEA CUKAI

Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis yg efektif di sector INSW, BPBATAM, BEA
2
Perijinan (SSM Perijinan antar K/L) CUKAI

3 Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis yg efektif di sektor

- Pengelola Pelabuhan/Bandara HUBUDARA

- Pelabuhan Bongkar Muat (PBM) BP BATAM

- Shipping/Airline BP BATAM

- Logistic & Forwarder BP BATAM

- Trucking HUBDAR

- Warehouse BP BATAM

- Stake Holder Lainnya BP BATAM

Identifikasi permasalahan dan perancangan solusi probis pengawasan yg KEMENKO MARVES,


4
efektif BEA CUKAI

5 Sinkronisasi probis perijinan antar k/l (g2g) dan probis logistik di private sektor KEMENKO MARVES
(b2b)

BP BATAM,
6 Rancangan Kolaborasi Sistem untuk G2B dan G2B2B BEA CUKAI

BP BATAM,
7 Pengembangan Teknis BLE BEA CUKAI

25
SEKIAN
TERIMA KASIH

26

Anda mungkin juga menyukai