Anda di halaman 1dari 16

MATERI PERKULIAHAN FISIKA-ILMU BIOMEDIK DASAR

Untuk Mahasiswa D III Keperawatan Tingkat I


POLITEKNIK Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit
2020
Disusun oleh Dadi Arianto, S.Si

A. Deskripsi Mata Ajaran


Mata kuliah ini menguraikan tentang konsep anatomi fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan
struktur dan fungsi tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi, serta prinsip –prinsip fisika dan
biokimia.

B. Kompetensi Dasar
Pada akhir perkuliah ilmu biomedik dasar mahasiswa mampu :
1. Menguasai konsep anatomi fisiologi tubuh manusia, patologi dan patofisiologi kelainan struktur dan fungsi
tubuh, gizi, mikrobiologi, parasitologi, dan farmakologi
2. Menguasai prinsip –prinsip fisika dalam keperawatan
3. Menguasai prinsip –prinsip biokimia

I. BIOMEKANIK

Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan kembali konsep & dasar – dasar mekanika:
1. pengertian pengukuran
2. jenis – jenis pengukuran
3. satuan dalam pengukuran
4. perbedaan statika dan dinamika
5. gaya dinamika pada tubuh
6. gaya statika pada tubuh
7. ketepatan pada pemasangan traksi
PENDAHULUAN
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanika merupakan kombinasi
antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir
semua tubuh mahluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedoteran.

Pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain sejenis yang dipergunakan sebagai
satuannya. Misalnya, Anda mengukur suhu tubuh pasien dengan termometer, artinya Anda membandingkan suhu tubuh pasien
tersebut dengan satuan suhu yang ada pada termometer, yaitu derajat celcius, sehingga diperoleh hasil pengukuran, misalnya suhu
tubuh pasien adalah 37C. Hasil pengukuran digunakan untuk mencari korelasi atau interpretasi ataupun perbandingan terhadap
prediksi teoretis untuk mengetahui gambaran keadaan tubuh.
Besaran yaitu hasil pengukuran yang dapat dinyatakan dengan angka. Salah satu ciri dari besaran yaitu memiliki satuan,
sedangkan satuan yaitu acuan/standar yang dipakai dalam pengukuran. Besaran dibedakan menjadi 2:
1. Besaran pokok adalah besaran dasar yang tak teruraikan lagi. Dikenal 7 besaran pokok beserta satuannya dalam sistem
internasional (SI) : Satuan
1. Panjang (jarak) dengan satuan meter (m) No Besaran dasar Simbol Dimensi
2. Massa dengan satuan kilogram (kg) SI
3. Waktu dengan satuan dalam second (sec) atau detik 1 Panjang meter m [L]
4. Kuat arus listrik dengan satuan Ampere (A)
5. Suhu/temperatur dengan satuan Kelvin (K) 2 Massa kilogram kg [M]
6. Jumlah zat dengan satuan mole (mol) 3 Waktu sekon s [T]
7. Intensitas cahaya dengan satuan Candela (Cd) 4 Kuat Arus Listrik ampere A [I]
2. Besaran turunan adalah besaran dimana tersusun dari lebih dari
satu besaran pokok. Misalnya: 5 Suhu kelvin K []
1. Kecepatan dengan satuan internasionalnya (SI) dalam m/det 6 Jumlah Zat mol mol [N]
2. Luas dengan satuan internasionalnya (SI) dalam m2 7 Intensitas Cahaya kandela cd [J]
3. Volume dengan satuan internasionalnya (SI) dalam m3
4. Gaya dengan satuan internasionalnya (SI) dalam Newton atau kg.m/dt 2 , dll.

Berdasarkan kebutuhan atau kondisi pengukuran dibedakan menjadi dua:

1
1. Pengukuran tunggal biasanya dilakukan jika kondisi tidak memungkinkan mengulang atau untuk kebutuhan sesaat, atau untuk
mengetahui pada rentang berapa (sekitar berapa). Pada pengukuran ini hanya dilakukan sekali terhadap objek/individu, misalny a
mengukur substansi asing yang dikeluarkan melalui ginjal atau mengukur potensial aksi dari suatu sel saraf.
2. Pengukuran berulang biasanya dilakukan untuk kebutuhan penelitian/pengontrolan yang memerlukan ketelitian. Proses
pengukuran seperti ini biasanya melibatkan sejumlah pengulang an perdetik, permenit, perjam dan sebagainya. Misalnya pada
pengukuran pernafasan diperoleh nilai pernafasan rata-rata (breathing rate) kira-kira 15 kali permenit, denyut nadi 70 kali/menit .
Pada pengukuran berulang ditentukan nilai rata-rata dan standar deviasi.
∑ 𝑥𝑖 𝑥1 +𝑥2+𝑥3+ … +𝑥𝑛 ∑ (𝑥𝑖 −𝑥̅)2
Nilai rata-rata ditentukan dengan rumus: 𝑥̅ = = dengan strandar deviasi 𝑆𝐷 = √
𝑛 𝑛 𝑛 −1
Registrasi
Mencatat hal-hal yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut meregistrasi. Registrasi ini penting untuk memperoleh informas i
yang diperlukan. Kadang-kadang diperlukan registrasi kontinyu terhadap suatu keadaan selama waktu tertentu, registrasi semacam
ini disebut registrasi analog.
False Positif dan False Negatif

Dua hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran:


1. Kepresisian (precision) yaitu derajat kepastian hasil pengukuran yang bergantung pada alat ukur. Umumnya semakin kecil
pembagian skala suatu alat, semakin presisi pula hasil pengukurannya. Selain itu, kepresisian juga berarti kemampuan
pengembalian suatu alat ukur saat digunakan berulang -ulang, apakah masih konsisten dengan hasil pengukuran sebelumnya
atau tidak. Kepresisian pengukuran belum menentukan akurasi secara mutlak, artinya suatu alat bisa jadi presisi tetapi belum
tentu akurat.
2. Keakurasian (accuracy) menunjukan seberapa tepat hasil pengukuran mendekati nilai yang sebenarnya (standar).
Keakurasian alat ukur harus dicek secara periodik dengan metode the two-point calibration. (cek posisi nol sebelum
digunakan & cek ketepatan terhadap standar).

Statika dan Dinamika


Statika adalah bagian dari kinetika (ilmu tentang gerak) yang mempelajari keseimbangan benda. Keseimbangan pada suatu
benda harus memenuhi dua syarat berikut:
1. Resultan (jumlah) gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol (  F = 0) dan
2. Resultan (jumlah) momen gaya (torsi/torque) juga sama dengan nol (   = 0).
Terdapat dua jenis keseimbangan:
1. Keseimbangan statis, yaitu benda diam.
2. Keseimbangan dinamis, yaitu benda bergerak dengan kecepatan konstan (tetap).
Dinamika adalah bagian dari kinetika yang mempelajari penyebab sebuah benda bergerak atau yang disebut dengan gaya.
Pengertian gaya pada pembahasan ini yaitu dapat berupa tarikan ataupun dorongan, menurut Newto n gaya merupakan penyebab
terjadinya percepatan (perubahan kecepatan) pada sebuah benda.
Jika ditinjau dari segi statis dan dinamisnya tubuh manusia maka gaya yang bekerja pada tubuh manusia ini dibagi dalam dua
tipe:
1. Gaya pada tubuh dalam keadaan statis.
2. Gaya pada tubuh dalam keadaan dinamis.
Tubuh dalam keadaan statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang yang berarti jumlah gaya dalam segala arah sama denga n nol
( F = 0) dan jumlah momen gaya terhadap sumbu juga sama dengan nol (  = 0).
Contoh dari gaya statika pada tubuh diantaranya gaya berat tubuh, gaya tarikan (traksi) yang digunakan untuk penangangan pada
pasien yang mengalami patah tulang, pergeseran sendi maupun kram otot , gaya yang dikerjakan oleh otot leher, gaya yang
dikerjakan oleh otot tumit saat menjinjit, gaya yang dikerjakan oleh otot lengan atas saat tangan menahan beban . Gaya berat
(seringkali cukup diistilahkan sebagai berat) terjadi karena tubuh kita ditarik oleh bumi (gaya gravitasi bumi).
Contoh dari gaya dinamika pada tubuh diantaranya gaya memijit-mijit otot polos pada saluran percernaan, gaya otot jantung saat
memompa darah, gaya lengan dan kaki saat berlari dll.

Analisa gaya dan penggunaannya dalam Traksi


Tulang dan otot tubuh manusia berfungsi sebagai sistem pengumpil. Ada 3 kelas sistem pengumpil :

1. Klas pertama: Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot Contoh: kepala & leher
2. Klas kedua Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot. contoh: tumit menjinjit
3. Klas ketiga Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat. Contoh: otot lengan

2
Pembahasan sistem pengumpil berguna untuk memperoleh keuntungan mekanik.
𝑀 𝑟𝑊
𝑟𝑊 . 𝑊 = 𝑟𝑀 . 𝑀 → 𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 (𝐾𝑀) = =
𝑊 𝑟𝑀
𝑟 25 𝑐𝑚
𝐶𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝐾𝑀 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑙𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑊 = = 12,5
𝑟𝑀 2 𝑐𝑚
Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas (anggota gerak: tangan & kaki) yang cedera, leher, punggung,
atau area pelvik (panggul). Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada kepala, tubuh atau anggota gerak menuju
sedikitnya dua arah, misalnya: tarikan traksi dan tarikan traksi lawannya. Gaya traksi, traksi berlawan
atau gaya keduanya biasanya berasal dari: berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berat lain .
Pembahasan gaya berguna untuk penentuan arah traksi yang tepat atau untuk meminimal is ir
pergerakan tulang (immobile) sehingga mempercepat penyembuhan .

Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan


1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam keadaan
tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun
dari 24 buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain
oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah
lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S. Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan segmen
toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk
menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan.
”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh
bagian tulang belakang,” (Barbara Dorsch) . Postur tubuh yang baik akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu
garis lurus ke bawah. Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya pergerakan sendi belakang sehingga
posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135 derajat adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini,
tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di mana tulang belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S.

Kelebihan dari posisi ini adalah: Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di bagian
bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi kelelah an
di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot”. Duduk dengan posisi kemiringan 135
derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kurs i.

2. Traksi dalam Praktik Klinik


Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan
otot. Tujuan dari traksi adalah untuk menangani fraktur (patah tulang), dislokasi (pergeseran sendi) atau spasme (kram) otot dalam
usaha untuk memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan. Ada dua tipe utama dari traksi:
1. traksi skeletal (tulang), dan
2. traksi kulit.
Prinsip Traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh, tungkai, pelvis (p anggul) atau tulang belakang
dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada arah yang berlawanan yang disebut dengan countertraksi. Tahanan dalam traksi
didasari pada hukum ketiga Newton (Footner, 1992 and Dave, 1995). Traksi dapat dicapai melalui tangan seba gai traksi manual,
penggunaan talim splint, dan berat sebagaimana pada traksi kulit serta melalui pin, wire, dan tongs yang dimasukkan kedalam t ulang
sebagai traksi skeletal (Taylor, 1987 and Osmond, 1999).
Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Kulit hanya mampu menanggung beban traksi sekitar 5 kg pada dewasa.
Jika dibutuhkan lebih dari ini maka diperlukan traksi melalui tulang. Traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak karena
growth plate (sel-sel pertumbuhan tulang) dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang.

3
Indikasi traksi kulit diantaranya adalah untuk anak-anak yang memerlukan reduksi tertutup, traksi sementara sebelum operasi,
traksi yang memerlukan beban 5 kg. Akibat traksi kulit yang kelebihan beban di antaranya adalah nekrosis kulit (Nekrosis kulit
(kulit mati) adalah komplikasi yang jarang terjadi, di mana kulit jatuh di daerah nekrotik. Masalahnya dapat bervariasi
dalam derajat. Luka yang dihasilkan maka perlu untuk menyembuhkan biasanya membutuhkan perawatan luka
diperpanjang), obstruksi vaskuler (obstruksi = hambatan. Vaskular adalah istilah yang mencakup segala yang terkait arteri
dan vena dalam sistem pembuluh darah.), oedem distal (pembengkakan yg jauh dari poros), serta peroneal nerve palsy pada
traksi tungkai. Traksi tulang dilakukan pada dewasa yang memerlukan beban > 5 kg, terdapat kerusakan kulit, atau untuk
penggunaan jangka waktu lama. Kontratraksi diperlukan untuk melawan gaya traksi, yaitu misalnya dengan memposisikan tungkai
lebih tinggi pada traksi yang dilakukan di tungkai.

FRAKTUR FEMUR (PAHA) TRAKSI TULANG TRAKSI KULIT TRAKSI TULANG

dislokasi bahu

1. Counter traksi

2. Teknik Stimson

3. Teknik Milch

4
4. Manuver Kocher

5.

II. FISIKA FLUIDA


Hidrodinamika dan Hidrostatika
Hidrostatika adalah ilmu yang mempelajari tentang zat cair yang berada dalam keadaan diam, sedangkan hidrodinamika adalah
ilmu yang mempelajari tentang zat cair yang berada dalam keadaan bergerak. Zat cair termasuk kedalam fluida. Fluida yaitu zat
yang dapat mengalir berupa zat cair ataupun gas. Dengan demikian zat padat tidak termasuk fluida. Namun, seperti halnya pada zat
padat, zat cair (fluida) juga memiliki tekanan. Tekanan yang dihasilkan oleh suatu zat cair yang diam disebut tekanan hidrostatis
yang memiliki arah ke segala arah. Zat cair akan mengalir dari daerah bertekanan tinggi menuju daerah bertekanan rendah.
Tekanan (disimbolkan dengan huruf P) didefinisikan sebagai gaya per satuan luas. Satuannya adalah N/m 2 , yang di dalam
sistem satuan SI dinyatakan dengan Pascal atau Pa. Di dalam dunia medis satuan tekanan dinyatakan dalam millimeter mercuri at au
disingkat dengan mmHg. Tekanan atmosfer lingkungan kita adalah 760 mmHg. Atmosfer memiliki tekanan sebesar 1 atm (atm
adalah singkatan dari atmosfer). Jadi 1 atm = 760 mmHg. Karena kita hidup di lingkungan atmosfer, maka pengukuran tekanan
apapun dihitung relatif terhadap tekanan atmosfer.
Pada zat cair yang mengalir, hukum-hukum yang berlaku diantaranya
1. Hukum Poiseuille (cairan yang mengalir melalui suatu pipa akan berbanding langsung dengan penurunan tekanan sepanjang
pipa dan pangkat empat jari-jari pipa).
2. Persamaan kontinuitas (semakin kecil luas penampang (pipa) maka semakin cepat alirannya, begitupula sebaliknya)
Sehingga dapat disimpulkan, semakin kecil luas penampang (pipa) yang dilalui zat cat cair maka semakin cepat alirannya tetapi
tekanannya akan menurun (A << → v >> → P <<), begitupula sebaliknya, semakin besar luas penampang (pipa) yang dilalui zat
cat cair maka semakin lambat alirannya tetapi tekanannya akan meningkat (A >> → v << → P >>).
Aliran Zat Cair Melalui Pembuluh

Hidrodinamika dan Hidrostatika pada Tubuh


Ada sejumlah tempat di dalam tubuh yang tekanannya relatif lebih kecil dari tekanan atmosfer sehingga memungkinkan udara
di lingkungan kita dapat mengalir ke dalam paru-paru. Ketika seseorang minum air dari sebuah gelas dengan menggunakan sedotan,
tekanan di dalam mulutnya harus jauh lebih kecil dari tekanan atmosfer di sekitar gelas agar air di d alam gelas tersebut dapat
mengalir ke dalam mulut.
Di dalam tubuh kita, jantung berperan sebagai sebuah pompa yang dapat menghasilkan tekanan yang betul-betul tinggi (~ 100
sampai 140 mmHg) untuk menghasilkan gaya dorong yang besar agar darah dapat didoron g mengalir dari paru-paru ke seluruh
tubuh melalui arteri. Darah yang telah dialirkan ke seluruh tubuh akan dialirkan kembali ke paru -paru melalui venous (pembuluh
darah), oleh karena itu tekanan pada venous harus betul-betul cukup kecil agar darah (khusus nya pada bagian tubuh yang paling
bawah seperti kaki) dapat disedot kembali ke dalam jantung. Kegagalan dalam menyedot kembali darah yang telah dialirkan ke
wilayah kaki ini sering menghasilkan pembengkakan pada pembuluh darah (veins).

Tekanan di dalam tengkorak


Cairan di dalam otak (cerebrospinal fluid atau CSF sekitar 150 cm3 ) dapat mengalir keluar dari wilayah otak menuju rongga
tulang belakang (spinal column). Cairan ini mengalir bersirkulasi secara terus menerus.
Jika tersumbat, cairan CSF akan terjebak di dalam ruang otak (tengkorak) sehingga akan meningkatkan tekanan internal tengkorak
yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran tengkorak (hydrocephalus yang sering terjadi pada bayi). Penanggulangan
hydrocephalus dapat dilakukan melalui pembedahan dengan mem-by-pass sistim aliran CSF yang tersumbat. Nilai normal panjang
keliling kepala untuk bayi adalah 32 sampai 37 cm.

Tekanan Pada Mata


Cairan bening di dalam bola mata yang terdapat antara permukaan mata dan ret ina memiliki tekanan tertentu sehingga dapat
menjaga bola mata pada bentuk dan ukuran yang tetap. Jangan sekali-kali menekan bola mata terlalu keras karena dapat berakibat
fatal dimana tekanan internal mata tidak dapat mengembalikan bola mata ke dalam bent uk semula (dapat menyebabkan kebutaan).
Tekanan normal cairan bening mata berada pada interval 12 sampai 23 mmHg.

5
Mata secara kontinu menghasilkan cairan, dan oleh sistim pengaliran yang dimilikinya membuat cairan yang berlebihan dapat
dibuang dengan baik. Apabila sistim pengaliran ini mengalami penyumbatan maka akan mengakibatkan tekanan di dalam mata
menjadi meningka yang dapat membatasi suplai darah ke retina mata sehingga mempengaruhi kejelasan penglihatan (glaucoma)
jika sangat parah dapat menyebabkan kebutaan.

Tekanan Pada Sistem Pencernaan


Sistim pencernaan dilengkapi dengan katup-katup (valves) yang berperan
sebagai pembuka dan penutup sehingga sistim pencernaan berproses dengan
sempurna. Katup di dalam usus berperan untuk meratakan penyaluran (pengaliran)
makanan di dalamnya. Katup-katup terdapat pada antara lambung dan usus kecil
(pylorus; yang berperan untuk menghidari aliran makanan dari usus kecil kembali
ke lambung) dan antara usus kecil dan usus besar (valve between small and large
intestine). Pada beberapa kejadian aliran penyaluran terbalik dapat saja terjadi,
seperti pada saat muntah, aliran makanan berbalik dari yang normalnya.
Tekanan di dalam lambung dan usus (bagian-bagian dari sistim pencernaan)
lebih besar dari pada tekanan atmosfer. Makanan yang dimakan (setelah kenyang)
meningkatkan tekanan pada sistim pencernaan.
Di samping itu, pada saat makan biasanya udara yang sempat dihirup melalu i
pernafasan tertahan dan terjebak di dalam tubuh. Udara yang terjebak ini menambah tekanan secara signifikan pada sistim
pencernaan. Tekanan di dalam sistim pencernaan dapat juga dibangkitkan oleh gas -gas yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri yang
terdapat di dalam usus. Gas -gas ini umumnya dikeluarkan dalam bentuk kentut (flatus). Kadang-kadang suatu bentuk penyumbatan
terjadi pada katup antara usus besar dan usus kecil dan membangkitkan tekanan yang berlebihan sehingga menghalangi organ
pembuluh darah yang ada di perut untuk mengalirkan darah ke organ -organ penting di dalamnya. Jika tekanan yang terjadi ini
menjadi cukup besar akan menghentikan mekanisme sistim aliran darah di dalam perut yang dapat berakibat pada kematian. Suatu
teknik intubation (memasukkan pipa kecil melalui hidung, lambung dan usus) biasanya dilakukan untuk mengurangi tekanan
tersebut. Jika usaha ini gagal, selanjutnya diatasi dengan melakukan pembedahan. Penambahan tekanan yang besar di dalam usus
akan menyebabkan resiko infeksi pada dinding usus, karena tekanan yang besar akan menyebabkan dinding usus cenderung robek
atau retak-retak seperti teriris terluka kecil, dan gas -gas yang terjebak di dalam usus akan dengan cepat menyebar dan memasu ki
luka-luka tersebut. Resiko ini dapat direduksi/dikurangi dengan melakukan pembedahan di ruangan bertekanan tinggi, dimana
tekanan ruangan lebih tinggi dari tekanan usus penderita.

Tekanan di dalam kandung kemih(bladder)


Peningkatan tekanan yang terjadi pada kandung kemih adalah akibat adanya akumulasi (pertambahan terus menerus) volume
air kencing (urine). Untuk orang dewasa volume maksimum kandung kemih adalah 500 ml dengan tekanan rata -rata 30 cmH2 O.
Pada penderita prostatic (saluran kandung kemihnya tersumbat), tekanan kandung kemihnya dapat mencapai lebih 100 cmH 2 O.
Tekanan pada kandung kemih dapat bertambah pada saat batuk, saat duduk dan pada saat dalam keadaan tegang. Khusus untuk
wanita hamil, tekanan pada kandung kemihnya akan bertambah dengan bertambah beratnya janin yang dikandung dan biasanya
oleh karena itu ia sering buang air kecil. Pada situasi yang stress pun juga dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih, belajar
saat mau ujian membuat anda sering buang air kecil ke toilet. Hal ini disebabkan karena “ nerves”.

Hukum-hukum yang berlaku dalam pernafasan


1. Hukum Dalton
“ Suatu campuran dari beberapa gas, setiap gas akan membentuk kontribusi tekanan total, seakan-akan gas itu berdiri sendiri”.
Misalnya dalam suatu ruangan terdapat udara dengan tekanan 1 atmosfer (760 mmHg). Udara terdiri dari 20% oksigen (O 2 ) dan
80% nitrogen (N2 ), maka tekanan parsial oksigen (pO2 ) = 20/100 x 760 mmHg  150 mmHg (= tekanan parsial O2 saat respirasi
dengan O2 sebanyak 20,9%, tekanan parsial paru-paru pH2 O = 47 mmHg dan pada temperatur 37C) dan tekanan parsial nitrogen
(pN2 ) = 80/100 x 760 mmHg  610 mmHg
2. Hukum Boyle
“Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor dijaga konstan (tetap), maka hubungan P.V = konstan”
dengan P = tekanan (dalam satuan: N/m2 = Pascal = Pa) dan V = volume (dalam satuan: N/m2 = Pascal = Pa)
Berdasarkan persamaan P.V = konstan diperoleh bahwa hubungan antara volume dan tekanan berbanding terbalik, artinya
 jika volume menurun (bejana mengecil) maka tekanan akan meningkat (V << → P >>), begitu pula sebaliknya
 jika volume meningkat maka tekanan akan menurun (V >> → P <<)
peristiwa ini terjadi pada saat kita bernafas. Pada saat inspirasi (menarik nafas), volume paru -paru meningkat, sedangkan tekanan
intrapleura (selaput dalam paru-paru mengalami penurunan. Namun pada saat ekspirasi, volume paru -paru menurun, sedangkan
tekanan intrapleura mengalami peningkatan.
3. Hukum Laplace
“Tekanan pada gelembung alveoli berbanding terbalik terhadap radius (jari-jari) dan berbanding terhadap tegangan
permukaan”
4
atau dapat ditulis P 
R
dengan P = tekanan (dalam satuan: dyne /cm2 = 0,1 Pa),  = tegangan permukaan (dalam satuan: dyne /cm) dan R = jari-jari
(dalam satuan: cm), di sini alveoli diibaratkan sebagai gelembung.

6
Tekanan Barometrik
Udara (gas) termasuk fluida yang juga memiliki tekanan. Tekanan yang dihasilkan oleh udara luar (disekeliling kita/yang
menyelimuti permukaan bumi) disebut tekanan barometrik /tekanan atmosfer. Semakin tinggi suatu tempat dari permukaan
bumi/laut maka tekanan barometrik akan menurun yang diikuti penurunan tekanan oksigen (jumlah oksigen menurun).
Efek tekanan barometrik terhadap kesehatan:
 Pada ketinggian 20.000 feet (6.096 m) suplai oksigen kurang, biasanya selama 10 menit atau lebih, manusia akan mengalami
kollaps (lemah mental hariness)
 Pada ketinggian 20.000 s.d 24.000 feet (6.096 s.d 7.315 m) manusia akan masuk pada fase kritis.
 Pada ketinggian diatas 30.000 (9.144 m) dalam waktu 1 menit manusia akan koma (tidak sadarkan diri).

III. BIOAKUSTIK
(Keterkaitan antara bunyi/gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan)

Prinsip – Prinsip Gelombang


Gelombang adalah:
 perambatan energi
 getaran yang merambat
 fenomena perambatan gangguan
Contoh gelombang: gelombang simpangan tali, gelombang permukaan air dan gelombang bunyi di udara. Medium pada proses
perambatan gelombang tidak selalu ikut berpindah tempat bersama dengan rambatan gelombang. Misalnya bunyi yang merambat
melalui medium udara akan membuat partikel-partikel udara bergerak osilasi (lokal) saja.

Berdasarkan arah rambat, gelombang dibedakan menjadi:


1. Gelombang Longitudinal yaitu arah rambat gelombang sejajar dengan arah gerak partikel-partikel medium.
2. Gelombang Transversal yaitu arah rambat gelombang tegak lurus dengan arah gerak partikel-partikel medium.

Berdasarkan mekanismenya, gelombang dibedakan menjadi:


1. Gelombang mekanis yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran mekanik.
2. Gelombang elastik yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran-besaran elastisitas.
3. Gelombang permukaan dalam zat cait yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran permukaan cairan.
4. Gelombang elektromagnetik yaitu gelombang yang cepat rambatnya tergantung pada besaran list rik dan magnetik.

Bunyi/Gelombang bunyi merupakan:


 Gelombang mekanik longitudinal yang merambat melalui medium (padat, cair atau gas).
 terjadi akibat vibrasi/getaran molekul-moleku l zat dan saling beradu satu sama lain.
 memiliki cepat rambat sekitar 331 m/s (di udara pada 20o C).

Peristiwa yang dapat dialami pada saat bunyi merambat (sifat bunyi):
1. refleksi (pemantulan)
2. transmisi (diteruskan)
3. absorpsi (penyerapan)
4. refraksi (pembelokan)
5. scattering (penyebaran/penghamburan)

Jenis gelombang bunyi berdasarkan frekuensinya (f):


1. Infrasonik f < 20 Hz.
2. Audiosonik f = 20 – 20000 Hz, dapat didengar manusia (audible frequency).
3. Ultrasonik f > 20000 Hz

Suara ditandai oleh nada, intensitas/kepekaan dan kualitas/warna nada:


1. Nada suatu suara ditentukan oleh frekuensi suatu getaran. Semakin tinggi frekuensi getaran, semakin tinggi nada.
2. Intensitas atau Kepekaan suatu suara bergantung pada amplitudo gelombang suara, atau perbedaan tekanan antara daerah
bertekanan tinggi dan daerah berpenjarangan yang bertekanan rendah. Semakin besar amplitudo semakin keras suara.
Kepekaan/kekerasan suara dinyatakan dalam desible (dB). Peningkatan 10 kali lipat energi suara disebut 1 bel, dan 0,1 bel
disebut desibel. Satu desibel mewakili peningkatan energi suara yang sebenarnya yakni 1,26 kali.
3. Kualitas suara atau warna nada (timbre) bergantung pada nada tambahan, yaitu frekuensi tambahan yang menimpa nada
dasar. Nada-nada tambahan juga yang menyebabkan perbedaan khas suara manusia.

Jenis– jenis bunyi/suara yang dapat diterima oleh telinga:


 Telinga manusia dapat mendeteksi gelombang suara dari 20 – 20.000 siklus per detik (Hz), tetapi paling peka terhadap frekuensi
1000 dan 4000 Hz.
 Suara yang lebih kuat dari 100 dB dalam merusak perangkat sensorik di koklea.
7
 Frekuensi suara yang dapat didengar oleh orang muda adalah antara 20 – 20.000 Hz. Namun, rentang/frekuensi suara bergantung
pada perluasan kekerasan suara yang sangat besar. Jika kekerasannya 60 desibel dibawah 1 dyne/cm2 tingkat tekanan suara,
rentang suara adalah 500 – 5000 Hz. Hanya dengan suara keras rentang 20 – 20.000 Hz dapat dicapai secara lengkap.
 Pada usia tua, rentang frekuensi biasanya menurun menjadi 50 – 8.000 Hz atau kurang.
 Suara 3000 Hz dapat didengar bahkan bila intensitasnya serendah 70 desibel dibawah 1 dyne/cm2 tingkat tekanan suara. Suara
100 Hz dapat dideteksi hanya jika intensitasnya 10.000 kali lebih besar dari ini.

Proses terjadinya penerimaan bunyi/suara


Pendengaran adalah persepsi saraf mengenai energi suara. Suara ditandai oleh
nada, intensitas, kepekaan. Proses pendengaran dimulai saat suara masuk melewat i
saluran telinga kemudian menggetarkan gendang telinga. Kemudian gelombang
suara diteruskan oleh tulang-tulang pendengaran pada telinga tengah. Selanjutnya
peningkatan tekanan gelombang suara bertambah saat melewati jendela oval,
cairan pada koklea pun bergetar. Getaran ini menyebabkan sel-sel rambut yang
melekat pada membran basalis bergerak naik turun dan memunculkan potensial
aksi. Impuls listrik ini kemudian diteruskan hingga ke otak untuk diterjemahkan .
sistem saraf untuk mendeteksi perbedaan frekuensi suara adalah dengan
menentukan posisi di sepanjang membrane basilaris yang paling terangsang.

IV. TERMOFISIKA

Suhu didefinisikan sebagai derajat panas atau dinginya suatu benda atau sistem. Benda yang panas memiliki suhu yang tinggi
sedangkan benda yang dingin memiliki suhu yang rendah. Pada hakikatnya suhu merupakan ukuran energi kinetik (gerak) rata -rata
yang dimiliki oleh molekul-moleku l suatu benda. Sehingga suhu menggambarkan bagaimana gerakan molekul-moleku l suatu benda.
Termometer yaitu alat untuk mengukur suhu. Termometer dibuat berdasarkan sifat termometrik dari suatu benda. Sifat
termometrik yaitu sifat-sifat suatu benda yang dapat berubah akibat adanya perubahan suhu misalnya pemuaian zat padat, pemuaian
zat cair, pemuaian gas, tekanan zat cair, tekanan udara, regangan zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik dan intensita s cahaya
(radiasi benda).

Tabel 3.1. Jenis – Jenis Termometer


Jenis – Jenis Termometer Keterangan
Termometer yang pipa kacanya diisi dengan raksa/alkohol, jangkauan ukur raksa -
Termometer raksa/alkohol
40 s/d 350 (C), umumnya dijumpai dalam keseharian
Termometer klinis Biasa digunakan para dokter & perawat untuk mengukur suhu tubuh manusia
dapat mengukur suhu tanpa kontak. Termometer diarahkan pada permukaan
Termometer non-kontak atau
obyek dan secara langsung memberikan pembacaan suhu. Alat ini sangat berguna
termometer inframerah
untuk pengukuran di tungku atau suhu permukaan dan lain sebagainya.
Bekerja berdasarkan hubungan antara gaya gerak listrik dengan gradien
Termokopel temperatur diantara dua buah konduktor, jangkauan ukur
-190 s/d 300 (C), banyak digunakan industri untuk perubahan suhu yang cepat
Termasuk termometer elektronik yang menggunakan termistor, jangkauan ukur
Termometer tahanan
-250 s/d 1760 (C), banyak digunakan di klinik untuk memonitor suhu pernafasan

Nilai hasil pemeriksaan suhu tubuh merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran
panas tubuh. Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan
oleh vasodilatasi (pelebaran pembuluh), berkeringat, hiperventilasi (peningkatan pernafasan) dan lain -lain. Demikian sebaliknya,
bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu tubuh akan menurun. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme
dan kontraksi otot.
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara: oral,
rectal (rectal), aksila (auxiliary) dan membran tympani (selaput suara). Prosedur kerja pengukuran suhu tubuh:
Langkah awal:
 Jelaskan prosedur kepada klien
 Cuci tangan
 Gunakan sarung tangan
 Atur posisi pasien
a. Untuk pemeriksaan suhu oral
 Tentukan letak bawah lidah
 Turunkan suhu termometer dibawah antara 34C – 35C (untuk termometer raksa, dengan cara dikibas -kibaskan)
 Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi
8
 Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit
Catatan. Cairan dan sisa rokok di mulut akan mempengaruhi hasil pengukuran oral temperature. Sebaiknya pengukuran dilakukan
10 – 15 menit setelah makan, minum, atau merokok terakhir kali
b. Untuk pemeriksaan suhu aksila (ketiak)
 Tentukan letak aksila (ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue
 Turunkan suhu termometer dibawah antara 34C – 35C
 Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada (mendekap dada)
 Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
Catatan. Dibandingkan dengan pengukuran lainnya, pemeriksaan suhu aksila terhitung yang paling tidak akurat karena sangat
dipengaruhi lingkungan. Termometer biasa yang kurang akurat akan menampilka n perbedaan hingga turun 1C.
c. Untuk pemeriksaan suhu rektal
 Atur posisi pasien dengan posisi miring
 Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat)
 Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline
 Turunkan suhu termometer dibawah antara 34C – 35C
 Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan termometer kedalam rektal dengan perlahan -lahan, jangan sampai
berubah posisi dan ukur suhu
 Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
Catatan. Hasil pengukuran rectal ini biasanya lebih tinggi 0,4 – 0,5 C dari oral.
Langkah akhir:
 Catat hasil pengukuran
 Bersihkan termometer dengan kertas / tissue
 Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan.
 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Pengukuran suhu thimpanic membrane temperature merupakan cara pengukuran yang paling praktis, cepat, dan akurat tetapi
tidak dianjurkan bagi orang awam yang tidak mengetahui anatomi telinga karena berhubungan dengan bagian pendengaran yang
vital. Umumnya, thimpanic membrane temperature akan menunjukkan perbedaan hingga 0,8 derajat celcius lebih tinggi daripada
oral temperature. Hasil akurat akan didapatkan bila termometer diarahkan dengan tepat ke bagian membrane tympani (selaput
suara). Untuk pemakaian rumah tangga biasanya oral temperature dan auxiliary temperature menjadi pilihan.

Kalor
Kalor (Q) merupakan transfer energi atau energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain akibat adanya perbedaan
suhu. Jadi kalor merupakan salah satu bentuk energi. Sedangkan energy merupakan kemampuan untuk melakukan usaha, energy
dapat berubah bentuk, dari satu bentuk ke bentuk lainnya (hukum kekekalan energi). Dua jenis kalor:
1. Kalor jenis (c) yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk merubah suhu benda (sebesar 1C atau 1 K untuk setiap 1 kg benda
tsb.) atau c = Q/(m.T). Kalor jenis setiap benda berbeda-beda. Misalnya kalor jenis air = 4190 J/kg.K sedangkan kalor jenis
besi = 450 J/kg.K. Hal ini berarti air membutuhkan kalor lebih banyak daripada besi untuk menaikan suhu sebesar 1C meskipun
massa kedua benda tersebut sama yaitu 1 kg.
2. Kalor laten (L) yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk merubah wujud suatu zat/benda (untuk setiap 1 kg benda tsb.)
atau L = Q/m. Wujud benda ada 3 jenis: padat, cair dan gas. Perubahan wujud dari padat ke cair disebut melebur, perubahan
wujud dari cair ke gas disebut menguap dan perubahan wujud dari padat ke gas disebut menyublim. Kalor laten setiap benda
berbeda-beda. Kalor laten digunakan untuk merubah wujud benda, misalnya ketika es melebur dari padat ke cair, kalor lebur es
= 336 kJ/kg, ini berarti air membutuhkan kalor sebanyak 336.000 joule untuk melebur es sebanyak 1 kg menjadi air seluruhnya.
Catatan. Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J), m = massa zat/benda (kg), T = perubahan suhu (C atau Kelvin)

Energi panas (kalor) yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit ada 4 cara:
1. Konduksi: perpindahan panas dari suatu objek yang suhunya lebih tinggi ke objek lain dengan jalan kontak langsung. Konduksi
terjadi akibat interaksi molekular yaitu panas dipindahkan dengan cara tumbukan anta r molekul tetapi molekul tersebut tidak
berpindah tempat. Misalnya panas mengalir dari kulit kita ke udara. Zat yang mudah menghantarkan panas disebut konduktor,
misalnya alumunium, tembaga dan besi. Sedangkan zat yang sukar menghantarkan panas disebut iso lator, misalnya gas (udara),
air (zat cair) dan kayu yang digunakan untuk pegangan pada alat -alat masak.
2. Konveksi: perpindahan panas dari suatu daerah yang suhunya lebih tinggi ke daerah lain dengan jalan pergerakan moleku l.
Konveksi tejadi pada fluida (zat cair dan gas). Contohnya perpindahan panas pada suatu ruangan, udara yang berada dekat
pemanas akan membawa panas bergerak menjauh kemudian menuju tempat yang lebih dingin, sedangkan udara dingin
mendekati pemanas demikian seterusnya sehingga terjadi perputaran udara sehingga seluruh ruangan menjadi panas dan
berinteraksi dengan kulit kita.
3. Radiasi: perpindahan panas dari suatu permukaan objek yang suhunya lebih tinggi ke objek lain tanpa kontak diantara kedua
objek tersebut. Radiasi terjadi dalam bentuk gelombang elektomagnetik (cahaya). Contohnya perpindahan panas yang terjadi
saat kita dekat api unggun/saat berjemur di bawah sinar matahari, api/matahari akan memancarkan cahaya ke tubuh kita maka
kita akan merasa panas dalam bentuk radiasi. Pada hakikatnya, setiap benda memancarkan radiasi gelombang elektromagnet ik
karena tiap benda akan memantulkan cahaya yang mengenainya.

9
4. Evaporasi: perpindahan panas dari bentuk cairan menjadi uap. Manusia kehilangan sekitar 9 x 103 kalori/gram melalu i
penguapan paru-paru. Jika seseoarang bekerja/berlatih dengan sangat berat maka dia akan minum hingga 4 liter/jam, ini
menunjukan adanya proses pertukaran energi termal (panas). Kehilangan panas dapat terjadi secara evaporasi apabila:
1. adanya perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara ambien.
2. temperatur lingkungan yang lebih rendah daripada normal sehingga evaporasi dari keringat dapat terjadi dan hal ini dapat
terjadi apabila temperatur basah kering dibawah temperatur kulit.
3. adanya gerakan angin.
4. adanya kelembaban.

V. BIOLISTRIK (Kelistrikan dalam tubuh)

Hukum-hukum dalam biolistrik


a. Hukum Ohm : “Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding lurus dengan arus yang melewati dan berbanding lurus
dengan hambatan dari konduktor” atau V = I.R
V = beda potensial/tegangan (volt),
I = kuat arus (ampere), R = hambatan (ohm)
b. Hukum Joule : “Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial V, dalam waktu tertentu akan menimbulkan kalor”
atau Q = W = P.t = VI.t
Q = energi panas (joule), P = daya listrik (watt) dan
t = waktu (detik)

Muatan listrik (q), merupakan sifat yang dimiliki suatu benda/partikel/atom akibat kelebihan atau kekurangan elektron. Dua jenis
muatan listrik:
1. Muatan positif (+) terbentuk akibat partikel tersebut kekurangan/kehilangan elektron (disebut ion +)
2. Muatan negatif (–) terbentuk akibat partikel tersebut kelebihan/mendapat tambahan elektron (disebut ion –)
Suatu benda/atom umumnya tidak bermuatan (netral): jumlah muatan (+) = jumlah muatan (–)

Interaksi antar muatan listrik


Jika muatan sejenis saling berdekatan maka akan terjadi gaya listrik (gaya Coulomb): tolak-menolak
Jika muatan berlawanan jenis saling berdekatan maka akan terjadi gaya listrik: tarik-menarik
q
Medan listrik (E), yaitu daerah disekeliling muatan listrik yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik atau Ek
Arah medan listrik: dari muatan positif menuju muatan negatif r2
q
V k
Potensial listrik (V), terjadi apabila sejumlah muatan yang berada pada jarak tertentu dari suatu titik atau r
Makin jauh dari suatu titik pengamatan maka potensial akan semakin menurun.
E = kuat medan listrik, dalam newton/coulomb (N/C) k = tetapan Coulomb = 9 x 109 N.m2 /C2
q = besarnya muatan, dalam coulomb (C) r = jarak terhadap muatan, dalam meter (m)
 Jika potensial listrik pada suatu tempat bernilai +1 volt, artinya di dekat tempat tersebut ada sejumlah muatan positif.
 Jika potensial listrik pada suatu tempat bernilai –1 volt, artinya di dekat tempat tersebut ada sejumlah muatan negatif.
q
Arus listrik (atau disebut listrik saja) (I), yaitu aliran muatan listrik dalam waktu tertentu (t) atau I  .
t
Listrik terjadi karena adanya perbedaan potensial. Listrik mengalir dari daerah berpotensial tinggi menuju potensial rendah.

W
Daya listrik (P) yaitu energi listrik yang dihasilkan dalam waktu tertentu atau P 
t
Penjelasan harga efektif arus dan potensial listrik
Harga arus dan potensial listrik yang terukur pada alat ukur disebut harga efektif dari arus dan potensial listrik tersebut (harga
efektif ini berlaku juga untuk arus bolak-balik/yang berupa sinusoida)

Jenis – jenis listrik dalam tubuh/Isyarat Listrik Tubuh.


Isyarat listrik tubuh merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe sel tertentu. Dengan mengu kur isyarat ini secara selektif maka
hasil isyarat ini sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh. Ada 7 pola isyarat listrik tubuh ya ng
berhubungan dengan fungsi tubuh yaitu:

10
1. EMG – Elektromiogram. (mio = otot)
2. ENG – Elektroneurogram. (neuro = saraf)
3. ERG – Elektroretinogram. (retino = retina mata)
4. EOG – Elektrookulogram. (okulo = kornea mata)
5. EGG – Elektrogastrogram. (gastro = pencernaan)
6. EEG – Elektroensefalogram. (ensefalo = otak)
7. EKG – Elektrokardiogram. (kardio = jantung)

Penjelasan potensial listrik pada syaraf


Sistem Saraf
Semua isyarat kelistrikan dalam tubuh manusia disalurkan melalui sistem saraf dan neuron (sel saraf). Impuls dalam sistem
syaraf → ion-ion yang mengalir sepanjang sel syaraf (mirip dengan aliran elektron dalam konduktor/kabel)

Fungsi sel saraf: menerima, menginterpretasikan (mengubah rangsangan menjadi sinyal listrik)
& menghantarkan isyarat listrik ke/dari bagian tubuh. Sistem saraf dibagi dua :
1. sistem saraf pusat saraf: otak, medulla spinalis & saraf perifer (serat saraf):
a. saraf afferent: mengirimkan informasi isyarat sensoris ke otak atau ke medulla spinalis
(sumsum tulang belakang).
b. saraf efferen: mengirimkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke bagian otot dan sistem kelenjar.
2. sistem saraf otonom: bekerja secara mandiri dan otomatis (diluar kesadaran) seperti pada organ dalam (jantung, usus, dan
kelenjar).
Mekanisme kerja sel saraf ditentukan oleh perubahan perbandingan setiap saat konsentrasi ion -ion di dalam dan diluar sel. Setiap
sel saraf menghasilkan sedikit ion negatif tepat di dalam sel dan ion positif tepat diluar membran sel Di dalam sel terdapat ion Na +,
K+, Cl– dan protein (A – ). Ion-ion tersebut berasal dari cairan elektrolit NaCl, elektrolit KCl dan protein. Sel saraf menggunakan
difusi pasif dan transportasi aktif untuk mempertahankan distribusi ion melalui membran sel.
Mobilitas pergerakan ion (isyarat listrik) lebih ditentukan oleh ion Na + karena lapisan membrane (lapisan myelin) suatu akson
hanya selektif terhadap ion Na +.

Sel Saraf istirahat


Pada keadaan istirahat (tidak ada rangsangan impuls listrik) maka bagian di dalam membran sel relatif lebih negatip dari pada
di luar membran (konsentrasi ion Na + di luar membran sel lebih banyak). Beda potensial listrik antara bagian dalam dan luar
membran mencapai –90 miliVolt dan membran ini disebut dalam keadaan terpolarisasi dengan potensial istirahat –90 miliVo lt .
Potensial sel saraf istirahat dapat diganggu oleh rangsangan: listrik, kimia atau fisis/mekanik. Respon membran sel terhadap
rangangan. Secara sederhana proses perubahan keadaan membran saat ada rangsangan:
RANGSANGAN → DEPOLARISAS I → REPOLARISAS I (REFARKTER ABSOLUT & RELATIF)
1. DEPOLARISAS I terjadi saat membran menerima rangsangan:
 butiran-butiran lapisan membran berubah
 ion-ion Na+ masuk ke dalam sel
 bagian dalam sel menjadi kurang negatif
 bagian dalam sel menjadi lebih positif
 potensial membran naik
 membran terdepolarisasi (polarisasinya berkurang dari –90 miliVolt)
2. REPOLARISAS I
Kembalinya membran pada nilai istirahatnya (-90 mV), Na+ ke luar sel setelah gangguan akibat depolarisasi. Proses
repolarisasi sel membran disebut perioda refrakter. Perioda refrakter dibedakan menjadi dua tahap:
1. refrakter absolut: tahap perubahan polaritas terjadi secara spontan dan berlangsung selama 2,5 mikrodetik
2. refrakter relatif: tahap menuju keadaan setimbang dan < 1 mikrodetik.
Keseluruhan proses depolarisasi dan repolarisasi akibat rangsangan < 3 mikro detik.
Potensial aksi:
 terjadi akibat rangsangan kuat (melewati nilai ambang)
 potensial membran berubah secara transien/tiba-tiba
 terjadi depolarisasi membran secara cepat/tiba-tiba sehingga perubahan potensial menjadi terbuka
 Ion-ion Na+ mengalir masuk sel dalam waktu cepat dan jumlah banyak, sehingga menimbulkan arus listrik
 potensial membran naik dengan cepat
 perubahan potensial membran mencapai overshoot/ maksimum (hingga +40 miliVo lt)
 depolarisasi dari -90 mV menjadi -50 mV (potensial ambang)
Saat potensial aksi mencapai maksimum (+40 miliVolt) saluran Na + tertutup selama 1 ms sampai membran tidak dapat dirangsang
lagi maka mekanisme pengangkutan ion di dalam sel dengan cepat mengembalikan konsentrasi ion ke keadaan semula (repolarisasi)

Perambatan potensial aksi


Potensial aksi mampu merangsang daerah sekitar sel membrane untuk mencapai nilai ambang sehingga terjadi proses
depolarisasi berkelanjutan yang irreversible (gelombang depolarisasi merambat hingga seluruh bagian sel dan mencapai ujung s araf,

11
gelombang depolarisasi akan berhenti dan tidak pernah terjadi aliran balik ke arah mulai datangnya rangsangan). Jadi aliran listrik
dalam tubuh kita berupa gelombang depolarisasi.

Penjelasan potensial listrik pada otot


Otot (sehari-hari disebut daging) didukung oleh banyak unit serat motorik dan setiap unitnya terdiri dari cabang tunggal saraf
dari otak atau medulla spinallis. Ada 25 – 2000 serat otot dihubungkan dengan saraf melalui ujung serat ini. Sehingga potensial
istirahat yang melewati serat otot serupa dengan potensial istirahat yang melewati serat saraf. Oleh Karena itu gerakan otot berkaitan
dengan potensial aksi yang merambat sepanjang akson dan diteruskan ke serat otot melalui ujung serat motorik.

Penjelasan listrik pada jantung


Sel membran otot jantung (miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris (otot lurik). Saraf dan otot lurik memerlu kan
rangsangan supaya terjadi depolarisasi (ion Na + masuk ke dalam sel). Aktifitas Kelistrikan otot jantung:
 Pada sel otot jantung, ion Na+ mudah bocor (tidak perlu rangsangan luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan masuk lagi
ke dalam sel → depolarisasi spontan sampai mencapai nilai ambang dan terjadi potensial aksi tanpa memerlukan rangsangan
luar.
 Terjadinya potensial aksi tanpa rangsangan luar dihasilkan oleh sekumpulan sel utama (sebagai pengaktif /pemacu jantung/Pace
Maker)
 Pace Maker juga berperan sebagai sumber gelombang depolarisasi
 Pace Maker secara cepat akan mendepolarisasi sel otot jantung yang sedang mengalami istirahat.
 Menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium
 Depolarisasi sel membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot → denyut jantung

VI. BIOOPTIK

Optika geometris dan optika fisis


Dalam ilmu optik ada dua cara pendekatan mengenai gejala optik yaitu:
1. Optika geometris adalah cabang ilmu pengetahuan tentang cahaya yang mempelajari sifat -sifat perambatan cahaya seperti
pemantulan (refleksi), pembiasan (refraksi), serta prinsip jalannya sinar-sinar.
2. Optik fisis memandang cahaya sebagai sebuah gelombang, membahas tentang sifat -sifat cahaya, dispersi (penguraian warna),
interferensi (penggabungan), difraksi (pelenturan), polarisasi (penyerapan sebagian arah getar), hakikat cahaya dan pemanfaat an
sifat-sifat cahaya.

Lensa (kanta)
Lensa adalah benda bening transparan yang di batasi oleh dua bidang /permukaan lengkung atau sebuah bidang lengkung dengan
sebuah bidang datar. Lensa umumnya terbuat dari plastik atau kaca yang dibentuk. Lensa memiliki dua titik fokus (titik fokus aktif
yang terletak di depan lensa dan titik fokus pasif yang terletak di belakang len sa).

Tabel 4.1. Jenis – Jenis Lensa


Jenis Permukaan Contoh Sifat Nama lain
 Mengumpulkan cahaya  Lensa positif
1. Lensa
 Membiaskan cahaya hingga terfokus pada sebuah  Lensa cembung
konvergen
1. Lensa sferis/ titik  Lensa konveks
lengkung  Lensa negatif
2. Lensa divergen Menyebarkan cahaya  Lensa cekung
 Lensa konkaf
2. Lensa silindris Lensa silindris Membiaskan cahaya hingga terfokus pada sebuah garis

Lensa cembung (lensa positif). Tiga sinar istimewa pada lensa cembung:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus pasif (F2 )
2. Sinar datang yang seakan-akan menuju titik fokus pasif (F2 ) dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui titik pusat optik (O) diteruskan tanpa pembiasan

Lensa cekung (lensa negatif). Tiga sinar istimewa pada lensa cekung:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus aktif (F1 )
2. Sinar datang yang seakan-akan menuju titik fokus pasif (F2 ) dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui titik pusat optik (O) diteruskan tanpa pembiasan

Mata
12
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas
tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan)
untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan ya ng
jelas disebut pemfokusan. Cahaya dibiaskan jika melewati kornea. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang,
sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja
otot siliari. Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-beda disebut daya akomodasi.

Tabel 4.2. Kelainan kelainan optik pada Mata


Jenis Kelainan Ciri-ciri Penyebab Penanganan/Koreksi
1. Miopi  titik dekat (P) dan titik jauh (r) terlalu bola mata terlalu panjang/terlalu kaca mata lensa
(mata dekat/ dekat lonjong: bayangan jatuh di cekung (negatif)
rabun jauh)  Jarak baca/titik dekat (P) < 25 cm depan retina
 tak dapat melihat benda yang jauh
2. Hipermetropi  Titik dekat (P) dan titik jauh (r) bola mata terlalu pendek/agak kaca mata lensa
(rabun dekat) terlalu jauh gepeng: bayangan jatuh di cembung (positif)
 Jarak baca/titik dekat (P) > 25 cm belakang retina
 tak dapat melihat benda yang dekat
3. Presbiopi  tak dapat melihat benda yang terlalu: berkurangnya elastisitas/ kaca mata lensa
(mata tua) dekat maupun jauh kelenturan lensa mata (faktor rangkap/bifokal
 jarak baca/titik dekat membesar > 25 usia) akibat serat-serat lamelar (cekung dan cembung)
cm subepitel terus diproduksi
4. Astigmatisma  tak dpt memfokuskan benda dengan kelengkungan kornea (fokus lensa silindris/toroidal:
jelas mata) atau permukaan lensa memiliki beberapa
 sekumpulan garis akan terlihat lebih mata mempunyai yang berbeda- fokus.
tajam dibanding garis lainnya beda: bayangan jatuh pada
tempat yang berbeda-beda
5. Buta warna tidak dapat membedakan warna  faktor keturunan (genetis)
yang diturunkan dari ibu
 kekurangan kone (bagian mata
yang sensitive terhadap warna)
6. Katarak  lensa mata buram  pengapuran pada lensa
 pandangan menjadi kabur  berkurangnya
 daya akomodasi berkurang elastisitas/kelenturan lensa
mata
.

VII. INSTRUMENTAS I DALAM KEPERAWATAN


Instrumentasi berarti alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang
lebih besar dan lebih kompleks. Fungsi utama instrumentasi yaitu alat pengukuran, alat analisa (diagnostik) & alat kendali.

Tabel 7.1 Berbagai macam peralatan kedokteran beserta perawatannya


No Jenis Peralatan Contoh Peralatan Perawatan
1 Elektronika Electrocardiography  Hindarkan dari goncangan
(menggunakan (EKG), unit  Hindarkan dari medan magnet yang kuat
sumber daya listrik) thermography,  Tempatkan pada suhu 18C s.d 25C
ventilator, unit  Pasang kipas angin pada bagian power supply
monitor EKG  Bersihkan debu dengan vacum cleaner
 Pahami prosedur kerja alat

13
2 Logam (nikel, alpaka, Forcep ekstraksi,  Simpan pada temperatur tinggi ( 37C agar terhindar dari karat)
besi, tembaga, gunting, pinset, jarum  Simpan di tempat kering
alumunium dan hecting  Bersihkan dari debu & air, olesi dgn minyak oli/minyak rem atau
logam campuran) paraffin cair
 Gunakan bahan silikon sebagai penyerap air (zat higroskopis)
3 Gelas (pyrex dan Ekstraksi vakum,  Simpan pada temperatur 27C s.d 37C dan diberi tambahan lampu
fiber gelas) pipet, tabung reaksi, 25 watt
buret  Ruang penyimpanan diberi bahan silikon
 Bersihkan permukaannya dari debu dgn alcohol, aceton, kapas,
sikat halus & pompa angin
 Hindari pemanasan langsung pd tabung reaksi, gunakan kawat kasa
 Gelas yg akan direbus, masukan dahulu ke dalam air dingin, lalu
panaskan bertahap. Hindari pendinginan mendadak
 Segera bersihkan bahan/kotoran dari gelas setelah dipakai dengan:
air bersih, detergent atau larutan (kalium dikromat 10 gram, asam
belerang 25 ml dan aquadest 75 ml)
4 Plastik/karet Sarung tangan/hand Bersihkan kotoran dgn sabun, jemur (di bawah matahari/hembusan
schoen udara hangat) lalu taburi talk di seluruh permukaannya

Sebagian besar instrumen terbuat dari bahan baja anti karat(stainless steel), suatu campuran logam yang terdiri atas besi,
karbon, dan kromium. Sebagian instrumen terbuat dari titanium. Instrumen dirancang agar dapat bertahan lama dan mudah
dibersihkan serta memiliki desain yang sederhana-fungsional sehingga mudah disterilisasi. Sebagian instrumen dirancang agar
dapat diuraikan menjadi beberapa bagian.

A. TUGAS KELOMPOK
a. Soal Biomekanika
1. Apakah pengertian dari pengukuran?
2. Apakah perbedaan antara pengukuran tunggal dan berulang?
3. Sebutkan contoh-contoh dari besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya masing-masing
dalam sistem internasional (SI)!
4. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi apabila tubuh dalam keadaan statis?
5. Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi apabila tubuh dalam keadaan dinamis?
6. \Sebutkan penerapan analisa gaya dalam kesehatan!
7. Apa yang dimaksud dengan traksi?
8. Sebutkan tujuan dari traksi!
9. Sebutkan tipe-tipe traksi!
b. Soal Fisika Fluida
1. Apa yang dimaksud dengan tekanan hidrostatis?
2. Sebutkan contoh-contoh hidrostatika dalam tubuh!
3. Apa yang dimaksud dengan hidrodinamika?
4. Apa saja yang termasuk pembahasan dari hidrodinamika?
5. Sebutkan contoh-contoh hidrodinamika dalam tubuh!
6. Sebutkan pernyataan dari Hukum Dalton?
7. Sebutkan pernyataan dari Hukum Boyle?
8. Sebutkan pernyataan dari Hukum Laplace?
9. Apa yang dimaksud dengan tekanan barometrik?
c. Soal Bioakustik
1. Apakah yang dimaksud dengan gelombang?
2. Apakah yang dimaksud dengan bunyi?
3. Sebutkan sifat-sifat bunyi?
4. Jenis bunyi yang dapat diterima oleh telinga manusia disebut …
5. Bunyi/suara ditandai oleh 3 hal, sebutkanlah!
6. Rentang frekuensi gelombang suara yang dapat dideteksi telinga manusia yaitu …
7. Sebutkan urutan proses hingga bunyi/suara sampai ke otak manusia!
d. Soal Termofisika
1. Jelaskan pengertian dan hakikat suhu!
2. Jenis termometer yang dapat mengukur suhu tanpa kontak yaitu …
3. Pada bagian mana saja pengukuran suhu tubuh biasa dilakukan?
4. Sebutkan prosedur pengukuran suhu tubuh pada bagian aksila!
5. Apakah yang dimaksud dengan kalor?
6. Apakah perbedaan antara kalor jenis dan kalor laten?
7. Apakah perbedaan dari transfer panas secara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi?
e. Soal Biolistrik
14
1. Bagaimanakah pernyataan hukum Joule mengenai arus listrik yang melewati suatu konduktor?
2. Sebutkan 7 pola isyarat listrik tubuh yang berhubungan dengan fungsi tubuh!
3. Sebutkan fungsi dari sel saraf!
4. Sebutkan macam-macam rangsangan yang dapat diterima oleh sel saraf!
5. Apakah jenis ion yang menempati membran sel di bagian luar?
6. Bagaimana mekanisme yang terjadi saat membran sel terdepolarisasi?
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan potensial aksi!
8. Dalam bentuk yang bagaimana listrik mengalir pada tubuh kita?
9. Sebutkan faktor-faktor pembeda kelistrikan antara otot jantung dengan otot bergaris maupun saraf!
f. Soal Biooptik
1. Sebutkan ruang lingkup pembahasan dari optika geometris!
2. Sebutkan ruang lingkup pembahasan dari optika fisis!
3. Apakah yang dimaksud dengan lensa?
4. Jelaskanlah! Apa yang dimaksud dengan lensa konvergen?
5. Sebutkan 3 sinar istimewa pada lensa cembung!
6. Kelainan mata hipermetropi dapat dikoreksi dengan kacamata/lensa …
7. Apakah yang dimaksud dengan daya akomodasi mata?
8. Bagaimanakah proses terjadinya akomodasi saat mata melihat benda dekat maupun jauh?
9. Apakah yang dimaksud dengan hipermetropi dan presbiopi? Sebutkan pula persamaan dan perbedaan
diantara keduanya?
g. Soal Instrumentasi dalam Keperawatan
1. Apakah fungsi utama dari instrumentasi?
2. Bagaimanakah perawatan untuk peralatan elektronika?
3. Sebutkan contoh-contoh peralatan kedokteran yang terbuat dari logam! Bagaimanakah cara untuk
merawatnya?
4. Sebutkan contoh-contoh peralatan kedokteran yang terbuat dari gelas! Bagaimanakah cara untuk
merawatnya?
5. Bagaimanakah perawatan untuk peralatan kedokteran yang terbuat dari karet!

B. TUGAS SEMINAR/PRES ENTAS I


a. Biomekanik (kelompok 1). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
b. Fisika Fluida (kelompok 2). Pembahasan:
c. Penyakit yang berkaitan
d. Alat-alat yang berkaitan
e. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
f. Bioakustik (kelompok 3). Pembahasan:
g. Penyakit yang berkaitan
h. Alat-alat yang berkaitan
i. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
j. Termofisika (kelompok 4). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
k. Biolistrik (kelompok 5). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
l. Biooptik: Mata (kelompok 6). Pembahasan:
1. Penyakit yang berkaitan
2. Alat-alat yang berkaitan
3. Cara kerja alat (pilih satu alat untuk dibahas)
m. Instrumentasi dalam Keperawatan (kelompok 7). Pembahasan:
1. Pengertian instrumentasi.
2. Jenis – jenis instrumentasi serta perawatannya (disertai contoh alat dan gambar).

Sumber :

15
- J.F.Gabriel - Fisika Kedokteran - Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1996.
- J.J.Corr & J.M.Brown - Introduction to Biomedical Equipment Technology - John Wiley &
Sons, 1981.
- Sutrisno - Seri Fisika Dasar - Penerbit ITB, 1983.
- J.R.Cameron & J.G.Skofronick – Medical Physics – John Wiley & Sons, 1978.
- M.Rudd – Basic Concepts of cardiovascular Physiology – Hewlett-Packard, 1973.
- Pusat Pendidikan dan Pelatihan BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional). Radiasi. 2005. Tersedia Online:
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/1-1.htm
- Ir. Hasan (staf pengajar Fakultas Teknik Universitas Pakuan, Bogor). Radiasi (CT Scan). Tersedia Online:
http://elektroindonesia.com/elektro/no3d.html
- Read more:
http://www.kapukonline.com/2011/09/prosedurpengukuransuhutubuhoralaxillare.html# ixzz1aq8GVh 91
- Buku: A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, “Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia” Penulis: A. Aziz
Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp; Editor: Monica Ester.- Jakrata : EGC : 2004

16

Anda mungkin juga menyukai