Anda di halaman 1dari 3

Fakta Pinisi, Kapal Buatan Suku Bugis

yang Melegenda di Nusantara


Indonesia terkenal akan wilayah lautnya yang luas, Bahkan nenek moyang kita juga terkenal
akan ketangguhannya sebagai pelaut yang mengarungi luasnya samudera di dunia. Tak heran,
jika di Indonesia ada banyak kapal yang sudah menjadi legenda seperti Pinisi.

Kapal Pinisi adalah kapal buatan suku Bugis dan suku Makassar, juga menjadi salah satu
kebanggaan bangsa Indonesia. Sentra penbuatan kapal ini lebih banyak berada di Kabupaten
Bulukumba, Sulawesi Selatan dengan beberapa rentetan ritual sepanjang pembuatan dan
peluncurannya. Segala hal tentang Pinisi, lebih lanjut seperti berikut ini.

1. Berasal dari Pecahan Kapal


Yups, meski megah bak raksasa, kapal Pinisi lahir dari puing-puing kapal yang pecah dihantam
ombak. Kisah ini berawal di sekitar abad ke-14, saat putra mahkota Kerajaan Luwu,
Sawerigading, berlayar ke negeri China untuk meminang seorang wanita bernama We Cudai.
Niat sang Putra Mahkota memang terwujud, tapi nahas saat pelayaran kembali ke kerajaan
Luwu, kapal yang ditumpangi pangeran terhadang ombak dan terbelah menjadi tiga.

Berasal dari Pecahan Kapal [ Image


Source ]Puing-puing kapal
Sawerigading ini kemudian
terdampar di tiga tempat berbeda,
yaitu di desa Ara, Lemo-Lemo, dan
Tanjung Bira. Oleh masyarakat dari
ketiga desa ini, puing-puing kapal
tadi kembali dikumpulkan dan
dibentuk lagi menjadi kapal. Orang
dari desa Ara membuat badan kapal,
orang desa Lemo merakit kapal, dan
orang Bira bertugas merancang kapal
hingga akhirnya kapal ini berhasil dibangun kembali dengan nama Pinisi.

2. Dibuat dengan Serentetan Upacara Adat


Kapal Pinisi biasanya dibangun dengan desain yang bisa disesuaikan dengan selera si pembuat.
Tapi meski begitu, ada serangkaian upacara adat yang harus dilakukan oleh para pembuat perahu
Pinisi. Mulai dari pencarian kayu, penebangan pohon, peletakan lunas, hingga kapal siap
digunakan berlayar semua tak lepas dari upacara adat.

Dibuat dengan Serentetan Upacara Adat


[ Image Source ]Proses pencarian kayu
hanya bisa dilakukan pada tanggal 5
yang melambangkan tersedianya rejeki,
dan tanggal 7 sebagai simbol berkat yang
terus mengalir. Ketika hendak menebang
pohon, maka upacara pengusiran roh
dengan persembahan berupa ayam harus
dilakukan. Jika kayu telah diambil dan
dijemur hingga kering, sebelum
meletakkan lunas si pembuat kapal harus
melakukan upacara khusus lagi. Pada proses pemasangan papan kayu, diadakan upacara
Kalebiseang dan Anjarekki. Dan yang terakhir adalah upacara selamatan saat kapal Pinisi
hendak melakukan pelayaran perdananya.

3. Kapal yang Mengandung Banyak Makna Simbolik Di


Dalamnya
Kapal Pinisi memang tidak dibuat dengan desain tertentu, tapi beberapa bagian dari kapal ini
melambangkan beberapa hal. Seperti 2 layar dari kapal Pinisi yang melambangkan 2 kalimat
syahadat dan 7 buah layar lainnya melambangkan jumlah ayat dari surat Al-Fatihah. Pinisi
merupakan kapal yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang utama dan 7 layar
yang menggambarkan ketujuh samudera di dunia.

Kapal yang Mengandung


Banyak Makna Simbolik
Di Dalamnya [ Image
Source ]Selain itu, dalam
proses pembuatannya
kapal pinisi juga memiliki
beberapa makna simbolis.
Seperti saat meletakkan
lunas, bagian depan balok
lunas adalah simbol lelaki,
sedang balok lunas bagian
belakang adalah simbol
wanita. Saat pemotongan
balok lunas, ujung lunas
yang lepas harus langsung dibuang ke laut dan tak boleh menyentuh tanah. Ini adalah simbol
suami yang siap melaut demi mencari nafkah.

4. Kapal buatan Tangan dan Tanpa Perekat


Meski Pinisi merupakan kapal yang megah dan cukup legendaris di Nusantara, tapi siapa sangka
jika kapal ini sebagian besar dibuat tanpa bantuan mesin berat alias buatan tangan. Mulai dari
proses penebangan pohon, pemotongan kayu, hingga pemasangan lunas dan pembuatan kapal
hampir semuanya dilakukan dengan cara manual.

Kapal buatan Tangan dan Tanpa Perekat


[ Imange Source ]Uniknya lagi, pembuatan
kapal ini tidak menggunakan perekat.
Kayu-kayu penyusun kapal hanya
direkatkan dengan pasak kayu. Yang
makin bikin unik dari proses pembuatan
kapal ini adalah pembuatannya yang
dimulai dari badan kapal dulu, bukan dari
kerangka seperti kapal pada umumnya.

5. Jenis dan Pelabuhan Kapal Pinisi


Pinisi pertama kali dibuat di sekitar Balakumba, Sulawesi Selatan. Tak heran, jika saat kita
berkunjung ke sana, kita akan melihat pelabuhan-pelabuhan yang berisi kapal Pinisi. Tapi jika
ingin melihat proses pembuatannya, kita bisa berkunjung ke Tanah Beru, Sulawesi Selatan. Di
sini kita akan melihat proses pembuatan Pinisi, dari proses pengeringan kayu hingga Pinis yang
siap digunakan.
Jenis dan Pelabuhan Kapal Pinisi
[ Image Source ]Ada beberapa jenis
kapal Pinisi yang berhasil dibuat
oleh anak negeri, tapi hanya dua
yang tetap eksis dibuat hingga kini.
Yaitu kapal Lamba atau lambo,
yang kini dilengkapi dengan motor
diesel dan kapal jenis Palari yang
memiliki bentuk lunas melengkung
dan berukuran lebih kecil dari jenis
Lamba.

6. Kapal Buatan Tangan yang Telah Melanglang ke Seluruh


Dunia
Pembuatan kapal Pinisi memang sangatlah tradisional dan lama. Tapi keperkasaan sang kapal
dalam mengarungi samudera sudah menggema hingga seluruh pelosok dunia, seperti Benua
Afrika, Amerika, dan negeri Matahari Terbit, Jepang.

Kapal Buatan Tangan yang


Telah Melanglang ke
Seluruh Dunia [ Image
Source ]Yups, ada
beberapa ekspedisi yang
menggunakan kapal Pinisi
tercatat dalam sejarah.
Seperti pada abad ke-17, di
masa jaya kerajaan
Sriwijaya, kapal ini pernah
mengarungi lautan hingga
ke Madagaskar, Afrika.
Pada tahun 1986, sebuah
ekspedisi dengan kapal
Pinisi juga tercatat telah mencapai Vancouver, Kanada. Tahun 1987, ekspedisi sang kapal
megah dari negeri maritim ini telah mencapai daratan suku Aborigin, Australia. Hingga yang
terakhir adalah catatan tentang ekspedisi Pinisi hingga ke negara Jepang.

Saat ini kapal Pinisi berubah fungsi yang semula digunakan untuk berdagang dan mengangkut
barang, kini menjadi kapal pesiar mewah dengan desain interior yang lebih modern. Selain itu,
kapal Pinisi juga menjadi lambang program pelestarian hiu dari WWF dan digunakan pula
sebagai lambang dari Bank BNI.

Anda mungkin juga menyukai