Anda di halaman 1dari 4

The Forgotten Month - Shaaban Dari Usamah bin Zaid, beliau berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak

pernah melihatmu berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan


Terkadang karena kita tidak sabar bertemu kembali dengan Ramadan, kita lupa Sya’ban”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Bulan Sya’ban adalah bulan
kalau masih ada bulan Sya’ban sebelum Ramadan datang. Hadis-hadis terkait di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan
bulan Shaaban sendiri ada banyak, sayangnya banyak juga yang palsu.
tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb
semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika
Kenapa diberi nama Sya’ban? amalanku dinaikkan.” (HR. An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits
Semua nama bulan di kalender Hijriah berhubungan dengan cuaca atau perang (di ini hasan).
saat sistem kalender itu dibuat). Contohnya Rabi’ul awal artinya dimulainya musim
semi, atau empat bulan haram (tidak boleh perang) yaitu Rajab, Dzul-qa’dah, Dzul-
Hikmah di Balik Puasa Sya’ban
hijjah, Muharram. Haram bukan berarti hanya tidak boleh perang namun juga bila
melakukan kebaikan dan dosa pada bulan ini akan diberi balasan yang lebih besar.

1. Bulan Saat Manusia Lalai


Lalu kenapa dinamai Sya’ban (scattered)?

- Bangsa Arab mulai berpencar mencari persediaan air untuk persiapan cuaca Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut
panas saat Ramadan.
dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Harom) dan juga menanti
- Waktu di mana bangsa Arab mulai menyerang musuh karena bulan sebelumnya bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan. Kebanyakan orang justru melakukan hal
yaitu Rajab tidak boleh berperang.
yang tidak bermanfaat sebelum masuk Ramadan, “puas-puasin merokok dulu ah
- Bulan di mana turun perintah untuk berpuasa di bulan Ramadan (tahun kedua sebelum ramadan, atau puas-puasin main game seharian, puas-puasin nonton”.
Hijrah).
Tatkalah manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu untuk
- Bulan saat terjadi perubahan kiblat.
menonjolkan diri kita di mata Allah SWT.

Keutamaan dan Amalan di Bulan Sya’ban Waktu lalai adalah waktu yang diisi manusia untuk melakukan berbagai macam hal
selain ibadah.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa - Waktu di antara maghrib dan Isya

sallam biasa berpuasa, sampai kami katakan bahwa beliau tidak berbuka. Beliau - Sepertiga malam terakhir

pun berbuka sampai kami katakan bahwa beliau tidak berpuasa. Aku tidak pernah - Saat berada di pasar. Abu Sholeh mengatakan, “Sesungguhnya Allah tertawa
sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa secara melihat orang yang masih sempat berdzikir di pasar. Kenapa demikian? Karena
sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah pasar adalah tempatnya orang-orang lalai dari mengingat Allah.”

melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan


Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 1969 dan Muslim no. 1156) Perlu diingat juga bahwa kita tidak boleh memamerkan amalan kita termasuk
puasa Sya’ban tersebut. Semua hadis tentang puasa Sya’ban Rasulullah SAW
dinarasikan oleh orang-orang yang tinggal satu rumah dengan beliau. Dalam
Kenapa Rasulullah SAW berpuasa begitu banyak di bulan tersebut?

rangka menyembunyikan amalan puasa sunnah, sebagian salaf senang berhias


1
agar tidak nampak lemas atau lesu karena puasa. Mereka menganjurkan untuk Dari Abu Hurarah mengatakan, bahwa Nabi bersabda: “Para Malaikat (itu bertugas
menyisir rambut dan memakai minyak di rambut atau kulit di kala itu. Ibnu ‘Abbas secara) bergantian, yakni: ada yang bertugas malam hari dan siang hari. Malaikat
mengatakan,“Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka hendaklah ia itu berkumpul pada saat Salat Subuh dan Ashar, kemudian ada yang bermalam
memakai minyak-minyakan dan menyisir rambutnya.”
dengan kalian”. Ketika Malaikat itu naik maka Dia (Allah) bertanya kepada Malaikat-
malaikat itu sedangkan mereka tahu. Allah berfirman: “Bagaimana (keadaan)
Hambaku?” Mereka menjawab: “Kami tinggalkan meraka sedang dalam sholat,
2. Puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai latihan atau pemanasan sebelum begitu juga kami datangi mereka pada saat dia salat!” HR. Bukhari dalam sahihnya
memasuki bulan Ramadhan. Kitab Bad-ul Khalqi (3223)

Jika seseorang sudah terbiasa berpuasa sebelum puasa Ramadhan, tentu dia akan
lebih kuat dan lebih bersemangat untuk melakukan puasa wajib di bulan
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Siapa yang shalat di dua waktu barad
Ramadhan. Dikatakan juga Sya’ban merupakan persiapan memasuki bulan Quran
(Ramadan). Sebagaimana bulan Ramadhan kita dituntunkan untuk sibuk dengan Al maka akan masuk surga. (HR. Bukhari 574 & Muslim 1470). Dalam riwayat ad-
Darimi, terdapat tambahan, Abu Muhammad ditanya, “Apa yang dimaksud dua
Qur’an, maka sebagai pemanasan aktivitas mulia tersebut sudah seharusnya
waktu barad?” Jawab beliau: “Subuh dan Asar.” (Sunan ad-Darimi, 4/291). Shalat
dimulai dari bulan Sya’ban.

al-Bardain adalah shalat subuh dan shalat asar. Dinamakan demikian, karena shalat
- Salamah bin Kahiil berkata, “Dahulu bulan Sya’ban disebut pula dengan bulan ini dikerjakan di dua waktu dingin yang mengapit siang hari, ketika cuaca udara
membaca Al Qur’an.”
sudah sejuk. (Ta’liqat ‘ala Shahih Bukhari, hadis no. 548).

b. Laporan Mingguan: Senin dan Kamis

- ‘Amr bin Qois ketika memasuki bulan Sya’ban, beliau menutup tokonya lebih
dulu dan menyibukkan diri dengan Al Qur’an.

Pintu-pintu surga dibuka setiap hari senin dan kamis. Lalu diampuni selluruh hamba
Tidak mungkin kita bisa punya hubungan kuat dengan Quran saat Ramadhan kalau yang tidak berbuat syirik (menyekutukan) Allah dengan sesuatu apapun. Kecuali
pas sya’ban kita tidak membaca Quran sama sekali. Sama halnya dengan puasa orang yang sedang ada permusuhan dengan saudaranya. Dikatakan: Tunda amal
wajib di bulan Ramadan. Saat sya’ban kita merasakan beratnya berpuasa namun dua orang ini, sampai keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai
saat Ramadan tiba kita sudah terbiasa dan hanya merasakan manisnya puasa. Abu keduanya berdamai… tunda amal dua orang ini, sampai keduanya berdamai… (HR.
Bakr Al Balkhi berkata, “Bulan Rajab saatnya menanam. Bulan Sya’ban saatnya Imam Malik dalam Al-Muwatha’ 5/1334, Ahmad 9119, dan Muslim 2565)
menyiram tanaman dan bulan Ramadhan saatnya menuai hasil.”

Usamah bin Zaid berkata: “Aku berkata pada Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah, engkau terlihat berpuasa sampai-sampai dikira tidak ada waktu
3. Amalan Dilaporkan ke Allah SWT di bulan Syaban bagimu untuk tidak puasa. Engkau juga terlihat tidak puasa, sampai-sampai dikira
Catatan amalan kita naik ke langit secara rutin di waktu-waktu tertentu, ada engkau tidak pernah puasa. Kecuali dua hari yang engkau bertemu dengannya dan
laporan harian, mingguan dan tahunan.
berpuasa ketika itu.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, “Apa dua hari
a. Laporan Harian: Saat Subuh dan Ashar.
tersebut?” Usamah menjawab, “Senin dan Kamis.” Lalu beliau bersabda, “Dua hari

2
tersebut adalah waktu dihadapkannya amalan pada Rabb semesta alam (pada Pertama, jika berniat dalam rangka berhati-hati dalam perhitungan puasa
Allah). Aku sangat suka ketika amalanku dihadapkan sedang aku dalam keadaan Ramadhan sehingga dia berpuasa terlebih dahulu, maka seperti ini jelas terlarang.

berpuasa.”
(HR. An Nasai no. 2360 dan Ahmad 5: 201. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan
Kedua, jika berniat untuk berpuasa nadzar atau mengqodho puasa Ramadhan
bahwa sanad hadits ini hasan).

yang belum dikerjakan, atau membayar kafaroh (tebusan), maka mayoritas ulama
membolehkannya.

c. Laporan Tahunan: Sya’ban

Di antara rahasia kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa di Ketiga, jika berniat berpuasa sunnah semata, maka ulama yang mengatakan harus
bulan Sya’ban adalah karena puasa Sya’ban adalah ibarat ibadah rawatib (ibadah ada pemisah antara puasa Sya’ban dan Ramadhan melarang hal ini walaupun itu
sunnah yang mengiringi ibadah wajib). Sebagaimana shalat rawatib adalah shalat mencocoki kebiasaan dia berpuasa, di antaranya adalah Al Hasan Al Bashri.
yang memiliki keutamaan karena dia mengiringi shalat wajib, sebelum atau Namun yang tepat dilihat apakah puasa tersebut adalah puasa yang biasa dia
sesudahnya, demikianlah puasa Sya’ban. Karena puasa di bulan Sya’ban sangat lakukan ataukah tidak sebagaimana makna tekstual dari hadits. Jadi jika satu atau
dekat dengan puasa Ramadhan, maka puasa tersebut memiliki keutamaan. Dan dua hari sebelum Ramadhan adalah kebiasaan dia berpuasa –seperti puasa Senin-
puasa ini bisa menyempurnakan puasa wajib di bulan Ramadhan. (Lihat Lathoif Al Kamis-, maka itu dibolehkan. Namun jika tidak, itulah yang terlarang. Pendapat
Ma’arif, Ibnu Rajab, 233)
inilah yang dipilih oleh Imam Asy Syafi’i, Imam Ahmad dan Al Auza’i. (Lihat Lathoif
Al Ma’arif, 257-258)

Cara Berpuasa di Bulan Sya’ban

Amalan yang Tidak Ada Tuntunan di Bulan Sya’ban


Ada beberapa lafazh yang membicarakan larangan puasa setelah pertengahan
bulan Sya’ban. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika tersisa separuh bulan Sya’ban, janganlah berpuasa.” (HR. Tirmidzi no. 738 1. Kirim do’a untuk kerabat yang telah meninggal dunia dengan baca yasinan atau
dan Abu Daud no. 2337).
tahlilan. Yang dikenal dengan Ruwahan karena Ruwah (sebutan bulan Sya’ban bagi
orang Jawa) berasal dari kata arwah sehingga bulan Sya’ban identik dengan
Tapi ada juga hadits:
kematian. Makanya sering di beberapa daerah masih laris tradisi yasinan atau
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Janganlah tahlilan di bulan Sya’ban. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
mendahulukan Ramadhan dengan sehari atau dua hari berpuasa kecuali jika sahabat tidak pernah mencontohkannya.

seseorang memiliki kebiasaan berpuasa, maka berpuasalah.” (HR. Muslim no.


1082)

2. Menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat dan do’a.



Tentang malam Nishfu Sya’ban sendiri ada beberapa kritikan di dalamnya, di
Berdasarkan keterangan dari Ibnu Rajab rahimahullah, berpuasa di akhir bulan antaranya:

Sya’ban ada tiga model:

3
a. Tidak ada satu dalil pun yang shahih yang menjelaskan keutamaan malam 4. Menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar, padusan, atau keramasan.
Nishfu Sya’ban. Contoh hadits dho’if yang membicarakan keutamaan malam Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu
Nishfu Sya’ban, yaitu hadits Abu Musa Al Asy’ari, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. 

‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan menampakkan (turun) di


malam Nishfu Sya’ban kemudian mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang Sumber:

musyrik atau orang yang bermusuhan dengan saudaranya.” (HR. Ibnu Majah no. https://www.youtube.com/watch?v=npg3oYMdV-k&t=310s

1390). Penulis Tuhfatul Ahwadzi berkata, “Hadits ini  munqothi’ (terputus https://rumaysho.com/1851-amalan-keliru-di-bulan-syaban.html

sanadnya).” [Berarti hadits tersebut dho’if/ lemah].


https://rumaysho.com/387-hukum-puasa-setelah-pertengahan-syaban.html

b. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Malam


Nishfu Sya’ban sebenarnya seperti malam-malam lainnya. Janganlah malam
tersebut dikhususkan dengan shalat tertentu. Jangan pula mengkhususkan puasa
tertentu ketika itu. Namun catatan yang perlu diperhatikan, kami sama sekali tidak
katakan, “Barangsiapa yang biasa bangun shalat malam, janganlah ia bangun pada
malam Nishfu Sya’ban. Atau barangsiapa yang biasa berpuasa pada ayyamul biid
(tanggal 13, 14, 15 H), janganlah ia berpuasa pada hari Nishfu Sya’ban (15
Hijriyah).” Ingat, yang kami maksudkan adalah janganlah mengkhususkan malam
Nishfu Sya’ban dengan shalat tertentu atau siang harinya dengan puasa
tertentu.” (Liqo’ Al Bab Al Maftuh, kaset no. 115)

c. Dalam hadits-hadits tentang keutamaan malam Nishfu Sya’ban disebutkan


bahwa Allah akan mendatangi hamba-Nya atau akan turun ke langit dunia. Perlu
diketahui bahwa turunnya Allah di sini tidak hanya pada malam Nishfu Sya’ban.
Sebagaimana disebutkan dalam Bukhari-Muslim bahwa Allah turun ke langit dunia
pada setiap 1/3 malam terakhir, bukan pada malam Nishfu Sya’ban saja. Oleh
karenanya, keutamaan malam Nishfu Sya’ban sebenarnya sudah masuk pada
keumuman malam, jadi tidak perlu diistimewakan.

3. Menjelang Ramadhan diyakini sebagai waktu utama untuk ziarah kubur, yaitu
mengunjungi kubur orang tua atau kerabat (dikenal dengan “nyadran”). Yang tepat,
ziarah kubur itu tidak dikhususkan pada bulan Sya’ban saja.

Anda mungkin juga menyukai