Anda di halaman 1dari 3

Khutbah Jumat : Syaban Bertaubat, Ramadhan Ketaqwaan Meningkat

Khutbah Pertama.

Jamaah Jumu’ah Rahimakumullah

Kesempatan yang baik ini marilah kita senantiasa meningkat kan keimanaan dan ketaqwaan kita
terhadap Allah dan Rasul Nya, taqwa yang sebaik baiknya yaitu dengan menjalankan segala
perintah dan menjauhi segala larangan Allah dan rasulNya SAW.

Jamaah Jumat rahimakumullah

Sya’ban adalah salah satu bulan istimewa, bulan yang dihormati dalam agama Islam, selain
Muharram, Dzulhijjah dan Rajab. Keistimewaan bulan ini dimulai semenjak dari awal bulan
hingga akhir bulan. Akan tetapi keistimewaan yang lebih terdapat pada malam Nisfu Sya’ban, yaitu
malam ke lima belas pertengahan bulan sya’ban.

Karena letaknya yang mendekati bulan Ramadhan, bulan Sya’ban memiliki berbagai hal yang
dapat memperkuat keimanan. Umat Islam dapat mulai mempersiapkan diri menjemput
datangnya bulan termulia dengan penuh suka cita dan pengharapan anugerah dari Allah SWT
karena telah mulai merasakan suasana kemuliaan Ramadhan.

Rasulullah pernah bersabda:

”Usamah bin Zaid berkata, ‘Wahai Rasululllah aku tidak pernah melihat engkau berpuasa
sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban. Nabi membalas, “Bulan Sya'ban adalah bulan
yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Bulan
Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku menginginkan pada saat
diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR Nasa'i).

Keterangan hadis tersebut mengingatkan kita tentang alasan mengapa Nabi SAW. Selalu
berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Beliau menjelaskan alasannya, karena hari-hari tersebut
adalah waktu diangkatnya amal-amal shaleh kepada Allah SWT. Bulan Sya’ban, diamana banyak
oarang melalaikannya, justru Rasulullah SAW. memperbanyak beribadah di bulan tersebut. Ini
merupakan isyarat bahwa ketika banyak manusia yang lalai dan lupa kepada Allah pada suatu
waktu, lalu ada hamba yang memanfaatkan waktu tersebut, maka ia akan mendapatkan
kemuliaan di sisi Allah SWT.
Bukankah kita masih ingat bahwa di antara shalat-shalat yang begitu dianjurkan kepada kita
adalah shalat lail yang merupakan shalat paling afdhal ?. Di antara alasan mengapa dia menjadi
afdhal, adalah karena pada waktu shalat lail itulah banyak manusia yang lalai.

Maka mari kita memanfaatkan waktu ini untuk memperbanyak ibadah, utamanya
ibadah puasa. Sayidatina Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya bagaimana puasa
Nabi shallallahu alaihi wasallam pada bulan Sya‟ban? Beliau mengatakan:

“Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak
dari bulan Syaban. Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa berpuasa pada bulan Syaban
seluruhnya.”(HR.Bukhari dan Muslim).

Walaupun yang dimaksud dengan puasa satu bulan penuh adalah memperbanyak puasa,
sebagaimana dikatakan oleh para ulama berdasarkan informasi dari istri-istri Nabi SAW yang
lainnya. Jadi dikatakan bahwa beliau berpuasa sebulan penuh karena beliau memperbanyak
puasa di bulan tersebut. Para ulama menyebutkan bahwa hikmah terbesar mengapa beliau
memperbanyak puasa di bulan Sya‟ban adalah sebagai persiapan,
latihan dan pemanasan sebelum memasuki musabaqah atau perlombaan yang hakiki.
Perlombaan hamba-hamba Allah di bulan Ramadhan untuk menuju predikat yang paling tinggi
bagi seorang hamba yaitu predikat takwa.

Mungkin sebagian kita, sejak perginya bulan Ramadhan yang lalu tidak lagi pernah merasakan
bagaimana indahnya berpuasa karena Allah. Maka saatnya kita mencoba berpuasa di bulan
Sya‟ban ini, agar tubuh kita pada saatnya nanti mudah menyesuaikan dengan bulan Ramadhan,
di mana kita akan berlapar-lapar dan berhaus-haus karena Allah selama satu bulan penuh.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan suci, alangkah baiknya kita bersihkan hati kita
di bulan sya’ban ini, dengan memperbanyak taubat kepada Allah dan menghentikan maksiat-
maksiat yang selama ini kita lakukan. Sehingga ketika masuk di Bulan Ramadhan nanti, kita
sudah dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosa yang pernah kita perbuat.

Allah SWT berfirman:

“Dan kerjakanlah shalat (wahai Nabi), dengan cara sebaik-baiknya pada dua tepi siang, yaitu pagi
dan sore hari, dan pada saat-saat malam hari, Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik akan
menghapuskan dosa-dosa yang terdahulu dan menghilangkan pengaruh buruknya. Dan adanya
perintah untuk mendirikan shalat dan penjelasan perbuatan-perbuatan baik akan melenyapkan
perbuatan-perbuatan buruk memuat satu nasihat bagi orang yang mau mengambil pelajaran dan
memikirkanya” (QS. Ayat: 114)

Hadirin Jamaah Jumu’ah Rahimakumullah


Khutbah Kedua:

Anda mungkin juga menyukai