Jepretan Layar 2020-12-14 Pada 23.18.13
Jepretan Layar 2020-12-14 Pada 23.18.13
Oleh:
ILHAMI PUTRI
NIM : 1514201045
TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh:
ILHAMI PUTRI
NIM : 1514201045
TAHUN 2019
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
Umur : 23 Tahun
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Jumlah Saudara :4
Anak Ke :2
Pekerjaan : Wirasuasta
Riwayat Pendidikan
ILHAMI PUTRI
1514201045
ABSTRAK
ILHAMI PUTRI
1514201045
Abstract
Dengan nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji
dan syukur kehadiran allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Buerger Allen Exercise
2019.” Tidak lupa pula penulis mengucapkan salawad beriring salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kejahiliyahan kealam yang
Dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari dukungan, bimbingan dan
saran-saran yang telah diberikan berbagi pihak. Oleh karena itu, dengan penuh
rasa hormat, penulis dengan tulus menyampaikan ucapan terima kasih yang
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed, Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
2. Ibu Ns. Ida Suryati, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
5. Yang teristimewa kepada ayahanda Ali Umar dan ibunda Mirdawati yang
maupun materil. Karena dengan ketulusan cinta dan kasih sayang serta
Hal ini bukanlah suatu kesengajaan melainkan karena keterbatasan ilmu dan
kemampuan peneliti. Akir kata kepada-Nya jugalah kita berserah diri. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya dibidang Keperawtan
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN ORIGINALITAS
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ..............................................................................................i
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
DAFTAR SKEMA ...................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................lx
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian .....................................................................................7
1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................7
1.3.2 Tujuan khusus .............................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................7
1.4.1 Bagi Peneliti ...............................................................................7
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan.............................................................8
1.4.1 Bagi Lahan .................................................................................8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................8
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja baik tua
maupun muda, baik kaya atau pun miskin. Penyakit hipertensi dikenal
sebagai the sileent killer atau pembunuh yang diam-diam dan tidak diketahui
adanya gejala dan tanda yang khas hingga terjadi komplikasi yang serius
melakukan pengobatan seumur hidup secara rutin dan dituntut untuk selalu
memiliki pola hidup sehat agar hipertensi dapat terkontrol sehinga tidak
akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang bertambah pada
40%. Kawasan amerika sebesar 35% dan asia tenggara 36%. Kawasan asia
tengara penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini
stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi. Selain itu
hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun dengan presentase 6,3%,
pada umur 45-54 tahun sebanyak 11,9% dan umur 55-64 tahun yaitu
pada pada tingkat ekonomi menegah kebawah yaitu sebanyak 27,2% dan
2016 hipertensi mencapai 47.902 orang, kemudian pada tahun 2017 angka
52.250 orang. Keadaan ini sangat berbahaya, yang mana dapat menyebabakan
gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah juga berperan pada terjadinya
Perubahan gaya hidup seperti perubahan pola makan yang tinggi kadar
lemak, protein, dan tinggi garam tetapi rendah serat panggan, merupakan
sistolik (TDS) > 140 mmHg atau tekakan darah diastolik (TTD) > 90 mmHg
mengakibatkan makin tingginya tekaan darah. Maka dari itu pengobatan dini
komplikasi pada beberapa organ tubuh, seperti : jantung, ginjal dan otak.
(Muttaqin 2009).
yaitu dengan pemberian obat anti hipertensi dan juga memiliki efek samping.
sayur, menurunkan berat badan yang berlebihan, latihan fisik dan terapi
komplementer.
Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Chang, et al, (2015)
terhadap gangguan perfusi perifer, maka evaluasi dapat dilakukan pada hari
jika sirkulasi darah dapat teraliri dengan lancar maka, salah satunya dapat
Buerger Allen excercise merupakan salah satu variasi gerakan aktif pada area
Gerakan yang baik dan teratur membantu meningkatkan aliran darah arteri
vena dengan cara pembukaan kapiler (pembuluh darah kecil di otot), gerakan
Puar pada bulan februari 2019, peneliti mendapatkan data bahwa pada tahun
2016 jumlah penderita hipertensi sebanayak 2532 orang. Pada tahun 2017
sebanayak 2752 dan pada tahun 2018 terjadi peningkatan yang lebih yaitu
berlemak dan tidak suka makan sayaur, sedangkan dari 6 orang perempuan
bahwa tidak ada pasien yang mengetahui tentang buerger allen excersise serta
obat yang diberikan dari puskesmas serta degan obat tradisional seperti
pada hari kamis dan minggu pagi, namun tidak semua mayarakat mengikuti
Medikal Bedah.
kesehatan.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
variabel dependent yang diteliti adalah penurunan tekanan darah dan saturasi
oksigen (SpO2). Penelitian ini dilakukan dari tanggal 24 juni sampai 9 juli
primer. Sedangkan jenis rancangan yang digunakan yaitu one group pretest-
postest design, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat,
melakukan pre test dengan melakukan pengukuran tekanan darah dan saturasi
dengan observasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
Hipertensi adalah peningatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja baik tua
maupun muda, baik kaya atau pun miskin. Penyakit hipertensi dikenal
sebagai the sileent killer atau pembunuh yang diam-diam dan tidak
dengan tidak adanya gejala dan tanda yang khas hingga terjadi
rutin dan dituntut untuk selalu memiliki pola hidup sehat agar hipertensi
(susilo, 2012).
dari 120 mmHg dan tekaan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi
komplikasi pada beberapa organ tubuh, seperti : jantung, ginjal dan otak.
darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit diukur
dalam posisi duduk atau berbaring dimana pasien dalam keadaan tenang.
hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90%
b. Hipertensi Sekunder
Faktor resiko adalah suatu faktor atau kondisi tertentu yang membuat
1. Riwayat Keluarga
2. Usia
3. Ras
Hipertensi primer lebih sering dan lebih berat pada orang berkulit
hitam dibandikan orang berlatar belakang etnik lain. Selain itu juga
4. Jenis Kelamin
1. Asupan Mineral
2. Kegemukan
3. Resistensi Insulin
dkk,2015).
Konsumsi alkohol teratur tiga kali atau lebih dalam sehari dapat
6. Hiperlipidemia/ hiperkolestrolemia
Faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah adalah ginjal. Renin yang
ginjal serta menstimulasi perasan haus. Pengaruh ginjal yang lain yaitu
cara mengukur tekanan darah atau skrining kesehatan. Jika tekanan darah
tidak terkontrol dan menjadi sangat tinggi (keadaan ini disebut dengan
(Palmer 2007). Akan tetapi, sebagian besar nyeri kepala pada pasien
hipertensi yang berbahaya bisa ditandai oleh nyeri kepala dan hilangnya
otak, ginjal, mata dan pembuluh darah besar. Pada ginjal, lesi
berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini
serangan jantung.
b. Gagal Jantung
Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat
menebal dan meregang sehingga daya pompa otot menurun. Hal ini
umum. Dapat ditandai dengan sesak nafas, napas pendek, dan terjadi
penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua jenis
d. Gagal Ginjal
sebagai mana semestinya. Ada dua jenis kelainan pada ginjal yang
e. Stroke
Pembuluh darah pada mata termasuk pembuluh darah yang lunak dan
kerusakan jaringan dan faktor resiko lain atau mencari penyebab dari
darah perifer lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah
tidak lagi diperlukan atau pemberian dapat ditunda. Jika obat obat anti
yaitu :
a. Penanganan Farmakologis
1. Diuretik
2. Simpolitik
4. Antagonis angiotensin
takikardi.
hipnosis, hidroterapy,
aktif pada kaki dan tungkai yang berguna untuk mencegah penyakit
(Turan,2015 ).
buerger pada tahun 1926 dan kemudian dimodifikasi oleh allen pada
Buerger Allen merupakan salah satu jenis latihan yang dilakukan dengan
darah, akibat gerakan dari senam kaki tersebut akan melancarkan darah
dan membawa okigen dan nutrisi yang lebih banyak lagi kesel-sel tubuh,
gerakan harus dilakukan dengan teratur (Index, Control, & Glm, n.d.).
Setiap minggu dilakukan sebanyak tiga kali dan setiap kali latihan
dilakukan sebanyak 2 kali pada jam 08.00 WIB dan jam 16.00 WIB.
a. Ekstermitas bawah atau kaki diangkat pada posisi 45-90˚ dengan kaki
ekstensi selama 2-3 menit atau sampai kulit terlihat sampai pucat
b. Pasien duduk dalam posisi santai dengan posisi kaki tungkai kaki
gerakan pronasi dan supinasi atau gerakan kaki kedalam dan keluar
beberapa menit.
2.2.4 Pengaruh Buerger Allen Excercise Terhadap Penurunan Tekanan
Darah
2.2.5 Tindakan Yang Dilakukan Jika Terjadi Dis Lokasi Saat Latihan
Buerger Allent
Jari-jari tarik pada setiap jari secara perlan dan jangan samapai
tersentak
banyak gerak
Kompres di area dislokasi sendi dengan air hangat dan es. Kompres
yang teganag.
b. Tindakan pencegahan
Tekanan darah merupakan tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung
kesemua jaringan yang ada pada tubuh. Akan tetapi, tekanan yang
menpengaruhi struktur tubuh yang peka seperti ginjal, mata, dan sistem
pada saat itu. Hemodinamik adalah suatu keadaan dimana tekanan dan
dipompa oleh jantung dalam satu satuan waktu. Dalam keadaan istirahat,
Stroke volume adalah jumlah darah yang dipompakan dalam satu detak
dalam keadaan istirahat dan posisi telentang. stroke volume sebagai respon
sehingga stroke volume juga meningkat. Aliran balik vena juga meningkat
garam dan air, yang secara hormonal dikontrol masing-masing oleh sistem
Penentu utama lain tekanan arteri rerata, resistensi perifer total, bergantung
pada jari-jari semua arteriol serta kekentalan darah merah. Namun, jari-jari
perifer total dan tekanan arteri rerata. Jari-jari arteriol juga dipengaruhi
(Sherwood, 2011)
Aliran darah ke suatu organ bergantung pada gaya dorong tekanan arteri
2011).
detik sampai menit) adalah dengan cara pengaturan sistem saraf melalui
hari kira-kiara ¼-1/2 setengan dari tekanan yang terjadi dibandingkan jika
ischemic respon. Mekanisme ini bekerja terutama bila tekanan darah turun
(Majid, 2005)
jam, sedangkan pada saat tersebut pengaturan melalui saraf tidak efektif
darah sistole <100 mmHg. Sehingga setiap organ dari badan tidak
gejala hipotensi.
Tekanan darah setiap individu berbeda seperti, pada bayi dan anak-
anak secara normal memilki tekanan darah yang jauh lebih rendah
peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau smaa dengan 160 mmHg
TD, yang mempengaruhi sirkulasi arteri ada beberapa faktor yang dapat
tekanan darah.
Dalam arkus aorta, sinus karotis, dan pembuluh darah besar peka
d. Suhu
menghasikan vasokonstriksi.
e. Bahan kimia
f. Diet
pembuluh darah.
g. Ras, jenis kelamin, usia, berat badan, waktu dalam sehari-hari,
mmHg. Tekanan darah dapat diukur jika pasien dalam keadan rileks dan
disis lainnya
Tekanan darah tidak dapat diukur pada lengan atau paha pasien pada
ekstermitas tersebut
ekstermitas tersebut.
2.4.1 Pengertian
saturasi oksigen (SaO2) darah arteri klien dengan alat sensor yang dipasang
dalam aliran darah. Pada tekanan parsial oksigen yang rendah, sebagian
(Kozier 2010)
a. Dua dioda pemancar cahaya (LED) satu merah dan yang lainnya infra
disisilain jari, ibu jari, atau hidung). Foto dektor berfungi untuk
arteri dan disebut sebagai SaO2. SaO normal yaitu 95-100%, dan SaO2
menggunakan oksimeter nadi yang dinilai secara luas adalah salah satu
b. Saturasi oksigen vena (Sv O2) diukur untuk melihat berapa banyak
a. Hemoglobin (Hb)
Misalnya pada klien yang menderita anemia berat dan memiliki oksigen
b. Sirkulasi
c. Aktivitas
yang diharapkan oleh individu sesuai sesuai dengan status sosialnya. Jika
klien dengan tim kesehatan lain, membela kepentingan klien dan hak
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam
f. Sebagai Coordinator
peran ini dapat dikatak perawat adalah sumber informasi yang berkaitan
Hipertensi
Upaya pencegahan
Faktor yang
mempengaruhi - Prefentif
- promotif
- Stres
- Obesitas
- Merokok Peran perawat
- Kurang olahraga
Sebagai pemberi Penatalaksanaan
asuhan keperawatan
- Farmakologis
- Non farmakologis
Buerger Allen
excercise
Out put
Skema 2.1
KERANGKA KONSEP
dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih sesuai
terhadap tekanan darah dan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien hipertensi
diwilayah kerja Puskesmas Sungai Puar tahun 2019. Adapun yang menjadi
Tabel 3.1
darah dan peningkatan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien hipertensi primer
METODE PENELITIAN
terarah agar penelitian dapat dilaksanankan secara efesien dan efektif agar
sebelum diberi perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Pada penelitian ini,
O1 X 02
Keterangan gambar :
Penelitian ini telah dilakukan di Puskesmas Sungai Puar dari tanggal 24 Juni
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus merupakan
( )
n= ( ) ( )
keterangan :
n = jumlah sampel
n = jumlah populasi
q = 1-p (100% - p)
95%
( )
Rumus: n = ( ) ( )
( )
= ( ) ( )
= ( )
= 15 respondent
4.3.3 Sampling
(Nursalam,2013).
a. Kriteria Inklusi :
hipertensi berulang
b. Kriteria Eksklusi :
sampai selesai
izin penelitian ke puskesmas sungai puar dan meminta data kunjungan poli
responden satu persatu yang ditemani oleh kader di wilayah kerja Puskesmas
intervensi atau Buerger Allen exercise. Latihan akan dilakukan 2 kali per hari
selama 3 kali dalam seminggu dengan waktu 15-18 menit. Sebelum dilakukan
Buerger Allen exercise pada hari pertama peneliti akan memeriksa tekanan
dilakukan Buerger Allen exercise selama 3 kali dalam seminggu peneliti akan
pertemuaan saat itu. Bagi responden yang tidak mengikuti Buerger Allen
a. Edit/editing
b. Pengkodeaan/coding
atau tanda, dan untuk nama sesorang hanya ditulis ini sial saja. Setelah
semua data yang didapat kemudian diedit dan disunting, contoh pengaruh
d. Memasukan Data/Entry
masing respondent yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) maka
e. Pembersihan Data/Cleaning
(data cleaning).
f. Proses/processing
(Notoadmojo, 2010).
a. Analisa Univariat
Analisa data ini dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian dan pada
b. Analisa Bivariat
atau < 0.05 berarti ada pengaruh Buerger Allent excercise terhadap
mencantumkan nama dari responden pada lembar alat ukur dan hanya
c. Kerahasiaan/confidentialy
Pertimbagan etika dalam penelitian ini juga sesuai dengan prinsip dasar
3. Keadilan / justice
dalam penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN
penurunan Tekanan Darah dan Saturasi Oksigen (SpO2) pada pasien hipertensi
primer di wilayah kerja Puskesmas Sungai Puar tahun 2019. Penelitian ini
telah dilakukan di Puskesmas Sungai Puar dari tanggal 24 Juni sampai 9 Juli
dengan kriteria sampel. Sampel pada penelitian ini melibatkan 8 orang pasien
test. Data ini berisikan data pengaruh Buerger Allen Exercise terhadap
penurunan tekanan darah dan peningkatan saturasi oksigen (SpO2) pada pasien
tekanan darah dan peningkatan saturasi oksigen (SpO2) yang dinilai adalah
hasil dari pre dan post penurunan tekanan darah dan saturasi oksigen (SpO2)
Tabel 5.1
Rata-Rata Tekanan Darah Dan Saturasi Oksigen Sebelum Melakukan
Gerakan Buerger Allen Exercise Di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Puar
Tahun 2019
Allent excercise adalah 152.67 mmHg dengan standar deviasi 7.988, dan rata-
rata tekanan diastole adalah 92.67 mmHg dengan standar deviasi 7.988. Rata-
rata saturasi oksigen sebelum gerakan Buerger Allent excercise adalah 96.60,
10.000, dan rata-rata tekanan diastole adalah 82.67 mmHg dengan standar
Puskesmas Sungai Puar tahun 2019, dengan hubungan tekanan darah sebelum
Tabel 5.3
Perbedaan Rata-Rata Penurunan Tekanan Darah Dan Saturasi Oksigen
Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Gerakan Buerger Allen Exercise Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Puar Tahun 2019
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat rata-rata tekanan darah systole sebelum
dengan standar deviasi 7,037. Hasil uji statistik tekanan darah sistole di
sebelum dan setelah melakukan gerakan buerger allen adalah 10,000 mmHg
dengan Standar Deviasi 5,345. Hasil uji statistik di dapatkan p value 0.000
kerja Puskesmas Sungai Puar tahun 2019. Data rata-rata perbedaan nilai
Allen adalah 0,8 dengan Standar Deviasi 0.941. Hasil uji statistik nilai
saturasi oksigen SpO2 di dapatkan p value 0.005 maka dapat disimpulkan ada
SpO2 pada pasien hipertensi primer di wilayah kerja puskesmas sungai puar
tahun 2019.
5.4 Pembahasan
152.67 mmHg dengan standar deviasi 7.988, dan rata-rata tekanan diastole
sebelum 92.67 mmHg dengan standar deviasi 7.988. Data rata-rata saturasi
pressure (JNC VII) menyatakab bahwa penyakit hipertensi atau yang lebih
dimana tekanan darah seseorang adalah ˃140 mmHg (tekanan sistolik) dan
atau >90 mmHg (tekanan diastolik). Nilai yang lebih tinggi (sistolik)
menunjukan fase darah yang dipompa oleh jantung, nilai yang lebih
Hipertensi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang
akan bertambah pula, sehingga beban jantung dalam memompa darah juga
bertambah. Beban semakin besar maka semakin berat kerja jantung dalam
olahraga memiliki resiko mendapat tekanan darah tinggi 35% lebih besar.
sistem saraf yang dapat menaikan tekanan darah. Berat badan yang
berlebih juga merupakan biang keladi tekanan darah tinggi karena orang
lebih keras.
oksigen yang terikat pada setiap gugus hame pada molekul hemoglobin
(%saturasi).
resiko seperi gaya hidup klien yang biasa memakan makanan yang
yang kurag teratur. Salah satu penatalaksanaan yang dapat diberikan bagi
melakukan aktifitas fisik dan olahraga secara teratur. Oleh karena itu
oleh sel, jaringan dan organ tubuh, dimana akibat peningkatan tersebut
akan meningkatkan aktivitas pernafasan dan otot rangka, dari peningkatan
terlebih dahulu, akibat dara vase ini akan mampu menurunkan aktivitas
2015).
pembuluh darah (Jackson, 1972; dalam Freire G & Karina S, 2015). Pada
splanchnic, panggul dan pembuluh darah kaki. Hal ini dikarenakan adanya
(Gisolf, 2005).
Gerakan fisik juga berpengaruh pada arus puncak ekspirasi (APE), sesuai
lainnya seperti otot dinding perut, otot-otot tersebut akan lebih terlatih dan
otot-otot maka pentilasi perfusi dan difusi akan berjalan dengan lancar hal
DM, maka evaluasi dapat dilakukan pada hari ke enam. Hasil pre test pada
tingkat nyeri dari 4,33 (SD 1,88) dengan (p value = 0,001). Dan Menurt
latihan Buerger Allent excercise dengan durasi latihan 10-15 menit 2 kali
posttest dilakukan pada pada hari ke-5 mengunakan alat ankle brachial
disebab kan oleh latihan Buerger Allent excercise yang mana secara
adalah 60,000 dengan standar deviasi 5,345 dan hasil uji statistik di
standar devisiasi 4,577 hasil uji statistic didapat kan p value 0,000. Dan
dengan standar devisiasi 0,941 dengan hasil uji statistik p value 0,005.
Selanjutnya posttest dilakukan pada pada hari ke-5 mengunakan alat ankle
value = > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh gerakan
intervensi. Hai ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chang-
dilakukan 2 kali sehari sebanyak 3 kali dalam seminggu dengan waktu 15-
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Hasil Penelitian didapatkan rerata tekanan sistole sebelum 152,67 mmHg
92,67 dengan standar deviasi 7,988. Dan rerata nilai saturasi oksigen
6.1.2 Hasil penelitian didapatkan rerata tekanan sistole sesudah 140,00 mmHg
82,67 dengan standar deviasi 8,837, dan rerata nilai saturasi oksigen
6.1.3 Hasil penelitian didapatkan perbedaan rerata tekanan darah sistole sebelum
dengan standar deviasi 7,037 dan hasil uji statistik di dapatkan p value
5,345 hasil uji statistic didapat kan p value 0,000. Dan untuk hasil rerata
Penelitian ini dapat dimasukan menjadi salah satu program latihan fisik
American College of Sport Medicine. ACSM’S guderlines for exercise testing and
prescription (Seventh Edition). Williams and Wilkims Lipincott, 2004.
Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiyah, Edisi
1, Salmeba Medika, Jakarta.
Chang, C.C., Chen, M.Y., Shen, J.H., Lin, Y. Bin, Hsu, W.W., & Lin, B.S.
(2016). Aquantitative real-time assessment of buerger exercise on dorsal
foot peripheral skin circulation in patients with diabetes
foot. Nursing, 95 (46),e5334. doi.10.1097/MD. 0000000000005334.
Chang, C.F., Chang C.C., Hwang, S.L., & Chen, M.Y. (2015). Effects of buerger
exercisecombined health-promoting program on peripheral
neurovasculopathy among community residentsAt high risk for
diabeticfoot ulceration. Worldviews on EvidenceBased Nursing,12
(3),145–53.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitia Dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI diabetes
mellitus. Journal of Psychology. Gangguan Sistem Persarafan.
Salemba Medika. Jakarta.
Depkes RI, 2006. Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi,
http://www.google.co.id/search?as_q= terapi+unuk+hipertensi ilmu
farmasi.
Ganong, W.F. (2008). Fisiologi kedokteran. Ed ke- 22. (Petrus A., Penerj). Buku
asli diterbitkan tahun 2005. New York: McGraw Hill Medical.
Ganong WF. Jaringan Peka Rangsang: Otot. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran
(Edisi Kedua puluh dua), Jakarta: EGC, 2008.
https://www.kajianpustaka.com/2012/10/peran-perawat-asuhan-
keperawatan.html?m=1
James, P.A (2014). 2014 Evidance-Based Guidline For The Management Of High
Blood Pressure In Adult. Repoert From The Panel Members Appointed To
The Eighth Joint National Committee (JNC 8) JAMA, 507-520.
JNC. 2005. The Seventh Report of the Joint National Commitee on Prevention
Derection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure. Bethesa,
MD: U.S Departement of Health anf Human Servic
Kawasaki,.T.,Matsuo, K.,Matsumoto,K.,Harada,Y.,Chuman,T.,Uemura,T.,&
Murata,t.(2013). The effect of diferent on lower limbs skin perfusion
pressure. India journal of plastic Surgery, 46(3), 508.doi.10.4103/0970-
0358.121995.
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Frandsen. G. (2008). Fundamental of Nursing
:Concepts, process, amd practice. Eighth Edition. Pear Education,
inc.,Upper saddle river, New Jersey
Lemone, P., & Burke, K. (2008). Medical surgical nursing : critical thinking in
patient care. 4thEd. New Jersey : Pearson education.
Potter & Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi Terjemahan, EGC,
Jakarta.
Potter & perry (2005). Buku ajar fundamental keperawatan ; konsep, proses dan
praktik. Edisi 4 jakarta . EGC
Price, S.A.,& Wilson, L.M.,2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit.Vol. 1.Edisi keenam, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Smeltser, S., & Bare. (2002). Buku ajar keperawatan medikal medah. Jakarta
:Buku Kedokteran EGC.
Turan, B., Osar, Z., Damci, T., & Ilkova, H. (2002). The role of coping with
disease in adherence to treatment and disease control in type 1 and 2
Kepada Yth,
Di
Tempat
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tanagan dibawah ini, mahasiswa program studi sarjana
keperawatan STIKes Perintis Padang Kampus II bukittinggi.
Nim : 1514201045
Adapun tujuan penelitian ini untuk kepentingan pendidikan peneliti, dan segala
informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan peneliti bertanggung
jawab apabila informasi yang diberikan akan merugikan bagi respondent, maka
peneliti mohon kesediaan Bapak/ibu/Sdr/l untuk menandatangani lembar
peretujuan.
Penulis
ILHAMI PUTRI
Lampiran 2
(Informed Consent)
Nama :
Umur :
Alamat :
Responden
( )
Lampiran 3
Identitas respondent
No Respondent ;
Tanggal ;
Umur ;
Pendidikan ; SD SMA
SMP PT
Wirasuasta lainnya
Lampiran 4
1
2
3
4
5
10
11
12
13
14
15
Lampiran 5
1. Pengertian :
Cara pemeriksaan Tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem
kardiovaskular bersamaan dengan pemeriksaan nadi
2. Tujuan :
Untuk megetahui nilai tekanan darah
4. Prosedur
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tanggan
3. Atur posisi pasien
4. Letakan tangan yang hendak diukur dengan posisi telentang
5. Lengan baju dibuka
6. Pasang lanset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm diatas fossa cubiti
(jangan terlalu ketat atau longgar)
7. Tentukan denyut arteri radialis
8. Letakkan diagframa stetoskop diatas nadi brachialis
9. Pompa balaon udara manset sampai denyut nad ateri tidak teraba
10. Pompa terus samapai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari denyut
nadi radialis tidak teraba
11. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan
dengan memutar sekrup pompa udara berlawanan dengan arah jarum jam
12. Catat hasil pengukuran tekanan darah ynag didapatkan
13. Cuci tanggan setelah prosedur dilakukan
Lampiran 6
Usia : Alamat :
Petunjuk :
1. Tuliskan tanggal saat respondent melakukan latihan.
2. Berilah tanda (√) pada kolom hari/tanggal dan sesuaikan dengan waktu latihan
3. Peneliti akan memriksa dan menuliskan hasil Tekanan Darah
( ILHAMI PUTRI ) ( )
Lampiran 7
1. Pengertian
Monitor satu rasi oksigen merupakan teknik monitoring non invansive
untuk mengukur saturasi oksigen arteri dan fungsi hemoglobin, nilai
normal 97-99%
2. Tujuan
a. Menilai data dasar saturasi oksigen yang merupakan bagian pengkajian
oksimeter
b. Deteksi dini terhadap perubahan saturasi yang sering berubah terutama
pada keadaan kritis.
c. Mengevaluasi respon pasien terhadap aktivitas oksigen pasien seperti
suction, reposisi, merubah konsentrasin O2.
3. Kebijakan
Memenuhi kebutuhan oksigen
4. Prosedur
a. Persiapan alat
Pulse oksimetri beserta sensornya
b. Cara kerja
Cuci tanggan
Lokasi tempat sensor dibersihkan dari darah dan kotoran lain
Pilih lokasi yang tepat sasuai lokasi tempat sensor
Sambungkan oksimeter dengan menekan tombol power on/off
Sambungkan sensor lempeng/ klip pada tanggan, kaki atau
telingga
Usia : Alamat :
Petunjuk :
1. Tuliskan tanggal saat respondent melakukan latihan.
2. Berilah tanda (√) pada kolom hari/tanggal dan sesuaikan dengan waktu latihan
3. Peneliti akan memriksa dan menuliskan Hasil Saturasi Okigen(SpO2)
( ILHAMI PUTRI ) ( )
Lampiran 9
1. Pengertian
2. Prosedur
Latihan Buerger Allen exercise dilakukan sebanyak 6 kali dalam 7 hari.
Setiap minggu dilakukan sebanyak tiga kali dan setiap kali latihan dilakukan
sebanyak 2 kali pada jam 08.00 WIB dan jam 16.00 WIB. Durasi setiap
latihan ± 18 menit.