Judul
B. Konteks Penelitian
dakwah yang dilakukan, dan begitu juga yang dikembangkan oleh para sahabat dan
para penerus beliau. Oleh karena itu, salah satu tugas manusia sebagai khalifah
Allah di muka bumi adalah berdakwah, yakni mengajak pada perbuatan yang baik
manusia sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, apabila ajaran Islam yang mencakup
segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilakukan denga
sungguh-sungguh.
Keberadaan dakwah sangat urgen dalam Islam. Antara dakwah dan Islam
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dakwah merupakan suatu usaha untuk
mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada ajaran
mempengaruhi manusia agar pindah dari suatu situasi ke situasi yang lain, yaitu dari
situasi yang jauh dari ajaran Allah menuju situasi yang sesuai dengan petunjuk dan
ajaran-Nya.
1
2
kemampuan untuk mengajak kepada perbutan yang ma’ruf dan mencegah perbuatan
yang munkar. Kewajiban berdakwah tersebut merujuk pada firman Allah Swt dalam
ِ ِ
َ َولْتَ ُك ْن ِّمْن ُك ْم اَُّمةٌ يَّ ْدعُ ْو َن اىَل اخْلَرْيِ َويَْأ ُم ُر ْو َن بِالْ َم ْع ُر ْوف َو َيْن َه ْو َن َع ِن املْن َك ِر َواولِئ
ك ُه ُم
ُ
.الْ ُم ْفلِ ُح ْو َن
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung (QS. Ali Imran: 104).1
mencegah perbuatan keji dan munkar, baik dalam bentuk lisan, tulisan, maupun
tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam
penyampaiannya. Hal ini disebabkan kegiatan dakwah merupakan salah satu cara
efektif dan strategis dalam mempengaruhi dan mengubah setiap tingkah laku
masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai nilai-nilai ajaran Islam, agar kemudian
dimiliki dan dipraktikkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam
dakwah agar dimiliki dan kemudian dipraktikkan secara nyata dalam kehidupan
yang diajarkan oleh Islam”.2 Ukhuwah Islamiyah ini penting dilakukan pembinaan
kepada masyarakat agar di antara mereka terjalin hubungan yang harmonis serta
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Surabaya: Mahkota, 2004), 93.
1
persatuan dan kesatuan yang kokoh yang saling membantu satu dengan lainnya.
karena pada hakikatnya mereka adalah bersaudara. Allah Swt berfirman dalam surat
Islamiyah ini tidak begitu saja tumbuh dalam diri masyarakat, tetapi rasa ukhuwah
ini harus dibentuk dalam setiap jiwa pribadi masyarakat dan perlu ditingkatkan.
(perasaan keterikatan satu sama lain) dan sense of belongingness (perasaan senasib)
adanya ukhuwah kehidupan masyarakat akan semakin kuat, kokoh, dan mudah
untuk dipersatukan dalam membangun masyarakat Islam yang madani tanpa adanya
dan bekerja sama antara satu dengan yang lain, sehingga tatanan kehidupan
masyarakat Islam menjadi aman dan tenteram, baik dalam kedudukannya sebagai
Demikian halnya dengan yang terjadi pada masyarakat Desa Karang Penang
dapat dikatakan masih belum terbina secara baik dan komprehensif. Dalam
dinyatakan sebagai umat bersaudara dalam Islam masih belum terlihat adanya
masyarakat.
interaksi dan komunikasi yang bersifat parsial dan komunal, yaitu hanya dilakukan
dengan masyarakat di desa yan dekat ataupun yang jauh yang belum terbina dengan
baik. Sementara pada tataran interaksi dan komunikasi yang lebih luas, terutama
dengan masyarakat yang tempat tinggalnya berjauhan dan berbeda dusun terlihat
suda terbina dengan baik. Pada umumnya masyarakat sudah akrab dan komunikatif
antara satu dengan lainnya meskipun pada hakikatnya mereka sudah mengenal
dengan baik.
parsial dan komonal, terutama pada kalangan masyarakat karang penang oloh dan
adalah melalui kegiatan dakwah Islamiyah yang dilakukan oleh Yayasan Wali
5
Songo, baik melalui kegiatan dakwah yang bersifat formal maupun nonformal,
seperti pengajian rutin setiap malam Selasa, pengajian majelis ta’lim setiap malam
Rabu, pengajian setiap hari Jum’at siang dan malam Jum’at, serta pengajian akbar
yang dilaksanakan satu kali dalam satu tahun dengan mengundang muballigh dari
masing-masing anggota pengajian, dan ada juga yang bersifat menetap yang
dipusatkan di suatu masjid atau mushalla yang dibina dan diasuh oleh seorang kiai
atau asatidz dari Yayasan Wali Songo. Melalui kegiatan dakwah Islamiyah yang
kalangan masyarakat semakin terbina dengan baik dan bersifat menyeluruh, dengan
judul yang dipilih adalah: “Strategi Dakwah Yayasan Wali Songo dalam
Penang Sampang”.
C. Fokus Penelitian
1. Apa saja jenis-jenis kegiatan dakwah yang dilakukan Yayasan Wali Songo
Penang Sampang?
6
D. Tujuan Penelitian
Sampang.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
Songo:
7
Ulum Pamekasan:
bagi masyarakat.
penelitian ini dapat menjadi salah satu pengalaman yang akan memperluas
F. Definisi Istilah
adalah:
8
1. Strategi dakwah, adalah “proses menentukan cara dan daya upaya untuk
menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu, guna mencapai
keseluruhan adalah proses menentukan cara dan daya upaya yang dilakukan oleh
Yayasan Wali Songo untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi
tertentu guna mencapai tujuan dakwah secara optimal dalam memperbaiki dan
membina persaudaraan yang bersifat Islami yang diajarkan oleh Islam di Desa
G. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Raden Intan Lampung,
Tahun 2019.
4
Abdul Malik Pimay, Strategi Dakwah Islamiyah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 50.
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,
2006), 77.
6
Quraish Shihab, Wawasan ...., 486.
7
Sekuat Sanjaya, Strategi Dakwah Da’i dalam Meningkatkan Akhlakul Karimah Santri Pesantren
Modern Nahdlatul Ulma di Desa Negeri Agung Kecamatan Talang Padang Tanggamus (Skripsi:
UIN Raden Intan Lampung, 2019).
9
Padang Tanggamus?
menggunakan (a) strategi sentimental adalah dakwah yang memfokuskan aspek hati
dan menggerakkan perasaan dan batin mitra dakwah, memberi mitra dakwah
adalah dakwah dengan beberapa metode yang memfokuskan pada aspek akal
pikiran, di mana srategi ini mendorong mitra dakwah untuk berfikir, merenungkan
dan mengambil pelajaran, (c) strategi indrawi juga dinamakan dengan strategi
eksperimen atau strategi ilmiah, yaitu sistem dakwah atau kumpulan metode
dakwah yang berorientasi pada panca indra dan berpegang teguh pada hasil
penelitian. Di antara metode yang dihimpun strategi ini adalah praktik keagamaan.
peneliti menelitinya.
(Studi Kasus di Majelis Agama Islam Wilayah Pattani Thailand)”8, oleh Miss
8
Patimoh Yeemayor, Strategi Dakawah dalam Meningkatkan Pemahaman Agama Anak Muda (Studi
Kasus di Majelis Agama Islam Wilayah Pattani Thailand) (Skripsi: UIN Walisongo Semarang,
2015).
10
Masalah yang menjadi fokus kajian dalam penelitian tersebut terdiri dari (1)
pemahaman agama anak muda? dan (2) bagaimanakah metode dakwah dalam
bahwa (1) strategi dakwah yang dilakukan oleh Majelis Agama Islam Wilayah
Pattanni adalah dengan melaluidakwah formal dan dakwah non formal yang
meliputi pengajian agama dan kegiatan-kegiatan agar anak muda memahami ajaran
agama sehingga bisa melakukan aktivitas dengan baik, (2) metode dakwah dalam
kegiatan-kegiatan.
2. Kajian Teori
Strategi bisa dipahami sebagai segala cara dalam kondisi tertentu agar
kegiatan dakwah, tentu sangat diperlukan adanya strategi yang tepat agar
menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam
situasi dan kondisi tertentu, guna mencapai tujuan dakwah secara optimal”.9
yang terbaik mencapai tujuan dakwah. Pilihan cara tersebut tentu dengan
dihadapi”.10
strategi dakwah adalah proses menentukan cara dan daya upaya secara
pemilihan yang tepat terhadap strategi dakwah yang akan digunakan sesuai
dengan situasi dan kondisi objek dan sasaran dakwah. Pemaham dan
pemilihan strategi dakwah yang tepat akan memberikan hasl optimal kegiatan
Mohammad Thohir, Strategi dan Metode Dakwah (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 243.
10
12
memfokuskan pada aspek hati dan menggerakkan perasaan dan batin mitra
atau objek dakwah. Kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara
memuaskan sebagai bagian dari metode yang dikembangkan dari strategi ini.
Metode ini sesuai untuk mitra dakwah yang terpinggirkan (marginal) dan
metode yang memfokuskan pada aspek akal pikiran. Strategi ini mendorong
Penggunaan hukum logika, diskusi atau penampilan contoh dan bukti sejarah
yang sedang diperhatikan atau yang menjadi fokus kajian. Taamul berarti
Muhammad Ali, Pendekatan dan Strategi Dakwah Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
11
351.
13
pandangan hati.
metode dakwah yang berorientasi pada panca indra dan berpegang teguh pada
hasil penelitian dan percobaan. Dengan kata lain, strategi indriawi ini
dilakukan melalui penelitian maupun uji coba yang dapat ditangkap oleh
praktik keagamaan, agar dipahami dan kemudian ditiru serta diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Metode yang dihimpun oleh strategi ini adalah praktik
yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Oleh karena itu,
strategi dakwah secara sistematis dan tepat agar tujuan dakwah dapat dicapai
dengan mudah dan optimal. Menurut Muhammad Ali, ada dua hal yang perlu
dakwah seperti:
biasa disebut juga dengan teori partisipasi. Secara harfiah, partisipasi berarti
“turut berperan serta dalam suatu kegiatan”, keikutsertaan atau peran serta
dalam suatu kegiatan”, peran serta aktif atau proaktif dalam suatu kegiatan”.14
Sedangkan dalam arti luas, partisipasi adalah sebagai bentuk keterlibatan dan
12
Muhammad Ali, Pendekatan dan Strategi, 349.
13
Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan Khotib Profesional
(Jakarta: Kalam Mulia, 2015),.22.
14
Muhammad Ali, Pendekatan dan Strategi ..., 274.
15
dari dalam dirinya (intrinsik), atau dari luar dirinya (ekstrinsik) dalam
secara intensif kepada masyarakat sesama muslim. Hal itu dimaksudkan agar
yang dikaruniakan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa yang
Masyhur Kahar, Membina Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Perspektif Islam (Jakarta:
16
adanya berbagai upaya, baik dari tokoh agama atau ulama maupun dari umat
Islam itu sendiri. Umat Islam harus mengakui bahwa antara yang satu dengan
yang lain adalah sama dan bersaudara, yang tentu saja hal ini dijadikan
unsur-unsur pokok yang harus menjadi pegangan dari umat Islam yang
mengaku sebagai sesaudara, seiman, dan seagama tersebut adalah (a) tujuan,
(b) persamaan, (c) keterbukaan, (d) tidak mementingkan diri sendiri dan
yang baik di antara umat Islam. Dengan ukhuwah Islamiyah ini juga akan
H. Kerangka Konseptual
bawah ini:
Analisis Data
Laporan
I. Metode Penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan
menghasilkan data kualitatif yang berisi ungkapan atau catatan informan atau
pertimbangan bahwa penelitian ini dilakukan pada latar alamiah, penelitian ini
19
Robert C. Bodgan dan Steven J. Taylor, Kualitatif Dasar-dasar Penelitian, Ed. A. Khozin Afandi
(Surabaya: Usaha Nasional, 2007), 30.
20
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), 27.
19
instrumen utama, data yang dikumpulkan berupa ujaran-ujaran dan tindakan, dan
Jenis penelitian ini adalah fenomenologis, yaitu yaitu jenis penelitian yang
yang dialami, atau dengan kata lain adalah berusaha memahami arti dari suatu
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah di Desa Karang Penang
Oloh, Karang Penang, Sampang. Salah satu pertimbangan dalam mengambil lokasi
tersebut sebagai tempat penelitian adalah adanya kemauan kuat Yayasan Wali
Islamiyah yang pada saat ini belum terbina secara baik di kalangan masyarakat. Di
samping itu, pemilihan lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena adanya
kerja sama yang baik dengan pengurus Yayasan Wali Songo dalam pelaksanaan
data penelitian.
Moleong, Metodologi Penelitian, 14.
21
20
3. Kehadiran Peneliti
utama, sekaligus pengumpul data dalam rangka memperoleh data yang absah. Jadi,
adalah ketua Yayasan Wali Songo, beberapa orang anggota pengurus Yayasan Wali
Songo, beberapa orang juru dakwah dari Yayasan Wali Songo, dan beberapa orang
masyarakat yang menjadi sasaran dakwah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah para juru dakwah dari Yayasan Wali Songo dan
masyarakat yang menjadi sasaran dakwah di Desa Karang Penang Oloh, Karang
Penang Sampang.
5. Sumber Data
21
“sumber data primer dan sekunder”.22 Sumber data primer merupakan sumber data
yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama (first sources). Sumber data
primer yang menjadi informan kunci (key informan) dalam penelitian adalah para
informan yang mengetahui secara baik dan mendalam tentang strategi dakwah
adalah:
berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang sedang diteliti, mereka mempunyai
waktu yang memadai untuk dimintai informasi, dan mereka tidak cenderung
jurnal, dan sebagainya. Di antara sumber data sekunder yang digunakan dalam
a. Data yang ada di Yayasan Wali Songo, di antaranya profil Yayasan Wali Songo.
ukhuwah Islamiyah.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara
lain adalah:
a. Wawancara
bebas dan leluasa tanpa terikat oleh suatu susunan pertanyaan yang telah
perlu ditanyakan kepada sumber data atau informan. Cadangan masalah tersebut
percakapan tidak membuat jenuh kedua pihak, sehingga diperoleh informasi yang
lebih kaya.
23
Ahmad Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan
Penelitian (Malang: UMM Press, 2012), 72.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2014), 233.
23
Dari informan yang telah ditetapkan sebagai sumber data dalam penelitian
membangun ukhuwah Islamiyah, dan strategi dakwah Yayasan Wali Songo dalam
b. Observasi
adalah terstruktur, yaitu berupa lembar pengamatan yang sudah dirinci dengan
menampilkan aspek-aspek dari proses dan kegiatan-kegiatan yang akan diamati, dan
tinggal membubuhkan tanda cek atau menuliskan secara ringkas informasi atau data
penelitian ini, di antaranya adalah pelaksanaan dakwah oleh Yayasan Wali Songo,
kegiatan dakwah.
c. Dokumentasi
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2010), 133.
25
ditujukan kepada subjek penelitian tentang hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, agenda, rekaman kaset, rekaman video, foto, dan
memfoto, mencatat data dokumentasi dan hasil wawancara dengan para informan
sebagai informan kunci (key informan) dalam penelitian ini. Data yang ingin
nama-nama juru dakwah, media dakwah, objek dakwah, materi dakwah, foto
kegiatan wawancara.
7. Analisis Data
ke dalam suatu pola kategori, dan satuan urutan data. Sugiyono menyatakan bahwa
Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yangt diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.28
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis data kualitatif
secara interaktif model Miles dan Huberman, terdiri dari atas tiga alur kegiatan
yang terjadi secara bersamaan, yaitu “reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi”.29
27
Sukandarrumaidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 2016), 100.
28
Sugiyono, Metode Penelitian …, 244.
29
Sugiyono, Metode Penelitian, 246.
25
pengabstraksian, dan pentransferan data mentah yang telah diperoleh menjadi data
yang siap dianalisis. Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah melakukan
penyajian data, yakni menyajikan data yang telah terkumpul sesuai fokus penelitian
8. Keabsahan Data
secara intens terhadap hasil analisis data tersebut. Pengecekan hasil analisis data
penelitian akhir yang diperoleh dengan melakukan diskusi analitik dengan rekan-
pihak-pihak lain yang dipandang dapat memahami hasil analisis data secara
kritis. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber
data, yaitu menggali kebenaran informasi melalui berbagai metode dan sumber
catatan resmi, serta triangulasi teori, yaitu hasil akhir penelitian ini dibandingkan
26
dengan perspektif teori yang relevan untuk menghindari bias individual peneliti
9. Tahapan-tahapan Penelitian
sebagai berikut:
1) Perencanaan penelitian
Tahap ini merupakan kegiatan penentuan lokasi yang akan dijadikan tempat
masalah yang menjadi fokus kajian, maka peneliti memilih Yayasan Wali
Setelah surat izin penelitian dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
tersebut.
Pada tahap ini peneliti memilih dan memanfaatkan informan yang akan
menempatkan diri dan berperilaku sesuai tata tertib yang berlaku di Yayasan
2) Memasuki lapangan
yayasan, juru dakwah, dan masyarakat yang menjadi sasaran dakwah untuk
3) Mengumpulkan data
bertujuan untuk menemukan tema yang pada akhirnya diangkat menjadi teori
substantif.
2) Menemukan tema
tema penelitian secara lebih akurat, hati-hati, dan mendalam dengan cara
lainnya.
3) Menganalisis data
29
penelitian.
J. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, dengan isi
Bab II Kajian Pustaka, berisi penelitian terdahulu, kajian teori, dan kerangka
yang memiliki kemiripan dengan judul penelitian yang dilakukan peneliti dalam
menunjang validitas hasil penelitian. Pada kajiam teori, berisi tinjauan tentang
penerapan strategi dakwah. Pada kerangka konseptual berisi tentang alur pikir
dalam penelitian.
Bab III Metode Penelitian, yang secara umum pada bab ini menjelaskan
subyek penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan
Bab IV Paparan Data dan Analisis, diuraikan tentang paparan data dan
Bab VI Penutup, berisi kesimpulan dan saran sebagai akhir dari pembahasan
skripsi ini.
31
Daftar Rujukan
Ali, Muhammad. 2011. Pendekatan dan Strategi Dakwah Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Kahar, Masyhur. 2012. Membina Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Perspektif
Islam Jakarta: Rineka Cipta.
Thohir, Mohammad. 2012. Strategi dan Metode Dakwah. Jakarta: Bumi Aksara.
32
Zaidallah, Alwisral Imam. 2015. Strategi Dakwah dalam Membentuk Da’i dan
Khotib Profesional. Jakarta: Kalam Mulia.