PDF Sop Pre Eklamsi
PDF Sop Pre Eklamsi
PREEKLAMSI
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tgl. Terbit :
Halaman :1–4
KAB. CIREBON
Drg. Retno
Widowati Nip:
Pengertian (definisi) Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuri akibat
kehamilan, setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setalah
persalinan. Dibedakan :
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi pada ibu hamil yang
sudah ditemukan sebelum kehamilan atau yang ditemukan
pada umur kehamilan < 20 minggu , dan yang menetap
setalah 12 minggu pasca persalinan.
2. Preeklamsi/eklamsi atas dasar hipertensi kronis adalah
timbulnya preeklamsi atau eklamsi pada pasien hipertensi
kronik.
3. Hipertensi gestasional adalah timbulnya hipertensi dalam
kehamilan pada wanita yang tekanan darahsebelumnya
normal dan tidak mempunyai gejala-gejala hipertensi kronik
atau preeklamsi/eklamsi (tidak disertai proteinuri). Gejala ini
akan hilang dalam waktu < 12 minggu pasca bersalin.
Tujuan Khusus :
a. Mencegah tanda dan gejala hipertensi karena kehamilan dan
menentukan diagnosis yang paling mungkin dalam hubungan
dengan hipertensi yang dipicu karena kehamilan.
b. Melakukan penatalaksanaan preeklamsia/eklamsia dan
hipertensi kronik pada ibu hamil.
c. Melakukan pemberian obat anti kejang (Magnesium sulfat
dan Diazepam) serta obat antihipertensi penatalaksanaan
preeklamsi berat eklamsi.
Kebijakan Upaya untuk mendeteksi sedini mungkin komplikasi
hipertensi karena kehamilan.
Anamnesis 1. Umur kehamilan > 20 minggu
2. Hipertensi
3. Tidak ada kejang, penurunan kesadaran, penglihatan kabur,
nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati.
Pemeriksaan fisik Preeklamsi ringan
Diagnosis preeklamsi ringan didasarkan atas timbulnya hipertensi
(sistolik anatara 140 - < 160 mmHg dan diastolik antara 90 - < 110
mmHg) disertai proteinuri ( ≥ 300mg/24 jam, atau 1+ dipstik).
Bila didapatkan 1 atau lebih gejala di bawah ini preeklamsi
digolongkan berat :
Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 110 mmHg.
Proteinuri ≥ 2 g/24 jam atau ≥ 2 + dalam pemeriksaan
kualitatif dipstik.
Angiolisis mikroangiopati (peningkatan kadar LDH)
Sakit kepala yang menetap atau gangguan visus dan serebral.
Nyeri epigastrium yang menetap.
Edema paru disertai sianosis
Adanya “HELLP Syndrome” (H : hemolisis; EL : elevated liver
enzymes; LP : Low platelet count)
Diganosa banding Hipertensi menahun, kelainan ginjal.
B. Pengelolaan konservatif
a. Indikasi
Kehamilan preterm (< 34 minggu) tanpa disertai tanda –
tanda impending eklamsi dengan keadaan janin baik.
b. Pengobatan medisinal :
Sama dengan perawatan medisinal pengelolaan secara
aktif. Hanya dengan dosis awal MgSO4 tidak diberikan i.v
cukup i.m saja. (MgSO4 40 % , 8 gram i.m). atau bila
mengunakan cara intravena secara kontinyu diberikan
langsung dosis pemeliharaan. Pemberian MgSO 4
dihentikan bila sudah mencapai tanda – tanda preeklamsi
ringan , selambat – lambatnya dalam waktu 24 jam.
c. Penglolaan obstetrik
1. Selama perawatan konservatif , tindakan observasi
dan evaluasi sama seperti perawatan aktif, termasuk
pemeriksaan tes tanpa kontraksi dan USG untuk
memantau kesejantraan janin.
2. Bila setelah 2 x 24 jam tidak ada perbaikan maka
keadaan ini di anggap sebagai kegagalan pengobatan
medisinal dan harus diterminasi. Cara terminasi
sesuai dengan pengelolaan aktif.
C. Pengelolaan Aktif
Indikasi
Bila di dapatkan 1 / lebih keadaan di bawah ini
Ibu :
▪ Kehamilan > 34 minggu ( dengan kortikosteroid selama 2
hari telah diberikan).
▪ Gagal perawatan konservatif
Janin
▪ Adanya tanda – tanda gawat janin
▪ Adanya tanda – tanda IUGR
Laboratorium :
Adanya HELLP Syndrome.