Anda di halaman 1dari 10

Ref. PKE No. II.E.

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


INSPEKTORAT JENDERAL

LAPORAN HASIL EVALUASI

SASARAN EVALUASI : PENGELOLAAN DESTINASI WISATA


TAHUN EVALUASI : 2021
NOMOR :
TANGGAL

NAMA INSTANSI : BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI


ALAMAT : JALAN KALIURANG KM 22,6 HARGOBINANGUN,
PAKEM, SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA
UNIT ESELON I : DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER
DAYA ALAM DAN EKOSISTEM (KSDAE)
BAB I
PENDAHULUAN

1. Dasar Hukum Evaluasi


a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
dan Ekosistemnya;
b. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
Menjadi Kehutanan;
c. Undang-undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
d. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
e. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
f. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 tentang Pengusahaan Pariwisata
Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman
Wisata Alam;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Jenis dan Tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku pada Kementerian Kehutanan;
l. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024.
m.Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor: P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
n. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.37/Menhut-II/2014 tentang Tata Cara
Pengenaan, Pemungutan dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak
Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam;
o. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.83/MenLHK-II/2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
p. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.8/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2019 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di
Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata
Alam;
q. Program Kerja Pengawasan Tahunan Inspektorat Jenderal Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2021;
r. Surat Tugas Inspektur Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor ST.235/ITJEN/ITWIL.2/WAS.3/09/2021 tanggal 22
September 2021.
2. Tujuan dan Sasaran Evaluasi
a. Tujuan
1) Memberikan keyakinan terbatas atas kesiapan pengelolaan destinasi wisata
pada kawasan konservasi telah efektif sesuai dengan peraturan;
2) Mendeteksi dan menguji risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian
tujuan, tertib administrasi keuangan dan penyebab terjadinya permasalahan
dalam pengelolaan destinasi wisata secara efektif, efisien dan ekonomis
serta sesuai ketentuan dan peraturan perundangan;
3) Mencegah terjadinya temuan berulang dan kemungkinan terjadinya risiko
pengelolaan PNBP dan BMN penunjang destinasi wisata; dan
4) Menguji korelasi antara tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
(METT) dengan ecotourism yang telah diterapkan.
5) Memberikan rekomendasi berupa langkah-langkah perbaikan dalam
pengelolaan kawasan konservasi sebagai destinasi wisata.
b. Sasaran
Sasaran evaluasi pengelolaan destinasi wisata adalah pengelolaan pada
Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Konservasi Sumber
Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE) tertutama pada lokasi yang
ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dan Destinasi Super
Prioritas (DSP).

3. Ruang Lingkup Evaluasi


Ruang lingkup evaluasi pengelolaan destinasi wisata meliputi evaluasi terhadap
tertib administrasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pengelolaan sarana
dan prasarana destinasi wisata, peningkatan PNBP, pengelolaan karcis masuk
kawasan, pengelolaan sampah, manajemen pengunjung, mitigasi bencana di
dalam destinasi wisata alam, manajemen risiko keberlangsungan fungsi
konservasi dan kualitas kawasan dan daya dukung dan daya tampung kawasan
konservasi.

4. Standar Evaluasi
Standar evaluasi yang digunakan adalah yang diatur dalam Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia.

5. Metode Evaluasi
Metodologi yang digunakan dalam evaluasi pengelolaan destinasi wisata adalah
Evaluasi Mendalam (in-depth evaluation atau disebut evaluasi saja), yaitu
evaluasi yang dilakukan melalui pengumpulan data dan informasi, data analisis,
studi banding, uji oleh pakar independen, konfirmasi, pengujian, dan penelitian
terbatas pada program/kegiatan tertentu serta ditambah dengan pengujian dan
pembuktian di lapangan. Adapun fokus kegiatan evaluasi yaitu:
a. Pengumpulan data dan dokumen Belanja Modal (53) serta sarana dan
prasarana eksisting pada Satker.
b. Pengumpulan data dan dokumen pengadaan sarana dan prasarana yang
menggunakan sumber biaya SBSN pada Satker.
c. Pelaksanaan evaluasi (pengumpulan dan pengujian bukti evaluasi,
pengembangan temuan permasalahan dan pendokumentasian) terhadap hal-
hal sebagai berikut :
1) Nilai appraisal potensi PNBP versi negara dengan versi UPT.
2) Kesenjangan antara nilai PNBP dengan biaya pengelolaan.
3) Pengaruh ekowisata di kawasan konservasi terhadap peningkatan ekonomi
lokal.
4) Uji kepuasan publik terhadap pengelolaan destinasi wisata pada kawasan
konservasi.
5) Kontribusi investasi pihak swasta selaku pelaku usaha terhadap keadilan
ekonomi dan kepentingan masyarakat lokal.
d. Pengungkapan kelemahan dan rekomendasi atas pengelolaan Destinasi
Wisata.
e. Pengumpulan data tiket masuk dan pelaporan keuangan.
f. Analisa terhadap kondisi kelayakan lokasi dalam pengelolaan sampah,
keselamatan pengunjung, dan sosial budaya.

6. Waktu Pelaksanaan Evaluasi


Evaluasi dilaksanakan selama 19 (sembilan belas) hari, dengan rincian:
a. Persiapan : 2 (dua) hari kerja.
b. Pelaksanaan : 12 (dua belas) hari di daerah, mulai tanggal 27 September s.d.
08 Oktober 2021.
c. Pelaporan : 5 (lima) hari kerja.

7. Susunan Tim Evaluasi


a. Supervisor : Joko Yunianto, S.Hut., M.Si.
NIP.19790627 200501 1 009
b. Pengendali Teknis : Evi Oktiana, S.E., M.Si.
NIP.19741012 199903 2 003
c. Ketua Tim : Ir. Nani Farida
NIP.19630327 199503 2 001
d. Anggota Tim : 1) Dwi Y. Widyatmoko, S.Hut.T., M.Sc.
NIP.19730718 199212 1 002
2) Darusman
NIP.19650830 198903 1 003

8. Uraian Singkat Balai Taman Nasional Gunung Merapi

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor


P.7/Menlhk/Setjen/ OTL.0/1/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Taman Nasional
a. Nama Satker : Balai Taman Nasional Gunung Merapi
b. Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistem (KSDAE)
c. Alamat Satker : Jln. Kaliurang KM 22,6 Hargobinangun Pakem
Sleman D. I. Yogyakarta
d. Kepala Satker : Karyadi, S.Hut., M.I.L.
NIP.19770413 200312 1 004
e. Kepala Sub Bagian Tata : Akhmadi, S.Hut., M.Si.
Usaha NIP.19791124 200501 1 003
f. Kepala Seksi PTN : Bidhin Lintang Anggraheni, S.Hut., M.P
Wilayah II NIP.19781012 200501 2 007
g. Plt. Kepala Seksi PTN : Husni Pramono, S.H
Wilayah I NIP.19721121 199903 1 003
h. Bendahara Penerimaan : Nofa Swarastika, A.Md.
NIP.19881104 201012 2 004
i. Operator SIMAK-BMN Rr. Widya Kridaningsih, S.P
NIP19801206 200912 2 003
j. Pejabat Pengadaan Asep Nia Kurnia, S.P
NIP.19790307 199903 1 007
BAB II
HASIL EVALUASI

Evaluasi telah dilakukan pada beberapa unsur pengelolaan destinasi wisata, dan
terdapat beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Pengadaan Barang dan Jasa


Pengadaan sarana dan prasarana pendukung pariwisata alam di Taman Nasional
Gunung Merapi (TNGM) telah sesuai dengan dokumen Feasibility Study (FS) dan
Detail Engineering Design (DED) yang dibuat pada tahun 2018, namun tidak
didukung dengan rencana kebutuhan berdasarkan rencana induk (master plan)
pengembangan pariwisata alam di TNGM.
2. Pengelolaan Sampah
a. Dalam pengelolaan sampah pada kawasan wisata alam, BTN Gunung Merapi
belum menyiapkan tempat penampungan sementara sebelum sampah
diangkut ke tempat pembuangan sampah akhir.
b. Dalam pengurangan dan penanganan sampah:
1) Belum ada papan pengumuman berupa himbauan mencegah timbulnya
sampah.
2) Belum dilakukan sosialisasi pencegahan timbulan sampah dan pemilahan
sampah (melalui himbauan dan selebaran poster/leaflet)
c. Standard Operating Procedure (SOP) yang mengatur dan merinci barang
bawaan dan pembatasan jumlah barang yang diperbolehkan untuk dibawa oleh
pengunjung khusus untuk pendakian belum disusun.
d. Monitoring dan evaluasi pengelolaan sampah sekurang-kurangnya sekali
dalam setahun belum dilakukan.
e. Kerja sama pengelolaan sampah di kawasan wisata alam dengan Pemerintah
Daerah belum dilaksanakan.
3. Master Plan Pengembangan Wisata Alam
a. BTN Gunung Merapi tidak mempunyai rencana induk (master plan), sebagai
acuan dalam pengembangan pariwisata alam.
b. Kajian Daya Dukung dan Daya Tampung (DDDT) Obyek Wisata Alam (OWA)
telah dibuat, namun hanya sebatas daya dukung fisik (Physical Carrying
Capacity), belum mempertimbangkan faktor koreksi lokasi Obyek Wisata Alam
(OWA) (Real Carrying Capacity), dan faktor SDM pengelolanya (Effective
Carrying Capacity).
4. Pengelolaan Karcis/E-Ticketing/Online Booking
a. Pengelolaan karcis masuk kawasan
1) Penatausahaan tiket masuk masih manual, yaitu pembukuannya belum
menggunakan komputer sehingga tidak ada hasil print out-nya.
2) Pencatatan mutasi tiket masuk pada pembukuan tidak informatif yaitu tidak
ada kolom keterangan penerimaan karcis masuk (hasil pengadaan)
3) Sisa tiket pada buku pencatatan tidak di update setiap bulannya.
4) Penatausahaan SIMAKSI tahun 2020/2021 belum tertib, yaitu belum
melakukan monitoring terhadap kewajiban pelaporannya.
b. Kunjungan terhadap kawasan
Data pengunjung di kawasan konservasi telah dibuat, namun BTN Gunung
Merapi belum menyusun target tahunan dan bulanan.
c. Pengelolaan PNBP
Pengelolaan PNBP oleh BTN Gunung Merapi telah dilaksanakan dan
terdokumentasi sesuai bukti dokumen antara lain; data penggunaan karcis
dengan pengunjung, ketepatan pembayaran PNBP, ketepatan jumlah
pembayaran PNBP, dan laporan penerimaan PNBP setiap kawasan. Namun
laporan bulanan penerimaan PNBP yang telah di buat tersebut tidak
dilaporkan ke Ditjen KSDAE
d. E-Ticketing dan Online Booking Wisata Alam
Dalam pengelolaan kegiatan wisata alam, BTN Gunung Merapi belum
menerapkan tiket masuk elektronik. Tiket masuk masih menggunakan karcis
dan untuk wisata pendakian belum menerapkan Online Booking.
5. Pengelolaan dan pengembangan wisata.
a. Pengelolaan Wisata Alam
1) BTN Gunung Merapi belum pernah melakukan kegiatan inventarisasi dan
identifikasi obyek dan daya tarik wisata dan rekreasi dalam Kawasan.
2) Dalam perencanaan pengelolaan wisata alam, BTNGM telah Menyusun
desain tapak pada zona pemanfaatan, Feasibility Study (FS) dan Detail
Engineering Design (DED), namun belum disusun rencana induk (Master
Plan) pengembangan wisata.
3) Nilai METT cukup tinggi, yaitu 84. Namun untuk penilaian yang terkait
pengelolaan wisata alam (pada kriteria proses dan output) memperoleh nilai
rendah, sehingga belum menunjukkan korelasi antara tingkat efektivitas
pengelolaan kawasan konservasi (METT) dengan kondisi pengelolaan
wisata alam di TNGM saat ini.
b. Pengusahaan Pariwisata Alam
Selama masa pengelolaan TNGM, baru ada 2 (dua) buah izin pengusahaan
pariwisata alam yaitu Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam (IUPJWA),
sedangkan Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata Alam (IUPSWA) tidak ada.
Pelaksanaan IUPJWA telah sesuai dengan ketentuan.
c. SDM Pengelola Kawasan
Pada saat evaluasi, jumlah pegawai di BTNGM adalah sebanyak 66 orang
yang terdiri dari 3 jabatan struktural dan 63 jabatan non struktural/fungsional.
Sehingga terdapat perbedaan antara jumlah pegawai saat ini dengan ABK
sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor:
S.946/Menlhk/Setjen/PLA.2/10/2019 tentang Hasil Analisis Beban Kerja
Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2020-2024,
sebagai berikut:

S.946/Menlhk/Setjen/
Saat PLA.2/10/2019
No. SDM Selisih
evaluasi +/-
B ABK
ABK
1 2 3 4 5 6 7 (3-5)
1 Sub Bag Tata Usaha 15 31 30 1 -15
2 SPTN Wil. I 21 23 28 -5 -7
3 SPTN Wil. II 16 16 28 -12 -12
S.946/Menlhk/Setjen/
Saat PLA.2/10/2019
No. SDM Selisih
evaluasi +/-
B ABK
ABK
1 2 3 4 5 6 7 (3-5)
Jabatan Pelaksana
/Fungsional di Bawah Kepala
4 Balai 11 1 3 -2 8
Jumlah 63 71 89 -18 -26

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) non struktural saat ini sebanyak 63 orang,
sesuai ABK sebanyak 89 (orang), sehingga terdapat kekurangan sebanyak 26
orang.
d. Izin Usaha Penyediaan Jasa Wisata Alam (IUPJWA)
IUPJSWA yang ada di TNGM sebanyak 2 (dua) buah telah berakhir masa
berlakunya, dan dalam pelaksanaannya telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
e. Social Culture Risk
Dalam pengelolaan wisata alam, BTN Gunung Merapi belum pernah menyusun
kajian social culture risk terhadap destinasi wisata.
6. Mitigasi Bencana.
BTN Gunung Merapi sebagai taman nasional yang mempunyai risiko bencana
alam erupsi vulkanik, belum membuat dokumen perencanaan penanggulangan
bencana, tetapi telah Menyusun Feasibility Study (FS) dengan melakukan analisis
kebencanaan terhadap Obyek Wisata Alam (OWA).
7. Uji Persepsi Publik
a. BTN Gunung Merapi belum pernah melakukan survei kepuasan terhadap
pengunjung di obyek wisata alam yang ada di TN Gunung Merapi, sehingga
tidak diperoleh persepsi publik terhadap pengelolaan OWA yang ada di TNGM.
b. BTN Gunung Merapi mempunyai website dengan alamat
www.tngunungmerapi.org dan mengelola media sosial. Namun aktivitas
promosi wisata pada website tersebut kurang aktif.
8. Protokol Kesehatan COVID-19
Dalam pengelolaan wisata alam terkait pelaksanaan protokol kesehatan COVID-
19, BTN Gunung Merapi telah melakukan upaya-upaya antara lain:
a. Penyemprotan menggunakan cairan disinfektan secara berkala terhadap
fasilitas yang sering digunakan secara bersama-sama.
b. Melakukan pengukuran suhu tubuh pada saat masuk tempat wisata.
c. Dengan menggunakan pengeras suara petugas secara berkala menyampaikan
informasi berupa himbauan wajib memakai masker, menjaga jarak minimal 1
meter, dan cuci tangan di seluruh lokasi.
d. Membatasi jumlah pengunjung yang masuk maksimal 50%.
e. Laporan kesehatan harian pegawai di areal OWA telah dilaporkan secara
online.
Namun pembayaran tiket masuk dan lainnya masih menggunakan uang secara
tunai, belum menerapkan metode pembayaran non tunai /secara elektronik (e-
tiketing)
Terhadap permasalahan yang telah dikemukakan di atas, kami merekomendasikan
kepada Saudara agar melakukan perbaikan sebagai berikut:
1. dalam membangun sarana dan prasarana pengembangan pariwisata alam
mengacu pada rencana kebutuhan dalam rencana induk (master plan)
pengembangan pariwisata alam;
2. mengupayakan penyediaan tempat penampungan sampah sementara sebelum
sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir;
3. melakukan sosialisasi melalui pemasangan papan informasi, poster/leaflet
terkait pengurangan dan penanganan sampah;
4. membuat SOP yang mengatur dan merinci barang bawaan dan pembatasan
jumlah barang yang diperbolehkan dibawa oleh pengunjung khususnya untuk
pendaki;
5. mengupayakan kerja sama pengelolaan sampah yang ada di kawasan wisata
alam dengan Pemda;
6. melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan sampah yang ada di kawasan
wisata alam secara periodik;
7. memperbaiki kajian DDDT dengan mempertimbangkan faktor koreksi lokasi
OWA (Real Carrying Capacity), dan faktor SDM pengelolanya (Effective
Carrying Capacity);
8. menyusun rencana induk (master plan) pengembangan pariwisata alam dengan
mempertimbangkan DDDT;
9. memerintahkan petugas penatausahaan tiket masuk untuk menatausahakan
dengan menggunakan komputer dan melakukan update penatausahaan karcis
masuk setiap bulannya;
10. menertibkan penatausahaan penggunaan SIMAKSI, dan memonitor kewajiban
pelaporan oleh pemegang SIMAKSI;
11. menyusun target pengunjung sebagai salah satu sumber penghitungan estimasi
PNBP;
12. menyampaikan laporan bulanan penerimaan PNBP kepada Ditjen KSDAE;
13. berkonsultasi dan berkoordinasi dengen Dirjen KSDAE terkait NSPK e-Ticketing
dan online booking dan segera mengupayakan penggunakaan e-Ticketing dan
online booking untuk kegiatan wisata alam, terutama untuk wisata pendakian;
14. merencanakan kegiatan inventarisasi dan identifikasi obyek dan daya tarik
wisata dan rekreasi dalam Kawasan;
15. merencanakan dan mengembangkan pariwisata yang melibatkan masyarakat
sekitar Kawasan serta pihak terkait (komunitas sepeda downhill, ATV, dll);
16. meningkatkan nilai METT terutama yang berkaitan dengan pengelolaan wisata
alam pada aspek proses dan output sesuai dengan kriteria penilaian;
17. menyampaikan usulan penambahan kekurangan pegawai sesuai ABK untuk
Balai Taman Nasional Gunung Merapi kepada Sekretaris Ditjen KSDAE;
18. menyusun kajian social culture risk terhadap destinasi wisata;
19. menyusun dokumen perencanaan penanggulangan bencana terhadap OWA
yang berisiko tinggi terhadap bencana erupsi Gunung Merapi;
20. melakukan survei terhadap kepuasan pengunjung apabila aktivitas wisata telah
berjalan normal, sehingga diperoleh persepsi publik terhadap pengelolaan OWA
yang ada di TNGM;
21. meningkatkan aktivitas promosi pariwisata TNGM melalui media sosial yang ada
(website dan Instagram), dan mengembangkan dengan platform media sosial
lainnya (misalnya facebook, twitter, Tik Tok,dll);
22. berupaya melaksanakan transaksi pembayaran tiket masuk dengan
menggunakan sistim e-ticketing/online booking.

Jakarta, Oktober 2021


Penanggung Jawab,
Plh. Inspektur Wilayah II

Joko Yunianto, S.Hut., M.Si.


NIP.19790627 200501 1 009

Anda mungkin juga menyukai