Anda di halaman 1dari 12

ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN

RUAS JALAN D.I. PANJAITAN – KEBUN AGUNG DI


KOTA SAMARINDA

Andi Saddam Said, Musrifah Tohir, Eswan


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda

Email : andisadam18@gmail.com

Kondisi lalu lintas di Kota Samarinda saat ini sekalipun belum dikatakan crowded ( Padat ),
namun sudah terjadi kemacetan dan antrian yang lumayan cukup lama dibeberapa jalan yang ada
terutama pada jam-jam sibuk (pada jam pergi dan pulang sekolah atau jam berangkat dan pulang
kerja). Pertumbuhan lalu lintas jalan khususnya diwilayah kota Samarinda di ruas jalan D.I.
Panjaitan sampai Kebun agung terus meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan
kota serta laju penduduk. Dalam sistem transportasi perkotaan diwilayah Kota Samarinda,
tingkat aktivitas termasuk daerah dengan tingkat kesibukan tinggi, seperti perdagangan,
perbankkan dan sekolahan. Serta jalan ini merupakan satu-satunya akses menuju bandara APT.
Pranoto dan kota-kota seperti kota bontang, sangatta, serta berau. Sehingga sering terjadi konflik
dari bergeraknya arus lalu lintas yang menyebabkan terjadinya kemacetan. Masalah yang terjadi
adalah tidak tersedianya kawasan parkir tersendiri, sehingga parkir dilakukan dengan memakan
badan jalan, terdapat warung – warung pada jalur pejalan kaki yang mengakibatkan banyak
pejalan kaki menggunakan badan jalan, juga terjadinya proses naik turun baik penumpang
angkutan umum maupun barang sepanjang ruas jalan.

Kata Kunci : kinerja rus jalan, kecepatan, hambatan samping


PENDAHULUAN penumpang angkutan umum maupun barang
Kondisi lalu lintas di Kota Samarinda saat sepanjang ruas jalan.
ini sekalipun belum dikatakan crowded (
Selain itu, kepentingan umum, dan
Padat ), namun sudah terjadi kemacetan dan
kepentingan pribadi yang ada di Jalan D.I.
antrian yang lumayan cukup lama
Panjaitan sampai Kebun agung
dibeberapa jalan yang ada terutama pada
mengakibatkan setiap orang melintasi ruas
jam-jam sibuk (pada jam pergi dan pulang
jalan tersebut untuk melakukan aktifitas
sekolah atau jam berangkat dan pulang
kesehariannya agar masing-masing
kerja). Pertumbuhan lalu lintas jalan
kepentingan dapat terpenuhi.
khususnya diwilayah kota Samarinda di ruas
jalan D.I. Panjaitan sampai Kebun agung Kepadatan arus lalu lintas ini
terus meningkat seiring dengan tentunya akan berpengaruh pada kapasitas
pertumbuhan dan perkembangan kota serta dan tingkat pelayanan ruas jalan. Kapasitas
laju penduduk. Dalam sistem transportasi ruas jalan adalah arus maksimum yang
perkotaan diwilayah Kota Samarinda, melewati suatu titik pada jalan bebas
tingkat aktivitas termasuk daerah dengan hambatan yang dapat dipertahankan
tingkat kesibukan tinggi, seperti persatuan jam dalam kondisi yang berlaku.
perdagangan, perbankkan dan sekolahan. Sedangkan tingkat pelayanan ruas jalan (
Serta jalan ini merupakan satu-satunya akses Level Of Service ) adalah tolak ukur
menuju bandara APT. Pranoto dan kota-kota digunakan untuk menyatakan kualitas
seperti kota bontang, sangatta, serta berau. pelayanan suatu jalan.
Sehingga sering terjadi konflik dari
Atas dasar inilah, maka dilakukan
bergeraknya arus lalu lintas yang
penelitian untuk menganalisa Kapasitas dan
menyebabkan terjadinya kemacetan.
tingkat pelayanan pada ruas Jalan D.I.
Masalah yang terjadi adalah tidak
Panjaitan sampai Kebun agung terhadap
tersedianya kawasan parkir tersendiri,
perkembangan arus yang terjadi.
sehingga parkir dilakukan dengan memakan
badan jalan, terdapat warung – warung pada
jalur pejalan kaki yang mengakibatkan 1. Metode Penelitian

banyak pejalan kaki menggunakan badan Letak Geografis Kota Samarinda

jalan, juga terjadinya proses naik turun baik secara astronomis terletak pada posisi
antara 117O03’00” - 117O18’14” Bujur
Timur dan 00O19’02” - 00O42’34” Lintang Sampel
Selatan. Kota Samarinda, baik itu di Utara, Menurut Sumaatmaja (1989;122)
Selatan, Timur dan Barat berbatasan sampel adalah bagian dari populasi
dengan Kabupaten Kutai Kartanegara/Luas (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi
Kota Samarinda adalah 718,00 km 2. yang bersangkutan. Sampel pada penelitian
(sumber ini terbagi menjadi dua sampel yaitu sampel
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Samarin wilayah (titik kemacetan di Kota Samarinda)
da ) dan sampel manusia (jumlah pengguna
Penelitian ini dilakukan pada ruas kendaraan).
D.I. Panjaitan sampai Kebun agung di Kota
Samarinda seperti yang terlihat pada Desain Penelitian
gambar 3.1 Desain penelitian merupakan suatu
pedoman, prosedur serta teknik dalam
perencanaan penelitian yang berguna
sebagai panduan untuk membangun
Lokasi strategi yang menghasilkan model atau
penelitian
blue print penelitian.
Dalam rancangan penelitian ini
penulis menggunakan penelitian deskriptif
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ( casual comperative research ) yaitu
Sumber : Google Maps desain penelitian yang muncul berdasarkan
sebab akibat yang terjadi dan merupakan
Populasi dan Sampel salah satu ide berfikir ilmiah untuk
Populasi menyusun suatu riset metodologi. Pada
Populasi merupakan seluruh subyek umumnya metode penelitian ini, ditujukan
dan objek penelitian karakteristik tertentu untuk menggambarkan fenomena-
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini fenomena yang ada, yang berlangsung saat
Populasi adalah semua parameter pada ini atau saat yang lampau. Penelitian ini
setiap ruas jalan D.I Panjaitan sampai Kebun tidak mengadakan manipulasi atau
agung dikota Samarinda. pengubahan pada variabel-variabel bebas,
tetapi menggambarkan suatu kondisi apa menit selama dua belas jam. Survey
adanya baik penggambaran kondisi volume lalu lintas dilakukan dengan
individual atau menggunakan angka-angka cara mencatat langsung jenis-jenis
( Sukmadinata, 2006 ). Selain itu, jenis kenderaan yang lewat beserta
desain penelitian deskriptif dapat jumlahnya pada formulir yang telah
mendeskripsikan suatu keadaan saja, tetapi disediakan, yaitu dengan tiga orang
dapat juga mendeskripsikan keadaan pengamat pada lokasi pengamatan
dalam tahapan-tahapan perkembangannya dan masing-masing pengamat
( developmental studies ). tersebut mencatat volume lalu lintas
sesuai dengan arah yang sudah
Data Primer ditentukan. Data volume lalu lintas
Data primer adalah data yang ini perlu karena untuk mengetahui
diperoleh dari survey langsung di lokasi karakteristik pada jam puncak,
(ruas jalan D.I Panjaitan sampai Kebun volume lalu lintas harian, fluktuasi
Agung di Samarinda), Data-data primer lalu lintas per jam per hari, serta
tersebut berupa data jalan, dan kondisi komposisi kendaraan. Selain itu
volume lalu lintas antara lain : untuk mengambarkan kondisi lalu
lintas pada tiap ruas jalan.
a. Data Pengukuran Jalan
Data pengukuran jalan didapat
c. Survey Perhitungan Lalu Lintas
melalui pengukuran secara manual di
Setiap Jenis Kendaraan (Traffic
lokasi. Adapun data pengukuran
Counting/TC).
jalan tersebut meliputi panjang jalan
Survei perhitungan lalu lintas akan
yang diamati lebar jalan, serta lajur.
dilaksanakan pada tiap pos yang
telah ditentukan di lokasi penelitian.
b. Data Volume Lalu Lintas
Setiap kendaraan yang melintasi pos
Data volume lalu lintas diperoleh
survei akan dicatat sesuai dengan
dengan cara : kendaraan yang
jenis kendaraannya dan volume lalu
diamati adalah semua jenis
lintas setiap jam dari masing-masing
kendaraan yang melewati ruas jalan
jenis kendaraan tersebut dihitung.
tersebut. Pengamatan dilakukan
Tujuan survei TC adalah untuk
dengan interval waktu lima belas
mengetahui karakteristik lalu lintas e. Data Kecepatan
pada jam puncak, volume lalu lintas Data kecepatan kendaraan diperoleh
harian, fluktuasi lalu lintas per jam dari MKJI, grafik kecepatan hasil
dan per hari serta komposisi dari derajat kejenuhan dengan
kendaraan. kecepatan arus bebas (FV km/jam).
Data derajat kejenuhan dan
d. Data Hambatan Samping kecepatan arus bebas didapat dari
Data hambatan samping dapat berupa hasil perhitungan formulir UR 3
pejalan kaki yang menyeberang jalan (Analisa kecepatan dan kapasitas ).
di sembarang tempat, kendaraan
Data sekunder
bermotor yang berhenti dan parkir di
Data pendukung yang dibutuhkan
badan jalan, kendaraan lambat
(misalnya becak, sepeda dan pada penelitian ini adalah

kendaraan tak bermotor lainnya), gambaran/sketsa jalan-jalan yang disurvei,

serta kendaraan bermotor yang yang meliputi lebar jalan (lebar bahu

masuk dan keluar dari/ke sisi jalan. jalan dan lebar antar lajur), jumlah

Data ini diperoleh dengan cara simpang beserta lebarnya, lebar median,

menempatkan tiga orang pengamat serta jarak antar median. Selain itu, data

pada lokasi penelitian yang bertugas pendukung yang juga dibutuhkan adalah

mengamati dan mencatat hambatan peta lokasi penelitian yang dapat diperoleh

samping yang terjadi dalam interval dari google maps dan dari program

waktu 15 (lima belas) menit. komputer map source.

Pengumpulan data hambatan


samping ini bertujuan untuk Teknik Analisis Data
mendapatkan banyaknya aktivitas Setelah melakukan survei di
samping di lokasi penelitian. lapangan, maka data yang ada
dikumpulkan dan diolah kemudian
dianalisis untuk memperoleh kesimpulan
yang sesuai dengan kondisi aktual yang
ada di lokasi survei.
PEMBAHASAN 4.1.1 Karekteristik Jalan DI. Panjaitan –
Kebun Agung
Pada bagian jalan ini akan di uraikan
gambaran karakteristik fisik jalan DI.
Panjaitan – Kebun Agung yaitu berupa Na Tr
ma ot Dr Me
karakteristik fisik jaringan jalannya serta Jala Lebar oa ain dia
karakteristik lalu-lintas yang melaluinya. No n Jalan r ase n
Ka Kir
nan i
Jalan DI. Panjaitan – Kebun Agung
DI.
memiliki panjang jalan 3400 M. Bagian Pan 1,
jalan yang termasuk kedalam lokasi jait 7m + 5 2,6 2,6 1,2
1 an 7m m m m m
penelitian di hitung dari simpang empat DI. ( Sumber : Survey Lapangan )
Panjaitan depan Pom bensin sampai
Sesuai fungsinya jalan arteri. Jalan
persimpangan jalan Kebun Agung di depan
DI. Panjaitan – Kebun Agung. Merupakan
terminal Lempake.
penghubung jalan menuju bandara APT.
Jalan DI. Panjaitan – Kebun Agung Pranoto dan kota-kota seperti kota bontang,
memiliki kondisi perkerasan yang relatif sangatta, dan berau.
baik dengan permukaan yang cukup rata.
Jalan DI. Panjaitan pada umumnya
Jalan ini merupakan karekteristik jalan
berasal dari tata guna lahan kegiatan
Kolektor sekunder sebagai mana dimaksud
komersil. Karena itu volume lalu lintas yang
dalam pasal 9 ayat (4) menghubungan secara
melalui ruas jalan ini relatif besar, terutama
berdaya guna antara pusat kegiatan nasional
jam puncak. Jam puncak jalan DI. Panjaitan
dengan pusat kegiatan lokal, atau antara
– Kebun Agung, biasanya jadi tiga kali
pusat kegiatan wilayah dengan pusat
dalam satu hari perhitunganya, yaitu pukul
kegiatan lokal ( PP No 34 Th 2006 Tentang
07.00 – 09.00, pukul 12.00 – 14.00, pukul
Jalan ).
16.00 – 18.00, jadi dalam satu hari terdapat
tiga kali sehari survei pada ruas jalan.

Data Volume Lalu lintas Pada Jalan DI.


Panjaitan – Kebun Agung
Data volume lalu lintas diambil dari
hasil survey lalu lintas harian rata – rata.
Pada survey tersebut data yang dicatat 3. Kendaraan berat ( HV ), dengan
dengan menggunakan tabel dari buku emp = 1,20
manual survey perhitungan lalu lintas yang 1. Hari Pertama Survey pada ruas Jalan
di terbitkan oleh departemen pekerjaan DI. Panjaitan Senin 11 Februari
umum Direktorat Jendral Bina Marga. 2019.
Dari data perhitungan survey LHR
Waktu Pelaksanaan survey : smp/jam pada hari Senin 11 Februari
 Hari Senin tanggal 11 Februari 2019 2019, terlihat arus lalu lintas pada tabel 4.1
Pada Ruas Jalan D.I Panjaitan sebagai berikut :
 Hari Kamis tanggal 14 Februari 2019
Pada Ruas Jalan D.I Panjaitan Tabel 4.1 Hasil survey pada ruas Jalan D.I
Panjaitan Senin, 11 Februari 2019.
 Hari Sabtu tanggal 16 Februari 2019
Senin, 11 FEBRUARI 2019
Pada Ruas Jalan D.I Panjaitan LHR ARAH DARI LHR ARAH DARI
JL. KEBUN AGUNG JL. DI. PANJAITAN
Vo Vo
Survey dilakukan selama enam jam W M H M H
LV lu LV lu
akt C V C V
me me
yang diperkirakan pada jam – jam sibuk. u
sm sm
0,2 1,0 1, 0,2 1,0 1,
Untuk mencatat jumlah arus lalu lintas yang p/j p/j
5 0 20 5 0 20
am am
lewat dilakukan oleh empat orang dengan 07.
00 67 98 31 16 26 45 21 74
cara manual yaitu mencatat arus lalu lintas - 0,7 4,0 ,2 85, 7,7 5,0 ,6 4,3
yang lewat pada jalan yang diteliti ke dalam 08. 5 0 0 95 5 0 0 5
00
tabel yang disediakan atau dengan 08.
00 64 52 24 12 19 47 20 68
menggunakan alat bantu. Pencatatan - 8,2 9,0 ,0 01, 8,5 1,0 ,4 9,9
09. 5 0 0 25 0 0 0 0
dilakukan untuk dua arah pergerakan yaitu 00
dua orang mencatat tipe kendaraan dan 12.
00 59 64 34 12 20 53 28 77
hambatan samping. Pencatatan untuk tipe - 0,2 2,0 ,8 67, 8,5 4,0 ,8 1,3
13. 5 0 0 05 0 0 0 0
kendaraan yang lewat dikategorikan 00
13.
kedalam beberapa jenis yaitu : 00 67 63 40 13 21 54 36 79
1. Sepeda Motor ( MC ), dengan - 1,5 0,0 ,8 42, 7,7 5,0 ,0 8,7
14. 0 0 0 30 5 0 0 5
emp = 0,25 00
16. 41 61 43 10 36 56 27 95
2. Kendaraan ringan ( LV ), dengan 00
-
1,7 3,0 ,2 67, 4,2 6,0 ,6 7,8
emp = 1,00 17. 5 0 0 95 5 0 0 5
00 Frekuensi berbobot kejadian yang
17. telah diketahui, digunakan untuk mencari
00 40 62 38 10 33 61 31 97
- 5,7 8,0 ,4 72, 2,2 3,0 ,2 6,4 kelas hambatan samping.
18. 5 0 0 15 5 0 0 5 Pengamatan hambatan samping pada
00
Ju 33 40 21 76 15 31 16 49 ruas D.I Panjaitan – Kebun Agung
ml 98, 26, 2, 36, 89, 84, 5, 38,
ah 25 00 40 65 00 00 60 60 dilakukan pada hari Senin, Kamis Dan Sabtu
Ra pada jam 07.00 – 08.00, 08.00 – 09.00,
56 67 35 12 26 53 27 82
ta-
6,3 1,0 ,4 72, 4,8 0,6 ,6 3,1 12.00 – 13.00, 13.00 – 14.00, 16.00 – 17.00,
rat
8 0 0 78 3 7 0 0
a
Sumber : Hasil
17.00 – 18.00.
Survey dan Perhitungan Pengukuran hambatan samping
Keterangan : dilaksanakan bersamaan dengan pencatatan
MC = Sepeda Motor
volume lalu lintas. Cara pengisian formulir
LV = Kendaraan Ringan
HV = Kendaraan Berat Frekuens
N i SM PS EE PE Juml
Analisa Hambatan Samping Jalan D.I o Kejadian V V V D ah
/jam
Panjaitan – Kebun Agung 07.00 - 23
1 08.00
Dalam menentukan hambatan 45 56 6 45 382
08.00 - 24
samping perlu diketahui frekuensi berbobot 2 09.00 48 78 0 55 421
kejadian. Untuk mendapatkan nilai frekuensi 12.00 - 26
3 13.00 56 86 6 58 466
berbobot kejadian maka tiap tipe kejadian 13.00 - 26
4 14.00
hambatan samping harus dikalikan dengan 54 82 0 51 447
Frekue
16.00 - SM PS EE
26 PE
faktor bobotnya. 5 Ju
N nsi
17.00 V53 V75 V5 D
56 449
mla
o Kejadia
17.00 - 0,4 1,0 25 0,5
6 n/jam 0,70 h
18.00 041 043 5 0
52 391
Faktor bobot untuk hambatan 07.00 - 18, 56, 165,
42 15 3122, 261,
1 Total08.00
samping adalah sebagai berikut : 00
297 000 20 22 50
7 70
2556
08.00 - 19, 78, 168, 25 27, 292,
a. Pejalan kaki ( PED ) 2 Rata - rata 2050 0070 00 53
: 0,50
09.00 426
4 50 70
b. Kendaraan berhenti ( PSV ) Sumber12.00 - 22, 86,
: Hasil Survey dan 186, 29, 323,
3 : 1,00
13.00
Perhitungan 40 00 20 00 60
c. Kendaraan keluar dan masuk 13.00 - 21, 82, 182, 25, 311,
4 14.00
( EEV ) : 0,70 60 00 00 50 10
16.00 - 21, 75, 185, 28, 309,
d. Kendaraan lambat ( SMV ) 5 : 0,40
17.00 20 00 50 00 70
17.00 - 16, 43, 178, 26, 263,
6 18.00 40 00 50 00 90
118 420 106 158 176
Total
,80 ,00 5,40 ,50 2,70
19, 70, 177, 26, 293,
Rata - rata
80 00 57 42 78
Sumber : Hasil Survey dan
Perhitungan
penelitian adalah dengan memasukan hasil Kapasitas adalah jumlah arus lalu-
pengamatan mengenai frekuensi kejadian lintas ( stabil ) maksimum yang dapat
hambatan samping per jam 200 m pada dipertahankan pada kondisi tertentu
kedua sisi yang diamati, meliputi jumlah ( geometri, distribusi arah dan komposisi
pejalan kaki, jumlah kendaraan berhenti / lalu-lintas, faktor lingkungan ). Perhitungan
parkir, jumlah kendaraan yang keluar dan kapasitas ruas jalan dilakukan dengan
masuk dari samping atau sisi jalan, dan arus berpedoman kepada proses perhitungan
kendaraan lambat. Hasil perhitungan akan yang ada pada Manual Kapasitas Jalan
ditampilkan dalam tabel berikut : Indonesia ( MKJI ) yang dikeluarkan oleh
1. Survey Hari Pertama Hambatan Dinas PU Bina Marga Direktorat Bina Jalan
Samping jalan D.I Panjaitan. Kota ( Binkot ), Februari 1997.

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Hambatan C = CO x FCW x FCSP x FCSF x


Samping jalan D.I Panjaitan Hari Senin, 11 FCCS
Februari 2019.
Dimana :
C : Kapasitas (smp/jam).
Keterangan CO : Kapasitas dasar (smp/jam).
:
: Jumlah FCW : Faktor Penyesuaian lebar jalan.
kendaraan bergerak FCSP : Faktor Penyesuaian pemisah arah
1. SMV lambat
: Jumlah kendaraan (hanya untuk jalan tak terbagi).
2. PSV berhenti dan parkir FCSF : Faktor Penyesuaian hambatan
: Jumlah kendaraan yang
3. EEV masuk dan keluar atau samping dan bahu jalan/kereb.
dari samping dan FCCS : Faktor Penyesuaian ukuran kota.
sisi jalan
: Jumlah pejalan kaki
yang menyebrang / 1. Dimana telah diketahui faktor – faktor
4. PED berjalan
yang berhubungan untuk mencari
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Hambatan kapasitas jalan D.I Panjaitan dibawah
Samping jalan D.I Panjaitan Hari Senin, 11
Februari 2019 ini :
a. Tipe jalan empat lajur dua arah
4.5 Perhitungan Kapasitas Pada Ruas
terbagi sehingga Co = 1650 X 4 =
Jalan D.I Panjaitan – Kebun Agung
6600 smp/jam/lajur.
b. Lebar badan jalan 14 meter terdiri derajad kejenuhan jalan D.I Panjaitan
dari 4 lajur sehingga lebar tiap – tiap dibawah ini :
jalur adalah 3,5 tak terbagi sehingga Q = 1631,93 smp/jam
FCw = 1.00 C = 6079,92 smp/jam
c. Dengan kelas hambatan samping Hasilnya adalah :
rendah FCsf = 0.98 DS = 1631,93 / 6079,92 =
d. Ukuran Kota dengan jumlah 0,27 smp/jam.
penduduk 0,5 – 1,0 FCcs = 0.94. 4.7 Analisa Tingkat Pelayanan Pada
Hasilnya adalah : Ruas Jalan D.I Panjaitan –
C = 6600 x 1.00 x 0.98 x Kebun Agung
0.94= 6079,92 smp/jam.
Tingkat pelayanan jalan
didefinisikan sejauh mana kemampuan jalan
4.6 Perhitungan Derajat Kejenuhan
menjalankan fungsinya. Atas dasar itu
Pada Jalan D.I Panjaitan – Kebun
pendekatan tingkat pelayanan dipakai
Agung
sebagai indikator tingkat kinerja jalan.
Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan
Perhitungan tingkat pelayanan jalan ini
sebagai rasio arus terhadap kapasitas,
dapat dihitung dengan menggunakan
digunakan sebagai faktor utama dalam
perhitungan Level Of Service ( LOS ).
penentuan tingkat kinerja simpang dan
Level Of Service ( LOS ) merupakan
segmen jalan. Nilai DS menunjukkan
suatu ukuran kualitatif yang menggunakan
apakah segmen jalan tersebut mempunyai
kondisi operasi lalu lintas pada suatu
masalah kapasitas atau tidak dengan rumus
potongan jalan. Dengan kata lain tingkat
DS = Q/C
pelayanan jalan adalah ukuran yang
Dimana :
menyatakan kualitas pelayanan yang
DS : Derajad Kejenuhan
disediakan oleh suatu jalan dalam kondisi
Q : Arus Lalu-Lintas
tertentu.
C : Kapasitas
Dari analisa derajat kejenuhan di
jalan D.I Panjaitan – Kebun Agung didapat
1. Dimana telah diketahui faktor – faktor
nilai sebagai berikut :
yang berhubungan untuk mencari
Tabel 4.10 Tingkat Pelayanan.
Kesimpulan Volu Kec
me Dera epat Ting
1.Volume Lalu-Lintas, Derajat Kend jad an kat
N Ha Ruas Wa araan Keje Idea Pela
Kejenuhan, Kecepatan Di Ruas Jalan o ri Jalan ktu (Q) nuha l yana
Smp/ n Km/
D.I Panjaitan – Kebun Agung (DS)
n
jam jam
Berdasarkan hasil pengamatan dan D.I Ja
Se Panja m 1631 52,2
perhitungan data survey lapangan pada 1 0,27 B
nin itan Pun ,93 5
tanggal 11 Februari - 18 Februari 2019 di cak
Tingkat pelayanan : B,
hari tertentu pada ruas jalan D.I Panjaitan –
Kebun Agung selama tiga hari di dapat dengan nilai V/C = 0,27

volume lalu-lintas, Derajat Kejenuhan dan Kondisi Keadaan Lalu-lintas : lalu-


Kecepatan sebagai berikut: lintas agak ramai, kecepatan menurun

1. Ruas jalan D.I panjaitan - Kebun Saran


Agung
1. Pengaturan terhadap perkembangan
Volume lalu-lintas : 1631,93 kegiatan-kegiatan guna lahan yang
smp/jam
berada di sepanjang ruas jalan agar

Derajat Kejenuhan : 0.27 tidak mengganggu lalu-lintas


terutama parkir liar dan warung-
Kecepatan : 52,25 km/jam
warung serta pertokoan yang
memakan badan jalan DI. Panjaitan
– Kebun Agung sehingga fungsi
2.Tingkat Pelayanan Di Ruas Jalan D.I
dan peranan jalan dapat
Panjaitan – Kebun Agung
dipertahankan sesuai dengan
Berdasarkan hasil pengamatan dan fungsinya.
perhitungan data survey lapangan pada 2. Memanfaatkan lebar jalan sebaik -
tanggal 11 Februari - 18 Februari 2019 baiknya sehingga fungsi jalan dapat
selama tiga hari di dapat Tingkat Pelayanan berjalan dengan baik dan lancar.
sebagai berikut:

1. Ruas Jalan D.I Panjaitan – Kebun


Agung
3. Ruas jalan dikategorikan tingkat
pelayanan B (lalu-lintas agak ramai,
kecepatan menurun) dengan demikian
diharapkan para pengguna jalan untuk tidak
melebihi kecepatan yang ditentukan dan
masyarakat lebih memanfaatkan fasilitas
jalan yang ada agar tidak menghambat atau
mengganggu arus lalulintas.

Anda mungkin juga menyukai