Referat Ke 1
Referat Ke 1
PENDAHULUAN
Transient lower esophageal sphincter relaxation (TLESR) merupakan
refleks terbukanya sfingter esofagus bawah (SEB) yang disebabkan oleh adanya
distensi gaster dan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan SEB.
Gejala TLESR dapat terjadi pada orang sehat atau pasien gastroesophageal reflux
disease (GERD).1–3 Mekanisme terjadinya refluks isi gaster yang naik ke esofagus
bagian bawah sebagian besar disebabkan oleh relaksasi SEB. Episode refluks
yang terjadi juga dapat disebabkan karena hilangnya atau menurunnya tekanan
esophagogastric junction (EGJ). Hal tersebut dapat terjadi pada saat menelan atau
tekanan basal SEB menurun pada periode postprandial.3,4
Penelitian Kim, et al., (2013)2melaporkan adanya refluks gastroesofagus
yaitu refluks asam terjadi selama masa TLESR dengan angka kejadian sebesar
70% per episode. Banovcin, et al., (2015)3juga melaporkan terdapat refluks asam
ke esofagus yang meningkat sekitar 75% selama terjadinya TLESR. Relaksasi
berkepanjangan pada TLESR dan inhibisi pada krura diafragma dapat menjadi
mekanisme utama terjadinya refluks ke esofagus.4,5 Obesitas dan beberapa jenis
makanan juga dapat meningkatkan frekuensi terjadinya TLESR postprandial
akibat efek pelepasan peptida yang berlebih yang mirip dengan glukagon.6,7
Sfingter esofagus bawah berada di EGJ merupakan zona bertekanan tinggi
dan selalu dalam keadaan berkontraksi untuk mencegah refluks isi gaster kembali
ke esofagus. Kontraksi esofagus bawah dibentuk oleh SEB dan tekanan intrinsik
dari hiatus diafragma. Sfingter esofagus bawah akan berelaksasi pada saat proses
menelan agar bolus makanan dapat lewat hingga masuk ke dalam gaster.6–10
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk memahami tentang TLESR
dan hubungannya dengan kejadian refluks isi gaster.
1
2
1. Definisi
Transient lower esophageal sphincter relaxation adalah relaksasi SEB
yang terjadi secara spontan tanpa melalui proses menelan maupun adanya gerakan
peristaltik sekunder.6,7,11 Transient lower esophageal sphincter relaxation terjadi
pada orang sehat secara refleks yang dihubungkan dengan adanya respons
terhadap distensi gaster secara normal. Respons tubuh akan mengeluarkan gas
yang berlebihan dalam gaster sehingga mencegah terjadinya distensi pada
gastrointestinal dengan cara bersendawa, vomitus, atau mengunyah.1–3
Kondisi TLESR berbeda dengan relaksasi SEB yang disebabkan oleh
proses menelan. Durasi TLESR terjadi lebih dari 10-45 detik sedangkan relaksasi
SEB yang terjadi karena proses menelan terjadi kurang dari 10 detik. Episode
refluks sering terjadi lebih banyak selama masa TLESR dibandingkan akibat
tekanan SEB yang rendah saat istirahat.4,7
Otot polos SEB lebih tebal dibandingkan bagian lain yang berbatasan
dengan esofagus. Otot polos SEB tersusun oleh otot polos sirkuler dan
longitudinal. Bagian distal SEB dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen
pertama mengarah ke kurvatura mayor gaster paralel ke sling fiber. Segmen
kedua pada kurvatura minor gaster yang bergabung dengan clasp fiber, segmen ini
selanjutnya bergabung dengan sling fiber di gaster dan berperan dalam formasi
dan modulasi angle of His (Gambar 2).7,13,14
4
A B
. .
Otot polos SEB dianggap sebagai sfingter esofagus bawah internal dan
otot lurik krura diafragma eksternal. Kekuatan SEB diperbesar oleh krura
diafragma dan ligamen frenoesofagus. Krura diafragma meningkatkan tekanan
pada distal esofagus terutama selama proses inspirasi atau selama peningkatan
tekanan intraabdomen yang dapat mempengaruhi terjadinya refluks gaster.
Ligamen frenoesofagus merupakan perpanjangan dari fasia diafragma inferior dan
berfungsi sebagai pelindung esofagus intraabdomen dari refluks isi gaster dan
hernia hiatal.7,10,13,15
Sfingter esofagus bawah terletak pada hiatus esofagus di krura diafragma
pada bagian proksimal dan bagian distalnya terletak di kavum abdomen (Gambar
3).14 Sfingter ini menempati esophageal groove pada lobus kiri hepar dan dilapisi
peritoneum pada bagian anterior dan bagian kiri. Batas bawah SEB adalah EGJ
yang ditandai adanya garis zig zag atau garis Z. Daerah tersebut merupakan batas
antara epitel skuamous yang melapisi mukosa esofagus dengan epitel kolumnar
yang melapisi mukosa gaster, sehingga terjadi perubahan tekstur mukosa dari
halus menjadi kasar (rugae).9,13,14
5
3. Fisiologi
Transient lower esophageal sphincter relaxation terjadi pada orang sehat
yang mekanismenya tidak berhubungan dengan proses menelan. Transient lower
esophageal sphincter relaxation secara normal bertujuan untuk mengeluarkan gas
yang berlebihan pada gaster. Fase relaksasi pada TLESR secara signifikan lebih
dari 10 detik dibandingkan dengan relaksasi SEB yang ditimbulkan oleh proses
menelan terjadi kurang dari 10 detik (Gambar 4).6
4. Etiologi
Refleks TLESR diperantarai neurotransmiter dalam jumlah besar terlibat
dalam sensorik atau aferen pada nervus vagus, generator pola motorik di batang
otak, dan eferen pada nervus vagus. Asetilkolin, nitric oxide, kolesistokinin, dan
Gamma Aminobutyric Acid (GABA) merupakan agen penting yang ikut
membentuk TLESR. Asetilkolin dilepaskan oleh nervus vagus dari pleksus
mienterikus, kolesistokinin dilepaskan oleh sel setelah makan pada intestinal, dan
neurotransmiter nitrat oksidasi yang dilepaskan di bagian postganglionic di jalur
vagal. Penggunaan antagonis reseptor CCK-A, antagonis nitric oxide, dan
antagonis reseptor glutamat dapat mengurangi frekuensi terjadinya TLESR.4,7,10
Tekanan pada SEB dipengaruhi oleh beberapa faktor serta perubahan pada
tekanan intraabdomen, distensi gaster, peptida, hormon, makanan, dan obat-
obatan (Tabel 1).7
Kondisi TLESR akan menyebabkan isi gaster asam refluks ke esofagus terutama
15 menit setelah makan. Cairan gaster di bagian kardia gaster yang bocor dan
mengalir balik ke esofagus dan meningkatkan kejadian refluks postprandial.4,5
Mekanisme antirefluks diperankan oleh EGJ serta SEB, krura diafragma,
ligamen frenoesofagus yang termasuk valvula Gubaroff dan angle of His.
Rangsangan pembukaan EGJ oleh TLESR disebabkan adanya inhibisi kontraksi
pada krura diafragma, relaksasi SEB, pemendekan esofagus, dan peningkatan
tekanan intragastrik. Penebalan otot esofagus 2 cm di atas SEB yang merupakan
indikasi kontraksi otot polos longitudinal esofagus dapat menjadi penyebab utama
TLESR.5,6,13
RINGKASAN
Transient lower esophageal sphincter relaxation (TLESR) adalah
relaksasi sfingter esofagus bawah yang terjadi secara spontan tanpa melalui proses
menelan maupun gerakan peristaltik sekunder. Mekanisme fisiologis TLESR
terjadi untuk mengeluarkan kelebihan gas dalam gaster dan mencegah kembung
pada gastrointestinal. Penyebab terjadinya antara lain adalah karena peningkatan
tekanan intraabdomen, distensi gaster, hormon, neurotransmiter, makanan, dan
obat-obatan. Relaksasi sfingter esofagus bawah pada TLESR terjadi lebih dari 10-
45 detik, berbeda dengan relaksasi akibat proses menelan yang terjadi kurang dari
10 detik. Pemeriksaan TLESR adalah dengan High-resolution manometry.
Pengobatan yang ada bertujuan hanya untuk mengurangi frekuensi TLESR, tidak
dapat sepenuhnya menghilangkan TLESR.
12
DAFTAR PUSTAKA