Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik

Vol. 13 No. 1 Maret 2020


DINTEK E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek
Page : 20-27

KARAKTERISTIK TANAH TIMBUNAN DARI DESA DAEO SEBAGAI


SUBGRADE PADA STRUKTUR PERKERASAN JALAN
Fitro Darwis1 Elfira Resti Mulya2
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Pasifik Morotai
Email : fitrodarwis@gmail.com, resti.mulya@gmail.com

ABSTRAK

Dalam konstruksi jalan, salah satu bagian penting dari struktur lapisan perkerasan jalan
yaitu tanah dasar (subgrade) yang berfungsi untuk mendukung konstruksi perkerasan diatasnya.
Pada beberapa proyek pekerjaan pembukaan jalan baru di Kabupaten Pulau Morotai
menggunakan tanah timbunan yang berasal dari Desa Daeo sebagai tanah dasar. Penggunaan
bahan timbunan dari Desa Daeo ini perlu diketahui karakteristik dari tanah tersebut. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui klasifikasi jenis tanah timbunan Desa Daeo dan
mengetahui karakteristik tanah sebagai bahan dari struktur perkerasan jalan dalam hal ini
subgrade.
Metode penelitian menggunakan metode pengujian di laboratorium. Pengujian bahan tanah
timbunan berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga 2018. Pengujian laboratorium untuk
mengetahui karakteristik tanah timbunan diantaranya uji batas plastis dan indeks plastisitas
tanah, uji batas cair tanah, uji analisis ukuran butir tanah, uji pemadatan standar proctor dan uji
CBR laboratorium. Klasifikasi tanah mengunakan sistem klasifikasi USCS (Unified Soil
Classification System).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah timbunan pilihan termasuk dalam jenis tanah
lanau (MH) berdasarkan sistem klasifikasi USCS dengan tingkat kompressibilitas tinggi (high
compressibility). Sifat mekanis tanah yang diteliti berupa kepadatan maksimum dan nilai CBR
menunjukkan bahwa tanah yang berasal dari Desa Daeo ini sebagai tanah timbunan pilihan yang
memenuhi spesifikasi umum Bina Marga tahun 2018, dimana nilai CBR desain 21% dengan nilai
berat volume maksimum (d maks) sebesar 1,907 gr/cm3.
Kata kunci: subgrade, tanah timbunan, CBR

1. PENDAHULUAN (Kawasan Ekonomi Khusus) dan juga


termasuk dalam Sepuluh Bali Baru dalam
Perkembangan transportasi setiap hal potensi wisata. Untuk mendukung
tahun di Kabupaten Pulau Morotai cukup program tersebut maka diperlukan
pesat. Meskipun dengan status Kabupaten pembangunan jalan sehingga akses
baru di Provinsi Maluku Utara, Pulau transportasi bisa teratasi. Salah satu bagian
Morotai merupakan salah satu daerah KEK
20
1. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
2. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
Jurnal Teknik
Vol. 13 No. 1 Maret 2020
DINTEK E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek
Page : 20-27

dari pekerjaan jalan yaitu pembukaan jalan dari Desa Daeo sebagai subgrade pada
baru. struktur perkerasan jalan.
Dalam konstruksi perkerasan jalan, Tujuan Penelitian
bagian terpenting dari struktur jalan yaitu Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
tanah dasar (subgrade). Fungsi dari tanah mengetahui klasifikasi dan karakteristik
dasar adalah sebagai pemikul beban untuk tanah timbunan dari Desa Daeo sebagai
konstruksi jalan dan beban lalu lintas. subgrade pada lapis perkerasan jalan.
Konstruksi jalan meliputi lapis perkerasan
dan lapis permukaan sedangkan beban lalu 2. TINJAUAN PUSTAKA
lintas meliputi beban kendaraan dan beban
kejut. Tanah dasar bisa berupa tanah Definisi Tanah
lapangan setempat (in-situ) yang di Tanah merupakan material alami yang
terdiri dari partikel butiran, air dan udara.
bersihkan atau di stripping kemudian
dipadatkan dan bisa juga berupa tanah Tanah didefinisikan sebagai material yang
timbunan atau urugan yang di padatkan pada terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang terikat secara kimia (sements),
kepadatan maksimum.
Pada beberapa proyek pekerjaan antara satu sama lain dari bahan-bahan
pembangunan jalan baru di Kabupaten Pulau organik yang telah disertai dengan gas cair
dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong
Morotai menggunakan tanah timbunan
sebagai tanah dasar. Pemilihan tanah diantara partikel-partikel padat tersebut (Das
timbunan dipadatkan sebagai subgrade itu B. M, 2004).
sendiri tidak terlepas dari kondisi tanah Secara umum tanah diklasifikasikan
permukaan di lapangan. Tanah timbunan berdasarkan asalnya terdiri dari tanah
yang digunakan berasal dari berbagai lokasi organik dan tanah anorganik (Terzaghi K
dan Peck R.B, 1993). Tanah organik adalah
pengambilan bahan timbunan yang ada di
Kabupaten Pulau Morotai. Salah satu tempat campuran yang mengandung bagian-bagian
pengambilan bahan tanah timbunan yang yang cukup berarti berasal dari lapukan dari
sisa tanaman dan kadang-kadang dari
yang paling sering di pakai yaitu dari Desa
Daeo. Untuk mengetahui karakteristik tanah kumpulan kerangka dan kulit organisme.
timbunan maka diperlukan pengujian Sedangan tanah anorganik adalah tanah yang
berasal dari pelapukan batuan baik secara
laboratorium. Dimana hasil ini bisa menjadi
acuan sebagai standar penggunaan tanah kimia maupun fisis.
timbunan sebagai tanah dasar (subgrade)
pada struktur pekerjaan jalan. Tanah Dasar (Subgrade)
Umumnya konstruksi jalan terdiri dari
3 bagian penting diantaranya lapis penutup,
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini perkerasan, dan tanah dasar.
adalah bagaimana klasifikasi dan Tanah dasar (subgrade) adalah bagian
dibawah lapisan perkerasan jalan yang
karakteristik tanah timbunan yang berasal
berfungsi sebagai penunjang bagi lapisan
21
1. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
2. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
Jurnal Teknik
Vol. 13 No. 1 Maret 2020
DINTEK E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek
Page : 20-27

perkerasan tersebut. Oleh karena itu Pengujian Sifat Fisik Tanah


kekuatan dan keawetan konstruksi jalan
bergantung dari daya dukung tanah Kadar air
dasarnya. Kadar air tanah merupakan
perbandingan antara berat air yang
Klasifikasi Tanah terkandung dalam tanah dengan berat kering
Klasifikasi tanah digunakan untuk tanah tersebut yang dinyatakan dalam
memperkirakan atau mengelompokkan tanah persen. Pengujian kadar air tanah ini
berdasarkan sifat-sifat tanah di lapangan. dimaksudkan untuk menentukan besar kadar
Secara umum klasifikasi tanah mengunakan air tanah dilapangan.
data dari pengujian properties di
Spesific Gravity
laboratorium untuk dapat menentukan
Pengujian spesific gravity merupakan
karakteristik fisik tanahnya. Karakteristik
pengujian berat jenis tanah. Berat jenis tanah
tersebut digunakan untuk menentukan
adalah perbandingan antara berrat butir
kelompok klasifikasinya yang didasarkan
tanah dengan volume tanah padat atau berat
atas ukuran partikel yang diperoleh dari
air dengan isi tanah padat tersebut pada suhu
pengujian analis saringan dan plastisitasnya
tertentu.
(Hardiyatmo, 2011).
Berdasarkan hasil uji analisa Analisa saringan
saringan/distribusi partikel dan batas-batas Analisa sarringan merupakan
Atterberg, maka tanah dapat diklasifikasikan pengujian untuk analisa ukuran butiran.
dengan menggunakan beberapa sistem atau Sifat-sifat tanah bergantung pada ukuran
metode diantaranya Metode USCS (Unified butir partikelnya yang dijadikan sebagai
Soil Classification System) dan AASHTO dasar dalam pengelompokkan klasifikasi
(American Association of State Highway tanah. Analisa saringan adalah salah satu
adn Transportation Officials). pengujian properties di laboratorium dengan
menentukan persentase butiran pada satu
unit saringan dengan ukuran diameter
lubang tertentu berdasarkan metode
pengujian oleh AASHTO T-27-74 atau
ASTM C-130-46 (Fathurrozi dan Rezqi F,
2016)

Batas cair dan batas plastis


Pada pengujian ini meggunakan
metode uji Atterberg dimana uji batas cair
Gambar 1. Sistem Klasifikasi Tanah USCS dengan menggunakan alat Cassagrande
yang mana hasil yang diperoleh berupa
jumlah pukulan dan kadar air dari tanah

22
1. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
2. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
Jurnal Teknik
Vol. 13 No. 1 Maret 2020
DINTEK E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek
Page : 20-27

tersebut yang kemudian diinterpretasikan penetrasi 0,1” dan 0,2”. Dari kedua nilai
dalam bentuk grafik. Grafik berupa sumbu x penetrasi dihitung nilai rata-ratanya.
(mendatar) dan sumbu y (tegak), dengan Pengujian CBR laboratorium untuk tanah
sumbu mendatar merupakan jumlah pukulan dasar umumnya dilakukan dengan bebrapa
dan kadar air sebagai sumbu tegak. macam tumbukan perlapis diantaranya
Penentuan besarnya batas cair berdasarkan 10kali, 35kali dan 65kali.
kadar air pada jumlah pukulan 25.
Batas plastis adalah batas dimana
3. METODOLOGI PENELITIAN
suatu contoh tanah berubah sifatnya dari
keadaan plastis menjadi semi padat. Tujuan Untuk mengetahui klasifikasi dan
dari uji batas plastis adalah untuk karakteristik tanah timbunan diperlukan
memperoleh nilai kadar air pada batas pengujian laboratorium.. Dengan alat dan
plastis tanahnya yang nilainy kemudian bahan sesuai dengn prosesur pengujian.
digunakan untuk menentukan jenis dan sifat Sampel bahan yang digunakan berupa tanah
tanah berdasarkan sistem klasifikasi tanah timbunan yang berasal dari Desa Daeo.
yang digunakan. Macam-macam pengujian terdiri dari uji
kadar air lapangan, uji batas plastis dan
batas cair tanah, uji analisis ukuran butir
Pengujian Sifat Mekanis Tanah tanah, uji standar proctor dan uji CBR
(california bearing ratio).
Pemadatan
Metode penelitian menggunakan
Uji pemadatan terdiri dari pemadatan
metode pengujian di laboratorium.
standar dan pemadatan modifikasi. Dalam
Pengujian bahan tanah timbunan
pengujian tanah sebagai timbunan pilihan
berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga
menggunakan uji pemadatan standar atau
2018 berdasarkan surat edaran Dirjen Bina
standar proctor. Uji ini dimaksudnkan untuk
Marga. Pengujian bahan timbunan dengan
menentukan hubungan antara kadar air tanah
kriteria pengujian sebagai berikut :
dan berat volume tanah dengan metode
1. Uji batas plastis dan indeks plastisitas
pengujiannya dengan cara memadatkan
tanah berdasarkan SNI 1996:2008
didalaman cetakan silinder berukuran
2. Uji batas cair tanah berdasarkan SNI
tertentu dengan menggunakan alat
1967:2008
penumbuk 2,5 kg dan tinggi jatuh 30 cm.
3. Uji analisis ukuran butir tanah
berdasarkan SNI 3432:2008
CBR (California Bearing Ratio)
4. Klasifikasi tanah mengunakan sistem
Hasil pengujian CBR dapat diperoleh klasifikasi unifikasi tanah (ASTM
dengan mengukur besarnya beban pada D2487-06, MOD) berdasarkan SNI
penetrasi tertentu.Besarnya penetrrasi 6371:2015.
sebagai dasar menentukan nilai CBR adalah 5. Uji standar proctor berdasarkan SNI
1742:2008
23
1. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
2. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
Jurnal Teknik
Vol. 13 No. 1 Maret 2020
DINTEK E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek
Page : 20-27

6. Uji CBR berrdasarkan SNI 03-1744- plastis, analisa ukuran butiran seperti pada
1989. Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Hasil Pengujian Sifat-sifat fisik


Tahapan Penelitian
tanah timbunan Desa Daeo
Sifat-sifat
No Simbol Nilai Satuan
Mulai fisik
Spesific
1. Gs 2,167 -
gravity
Studi pustaka 2. Batas cair LL 59,613 %
3. Batas Plastis PL 54,472 %
Indeks
4. IP 5,14 %
Persiapan sampel dan alat uji Plastisitas
5. Kadar Air w 29,61 %
6. Analisa
ukuran
Pengujian Sifat Fisik dan Mekanis
butiran
(kadar air, spesific gravity, batas-batas
Atterberg, analisa saringan, pemadatan
- Lolos No.
- 92,54 %
standar proctor, CBR) 4
- Lolos No.
- 8,67 %
200
- Fraksi
Analisis data <0,002m - 4,41 %
m

Hasil dan pembahasan


Selain Tabel 1 diatas, hasil pengujian
analisa saringan atau analisa ukuran butiran
Kesimpulan dan saran ditampilkan pada Gambar 3 berikut.

Selesai
100
90
Persentase Lolos (%)

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian 80


70
60
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 50
Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah 40
30
20
Bahan penelitian ini menggunakan 10
tanah timbunan yang berasal dari Desa Daeo 0
Kecamatan Morotai Timur Kabupaten Pulau 100,000 1,000 0,010 0,000
Diameter (mm)
Morotai. Adapun pengujian pendahuluan
tanah timbunan ini dimaksudkan untuk Gambar 3. Grafik Analisa Ukuran Butiran
mendapatkan data berupa sifat-sifat fisik
dari tanah tersebut. Rekapitulasi hasil Klasifikasi Tanah Berdasarkan USCS
pengujian pendahuluan yang terdiri dari Berdasarkan Tabel 1 di atas dengan
spesific gravity, kadar air, batas cair, batas Nilai LL = 59,62%, PL = 54,47% dan PI =

24
1. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
2. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
Jurnal Teknik
Vol. 13 No. 1 Maret 2020
DINTEK E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek
Page : 20-27

5,14% maka berdasarkan sistem klasifikasi 1,907 gr/cm3 dengan kadar air optimum
tanah menurut USCS jenis tanah tersebut (wopt) adalah 4,58%.
berada pada kelompok MH atau OH. Karena
material tanah bukan jenis tanah yang
1300
mengandung organik, maka jenis tanah ini
adalah tanah MH atau tanah lanau dengan
1100
plastisitas sedang sampai tinggi.

900
Hasil Pengujian Sifat Mekanis Tanah

Beban (lbs)
Timbunan
700
Sebagai bahan timbunan, tanah sifat
mempunyai mekanis berupa kekuatan 500
maupun pemadatan. Kekuatan diindikasikan
dari hasil uji CBR dan kepadatan dari hasil 300
uji pemadatan standar. Adapun hasil
pengujian pemadatan standar proctor dapat 100
dilihat pada Gambar 4 dan hasil pengujian 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Penurunan (inchi)
CBR pada tumbukan 10kali, 35kali dan
65kali dapat dilihat pada Gambar 4, Gambar Gambar 5. Hubungan penurunan dan beban
5, dan Gambar 6. tumbukan 10kali

2,2
Berat Volume Kering (gr/cm3)

1500
2,1
ZAV (Zero Air Void)
2,0 1300
1,9  = 1,907 gr/cm3
dry
1,8 1100
1,7
Beban (lbs)

1,6 900
wopt= 4,58 %
1,5
1 2 3 4 5 6 7 8 700
Kadar Air (%)

Gambar 4. Hubungan Kadar air dan 500

Berat Volume Kering


300

Dari hasil pengujian pemadatan 100


standar proctor Gambar 4 diatas, 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
mendapatkan nilai kepadatan maksimum / Penurunan (inchi)
berat volume maksimum (d maks) sebesar Gambar 6. Hubungan penurunan dan beban
tumbukan 35kali

25
1. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
2. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
Jurnal Teknik
Vol. 13 No. 1 Maret 2020
DINTEK E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek
Page : 20-27

Marga tahun 2018 syarat timbunan pilihan


2300 CBR>10% pada 100% berat volume
2100 maksimum (dmaks). Maka untuk menentukan
1900 nilai CBR desain yang memenuhi syarat
1700
diplotkan nilai d maks pada grafik nilai CBR
desain seperti pada Gambar 8 di bawah ini.
1500
Dengan nilai d maks = 1,907 gr/cm3 maka
Beban (lbs)

1300
didapatkan nilai CBR desain sebesar 21%.
1100

900 2,2

Berat volume kering (gr/cm3)


700 2,1
500
2,0
300
1,9
100
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 1,8
Penurunan (inchi)
Gambar 7. Hubungan penurunan dan beban 1,7
tumbukan 65kali 1,6

1,5
Berdasarkan hasil pengujian CBR
10 15 20 25 30 35
untuk tiga variasi tumbukan (10kali, 35kali,
CBR (%)
dan 65kali) seperti pada gambar diatas
maka didapatkan nilai CBR dan d pada Gambar 7. Hubungan berat volume kering
masing-masing tumbukkan seperti pada dan CBR
Tabel 2 berikut. 5. KESIMPULAN

Tabel 2. Hasil Pengujian CBR Berdasarkan hasil penelitian yang


Tumbukan Tumbukan Tumbukan telah dilakukan, maka dapat diambil
10kali 35kali 65kali beberapa kesimpulan sebagai berikut :
CBR 0,1” (%) 14,20 22,98 29,19
CBR 0,2” (%) 16,03 24,38 32,11
CBRrata-rata (%) 15,11 23,68 30,65
1. Tanah timbunan pilihan dari Desa Daeo
d (gr/cm3) 1,796 1,996 2,052 diidentifikasi merupakan jenis tanah MH
yaitu tanah lanau dengan kompresibilitas
tinggi (high compressibility) berdasarkan
klasifikasi USCS.
Nilai CBR desain
2. Karakteristik tanah timbunan Desa Daeo
Nilai CBR desain digunakan untuk sangat baik sebagai tanah timbunan
rrerkomendasi standar pelaksanaan di pilihan baik dari sifat-sifat fisik maupun
lapangan. Berdasarkan Spesifikasi Bina
26
1. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
2. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
Jurnal Teknik
Vol. 13 No. 1 Maret 2020
DINTEK E-ISSN : 2589 - 8891
Print-ISSN: 1979-3855
www.jurnal.ummu.ac.id/dintek
Page : 20-27

sifat mekanisnya. Dengan nilai d maks = Direktorat Jenderal Bina Marga, 2018.
1,907 gr/cm3 dan wopt = 4,58%. Spesifikasi Umum 2018 untuk
Pekerjaaan Konstruksi Jalan dan
3. Sifat mekanis tanah yang diteliti berupa Jembatan, Jakarta
kepadatan maksimum dan nilai CBR Fathurrozi dan Rezqi F, 2016. Sifat-sifat
mengindikasikan tanah ini sebagai tanah Fisis dan Mekanis Tanah Timbunan
timbunan pilihan yang memenuhi Badan Jalan Kuala Kapuas, Jurnal
spesifikasi umum Bina Marga tahun Poros Teknik.
2018, dimana nilai CBR desain 21% Hardiyatmo C. H. 2011. Kuat Lekat
(CBR>10%). Tulangan Bambu Wulung dan Petung
DAFTAR PUSTAKA Takikan Pada Beton Normal 2088.
Konsfrensi Nasional Teknik Sipil 7.
Das B. M, 2004. Principles of Foundation Universitas Sebelas Maret.
Engineering. California State Terzaghi K dan Peck R. B. 1993.
University. Sacramento. MekanikaTanah dalam Praktek
Rekayasa. Jilid 1, Erlangga. Jakarta

27
1. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai
2. Dosen Teknik Sipil Unipas Morotai

Anda mungkin juga menyukai