Anda di halaman 1dari 1

Senin, 15 Agustus 2022 M A K R O E K O N O M I 15

REVISI UU CIPTA KERJA

FUNGSI PENGAWASAN Mencari Ekuilibrium


DIDESAIN ULANG
Lukas Hendra T.M lalu, strategi ini cukup bertolak
lukas.hendra@bisnis.com belakang.
Pasalnya, kala itu di mana

P
erlu dipahami bahwa konsumsi listrik terkonsentra-
pengembangan ekosis- si di Jawa, kemudian rencana
tem ekonomi hijau atau pembangunan proyek kabel
Bisnis, JAKARTA — Pemerintah akan mendesain ulang pembagian tugas green economy yang bawah laut tegangan tinggi
antara pusat dan daerah dalam hal menjalankan fungsi pengawasan diejawantahkan dalam strategi muncul. Baik Jawa–Sumatra,
pengaturan bauran energi tidak maupun Jawa–Kalimantan.
seiring dengan revisi UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja. bisa disamakan dari satu negara Kini bahkan, kabel bawah
dengan negara lainnya. laut existing Jawa–Bali justru
Tegar Arief Pembandingan satu nega- bakal dialokasikan sebagai
tegar.arief@bisnis.com ra dengan negara lainnya, backup seiring dengan kei-
mungkin dapat sama hanya nginan Bali untuk menjadi

R
encananya, akan ada terlaksana dengan baik di level dan keberlanjutan investasi. dalam beberapa aspek kecil, pilot project penerapan green
pembagian fungsi daerah. Hanya saja, dalam praktik di tetapi bukan sebagai strategi economy isolated, alias me-
di lapangan anta- “Investasi sulit ditarik ke Indone- lapangan implementasi aspek ke- holistik untuk mengadaptasi ngurangi ketergantungan dari
ra pemerintah pusat sia karena perizinan. Maka perlu mudahan berusaha belum terlak- secara menyeluruh. Dalam pasokan Jawa.
dan pemerintah da- dilakukan reformasi perundangan, sana dengan baik, sehingga perlu konteks ini, gaung ekonomi Kendati, agar upaya transisi
erah. Negosiasi ini birokrasi, dan pelayanan publik,” disusun instrumen yang mampu hijau yang disuarakan Benua lebih cepat. Bali masih meman-
diusulkan dalam rangka menjaga tegas Prabawa. meningkatkan sinkronisasi pusat Biru tak bisa dijadikan acuan faatkan energi fosil dari gas
muruah pemangku kebijakan di Direktur Eksekutif Asosiasi dan daerah, baik secara sistem tunggal bagi sebuah negara alam cair yang dinilai lebih ra-
level daerah. Pemerintah Kabupaten Seluruh maupun regulasi. untuk menetapkan kebijakan mah lingkungan ketimbang batu
Direktur Dekonsentrasi, Tugas Indonesia (Apkasi) Sarman Si- “Aturan antara yang di atas dan energinya. bara yang dipasok dari Jawa.
Pembantuan, dan Kerja Sama Ke- manjorang menjelaskan, secara turunannya perlu disinkronkan. Bagaimanapun, penduduk di Kendati demikian, pembangunan
menterian Dalam Negeri Prabawa umum pemerintah daerah memang Termasuk sistem misalnya OSS, Bumi belum bisa lepas 100% infrastruktur gas secara massal
Eka Soesanta mengatakan, Satuan mendukung penuh implementasi perlu sinkronisasi,” kata Anggawira. dari energi fosil. Islandia mi- di Pulau Dewata juga perlu
Tugas (Satgas) UU Cipta Kerja ber- UU Cipta Kerja. Implementasi OSS RBA yang salnya yang dianggap terde- diakselerasi.
usaha untuk mendorong adanya Akan tetapi, mayoritas pemang- menggantikan OSS diatur dalam pan dan sering dinilai sejum- Peta jalan termasuk grand
perubahan substansi mengenai ku kebijakan di daerah meminta Peraturan Badan Koordinasi Pena- lah pihak memiliki bauran desain jaringan pipa gas perlu
pembagian kewenangan tersebut. dilakukan penyelarasan terutama naman Modal (BKPM) No. 3/2021 energi baru terbarukan (EBT) direncanakan sejak dini. Tujuan-
Menurutnya, hal ini amatlah yang terkait dengan pembagian tentang Sistem Perizinan Berusaha 100%. nya, agar proyek tersebut tidak
penting guna menjaga efektivitas tugas dalam menerbitkan perizinan Berbasis Risiko Terintegrasi Secara Pada kenyataannya, menu- merusak estetika dan lingkung-
dari seluruh substansi dari kemu- berusaha. Elektronik. rut data International Energy an sekitar, serta demi keselamat-
dahan berusaha yang diamanatkan Menurutnya, saat ini perizinan Agency (IEA), negara itu masih an ke depannya.
regulasi sapu jagat itu. tidak lagi banyak dikelola oleh TINGKAT RISIKO dipasok energi fosil. Pasokan Uniknya, pemanfaatan gas
“Pemerintah pusat dan daerah pemerintah kabupaten/kota, lan- Perbedaan OSS dan OSS RBA ada minyak mereka pada 2020 alam cair ini bukan hanya
harus berbagi kewenangan, dan taran diambil alih oleh pemerintah pada tingkat risiko dari kegiatan sejumlah 20.870 terajoule (TJ). sebagai energi pembangkitan,
ada pembatasan sehingga tidak pusat dan didelegasikan kepada usaha. Tingkat risiko pada OSS Islandia juga dipasok batu bara melainkan untuk memasok
ada [fungsi] saling dominan,” kata pemerintah provinsi. RBA dibagi menjadi empat kategori, pada tahun yang sama sebesar hotel, restoran, dan juga rumah
dia, akhir pekan lalu. Di sisi lain, pemerintah kabu- yaitu rendah, menengah—rendah, 4.224 TJ. tangga. Bila langkah ini dila-
Prabawa menambahkan, poin paten/kota masih menjadi palang menengah—tinggi, dan tinggi. Norwegia jangan ditanya. kukan secara massif di sentra-
yang paling banyak dikeluhkan pintu utama yang bertanggung ja- Komite Pemantauan Pelaksanaan Negara ini pemasok energi sentra pariwisata, maka akan
oleh pelaku usaha atau investor wab apabila terjadi ketidakselarasan Otonomi Daerah (KPPOD) men- fosil terkemuka dunia. Minyak sangat membantu Negara untuk
mengenai kemudahan berbisnis bisnis di daerah. “Daerah tidak catat ada tiga permasalahan inti mentah dari cekungan di Laut menekan impor gas petroleum
ada pada sengkarut izin, baik di memiliki fungsi pengawasan. Ini dari implementasi OSS RBA, yakni Utara, menjadikan salah satu alias LPG.
level pusat maupun daerah. yang perlu dijamin oleh pusat,” aspek regulasi, kelembagaan, serta benchmark harga minyak yang Apalagi, sudah sejak lama
Bisnis mencatat, ada sejum- kata dia. digitalisasi sistem. selalu lebih tinggi dari patok- pasokan energi fosil Indonesia
lah hambatan yang dikeluhkan Sarman menambahkan, pada da- Dari aspek regulasi, aturan yang an minyak AS. Benchmark itu bergeser ke gas bumi yang ter-
oleh pelaku usaha dalam meng- sarnya pemerintah kabupaten/kota menjadi dasar implementasi terse- adalah Brent. konsentrasi di timur Indonesia.
akses izin berusaha. Pertama, tidak mempersoalkan pengambil but, yakni PP No. 5/2021 tentang Data IEA menunjukkan Sayangnya, pergeseran ini tak
banyaknya pemerintah daerah alihan izin oleh pemerintah pusat. Penyelenggaraan Perizinan Berusa- pasokan energi Norwegia pada diimbangi dengan upaya segera
yang belum memiliki Persetu- Akan tetapi, hendaknya pemerintah ha Berbasis Risiko, masih belum 2020 masih ada energi fosil, membangun jaringan pipa gas
juan Bangunan Gedung (PBG). pusat tetap memberikan fungsi mengakomodasi seluruh Klasifikasi yakni sebanyak 415.245 TJ dari transmisi maupun distribusi
Kedua, terbatasnya peta digital pengawasan kepada pemerintah Baku Lapangan Usaha Indonesia minyak, 193.502 TJ dari gas di pulau-pulau utama. Bahkan
dan Rencana Detail Tata Ruang kabupaten/kota. atau KBLI, penuh persoalan. bumi, dan 34.500 TJ dari batu jumlah regasifikasi, baik apung
(RDTR) di daerah. Dengan kata lain, pemerintah Dari aspek kelembagaan, per- bara. Meskipun, jika dilihat maupun darat masih bisa dihi-
Ketiga, belum terintegrasinya di level bawah bertindak sebagai soalan muncul karena tidak ber- dari pembangkit listrik saja, pa- tung dengan jari sampai detik
perizinan antara pemerintah pusat pengawas apabila terjadi penya- jalannya harmonisasi izin antara sokan EBT mereka telah men- ini.
dan pemda, serta antara kemen- lahgunaan izin oleh pelaku usaha pemerintah daerah dan K/L. capai 98% dari kapasitas listrik Oleh karena itu, green eco-
terian lembaga (K/L) dan pemda. atau investor. Adapun, masalah digitalisasi terpasang. 92% di antaranya nomy bukan berarti melepas
Celakanya, semua hambatan ini “Sehingga pelayanan dan fung- disebabkan oleh belum terinte- dipasok oleh pembangkit listrik ketergantungan 100% dari fosil,
terkoneksi dengan Online Single si daerah berjalan dengan solid, grasinya sistem pemerintah pusat tenaga air. melainkan bagaimana langkah
Submission (OSS) Risk Based Ap- baik dari sisi pelaksanaan maupun dengan Dinas Penanaman Modal Bagaimana dengan Indonesia? sebuah negara untuk secara
proach (RBA). pengawasannnya,” ujarnya. dan Pelayanan Terpadu Satu intu Negara di jantung khatulistiwa bertahap dan konsisten melaku-
Hal ini pun disadari betul oleh Ketua Himpunan Pengusaha (DPMPTSP). ini memiliki sekitar 17.400 pu- kan transisi energi sembari tetap
Satgas UU Cipta Kerja, sehingga Muda Indonesia (Hipmi) Angga- “Untuk mengatasinya harus di- lau. Konsep pasokan listrik pun menjaga harga energi mampu
perlu ada perubahan beberapa klau- wira mengatakan, substansi UU No. mulai revisi dari sisi aturan,” kata telah tersebar dengan strategi menjadi bahan bakar mesin
sul untuk membagi kewenangan, 11/2020 memang telah mengako- Direktur Eksekutif KPPOD Armand jaringan terisoler (isolated po- ekonomi untuk kesejahteraan
sehingga ketentuan perizinan bisa modasi kepentingan dunia bisnis Suparman. wer). Jika kita tengok 10 tahun rakyatnya.

DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN


LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN INTERIM LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN INTERIM
KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN INTERIM Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal
Tanggal 30 Juni 2022 Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal
30 Juni 2022
(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) 30 Juni 2022
(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
(Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
30 Juni 2022 31 Desember 2021 30 Juni 2022 31 Desember 2021 2022 2021 2022 2021
(Tidak Diaudit) (Diaudit) (Tidak Diaudit) (Diaudit) (Enam Bulan) (Enam Bulan) (Enam Bulan) (Enam Bulan)
(Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit) (Tidak Diaudit)
Aset Liabilitas dan Ekuitas
Pendapatan dari kontrak dengan pelanggan 8.072.854 8.957.587 Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Liabilitas Pendapatan dari pelanggan 8.248.241 9.009.866
Aset Lancar Beban pokok penjualan (5.872.493) (6.895.414)
Liabilitas Jangka Pendek Laba bruto 2.200.361 2.062.173 Pembayaran kepada pemasok (3.072.829) (3.599.475)
Kas dan setara kas
Utang bank jangka pendek 5.900.000 6.018.800 Pembayaran beban operasi (1.766.906) (1.989.504)
Pihak berelasi 782.633 694.782
Utang usaha Rugi atas perubahan nilai wajar aset biologis (107.754) (33.933) Pembayaran kepada karyawan (1.334.953) (1.330.821)
Pihak ketiga 3.339.549 3.031.511 Beban penjualan dan distribusi (206.110) (480.091)
Pihak ketiga 845.412 681.998
Piutang usaha Pihak berelasi 59.833 72.622 Beban umum dan administrasi (398.703) (360.370) Kas yang diperoleh dari operasi 2.073.553 2.090.066
Utang lain-lain 286.389 269.571 Penghasilan operasi lain 107.731 57.570
Pihak berelasi 629.758 776.776 Restitusi pajak 4.600 33.783
Biaya masih harus dibayar 564.796 398.158 Beban operasi lain (267.594) (116.412)
Pihak ketiga 515.567 686.217 Penerimaan penghasilan bunga 41.572 31.216
Utang pajak 373.575 396.043
Laba usaha 1.327.931 1.128.937
Piutang lain-lain 96.876 95.332 Liabilitas kontrak Pembayaran bunga (291.671) (354.050)
Pihak ketiga 192.823 281.120 Penghasilan keuangan 41.652 32.136 Pembayaran pajak penghasilan badan (537.552) (323.313)
Persediaan 3.447.022 2.655.342 Pihak berelasi 41.633 57.912 Beban keuangan (305.098) (355.586)
Bagian lancar atas: Penerimaan/(pembayaran) lain-lain 15.909 (40.060)
Bagian atas laba/(rugi) entitas asosiasi 549 (12.914)
Pajak dibayar di muka 194.621 191.507 Utang bank jangka panjang 613.715 586.220
Laba sebelum pajak penghasilan 1.065.034 792.573 Kas Neto yang Diperoleh
Liabilitas sewa 22.358 32.052
Uang muka pemasok 678.201 443.138 Liabilitas imbalan kerja 516.333 365.413 dari Aktivitas Operasi 1.306.411 1.437.642
Beban pajak penghasilan (422.655) (439.428)
Biaya dibayar di muka 115.270 16.912 Total Liabilitas Jangka Pendek 9.416.867 9.159.909
Laba periode berjalan 642.379 353.145 Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Aset biologis 793.701 873.393
Liabilitas Jangka Panjang Penghasilan komprehensif lain Penambahan aset biologis (124.719) (72.939)
Aset tidak lancar yang dimiliki Liabilitas sewa 11.858 11.240 3RVSRV\DQJWLGDNDNDQGLUHNODVL¿NDVL   Penambahan investasi pada entitas asosiasi (43.196) -
untuk dijual 62.326 62.326 Utang bank jangka panjang 3.004.306 3.087.699 ke laba rugi:
Penambahan piutang plasma (11.216) (62.273)
Liabilitas pajak tangguhan 417.695 440.101
Total Aset Lancar 10.655.524 9.527.236 (Rugi)/laba atas pengukuran kembali Penambahan aset tetap (429.763) (417.951)
Liabilitas imbalan kerja 1.950.455 1.892.515
liabilitas imbalan kerja (626) 8.108
Utang pemegang saham dan pihak berelasi lain 1.443.437 1.562.565 Hasil pelepasan aset tetap 4.792 3.533
Liabilitas jangka panjang lainnya 37.608 39.037 Perubahan nilai wajar aset keuangan pada nilai Penambahan aset tidak lancar lain (28.263) (49.613)
wajar melalui penghasilan komprehensif lain - (314)
Total Liabilitas Jangka Panjang 6.865.359 7.033.157 Kas Neto yang Digunakan
3RV\DQJDNDQGLUHNODVL¿NDVL  
Total Liabilitas 16.282.226 16.193.066 untuk Aktivitas Investasi (632.365) (599.243)
ke laba rugi:
Aset Tidak Lancar Ekuitas Selisih kurs atas penjabaran akun-akun
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Piutang pihak berelasi 3.509 5.336 kegiatan usaha luar negeri 18 576
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Penerimaan utang bank 1.385.000 826.800
kepada Pemilik Entitas Induk Penghasilan komprehensif lain
Tagihan dan keberatan atas Modal saham - nilai nominal Rp200 per saham Pembayaran utang bank (1.563.664) (954.212)
periode berjalan setelah pajak (608) 8.370
hasil pemeriksaan pajak 60.412 67.164 (angka penuh) Penerimaan utang pemegang saham - 16.000
Modal dasar - 17.500.000.000 saham Total penghasilan komprehensif
Aset hak-guna 96.161 103.488 Pembayaran utang pemegang saham (101.000) (126.000)
Modal ditempatkan dan disetor penuh - periode berjalan 641.771 361.515
Pembayaran liabilitas sewa (32.727) (24.619)
Piutang plasma 1.139.416 1.316.574 15.816.310.000 saham 3.163.262 3.163.262 Laba periode berjalan yang dapat
Tambahan modal disetor 2.495.125 2.495.125 diatribusikan kepada: Kas Neto yang Digunakan untuk
Investasi pada entitas asosiasi 1.344.801 1.301.056 Saham tresuri (261.161) (261.161) Pemilik entitas induk 441.001 219.003
Komponen lainnya dari ekuitas (188.026) (188.026) Aktivitas Pendanaan (312.391) (262.031)
Kepentingan nonpengendali 201.378 134.142
Aset pajak tangguhan 419.347 387.555 Selisih kurs atas penjabaran akun-akun kegiatan
usaha luar negeri 2.373 2.361 Total 642.379 353.145
Goodwill 2.320.823 2.320.823 Kenaikan Neto Kas dan
Saldo laba
Total penghasilan komprehensif periode berjalan Setara Kas 361.655 576.368
Aset biologis 331.876 328.344 Cadangan umum 40.240 40.240
yang dapat diatribusikan kepada:
Belum ditentukan penggunaannya 10.855.984 10.416.080
Pemilik entitas induk 439.916 225.274 Dampak Neto Perubahan Nilai Tukar atas
Aset tetap 19.264.514 19.510.043 16.107.797 15.667.881 Kepentingan nonpengendali 201.855 136.241
Kas dan Setara Kas 34.234 19.139
Aset tidak lancar lainnya 1.073.850 1.111.683 Kepentingan Nonpengendali 4.320.210 4.118.355 Total 641.771 361.515

Laba per saham dasar yang dapat Kas dan Setara Kas Awal Periode 3.726.293 2.427.079
Total Aset Tidak Lancar 26.054.709 26.452.066 Total Ekuitas 20.428.007 19.786.236
diatribusikan kepada pemilik
Total Aset 36.710.233 35.979.302 Total Liabilitas dan Ekuitas 36.710.233 35.979.302 entitas induk (angka penuh) 28 14 Kas dan Setara Kas Akhir Periode 4.122.182 3.022.586

Catatan : 1. Informasi keuangan di atas pada tanggal 30 Juni 2022 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2022 dan 2021, tidak diaudit dan tidak direviu. Jakarta, 15 Agustus 2022
2. Informasi keuangan di atas pada tanggal 31 Desember 2021 diambil dari laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2021 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja, yang dalam laporannya tanggal 21 Februari 2022 memberikan opini bahwa laporan keuangan
konsolidasian PT Salim Ivomas Pratama Tbk dan entitas anaknya (bersama-sama dirujuk sebagai “Kelompok Usaha”) menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,
posisi keuangan konsolidasian Kelompok Usaha tanggal 31 Desember 2021, serta kinerja keuangan dan arus kas konsolidasiannya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, Direksi
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
3. Nilai tukar yang digunakan pada tanggal 30 Juni 2022 dan 31 Desember 2021 masing-masing adalah sebesar Rp14.848 dan Rp14.269 untuk setiap 1 Dolar AS.

Anda mungkin juga menyukai