Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan adanya instalasi kesehatan seperti puskesmas sangatlah membantu
menjaga kesehatan masyarakat, tetapi sejalan denngan perubahan puskesmas
harus mampu mengelola alat kesehatan, obat – obatan dengan baik.
Dalam UU No. 36 th 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa sehat
adalah keadaan sejahtra dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya sehat
jasmani tetapi juga rohani
Kesehatan merupakan salah satu investasi termahal dalam hidup dan juga
merupakan suatu anugerah dari Tuhan yang tak ternilai harganya. Sebanyak
apapun harta yang dimiliki oleh seseorang tentu tidak akan ada artinya apa bila
orang tersebut tidak mempunyai tubuh yang sehat. Menjaga kesehatan itu perlu
agar tubuh selalu sehat jasmani dan rohani akan tetapi tidak selamanya seseorang
tersebut selalu berada dalam keadaan sehat, ada kalanya seseorang harus terjatuh
sakit. Berbagai cara dilakukan agar seseorang dapat kembali menjadi sehat salah
satu cara yang dilakukan masyarakat pada umumnya adalah dengan
memeriksakan diri ke tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, membina peran serta
masyarakat, memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Oleh karena itu
puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Puskesmas tersebar hampir di
berbagai daerah biasanya selalu ada di tiap kecamatan dengan jangkauan luas
daerah operasional yang sesuai.
Puskesmas menyelenggarakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata dapat di terima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat di pikul oleh pemerintah dan
masyarakat.
Dalam sarana kesehatan puskesmas, farmasi merupakan salah satu faktor
penting dalam menunjang pelayanan kesehatan. Profesi Farmasi saat ini telah
mengalami perkembangan yaitu dari orientasi pada obat berubah menjadi orientasi
pada pasien bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi farmasi
dalam pekerjaan kefarmasian untuk mencapai tujuan akhir yaitu peningkatan
kualitas hidup pasien.
Pengalaman belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa didik
untuk mencapai keberhasilan dalam tujuan pendidikan yang dapat diperoleh
melalui pendidikan di kelas, laboratorium maupun lapangan. Untuk mencapai
pengalaman belajar , pada tatanan yang nyata dan komprehensif sehingga siswa
dapat lebih siap dan mandiri, maka di laksanakan pengantar praktek kerja
lapangan pada siswa SMK Kesehatan Putra Borneo Nunukan. Dengan adanya
pengantar praktek kerja lapangan para siswa dapat mengetahui langsung kondisi
dan situasi pada dunia kerja, sehingga mampu belajar menghadapi berbagai
tantangan dalam dunia kerja dan belajar untuk menganalisis suatu gejala dan
masalah agar kelak dapat diaplikasikan langsung pada pasien dengan diberi
bimbingan dan pengarahan.
Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah salah satu proses pendidikan untuk
mengembangkan keterampilan siswa dengan dunia kerja. Pendidikan ini adalah
sistim terpadu.
Sehingga siswa-siswi mengenal lebih dekat dunia kerja dan segala aspek
yang terkait di dalamnya.Mampu memahami tugas dan peran Asisten apoteker di
Puskemsa sesuai dengan ketentuan yang berlaku di dalam sistim pelayanan
kesehatan. Mampu mempraktekkan materi yang telah di dapat selama di sekolah
dan PKL, dan dapat mempunyai banyak pengalaman dalam dunia kerja ntara
materi teori dan praktek langsung di lapangan kerja.
1.2 Manfaat dan Tujuan PKL

1.2.1 Manfaat
1. Manfaat dilaksanakannya praktek kerja lapangan adalah untuk
mengaplikasikan praktek siswa diluar sekolah. Dan juga agar siswa
mengetahui bagaimana praktek sesungguhnya di tempat kerja atau intansi
terkait.

1.2.2 Tujuan
1. Sebagi pembanding antara teori yang diberikan selama proses pendidikan
dengan praktek yang diperolah di lapangan.
2. Untuk membekali siswa-siswi tentang dunia kerja serta memantapkan
kemampuan atau keahlian dibidangnya.
3. Dapat meningkatkan pribadi siswa-siswi dalam melaksanakan tugas
Magang yang telah diberikan.
4. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional (dengan
tingkat pengetahuan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntunana lapangan
kerja)
5. Memperkokoh “Link and Macth” antara sekolah dan instasi dunia kerja
6. Meningkatkan proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas dan profesional
7. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan
8. Peserta PKL akan mampu memahami, menetapkan dan mengembangkan
pelajaran yang telah di peroleh disekolah secara teori dan di terapkan di
lingkungan kerja
9. Peserta PKL mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang di
temukan di lapangan.
D. Prinsip Dasar Praktek Kerja Lapangan
a. Pendidikan adalah salah satu harapan dari program yang harus di
upayakan untuk tercapainya tujuan seoptimal mungkin, salah satu
tujuan instansi pemdidikan Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan
Putra Borneo Nunukan adalah pembekalan hasil PKL
b. Ilmu Farmasi adalah suatu disiplin ilmu yang tidak hanya
membutuhkan pengetahuan tentang teori yang relefan, tetapi juga
keterampilan praktek, oleh karna itu PKL merupakan bagian penting
dari kurikulum instansi pendidikan untuk memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk menerapkan ilmu dan keterampilannya yang di
peroleh di bangku sekolah secara terintegrasi.
c. Pendidikan Farmasi tingkat menengah di kembangkan agar dapat
mendorong pengembangan potensi, kreatifitas, dan keterampilan dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, sikap, resiko serta
nilai-nilai yang menggambarkan seorang asisten apoteker yang
bermutu.
d. Praktek kerja lapangan (PKL) harus direncanakan, dimotivator,
diawasi, dikendalika dan dinilai seperti halnya pengajaran yang berlaku
di bangku sekolah
e. ilmu yang didapatkan setelah pendidikan diupayakan dengan adanya
praktek kerja lapangan dapat mengembangkan kualitas belajar siswa
f. Praktek kerja lapangan merupakan bagian penting dari kurikulum
institusi pendididkan untuk memberi kesempatan pada siswa
menerapkan ilmu dan keterampilannya yang dipelajari dikelas
terintegrasi .
E. Tujuan Pembuatan Laporan
Salah satu tugas yang harus dilakukan oleh peserta Praktek Kerja
Lapangan (PKL) setelah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) adalah membuat laporan yang memuat tentang uraian Praktek Kerja
Lapangan (PKL). Pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
mempunyai tujuan antara lain :
a. Peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan mampu memahami,
memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang telah di peroleh
disekolah dan di terapkan dilapangan kerja.
b. Peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) mampu mencari alternatif
pemecahan masalah yang di temukan dilapangan.
c. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan maupun
peserta didik yang bersangkutan.
(SMK Kesehatan Putra Borneo Nunukan, 2014, Buku Panduan Praktek
Kerja Lapangan, Nunukan, 1-3)

BAB II
TIJAUAN UMUM UNIT PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS

A. PUSKESMAS
a. Pengertian
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh
masyarkat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (Depkes RI, 2006).
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan
oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Penanggung jawab utama
penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya (Depkes RI, 2006).
Pelayanan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
yang meliputi :
1. Pelayanan pengobatan (kuratif) yaitu merupakan suatu rangkaian
dari pengelolaan obat yang merupakan tahapan akhir dari suatu
pelayanan kesehatan yang akan ikut menentukan efektifitas upaya
pengobatan oleh tenaga medis kepada pasien
2. Upaya pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yaitu merupakan suatu
kegiatan dalam upaya pemulihan kesehatan
3. Upaya pencegahan (preventif) yaitu merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka pencegahan suatu penyakit dengan
memelihara kesehatan lingkungan maupun perorangan
4. Upaya peningkatan kesehatan (promotif) yaitu suatu upaya
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat dan merupakan konsep kesatuan upaya kesehatan.
Hal tersebut menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas
kesehatan termasuk Puskesmas yang merupakan unit pelaksana
kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok yang
sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat termasuk didalamnya
pelayanan kefarmasian di Puskesmas ditunjukan kepada semua penduduk
dan tidak membedakan jenis kelamin dan golongan umur (Depkes RI,
2006).
Secara nasional standar wilayah kerja Puskesmas adalah suatu
kecamatan, dengan beberapa faktor yaitu: kepadatan penduduk, luas
daerah, keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya yang
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja
Puskesmas. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu
Puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas
dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah yaitu desa atau
kelurahan, dusun atau rukun warga (Depkes RI, 2006).
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas
perlu ditunjang dengan unit pelayanan yang lebih sederhana diantaranya,
yaitu:
1. Puskesmas Pembantu (Pustu) merupakan tempat pelayanan
pengobatan dibawah Puskesmas Induk yang pelayanannya dilakukan
oleh seorang perawat yang bertempat di suatu desa jauh dari
Puskesmas Induk.
2. Puskesmas Keliling (Pusling) kegiatannya sama seperti Puskesmas
hanya saja Puskesmas Keliling dilakukan oleh seorang dokter, bidan,
perawat, gizi, dan Asisten Apoteker (AA).
b. Sejarah Puskesmas
Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan
tahun 1968 ketika dilangsungka rapat KERJA NASIONAL ( Rakernas )
di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan
kesehatan di tanah ai, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada
waktu itu dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan-kegiatan
seperti BKIA, BP, P4M dansebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan
tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan
untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam
suatu organiisasi yang dipercaya dan diberi nama PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT ( Puskesmas ) dan puskesmas waktu itu
dibedakan menjadi 4 macam yaitu Puskesmas tingkat Desa, Puskesmas
tingkat Kecamatan, Puskesmas tingkat Kawedanan dan Puskesmas
tingkat Kabupaten.
Pada rakernas ke II 1969 pembagian puskesmas dibagi menjadi 3
kategori yaitu Puskesmas tipe A dipimpin oleh dokter secara penuh,
Puskesmas tipe B dipimpin oleh dokter tidak secara penuh, dan
Puskesmas tipe C dipimpin oles paramedik.
Pada tahun 1970 ketika dilangsungkan rakerkesnas dirasakan
pembagian puskesmas didasarkan kategori tenaga ini kurang sesuai
karena puskasmas tipe B dan tipe C tidak dipimpin dokter secara penuh
atau sama sekali tidsk ada tenaga dokternya, sehingga dirasakan sulit
untuk mengembangkannya . Sehingga mulai tahun 1970 ditetapkan
hanya satu macam puskesmas dengan wilayah kerja tingkat kecamatan
dengan jumlah penduduk 30 000 sampai 50 000 jiwa orang penduduk.
Konsep wilayah kerja puskasmas ini dipertahankan sampai akhir Pelita
tahap II tahun 1979. dan ini lebih dikenal dengan nama konsep wilayah.
Sesuai dengan perkembangan dan kemampuan pemerintah dan
dikeluarkannya INPRES kesehatan No 5 Th 1974, Nomor 7 tahun 1975
dan nomor 4 tahun 1976 dan berhasil mendirikan dan menenpatkan
tenaga dokter diseluruh pelososk tanah air maka sejak elita III maka
konsep wilayah diperkecil yang mencakup suatu wuilayah yang
mempunyai jumlah penduduk 30 000 jiwa saja.
Dan sejak tahun 1979 mulai dirintis pembangunan puskesmas di
daerah-daerah tingkat kelurahan atau desa yang memiliki jumalah
penduduk 30 000 jiwa. Dan untuk mengkoordinasi kegiatan –kegiatan
yang berada di suatu kecanatan maka salah satu puskesmas tersebut di
tunjuk sebagai penanggungjawab yang selanjutnya disebut sebagai
puskesmas induk sedang yang lain disebut puskesma pembantu. 2
kategori ini dikenal sampai sekarang.
c. Visi Dan Misi Secara Umum
1. Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia
Sehat.
Indikator Kecamatan Sehat:
1) lingkungan sehat.
2) perilaku sehat.
3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.
2. Misi
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di
wilayah kerjanya.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di wilayah kerjanya.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
d. Wilayah Kerja
1. Identitas Puskesmas
1) Nama : Puskesmas Sedadap
2) Kode Pos : 77482
3) Alamat : Jl. Ujang Dewa RT.01 Nunukan Selatan
4) No. Telp : 0556 2027816
2. Karakteristik Wilayah Kerja
1) Letak Administratif
Secara administratif, Puskesmas Sedadap berada di wilayah
Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan Propinsi
Kalimantan Utara.
2) Letak Geografis
Secara Geografis, Puskesmas Sedadap yang terletak di
kecamatan Nunukan Selatan dengan Luas Wilayah 174.790 km2
memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Nunukan
Timur
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Sembakung.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Binusan.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Sebatik Timur.
3) Keadaan Wilayah
Daratan rendah yang berupa rawa-rawa dan pinggir laut/ pantai
 Dataran tinggi dengan kondisi berbukit.
 Sebagian merupakan hutan.
 Sebagian wilayah merupakan wilayah pengembangan
perkotaan yang cukup ramai, tetapi sebagian lainnya
merupakan daerah pemukiman yang berkelompok.
 Aksessibilitas sebagian wilayah sulit di jangkau,
termasuk adanya wilayah kerja yang berada di luar pulau
Nunukan seperti pada pulau Bukat.
e. Tugas Dan Fungsi Puskesmas
1. Tugas Puskesmas yaitu :
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melakukan
kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana
menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien.
3) Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan tekhnis dan
rujukan medis maupun rujukan kesehatan dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4) Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5) Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program puskesmas.
2. Fungsi puskesmas yaitu :
Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya..
1) Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
2) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada wilayah kerjanya.
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda,
maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan
berbeda-beda pula. Namun dengan demikian kegiatan pokok puskesmas yang
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Kesehatan Ibu dan Anak
2) Keluarga Berencana
3) Upaya Peningkatan Gizi
4) Kesehatan Lingkungan
5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6) Pengobatan termasuk Pelayanan Daerah Karena Kecelakaan
7) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8) Kesehatan Sekolah
9) Kesehatan Olahraga
10) Perawatan Kesehatan Masyarakat
11) Kesehatan Kerja
12) Kesehatan Gigi dan Mulut
13) Kesehatan Jiwa
14) Kesehatan Mata
15) Laboratorium Sederhana
16) Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan
17) Kesehatan Lanjut Usia
18) Pembinaan Pengobatan Tradisional
19) Pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas diarahkan kepada keluarga
sebagai satuan masyarakat terkecil. Setiap kegiatan pokok puskesmas di
laksanakan dengan pendekatan . Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Desa .
(Depkes RI, 2003, Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta)
B. Organisasi Puskesmas Secara Umum
KEPALA
URUSAN
TU

PUSKESMAS PEMBANTU
POKJA
VI
POKJA
VII
POKJA
V
POKJA
IV
POKJA
III
POKJA
II
POKJA
I

C. Personalia
Susunan Organisasi Puskesmas terdiri dari 3 unsur :
a. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas
b. Unsur Pembantu pimpinan : Sub Bagian Tata Usaha
c. Unsur Pelaksana :
Unsur pelaksana
1. Unsur terdiri dari tenaga dalam jabatan fungsional
2. Jumlah unit tergantung pada kegiatan tenaga dan fasilitas daerah
masing-masing, yaitu :
1) Pokja 1
Melaksanakan kegiatan/koordinasikan Kesejahteraan Ibu dan
Anak, KB dan usaha perbaikan gizi.
2) Pokja 2
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular (khususnya imunisasi), Kesehatan Lingkungan
dan Laboratorium Sederhana.
3) Pokja 3
Melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi dan mulut, Kesehatan
kerja serta kesehatan usia lanjut.
4) Pokja 4
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat,
kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, kesehatan jiwa,
kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
5) Pokja 5
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat.
6) Pokja 6
Melakukan kegiatan pengobatan, pelayanan rawat jalan dan
rawat inap dan ruang bersalin.
7) Pokja 7
Melaksanakan kegiatan kefarmasian dan puskesmas keliling.
Adapun struktur organisasi puskesmas disesuaikan dengan
keadaan masing-masing daerah berkaitan dengan UU Otonomi
daerah.
(Hasbi, Muhammad Kairi dkk, 2012, Laporan Pengantar Praktek Kerja
Lapangan di Puskesmas Kuin Raya, Banjarmasin)
D. TUGAS DAN WEWENANG
a. Kepala Puskesmas
Tugas Kepala Puskesmas :
1. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, bimbingan dan suvervisi
2. Mengadakan koordinasi ditingkat kecamatan
3. Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan
4. Sebagai tenaga ahli pendamping Camat
5. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua kegiatan
di puskesmas
Fungsi Kepala Puskesmas :
Memimpin, menyusun, mengkoordinasikan dan menetapkan rencana
operasional pelaksanaan pembinaan puskesmas yang meliputi program
dan kegiatan puskesmas berdasarkan petunjuk teknis kegiatan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas di puskesmas.
b. Dokter Umum
Tugas Dokter Umum :
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan umum dapat terlaksana dengan
baik.
Fungsi Dokter Umum :
Melaksanakan pelayanan kesehatan Umum.
Wewenang Dokter Umum :
1. Melaksanakan pemerikasaan dan pengobatan.
2. Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatab fungsi manajemen.
3. Membuat rujukan pada pasien yang tidak dapat di tangani
poliklinik.
4. Memberi penyuluhan pada pasien tentang kesehatan terutama
pada praja yang sakit.
c. Dokter Gigi
Tugas Dokter Gigi :
Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut terlaksana
dengan baik.
Fungsi Dokter Gigi :
1. Melaksanakan Pelayanan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar umum, terdiri :
1) Premadikasi Pencabutan
2) Penambalan Gigi
3) Perawatan Syaraf Gigi
4) Melaksanakan Konsultasi Gigi.
5) Melaksanakan/menerima kasus-kasus emergency gigi/darurat.
3. Membantu Pelaksanaan kegiatan-kegiatan fungsi manajemen
4. Membuat rujukan pada pasien yang tidak dapat di tangani di
poliklinik.
5. Memberi penyuluhan pada pasien tentang kesehatan gigi dan
mulut .
d. Tata Usaha
Tugas Tata Usaha :
1. Mengkoordinasikan tugas –tugas yang di berikan oleh pimpinan.
2. Memonitor pekerjaan staf administrasi dan tenaga harian.
3. Mengelola dan mempertanggung jawabkan pengeluaran rumah
tangga.
4. Membuat konsep surat dinas atau mengetik konsep surat
pimpinan.
5. Mengelola surat-surat yang masuk dan keluar.
6. Memonitor dan merekap penelitian yang dilakukan staf Akademik
(mencakup penelitian pusat, Fakultas, Lintas Unit, Jakarta In focus,
Hibah Kompetitif, LPPM dan hibah DIKTI )
7. Membantu secara administrasi dan keuangan pelaksana penelitian
lintas unit.
8. Membantu Proses penyelenggaraan seminar/pertemuan ilmiah
rutin.
9. Menghadiri rapat-rapat khususnya yang berkaitan dengan masalah
administrasi.
10. Menerapkan rapat-rapat/pertemuan pimpinan dan rapat dengan
tamu-tamu.
11. Menginvertarisasi semua perlengkapan yang ada.
12. Menyusun anggaran tahunan.
13. Mengatur jadwal rapat pimpinan.
14. Menyusun notula rapat pimpinan dan menyebarluaskan.
Wewenang :
1. Membina staf administrasi, melalui pengarahan dan peringatan
lisan maupun dengan tulisan.
2. Mengusulkan mutasi/rotasi. Promosi, kenaikan golongan/skala
gaji staf administrasi maupun penundaannya dengan persetujuan
Ketua LPPM.
3. Menggunakan saran, prasaran kerja untuk kelancaran pelaksana
tugas-tugas.
e. Apoteker
Peranan dan fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di antaranya :
1. Membuat visi dan misi
2. Membuat strategi, tujuan,sasaran dan program kerja.
3. Membuat dan menetapkan peraturan atau standar prosedur
Operasional (SPO) pada setiap fungsi kegiatan di apotek.
4. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO serta
program kerja pada setiap fungsi kegiatan di apotek.
5. Merencanakan, malaksanakan, mengendalikan dan menganalisis
hasil kinerja operasional dan kinerja keuangan apotek.
Wewenang dan tanggung jawab Apa di antaranya :
1. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan
2. Menentukan sistem atau peraturan yang akan di gunakan.
3. Mengawasi pelaksanan SPO dan program kerja.
4. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang di peroleh.
f. Loket Pendaftaran
Tugas Loket Pendaftaran
1. Mendaftar pasien yang datang berobat.
2. Mencatat di register.
3. Mengisi Identitas pasien di kartu rawar jalan dan kartu resep.
4. Mengisi tanda pengenal pasien.
5. Mengantar kartu rawat jalan ke ruang BP.
6. Bertanggung jawab atas penerimaan uang retribusi pada
pengeluaran karcis.
7. Menyetorkan kepada bendahara penerima hasil penerimaan
retribusi setiap hari.
8. Mencatat hasil penerimaan retribusi di buku bantu.
9. Menyusun kertu Rawat jalan pasien pada rak status sesuai aturan
nomer kode.
10. Membantu merencakan kebutuhan kartu rawat jalan, resep, kartu
tanda pengenal, famly folder dan amplop tempat kartu rawat jalan.
11. Mencatat Register Baru/Lama, register bayar/Gratis/Askes/BPJS .
12. Menghitung resep yang masuk dan setoran harian.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS

A. Visi, Misi Dan Motto Puskesmas Sedadap


a. Visi Puskesmas Sedadap
“Sedadap Sehat Tahun 2015”
b. Misi
1. Meningkatkan mutu pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan
pelanggan
2. Mengembangkan Profesionalisme sumber daya manusia
3. Mengembangkan sarana kesehatan puskesmas
4. Mewujudkan manajement puskesmas yang kompak dan solid
5. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan
c. Motto
‘Anda Sakit, Itu beban kami. Anda Sehat, Itu tujuan kami “. Adapun janji
pelayanan Puskesmas sedadap sebagai berikut “ Kami siap melayani Anda seperti
Keluarga Kami Sendiri dan kami segera menyelesaikan permasalahan Kesehatan
Anda” ( Profil Puskesmas Sedadap).
B. Instalasi Farmasi
Instalasi puskesmas merupakan unit pelaksanaan fungsional yang
bertanggungjawab dalam meningkatkan mutu pelayanan farmasi secara
menyeluruh di puskesmas dalam ruang lingkup produk maupun dalam ruang
lingkup pelayanan.
Tugas Instalasi Farmasi Puskesmas
Sebagai pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kefarmasian.
Untuk menjaga atau meningkatkan kualitas hidup pasien atau masyarakat.
a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Perencanaan
1) Tujuan Perencanaan
Suatu proses kegiatan sleksi obat dan perbekalan kesehatan
unuk menentukan jumlah obat daam rak pemenuhan kebutuhan
puskesmas
 Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbeklan
kesehatan yang mendekati kebutuhan.
 Menigkatka pengunaan obat secara rasional
 Menigkatkan efisiensi pengunaan obat
2) Cara Menyusun Perencanaan
 Mengecek sisa stock obat yang habis pada bulan ini
misalkan sisa stock pada akhir bulan april digunakan untuk
stok awal pada bulan mei 2010
 Mengumpulkan obat yang habis masa kadaluarsa
(Expied)
3) Cara Mengajukan Usulan Perencanaan
Mengajukan usulan perencanaan harus disertai laporan
penggunaan obat dalm satu tahun atau perbulannya
Usulan perencanaan meliputi :
 Laporan pemakain obat selama setahun
 Jumlah atau sisa obat yang sudah dipakai
 Menentukan jumlah obat yang sudah kadaluarsa (EXP)
2. Pengadaan
Kegiatan pengadaan merupakan cara permintaan obat dengan
cara mengajukan perencanaan atau permintaan obat ke dinas
kesehatan setempat, kemudian ke UPT Gudang Farmasi dengan
melampirkan LPLPO dan SPMB.
3. Penerimaan
Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan yang
diserahkan dari UPT Gudang Farmasi ke puskesmas sedadap.
4. Penyimpanan
Suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar
aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamain. Tujuannya agar obat tersedia di UPK mutunya dapat
dipertahankan.
1) Persyaratan farmasetis (suhu dan cahaya)
 Ruangan kering tidak lembab
 Mempunyai ventilase, agar ada aliran udara dan tidak
lelmbab/panas
 Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus
mempunyai pelindung untuk menghindari adanya cahaya
langsung dan berteralis.
2) Cara penataan
 Pengaturan dikelompokkan berdasarkan bentuk
sediaan dan disusun secara alfabetis dan berdasarka nama
generiknya.
Penerapan system FIFO dan FEFO
Obat yang sudah diterima disusun sesuai dengan
pengelompokannya
Pemindahan harus hati-hati untuk menghindari terjadinya
kerusakan/obat pecah.
Golongan antibiotic disimpan dalam wadah tertutup rapat,
ditempat kering, terhindar dari cahaya matahari.
Di susun berdasarkan obat yang banyak di gunakan.
Obat yang namanya sama di jauhkan, untuk menghindari
terjadinya obat tertukar
5. Penyaluran
Penyaluran merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat
secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan.
1) Prinsip Penyaluran Barang
 FIFO (First In First Out)
 Berdasarkan masa kadaluarsa
2) Tata Cara Penyaluran
Puskesmas sedadap melakukan penyaluran pada beberapa pustu
yaitu :
 Pustu Semengkadu
 Pustu Mansalong
 Pustu Lancang
 Pustu Mamolo
 Dll
6. Pencatatan Dan Pelaporan
1) Rangkaian kegiatan
Dalam rangka penataan obat secara tertib terhadap obat yang
diterima, disimpan, di distribusikan dan atau unit yankes
lainnya.
2) Membukukan lalu lintas
 Buku induk
 Kartu stock
 Buku pengeluaran
3) Melaporkan jumlah barang
 Membuat laporan kedinas kesehatan kota/propinsi
setiap bulan
 Membuat laporan narkotika dan psikotropika ke dinas
kesehatan kota
b. Apotek
1. Pengertian
Apotik adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi serta perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat (Departemen Kesehatan RI, 2002). Menurut PP
No.51 Tahun 2009, Apotik adalah sarana pelayanan Kefarmasian
tempat dilakukannya praktek kefarmasian oleh Apoteker. Dalam hal
ini seorang Apoteker bertanggung jawab penuh terhadap pengelolaan
suatu Apotik. Supaya pelayanan terhadap obat-obatan dalam
masyarakat lebih terjamin baik dalam segi keamanan maupun dalam
segi kualitas dan kuantitasnya.
Ketentuan-ketentuan umum yang berlaku tentang perapotekan
sesuai Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2002.
Adapun tugas dan fungsi apotek menurut peraturan pemerintah No.
25 tahhun 1980 yaitu sbb:
1) Tempat pengabdian profesi seoorang Apoteker yang telah
mengucapkan sumpah jabatan.
2) Sarana Farmasi yang melaksanakan percikan, pengubahn
bentuk, dan penyerahan obat atau bahan baku obat.
3) Sarana penyalur perbekalan Farmasi yang harus menyebarkan
obat yang di perlukan masyarakat secara meluas dan merata.
2. Kegiatan yang dikelola apotek
1) Batasan
Apotek puskesmas melayani :
 Masyarakat umum dengan resep warna putih
 Askes dengan resep warna putih
 Jam kesmas dengan resep warna putih
2) Prosedur Pelayanan Resep Di Apotek
Syarat penerimaan resep terdiri dari :
 Kelengkapan resep
 Identitas dokter
 Identitas pasien
 Syarat peracikan
 Dilayani sesuai dengan resep dokter
 Wadah obat harus tertutup rapat
 Wadah obat diberi label
 Obat tidak boleh berserakan di mana-mana
 Tersedia meja untuk tempat percikan
 Pembatasan obat untuk pasien Askes dan Jamkesmas
 Syarat penyerahan obat
 Sebelum obat diserahkan, obat harus di cek sesuai nama
pasien penderita, umur pasien, jenis obat, jumlah obat,
aturan pakai obat dan lain-lain
 Obat diberikan disertai dengan informasi yang lengkap
 Penerimaan obat dipastikan pasien atau keluarga pasien
3) Sistem Administrasi Di Apotek
 Tata Cara Pencatatan
Pencatatan dilakukan berasarkan tanggal pemakaian dan
berapa jumlah resep yang masuk dan dijumlahkan pada
akhir bulan.
 Tata Cara Penyimpanan Arsip Resep
Menyimpan bandal resep pada tempat yang ditentukan
secara berurutan berdasarkan tanggal agar memudahkan
dalam penelusuran resep.
4) Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Contoh Resep

PEMERINTAH KABUPATEN
NUNUKAN PUSKESMAS
Dokter : Taurisia .Ir tanggal :
01/10/2014
R/ Amoxicillin tab 500 mg No.
X
S3dd1
R/ Paracetamol tab 500 mg No.
X
S3dd1
R/ CTM tab No. X
S3dd1
R/ Vit C tab No. X
S3dd1
Pro : Nn erika
Umur/sex : 16 tahun / perempuan
Alamat : RT 07 Selisun

Amoxicillin
Khasiat, Antibiotik aturan pakai tiga kali sehari sebelum makan
harus diminum sampai habis, tiap perdelapan jam, efek
samping Skin rash atau reaksi lain dan pada penggunaan dosis
besar dapat menyebabkan kerusakan hati,cara penyimpanan
simpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering.
Paracetamol
Khasiat,Mengurangi rasa sakit kepala, sakit gigi, nyeri setelah
operasi,padawaktu haid dan demam,Aturan pakai tiga kali
sehari sebelum makan , efek samping Skin rash atau reaksi lain
dan pada penggunaan dosis besar dapat menyebabkan kerusakan
hati,cara penyimpanan simpan dalam wadah tertutup rapat,
ditempat sejuk dan kering.
CTM
Khasiat, utuk meringankan gejala alergi seperti pada rhinitis,
urtikaria, dan hay fever, aturan pakai, tiga kali sehari sesudah
makan, efek samping, Mulut kering, pandangan kabur, dan
mengantuk, cara penyimpanan simpan dalam wadah tertutup
rapat, ditempat sejuk dan kering.
Vit C
Khasiat, untuk mencegah dan mengobati kekurangan vitamin C,
sariawan, menyamarkan kerutan, membatasi pembentukan
garis– garis halus wajah, mencegah penuaan dini, mengenyalkan
dan melenturkan kulit, menghaluskan kulit, mencerahkan kulit
(look brightness), mencegah luka jerawat dan menutupnya
secara cepat, mencegah proses pembentukan frekel (freckles),
mencegah pengaruh buruk sinar UV matahari pada kulit.
Pemakaian jangka panjang hingga 6 bulan keatas menunjukkan
kulit wajah terlihat lebih muda, aturan pakai tiga kali sehari
sesudah makan, efek samping 1%- 10%: Renal: hyperoxaluria
(kejadian tergantung dosis) < 1%: pusing, faintness, fatigue,
flank pain, sakit kepala, Cara penyimpanan simpan dalam
wadah tertutup rapat, ditempat sejuk dan kering.(Dr.M.Dani
Pratomo, MM.Apt,2011-2012,ISO INDONESIA VOL.46,
Jakarta,439-441)
BAB IV
PEMBAHASAN

A. KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI PUSKESMAS


a. UGD (Unit Gawat Darurat)
1. Membatu perawat yang ada di UGD (Unit Gawat Darurat) dari
membersihkan luka pakai NaCL 0,9%, mengambilkan alat dan bahan
yang di perlukan untuk mengatasi keluhan pasien.
2. Penebulizer alat ini digunakan untuk anak bayi yang memiliki
batuk berdahak alat ini berfungsi untuk memasukkan uap obat yang
di berikan oleh perawat UGD NaCL 0,9% : obat batuk bayi
perbandinganya 9:1
b. Promkes, Kesling dan Gizi
Kegiatan yang saya lakukan disini sangat menambah wawasan saya
1. Promkes (promosi Kesehatan)
Kegiatan yang saya lakukan adalah melakukan program lansia
(lanjut usia) di gadis satu mengecek gula darah pada orang lanjut
usia mengukur tinggi badan, berat badan, tensi/mengukur tekanan
darah.
2. Kesling (Kesehatan Lingkungan)
Saya belum pernah dapet kegiatan pada saat saya Praktek Kerja
Lapangan (PKL) di sana.
3. Gizi
Kegiatan posyandu tiap bulanan di berbagai tempat yang ada di
sedadap ini kegiatan yang saya lakukan ia lah memberikan biskuit
MP ASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) kepada anak balita
dan biskuit BUMIL (IBU HAMIL) kepada ibu yang sedang
mengandung anak.
Melihat juga kegiatan pemberian suntikan imunisasi kepada anak
yang berusia 1 bulan dan seterusnya.
c. Apotik
1. Melayani pasien ( Pelayanan obat )
Pelayanan obat adalah proses kegiatan meliputi aspek teknis dan non
teknis, mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat
kepada pasien.
2. Tujuan
1) Pasien mendapat obat sesuai resep
2) Pasien mendapat informasi yang cukup
3. Kegiatan pelayanan
1) Pembacaan resep
 Nama obat dan jumlah obat
 Jenis dan bentuk sediaan obat
 Nama dan umur pasien
 Dosis
 Cara pemakaian (aturan pakai)
2). Penyiapan obat
 Mengambil obat menggunakan sepatula
 Mengembalikan sisa obat kedalam wadah
 Memeriksa ulang etiket
 Menghitung jumlah obat
 Membuat dan membagi obat dalam bentuk puyer
 Mengukur cairan
 Melarutkan dan mengencerkan obat dalam bentuk
suspense
 Mengemas dan memberi etiket
 Penyerahan obat
 Sebelum obat diserahkan kita harus mengecek identitas
pasien, jumlah obat, jenis obat, aturan pakai, kemasan
dan lain-lain
 Obat diserahkan dengan informasi yang lengkap
 Informasi obat
Informasi obat meliputi :
 Kapan obat digunakan, berapa banyak pemakaian obat
dan waktu pemakaian obat
 Lama pemakaian obat
 Cara penggunaan obat
 Efek samping obat
 Kegunaan obat (indikasi obat)

MASALAH YANG DI TEMUKAN


A. Masalah tantang malaria di pemukiman warga
Dikarenakan sudah ada beberapa korban yang sudah terkena gejala DBD
(Demam Berdarah ) dan ada laporan dari kepala Rumah Tangga kepada
puskesmas sedadap
B. Masalah tentang obat yang ada di apotik
Kebanyakan obat yang ada di apotik sudah banyak kekurangan dan habis
terutama ALKES (Alat Kesehatan) pada gudang apotik yang ada di
Puskesmas Sedadap.
ALTERNATIF PEMECAH MASALAH
A. Perawat yang di Unit Gawat Darurat (UGD) turun kelapangan melihat
situasi, kondisi tempat tinggal dan melihat penampungan air dan di berikan
Abate.
B. Untuk melengkapi sediaan hingga akhr bulan atau sampai waktu
mengamprah Apotik melakukan panjar obat dan alkes ke dinas kesehatan dan
dinas mengeluarkan surat perintah mengeluarkan barang kepada Gudang
Farmasi Kesehatan dan gudang mempersiapkan obat dan alat kesehatan untuk
penunjang hingga akhir bulan tersebut.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Saya berkesimpulan bahwa PKL yang dilakukan di setiap sekolah
kejuruan sangatmemberi wawasan luas untuk siswa siswi SMK Kesehatan
Putra Borneo Nunukan dengan tujuan agar siswa mampu mengetahui
bagaimana praktikun secara langsung terjun ke lapangan instansi sesuai
dengan jurusan saya. Dan agar siswa tahu bahwa setelah mereka lulus
sekolah, mereka akan menghadapi dan menekuni pekerjaan tersebut, dan
berharap bahwa Praktek Kerja Lapangan( PKL) ini merupakan wujud untuk
para siswa berlatih agar kelak nanti setelah bekerja mereka tidak kaget dan
sudah punya bekal untuk bekerja. Praktek Kerja Lapangan sendiri merupakan
kegiatan yang setiap tahunnya pasti akan dilaksakan bagi siswa kejuruanatau
SMK , dan Praktek Kerja Lapangan juga mampu membuat siswa menjadi
lebih dekat dengan dunia kefarmasian dan siswa juga akan lebih memiliki
pengalaman serta pengetahuan yang lebih banyak dan berguna.
B. SARAN- SARAN
a. Saran untuk SMK Kesehatan Putra Borneo Nunukan.
1. Untuk SMK Kesehatan Putra Borneo agar pelaksanaan PKL
dilaksanakan pada waktu yang lebih lama agar siswa-siswi lebih
dapat memahami perannya di bidang kefarmasian sebagai seorang
asisten apoteker.
2. Diharapkan kegiatan seperti ini dapat berlangsung seterusnya guna
dapat memberikan bekal tambahan bagi siswa-siswi SMK Kesehatan
Putra Borneo agar mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu
mencetak siswa-siswi yang profesional di bidang kefarmasian
sehingga membawa nama baik sekolah.
3. Waktu PKL seharusnya dapat selesai sesuai dengan jadwal yang telah
di tetapkan sebelumnya, sehingga kami mendapat ilmu yang lebih
optimal.
4. Jika ada kesalahan dan kekeliruan pada laporan ini maka kami
mohon kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca
demi kesempurnaan kedepannya.
b. Saran untuk Instansi Puskesmas Sedadap
1. Pelayanan Semakin di tingkatkan.
2. Kerja Bakti setiap 2 minggu sekali

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, Informasi spesialite Obat Indonesia Volumes 47, dirjen POM, Jakarta
2013
SMK Kesehatan Putra Borneo Nunukan, 2014, Buku Panduan Praktek Kerja
Lapangan, Nunukan, 1-3.
Dr.M. Dani Pratomo, MM.Apt, 2011-2012, ISO INDONESIA VOL.46, Jakarta,
439-441.
Departemen Kesehatan RI.2007. Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Undang-Undang Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Anief, Mohammad, 2007, Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
Depatemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Moh. Anief, Ilmu Meracik Obat, Gadjah University Press
Hasbi, Muhammad Kairi dkk, 2012, Laporan Pengantar Praktek Kerja Lapangan
di Puskesmas Kuin Raya, Banjarmasin

Laporan PKL Jurusan Farmasi


Senin, 01 September 2014
Laporan PKL Jurusan Farmasi

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan di Apotek Nusantara ini
tanpa halangan suatu apapun. Adapun penyusunan laporan ini
berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan Praktek Kerja
Lapangan, serta data-data dan keterangan dari pembimbing.
Dalam menyusun laporan ini kami sudah berusaha sebaik
mungkin, namun tentu masih terdapat banyak kekurangan. Kami
berharap semoga laporan ini bisa menjadi bahan referensi bagi peserta
didik yang akan datang setelah kami. Dan kami menyadari bahwa dalam
penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Ricka Indriyana W., S. Farm Apt, selaku apoteker dan pemilik Apotek
Nusantara
2. Eko Susilo, S. Pd selaku guru pembimbing Praktek Kerja Lapangan
SMK Muhammadiyah Bandongan
3. Asma Lukita Wardhani, S. Farm Apt, selaku Kepala Kompetensi
jurusan Farmasi SMK Muhammadiyah Bandongan
4. Drs. Sularta, M. Pd selaku kepala sekolah SMK Muhammadiyah
Bandongan,
5. Panitia prakerin SMK Muhammadiyah Bandongan
6. Staf dan karyawan Apotek Nusantara
Magelang, Mei 2014

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL 1
HALAMAN PENGESAHAN 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 7
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) 8
C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) 8
BAB II TINJAUAN UMUM INSTITUSI PASANGAN
A. Ketentuan Umum Tentang Institusi Pasangan 9
B. Tugas dan Fungsi Institusi Pasangan 10
C. Pendirian Institusi Pasangan 11
D. Pencabutan Izin Institusi Pasangan 12
E. Pengelolaan Sumber Institusi Pasangan
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 13
2. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
a. Perencanaan 13
b. Pengadaan 13
c. Penyimpanan 14
d. Administrasi 14
e. Keuangan 15
F. Pelayanan di Institusi Pasangan
a. Pelayanan Resep/ Pesanan 16
b. Promosi dan Edukasi 16
c. Pelayanan Residensial (Home Care) 16
d. Pelayanan Obat Tanpa Resep 17
e. Pelayanan Narkotika 17
f. Perpajakan 18
BAB III PEMBAHASAN
A. Waktu, tempat, dan teknis pelaksanaan 19
B. Sejarah Institusi Pasangan 19
C. Tujuan Pendirian Institusi Pasangan 19
D. Pengelolaan
1. Sumber Daya Manusia (SDM) 20
2. Sarana dan Prasarana 20
3. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya
a. Perencanaan 21
b. Pengadaan 22
c. Penyimpanan 22
d. Keuangan 22
1) Pemasukan 23
2) Pengeluaran 23
E. Pelayanan 23
F. Perpajakan 23
G. Evaluasi Mutu Pelayanan 24
H. Strategi Pengembangan 25
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 25
DAFTAR PUSTAKA 26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan program khusus yang
harus dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sesuai
dengan kurikulum SMK. Program ini dilaksanakan di luar sekolah
dalam bentuk praktek kerja di dunia usaha/ industri (Instansi) dengan
mempertimbangkan struktur program kurikulum, kalender pendidikan,
dan kesediaan dunia usaha/ industri (Instansi) untuk dapat menerima
PKL ini.
Praktek Kerja Lapangan dimaksudkan untuk mendekatkan siswa
kepada tuntutan kerja/ industri, yang sekaligus diharapkan mampu
memberikan umpan balik kepada pihak dunia usaha/ industri, maupun
sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan formal, sehingga
diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang standar kualifikasi lulusan
SMK yang sesuai kebutuhan pasar kerja di dunia usaha/ industri serta
masukan-masukan yang berarti bagi pengembangan mutu pendidikan
khususnya di SMK Muhammadiyah Bandongan.
B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menghasilkan tenaga yang mempunyai keahlian profesional yaitu
tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos
kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
2. Memperoleh Link and Match antara sekolah dan dunia kerja.
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
yang berkualitas.
4. Memberi perngakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja
sebagai bagian dari proses pendidikan.
5. Diperoleh tamatan yang memiliki profil kemampuan yang sesuai
dengan bidang keahlian masing-masing.
6. Lulusan mempunyai keahlian profesional sesuai dengan tuntutan kerja.
7. Lulusan tidak ragu lagi dengan kemampuan yang dimilikinya karena
telah membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang sesuai.
8. Tumbuhnya kemandirian bagi para tamatan sehingga mampu
berwiraswasta yang dapat menyediakan lapangan kerja bagi dirinya dan
masyarakat sekelilingnya.

C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan


Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini diharapkan dapat menghasilkan Ahli Farmasi yang mampu
menjalankan peran dan fungsi sesuai dengan profesinya di bidang
kesehatan, khususnya farmasi berdasarkan sumpah, kode etik, peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian Ahli Farmasi
mampu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
BAB II
TINJAUAN UMUM INSTITUSI PASANGAN

A. Ketentuan Umum Tentang Institusi Pasangan


1.1 Defenisi Apotek
Berikut adalah beberapa definisi apotek :
1) Menurut PP No. 26 tahun 1965 tentang apotek Pasal 1, yang dimaksud
dengan apotik dalam Peraturan Pemerintah ini ialah suatu tempat
tertentu, dimana dilakukan usaha-usaha dalam bidang farmasi dan
pekerjaan kefarmasian.
2) Menurut UU No. 41 tahun 90 pasal 1 ayat 2, apotek adalah tempat
dilakukannya pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, penyimpanan dan penyerahan sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan lainnya
3) Menurut PERMENKES RI No. 922/MENKES/PER/X/1993, apotek
adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat.
4) Menurut KEPMENKES RI No. 1332/MENKES/SK/X/2002, apotek
adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran sediaan Farmasi, perbekalan Kesehatan lainnya kepada
masyarakat.
5) Menurut KEPMENKES RI No.1027/MENKES/SK/IX/2004, apotek
adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran Sediaan Farmasi, perbekalan Kesehatan lainnya kepada
masyarakat.
6) Menurut Peraturan Pemerintah no. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13,
apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker.
B. Tugas dan Fungsi Institusi Pasangan
Tugas dan fungsi apotek berdasarkan Peraturan Pemerintah No.25
tahun 1980, adalah sebagai berikut:
a. Tempat pengabdian profesi apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
b. Sarana farmasi yang telah melaksanakan peracikan, pengubahan
bentuk, pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat.
c. Sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat
yang diperlukan masyarakat secara luas dan merata.
d. Sebagai sarana pelayanan informasi obat dan perbekalan farmasi
lainnya kepada masyarakat.
C. Pendirian Institusi Pasangan
Sesuai dengan Keputusan MenKes RI No.1332/MenKes/SK/X/2002
Pasal 7 dan 9 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek,
yaitu:
a) Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Kantor Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota.
b) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota selambat-lambatnya 6 hari
setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada
Kepala Balai POM (Pengawasan Obat dan Makanan) untuk melakukan
pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan
kegiatan.
c) Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM
(Pengawasan Obat dan Makanan) selambat-lambatnya 6 hari kerja
setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan.
d) Dalam hal pemerikasaan dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan,
apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan
kegiatan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan setempat dengan
tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi.
e) Dalam jangka 12 hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan
sebagaimana ayat (3) atau persyaratan ayat (4), Kepala Dinas Kesehatan
setempat mengeluarkan surat izin apotek.
f) Dalam hasil pemerikasaan tim Dinas Kesehatan setempat atau Kepala
Balai POM (Pengawasan Obat dan Makanan) dimaksud (3) masih belum
memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan setempat dalam waktu 12 hari
kerja mengeluarkan surat penundaan.
g) Terhadap surat penundaan sesuai dengan ayat (6), apoteker diberikan
kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi
selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan sejak tanggal surat
penundaan.
h) Terhadap permohonan izin apotek bila tidak memenuhi persyaratan
sesuai pasal (5) dan atau pasal (6), atau lokasi apotek tidak sesuai dengan
permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Dinas setempat dalam
jangka waktu selambat-lambatnya 12 hari kerja wajib mengeluarkan
surat penolakan disertai dengan alasan-alasannya.

D. Pencabutan Izin Institusi Pasangan


Pencabutan izin apotek dapat dilakukan apabila sesuai dengan hal-hal
dibawah ini, yaitu:
a. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan yang telah di tetapkan
seperti ijazah yang terdaftar pada Departemen Kesehatan, melanggar
sumpah atau janji sebagai apoteker, tidak lagi memenuhi persyaratan
fisik dan mental dalam menjalankan tugasnya, bekerja sebagai
penanggung jawab pada apotek atau indrustri farmasi lainnya,
b. Apoteker tidak menyediakan, menyimpan dan menyerahkan
perbekalan farmasi yang bermutu dan terjamin keabsahannya atau,
c. Apoteker tidak menjalankan tugasnya dengan baik seperti dalam hal
melayani resep, memberikan informasi yang berkaitan dengan
penggunaan obat secara tepat, aman atau rasional atau,
d. Bila apoteker berhalangan melakukan tugasnya lebih dari 2 tahun
berturut-turut atau,
e. Bila apoteker melanggar perundang-undangan narkotika, obat keras
atau ketentuan lainnya atau,
f. SIK (Surat Izin Kerja) dicabut atau,
g. PSA (Pemilik Sarana Apotek) terbukti terlibat dalam pelanggaran
perundang-undangan dibidang obat atau,
h. Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
E. Pengelolaan Sumber Institusi Pasangan
1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia
Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola
oleh seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek,
apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan
memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat,
kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai
pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola sumber
daya secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan membantu
memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan
pengetahuan.
2. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Farmasi
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan dasar tindakan manejer untuk dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik. Dalam perencanaan pengadaan
sedian farmasi seperti obat-obatan dan alat kesehatan yang dilakukan
adalah pengumpulan data obat-obatan yang akan di tulis dalam buku
defacta. Sebelum perencanaan di tetapkan, umumnya di dahulukan oleh
prediksi atau ramalan tentang peristiwa yang akan datang.
b. Pengadaan
Pengadaan biasanya di lakukan berdasarkan perencanaan yang telah
di buat dan di sesuaikan dengan anggaran keuangan yang ada. Pengadan
barang meliputi: pemesanan, cara pemesanan, mengatasi kekosongan
dan pembayaran.
1) Pemesanan barang atau order dilakukan oleh asisten apoteker
berdasarkan catatan yang ada dalam buku habis berisi catatan barang-
barang yang hampir habis atau yang sudah habis di apotek. Sebelum
dilakukan order, obat yang tertulis dalam buku habis dicocokkan dengan
buku defacta.
2) Cara pemesanan barang dilakukan dengan menuliskan surat pesanan
(SP). Selain narkotika dan psikotropika meliputi tanggal, nomor pesanan,
kode supplie, nama barang, satuan barang, dan jumlah barang. SP akan
diambil selesman dari masing-masing PBF, apabila selesman PBF tidak
datang order bisa dilakukan melalui telpon (untuk obat selain narkotika
dan psikotropika)
3) Mengatasi pemesanan obat akibat waktu antara pemesanan dan
kedatangan barang yang lama.
4) Pembayaran dapat dilakukan dengan cara COD (Cast On Delivery) atau
kredit.
c. Penyimpanan
Obat atau barang dagangan yang sudah dibeli tidak semuanya
langsung dijual, oleh karena itu harus disimpan dalam gudang terlebih
dahulu.
Obat yang disimpan dalam gudang tidak diletakkan begitu saja, tetapi
disimpan menurut golongannya, yaitu :
1) Bahan baku disusun secara abjad dan dipisahkan antara
serbuk, setengah padat, bentuk cairan yang mudah menguap
agar disendirikan.
2) Obat jadi disusun menurut abjad, menurut pabrik atau
menurut persediaannya.
3) Obat-obat narkotika disimpan di lemari khusus sesuai dengan
persyaratan.
4) Obat-obat psikotropika (OKT) sebaiknya disimpan tersendiri.
d. Administrasi
Administrasi di apotek dibagi menjadi 2, yaitu :
1) Administrasi umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan
dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Administrasi pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien,
pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
e. Keuangan
Keuangan meliputi adminitrasi untuk uang masuk, uang keluar , buku
harian penjualan. Catatan mengenai uang masuk meliputi laporan
penjualan harian sedangkan uang yang keluar tercatat dalam buku
pengeluaran apotek.
F. Pelayanan di Institusi Pasangan
a. Pelayanan Resep/ Pesanan
Pelayanan resep di Apotek Nusantara prinsipnya sama dengan
apotek lainnya. Setelah pasien diperiksa oleh dokter, dokter langsung
menulis resep dan pasien menyerahkan resep tersebut ke Apotek
Nusantara. Setelah resep diterima, Asisten Apoteker (AA) memberi
harga, kemudian mengerjakan resep, meracik obat dan memberi etiket.
Setelah selesai, dilakukan pengecekan terlebih dahulu, apakah obat
sesuai dengan resep atau tidak. Kemudian resep yang telah dikerjakan
diserahkan ke bagian administrasi untuk diserahkan ke pasien. Dalam
penyerahan obat Asisten Apoteker selalu ramah, dan menerangkan
informasi tentang penggunaan, khasiat serta aturan pakai. Jika ada
pasien yang memerlukan copy resep, Asisten Apoteker memberikan copy
resep tertulis. Dan jika ada resep yang dibeli setengahnya, maka asisten
menuliskan copy resep. Resep yang telah dikerjakan kemudian disalin
pada buku yang memuat resep.

b. Promosi dan Edukasi


Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Apoteker dan Asisten
Apoteker selalu memberikan edukasi apabila masyarakat ingin
mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan
memilihkan obat yang sesuai. Dan kadang juga dilakukan dengan
menyebar brosur/ leaflet, dan lain-lain.

c. Pelayanan Residensial (Home Care)


Apoteker sebagai care giver diharapkan juga dapat melakukan
pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya
untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis
lainnya. Untuk aktiftas ini, apoteker harus membuat catatan berupa
catatan pengobatan (medication record).

d. Pelayanan Obat Tanpa Resep


Prosedur pelayanan obat tanpa resep di Apotek Nusantara adalah
sebagai berikut :
1. Melayani pasien dengan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.
2. Ditanya kebutuhan atau keluhan pasien.
3. Menawarkan obat yang sesuai dengan gejala dan harganya.
4. Pemberian informasi obat mengenai cara pakainya (PIO).
5. Transaksi jual beli.

e. Pelayanan Obat Narkotika dan Psikotropika


Apotek hanya boleh melayani resep narkotika dan psikotropika dari
resep asli atau salinan resep yang dibuat oleh Apotek itu sendiri yang
belum diambil sama sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak
melayani pembelian obat narkotika tanpa resep atau pengulangan resep
yang ditulis oleh apotek lain. Resep narkotika yang masuk dipisahkan
dari resep lainnya dan diberi garis merah di bawah obat narkotika dan
diberi garis biru untuk obat psikotropika.
f. Perpajakan
Pajak yang dibayarkan untuk usaha apotek diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2003, merupakan kebijakan pemerintah
yang mengatur mengenai Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha
yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki Peredaran Bruto
tertentu. Peredaran Bruto (omzet) merupakan jumlah peredaran bruto
(omzet) semua gerai/ counter/ outlet atau sejenisnya baik pusat maupun
cabangnya.
Maksud dan tujuan kebijakan pemerintah terkait dengan pemberlakuan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2003 ini didasari dengan maksud
:
a. Untuk memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan
perpajakan.
b. Mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi.
c. Mengedukasi masyarakat untuk transparansi.
d. Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam
penyelenggaraan negara.
Tujuan :
a. Kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban
perpajakan.
b. Meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi
masyarakat.
c. Terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban
perpajakan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Waktu, Tempat, dan Teknis Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan pada tanggal 10
Februari 2014 dan selesai pada tanggal 23 April 2014 di Apotek
Nusantara.
Di Apotek Nusantara jam kerja dibagi menjadi 2 sift, yaitu :
a. Sift pagi : 08.00-15.00 WIB
b. Sift siang : 14.00-21.00 WIB

B. Sejarah Institusi Pasangan


Apotek Nusantara berdiri pada tanggal 1 Agustus 2007. Apotek
Nusantara terletak di Jalan Magelang-Purworejo km. 5 no. 78 Magelang.
Pemilik Sarana Apotek (PSA) adalah Bapak Yohanes Effendi dengan
Apoteker Pengelola Apotek (APA) Ricka Indriyani W. S. Farm., Apt.

C. Tujuan Pendirian Institusi Pasangan


Tujuan pendirian apotek antara lain :
a. Penyalur perbekalan farmasi bagi masyarakat.
b. Penyalur informasi kesehatan bagi masyarakat.
c. Meningkatkan kesehatan masyarakat sekitar.
d. Membuka kesempatan kerja.
D. Pengelolaan
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Apotek Nusantara dikelola dengan baik dimulai dari struktur sampai
kinerja apotek dalam melayani masyarakat. Meski Apotek Nusantara
terbilang apotek baru tetapi kualitasnya tak kalah dengan apotek lainnya
hal ini dikarenakan pengelolaan apotek yang teratur. Pengelolaan apotek
meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
penilaian kinerja apotek.

2. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana di Apotek Nusantara :
1. Timbangan berat badan
2. Beberapa perlengkapan alat racik resep lainnya
3. Toilet
4. TV
5. Kipas angin
6. Komputer
7. Tempat parkir
3. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya a.
Perencanaan
Untuk menghindari kekosongan obat, maka harus dibuat perencanaan
yang baik. Di Apotek Nusantara setiap harinya dilakukan pengecekan
terhadap obat-obatan terutama obat-obat yang fast moving alias cepat
habis. Apabila ada obat yang habis atau menjelang habis maka ditulis
pada buku defecta, kemudian dari buku defecta nama-nama obat yang
akan dipesan diklarifikasikan sesuai dengan PBF-nya masing-masing
untuk kemudian ditulis pada surat pesanan (SP). Surat pesanan
diserahkan kepada distributor yang datang atau dapat melalui telepon.
Khusus untuk pemesanan melalui telepon surat pesanan diberikan
menyusul pada saat barang dikirim ke apotek. Pembayaran dapat
dilakukan secara tunai atau kredit.
b. Pengadaan
Pengadaan obat dan alat kesehatan yang berada di Apotek Nusantara
untuk saat ini berdasarkan kebutuhan dokter dan yang bersangkutan.
Proses pengadaan barang dilakukan dengan pemesanan terlebih dahulu,
dengan cara pengecekan pada barang yang telah atau hampir habis.
Pengecekan dilakukan setiap hari. Barang yang telah atau hampir habis
dicatat pada buku defecta dan dipindahkan ke Surat Pesanan (SP) yang
kemudian dipesankan ke PBF (Pedagang Besar Farmasi). Biasanya
pemesanan barang dilakukan melalui telepon ataupun langsung kepada
sales yang datang ke apotek. Untuk pemesanan obat golongan narkotika
dan obat golongan psikotropika dilakukan dengan menggunakan Surat
Pesanan khusus narkotika dan psikotropika.
c. Penyimpanan
Penyimpanan obat di Apotek Nusantara adalah menurut kelas terapi
dan sediaan farmasi. Obat-obat tersebut disimpan dengan rapi dan baik.
Disamping itu dalam penyimpanan juga digunakan pola FIFO (First In
First Out) yaitu barang yang datang lebih awal maka dikeluarkan lebih
dulu. Ada juga pola FEFO (First In Expired First Out) yaitu barang yang
tanggal expirednya/ kadaluwarsanya lebih awal maka dijual terlebih
dahulu.
Dan untuk obat golongan narkotika dan psikotropika, disimpan dalam
lemari khusus sehingga terpisah dengan obat lainnya.
d. Administrasi
Pengelolaan administrasi keuangan di Apotek Nusantara dibagi
menjadi 2, yaitu :
1. Administrasi Penerimaan Uang
Administrasi penerimaan uang di Apotek Nusantara diperoleh dari
resep dan penjualan bebas.
2. Administrasi Pengeluaran Uang
Administrasi pengeluaran uang di Apotek Nusantara dipergunakan
untuk biaya-biaya apotek, diantaranya :
a) Untuk biaya pegawai
b) Biaya pajak
c) Biaya operasional
d) Biaya listrik
e) Biaya telepon
f) Biaya PDAM
g) Peralatan administrasi apotek
h) Pemeliharaan inventaris apotek, dan biaya lainnya.
e. Keuangan
Di Apotek Nusantara keuangan meliputi administrasi untuk uang
masuk, uang keluar, buku harian penjualan. Meliputi :
b. Pemasukan
Catatan mengenai uang masuk meliputi laporan penjualan harian.
c. Pengeluaran
Uang yang keluar tercatat dalam buku pengeluaran apotek.

E. Pelayanan
Di Apotek Nusantara lebih ditekankan ke pelayanan, yaitu melayani
dengan slogan 5S alias senyum, sapa, salam, sopan, dan santun. Karena
hal ini akan mempengaruhi konsumen karena dengan pelayanan yang
baik dan ramah maka pasien akan merasa puas dan senang.

F. Perpajakan
Perpajakan di Apotek Nusantara diambil 1% dari apotek tersebut per
tahunnya.
G. Evaluasi Mutu Pelayanan
Evaluasi mutu pelayanan merupakan proses penilaian kinerja
pelayanan kefarmasian di apotek yang meliputi penilaian terhadap
sumber daya manusia (SDM), pengelolaan perbekalan sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian kepada pasien.
Di apotek Nusantara indikator yang digunakan untuk mengevaluasi
mutu pelayanan di apotek antara lain :
a. Tingkat kepuasan pasien: dilakukan dengan survey berupa angket atau
wawancara langsung.
b. Dimensi waktu, lama pelayanan diukur dengan waktu (yang telah
ditetapkan).
c. Prosedur tetap, untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang
telah ditetapkan.
Tujuan evaluasi mutu pelayanan adalah untuk mengevaluasi seluruh
rangkaian kegiatan pelayanan kefarmasian di Apotek Nusantara dan
sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian selanjutnya.

H. Strategi Pengembangan
Merespon kondisi pasar yang semakin positif dan dampak-
dampaknya, perusahaan atau badan usaha harus selalu mengubah
strategi dalam pemasaran. Tidak terkecuali upaya yang dilakukan
Apotek Nusantara. Sehubungan dengan itu, maka perlu dianalisis faktor
apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan
membeli obat di apotek. Strategi pengembangan di Apotek Nusantara :
1. Lokasi
2. SDM (Sumber Daya Manusia)
3. Kerjasama
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan calon Ahli Asisten apoteker
Farmasi di Apotik Nusantara dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Praktek Kerja Lapangan sangat bermanfaat bagi siswa Farmasi, karena
dapat menambah keterampilan, pengetahuan dan wawasan untuk calon
Asisten Apoteker di bidang kesehatan khususnya obat-obatan.
2. Sistem organisasi, administrasi, keuangan dan kepegawaian di Apotek
Nusantara telah berjalan dengan cukup baik.

B. Saran
1. Saran kepada pihak sekolah :
a. Sebaiknya pembekalan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kegiatan PKL lebih diperbanyak dan diperluas sehingga siswa dan siswi
dapat lebih mantap lagi dalam melaksanakan PKL.
b. Dan perlu adanya bimbingan kepada siswa –siswi yang akan PKL
bagaimana cara membuat laporan PKL.
2. Saran Untuk Apotek :
a. Meningkatkan pelayanan terhadap pemberian informasi obat dan
konseling kepada pasien.
b. Meningkatkan ketersediaan perbekalan farmasi.

Anda mungkin juga menyukai