KUNJUNGAN INDUSTRI
JURUSAN FARMASI
DISUSUN OLEH :
1. ABRELL WILLIAM Y.P (NISN)
Kunjungan industri dipilih untuk menambah pengalaman siswa/siswi tentang dunia kerja. Siswa/siswi dituntut untuk aktif mencari
informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia industri/dunia kerja. Kunjungan industri ini
dilakukan untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang industri dan dunia kerja. Siswa/siswi harus bisa membandingkan proses
produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh di sekolah. Siswa diwajibkan membuat laporan atas informasi yang di peroleh
selama kunjungan industri tentang perusahaan yang bersangkutan.
B. TUJUAN
Tujuan dari kegiatan kunjungan Industri ini adalah untuk mengenalkan
siswa/siswi SMK Kesehatan Bina Dharma pada dunia Industri dan dunia kerja.
C. MANFAAT
Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi siswa sebagai berikut:
1. Memperluas pengatahuan siswa dalam lingkungan dunia kerja.
2. Mendorong siswa agar mempunyai rasa kedisplinan dan tanggung jawab
3. Membantu siswa melaksanakan praktek kejar industri (Prakerin)
4. Mendorong siswa agar mempunyai minat bekerja di perusahaan.
5. Memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
suatu kegiatan pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun
kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan.
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan
kontaminasi
Produksi/peracikan
Pendistribusian
Dalam gedung
rawat jalan
Luar Gedung
Posyandu
Posbindu
Sekolah (UKS)
BakSos
Pendistribusian menurut permenkes RI No 74 2016
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan
jaringannya.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:
Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas;
Puskesmas Pembantu;
Puskesmas Keliling;
Posyandu; dan
Polindes.
PIO
Harus benar, jelas, mudah mengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, UP date dalam penggunaan obat yang rasional di
puskesmas
Pemusnahan menurut permenkes RI No 74, 2016
Pemusnahan Sediaan Farmasi, dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemusnahan Obat
Contohnya obat sirup yang menggunakan botol, harus di pecahkan atau dihancurkan
Pemusnahan resep
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 tahun dapat/harus dimusnahkan
Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker disaksikan sekurang-kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar
atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep, dan selanjutnya dilaporkan kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
A. Apotek Merdeka Timur
1. Definisi Apotek Menurut PerMenKes
Permenkes No. 9 Tahun 2017 mendefinisikan apotek sebagai sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh apoteker.
2. Sturuktur Organisasi
1. Pemilik apotek
2. Apoteker
3. Asisten apoteker
4. Kasir
5. Bagian gudang
6. Pembantu umum
7. OB
3. pekerjaan Kefarmasian
4. Jenis Obat Dan Alkes
5. Manajemen perbekalan farmasi
A. Perencanaan
Tentukan target, tentukan tujuan dari keseluruhan pekerjaan yang akan dilakukan
Memilih pemimpim tim kerja yang tepat
Tentukan tugas anggaran dan waktu
Atur secara logis
B. Pemesanan
Obat yang dipesan dari PBF dengan disertai SP (surat pemesanan) yang ditandatangani oleh apoteker sehingga ada
tanggung jawab oenuh terhadap obat yang akan dibeli
C. Penerimaan
Pengiriman barang disertai dengan faktur (memuat nama PBF, tanggal, jenis, dan jumlah barang), kemudian
dicocokan/pengecekan (ED, keadaan fisik obat sesuai dengan permintaan jenis dan jumlah obat). Jika sesuai, maka faktur
ditandatangani Apoteker/AA (nama terang, sk.cap, cap apotek) dan faktur asli akan diperoleh jika sudah melunasi
pembayaran obat-obat yang diperoleh dicatat dibuku De Fecta, menyangkut nama PBF yang mengirim barang, dan
nomor batch. Nomor batch penting karena sewaktu-waktu BPOM bias menarik obat tertentu dengan nomor batch
tertentu.
D. Penyimpanan
Penyimpanan obat dalam wadah asli (misal box, yang terdapat no. batch keterangan ED). Jika dipindahkan dari wadah
aslinya perlu dicatat kembali nama obat nama obat, kapan ED-nya, dan no. batch
- Harus ditata secara sistematis
- Bahan baku
- Obat jadi lebih baik disusun
- Almari khusus
- Obat dengan pensyaratan suhu dingin
- Obat generik
- Anti biotika
- Alat kesehatan
E. Produksi/peracikan
Proses produksi yang digunakan, menggunakan ban berjalan dan telah dilakukan secara otomatis mulai dari penyiapan
bahan baku, proses produksi itu sendiri (proses pencampuran pencetakan) sampai dengan packing atau pengemasan.
Masing – masing obat mempunyai jenis dan karakteristik tersendiri dalam proses produksinya walaupun ada beberapa
jenis obat yang mempunyai proses produksi yang hampir sama. Adanya karakteristik dan proses produksi yang berbeda –
beda menyebabkan masing – masing perusahaan juga mempunai perbedaan dalam proses produksinya
F. Pendistribusian
Pendistribusian oba di apotek bisa dialurkan dari pabrik sebagai produksi kemudian PBF sebagai penyalur lalu apotek
sebagai pelayanan dan pasien sebagai konsumen. Sebuah pabrik farmasi tidak diperbolehkan untuk menjual langsung
produk obat kepada konsumen. Obat narkotika dan psikotropika hanya bias dipesan melalui pabrik kimia farma dan PBF
kimia farmasi
G. PIO
Kegiatan PIO berupan penyediaan dan pemberian informasi obat yang bersifat aktif dan pasif. Pelayanan bersifat aktif
apabila apoteker pelayanan informasi obat memberikan informasi obat dengan tidak menunggu pertanyaan melainkan
secara aktif memberikan informasi obat, misalnya penerbitan bulletin, brosur, leaflet, seminar, dan sebagainya. Pelayanan
bersifat pasif apabila apoteker pelayanan informasi obat sebagai jawaban atas pernyataan yang diterima(Anonim,2006)
Menjawab pertanyaan mengenai obat dan penggunaannya merupakan kegiatan rutin suatu pelayanan informasi obat.
Pertanyaan yang masuk dapat disampai secara verbal (melalu telepon, tatap muka) atau tertulis (surat melalui pos, faxmili
atau e-mail) pertanyaan mengenai obat dapat bervariasi dari sederhana sampai yang bersifat urgent dan kompleks yang
membutuhkan penelusuran literature serta evaluasi secara seksama.
H. Pemusnahan obat
Pemusnahan obat kadarluwarsa atau rusak yang mengandung narkotikta dan psikotropika dilakukan oleh apoteker dan
disaksikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/K ota.
Jika obat tersebut adalah obat tablet atau obat sediaan padat dalam jumlah besah maka harus dihancurkan dengan cara
dibakar didalam insirator atau dilarutkan dengan air apabila obat sediaan padatnya dalam jumlah sedikit
Untuk obat sirup, sebaiknya dibuang di toilet. Sebab di dalam toilet terdapat bakteri pembusuk kotoran yang tidak
berfungsi apabila terkena obat tersebut. Prosedur ini harus diencerkan atau dicampur dengan air dan botolnya harus
dipecahkan/dihancurkan
I. Pemusnahan resep
Pemusnahan dibuktikan dengan berupa acara pemusnahan
Dilakukan oleh apoteker beserta petugas lain di apotek dengan cara dibakar
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan kunjungan industri di UPK PusKesMas PERUMNAS II dan Apotek Merdeka Timur, kami
mendapatkan pengalaman baru tentang industri kesehatan, dunia kerja, dapat membandingkan ilmu yang diperoleh di sekolah dan
di dunia kerja. Observasi yang kita lakukan secara nyata dang langsung dan pengembangan atas tugas yang diemban oleh kita
sebagai siswa/siswi dapat bermanfaat sebagai bekal untuk terjun dimasyarakat maupun didunia kerja
Segala puji bagi Allah.SWT yang maha pengasih dan maha penyayang sehingga laporan ini bisa selesai dan memberikan ilmu
yang bermanfaat. Apabila ada banyak kesalahan dalam laporan kami, kami mohon maaf, karena kami juga manusia seperti lainya
yang tak luput dari kesalahan. Demikian yang dapat kami sampaikan. Sekian terima kasih
B. Saran
Diharapkan program kunjungan industri yang rutin dilakukan oleh sekolah semoga tetap berjalan dari tahun ke tahun
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan mentri kesehatan no.1027 tahun 2014 tentang definisi apotek.
2. Peraturan menteri kesehatam no.75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Kasyarakat
3. https://gudangilmu.farmasetika.com
4. https://heryantinovianrasari.blogspot,co.id/p
5. https://farmakes.kemsesmgo.id
LAMPIRAN