Anda di halaman 1dari 4

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988
Vol 5, No. 2, Maret 2021
Situs web: Email: bahastra@fkip.uisu.ac.id
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra

ANALISIS KESULITAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM


PENERAPAN PEMBELAJARAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS
(HOTS) DI SMK SWASTA PARIWISATA PRIMA SIDIKALANG

POSMA
posmasianturi003gmail.com
Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Analisis Kesulitan Guru Bahasa
Indonesia dalam Pembelajaran Higher Order Thinking Skill (HOTS) di SMK Swasta
Pariwisata Prima Sidikalang. Permasalahan kesulitan belajar dalam pembelajaran HOTS
tersebut dideskripsikan berdasarkan dua aspek yang meliputi faktor kesulitan guru
dilihat dari inteligensi dan faktor kesulitan guru dilihat dari non-inteligensi guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Populasi dari penelitian ini adalah guru dan siswa di
SMK Swasta Pariwisata Prima Sidikalang yang menerapkan pembelajaran berbasis
HOTS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan belum siap atau kesulitan dalam
menerapkan pembelajaran berbasis HOTS. Pada aspek pelaksanaan pembelajaran, guru
masih belum memahami secara keseluruhan mengenai tentang K13 sehingga membuat
informan masih kesulitan dalam menentukan model pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran yang dibawakan. Guru juga masih kesulitan dalam penyusunan baik
dalam KI, KD, penyusunan silabus, penyusunan RPP yang sesuai dengan kurikulum
2013. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti juga menunjukkan bahwa pembelajaran
berbasis HOTS masih belum dipahami baik dalam pembelajaran HOTS, penyusunan
RPP yang berorientasi HOTS, penyusunan soal atau pertanyaan berbasis HOTS maupun
dalam format penilaian dalam pembelajaran yang berbasis HOTS.

Kata Kunci: Kesulitan Guru, Pembelajaran Berbasis HOTS, Pendidikan Bahasa


Indonesia.
Abstract. This study aims to determine the Analysis of the Difficulties of Indonesian
Language Teachers in Learning Higher Order Thinking Skills (HOTS) at Prima
Sidikalang Tourism Private Vocational School. The problem of learning difficulties
in HOTS learning is described based on two aspects which include teacher difficulty
factors seen from intelligence and teacher difficulty factors seen from teacher non-
intelligence in Indonesian language learning. The population of this study were
teachers and students at the Prima Sidikalang Tourism Private Vocational School
who implemented HOTS-based learning. The results showed, informants were not
ready or had difficulty implementing HOTS-based learning. In the aspect of
implementing learning, the teacher still does not fully understand about K13 so that it
makes informants still have difficulty in determining the learning model used in the
learning that is delivered. The results of research conducted by researchers also show
that HOTS-based learning is still not well understood in HOTS learning, HOTS-
oriented lesson plans preparation, preparation of questions or HOTS-based questions
or in an assessment format in HOTS-based learning.

Keywords: Teacher Difficulties, HOTS-Based Learning, Indonesian Language


Education

PENDAHULUAN kurikulum yang memiliki tugas untuk


Dalam kurikulum 2013 revisi 2016, membaca, memahami, menafsirkan, dan
guru tidak lagi diposisikan sebagai orang menjabarkan isi dan nilai yang terkandung
yang serba tahu tentang materi yang akan dalam kurikulum, kemudian mentransfer
diajarkannya, melainkan sebagai operator nilai dan isi tersebut kepada peserta didik

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 34


POSMA
ANALISIS KESULITAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM
PENERAPAN PEMBELAJARAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS
(HOTS) DI SMK SWASTA PARIWISATA PRIMA SIDIKALANG

melalui proses yang disebut pembelajaran. Berpikir adalah suatu proses


Pendidikan karakter dalam kurikulum 2013 simbolis (representasi mental) untuk
bertujuan untuk meningkatkan mutu proses memanipulasi informasi guna memecahkan
dan hasil pendidikan, yang mengarah pada masalah tertentu dan menghasilkan ide-ide
pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia kreatif. Berpikir merupakan suatu proses
peserta didik secara utuh, terpadu, dan kompleks yang terjadi dengan
seimbang, sesuai dengan standar kompetensi mengonstruksikan skema-skema kognitif
lulusan pada setiap satuan pendidikan. dan mengkategorikan setiap stimulus ke
Penerapan dalam HOTS masih sulit dalamnya. Berpikir juga disebut sebagai
diterapkan guru dalam pembelajaran proses memecahkan masalah. Berpikir
sehingga guru masih menciptakan soal yang berfungsi untuk memecahkan masalah,
hanya mengandalkan ingatan otak mengambil keputusan dan menghasilkan
dibandingkan dengan berfikir secara kritis. ide-ide kreatif.
Penerapan dalam penyusunan soal berbasis
HOTS masih sangat minim untuk diterapkan Taksonomi Bloom dianggap
dalam pembelajaran yang ada di sekolah. merupakan dasar bagi berpikir tingkat
Sesuai dengan pernyataan, permasalahan tinggi. Pemikiran ini didasarkan bahwa
yang muncul adalah cenderung berkaitan beberapa jenis pembelajaran memerlukan
dengan masih banyak guru yang proses kognisi yang lebih daripada yang
kebingungan dalam menerapkan lain, tetapi memiliki manfaat yang lebih
pembelajaran berbasis HOTS tersebut. Para umum. Pada taksonomi Bloom, terdapat
guru masih belum paham tentang enam jenjang yang tersusun mulai dari
penyusunan soal, sehingga mereka kesulitan kemampuan berpikir tingkat rendah (lower
tentang cara menerapkan dan menilai. order thinking skill) menuju pada
Meskipun pemerintah sudah melakukan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher
rangkaian berbagai kegiatan berupa order thinking skill). Kemampuan berpikir
pelatihan, seminar, dan sebagainya untuk tingkat rendah meliputi ranah pengetahuan,
implementasi kurikulum 2013 revisi 2016 pemahaman, dan aplikasi/penerapan.
yang benar. Masih banyak guru yang Sedangkan kemampuan berpikir tingkat
kebingungan dalam menerapkan tinggi meliputi ranah menganalisis,
pembelajaran berbasis HOTS dan mengevaluasi, dan mengkreasi.
penyusunan soal HOTS.
Guru adalah figur manusia sumber Kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang mencapai posisi dan memegang peran (High Order Thinking Skill) merupakan
penting dalam pendidikan. Pendidik atau proses berpikir yang tidak sekedar
guru merupakan tenaga profesional yang menghafal dan menyampaikan kembali
bertugas melaksanakan proses informasi yang diketahui. Kemampuan
pembelajaran, melakukan pembimbingan berpikir tingkat tinggi merupakan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian kemampuan menghubungkan,
dan pengabdian kepada masyarakat, memanipulasi, dan mentransformasi
terutama bagi pendidik pada perguruan pengetahuan serta pengalaman yang sudah
tinggi. Hal tersebut tidak disangkal karena dimiliki untuk berpikir secara kritis dan
lembaga pendidik formal adalah dunia kreatif dalam upaya menentukan keputusan
kehidupan guru. Guru memegang peranan dan memecahkan masalah pada situasi baru.
yang sangat strategis terutama dalam Secara umum, terdapat beberapa aspek yang
membentuk watak bangsa serta menunjukkan kemampuan berpikir tingkat
mengembangkan potensi-potensi siswa. tinggi yang dimiliki oleh seseorang yaitu
Kesulitan guru adalah adanya kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif,
masalah karena guru tersebut merasa tidak serta memecahkan masalah.
puas dengan apa yang sedang terjadi dan Soal disusun berdasarkan
dia memandangnya sebagai suatu yang kemampuan-kemampuan dasar dalam
perlu diprioritaskan (Hamalik, 2014: 12- berfikir kritis. Guru dapat menyusun soal
13). Kesulitan dalam proses pembelajaran seperti pada contoh yang diperkenalkan oleh
dapat diartikan sebagai suatu kondisi para peneliti, atau menyusun soal essay
dalam proses mengajar yang ditandai oleh dengan bentuk tersendiri. Salah satu
adanya hambatan tertentu bagi seorang kemampuan dasar dalam berfikir kritis yang
guru dalam kegiatan mengajarnya untuk juga terkait dengan penyelesaian masalah
memperoleh hasil yang ingin dicapai, (problem solving) adalah mencari solusi
hambatan itu mungkin disadari ataupun alternatif dengan memetakan jaringan
tidak disadari oleh seorang guru, baik permasalahan menggunakan peta pikiran
bersifat psikologis, sosiologis atau (mind map) atau grafik organizer lainnya.
fisiologis dalam proses mengajar (Asep, Solusi permasalahan dapat dicari dengan
2008: 7).
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
35
POSMA
ANALISIS KESULITAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM
PENERAPAN PEMBELAJARAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS
(HOTS) DI SMK SWASTA PARIWISATA PRIMA SIDIKALANG

mengusulkan solusi alternatif dan HASIL DAN PEMBAHASAN


dampaknya, kemudian memilih solusi yang 1. Hasil Penelitian
saling efektif dan efisien.
Kesulitan guru dalam menerapkan Dari hasil wawancara ada 21
pembelajaran HOTS merupakan masalah pertanyaan yang diajukan kepada setiap
yang perlu dicari penyelesaiannya, sehingga guru yang menjadi informan berkaitan
program pembelajaran sesuai dengan dengan implementasi Kurikulum 2013 dan
standar kompetensi yang diterapkan. kesulitan guru Bahasa Indonesia dalam
Permasalahan yang muncul adalah cara penerapan pembelajaran HOTS. Ada 3
mengetahui dan memperoleh informasi informan yang diwawancarai. Berdasarkan
tentang kesulitan guru dalam menyusun soal hasil wawancara, ditemukan 10 jenis
dalam bentuk HOTS. Materi ajar atau bahan kesulitan yang dialami guru Bahasa
ajar bahasa Indonesia secara umum harus Indonesia dalam penerapan pembelajaran
disesuaikan pada setiap jenjang pendidikan. HOTS, yaitu: 1)Penerapan model-model
Tujuannya agar bahan ajar tersebut sesuai pembelajaran, 2)Peranan guru dalam
dengan kebutuhan siswa, guru, serta pengembangan K13, 3)Strategi
kurikulum yang ditentukan. implementasi PPK dan pengembangan
HOTS, 4)Bentuk, jenis dan teknik penilaian
sesuai dengan K13, 5)Dalam hal
METODE PENELITIAN memahamkan proses konsep pembelajaran
Metode penelitian yang digunakan berorientasi HOTS, 6)Perbedaan
adalah metode penelitian deskriptif. penyusunan RPP berorientasi HOTS dengan
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk yang bukan HOTS dan penilaian dan
penelitian yang paling dasar. Ditunjukkan evaluasi pembelajaran, 7)Menerapkan
untuk mendeskripsikan atau desain pembelajaran dalam bentuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang pertanyaan dan peran guru dan peserta didik
ada, baik fenomena yang bersifat alamiah dalam proses pembelajaran HOTS,
ataupun rekayasa manusia. (Nana Syaodih 8)Menerapkan model pembelajaran
Sukmadinata, 2008: 72) berorientasi pada keterampilan berpikir
Dengan demikian jenis penelitian tingkat tinggi (HOTS) pada pembelajaran,
yang digunakan adalah kualitatif deskriptif 9)Format mengembangkan keterampilan
(descriptive qualitative). Karena pendekatan berfikir tingkat tinggi (HOTS),
kualitatif bersifat holistik (menyeluruh), 10)Implementasi penyusunan dan format
akan dideskripsikan secara menyeluruh kisi-kisi soal HOTS.
berupa kata-kata tertulis dari pernyataan
tertulis maupun lisan dari guru-guru tentang Dari hasil angket ada 14 komponen
bagaimana kesulitan guru Bahasa Indonesia pertanyaan (186 jenis kesulitan) yang
dalam menerapkan pembelajaran HOTS diuraikan pada angket yang diberikan
sesuai kurikulum 2013 di SMA St. Petrus kepada guru sebagai informan. Berdasarkan
Medan. Subjek penelitian atau informan angket yang diberikan kepada 3 guru
yang digunakan adalah guru. Guru yang ditemukan data beberapa kesulitan yang
menjadi sasaran utama untuk ditemukan dialami guru Bahasa Indonesia dalam
datanya. Dalam hal ini sasaran lain adalah penerapan pembelajaran HOTS. Dari 168
peneliti, siswa, guru lain, dan kepala jenis kesulitan yang diuraikan, ditemukan
sekolah. Ada 3 guru mata pelajaran Bahasa ada 47 (27,9%) jenis kesulitan yang dialami
Indonesia di SMK Swasta Pariwisata Prima guru bahasa Indonesia dalam penerapan
Sidikalang yang akan menjadi sasaran pembelajaran HOTS. Tidak ada informan
(subjek penelitian) utama untuk ditemukan (guru) yang menambahkan atau mengisi di
datanya. luar jenis kesulitan yang diuraikan dari 14
Teknik pengumpulan data komponen pertanyaan.
disesuaikan dengan teknik atau tahapan Analisis kesamaan jenis kesulitan
(prosedur) pengumpulan data sesuai alat yang dialami informan sesuai data temuan
(instrumen) data yang digunakan. Teknik dari hasil wawancara dan hasil angket. Ada
pengumpulan data yang digunakan adalah 10 jenis kesulitan yang ditemukan dari hasil
wawancara, dokumen, dan angket. Ada wawancara dan 47 jenis kesulitan dari hasil
beberapa teknik analisis data dalam angket. Untuk jenis kesulitan yang sama
penelitian kualitatif adalah: (1) analisis akan dibahas pada satu jenis kesulitan.
interaktif, (2) analisis mengalir, (3) analisis Artinya, jenis kesulitan yang ditemukan
domain, (4) analisis taksonomi, (5) analisis baik dari hasil wawancara dan angket akan
komponensial, dan (6) analisis tema. dipadukan, diurutkan, dan dianalisis.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


36
POSMA
ANALISIS KESULITAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM
PENERAPAN PEMBELAJARAN HIGHER ORDER THINKING SKILLS
(HOTS) DI SMK SWASTA PARIWISATA PRIMA SIDIKALANG

Tangerang: Tira Smart.


SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan Arikunto dan Suharsimi, 2017.Prosedur
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
disimpulkan bahwa:
1. Memahami Konsep Dasar K13 di SMK Emzir. 2010. Metodologi Penelitian
2. Memahami Dokumen Kurikulum 2013 Kualitatif: Analisis Data. Jakarta:
(K13) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Rajawali Pers.
di SMK
3. Memahami dan Mengembangkan Moleong, Lexy J. (2017).Metode Penelitian
Silabus Mata Pelajaran Bahasa Kualitatif, cetakan ke-36, Bandung:
Indonesia di SMK PT. Remaja
4. Memahami Penyusunan Rencana Rosdakarya Offset.
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Mulyasa, 2016. Pengembangan dan
Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Implementasi Kurikulum
5. Memahami dan Menerapkan Buku 2013.Bandung: PT Remaja
Teks Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Rosdakarya.
di SMK
6. Memahami Mengimplementasikan Puspita.2014. Kesulitan Guru dalam
Kurikulum 2013 (K13) Mata Pelajaran Melaksanakan Pembelajaran K13.
Bahasa Indonesia SMK
7. Memahami dan Menerapkan Retnawati. 2015. Kurikulum 2013 Masalah
Proses/Tahapan Pelaksanaan dalam Pelaksanaan Kurikulum 2013.
Pembelajaran sesuai K13 pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
8. Memahami dan Menerapkan Model Kombinasi(Mixed Methods).
(Pendekatan/ Strategi/Metode) Bandung: Alfabeta.
Pembelajaran sesuai Kurikulum 2013
(K13) pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di
9. Jenis Kesulitan dalam Memahami dan
Menerapkan Penilaian Pembelajaran
sesuai Kurikulum 2013 (K13) pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
SMK
10. Jenis Kesulitan dalam Memahami
Konsep Pembelajaran Berorientasi
HOTS pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di
11. Jenis Kesulitan dalam memahami
Penyusunan RPP berorientasi HOTS
pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMK
12. Jenis kesulitan dalam memahami dan
menerapkan Desain Pembelajaran
Berorientasi pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di
13. Memahami dan menerapkan Model-
model Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
(HOTS) pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di SMK
14. Memahami dan menerapkan Konsep
dan Penyusunan Soal HOTS pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia di SMK

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Sani, Ridwan, 2019.


Pembelajaran Berbasis Higher Order
Thinking Skills (HOTS),

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


37

Anda mungkin juga menyukai