Anda di halaman 1dari 26

PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

DWI AGUSTINA RAHAYU, M.Pd

UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI


BAHAN KAJIAN
1. Hakekat manusia dan pengembangannya
2. Pengertian dan unsur-unsur pendidikan
3. Landasan dan asas pendidikan
4. Pendidikan sebagai suatu sistem
5. Pemikiran dan antisipasi terhadap masa depan
6. Karakteristik sistem pendidikan Nasional Indonesia
7. Pendidikan masa depan menghadapi abad 21
 Siyono. 2000.
 Redja Mudyaharja. 2008. PENGANTAR
PENGANTAR PENDIDIKAN. PENDIDIKAN. Jombang :
Jakarta : PT Raja Grafindo STKIP PGRI.

 Umar tirtarahardja, La Sula.  Depdikbud. 1991.


2000. PENGANTAR PEDOMAN
PENDIDIKAN. Jkt: Rineka
PELAKSANAAN
Cipta
PEMBAHARUAN SISTEM
PENDIDIKAN TENAGA
KEPENDIDIKAN DI
INDONESIA. Jakarta : Dikti
GLOBAL T R A D E

Buku sumber :
• I. Hakikat Manusia dan Pengembangannya

» Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud


Pendidikan dan manusia
membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi
kemanusiaannya.
Oleh karena itu, adalah sangat strategis jika pembahasan tentang
hakikat manusia ditempatkan pada bagian pertama dari seluruh
pembahasan tentang pendidikan. Dengan demikian hakikat manusia
menjadi titik tolak untuk bembahasan selanjutnya.

» Sedangkan hakikat manusia diartikan sebagai ciri-


ciri (karakteristik) yang secara prinsip membedakan
manusia dari hewan, walaupun manusia dengan
hewan banyak kemiripan terutama segi biologisnya.
» Hakikat manusia yang dikemukakan oleh paham
KSISTENSIALISME adalah :
1. memiliki kemampuan menyadari diri
2. memiliki kemampuan bereksistensi
3. memiliki kata hati
4. memiliki moral
5. memiliki rasa tanggungjawab
6. memiliki rasa kebebasan
7. memiliki hak dan kewajiban
8. memahami hakekat kebahagiaan
(sumber : Umar,T. 2000)
»Manusia sebagai makhluk hidup Identitas bangsa
umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :

1. Organ tubuhnya kompleks dan sangat kusus


terutama otaknya.
2. Mengadakan metabolisme.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan dari
dalam dan luar.
4. Memiliki potensi untuk berkembangbiak.
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinteraksi dengan lingkungan.
7. Bila masanya datang akan mati
(Sumber : (Maskoeri, J . 2000)
Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21
Ciri Abad 21 Model Pembelajaran
Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik
Informasi (Kurtzweil Goegle) mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan
(tersedia dimana saja, kapan saja) diberi tahu

Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan


Komputasi (Moore-Koomey Intel) masalah [menanya], bukan hanya menyelesaikan
(lebih cepat memakai mesin) masalah [menjawab]

Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir


Otomasi (Ford Mobil) prosedural dan metakognitif bukan melaksanakan
(menjangkau segala pekerjaan rutin) kegiatan mekanistis [rutin]

Komunikasi (Metcalfe Ekonom) Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan


(dari mana saja, ke mana saja) kolaborasi dalam menyelesaikan masalah

Pengetahuan (Ackoff Manajemen)


(dibentuk melalui data  informasi) Pembelajaran berbasis aktivitas melalui pengamatan dan
pengolahan serta hasilnya berupa ciptaan yang
dikomunikasikan
Diseminasi (Horowitz Manajemen)
(Nilai informasi = sebarannya)
A. Landasan Konstitusional

a. Pendidikan menurut Undang-Undang Yang satu menceritakan


1945 Undang –Undang Dasar 1945
adalah merupakan hukum tertinggi di tentang pendidikan dan yang
Indonesia. Pasal – pasal yang bertalian satu menceritakan tentang
denganpendidikan dalam Undang – kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1
Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal,
yaitu pasal 31 dan Pasal 32. berbunyi :

Tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran.


Dan ayat 2 pasal ini berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pengajar Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan
nasional Indonesia.an nasional, yang diatur dengan Undang – Undang
B. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

 Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila


dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.

Pasal 3 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan


kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
7
TAKSONOMI TUJUAN
INSTRUKSIONAL

Kognitif

Afektif Psikomotor

Bloom
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

Kemampuan Nilai dan Sikap Keterampilan


Berpikir (Affective) (Psychomotor)
(Cognitive)
C6 Kreasi A5 Menjadikan pola P5 Naturalisasi
(creation) hidup (naturalization)
(characterization) P4 Perangkaian
C5 Evaluasi
(evaluation) (articulation)
A4 Mengatur diri
C4 Analisis (organization) P3 Ketepatan
(analysis) (precision)
A3 Menghargai P2 Penggunaan
C3 Penerapan
(valuing) (manipulation)
(application)
C2 Pemahaman A2 Menanggapi P1 Peniruan
(comprehension) (responding) (imitation)
C1 Ingatan
(knowledge) A1 Menerima
(receiving)
Kawasan tujuan intruksional pendidikan menurut
” Bloom”
1. Kawasan kognitif, berorientasi kepada kemempuan
”berpikir” yaitu mulai dari mengingat sampai dengan
kemampuan memecahkan masalah (problem solving)
 Ada 6 tingkatan : berturut-turut dari yaitu :
Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Analisis,
Sintesis,dan Evaluasi
2. Kawasan Afektif, berhubungan dengan ”perasaan,
emosi, nilai-nilai norma, sikap dan prilaku” yaitu mulai
dari pengenalan sampai kepada pengamalan
 Ada 6 tingkatan : berturut-turut dari yang rendah
yaitu : pengenalan, Pemberian respon,
Penghargaan terhadap nilai norma,
Pengorganisasian dan tertinggi Pengamalan.
3. Kawasan Psikomotorik, berorientasi kepada
”ketrampilan yang berhubungan dengan anggota tubuh
atau tindakan syaraf dan otot” biasanya dilihat dari
ketrampilan menulis, berbicara, olahraga dan
ketrampilan teknis
 Ada 6 tingkatan : berturut-turut dari yang rendah
yaitu : Imitation, Manipulation, Precision,
Articulation, dan terttinggi Naturallization.
(sumber ; Suciati. 2000)
PANDANGAN ALIRAN FILSAFAT TERHADAP PENDIDIKAN
No. Aliran Pandangan

1. Naturalisme segala kenyataan yang bisa ditangkap oleh pancaindra sebagai


kebenaran yang sebenarnya: (realisme, materialisme, positivisme
dsb)
2. Realisme Menekankan pada pengakuan adanya kenyataan hakiki yang objektif,
di luar manusia, kenyataan hakiki yang objektif itu ada secara
praeksistensi yakni mendahului dan lebih utama dari keberadaan
manusia beserta kesadarannya.

3. Positivisme:  Kalau sesuatu itu memang ada, maka adanya itu pastilah dapat
diamati dan atau diukur;
 Nilai-nilai bersifat absolut dan abadi yang berdasarkan hukum alam.
Oleh karena itu, pendidikan tidak lain dari usaha untuk mengajarkan
berbagai disiplin pengetahuan terpilih sebagai pembimbing
kehidupan yang terbaik, seperti sejarah, bahasa, IPA, dan
matematika

13
4. Idealisme  Hakekat kenyatan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang
dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide
sebagai kebenaran bersifat spritual atau mental.
 Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenaran atau nilai sejati
yang absolut
 Pendidikan adalah kegiatan intelektual untuk membangkitkan ide-ide yang
masih laten, antara lain melalui introspeksi dan tanya jawab.
 Sekolah berfungsi membantu siswa mencari dan menemukan kebenaran,
keindahan dan kehidupan yang luhur

5. Pragmatisme segala sesuatu harus dinilai dari segi kegunaan praktis.


Penerapan konsep pragmatisme secara eksperimental melalui
lima tahap yaitu:
1. situasi tak tentu, yaitu timbulnya situasi ketegangan di
dalam pengalaman yang perlu dijabarkan secara spesifik
2. diagnosis . Yakni mempertajam masalah termasuk
perkiraan faktor penyebabnya
3. hipotesis. Yakni penemuan gagasan yang diperkirakan dapat
mengatasi masalah

14
4. Pengujian hipotesis …. Yakni pelaksnaan berbagai hipotesis dan
membandingkan hasilnya serta implikasinya masing- masing jika
dipraktekkan
5. Evaluasi …. Yakni mempertimbangkan hasilnya setelah
hipotesis terbaik dilaksanakan

Pendidikan adalah suatui proses eksperimental, dan metode yang


penting adalah metode pemecahan masalah.

6. Progresivisme Menentang pendidikan tradisional serta mengembang- kan


prinsip-prinsip:
1) Anak harus bebas, agar dapat berkembang secara wajar
2) Penumbuhan minat melalui pengalaman langsung untuk
merangsang belajar
3) Guru harus menjadi peneliti dan pembimbing kegiatan
belajar
4) Harus ada kerjasama sekolah dan rumah
5) Sekolah progresif’ harus merupakan laboratoerium untuk
melakukan ekperiemntasi
7. Filsaafat Pokok pendapat aliran ini bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta termasuk manusia
Keagamaan sebagai penciptaan tertinggi, hakekat manusia adalah kesatuan tubuh dan jiwa, manusia
dapat mencapai pengetahuan mutlak asalkan dengan mengunakan akal dan iman dan
sebagainya

15
SIKAP DAN POLA PIKIR
IQ – EQ – SQ
Sikap dan Pola Pikir Kebermaknaan
Holistik
(Mengutamakan Kebermaknaan yang lebih
Besar)

Sikap dan Pola Pikir Integralistik (Tim


Sinergis melalui Pemahaman Emosi Diri
Sendiri dan Emosi Orang Lain)

Sikap dan Pola Pikir yang berhubungan


dengan Ketrampilan Teknis dalam
Menjalankan Pekerjaan
MEMBANGUN IQ
SUMBER INFORMASI PERAN GURU FASILITATOR

BEL. KREATIF
EVALUASI

SINTESIS
PEMBELAJARAN
ANALISIS

BEL. RESEPTIF APLIKASI

MEMAHAMI

INGATAN
PENDIDIKAN GAGAL MENJALANKAN FUNGSINYA MEMBANGUN
KEPRIBADIAN BERMUTU KARENA HANYA MENGUTAMAKAN
PENGEMBANGAN INTELEKTUAL

INTELEKTUAL PARA AHLI PSIKOLOGI


SEPENDAPAT BAHWA IQ
ADALAH PEMBANTU
RATA-RATA HANYA 6 %
YANG BAIK, NAMUN DAN MAKSIMAL 20%
IA ADALAH SEBAGAI FAKTOR
PENGUASA YANG PENENTU SUKSES,
BURUK SELEBIHNYA 80%
ADALAH FAKTOR LAIN
TERUTAMA EQ DAN
SQ
EQ TINGGI
ADALAH KEMAMPUAN

BEREMPATI, MENGUNGKAPKAN DAN MEMAHAMI


PERASAAN, MENGENDALIKAN AMARAH, KEMANDIRIAN,
KEMAMPUAN MENYESUAIKAN DIRI, DISUKAI, KEMAMPUAN
MEMECAHKAN MASALAH ANTAR PRIBADI, KETEKUNAN,
KESETIAKAWANAN, KERAMAHAN, DAN SIKAP HORMAT.
KOLESTROL EQ
MARAH, CEMBURU, TIDAK NYAMAN, DENGKI, KEBENCIAN, KASIHAN PD
DIRI SENDIRI, CEMAS, DEPRESI, JENGKEL, MERASA BERSALAH, MALU,
MENYESAL, IRI, DLL,

MARAH
SIAPUN BISA MARAH. MARAH ITU MUDAH. TETAPI MARAH PADA
ORANG YANG TEPAT DG KADAR YG SESUAI, PD WAKTU YG TEPAT
DEMI TUJUAN YG BENAR DAN DG CARA YG BAIK, BUKANLAH HAL
YG MUDAH.
= EQ =
EQ ADALAH KEMAMPUAN MERASAKAN, MEMAHAMI
DAN SECARA EFEKTIF MENERAPKAN DAYA DAN
KEPEKAAN EMOSI SEBAGAI SUMBER ENERGI,
INFORMASI, KONEKSI DAN PENUH PENGARUH
MANUSIAWI

BUKTI NEUROLOGIS TERAKHIR MENUNJUKKAN BAHWA EMOSI ADALAH BAHAN


BAKAR YANG TIDAK TERGANTIKAN BAGI OTAK AGAR MAMPU MELAKUKAN
PENALARAN YANG TINGGI
MOTUS - ANIMA
JIWA YG MENGGERAKKAN INDIVIDU
Anak-anak membutuhkan
kasih sayang, terutama
ketika mereka tidak pantas
mendapatkannya.

Jika ingin mengukur manusia berkualitas, maka


pita pengukur mestinya diletakkan di sekeliling
hatinya bukan di kepala.
SQ ATAU KS

SQ ADALAH KECERDASAN YANG BERTUMPU PD


BAGIAN TERDALAM DALAM DIRI PRIBADI
(THE INNER SPIRIT – THE HIDDEN POWER)
YG BERHUBUNGAN DG KEARIFAN, DI LUAR
EGO ATAU KESADARAN JIWA.

TIDAK HANYA UNTUK MENGETAHUI NILAI, TETAPI


SECARA KREATIF MENEMUKAN NILAI BARU.
SQ BUKAN KECERDASAN
RELIGIOUS
MENGGUNAKAN SQ UTK LEBIH CERDAS MENJALANKAN
AJARAN AGAMA, DPT MEMBANGUN KEHIDUPAN
MENJADI LUAR BIASA.

SQ MAMPU MELIHAT KESATUAN DI BALIK


PERBEDAAN, POTENSI DI BALIK EKSPRESI NYATA.
ADA ROH ESENSIAL DI BELAKANG SEMUA AGAMA
BESAR
SQ TINGGI MENJALANKAN AGAMA DG BAIK, NAMUN TIDAK
PICIK, EKSKLUSIF, FANATIK EKSTRIM ATAU PRASANGKA.

IQ - EQ - SQ DIBANGUN MELALUI “SEKOLAH


KEHIDUPAN”, KELUARGA, SEKOLAH,
MASYARAKAT, ATAUPUN DI TEMPAT KERJA
Thank You

Anda mungkin juga menyukai