2780192.pdf File
2780192.pdf File
Nomor : 01.02.4.001/DIR/I/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan
segala proses di bidang Pelayanan Intensive di Rumah Sakit Ibu
dan Anak Bunda.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan intensive yang komprehensif, aman,
nyaman sesuai standar yang ditetapkan bagi pasien dan
keluarga
b. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat untuk
menurunkan angka kematian dan kesakitan yang didukung
peralatan yang canggih, kewaspadaan yang tinggi dan
sumber daya yang handal
c. Mengutamakan keselamatan baik pasien maupun staf dalam
setiap aktifitas yang berlangsung di Unit Perawatan Intensive
Care, dengan mengikuti pedoman keselamatan kerja dan
keselamatan pasien Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda
d. Mengoptimalkan penanganan pada pasien yang memerlukan
pemantauan ketat hemodinamik
e. Mencegah dan mengendalikan infeksi dalam setiap tindakan
baik bagi pasien maupun petugas Unit Perawatan Intensive
Care, dengan mengikuti pedoman pencegahan dan
pengendalian infeksi Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda .
f. Mencegah cacat dan kematian serta menurunkan lama rawat
di unit Perawatan Intensive Care dengan pelayanan yang
optimal
E. Landasan Hukum
1. Undang – Undang republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009,
tentang Rumah Sakit.
3. Undang-undang Republik Indonesia no 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437).
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah
Daerah Kab/Kota.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 148 tahun 2010
tentang Izin dan Penyelenggaran Praktik Keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1144 tahun 2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1045
tahun 2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.
10.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1778/Menkes/Sk/XII/2010 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) Di Rumah Sakit
11.Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor
Hk.02.04/I/1966 /11 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care Unit (ICU) Di
Rumah Sakit
12.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1333/Menkes/SK/XII/1999 Standar Pelayanan Rumah Sakit
13.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/Menkes/SK/II/2008, tentang standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit.
14.Hospital Accreditation Standard 3rd Edition - Joint Commission
International.
15.Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan, PERDICI,ISDAI. Standar Pelayanan ICU. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta.2009.
16.Direktorat Pelayanan Medik dan Gigi dasar, Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan RI, Standar
Pelayanan High Care Unit (HCU), 2005
17.Direktorat keperawatan dan keteknisan medik standar
pelayanan keperawatan di ICU Direktorat Jendral Pelayanan
Medik, Departemen Kesehatan RI, 2006
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan,
baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun pihak swasta
yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan baik
kesehatan dasar, rujukan maupun penunjang, di dalam menjalankan
fungsinya diharapkan senantiasa memperhatikan fungsi sosial dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
B. Distribusi ketenagaan
Dalam pendistribusian tenaga perawat dibagi dalam 4 shift yaitu
pagi, sore, malam dan libur malam dengan pembagian masing –
masing shift antara 3 – 4 perawat.
C. Pengaturan Jaga
Nama Peran Pagi Sore Malam
Dokter Jaga
Karu
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruang
N
NAMA ALAT MEDIS JUMLAH
O
1 Tempat tidur 7
2 Incubator 2
3 Pasien Monitor 9
4 Ventilator Dewasa / anak 4
5 Ventilator Bayi / anak 2
6 Ventilator Transport 1
7 Neopuff 1
8 Stetoskop Dewasa 7
9 Stetoskop Anak 1
10 Stetoskop bayi 1
11 Pressure bag 7
12 Syringe Pump 12
13 Infus pump 21
14 Trolley pasien 7
15 Trolley emergency 1
16 Defibrilator 1
17 Feeding pump 1
18 Ambu Bag Dewasa 6
19 Ambu Bag Anak 1
20 Ambu bag bayi 1
21 Ambu PEEP 5 cmH2O 2
22 Ambu PEEP 10 cmH2O 2
23 Termometer 2
24 EKG 1
25 Alat GDS 1
26 Film Viewer Triple 1
27 Lampu sorot 1
28 CRRT 1
29 Sterilan botol bayi 1
N
NAMA ALAT JUMLAH
O
1 Komputer 3
2 Ergotron 2
3 Printer 1
4 Telefon 4
5 Meja kerja 1
6 Meja Nurse Station 1
7 Meja KAbinet 2
8 Kursi Kerja 6
9 Lemari KAbinet 1
10 Lemari Buku 1
11 Lemari File Psien 1
12 Trolley alkes mobile 1
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
2) Sistem pernafasan
a) Kegagalan pernafasan akut yang memerlukan bantuan
ventilator
b) Pasien yang menunjukkan gangguan pernafasan
c) Pernapasan kegagalan dengan intubasi segera
3) Sistem saraf
a) Perdarahan Intrakranial dengan resiko herniasi
b) Perdarahan akut subarachnoid
c) Meningitis dengan perubahan status mental atau
gangguan pernapasan
d) Gangguan sistem saraf pusat atau neuromuskuler dengan
fungsi neurologis atau paru
e) Status epilepsi
f) Vasospasme
g) Cedera kepala berat
4) Overdosis obat
a) Hemodinamik tidak stabil setelah menelan obat
b) Konsumsi obat dengan perubahan status mental yang
signifikan dengan perlindungan jalan nafas yang tidak
adekuat
c) Kejang setelah menelan obat
14. Pasien yang keluar dari ICU/NICU hanya dapat dilakukan antara
jam 08.00 – 20.00 kecuali ada pernyataan lain
15. Sebelum pasien dipindahkan, konsultan ICU/NICU atau dokter
yang didelegasikan memiliki kewajiban untuk memastikan daftar
obat yang akan diteruskan di bangsal perawatan sudah dilengkapi
BAB V
LOGISTIK
A. Tujuan
Tujuan dari pengadaan logistik sendiri adalah untuk menunjang
operasional harian agar dapat berjalan dengan lancar demi
keamanan dan keselamatan pasien dan petugas.
No NAMA BARANG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
No NAMA BARANG
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
C. Perencanaan
Perencanaan pengadaan barang disesuaikan jenis barang. Untuk
pengadaan barang fix asset dilakukan rencana budgeting pada
setiap akhir tahunnya. Barang dengan permintaan menggunakan
form SPPB (Surat Pengeluaran Permintaan Barang) untuk gudang
farmasi dilakukan pada hari Senin dan Kamis sedangkan untuk
gudang umum permintaan dilakukan pada hari Rabu dan Jum’at
D. Pemesanan
Jenis pemesanan dapat berupa :
1. Fix Asset
Pemesanan barang yang sifat barangnya tidak habis pakai
( menjadi asset ) Baik yang terdaftar sebagai budget tahunan
maupun permintaan di luar Budget ( jika ada perluasan,
permintaan barang baru yang sifatnya tidak bisa ditunda)
2. Purchaising Request
Bagian purchasing akan memproses pemesanana setiap
permintaan barang baik Fixxed Asset maupun non fixxed
asset
3. SPPB
Pemesanan barang melaui SSPB baik ke gudang umum
maupun gudang Faramsi. Barang yang sudah dipakai (barang
habis pakai) dapat berupa service unit yang menjadi beban
unit.
E. Penggunaan
Penggunaan barang disesuaikan dengan kebutuhan. Agar tidak
terjadi kerusakan staff harus memelihara alat/barang dengan
sebaik mungkin. Barang harus dilakukan perawatan harian,
pengecekan berkala oleh petugas bio medik dan jadwal kalibrasi.
Penggunaan barang harus efektif dan efisien. Seluruh staff
memiliki tanggung jawab terhadap alat/barang yang ada di area
kerjanya.
F. Penarikan
Jika terjadi kerusakan alat/barang dilakuakn proses pengajuan
work order dan jika barangnya tidak dapat diperbaiki dan harus
diganti maka dilakukan mutasi barang. Untuk barang-barang yang
kadaluarsa dilakukan proses retur
G. Monitoring
Monitoring dilakukan dengan melakukan inventaris tiap shift. Jika
terjadi ketidak sesuaian barang segera dilakukan penelusuran.
H. Evaluasi
Evaluasi alat/barang dilakukan tiap bulan dalam bentuk laporan
bulanan dan tiap tahun dalam bentuk laporan tahunan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan
oleh staff dengan mengutamakan keselamatan dan kemanaan bagi
pasien serta untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat menjalankan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Tercapainya International Patient Safety Goals
A. Pengertian
Kesehatan & Keselamatan Kerja adalah upaya untuk memberikan
keselamatan dan peningkatkan derajat kesehatan para pekerja
dengan cara pencegahan penyakit dan kecelakaan akibat kerja,
pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi
B. Tujuan
Menurut mangkunegara (2002, p. 165) bahwa tujuan dari
kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan
sebaik-baiknya seselektif mungkin.
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan gizi pegawai.
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan
partisipasi kerja.
6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja.
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam
bekerja
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengertian Mutu
Mutu adalah............
Indikator Mutu layanan Intensive Care (ICU/NICU) ada tiga yaitu :
1. kepatuhan staff dalam melakukan hand hygiene sesuai five
moment pedoman WHO,
2. kepatuhan staff dalam melakukan identifikasi pasien dengan
benar
3. kepatuhan staf dalam melakukan pencatatan obat high alert
(KCL).
2. Identifikasi Pasien
Unit kerja : Departemen Keperawatan, Medis, dan Clinical Support
Nomor : IPSG 1
Indikator
Nama : Kepatuhan Identifikasi Pasien Dengan Benar
Indikator
Rasional : Salah pasien sering terjadi hampir di semua aspek diagnosis
dan pengobatan. Pasien mungkin dibius, disorientasi, atau
tidak sadar penuh. Pasien dapat berganti kamar atau nomor
tempat tidur, ruangan perawatan dalam rumah sakit. Pasien
dapat terjadi gangguan sensori, atau situasi-situasi lain yang
dapat menimbulkan kesalahan dalam identifikasi yang benar.
Data risk register menunjukkan bahwa permasalahan
identifikasi pasien ini sudah termasuk dalam kategori
peringkat risiko yang high risk
Tipe : Pengukuran Outcome
Indikator
Dimensi : Keselamatan Pasien
Mutu
Difinisi : Identifikasi pasien dengan benar adalah identifikasi
Operasional yang dilakukan dengan menggunakan dua identifikator
yaitu nama lengkap dan tanggal lahir pasien
Identifikasi yang dimaksudkan adalah melakukan
identifikasi positive dimana meminta pasien untuk
menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir.
Identifikasi dilakukan setiap sebelum melakukan
pemberian obat-obatan (peroral, intravena, intramuscular,
atau rute lainnya), sebelum pemberian darah atau produk
darah, sebelum pengambilan darah atau spesiemen lain
untuk tes klinis, sebelum melakukan proses pengobatan
atau prosedur lainnya.
Proses identifikasi juga diamati terhadap proses
memberikan label kontainer yang digunakan untuk
pemeriksaan darah dan specimen lain dilakukan dihadapan
pasien.
Proses identifikasi dilakukan oleh semua staf yang
bertanggungjawab dalam melakukan semua prosedur di
atas.
Kepatuhan identifikasi pasien dengan benar adalah
tingkat kepatuhan staf dalam melaksanakan proses
identifikasi pasien dengan benar sesuai ketentuan di atas.
Monitoring dilakukan di unit-unit yang dibawah
Departemen Keperawatan, Departemen Pelayanan Medik,
Departemen Penunjang Medik
Pengamatan dilakukan pada semua petugas, dengan
minimal 2 proses identifikasi untuk setiap petugas.
Frekuensi : Tiap bulan
Pengumpula
n Data
Metoda : Observasi
Pengumpula
n Data
Periode : Tiap bulan
Analisa
Deskripsi : Presentase kepatuhan identifikasi dengan benar yan dilakukan
Indikator oleh petugas dalam satu bulan. Numerator dibagi dengan
denominator dikalkan dengan 100%.
Pembilang : Jumlah proses yang diamati yang melakukan identifikasi
[Numerator] pasien dengan benar dalam satu bulan
Penyebut : Jumlah proses yang yang diamati dalam bulan yang sama
[denominat
or]
Sumber : Keperawatan, Medikal, dan Clinical Support
Data
Standard : 100%
PJ Indikator : Kepala Unit Perawatan
PJ
Pengumpul
Data
Yang : Quality Improvement and Patient Safety Committee
Melakukan Hospital Main Committee
Analisa
2. High Alert
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini juga menjadi acuan kepada seluruh staff yang bekerja di
ICU/NICU baik staff lama atapun staff yang baru bergabung.
Khusus untuk staff yang baru, pedoman ini akan dapat memberikan
gambaran pekerjaan yang akan dilakukan sehingga pelayanan yang
diberikan kepada pasien, keluarga serta customer lainnya dapat
mencapai tujuannya yaitu kepuasan kepada pelanggan tercapai
dengan sebaik-baiknya.
Didistribusikan kepada:
Ya Tida Komentar (jika ada)
DAFTAR DISTRIBUSI
k
Direktur – Sekretariat √ Dokumen asli
Manajer Keperawatan √ Salinan
Komite Medik √ Salinan
Komite Keperawatan √ Salinan
‘Document Controller’ √ Soft copy dalam ‘pdf’
format untuk masuk
secara online dalam
“Documentum”
- - -