Anda di halaman 1dari 9

BAYI BERAT LAHIR RENDAH

No Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PROF. DR. 1/6
W.Z JOHANNES
KUPANG
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ JohannesKupang
PANDUAN TanggalTerbit
PRAKTIK KLINIS
( PPK )
Drg. Dominikus Minggu, Mkes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia
1. Pengertian
gestasi.
(Definisi)
Umur ibu
Hari pertama haid terakhir
Riwayat persalinan sebelumnya
2. Anamnesis Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas, penyakit yang diderita dan obat-obatan yang diminum
selama hamil
Berat badan< 2500 gram
Tanda prematuritas (bila bayi kurang bulan)
3 .PemeriksaanFisik
Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan)
4. Kriteria Berat badan lahir <2500 gram
diagnosis

5. Diagnosis Kerja BAYI BERAT LAHIR RENDAH

6. Diagnosis -
Banding
7. PemeriksaanPenu 1. Pemeriksaan skor Ballard
njang 2. Teskocok (shake test) dianjurkan pada bayi kurang bulan
BAYI BERAT LAHIR RENDAH

No Dokumen No. Revisi Halaman


2/6

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES
KUPANG
3. Darah rutin, glukosa darah
7 .Pemeriksaan
4. Kadar elektrolit dan analisa gas darah (bila perlu dan fasilitas tersedia)
Penunjang
5. Foto rontgen dada`(pada bayi baaru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dan mengalami sindrom gangguan napas)
6. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan<35 minggu,
dimulain pada umur 3 hari dan dilanjutkan sesuai dengan hasil yang
didapat.
8. Terapi 1. Pemberian vitamin K ( Injeksi 1 mg IM sekali pemberian atau per
oral 2 mg dalam 3 kali pemberian ; saat lahir, umur 3- 10 hari,
danumur 4-6 minggu)
2. Pemberian minum
- ASI merupakan pilihan utama ; apabila bayi mendapat ASI,
pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun,
perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi
menghisap paling kurang sehari sekali
- Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya
naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali
seminggu.
- Pemberian minum minimal 8x/hari.
- Indikasi nutrisi parenteral yaitu status kardiovaskuler dan
respirasi yang tidak stabil, fungsi usus belum berfungsi/ terdapat
anomaly mayor saluran cerna, NEC, IUGR berat dan berat
lahir< 1000 g.
BAYI BERAT LAHIR RENDAH

No Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PROF. DR. 3/6
W.Z JOHANNES
KUPANG
- Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera
8 .Terapi
ditingkatkan selama tidak ditemukan tanda dehidrasi dan kadar
natrium serta glukosa normal

Panduan pemberian minum berdasarkan berat badan :


Berat lahir< 1000 g
- Minum melalui pipa lambung
- Pemberian minum awal 10 ml/kg/hari
- ASI perah / term formula / half streght preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi
yang baik. Tambahan 0,5-1 mL interval 1 jam setiap 24 jam
- Setelah 2 minggu; ASI perah + HMF (human milk fortifer/ full
streght preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 g

Berat lahir 1000-1500 g


- Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeding)
- Pemberian minum awal 10 ml/kg/hari
- ASI perah / term formula / half streght preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik. Tambahan 1-2 mL interval 2 jam setiap 24 jam
- Setelah 2 minggu; ASI perah + HMF (human milk fortifer/ full
streght preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 g
BAYI BERAT LAHIR RENDAH

No Dokumen No. Revisi Halaman


4/6

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES
KUPANG
8 . Terapi Beratlahir 1500-2000 g
- Pemberian minum melalui pipa lambung (gavage feeding)
- Pemberian minum awal 10 ml/kg/hari
- ASI perah / term formula / half streght preterm formula
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberika ntoleransi yang
baik. Tambahan 2-4 mL interval 3 jam setiap 12- 24 jam
- Setelah 2 minggu; ASI perah + HMF (human milk fortifer/ full
streght preterm formula sampai berat badan mencapai 2000 g

Berat lahir 2000-2500 g


- Apabila mampu, sebaiknya diberikan minum peroral
- ASI perah/ term formula

Bayi sakit
- Pemberian minum awal 10 mL/kg/hari
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan toleransi yang
baik; tambahan 3-5mL, interval 3 jam setiap 8 jam

3 .Suportif
Jaga dan pantau kehangatan
Jaga dan pantau patensi jalan napas
Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
Bila terjadi penyulit, segera kelola sesuai dengan penyulit yang
timbul (mis; kejang, hipotermi, hiperbilirubinemia, dll)
BAYI BERAT LAHIR RENDAH

No Dokumen No. Revisi Halaman


5/6

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES
KUPANG
8. Terapi Berikan dukungan emosional kepada ibu dan anggota keluarga
lainnnya

4. Rujukan
Bila perlu lakukan USG kepala atau fisioterapi
Pada umur 4 minggu atau selambat-lambatnya usia koreksi 34
minggu, konsultasi kedokter spesialis mata untuk evaluasi
kemungkinan retinopathy of prematurity (ROP)
THT: skrining pendengaran dilakukan pada semua BBLR,
dimulai usia 3 bulan
Periksa alkaline phosphatase (ALP), p,Ca saat usia kronologis
4 minggu dan 2 minggu setelah bayi minum secara penuh
sebanyak 24 kalori/oz. jika ALP >500U/L berikanfosfat 2-3
mmol/kg/haridibagi 3 dosis
Imunisasi yang diberikan sama seperti bayi normal kecuali
hepatitis B

5. Tumbuh kembang
Pantau berat bayi secara periodic
Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai
10% untuk bayi dengan bera tlahir 1500 gram dan 15% untuk
bayi berat lahir 1500 gram). Berat lahir biasanya tercapai lagi
dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi
Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua
BAYI BERAT LAHIR RENDAH

No Dokumen No. Revisi Halaman


6/6

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES
KUPANG
8. Terapi Kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :
- Tingkatkan jumlah ASI dengan 20mL/kg/hari sampai
tercapai jumlah 180 mL/kg/hari
- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan
bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 mL/kg/hari
- Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan
jumlah pemberian ASI sampai 200mL/kg/hari
- Timbang berat badan setiap hari, ukur panjang badan dan
lingkar kepala setiap minggu.
9. Edukasi Bayi dengan BBLR memerlukan perhatian khusus dari orang tua dalam
pemberian nutrisi, pemantauan tumbuh kembang dan pencegahan terhadap
terjadinya komplikasi
10. Prognosis Advitam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Adfungsionam : bonam
11. Indicator Pemberian nutrisi yang adekuat, dan perawatan yang baik dibutuhkan
Medis agar anak mencapai tumbuh kejar
EARLY ONSET NEONATAL SEPSIS

No Dokumen No. Revisi Halaman


RSUD PROF. DR. 1/3
W.Z JOHANNES
KUPANG
Ditetapkan
Direktur RSUD Prof. Dr. WZ JohannesKupang
PANDUAN TanggalTerbit
PRAKTIK KLINIS
( PPK )
Drg. Dominikus Minggu, Mkes
Pembina Utama Madya
Nip. 19600731 198112 1 001

1. Pengertian Bacterimia pneumonia, dan meningitis dari kultur darah/CSF positif yang
diambil sebelum usia 3 hari

2. Anamnesis 90% asimptomatik pada 24 jam pertama


Sesak, biru
Tampak lemah atau rewel
Demam
Malas minum
Muntah
Kejang
Perut membesar
Perdarahan
Faktor resiko infeksi
Faktor ibu:maternal infection, choroamnionitis,
bacteriuria,demam intrapartum, kpd >18 jam
Factor neonatus: prematuritas, BBLR, asfiksia, fetal anoksia
EARLY ONSET NEONATAL SEPSIS

No Dokumen No. Revisi Halaman


2/3

RSUD PROF. DR.


W.Z JOHANNES
KUPANG
Pemeriksaan Fisis 90% asimptomatik pada 24jam pertama
Respiratory distress
Irritable atau letargi
Instabilitas suhu
Poor perfusion
Hipotensi
Ileus
DIC
Shock septik
Kriteria Diagnosa Didapatkan gejala klinis dan faktor resiko infeksi
Lekopeni (<5000) atau netropeni (<2000)
CRP>10 atau serial 24 jam terjadi peningkatan kultur darah/LCS positif
atau ada focus infeksi
Diagnosis Banding RDN

Pemeriksaan 3. Darah lengkap


Penunjang 4. CRP
5. IT Rasio
6. ADT
7. PT/APTT
8. Kultur Darah
9. Klutur LCS
10. Radiologi Thorax, abdomen
Terapi Antibiotik
GBS: ampicilin atau penisilin G, 10 hari untuk sepsis 14-21
hari untuk meningitis
E coli: sefotaksim atau ampisilin dan gentamicin 10-14 hari
untuk sepsis, 21 hari untuk meningitis
S. aureus: nafcilin 10-14 hari untuk sepsis 21 hari untuk
meningitis
MRSA: vancomisin 10-14 hari untuk sepsis, 21 hari untuk
meningitis
Suportif
Pemberian oksigen sesuai indikasi, pemberian surfaktan dan lain-
lain.
EARLY ONSET NEONATAL SEPSIS

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
4/3
RSUD PROF. DR.
W.Z JOHANNES
KUPANG
Edukasi
Edukasi tentang prognosis, ASI eksklusif

prognosis Ad vitam: dubia ad bonam


Ad sanationam: dubia ad bonam
Ad fungsionam: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai