Anda di halaman 1dari 16

NANOKOMPOSIT SILIKA AEROGEL/ZnO SEBAGAI FOTOKATALIS PADA

DEGRADASI ZAT WARNA METILEN BIRU DENGAN BANTUAN SINAR UV

Annisa Nur Azizah*, Nazriati


Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Malang
Jl. Semarang 5 Malang, 65145
Email: annisanaa06@gmail.com

ABSTRAK: Berkembangnya industri tekstil di Indonesia tidak diimbangi dengan pengolahan limbah
cair dengan baik. Limbah zat warna dapat menyebabkan iritasi kulit, iritasi mata, kanker, serta
menyebabkan terjadinya mutasi sel. Salah satu zat warna sintetis yang paling sering digunakan adalah
metilen biru. Metilen biru tidak terlalu beracun bagi manusia, tetapi dapat menyebabkan iritasi pada mata
dan kulit. Oleh karena itu perlu adanya metode khusus dalam pengolahan limbah zat warna metilen biru
agar tidak terjadi iritasi. Metode fotodegradasi merupakan metode alternatif yang digunakan untuk
pengolahan limbah zat warna dengan menggunakan fotokatalis semikonduktor ZnO. Aktivtas fotokatalis
semikonduktor ZnO perlu ditingkatkan dengan cara menambahkan suatu matriks yaitu silika aerogel.
Optimasi proses fotodegradasi dilakukan dengan variasi waktu penyinaran, konsentrasi zat warna metilen
biru dan pH. Tujuan variasi konsentrasi yaitu untuk mengetahui kemampuan degradasi dan tujuan variasi
pH yaitu untuk mengetahui aktivitas fotokatalis. Prosentase degradasi metilen biru diukur menggunakan
instrumen spectronic 20. Hasil yang diharapkan pada penentuan waktu penyinaran semakin lama waktu
penyinaran sinar UV maka semakin banyak foton/energi yang mengenai permukaan ZnO sehingga
diperoleh persentasi degradasi semakin besar. Pada penentuan konsentrasi optimum diharapkan semakin
besar konsentrasi metilen biru maka % degradasi semakin rendah. Peningkatan pH metilen biru
diharapkan terjadi peningkatan % degradasi.

Kata kunci: metilen biru, fotodegradasi,ZnO/Silika Aerogel

1. PENDAHULUAN
Perkembangan industri di Indonesia telah berkembang pesat, khususnya di bidang
tekstil. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan akan sandang telah meningkat.
Berkembangnya industri tekstil di Indonesia tidak diimbangi dengan pengolahan
limbah cair dengan baik. Limbah cair pewarna tekstil harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke saluran air, karena sekitar 10% - 15% zat warna yang sudah dipakai
tidak dapat digunakan ulang dan harus dibuang (Naimah et al., 2014). Limbah pewarna
tekstil di dalam air bersifat non-biodegradable karena memilik struktur kompleks yang
membuat limbah tersebut lebih kuat dan stabil. Selain stabil, limbah tekstil juga dapat
mengurangi kadar oksigen terlarut di dalam air dan bersifat akumulatif pada jaringan
makhluk hidup (Wang et al., 2012). Limbah zat warna dapat menyebabkan iritasi kulit,

1
iritasi mata, kanker, serta menyebabkan terjadinya mutasi sel (Sukmawati and Utami,
2014). Salah satu zat warna sintetis yang paling sering digunakan adalah metilen biru.
Metilen biru merupakan salah satu senyawa pewarna yang larut di dalam air,
bersifat kationik dan sering digunakan dalam bidang kimia, biologi, ilmu pengobatan
dan industri pewarnaan. Metilen biru tidak terlalu beracun bagi manusia, tetapi dapat
menyebabkan iritasi mata, iritasi kulit, efek sistematik termasuk perubahan darah.
Selain itu paparan senyawa ini pada tingkat tertentu dapat menyebabkan muntah, mual,
diare, pusing, keringat berlebih dan radang pencernaan (Riwayati et al., 2019). Oleh
karena itu perlu adanya metode khusus dalam pengolahan limbah zat warna metilen biru
agar tidak membahayakan lingkungan.
Metode untuk pengolahan limbah zat warna metilen biru diantaranya adsorpsi,
lumpur aktif (Widihati and Diantariani, 2011), ozonisasi (Naimah et al., 2014), dan
fotodegradasi. Pada metode adsorpsi zat warna yang diadsorpsi terakumulasi dalam
adsorben sehingga menimbulkan masalah baru (Widihati and Diantariani, 2011). Lain
halnya dengan adsopsi, metode lumpur aktif kurang efektif karena beberapa jenis
limbah zat warna memiliki sifat yang resisten untuk degradasi secara biologis (Yuanita
et al., 2014). Selanjutnya, metode ozonisasi merupakan metode pengolahan limbah zat
warna dengan bantuan sinar ozon yang memerlukan energi tinggi, sehingga kurang
efektif (Muhlisin et al., 2009). Metode fotodegradasi merupakan metode alternatif yang
digunakan untuk pengolahan limbah zat warna dengan menggunakan fotokatalis yang
umumnya merupakan bahan semikonduktor.
Metode fotodegradasi memiliki kelebihan dibanding metode yang lain,
diantaranya murah, ramah lingkungan, produk yang dihasilkan aman (Zhu et al., 2016) .
Metode tersebut dapat digunakan untuk menguraikan zat warna karena adanya radikal
hidroksil yang dapat berperan sebagai oksidator (Ali and Ooi, 2006). Menurut Staleg
(2015) proses fotodegradasi melibatkan pasangan antara elektron (e-) dan hole (h+).
Pasangan tersebut akan terbentuk akibat adanya penyinaran pada material
semikonduktor dimana cahaya yang disinarkan setara atau lebih besar dari energi
ambang (band gap). Elektron yang terbentuk akan bereaksi dengan O2 membentuk
radikal oksigen (•O2-) sedangkan hole akan bereaksi dengan OH- membentuk radikal
hidroksil (OH•). Pasangan elektron-hole yang bertahan pada permukaan semikonduktor
dapat mereduksi maupun mengoksidasi zat warna yang berbahaya yang berada

2
disekitarnya. Semikonduktor yang digunakan sebagai fotokalis, seperti TiO2, ZnO,
Fe2O3, CdS, dan sebagainya (Dini, 2014).
ZnO merupakan salah satu semikonduktor yang dapat digunakan sebagai material
fotokatalis. ZnO memiliki berbagai keunggulan seperti bandgap (energi celah) yang
lebar yaitu 3,17 eV (Ali and Ooi, 2006), murah dan memiliki aktivitas fotokatalitik yang
tinggi (Sakthivel et al., 2003). Penelitian mengenai fotokatalik dilaporkan oleh Ratih
Magasari (2009) menjelaskan katalis ZnO dapat mendegradasi zat warna metilen
biru 50 ppm sampai 94,67%. Dalam proses fotodegradasi, kemampuan adsorpsi dari
fotokatalis ZnO yang rendah menjadi salah satu kelemahan dari fotokatalis. Untuk
mengatasi kelemahan tersebut, maka proses fotokatalis oleh semikonduktor perlu
ditopang dengan suatu adsorben sebagai peyangga. Salah satu material adsorben yang
baik adalah silika aerogel.
Silika gel diketahui memiliki luas permukaan sebesar ± 160 m2/g (Nazriati et al.,
2014). Modifikasi silika gel dengan pengeringan pada tekanan ambient tanpa terjadi
penyusutan dapat menghasilkan silika aerogel yang memiliki luas permukaan paling
besar dibanding jenis silika yang lain yakni sebesar 1,114 m2/g dan volume pori 2,16
cm3/g (Nazriati et al., 2014). Silika aerogel memiliki sifat utama berupa densitas rendah
(<0,2 g/cm3), porositas tinggi (> 90%), luas permukaan spesifik tinggi (150-1000 m2/g)
dan konduktivitas termal yang rendah (<0,02 W / m K) (Katagiri et al., 2015). Dengan
menggabungkan material fotokatalis ZnO dengan silika aerogel, diharapkan
memperluas permukaan ZnO sehingga kontak material fotokatalis dengan limbah zat
warna lebih efektif. Selain itu, adsorben yang digunakan tidak perlu diregenerasi karena
limbah zat warna yang menempel pada adsorben akan terdegradasi oleh material
fotokatalis sehingga kejenuhan adsorben dapat dihindari (Sakti and Subagio, 2013).
Silika aerogel telah berhasilkan dikompositkan dengan lelehan ZnCl2 membentuk
nanokomposit silika aerogel/ZnO (Agustina, 2020).
Penelitian sebelumnya ZnO telah digunakan oleh Magasari sebagai fotokalis
untuk mendegradasi metilen biru dengan persetase hasil fotodegradasi sebesar 94,67%.
Selanjutnya Wismayanti melakukan fotodegradasi dengan menggunakan komposit
arang ZnO-arang aktif memberika persentase hasil fotodegradasi sebesar 99,97%
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nanokomposit silika aerogel/ZnO
sebagai fotokatalis pada fotodegradasi metilen biru dengan bantuan sinar UV. Dalam
penelitian ini juga menentukan kondisi optimum proses fotodegradasi metilen biru yang
3
meliputi waktu, konsentrasi metilen biru dan temperatur. Konsentrasi awal metilen
biru mempengaruhi jumlah metilen biru yang terdegradasi oleh fotokatalis.
Pengaruh temperatur dilihat pada persentase degradasi yang dihasilkan kenaikan suhu.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratoris. Penelitian ini terdiri
dari 2 tahap, yaitu (1). menentukan kondisi optimum proses fotodegradasi metilen biru
yang meliputi waktu, konsentrasi metilen biru dan temperatur, (2) uji efektivitas
nanokomposit silika aerogel/ZnO sebagai fotokatalis pada fotodegradasi metilen biru
dengan bantuan sinar UV.
1.2 Objek Penelitian
Penelitian yang dilakukan melibatkan beberapa variabel, diantaranya waktu,
konsentrasi metilen biru dan temperatur larutan sebagai variabel bebas, massa
nanokomposit silika aerogel/ZnO sebagai variabel kontrol dan absorbansi sebagai
variabel terikat.
1.3 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabung reaksi, gelas ukur, gelas
kimia, labu takar, corong kaca, pipet ukur, pipet tetes, neraca analitik dengan ketelitian
0,0001 g, indikator universal, dan seperangkat reaktor fotokatalitik yang terdiri dari, (a)
kotak kayu ukuran 50 x 50 x 50 cm, (b) lampu Uv dengan daya 8 watt, (c) magnetic
stirer, serta (d) gelas kimia 50 mL. Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian
adalah silika aerogel, ZnCl2 p.a (Merck), NaOH, zat warna metilen biru dan aquades.

1.4 Prosedur Kerja


1.4.1 Preparasi Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO
Serbuk silika aerogel dicampur dengan ZnCl2 menggunakan penbandingan massa
1g : 1g. Komposisi tersebut disiapkan pada beberapa wadah yang berbeda, kemudian di
furnace pada temperatur 450°C selama 40 menit. Kemudian dicuci untuk
menghilangkan sisa garam dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 80°C.
1.4.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Metilen Biru
Penentuan panjang gelombang maksimum metilen biru dilakukan dengan cara
mengukur absorbansi larutan metilen biru dengan konsentrasi 3 ppm pada rentang
panjang gelombang 660-670 nm dengan interval 1 nm. Panjang gelombang maksimum
4
metilen biru ditentukan dari nilai absorbansi tertinggi. Pengukuran nilai absorbansi
dilakukan dengan menggunakan spectronic 20.
1.4.3 Penentuan Waktu Optimum Fotodegradasi Zat Warna Metilen Biru
Menggunakan Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO
Larutan metilen biru 10 ppm sebanyak 25 mL dimasukkan ke dalam gelas beaker
50 mL dan ditambahkan 0,02 gram nanokomposit Silika Aerogel/ZnO. Gelas beaker
dimasukkan ke kotak radiasi, selanjutnya diradiasi dengan sinar UV selama 10, 20, 30,
40, 50, 60, dan 90 menit dengan ketinggian lampu UV ke larutan metilen biru 15,7 cm
dan selama proses fotodegradasi larutan diaduk dengan pengaduk magnetik. Hasil dari
fotodegradasi disaring menggunakan kertas saring Whatman 4. Filtrat yang dihasilkan
diukur absorbansinya dengan menggunakan spectronic 20 pada panjang gelombang
maksimum metilen biru.
1.4.4 Penentuan Konsentrasi Optimum Fotodegradasi Zat Warna Metilen Biru
terhadap Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO
Larutan metilen biru 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm sebanyak 25 mL dimasukkan ke
dalam gelas beaker 50 mL dan ditambahkan 0,02 gram nanokomposit Silika
Aerogel/ZnO. Gelas beaker dimasukkan ke kotak radiasi, selanjutnya diradiasi dengan
sinar UV selama waktu optimum dengan ketinggian lampu UV ke larutan metilen biru
15,7 cm dan selama selama proses fotodegradasi larutan diaduk dengan pengaduk
magnetik. Hasil dari fotodegradasi disaring menggunakan kertas saring Whatman 4.
Filtrat yang dihasilkan diukur absorbansinya dengan menggunakan spectronic 20 pada
panjang gelombang maksimum metilen biru.
1.4.5 Pengaruh Suhu pada Fotodegradasi Zat Warna Metilen Biru terhadap
Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO
Larutan metilen biru dengan konsentrasi optimumnya sebanyak 25 mL
dimasukkan ke dalam gelas beaker 50 mL. Diatur suhunya menjadi 25, 35, 45 dan 55°C
dan ditambahkan 0,02 gram nanokomposit silika aerogel/ZnO. Gelas beaker
dimasukkan ke kotak radiasi, selanjutnya diradiasi dengan sinar UV selama waktu
optimum dengan ketinggian lampu UV ke larutan metilen biru 15,7 cm dan selama
selama proses fotodegradasi larutan diaduk dengan pengaduk magnetik. Hasil dari
fotodegradasi disaring menggunakan kertas saring Whatman 4. Filtrat yang dihasilkan
diukur absorbansinya dengan menggunakan spectronic 20 pada panjang gelombang
maksimum metilen biru.
5
1.4.6 Penentuan Efektivitas Fotokatalis Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO pada
Zat Warna Metilen Biru pada Kondisi Optimumnya
Larutan metilen biru dengan konsentrasi optimumnya sebanyak 25 mL
dimasukkan ke dalam gelas beaker 50 mL dan ditambahkan 0,02 gram nanokomposit
silika aerogel/ZnO. Gelas beaker dimasukkan ke kotak radiasi, selanjutnya diradiasi
dengan sinar UV selama waktu optimum dengan ketinggian lampu UV ke larutan
metilen biru 15,7 cm. Diatur suhu optimumnya dan selama selama proses fotodegradasi
larutan diaduk dengan pengaduk magnetik. Hasil dari fotodegradasi disaring
menggunakan kertas saring Whatman 4. Filtrat yang dihasilkan diukur absorbansinya
dengan menggunakan spectronic 20 pada panjang gelombang maksimum metilen biru.
Hal yang sama dilakukan tetai menggunakan silika aerogel.

1.5 Teknik Pengumpulan Data


Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa data kuantitatif berupa nilai
absorbansi dari larutan metilen biru sesudah fotodegradasi oleh nanokomposit silika
aerogel/ZnO.
1.6 Teknik Analisis Data
1.6.1 Penentuan Konsentrasi Metilen Biru Seteleh Proses Fotokatalitik
Data yang diperoleh berupa nilai absorbansi dari metilen biru sebelum dan
sesudah fotodegradasi oleh nanokomposit silika aerogel/ZnO. Nilai absorbansi
dikonversi menjadi bentuk konsentrasi menggunakan persamaan Lambert-Beer.

Keterangan:
A : absorbansi
a : absorbsivitas molar
b : diameter kuvet
C : konsentrasi (ppm)

6
1.6.2 Penentuan Efektivitas Fotokatalis Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO
Penentuan efektivitas fotokatalis nanokomposit silika aerogel/ZnO terhadap
degradasi metilen biru di bawah sinar UV dapat ditentukan dengan cara menghitung
persen degradasi dari metilen biru menggunakan persamaan sebagai berikut.

Keterangan:
: Konsentrasi awal metilen biru
: Konsentrasi biru setelah proses fotokatalisis.

2. HASIL YANG DIHARAPKAN


3.1 Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO
Nanokomposit silika aeogel/ZnO telah berhasil disintesis oleh Agustina (2020),
yaitu dengan menggunakan lelehan garam ZnCl2 dan silika aerogel. Karakterisasi
nanokomposit silika aerogel/ZnO menggunakan XRF dilakukan untuk mengetahui
kandungan unsur dan oksida dari bahan.
Waktu Pemanasan SiO2 ZnO
(Menit) (%) (%)
10 67,1 31,86
20 57,2 34,31
40 55,6 42,20
60 48,5 41,32
90 54,20 42,50
Tabel 1. Komposisi SiO2 dan ZnO dalam nanokomposit silika aerogel/ZnO dalam berbagai
variasi waktu pemanasan
Berdasarkan data yang dihasilkan, dapat diketahui bahwa waktu optimum pembentukan
oksida logam ZnO dan persebarannya dalam nanokomposit terjadi pada waktu 40
menit.

7
3.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Metilen Biru

Gambar 1. Kurva Panjang Gelombang Maksimum Metilen Biru

Dari kurva di atas dapat diketahui panjang gelombang maksimum dari metilen
biru yituu 665 nm dengan nilai absorbansi sebesar 0,238
3.3 Penentuan Waktu Optimum Penyinaran terhadap Persentase Degradasi
Metilen Biru
Penentuan waktu penyinaran terhadap persentase degradasi metilen biru bertujuan
untuk mengetahui waktu penyinaran optimum terhadap proses degradasi.

Gambar 1. Kurva hubungan antara lama waktu penyinaran terhadap persentase degradasi pada
berbagai konsentrasi metilen biru (Jamil.,2014)
Diharapkan semakin lama waktu penyinaran sinar UV maka semakin banyak
foton/energi yang mengenai permukaan ZnO sehingga diperoleh persentasi degradasi
semakin besar (Sakti and Subagio, 2013).

8
3.4 Penentuan Konsentrasi Optimum Zat Warna Metilen Biru terhadap
Fotodegradasi menggunakan Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO
Penentuan konsentrasi metilen biru terhadap persentase degradasi dilakukan
dengan membuat variasi konsentrasi metilen biru 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm dengan
penambahan nanokomposit tetap yaitu 0,02 gram. Data yang diperoleh dibuat kurva
antara konsentrasi metilen biru sebagai sumbu x dan persentase degradasi sebagai
sumbu y. Hasil yang diharapkan semakin besar konsentrasi metilen biru maka
persentase degradasi semakin rendah, hal ini disebabkan karena peningkatan
konsentrasi awal metilen biru menyebabkan panjang jalur foton yang menyinari larutan
sampai pada katalis menurun. Kurva yang diharapkan seperti gambar 2.

%
d
e
g
r
a
d
a
s
i

Gambar 2. Kurva hubungan antara konsentrasi metilen biru terhadap persentase degradasi (Dini., 2014)

3.5 Pengaruh Temperatur terhadap Fotodegradasi Zat Warna Metilen Biru


terhadap Fotodegradasi menggunakan Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO
Variasi temperatur terhadap laju fotodegradasi bertujuan untuk mengetahui
pengaruh temperatur pada proses fotodegradasi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
meningkatnya temperatur dapat meningkatkan persentase degradasi. Variasi temperatur
yang dilakukan yakni 25, 35, 45 dan 55°C.

9
3.6 Uji Efektivitas Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO sebagai Fotokatalis
pada Fotodegradasi Metilen Biru
Dari penelitian yang dilakukan, setelah mendapatkan kondisi optimum dengan
variasi waktu, konsentrasi dan temperatur diharapkan metode fotodegradasi dengan
sinar UV menggunakan fotokatalis nanokomposit silika aerogel/ZnO sangat efektif
dalam menurunkan konsentrasi dari metilen biru menghasilkan persentase degradasi
yang tinggi.
Co Ct
Fotokatalis Waktu Suhu Absorbansi % Degradasi
(ppm) (ppm)
Nanokomposit
50
Silika 50 50°C 0,215 2,24 95,52
menit
Aerogel/ZnO
Silika 50
50 50°C 0,933 10,32 79,36
Aerogel/ZnO menit
Tabel 2. Tabel yang diharapkan pada penentuan efektivitas persentase degradasi metilen biru pada
kondisi optimum

4. PENUTUP
Hasil yang diharapkan adalah pada penentuan waktu penyinaran semakin lama
waktu penyinaran sinar UV maka semakin banyak foton/energi yang mengenai
permukaan ZnO sehingga diperoleh persentasi degradasi semakin besar. Pada
penentuan konsentrasi optimum diharapkan semakin besar konsentrasi metilen biru
maka persentase degradasi semakin rendah. Variasi temperatur terhadap laju
fotodegradasi bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur pada proses
fotodegradasi. Uji efektivitas diharapkan dapat memperoleh persentase degradasi yang
besar pada kondisi optimum.

10
5. DAFTAR PUSTAKA
Ali, R., Ooi, B.S., 2006. Photodegradation of New Methylene Blue N in Aqueous Solution
Using Zinc Oxide and Titanium Dioxide as Catalyst. J. Teknol. 45, 31–42.
https://doi.org/10.11113/jt.v45.339
Chin, M.L., Mohamed, A.R., Bhatia, S., 2004. Photodegradation of Methylene Blue Dye in
Aqueous Stream Using Immobilized TiO2 Film Catalyst: Synthesis, Characterization
and Activity Studies. J. Teknol. 40, 91–103. https://doi.org/10.11113/jt.v40.425
Dini, E.W.P., 2014. DEGRADASI METILEN BIRU MENGGUNAKAN FOTOKATALIS
ZnO-ZEOLIT 7, 5.
Katagiri, N., Ishikawa, M., Adachi, N., Fuji, M., Ota, T., 2015. Preparation and evaluation of
Au nanoparticle–silica aerogel nanocomposite. J. Asian Ceram. Soc. 3, 151–155.
https://doi.org/10.1016/j.jascer.2015.01.003
Muhlisin, Z., Oktiyana, W., Nur, M., 2009. Aplikasi Plasma Lucutan Berpenghalang Dielektrik
pada Peningkatan Kualitas Air dengan Mengalirkan Air secara Langsung dalam Reaktor
Berkonfigurasi Elektroda Spiral-Silinder 12, 8.
Naimah, S., A., S.A., Jati, B.N., Aidha, N.N., Cahyaningtyas, A.A., 2014. Degradasi Zat Warna
Pada Limbah Cair Industri Tekstil Dengan Metode Fotokatalitik Menggunakan
Nanokomposit Tio2 – Zeolit. J. Kim. Dan Kemasan 36, 225.
https://doi.org/10.24817/jkk.v36i2.1889
Nazriati, N., Setyawan, H., Affandi, S., Yuwana, M., Winardi, S., 2014. Using bagasse ash as a
silica source when preparing silica aerogels via ambient pressure drying. J. Non-Cryst.
Solids 400, 6–11. https://doi.org/10.1016/j.jnoncrysol.2014.04.027
Riwayati, I., Fikriyyah, N., Suwardiyono, S., 2019. ADSORPSI ZAT WARNA METHYLENE
BLUE MENGGUNAKAN ABU ALANG-ALANG (Imperata cylindrica)
TERAKTIVASI ASAM SULFAT. J. Inov. Tek. Kim. 4.
https://doi.org/10.31942/inteka.v4i2.3016
Sakthivel, S., Neppolian, B., Shankar, M.V., Arabindoo, B., Palanichamy, M., Murugesan, V.,
2003. Solar photocatalytic degradation of azo dye: comparison of photocatalytic
efficiency of ZnO and TiO2. Sol. Energy Mater. Sol. Cells 77, 65–82.
https://doi.org/10.1016/S0927-0248(02)00255-6
Sakti, R.B., Subagio, A., 2013. SINTESIS LAPISAN TIPIS NANOKOMPOSIT TiO2/CNT
MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL DAN APLIKASINYA UNTUK
FOTODEGRADASI ZAT WARNA AZO ORANGE 3R 2, 8.
Sukmawati, P., Utami, B., 2014. (Theobroma cacao) TERAKTIVASI HNO3 5, 7.
Wang, H., Shen, Y., Shen, C., Wen, Y., Li, H., 2012. Enhanced adsorption of dye on magnetic
Fe3O4 via HCl-assisted sonication pretreatment. Desalination 284, 122–127.
https://doi.org/10.1016/j.desal.2011.08.045
Widihati, I.A.G., Diantariani, N.P., 2011. FOTODEGRADASI METILEN BIRU DENGAN
SINAR UV DAN KATALIS Al2O3. J. Kim. 12.
Yuanita, D., Widjajanti, E., Sulistyani, S., 2014. PENGGUNAAN LUMPUR AKTIF
SEBAGAI MATERIAL UNTUK BIOSORPSI PEWARNA REMAZOL. Molekul 9,
93. https://doi.org/10.20884/1.jm.2014.9.2.155
Zhu, H.-Y., Jiang, R., Fu, Y.-Q., Li, R.-R., Yao, J., Jiang, S.-T., 2016. Novel multifunctional
NiFe 2 O 4 /ZnO hybrids for dye removal by adsorption, photocatalysis and magnetic
separation. Appl. Surf. Sci. 369, 1–10. https://doi.org/10.1016/j.apsusc.2016.02.025

11
LAMPIRAN
Diagram Alir Langkah Kerja
• Pembuatan Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO

Silika aerogel ZnCl2

- Dicampur dengan perbandingan massa 1 : 1


- Disiapkan komposisi yang sama pada
beberapa wadah
- Dilelehkan pada T = 450°C selama 40 menit
- Dicuci
- Dikeringkan dalam oven pada T = 100°C

Nanokomposit
Silika Aerogel/ZnO

12
• Penentuan Waktu Optimum Fotodegradasi Zat Warna Metilen Biru
Menggunakan Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO

25 mL larutan metilen biru 10, 20, 30, 40


- dan 50 ppm

- Dimasukkan ke dalam gelas beaker 50 mL


- Ditambah 0,02 gram nanokomposit silika
aerogel/ZnO
- Diaduk dengan magnetic stirer dan diradiasi
dengan sinar UV selama 10 menit

Filtrat Residu

- Diukur absorbansi pada panjang gelombang


665 nm
- Dilakukan hal yang sama untuk radiasi sinar
UV selama 20, 30,40,50,60 dan 90 menit

Absorbansi

13
• Penentuan Konsentrasi Optimum Fotodegradasi Zat Warna Metilen Biru
terhadap Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO

25 mL larutan metilen biru 10 ppm


-

- Dimasukkan ke dalam gelas beaker 50 mL


- Ditambah 0,02 gram nanokomposit silika
aerogel/ZnO
- Diaduk dengan magnetic stirer dan diradiasi
dengan sinar UV selama waktu optimum

Filtrat Residu

- Diukur absorbansi pada panjang gelombang


665 nm
- Dilakukan hal yang sama untuk konsentrasi 20,
30, 40 dan 50 ppm

Absorbansi

14
• Pengaruh Suhu terhadap Fotodegradasi Zat Warna Metilen Biru menggunakan
Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO

25 mL larutan metilen biru konsentrasi


- optimum

- Dimasukkan ke dalam gelas beaker 50 mL


- Ditambah 0,02 gram nanokomposit silika
aerogel/ZnO
- Diaduk dengan magnetic stirer dan diatur
variasi suhu 25, 35, 45 dan 55°C
- Diradiasi dengan sinar UV selama waktu
optimum
Filtrat Residu

- Diukur absorbansi pada panjang gelombang


665 nm

Absorbansi

15
JAWABAN PERTANYAAN
1. Nanokomposit Silika Aerogel/ZnO berperan sebagai apa?
Jawab: Disini nanokomposit silika aerogelp/ZnObereran sebagai fotokatalis
yang akan mendegradasi zat warna metilen biru
2. Pada variasi waktu, grafiknya naik terus. Bagaimana cara menentukan waktu
optimumnya?
Jawab: Pada penelitian sebelumnya, diketahui grafik naik terus sehingga belum
diketahui waktu optimumnya maka dari itu akan dilakukan beberaa variasi
melebihi 90 menit untuk mengetahui kondisi optimumnya dimana yakni kondisi
dimana sudah mencaai titik puncak selanjutnya ada proses proses penurunan jika
tidak ada penurunan grafik akan stabil setelah mencapai titik puncaknya
3. Mengapa diilih konsentrasi 10 ppm?
Jawab: Konsentrasi 10 ppm digunakan sebagai kontrol awal sebelum dilakukan
variasi konsentrasi untuk mengetahui konsentrasi optimumnya
4. Bagaimana cara mengetahui konsentrasi akhir, sedangkan yang diketahui nilai
absorbansi?
Jawab: Nilai absorbansi dikonversi menjadi bentuk konsentrasi menggunakan
persamaan Lambert-Beer.

5. Apakah metode ini daat digunakan langsung dalam industri berskala besar?
Jawab: Metode ini daat digunakan dalam industri, namum sebelum masuk
metode fotodegradasi terlebih dahulu melalui proses pemisahan yang lainnya
untuk memisahkan kandungan yang terdapat industri selain zat warna
6. Bagaimana mekanisme nanokomposit silika aeorogel/ZnO dapat mendegradasi
metilen biru?
Jawab: ZnO memiliki elektron (e-) dan hole (h+). Elektron yang terbentuk akan
bereaksi dengan O2 membentuk radikal oksigen (•O2-) sedangakan hole akan
bereaksi dengan OH- membentuk radikal hidroksil (OH•). Radikal tersebut akan
mendegradasi metilen biru yang berada pada permukaan katalis sehingga
membentuk CO2 dan H2O

16

Anda mungkin juga menyukai