Anda di halaman 1dari 13

FOTODEGRADASI ZAT WARNA METIL BLUE MENGGUNAKAN

NANOPARTIKEL ZnFe2O4

PROPOSAL MINI

SITI AZIZAH
2220412014

JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU


PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS
2022/2023
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2
1.5 Hipotesis Penelitian..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4
2.1 Fotokatalitik ................................................................................................ 4
2.2 Zink Ferrite (ZnFe2O4) ................................................................................ 4
2.3 Zat Warna Metil Biru .................................................................................. 4
2.4 Kinetika Fotokatalitik.................................................................................. 5
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ............................................................ 7
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 7
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 7
3.2.1 Alat .............................................................................................................. 7
3.2.2 Bahan........................................................................................................... 7
3.3 Prosedur Penelitian ................................................................................... 7
3.3.1 Sintesis ZnFe2O4 (Metode Kopresipitasi) ................................................... 7
3.3.2 Karakterisasi ................................................................................................ 7
3.3.3 Penentuan pH Point Zero Charge ................................................................ 8
3.3.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi ........................................................................ 8
3.3.5. Penentuan Kondisi Optimum Penurunan Efektifitas Zat Metil Biru .......... 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

ii
Universitas Andalas
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.Struktur Metil Biru ................................................................................. 5

iii
Universitas Andalas
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pesatnya pertumbuhan industri yang menggunakan zat warna menyebabkan
semakin banyak air limbah yang belum terolah dibuang ke lingkungan. Air limbah
hasil industri tekstil memerlukan penanganan khusus sebelum dibuang ke
lingkungan (Tabai et al, 2017). Limbah cair yang mengandung zat warna memiliki
dampak negatif bagi makhluk hidup. Polutan dari pewarna dapat mengurangi
penyerapan sinar matahari di dalam air. Pada manusia, zat beracun dari limbah cair
zat warna dapat menyebabkan mutagenisistas, karsinogenisitas dan disfungsi
beberapa organ termasuk ginjal, hati dan sistem reproduksi (Oliveira et al., 2020).
Salah satu jenis zat warna yang banyak digunakan pada industri tekstil yakni
zat warna metilen biru. Metilen biru merupakan salah satu jenis zat warna thiazine,
yang memiliki gugus benzena yang sulit terurai secara alami (Riwayati et al. 2019).
Beberapa metode pengolahan untuk mengurangi permasalahan limbah zat warna di
lingkungan perairan adalah ozonasi, koagulasi-flokulasi, biodegradasi, klorinasi,
oksidasi kimia, pertukaran ion, dan reverse osmosis (Putra et al., 2019). Namun,
efisiensinya masih tidak memuaskan, karena hasil dari penerapan metode di atas
hanya menyebabkan pewarna mengalami transformasi fisik dan terjadinya
perubahan struktur dari pewarna tersebut sehingga menghasilkan residu sekunder
kemudian harus diolah lagi menggunkan teknik lain (Oliveira et al., 2020).
Nanoteknologi telah menjadi salah satu teknologi yang paling diminati dan
telah diterapkan pada berbagai bidang antara lain, sains biologi, kimia, teknik, ilmu
kedokteran dan sebagainya (Çalışkan et al., 2020). Keunggulan penggunaan
nanotegnologi untuk menentukan nanopartikel memiliki rasio luas permukaan
terhadap volume lebih besar dari pada bulk material. Selain itu, morfologi
nanomaterial terdiri dari ukuran, bentuk, struktur dan luas permukaan berperan
penting dalam fungsionalitasnya dan dapat dimodifikasi sesuai dengan target yang
diinginkan (Motazedi et al., 2020).
ZnO adalah semikonduktor tipikal dengan celah pita lebar 3,37 eV, energi
pengikat eksitasi besar 60 meV pada suhu kamar, biaya yang sangat rendah
dibandingkan dengan oksida logam lainnya, fotosensitivitas tinggi dan stabilitas

Universitas Andalas
2

lingkungan sehingga banyak digunakan sebagai fotokatalis untuk mengurangi


polutan organik yang ada dalam air dan udara (Kumari dkk., 2019). ZnFe2O4
memiliki sifat magnet dan listrik yang sangat baik serta memiliki stabilitas kimia
dan stabilitas termal yang tinggi dalam mendegrdasi zat warna (Anchieta et al.,
2015).
Berdasarkan uraian tersebut maka pada penelitian ini dilakukan pembuatan
ZnFe2O4 untuk mendegradasi zat warna metil biru. Nanopartikel yang dihasilkan
dikarakterisasi menggunakan X-ray Diffaction (XRD), Scanning Electron
Microscopy with Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDX), Vibrating Sample
Magnetomer (VSM) dan penentuan variabel yang mempengaruhi degradasi
ZnFe2O4 dipelajari seperti penentuan pH optimum, dan penentuan kosentrasi
optimum.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil sintesis dan karakterisasi ZnFe2O4 setelah disintesis
menggunakan metode kopresipitasi ?
2. Bagaimana efektivitas penurunan proses degradasi zat warna metil biru
menggunakan metode kopresipitasi?
3. Bagaimana model kinetika fotodegradasi oleh nanokomposit ZnFe2O4
terhadap zat warna metil biru?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mensintesis ZnFe2O4 dan melakukan karakterisasi menggunakan XRD, SEM,
VSM, UV-VIS DRS dan FTIR
2. Menentukan efektifitas ZnFe2O4 terhadap penurunan proses degradasi zat
warna metil biru menggunakan metode kopresipitasi
3. Menentukan model kinetika fotodegradasi oleh nanokomposit ZnFe2O4
terhadap zat warna metil biru

1.4 Manfaat Penelitian


Untuk mengetahui hasil karakterisasi ZnFe2O4 yang digunkan sebagai katalis
dalam mendegradasi limbah zat warna. Diharapkan juga bisa dimanfaatkan

Universitas Andalas
3

sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan pada limbah cair zat
warna pada konteks yang lebih luas.

1.5 Hipotesis Penelitian


1. Hasil sintesis nanopartikel ZnFe2O4 berhasil dilakukan berdasarkan data dari
XRD, , SEM, VSM, UV-VIS DRS dan FTIR untuk menentukan
kerekativitasan katalis
2. Nanopartikel ZnFe2O4 efektif menurunkan degradasi zat warna metil biru
menggunakan metode kopresipitasi
3. Nanopartikel ZnFe2O4 dapat digunakan untuk melihat nilai koofesien korelasi
yang mendekati satu dan nilai kapasitas fotodegradasi saatt kesetimbangan

Universitas Andalas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fotokatalitik
Metode fotokatalitik merupakan metode yang dapat digunakan untuk
menguraikan senyawa organik menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan
bantuan energi foton dan radiasi sinar UV. Metode ini memiliki beberapa kelebihan
seperti memiliki harga yang murah, mudah diterapkan dan ramah lingkungan
(Chandra dkk, 2019). Reaksi fotokatalitik dapat terjadi pada zat warna metilen biru.
Proses fotokatalitik yang terjadi didasarkan pada interaksi yang terjadi antara zat
warna dengan material fotokatalis (Vifta dkk, 2016).

2.2 Zink Ferrite (ZnFe2O4)


Material dalam skala nano dalam beberapa tahun terakhir menjadi sangat menarik
dan telah memiliki banyak metode sintesis yang dikembangkan (Savage et al., 2009).
ZnFe2O4 (zink ferrite) merupakan salah satu nanopartikel yang mempunyai sifat kimia
dan stabilitas termal yang istimewa dengan adanya ketergantungan sifat magnetiknya
pada ukuran partikel. ZnFe2O4 termasuk kedalam spinel oxide yang memiliki struktur
kubik, spinel normal dengan ion-ion Zn2+ dan Fe3+ dimana masing-masing menempati
site.tetrahedral dan oktahedral dengan band gap sempit (1,9V) yang bisa digunakan
dalam proses fotokatalitik dengan cahaya tampak dalam proses fotodegradasi (Oliveira
et al., 2020)

2.3 Zat Warna Metil Biru


Thiazine merupakan golongan zat warna yang molekulnya mengandung
cincin quinonoid yang dihubungkan dengan nonquinonoid melalui atom−atom N
dan S contohnya thionine dan metilen biru (Senthilkumar et al., 2010). Senyawa
metilen biru mempunyai struktur benzena yang sulit untuk diuraikan secara alami,
bersifat toksik, karsinogenik dan mutagenik (Ljubas, 2010). Dalam industri tekstil,
metilen biru merupakan salah satu zat warna thiazine yang sering digunakan, karena
harganya ekonomis dan mudah diperoleh. Zat warna MB merupakan zat warna
dasar yang penting dalam proses pewarnaan kulit, kain mori, kain katun, dan tannin.
Penggunaan MB dapat menimbulkan beberapa efek, seperti iritasi saluran
pencernaan jika tertelan, menimbulkan sianosis jika terhirup, dan iritasi pada kulit

4
Universitas Andalas
6

jika tersentuh oleh kulit (Widihati dkk, 2011). Struktur metil biru dapat dilihat pada
gambar 1

Gambar 1.Struktur Metil Biru (Widihati dkk, 2011)

2.4 Kinetika Fotokatalitik


Persamaan laju reaksi secara umum dapat didefinisikan sebagai berikut:
v = k[A]a [B]b………………………………….………………………...(1)
k adalah konstanta laju reaksi, a dan b masing-masing adalah orde reaksi terhadap
A dan B. Pada laju reaksi terjadi dua macam proses, yaitu berkurangnya konsentrasi
reaktan dan bertambahnya konsentrasi produk setiap satuan waktu. Jika ada sebuah
reaktan A dan B akan bereaksi membentuk C dan D. Hubungan tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
aA + bB → cC + dD ....................................................................................(2)
Secara kuantitatif laju reaksi dikaji dari segi tingkat atau orde reaksi. Orde
rekasi hanya dapat diperoleh melalui eksperimen dan dapat diramalkan jika telah
diketahui mekanisme reaksinya Berdasarkan orde reaksi totalnya dibedakan
menjadi reaksi orde satu, orde dua, orde tiga dan sebagainya. Ada kalanya reaksi
berorde nol yang berarti reaksi tidak dipengaruhi oleh reaktan yang terlibat dalam
reaksi dan biasanya terjadi pada reaksi dekomposisi atau penguraian.
a. Reaksi orde nol
−d [A]dt = - k [A]……………………………………………………….…..…(3)
b. Reaksi orde pertama terjadi pada saat kecepatan reaksi berbanding lurus dengan
salah satu reaktan.
ln [A][A]0 = kt………………………………………………………..……(4)
[A] = [A]0e-kt ……………………………………………………………..(5)
c. Reaksi orde dua terjadi bila kecepatan reaksi sebanding lurus dengan konsentrasi
dua reaktan atau satu reaktan berpangkat dua.

Universitas Andalas
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi seperangkat alat-alat gelas,
buret, cawan petri, neraca analitik, magnetic stirrer, hotplate, , indikator universal,
seperangkat reaktor, magnet neodymium, shaker, spektrofotometer, XRD (X-Ray
Diffraction), SEM-EDS (Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray
Spectrometry), VSM (Vibrating Sample Magnetometer) UV-VIS (Ultraviolet-
Visible) dan pHpcz (pH Power of Charge)
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian meliputi Zn(NO3).6H2O (Zinc nitrat
Heptahydrate), Fe(NO3).9H2O (Cloride Hexahydrate), HCl (Asam Klorida),
NaOH (Natrium Hidroksida), Akuades, NaNO3 (Natrium Nitrat), HNO3 (Asam
Nitrat), NaCl (Natrium Klorida)

3.3 Prosedur Penelitian


3.3.1 Sintesis ZnFe2O4 (Metode Kopresipitasi)
Sintesis ZnFe2O4 dilakukan menggunakan metode kopresipitasi dengan
mencampurkan Zn(NO3).6H2O (1,50 g) dengan Fe(NO3).9H2O (3,00 g) yang
dilarutkan dalam 20 mL akuades, dan di aduk sampai homogen. Larutan campuran
tersebut dititrasi menggunakan NaOH 1M secara perlahan sambil diaduk
menggunakan magnetik stirrer sampai ± pH 11
Larutan yang terbentuk kemudian dimasukkan kedalam gelas beker diatas
magnet permanen untuk mempercepat proses pengendapan. Kemudian endapan
dicuci sampai pH 8. Endapan hasil pencucian kemudian dikalsinasi dengan suhu
600℃ selama 3 jam untuk mendapatkan sampel ZnFe 2O4 dalam bentuk serbuk
(Ahmed et al., 2020)

3.3.2 Karakterisasi
Hasil sintesis ZnFe2O4 menggunakan metode kopresipitasi dan
dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM-EDX, VSM dan UV-Vis.

7
Universitas Andalas
8

3.3.3 Penentuan pH Point Zero Charge


50 mL larutan NaNO3 0,01M dimasukan masing-masing ke dalam 10
erlenmeyer. Kemudian dilakukan pengaturan pH dari rentang pH 2 - pH 12 dengan
cara menambahkan larutan HNO3 0,1 M atau NaOH 0,1 M. Kemudian tambahkan
0,1 gram nanopartikel ZnFe2O4/kopresipitasi kedalam setiap Erlenmeyer, lalu
dikocok selama 2 jam menggunakan shaker. Kemudian didiamkan selama 2 hari
dan dihitung pH akhir dari setiap larutan
3.3.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi
3.3.4.1 Pembuatan Larutan Stok Standar Metilen biru 1000 mg/L
Larutan stok dengan kosentrasi 1000 mg/L dibuat dengan cara menimbang
0,5 gram zat warna metilen biru kemudian ditambah 20 mL etanol dan dimasukkan
ke dalam labu ukur 500 mL. Setelah itu larutan campuran tersebut ditambahkan air
denim sampai tanda batas dan dihomogenkan. Larutan induk 1000 mg/L diencerkan
untuk membuat larutan metilen biru dengan kosentarasi 500 mg/L kemudian
diencerkan lagi menjadi kosentrasi 100 mg/L.
3.3.4.2 Penentuan Kurva Kalibrasi Metilen Biru 1000 mg/L
Larutan standar metilen biru dengan konsentrasi 100 ppm diambil 0,05 mL,
0,15 mL, 0,25 mL, 0,35 mL dan 0,4 mL menggunakan pipet ukur dan dimasukkan
ke dalam labu ukur 10 mL untuk mendapatkan konsentrasi larutan standar metilen
biru 0,5 ppm, 1,5 ppm, 2,5 ppm, 3,5 ppm, dan 4 ppm. Kemudian ditambahkan
dengan akuades sampai tanda batas. Ditentukan panjang gelombang maksimum
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 665 nm.
3.3.5. Penentuan Kondisi Optimum Penurunan Efektifitas Zat Metil Biru
3.3.5.1 Penentuan pH Optimum
Enam buah gelas beker berukuran 100 m masing-masing diisi dengan
larutan metilen biru dengan konsentrasi 40 ppm sebanyak 10 m . Kemudian diatur
pHnya secara berurutan dari 6, 7, 8, 9, 10, dan 11 pada masing-masing gelas beker
dengan menambahkan HCl 0,1 M atau NaOH 0,1 M. Selanjutnya ditambahkan
0,025 g ZnFe2O4 ke dalam enam gelas beker. Kemudian di sinari dengan lampu UV
15 x 3 watt dan tanpa lampu UV selama 60 menit sambil diaduk dengan pengaduk
magnetik. Selanjutnya diukur absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang maksimum metilen biru.

Universitas Andalas
9

3.3.5.2 Penentuan Kosentrasi Optimum


Larutan yang diperoleh dari kondisi terbaik pada poin 3.6.1 dimasukkan ke
dalam lima buah gelas beker berukuran 100 mL diisi 10 mL larutan metilen biru
dengan berbagai konsentrasi yaitu 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm.
Kemudian ditambahkan 0,025 g ZnFe2O4. Selanjutnya gelas beker dimasukkan ke
reaktor lalu disinari dengan lampu UV 15 x 3 watt dan tanpa lampu UV selama 60
menit, sambil diaduk dengan pengaduk magnetik. Setelah proses radiasi, suspensi
kemudian dipisahkan dengan magnet permanen dan 22 Universitas Sriwijaya
absorbansi filtrat diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang
gelombang maksimum dari metilen biru (Diantariani dkk, 2016).

Universitas Andalas
10

DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, A. A. A., Abdulwahab, A. M., Talib, Z. A., Salah, D., & Flaifel, M.
H.(2020). Magnetic and optical properties of synthesized ZnO–ZnFe2O4
nanocomposites via calcined Zn–Fe layered double hydroxide. Optical
Materials, 108(June), 110179.

Anchieta, C. G., Severo, E. C., Rigo, C., Mazutti, M. A., Kuhn, R. C., Muller, E. I.,
Anchieta, C. G., Severo, E. C., Rigo, C., Mazutti, M. A., Kuhn, R. C.,
Muller, E. I., Flores, E. M. M., Moreira, R. F. P. M., and Foletto, E. L. 2015.
Rapid And Facile Preparation Of Zinc Ferrite (ZnFe 2O4) Oxide By
Microwave-Solvothermal Technique And Its Catalytic Activity In
Heterogeneous Photo-Fenton Reaction. Materials Chemistry and Physics.
160(4). 141–147

Çalışkan, G., Mutaf, T., Öncel, S. Ş., & Elibol, M. (2020). Green synthesis of metal
nanoparticles using microalga galdieria sp. IFMBE Proceedings, 73, 219–
224.

Flores, E. M. M., Moreira, R. F. P. M., and Foletto, E. L. 2015. Rapid And Facile
Preparation Of Zinc Ferrite (ZnFe2O4) Oxide By Microwave-Solvothermal
Technique And Its Catalytic Activity In Heterogeneous Photo-Fenton
Reaction. Materials Chemistry and Physics. 160(4). 141–147

Ljubas, D., Curcovic, L. and Dobrovic, S. 2010. Photocatalytic Degradation of an


Azo Dye by UV Irradiation at 254 and 365 nm. Transactions of FAMENA.
34(1): 19-28

Motazedi, R., Rahaiee, S., & Zare, M. (2020). Bioorganic Chemistry Efficient
biogenesis of ZnO nanoparticles using extracellular extract of
Saccharomyces cerevisiae : Evaluation of photocatalytic , cytotoxic and
other biological activities. Bioorganic Chemistry, 101(May), 103998.

Oliveira, T. P., Marques, G. N., Macedo Castro, M. A., Viana Costa, R. C., Rangel,
J. H. G., Rodrigues, S. F., Dos Santos, C. C., & Oliveira, M. M. 2020.
Synthesis And Photocatalytic Investigation Of ZnFe 2O4 In The Degradation
Of Organic Dyes Under Visible Light. Journal Of Materials Research And
Technology. 9(6). 15001–15015.

Riwayati, I., Fikriyyah, N. dan Suwardiyono. 2019. Adsorpsi Zat Warna Metilene
Blue Menggunakan Abu Alang-Alang (Imperata cylindrica) Teraktivasi
Asam Sulfat. Inovasi Teknik Kimia. 4(2) : 6-11.

Senthilkumar, P., Paul, P., Selvaraju, C. and Natarajan, P. 2010. Preparation,


Characterization, and Photophysical Study of Thiazine Dyes within the
Nanotubes and Nanocavities of Silicate Host: nfluence of Titanium Dioxide
Nanoparticle on the Protonation and Aggregation of Dyes. J. Phys. Chem.
C. 114(15): 7085-7094.

Tabai, A., Bechiri, O. dan Abbessi, M. 2017. Degradation of Organic Dye Using a

Universitas Andalas
11

New Homogeneous Fenton-like System Based on Hydrogen Peroxide and a


Recyclable Dawson-Type Heteropolyanion. International Journal of
Industrial Chemistry. 8(1): 83-89.

Vifta, R. L., Sutarno., dan Suyanta. 2016. Studi Aktifitas Fotokatalitik MCM-41
Teremban Zn Pada Zat Warna Metilen Biru. Jurnal MIPA, 39(1), 45-50.

Widihati, I. A. G., Diantariani, N. P. dan Nikmah, Y. F. 2011. Fotodegradasi


Metilen Biru dengan Sinar UV dan Katalis Al2O3. Jurnal Kimia. 5(1): 31-
42.

Universitas Andalas

Anda mungkin juga menyukai