Anda di halaman 1dari 32

KIMIA ANALITIK LANJUTAN

Siti Azizah (2220412014)


Qory Sidwa Jufri (2220412011)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Zilfa, MS

Program Pascasarjana S2 Kimia


Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
2022/20023
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Latar Belakang ICP


Inductively Coupled Plasma (ICP) merupakan instrumen yang digunakan untuk
menganalisis kadar unsur-unsur logam dari suatu sampel dengan menggunakan metode
spektorfotometer emisi. Prinsip utama ICP dalam penentuan elemen adalah
pengaptomisasian elemen sehingga memancarkan cahaya panjang tertentu yang kemudian
dapat diukur.

Teknologi dengan metode ICP yang digunakan pertama kali pada awal tahun 1960 dengan
tujuan meningkatkan perkembangan teknik analisis. Dengan kata lain, ICP digunakan untuk
mengukur kandungan unsur-unsur logam dalam sampel dengan menggunakan plasma
sebagai energinya.. Transisi elektron dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat energi lebih
rendah menghasilkan spektrum yang sesuai dengan aturan dalam mekanika kuantum.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Prinsip Kerja ICP


Nebulasi
Desolvasi
Preparasi
/
Sampel Sampel di ubah menjadi aerosol Volatisasi
oleh nebulizer. Tetesan aerosol
besar dipisahkan dari
tetesanaerosol kecil oleh spray Pelarut dihilangkan sehingga
Beberapa sampel memerlukan terbentuk aerosol kering
chamber
langkah prepares khusu seperti
penambhan asam, pemanasan, dan
destruksi dengan microewave
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Prinsip Kerja ICP


Eksitasi /
Emsi
Atomisasi Deteksi
Dlam plasma, banyak energy di
transfer ke atom dan ion, untuk
mengakibatkan eksitasi electron ke
tingkat energy yang lebih tinggi Radiasi terdeteksi dan berubah
Plasma mengkonversi larutan menjadi sinyal elektronik yang di
analit/sampel menjadi atom. ubah menjadi informasi kosentrasi
Sehingga pada tahap in ikatan gas untuk analis
akan putus dan yang terbentuk
hanya atom
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Bagan ICP
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Prinsip Kerja ICP
Prinsip kerja ICP adalah menghasilkan plasma yang merupakan gas
dimana didalamnya terdapat atom dalam keadaan terionisasi. Jika sebuah
energy dikenakan atom maka akan tereksitasi dan elektron dari kulit terluar
akan pindah ke tingkat energi lebih tinggi dan akan kembali satu tingkat
atau lebih ke tingkat energi dasar.

Ion yang tereksitasi dan memancarkan sinar pada panjang gelombang


tertentu terukur sebagai suatu karakteristik suatu unsur.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Jenis-Jenis ICP

ICP-AES
ICP-
MS

ICP
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

ICP AES

Inductively Coupled Plasma-Atomic Emission Spectroscopy (ICP AES)


adalah salah satu teknik dalam spektroskopi atom yang
memanfaatkan plasma sebagai sumber atomisasi dan eksitasi. ICP
AES digunakan untuk analisis m kualitatif dan kuantitatif unsur logam
dalam suatu sampel.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Prinsip Kerja ICP AES

Prinsip kerja ICP AES yaitu ketika sampel yang berbentuk larutan di dalam tempat sampel
dipompakan ke dalam nebulizer oleh pompa peristaltic. Pada nebulizer, digunakan aliran
argon untuk merubah larutan menjadi butir-butir cairan atau aerosol. Setelah nebulizer,
sampel akan masuk ke spray chamber. Spray chamber berfungsi untuk mentransportasikan
aerosol ke plasma. Pada spray ini, aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu proses
penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang bentuknya telah seragam,
kemudian masuk ke daerah plasma untuk atomisasi.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

ICP MS

Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry adalah seperangkat


alat untuk menentukan unsur dan isotop secara simultan yang
terkandung dalam berbagai jenis cuplikan Alat ini adalah gabungan
plasma ICP sebagai sumber ionisasi dengan spektrometer masa (MS)
sebagai pemilah dan pencacah ion.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Prinsip Kerja ICP MS

Prinsip kerja ICP MS dengan menggabungkan ICP suhu tinggi (induktif ditambah plasma)
sumber dengan spektrometer massa. ICP sumber mengubah atom dari unsur unsur dalam
sampel untuk ion. Ion ini kemudian dipisahkan dan dideteksi oleh spektrometer massa.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
1 Universitas Andalas
1. Persiapan sampel: Beberapa
sampel memerlukan langkah-
langkah persiapan khusus seperti
2 penambahan asam, pemanasan.
2. Nebulization:Cair dikonversi ke
aerosol.
3. Desolvasi/Volatisasi: Air didorong,
dan bagian padat dan cair yang
3
tersisa akan dikonversi ke gas.
4. Atomisasi:Fasa gas yang berikatan
manjadi rusak, dan hanya atom
yang ada. Suhu plasma dan
lingkungan kimia inert penting pada
4 tahap ini.
5. Eksitasi/Emisi: Atom memperoleh
energi dari tumbukan dan
memancarkan cahaya pada panjang
gelombang spesifik.
5 6. Pemisahan/Deteksi: Pengukuran
secara kuantitiatif pada kisi
penyebar cahaya
6
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Skema kerja
Sampel dimasukkan dalam Obor Plasma membatasi
Gas yang digunakan pada
sistem pengenalan, kemudian plasma dengan garis tengah
plasma adalah gas argon
oleh sistem diubahmenjadi sekitar 18 mm. atom danion
serta generator frekuensiradio
titik-titik air kecil seperti dalam plasma tereksitasi dan
40.68 Hz
embun. memancarkan cahaya.

Kemudian sinar dideteksi


Atom atau ion yang tereksitasi
dengan sistem deteksi
kemudian memancarkan sinar
Spektrum dibuat dengan monokromator
pada panjang gelombang
menggunakan computer berurutandengan range
tertentu sesuai komposisi
panjang gelombang 160-800
sampel
nm
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Sebagian besar unsur memiliki lebih dari


satu isotop dan setiap isotop memiliki massa
tertentu. Tembaga (Cu), misalnya, memiliki
dua isotop: 63Cu dengan 34 neutron dan 65Cu
dengan 36 neutron dalam inti. Dengan
demikian, spektrum massa tembaga terdiri
dari dua puncak, massa 63 dan massa
65. Rasio alami perbedaan isotop
dari sebuah unsur konstan di alam. Oleh
karena itu tidak sulit untuk mengoreksi
tumpang tindih isotop dari  elemen yang
berbeda. Selain itu,
sebuah noninterfered isotop hadir untuk
hampir semua elemen.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Interpretasi data ICP-AES
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Kelebihan dan kekurangan ICP-MS

Kelebihan ICP-MS termasuk kemampuan pembacaan multi-element, sensitivitas tinggi, dan


Kelebihan ICP-MS
kemungkinan untuktermasuk kemampuan
memperoleh informasipembacaan multi-element,
mengenai isotopic elemensensitivitas tinggi, dan
bisa ditentukan.
kemungkinan untuk memperoleh informasi mengenai isotopic elemen bisa ditentukan.

Kekurangan pada ICP-MS site, isobaric adanya gangguan yang dihasilkan oleh polyatomic yang
Kekurangan
timbul padagas
dari plasma ICP-MS site, isobaric
dan udara adanyadari
yaitu isotopes gangguan yang dihasilkan
Argon, oksigen, nitrogen,oleh
danpolyatomic yang
hidrogen dapat
timbul dari plasma
menggabungkan diri gas
ataudan udara dengan
bersama yaitu isotopes dari Argon,
unsur lainnya oksigen,
untuk nitrogen,
menghasilkan dan hidrogen
isobaric dapat
gangguan.
menggabungkan
ICP-MS diri dalam
tidak berguna atau bersama dengan
deteksi dari unsur lainnya untuk menghasilkan isobaric gangguan.
nonmetals.
ICP-MS tidak berguna dalam deteksi dari nonmetals.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Kelebihan dan kekurangan ICP AES


Kelebihan
Kelebihan dari ICP-OES
ICP-MS diantaranya
termasuk kemampuan adalah mudah multi-element,
pembacaan dalam penggunaan, dapat tinggi,
sensitivitas mendeteksi
dan
multiunsur
kemungkinan untuk memperoleh informasi mengenai isotopic elemen bisa ditentukan. sedikit
secara bersamaan, dapat menguji sampel dalam bentuk padat maupun organik,
gangguan dari unsur lain dalam proses pendeteksian sampel serta sangat ekonomis untuk
banyak sampel atau unsur, menyelesaikan pembacaan  berbagai elemen yang dianalisis dapat
dilakukan dalam jangka waktu yang singkat yaitu 30 detik dan hanya menggunakan ±5 ml sampel

Kekurangan pada ICP-MS site, isobaric adanya gangguan yang dihasilkan oleh polyatomic yang
timbul dari plasmadari
Kekurangan gasICP-OES
dan udara yaitu kapabilitas
adalah isotopes dari Argon,
yang oksigen,
sedang nitrogen,
dalam deteksi dan hidrogen
dalam dapat
konsentrasi
menggabungkan diri lebih
rendah (tetapi atau baik
bersama dengan
daripada unsur
FAAS), lainnya kesulitan
,memiliki untuk menghasilkan
menangani isobaric
analisis gangguan.
senyawa
ICP-MS tidak berguna dalam deteksi dari nonmetals.
halogens, serta dimungkinkan terjadi gangguan spektral pada saat pendeteksian. 
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Jurnal
● Judul : Efesiensi pemisahan
Vanadium dari Cr (VI) dalam
larutan berair menggunakan
C12H25NH3 dan Cyanex 272

● Variabel : pengaruh pH
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Tujuan penelitian

Tujuan Dari Penelitian Ini Adalah Untuk Menentukan Efektivitas


(C12h25nh3)(cyanex 272) Setelah Di Ektraksi Menggunakan Variasi pH
Untuk Proses Daur Ulang
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Prosedur Penelitian
Persiapan Sampel
Sebanyak 0,47 mol NaVO3 ditambah 0,038 mol Na2CrO4.4H2O. Campuran tersebut di larutkan
dalam 1000 mL aquades.

Sintesis Benzensulfonate (C12H25NH3) (Cyanex 272)


Sebanyak 68,9 mmol Cyanex 272 ditambah 68,9 C12H25NH3 dilarutkan dalam etanol anhidrat.
Selanjutnya larutan organik tersebut dihomogenkan di atas hot platte menggunakan magnetic
stirerrer selama 210 menit pada suhu 362’C. Larutan kemudian dipindahkan ke dalam botol
sentrifugasi lalu disentrifugasi mencapai kesetimbangan. Ketika kedua fasa mencapai
kesetimbangan, campuran tersebut di sampling menggunakan mikropipet. Fasa organic ditambah
Natrium Sulfat Anhidrat dan TSIL dari (C12H25NH3) dan Cyanex 272.
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Prosedur Penelitian
Extraksi Cair - Cair
Sebanyak 10 mL fase air di campurkan dengan 20 mL fase organic di dalam corong pisah. Larutan
tersebut di ukur pH awalnya. Kemudian larutan campuran tersebut di homogenkan sampai
terbentuk 2 fase campuran. Campuran tersebut di sampling menggunakan mikropipet. Kosentrasi
ion logam dalam fasa air sebelum dan sesudah di ekstraksi ditentukan menggunakan ICP - AES

Pengaruh pH
Sebanyak 2 : 1 fase air da fase organic dicampurkan dalam corong pisah dengan variasi PH (1,5)(2,0)
(2,5)(3,0)(3,5)(4,0) dan (4,5). larutan campuran tersebut dihomogenkan di atas hot platte
menggunakan magnetic stirerrer selama 35 menit pada suhu 298’C. Kemudian larutan campuran
tersebut di homogenkan sampai terbentuk 2 fase campuran. Campuran tersebut di sampling
menggunakan mikropipet. Kosentrasi ion logam dalam fasa air sebelum dan sesudah di ekstraksi
ditentukan menggunakan ICP - AES
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Hasil dan pembahasan
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Pembahasan

setelah dilakukan ekstraksi dan di beri variasi pH di dapatkan


bahwa Ev , Ecr dan Ecr/Ev mengalami penurunan jika pH di
naikkan. Ketika pH 1,5 Ecr/Ev dan Ev memiliki % ekstraksi
paling tinggi
Jurusan Kimia
Jurnal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

● Judul : Penentuan logam


antimikroba dalam mikrokapsul
dengan ICP-MS

● Variabel :
1. Mikrokapsul 120 μm tanpa
kitosan
2. Mikrokapsul 450 μm tanpa
kitosan
3. Mikrokapsul 120 μm dengan
kitosan (antimikroba)
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Tujuan penelitian

tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan secara kuantitatif jumlah logam
antimikroba dalam mikrokapsul yang dibuat dengan kitosan dan tanpa kitosan dengan
kombinasi metode yang berbeda. Karena efisiensi mikrokapsul antimikroba ditentukan
oleh kompatibilitas baharı inti dan permukaan
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas
Alat dan bahan
● Alat : Spektrometer massa plasma yang digabungkan secara induktif, Agilent 7900 ICP-MS
(Agilent Technologies, Singapura), digunakan untuk semua pengukuran. Instrumen ini dilengkapi
dengan pengambilan sampel nikel standar dan kerucut skimmer, nebulizer konsentris kaca standar,
ruang semprot kuarsa, dan obor kuarsa dengan injektor id 2,5 mm. Kondisi pengoperasian adalah
sebagai berikut: kedalaman sampel 10 mm; Mode ORS NO GAS/He; laju aliran gas pembawa
nebulizer 1,09 L/mnt; ekstrak lensa 1 adalah nol, dan 2 adalah -190; Daya RF 1550 W;
Pencocokan RF 1,80 W; mode deteksi spektral; dan waktu integrasi 0,1 s. Semua pengukuran
dilakukan dalam rangkap tiga.

● Reagen dan Larutan : Semua reagen (asam nitrat), perak nitrat, dan nanopartikel perak (suspensi
stabil koloid), dan standar 1000 μg/mL (Ag dan Zn) yang digunakan dalam analisis ICP-MS
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

Prosedur Kerja
● Microwave digestion
digunakan untuk mengubah sampel padat menjadi larutan dari 25 mg sampel mikrokapsul dengan
2.5 ml asam nitrat murni spektral dan 2,0 mL hidrogen peroksida dilakukan dalam satu siklus dengan
tiga tahap hingga suhu maksimal 170°C. Setelah destruksi, larutan sampel tanpa residu diencerkan
dengan air ultra murni dan diukur pada ICP-MS.
Hasil dan pembahasan Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

● Analisis ini dengan penentuan limit of delection (LOD). Dalam pekerjaan ini, batas deteksi untuk semua elemen yang dinyatakan
sebagai tiga kali standar deviasi larutan blanko dan mencapai nilai masing- masing 107 µg/L untuk perak dan 66 µg/L untuk seng.

● disajikan pada Tabel 1 dan menunjukkan bahwa sampel dengan kitosan memiliki kadar Zn 20% lebih tinggi daripada Ag.

1. Pada mikrokapsul dengan diameter 120 μm dengan kitosan masing- masing mengandung 351,50 μg/g Ag dan 85,51 ug/g Zn
2. Kasus sebaliknya diamati dengan sampel yang disiapkan tanpa kitosan. Sampel tersebut menunjukkan vanabilitas keseluruhan yang
jauh lebih besar. Mikrokapsul dengan diameter 120 μm mengandung jumlah logam antimikroba yang lebih rendah masing-masing
98,32 μ g/g Ag dan 106,75 μ g Zn.
3. Mikrokapsul yang jauh lebih besar disiapkan dengan diameter rata-rata 450 μm, mengandung 190,98 μg/g Ag dan 121.35 μ g/g Zn.
4. Jadi jika dibandingkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa mikrokapsul 3,75 kali lebih besar hanya mengandung perak
dua kali lebih banyak. Semua kuantitas tersebut cukup tinggi untuk aktivitas antimikroba yang efisien dari mikrokapsul yang baru
disiapkan, memungkinkan penerapannya pada bahan antimikroba yang berbeda
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Andalas

● Gambar Spektra ICP-MS yang digunakan untuk penentuan konsentrasi Ag (107) dan Zn (64): (A)
mikrokapsul 120 jim yang dibuat tanpa kitosan, (B) mikrokapsul 450 um yang dibuat tanpa
kitosan, dan (C) 120 um mikrokapsul disiapkan dengan kitosan
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Pembahasan Spektrum ICP-MS Universitas Andalas

● Spektra ICP-MS pada Gambar menyajikan tiga hasil benda yang diperoleh dari tiga sampel berbeda dan
mikrokapsul yang disi dengan perak, yang diselidiki setelah microwave digestion

● Pertama Gambar Spektra ICP-MS yang digunakan untuk penentuan konsentrasi Ag (107) dan Zn (64): (A)
mikrokapsul 120 jim yang dibuat tanpa kitosan, (B) mikrokapsul 450 um yang dibuat tanpa kitosan, dan (C) 120
um mikrokapsul disiapkan dengan kitosan

● Pada gambar, dikonfirmasi dalam literatur Perak (Ag) terjadi secara alamisebagai campuran dua isotop stabil
107Ag (51.8%) dan 109 Ag (48.2%).

● Pertama puncak yang sesuai dengan ion Ag terdiri dari dua puncak yang sesuai dengan isotop perak. Selain itu,
rasio isotop seng (Zn) adalah 64Zn / 66Zn, 67Zn / 66Zn, 68Zn / 66Zn dan 70Zn / 66Zn. Zn oksida ditemukan pada
80 (64Zn16O) dan 82 (66Zn16O) dan ArZn pada 104. Selain itu massa ZnCl ditemukan pada kisaran 99-105
sedangkan puncak isotop ZnCl3 berada pada 168.94, 170.83, 171.83, 172.83, 173.82, 174.82, 175.82, 176.82,
177.82 dan 178.82 m/z
Thank You

Anda mungkin juga menyukai