Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM MINERALOGI

LABORATORIUM ANALISIS DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN


DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

1
PRAKTIKUM KARAKTERISTIK BAHAN TAMBANG
LABORATORIUM ANALISIS DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

A. LATAR BELAKANG PRAKTIKUM

Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya


berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom atau
molekul analit. Salah satu bagian dari spektrometri yaitu Atomic Absorption
Spectrophotometer (AAS), merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang
pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu
oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog et al., 2000).
Metode Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) pertama kali
dikembangkan oleh Walsh Alkamede dan Metals (1995). AAS ditujukan untuk
mengetahui unsur logam renik di dalam sampel yang dianalisis. AAS didasarkan pada
penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral dalam keadaan gas, untuk itu
diperlukan kalor atau panas. Alat ini umumnya digunakan untuk analisis logam
sedangkan untuk non-logam jarang sekali, mengingat unsur non-logam dapat
terionisasi dengan adanya kalor, sehingga setelah dipanaskan akan sukar didapat
unsur yang terionisasi. Pada metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol
didalam bagian pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam
bentuk atom-atomnya berupa garis didalam nyala (Weltz, 1976).

B. DASAR TEORI

1. Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

Prinsip dasar AAS adalah interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan


sampel. Spektrofotometri serapan atom merupakan metode yang sangat tepat untuk
analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini adalah teknik yang paling umum
dipakai untuk analisis unsur. Teknik-teknik ini didasarkan pada emisi dan absorbansi
dari gas atom. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
metode spektroskopi emisi konvensional. Namun, selain dengan metode serapan atom,
unsur-unsur dengan energi eksitasi rendah dapat juga dianalisis dengan fotometri
nyala, akan tetapi fotometri nyala tidak cocok untuk unsur-unsur dengan energi
eksitasi tinggi. Fotometri nyala memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang

2
PRAKTIKUM KARAKTERISTIK BAHAN TAMBANG
LABORATORIUM ANALISIS DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

400-800 nm, sedangkan AAS memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang
200-300 nm. Metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS, karena AAS memerlukan
lampu katoda spesifik (hallow cathode). Kemonokromatisan dalam AAS merupakan
syarat utama. Suatu perubahan temperatur nyala akan mengganggu proses eksitasi
sehingga analisis dari fotometri nyala berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode
fotometri nyala dan AAS merupakan komplementer satu sama lainnya (Skoog et al.,
1998).
AAS adalah metode analisis dengan prinsip dimana sampel yang berbentuk
liquid diubah menjadi bentuk aerosol atau nebulae lalu bersama campuran gas bahan
bakar masuk ke dalam nyala, disini unsur yang dianalisa tadi menjadi atom–atom
dalam keadaan dasar (ground state). Penyerapan tersebut menyebabkan
tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Metode
AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut
pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode serapan
atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada temperatur.
Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi
panas, energi elektromagnetik, energi kimia, dan energi listrik. Interaksi ini
menimbulkan proses-proses dalam atom bebas yang menghasilkan absorpsi dan emisi
(pancaran) radiasi dan panas, radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena
mempunyai panjang gelombang yang karakteristik untuk setiap atom bebas. Adanya
absorpsi atau emisi radiasi disebabkan adanya transisi elektronik yaitu perpisahan
elektron dalam atom dari tingkat energi yang satu ke tingkat energi lain (Nasir, 2019)

2. Prinsip Kerja Atomic Absorption Spectrophotometer

Pada setiap atom terdiri dari inti yang dikelilingi oleh elektron. Setiap unsur
memiliki jumlah elektron yang spesifik yang terkait dengan inti atom dalam struktur
orbital yang unik untuk setiap unsur. Elektron menempati posisi orbital secara teratur
dan dapat diprediksi. Konfigurasi elektronik yang paling stabil dan berenergi rendah,
yang dikenal sebagai "keadaan dasar", adalah konfigurasi orbital normal untuk suatu
atom. Jika energi yang tepat diterapkan pada suatu atom, energi akan diserap oleh
atom dan konfigurasi elektron dikulit luar akan menjadi kurang stabil atau tereksitasi.
Karena keadaan ini tidak stabil, atom akan segera kembali ke konfigurasi keadaan
3
PRAKTIKUM KARAKTERISTIK BAHAN TAMBANG
LABORATORIUM ANALISIS DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

dasarnya secara spontan. Elektron akan kembali ke posisi orbital awal yang stabil,
dan energi radiasi yang setara dengan jumlah energi yang awalnya diserap dalam
proses eksitasi akan dipancarkan khas (Beaty and Kerber, 1978).
Panjang gelombang energi radiasi yang dipancarkan secara langsung terkait
dengan transisi elektronik yang terjadi. Karena setiap unsur memiliki struktur
elektronik yang unik, panjang gelombang cahaya yang dipancarkan adalah properti
unik dari setiap unsur individu. Karena konfigurasi orbital atom yang besar dapat
kompleks, ada banyak transisi elektronik yang dapat terjadi, dan setiap transisi
menghasilkan pancaran panjang gelombang cahaya yang khas (Beaty and Kerber,
1978).

3. Kegunaan AAS dalam Pertambangan

Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) adalah salah satu teknik analisis


kimia yang umum digunakan dalam industri pertambangan. Teknik ini memanfaatkan
sifat absorpsi atom-atom logam terhadap radiasi elektromagnetik tertentu pada
rentang panjang gelombang yang spesifik. Dalam industri pertambangan, AAS
digunakan untuk mendeteksi kandungan unsur-unsur logam dalam sampel mineral
dan batuan yang diambil dari lokasi penambangan. AAS sangat penting dalam industri
pertambangan karena dapat membantu dalam mendeteksi kandungan unsur-unsur
logam yang sangat kecil dalam sampel mineral dan batuan. Bahkan, AAS mampu
mendeteksi unsur-unsur logam pada konsentrasi yang sangat rendah, bahkan hingga
part per billion (ppb). Ini sangat penting karena banyak unsur-unsur logam yang
sangat beracun dalam konsentrasi yang tinggi, seperti timbal, merkuri, dan arsenik
(Fashola et al, 2016)
AAS juga digunakan dalam pengujian kualitas air yang digunakan dalam
industri pertambangan. Air yang digunakan dalam industri pertambangan harus
memenuhi standar kualitas tertentu, terutama jika digunakan untuk proses
pengolahan mineral. AAS dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan logam berat
dalam air, seperti Timbal (Pb), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn), sehingga dapat
memastikan bahwa air yang digunakan dalam proses pertambangan aman dan sesuai
dengan standar regulasi yang berlaku. AAS sangat penting dalam industri
pertambangan karena dapat membantu dalam mendeteksi kandungan unsur-unsur
4
PRAKTIKUM KARAKTERISTIK BAHAN TAMBANG
LABORATORIUM ANALISIS DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

logam dalam sampel mineral dan batuan, serta dalam pengujian kualitas air yang
digunakan dalam proses pertambangan. Dengan AAS, industri pertambangan dapat
memastikan bahwa memenuhi standar regulasi yang berlaku dan dapat menghindari
dampak negatif pada lingkungan (Fashola et al, 2016).

C. TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum ini adalah:


1. Mengetahui prinsip kerja Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)!

D. TUGAS PENDAHULUAN PRAKTIKUM

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Atomic Absorption Spectrophotometer


(AAS)!
2. Jelaskan prinsip kerja Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)!
3. Jelaskan kegunaan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) dalam
industri pertambangan!
4. Carilah jurnal internasional mengenai Atomic Absorption Spectrophotometer
(AAS) dan buatlah resume serta di paraphrase!

Ketentuan: Ditulis menggunakan tinta berwarna biru, spasi folio, logo unhas
digambar manual dan diwarnai. Jika didapat resume yang sama maka nilai TP akan
dibagi sesuai dengan jumlah resume yang sama. TP MINIMAL 10 HALAMAN

5
PRAKTIKUM KARAKTERISTIK BAHAN TAMBANG
LABORATORIUM ANALISIS DAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN
DEPARTEMEN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
Gedung Jurusan Geologi Lt. 3 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Kampus 2, Jl. Poros Malino Km. 6, Bontomarannu, Gowa. 92171.

E. DAFTAR PUSTAKA

Beaty, R. D., Kerber, J. D. (1978). Concepts, instrumentation and techniques in atomic


absorption spectrophotometry. Perkin-Elmer. USA, p. 96.

Fashola, M. O., Ngole-Jeme, V. M., Babalola, O. O. (2016). Heavy Metal Pollution from
Gold Mines: Environmental Effects and Bacterial Strategies for Resistance.
International journal of environmental research and public health, p. 1-20

Nasir, M. (2019). Spektrometri Serapan Atom. Syiah Kuala University Press. Aceh, p.67

Skoog, D. A., Holler, F. J., Nieman, T. A. (1998), Principles of Instrumental Analysis 5th
edition. Saunders College Publishing. USA, p. 849

Weltz, K. (1976). Organic Spectroscopy. The Macmillan Press, London.

Anda mungkin juga menyukai