Anda di halaman 1dari 3

pend

Analisis kimia dalam tanaman dapat dilakukan pada seluruh bagian tanaman baik pada
akar, batang, maupun daun. Jenis analisisnya pun dapat berupa analisis bahan
anorganik (mineral) dan organik (metabolit primer dan sekunder).Analisis mineral
pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu mineral makro dan mikro. Unsur hara
tanaman yang termasuk ke dalam mineral makro yaitu P, K, Ca, Mg, dan Na. Unsur hara
tanaman yang termasuk ke dalam mineral mikro yaitu Fe, Zn, B, Mn, Cu, dan Al
(Pardamean,M, 2017).

Spektrofotometri Serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis untuk penentuan
unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan (absorpsi) radiasi
oleh atom-atom bebas unsur tersebut. Sekitar 67 unsur telah dapat ditentukan dengan
cara AAS. Banyak penentuan unsur-unsur logam yang sebelumnya dilakukan dengan
metoda polarografi, kemudian dengan metoda spektrofotometri UV-VIS, sekarang banyak
diganti dengan metoda AAS. Dengan begitu, penentuan kadar ion logam yang terdapat
dalam tumbuhan dapat ditentukan dengan menggunakan alat AAS.

Spektrofotometer serapan atom yang biasa dikenal dengan nama AAS ialah suatu teknik
analisis unsur yang berdasarkan pada absorpsi sinar oleh atom bebas.
Spektrofotometri serapan atom merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis zat
pada konsentrasi rendah. Tehnik ini adalah tehnik yang paling umum dipakai untuk
analisis unsur. Tehnik-tehnik ini didasarkan pada emisi dan absorbasi dari uap
atom.

Atomic Absorbtion Spectrophotometer(AAS) merupakan alat instrumentasi yang paling


banyak digunakan untuk mengukur kadar unsur-unsur. Analisis daun tanaman yang
pengukuran analitnya menggunakan AAS adalah analisis K, Na, Ca, Mg, Al, Fe, Cu, Zn,
Mn, dan beberapa logam lainnya (Mukhlis, 2014).

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan percobaan penentuan kadar ion logam dari
daun pada tumbuhan menggunakan AAS

Tinpus
Spektrofotometri Serapan Atom merupakan suatu teknik analisis yang digunakan untuk
menentukan kandungan logam mulai dari jumlah analisis runutan (trace analysis)
sampai dengan analisis komponen-komponen utama (major analysis) (Khopkar, 1990).
Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-
atom netral dan sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau ultraviolet. Metode
spektrofotometri serapan atom berdasarkan pada prinsip absorpsi cahaya oleh atom.
Atom-atom akan menyerap cahaya panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat
unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah
tingkat elektronik suatu atom yang mana transisi elektronik suatu atom bersifat
spesifik. Dengan menyerap suatu energi, maka atom akan memperoleh energi sehingga
suatu atom pada keadaan dasar dapat ditingkatkan energinya ke tingkat eksitasi
(Rohman, 2007)

AAS memiliki range ukur optimum pada panjang gelombang 200-300 nm (Skoog et al.,
2000).Untuk analisis kualitatif, metode fotometri nyala lebih disukai dari AAS,
karena AAS memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode).

Jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi dilewatkan nyala yang mengandung
atom-atom bersangkutan maka sebagian cahaya itu akan diserap dan jauhnya penyerapan
akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala.
Hal ini merupakan dasar penentuan kuantitatif logam- logam dengan menggunakan SSA
(Walsh,1995)
Jika radiasi elektomagnetik dikenakan kepada suatu atom, maka akan terjadi eksitasi
elektron dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Maka setiap panjang gelombang
memiliki energi spesifik untuk dapat tereksitasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Besarnya energi dari tiap panjang gelombang dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
Dimana E= Energi (joule)
h= Tetapan Plank (6,63 . 10-34J.s) C= Kecepatan Cahaya (3. 108 m/s)
= Panjang Gelombang (nm)

Beberapa diantara atom akan tereksitasi secara termal oleh nyala, tetapi kebanyakan
atom tatap tinggal sebagai atom netral dalam keadaan dasar (ground state). Atom-
atom ground state ini kemudian menyerap radiasi yang diberikan oleh sumber radiasi
yang terbuat oleh unsur-unsur yang bersangkutan. Panjang gelombang yang dihasilkan
oleh sumber radiasi adalah sama dengan panjang gelombang yang diabsorbsi oleh atom
dalan nyala. Absorbsi mengikuti hukum Lambert-Beer, yaitu absorbansi berbanding
lurus dengan panjang nyala yang dilalui sinar dan konsentrasi uap atom dalam nyala.
Kedua variable ini sulit untuk ditentukan tetapi panjang nyala dapat dibuat konstan
sehingga absorbansi hanya berbanding langsung dengan konsentrasi analit dalam
larutan sampel. Tehnik-tehnik analisisnya yaitu kurva kalibrasi, standar tunggal
dan kurva adisi standar. Aspek kuantitatif dari metode spektrofotometri diterangkan
oleh hukum Lambert-Beer, yaitu:

Dari persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus
dengan konsentrasi atom (Day & Underwood, 1989)

Cara kerja Spektroskopi Serapan Atom ini adalah berdasarkan atas penguapan larutan
sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom
tersebut mengapsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda
(Hollow Cathode Lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya
penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis
logamnya (Darmono,1995).

Destruksi merupakan suatu cara perlakuan (perombakan) senyawa menjadi unsur – unsur
sehingga dapat dianalisa. Metode destruksi materi organik dapat dilakukan dengan
dua cara yang selama ini dikenal dengan :
-Metode destruksi basah
-Metode destruksi kering
Destruksi basah pada prinsipnya adalah penggunaan asam nitrat untuk mendestruksi
zat organik pada suhu rendah dengan maksud menghindari kehilangan mineral akibat
penguapan. Pada tahapan selanjutnya, poses ini seringkali berlangsung sangat cepat
akibat pengaruh asam perklorat atau hidrat peroksida. Destruksi basah pada umumnya
digunakan untuk menganalisa arsen, timah hitam, timah putih , seng dan tembaga.
Ada tiga macam cara kerja destruksi basah dapat dilakukan, yaitu :
1. Destruksi basah menggunakan HNO3 dan H2SO4
2. Destruksi basah menggunakan HNO3, H2SO4, dan HClO4
3. Destruksi basah menggunakan HNO3, H2SO4, dan H2O2 (Apriyanto,1998).
Sedangkan Destruksi kering merupakan penguraian (perombakan) senyawa organik dalam
sampel menjadi anorganik dengan jalan pengabuan sampel dan memerlukan suhu
pemanasan tertentu. (Raimon,1992)

Kunci dari keberhasilan analisis dengan SSA-nyala adalah pembentukan atom bebas
atau dikenal dengan proses atomisasi. Proses atomisasi dilakukan dengan caa
mengaspiasikan lautan sampel ke dalam nyala, sehingga unsur-unsur dalam sampel
berubah memjadi atom bebas. Dalam nyala, sebagian besar unsur logam tetap tinggal
sebagai atom netal, namun adapula unsur yang akan tereksitasi secara termal oleh
nyala dan membentuk ion. Unsur-unsur dengan energi ionisasi rendah umumnya akan
tereksitasi dalam nyala (Ikhsani, 2017).

Khopkar, S.M. 1990. Konsep dasar kimia analitik. Terjemahan A.


saptorahardjo.jakarta: UI-press.

Anda mungkin juga menyukai