Anda di halaman 1dari 18

SPEKTORKOPI EMISI ATOM (AES)

KELOMPOK 6

ADE NOVITA SARI LUBIS/4162210001


BENARDO NABABAN/4163210003
CHRISTIN VERA NATALIA GINTING/4162210006
MAGDALENA EZRA MANIK/4163210012
Pengertian AES
AES adalah suatu metode analisis kimia yang
menggunakan intensitas cahaya yang
dipancarkan dari nyala api, plasma, atau
percikan listrik pada panjang gelombang
tertentu untuk menentukan kuantitas suatu
unsur dalam sampel.
Prinsip Kerja AES
Apabila atom suatu unsur ditempatkan dalam
suatu sumber energi kalor (sumber
pengeksitasi), maka elektron di orbital paling
luar atom tersebut yang tadinya dalam keadaan
dasar atau ‘ground state’ akan tereksitasi ke
tingkat-tingkat energi elektron yang lebih tinggi
Kegunaan AES
AES digunakan untuk unsur golongan alkali
karena unsur-unsur golongan alkali elektronnya
mudah tereksitasi, sedangkan unsur-unsur
golongan lain membutuhkan panas lebih tinggi
untuk dapat tereksitasi elektronnya sehingga
tidak dapat menggunakan AES.
Cara Kerja AES
1. Sampel material (analit) dimasukkan ke dalam nyala
api dalam bentuk gas, larutan yang disemprotkan, atau
dimasukkan langsung ke dalam nyala menggunakan
kawat berputar (biasanya platina).
2. Panas dari nyala api menguapkan pelarut dan
memecah ikatan kimia membentuk atom bebas.
3. Energi termal juga mengeksitasi atom ke tingkat
eksitasi elektronik, dan akan memancarkan cahaya
ketika elektron-elektron yang tereksitasi tersebut
kembali ke kondisi dasar.
4. Masing-masing unsur mengemisikan cahaya pada
panjang gelombang tertentu, yang akan didespersikan
oleh kisi-kisi atau prisma dan dideteksi dalam
spektrometer.
Gambar Bagian Alat-alat AES
Bagian Alat-Alat AES
1. Spark stand, adalah bagian dimana Sampel dan
elektroda yang biasanya terbuat dari logam
wolfram dialiri arus yang dibangkitkan oleh suatu
unit pembangkit tegangan tinggi (High Voltage
Discharge) sehingga akan timbul spark atau Arc.
2. Concave Diffraction Grating adalah sebuah alat
untuk mendispersikan spectrum polikromatis
menjadi spectrum monokromatis.
3. Setelah sinar polikromatis didispersikan menjadi
sinar monokromatis oleh oleh grating, kemudian
keluar melalui suatu celah yang disebut Exit slit
atau secondary opic.
4. Detektor untuk merubah energi yang dipancarkan
menjadi sebuah sinyal listrik yang kemudian diproses oleh
sebuah amplifier sehingga dapat dapat di interpretasikan
lebih lanjut. Ada 3 macam detektor :
1) Photocell, untuk mengubah energi sinar menjadi arus
,

listrik yang sebanding dengan Intensitasnya. Daerah kerja


detector ini pada daerah sinar tampak (380 – 780 nm) .
2) Phototube, mampu membaca sinar tampak dan sinar
ultra violet dengan panjang gelombang dari 190 – 650
nm dan dari 600 – 1000 nm.
3) PMT atau Tabung Penggandaan Foton terdiri dari tabung
kaca hampa udara yang sebagian dindingnya terbuat dari
kuarsa, bagian dalam terdiri dari Katoda yang
permukaannya dilapisi suatu bahan yang akan
mengeluarkan electron bila dikenai sinar.
Kelebihan AES
1. Dapat menangani berbagai pelarut, baik
organik dan anorganik di alam.
2. Dapat disesuaikan untuk menangani padatan,
lumpur, cair, atau gas.
3. Dapat mendeteksi unsur non-logam
(misalnya: P, S, halogen)
4. Murah dalam pembelian dan pemeliharaan
5. Mudah dioperasikan
Kekurangan AES
1. Tidak dapat mengidentifikasi keadaan
oksidasi unsur/ senyawa dalam matriks
aslinya.
2. Energi kalor yang dihasilkan nya relatif
rendah sehingga perlu adanya kombinasi gas.
Analisa Kualitatif dan Kuantitatif AES

Unsur yang terdapat dalam suatu sampel dapat ditentukan


dengan membandingkan spektrum sampel dengan spektrum zat
murni atau dengan mengukur panjang gelombang garis dan
memperhatikan unsur elemen. Jika dua atau lebih garis-garis
suatu unsur teridentifikasi, maka ini sudah cukup untuk suatu
identifikasi. Garis-garis ini berguna untuk mendeteksi konsentrasi
yang rendah.
Dalam analisa kuantitatif, umumnya metode standar dalam
digunakan, dengan metode ini kondisi seperti waktu penyinaran
tidaklah perlu terlalu dikendalikan. Perbandingan intensitas garis
tersebut terhadap intensitas garis dari standar dalam tidak
dipengaruhi oleh perubahan kondisi analisis.
Jurnal 1
Identitas Jurnal
1. Nama peneliti : Mun Yhung Jung, Ju Hui Kang, Yun Seo
Choi, Da Young Lee, Ji Su Park
2. Judul jurnal : Analytical Features Of Microwave Plasma-
Atomic Emission Spectrometry (MP -AES) For The
Quantitation Of Manganese (Mn) In Wild Grape (Vitis
Coignetiae) Red Wines: Comparison With Inductively
Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES)
3. Tahun : 2019

Tujuan
Mempelajari fitur-fitur instrumen MP-AES untuk penentuan Mn
di Koreawine dibandingkan dengan ICP-OES.
Metode
1. Sampel : anggur
2. Instrument : MP-AES dan ICP-OES
3. Waktu dan tempat : 2019, di korea

Hasil
Dalam penelitian ini, konsentrasi Mn dalam anggur-
anggur di Korea ditemukan berada dalam kisaran 502-
3627μgL −1 dengan nilai median 2628μgL − 1. Persentase
tinggi (64,3%) dari anggur-anggur Korea ditemukan
memiliki kandungan Mn melebihi batas yang ditetapkan
oleh pemerintah Tiongkok untuk anggur impor.
Kesimpulan
Metode MP-AES sama sensitifnya dan seakurat ICP-OES.
MP-AES menunjukkan pemulihan lengkap paling banyak
(95-99%) dari Mn pada sampel anggur. Validasi silang
dengan ICP-OES selanjutnya mengkonfirmasi akurasi tinggi
dari metode analitik MP-AES. Keuntungan dari biaya
operasi instrumental yang rendah dengan MP-AES
sebagian diimbangi oleh toleransi matriks yang rendah
untuk analisis Mn dalam anggur. Teknik kompensasi
matriks (metode penambahan standar) dengan MP-AES
memerlukan waktu dan tenaga tambahan untuk persiapan
sampel dan operasi instrumental. MP-AES dapat
digunakan untuk penghematan tenaga kerja.
Jurnal 2
Identitas Jurnal
1. Nama peneliti : Suyanta, Siti Kholifah
2. Judul jurnal : Perbandingan Hasil Analisis Ion
Logam Ca Dalam Sampel Air Kolam Renang Dengan
Tehnik AAS Dan ICP AES
3. Tahun Jurnal : 2016

Tujuan
Mengetahui perbedaan hasil analisis konsentrasi ion
logam Ca dalam sampel air kolam renang dengan
menggunakan teknik ASS dan ICP-AES.
Metode
1. Sampel : air kolam renang
2. Instrument : ASS dan ICP-AES

Hasil
Konsentrasi ion logam Ca dalam air kolam renang
untuk sampel yang sama dan dianalisis dengan
dua tehnik yang berbeda akan menghasilkan
konsentrasi yang berbeda. Untuk tehnik AAS
menghasilkan rata-rata konsentrasi 11,92 ppm
sedangkan untuk tehnik ICP AES rata-rata
konsentrasi 223,39 ppm.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perbedaan hasil analisis konsentrasi ion logam Ca
dalam air kolam renang yaitu ICP AES sebesar
223,39±45,61 ppm, sedangkan pada AAS
sebesar11,92±0,87ppm.Ada perbedaan teknik
analisis antara teknik AAS dan AIV-AES. Dengan
adanya perbedaan dalam hasil analisis dengan
kedua metode ini maka mengharuskan kita berhati-
hati dalam memilih metode yang sesuai untuk
menganalisis ion logam Ca dalam sampel tertentu.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai