368-Article Text-2818-1-10-20210712
368-Article Text-2818-1-10-20210712
MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391
ABSTRAK
Korespondensi: Pendahuluan: Osteoporosis merupakan penyakit gangguan metabolik
pada tulang yang ditandai dengan penurunan massa tulang, sehingga
Dwi Nonita Nugraheni
tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Kebiasaan merokok menjadi
Email author: faktor risiko terjadinya osteoporosis, karena pada perokok akan
kehilangan massa tulang lebih cepat dibandingkan bukan perokok.
j500170046@student.ums.ac.id Asupan kafein berlebih dikaitkan dengan efek negatif kafein pada
homeostasis tulang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
Riwayat Artikel
hubungan kebiasaan merokok dan konsumsi kafein dengan kejadian
Diterima: 21 Maret 2021 osteoporosis pada usia lanjut.
Metode: Desain penelitian ini adalah studi literatur atau literature review.
Selesai revisi: 5 Juli 2021 Penelitian ini mengambil sumber dari Pubmed, Science Direct, dan
DOI : Google Scholar dengan kata kunci: (smoking OR smoking habits) AND
(caffeine OR caffeine consumption OR drink coffee) AND (osteoporosis)
10.53366/jimki.v9i1.368 AND (elderly OR aged). Hasil pencarian didapatkan 1.136 artikel, dan
setelah duplikat dihilangkan tersisa 1.104 artikel. Selanjutnya,
diidentifikasi berdasarkan judul, abstrak, dan kelayakan yang sesuai
dengan kriteria restriksi, didapatkan 8 artikel yang direview.
Pembahasan: Hasil penelitian dari artikel menyatakan bahwa merokok
dapat meningkatkan risiko osteoporosis. Konsumsi kafein tinggi berisiko
osteoporosis, sedangkan konsumsi kafein rendah hingga sedang dapat
menurunkan risiko osteoporosis.
Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan
merokok dan mengkonsusmsi tinggi kafein terhadap risiko osteoporosis
pada usia lanjut.
Kata Kunci: Kafein, Kebiasaan merokok, Lansia, Osteoporosis
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret – Juli 2021 124
TINJAUAN PUSTAKA
ABSTRACT
Background: Osteoporosis is a disease of metabolic disorders in the bones
characterized by a decrease in bone mass, so that bones become brittle and break
easily. Smoking habits a risk factor for osteoporosis, because smokers lose bone mass
faster than nonsmokers. Excessive caffeine intake is associated with the negative effect
of caffeine on bone homeostasis. The purpose of this study was to analyze the
relationship between smoking and caffeine consumption and the incidence of
osteoporosis in the elderly.
Methods: The design of this research is a literature study or literature review. This study
draws sources from Pubmed, Science Direct, and Google Scholar with the keywords:
(smoking OR smoking habits) AND (caffeine OR caffeine consumption OR drink coffee)
AND (osteoporosis) AND (elderly OR aged). The search results found 1,136 articles, and
after the duplicates were removed 1,104 articles were left. Furthermore, identified based
on the title, abstract, and eligibility in accordance with the restriction criteria, 8 articles
were reviewed.
Discussion: The research results from the article stated that smoking can increase the
risk of osteoporosis. High caffeine consumption is at risk of osteoporosis, while low to
moderate caffeine consumption can reduce the risk of osteoporosis.
Conclusion: Based on the results of the research that has been done, it can be
concluded that there is a significant relationship between smoking habits and high
consumption of caffeine on the risk of osteoporosis in the elderly.
Keywords: Caffeine, Smoking habits, Elderly, Osteoporosis
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret – Juli 2021 125
TINJAUAN PUSTAKA
kebiasaan merokok menjadi faktor risiko dilakukan masih terdapat pro dan
terjadinya osteoporosis karena pada kontra, maka dari itu penulis tertarik
perokok akan kehilangan massa tulang untuk melakukan analisis studi literatur
lebih cepat dibandingkan bukan review tentang hubungan kebiasaan
perokok.11 Berdasarkan penelitian merokok dan konsumsi kafein dengan
Suarni (2017), diketahui bahwa merokok kejadian osteoporosis pada usia lanjut.
menyebabkan terjadinya osteoporosis
pada lansia sebesar 40%. Penelitian 2. METODE
Dimyati (2017), dengan uji chi-square Penelitian ini menggunakan
didapatkan p=0,047 (p<0,05) yang desain penelitian Literatur Review. Studi
berarti terdapat hubungan signifikan literatur review merupakan penelitian
antara kebiasaan merokok dengan kepustakaan dengan membaca
kejadian osteoporosis dan hasil berbagai buku, artikel, dan terbitan-
perhitungan OR didapatkan 3,121 terbitan yang berkaitan dengan suatu
(1,133<OR<8,603) berarti kebiasaan topik penelitian untuk menghasilkan
merokok berat pada lansia memiliki tulisan berkaitan dengan topik
peluang 3,121 kali untuk terjadi tersebut.17
osteoporosis dibandingkan dengan Penelitian dilakukan dengan
kebiasaan merokok ringan.12 melakukan pencarian di internet.
Asupan kafein berlebih dikaitkan Database yang digunakan meliputi
dengan efek kafein pada homeostasis Pubmed, Science Direct, dan Google
tulang. Kafein dapat meningkatkan Scholar dengan kata kunci: (smoking
ekskresi kalsium sehingga berpotensi OR smoking habits) AND (caffeine OR
terjadinya osteoporosis.13 Pusat Data caffeine consumption OR drink coffee)
dan Sistem Informasi Pertanian (2016) AND (osteoporosis) AND (elderly OR
menyebutkan rata-rata pertumbuhan aged).
konsumsi kopi di Indonesia dari tahun Analisis data dilakukan dengan
2016-2020 sebesar 2,49% dan menggunakan narrative review, yaitu
diperkirakan akan terus meningkat dengan mengelompokkan data hasil
setiap tahunnya.14 Penelitian Kiaonarni skrining sesuai dengan kriteria inklusi,
et al. (2012) menyatakan bahwa faktor kemudian dijadikan dalam bentuk tabel
terjadinya osteoporosis pada wanita yang meliputi nama dan tahun terbit
lansia akibat pecandu kopi sebesar artikel, subjek penelitian, judul
29%.15 Penelitian Parinduri et al. (2017), penelitian, metode penelitian, dan
dengan uji chi-square didapatkan ringkasan hasil penelitian. Selanjutnya,
p=0,028 (p<0,05) berarti terdapat data dilakukan pembahasan dan
hubungan yang signifikan antara kesimpulan.
konsumsi kafein dengan kepadatan
tulang.16 3. HASIL PENELITIAN
Penelitian Juniarsana & Proses pemilihan artikel
Wiardani (2012) dengan uji statistik dilakukan dengan metode PRISMA
menyebutkan tidak ada hubungan yang (Preferred Reporting Items for
signifikan antara kebiasaan merokok Systematic Reviews and Meta-
dan minum kopi pada lansia terhadap Analyses) yang terdiri dari beberapa
risiko osteoporosis (p>0,05). Penelitian langkah yaitu identifikasi, skrining, uji
Verinda & Herwana (2020), dengan uji kelayakan, dan inklusi. Total pencarian
Fisher menyatakan tidak terdapat yang didapatkan dari database Pubmed,
hubungan yang bermakna antara Science Direct, dan Google Scholar
asupan kafein total dengan kepadatan sebanyak 1.136 artikel, lalu setelah
tulang (p=0,419) dan dengan uji chi- duplikat dihilangkan tersisa 1.104 artikel.
square juga tidak didapatkan hubungan Kemudian diidentifikasi berdasarkan
yang bermakna (p=0,728; p>0,05). judul, abstrak, dan kelayakan yang
Berdasarkan uraian di atas dan sesuai dengan kriteria restrisksi,
beberapa penelitian yang sudah didapatkan 8 artikel yang direview.
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret – Juli 2021 126
TINJAUAN PUSTAKA
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret – Juli 2021 127
TINJAUAN PUSTAKA
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret – Juli 2021 128
TINJAUAN PUSTAKA
merokok (p<0,05).
4. PEMBAHASAN Konsumsi kopi dikaitkan dengan
Osteoporosis merupakan peningkatan faktor risiko patah tulang
kelainan pada tulang yang ditandai osteoporosis. Kopi mengandung
dengan berkurangnya massa tulang dan senyawa yang kompleks termasuk
kerusakan mikroarsitektur jaringan kafein di dalamnya.
tulang yang menyakibatkan peningkatan Frekuensi konsumsi kopi
kerapuhan dan terjadi patah tulang.18 penting untuk menentukan hubungan
Pengukuran BMD (Bone Mineral konsumsi kopi dan kesehatan tulang.
Density) digunakan dalam mendiagnosis Beberapa penelitian menyebutkan
osteoporosis. Menurut WHO, seseorang bahwa konsumsi kopi berlebih dikaitkan
didiagnosis osteoporosis apabila pada dengan risiko osteoporosis.23 Asupan
pemeriksaan BMD nilai dari T-score kafein tinggi terbukti menghambat
menunjukkan hasil ≤ -2,5.19 Faktor gaya pembentukan tulang dan menurunkan
hidup seperti merokok berakibat buruk kepadatan mineral tulang. Penelitian
terhadap rendahnya kepadatan mineral Zhaoli Dai et al. (2018) menyebutkan
tulang (BMD).20 Hubungan merokok dan bahwa asupan tinggi kafein dapat
BMD telah dijelaskan dalam penelitian- meningkatkan risiko patah tulang
penelitian sebelumnya. Penelitian pinggul pada pria dan wanita,
Marques et al. (2018) mencatat bahwa sedangkan asupan kafein sedang dapat
merokok berkaitan dengan vBMD yang menurunkan risiko terhadap
lebih rendah. Merokok juga berdampak osteoporosis pada wanita
terhadap T-score, dalam penelitian pascamenopause.24 Penelitian Yang et
Ugurlu et al. (2015) menunjukkan bahwa al. (2015) menunjukkan bahwa frekuensi
merokok berdampak pada penurunan T- asupan kopi berhubungan secara
score femur dan vertebra daripada independen dan signifikan terhadap
wanita bukan perokok.21 osteoporosis. Asupan kopi dalam jumlah
Salah satu faktor risiko tinggi akan meningkatkan ekskresi
osteoporosis yang dapat dimodifikasi kalsium dalam urin, sedangkan asupan
yaitu merokok, dimana ini merupakan kopi dalam jumlah sedang berisiko lebih
faktor risiko paling berpengaruh rendah terhadap osteoporosis dan
terhadap kesehatan tulang. Merokok bermanfaat dalam pencegahan
dapat memberikan dampak negatif pada osteoporosis.
kesehatan tulang dengan mekanisme Mekanisme manfaat kopi bagi
ganda. Pertama, yaitu dengan kesehatan tulang masih belum jelas
memberikan efek toksik langsung pada diketahui. Penelitian H. C. Chang et al.
osteoblas dan aliran darah yang akan (2018) yang pertama menunjukkan efek
mempengaruhi kesehatan tulang dan perlindungan dari minum kopi dengan
menyebabkan risiko patah tulang risiko osteoporosis pada wanita
terutama tulang femur. Kedua, yaitu pascamenopause. Minum kopi secara
berkaitan dengan efek tidak langsung bermakna dihubungkan dengan T-score
pada tulang yang dapat mempengaruhi yang lebih tinggi, dimana peningkatan
hormon seks sehingga dapat massa tulang dapat berfungsi sebagai
menghambat aksis vitamin D-PTH pada pencegahan terhadap pengeroposan
wanita pascamenopause, dimana tulang. Penelitian Choi et al. (2016)
vitamin D-PTH berperan dalam menyatakan bahwa konsumsi kopi
pengaturan homeostasis kalsium dan meningkat diikuti peningkatan BMD
fosfat. Pada perokok menunjukkan nilai leher femur dan tulang belakang.25
PTH rata-rata lebih rendah daripada
mantan perokok dan orang yang tidak 5. SIMPULAN
pernah merokok. Penelitian Trevisan et 1. Terdapat hubungan yang signifikan
al. (2019) menyebutkan bahwa merokok antara kebiasaan merokok terhadap
memiliki efek negatif terhadap risiko osteoporosis pada usia lanjut.
kepadatan mineral tulang wanita 2. Terdapat hubungan yang signifikan
pascamenopause sehingga berisiko antara mengkonsumsi tinggi kafein
mengalami patah tulang belakang.22 terhadap risiko osteoporosis pada
usia lanjut.
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret – Juli 2021 129
TINJAUAN PUSTAKA
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret – Juli 2021 130
TINJAUAN PUSTAKA
JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret – Juli 2021 131