Patofisiologi
Osteoarthritis
dr. Azzaky, SpPD, FINASIM
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
CURRICULUM VITAE
INFORMASI PRIBADI
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Padang, 20 Desember 1985
PENDIDIKAN FORMAL
2020 : FINASIM PB PAPDI
2016 : Spesialis I PenyakitDalam FK UGM
2009 : S1 Kedokteran Umum FK UGM
2003 : SMU N 1 Padang
2000 : SLTPN 1 Padang
1997 : SD Pertiwi 3 Padang Timur Kodya Padang
JABATAN
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
(2016-sekarang)
2. Ketua POKJA KIPI Kab. Klaten (2021-sekarang)
3. Pengurus Inti Komunitas Kesehatan Nasional (Komkesnas) Periode 2019-
2024
4. Ketua Tim dan Pokja Geriatri RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten (2017-
sekarang)
5. Reviewer Jurnal DIKTI (2016-sekarang)
6. Pembina Paguyuban Hemofilia Kab. Klaten (2017-sekarang)
7. Dosen Klinis FKKMK UGM
8. Ketua Yayasan Isma Nandita (2022-sekarang)
9. Pengurus Pusat Studi Gerontologi Jawa Tengah (2022-sekarang)
KEANGGOTAAN ORGANISASI
1. IDI Cabang Klaten
2. PAPDI Cabang Surakarta
3. PUSKI
PENGHARGAAN
1. Tokoh Inspirasi Pandemi Covid-19 (Yayasan SehatIndonesiaku Award, 21 Maret 2022)
2. Tokoh Sadar Covid-19 Nasional (Yayasan Bersinar Indonesia, 20 Maret 2022)
3. Tokoh Nasional di Era Pandemi Covid-19 (Universitas Boyolali Award 2022, 4 Agustus
2022)
4. Tokoh Pejuang Covid-19 Nasional (Yayasan Pendidikan Ar-Rasyid Bonteng Menganti
Gresik, 7 Agustus 2022)
5. No. 1 Indonesia Innovative Professional Leadership Award 2022 (World Achievment
Association, 20 Mei 2022)
6. Tokoh Covid-19 Indonesia (Universitas Pancasakti Tegal. 20 Agustus 2022)
7. Tokoh Kemanusiaan Nasional Covid-19 (Universitas Fort De Kock Bukittinggi, 27
Agustus 2022)
PELATIHAN
1. 5th World Federation for Ultrasound in Medicine and Biology
(WFUMB) Center of Education Seminar (Jakarta, 23-24 Maret 2018)
2. Pelatihan Tim Geriatri Terpadu diRS Kariadi Semarang (2019)
KARYA
1. Setahun COVID-19 Dalam Perspektif Ekonomi, Pendidikan,
Kesehatan, Sosial Budaya, Komunikasi dan Hukum
2. Buku Saku Geriatri
3. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan
4. Lansia dan Pengaturan Gizinya
Berdasarkan American Academy of
Orthopedic Surgeons dan The National
Institute of Health, Osteoarthritis adalah
kelainan rawan sendi dengan adanya
Definisi perubahan morfologi, biokimia, molekuler
dan biomekanik pada sel dan substansi
Osteoarthritis dasarnya, fibrilasi, peradangan dan
penurunan susunan rawan sendi, sklerosis,
dan kerusakan tulang subkondral,
munculnya osteofit dan kista subkondral
(Adnan ZA, 2009)
EPIDEMIOLOGI OSTEOARTRITIS
Osteoartritis merupakan sebagian besar bentuk arthritis dan penyebab
utama disabilitas pada lansia. OA merupakan penyebab beban utama
untuk pasien, pemberi pelayanan kesehatan, dan masyarakat. WHO
melaporkan 40% penduduk dunia yang lansia akan menderita OA, dari
jumlah tersebut 80% mengalami keterbatasan gerak sendi.
Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun. Bisa terjadi pada
pria dan wanita, tetapi pria bisa terkena pada usia yang lebih muda.
Prevalensi Osteoartritis di Indonesia cukup tinggi yaitu 5% pada usia >40
tahun, 30% pada usia 40-60 tahun dan 65% pada usia >61 tahun.
FAKTOR RISIKO OSTEOARTRITIS
Secara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko OA yaitu faktor
predisposisi dan faktor biomekanis. Faktor predisposisi merupakan faktor
yang memudahkan seseorang untuk terserang OA. Sedangkan faktor
biomekanik lebih cenderung kepada faktor mekanis/gerak tubuh yang
memberikan beban atau tekanan pada sendi lutut sebagai alat gerak tubuh,
sehingga meningkatkan risiko terjadinya OA
1 Usia
2 Jenis Kelamin
3 Ras/Etnis
6 Penyakit lain
7 Obesitas
8 Osteoporosis
USIA JENIS KELAMIN
2 Kelainan anatomis
Faktor 3 Pekerjaan
Biomekanis
4 Aktivitas fisik
Berbagai sitokin turut berperan menstimulasi sel kondrosit dalam menghasilkan enzim perusak
rawan sendi. Sitokin-sitokin proinflamasi akan melekat pada reseptor di permukaan kondrosit dan
sinoviosit yang menyebabkan transkripsi gene MMP sehingga produksi enzim tersebut meningkat.
Patogenesis Osteoartritis pada Obesitas
Obesitas merupakan kondisi kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa
tubuh yang mempengaruhi kesehatan. Salah satu cara penentuan obesitas adalah
dengan menggunakan indeks massa tubuh (IMT). Pengukurannya hanya
membutuhkan 2 data, yaitu berat badan dan tinggi badan, kemudian berat badan
dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (kg/m²).
Ada dua faktor utama yang diduga bertanggung jawab terjadinya progresivitas
OA pada pasien dengan obesitas, yaitu faktor biomekanik dan peningkatan
kadar adipokin yang dilepaskan oleh sel adiposit (seperti leptin dan adiponektin).
(Issa RI dkk, 2012; Sharma L., 2006)
Farmako analgetika atau Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Untuk nyeri
yang ringan maka asetaminophen tidak lebih dari 4 gram per hari
logi merupakan pilihan pertama. Untuk nyeri sedang sampai berat, atau
ada inflamasi, maka OAINS yang selektif COX-2 merupakan pilihan
pertama, kecuali jika pasien mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya
hipertensi dan penyakit ginjal. OAINS yang COX-2 non-selektif juga
bisa diberikan asalkan ada perhatian khusus untuk terjadinya
komplikasi gastrointestinal dan jika ada risiko ini maka harus
dikombinasi dengan inhibitor pompa proton atau misoprostol. Injeksi
kortikosteroid intraartikuler bisa diberikan terutama pada pasien yang
tidak ada perbaikan setelah pemberian asetaminophen dan OAINS.
Tramadol bisa diberikan tersendiri atau dengan kombinasi dengan
analgetik.
KESIMPULAN
Osteoartritis adalah penyakit degeneratif kronik pada sendi yang
disebabkan oleh berbagai faktor. Patogenesis osteoartritis saat ini
masih menjadi perdebatan, namun sebagian besar ahli meyakini,
bahwa osteoartritis bukan hanya penyakit degeneratif. Keterlibatan
sistem imun pada patogenesis osteoartritis merupakan suatu hal
yang tidak mungkin dinafikan.
Terima Kasih!