Assalamuailaikum Wr. Wb
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah mendorong kesadaran PNS
untuk menjalankan profesinya sebagai ASN dengan berlandaskan pada:
a) nilai dasar;
e) profesionalitas jabatan.
setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya, yaitu:
Sepintas seolah-olah terjadi kontradiksi, di satu pihak PNS harus melayani masyarakat sebaik-baiknya,
melakukannya dengan ramah, tulus, dan profesional, namun dilain pihak semua yang dilakukannya
harus sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang berlaku.
Menghadapi hal tersebut PNS dituntut untuk bersikap kreatif dan melakukan terobosan (inovasi) dalam
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat.
Justru seninya terletak pada dinamika tersebut, PNS bisa menunjukan perannnya dalam koridor
peraturan perudang- undangan (bending the rules), namun tidak boleh melanggarnya (breaking the
rules).
Menjadi PNS yang profesional memerlukan:
empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan
pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing:
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal sehingga setiap PNS
perlumengenal dan memahami secara kritis terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau
bahkan berpotensi terjadi, contohnya paham radikalisme/ terorisme. Bagaimana penanganannya ?
dengan cara mulai membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia).
1. modal Intelektual : pegawai yang memiliki pengetahuan yang luas dan terus menambah
pengetahuan
2. modal Emosional : Kemampuan mengelola emosi dengan baik disebut dengan kecerdasan emosi
3. modal Sosial : kemampuan untuk membangun dan mempertahankan jaringan kerja dengan
kesadaran social (mmberikan pelayanan prima) dan kemampuan social (kemampuan mengelola
konflik dalam kelompok, kemampuan membangun tim kerja yang solid)
4. modal ketabahan (adversity) : Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik
dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi.
5. modal etika/moral : kemampuan membedakan benar dan salah
6. modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani : u kesehatan adalah bagian dari modal manusia agar
dia bisa bekerja dan berpikir secara produktif.
ISU-ISU STRATEGIS KONTEMPORER :
1. Korupsi :
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
beserta revisinya melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001
Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta
Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
Korupsi didorong karena :
1. faktor Individu (tamak, moral lemah, gaya hidup konsumtif)
2. factor lingkungan
membangun Sikap Antikorupsi dengan :
- bersikap jujur
- menghindari perilaku yang merugikan kepentingan orang banyak atau melanggar
hak orang lain dari hal-hal yang kecil
- menghindari konflik kepentingan dalam hubungan kerja, hubungan bisnis maupun
hubungan bertetangga
- menghindari konflik kepentingan dalam hubungan kerja, hubungan bisnis maupun
hubungan bertetangga
2. gratifikasi:
Pasal 12 dan Pasal 13 UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi;
pasal 12 B dan Pasal 12 C UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan atau UU No. 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Pasal 16, Pasal 17, dan Pasal 18 UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
Menerima gratifikasi tidak diperbolehkan karena akan mempengaruhi setiap keputusan
yang dikeluarkan oleh pejabat yang mendapatkannya, sehingga hanya akan
menguntungkan orang yang memberikannya dan melanggar hak orang lain
Cara yang harus dilakukan :
a. Melaporkan setiap pemberian yang diterima kepada Komisi Pemberantasan
Korupsi;
b. Tidak menerima semua pemberian yang dilakukan oleh orang yang patut diduga
akan mendapatkan keuntungan, akibat kedekatannya dengan seorang pejabat;
c. Tidak menerima semua pemberian yang berkaitan dengan jabatan yang sedang
diembannya.
3. Narkoba
Harus dihindari dengan membangun Kesadaran Anti Narkoba
4. Terorisme dan Radikalisme
Membangun Kesadaran Antiterorisme dengan cara pencegahan, penindakan dan pemulihan
a. Pencegehan :penguatan intelijen diperlukan untuk melakukan pencegahan lebih baik
b. Penindakan : Aparat intelijen dan tni polri
c. Pemulihan : Struktur organisasi BNPT yang relevan untuk membangun kesadaran
antiterorisme adalah Direktorat Deradikalisasi di bawah kedeputian I Bidang Pencegahan,
Perlindungan dan Deradikalisasi
d. peran serta masyarakat
5. Money Laundring : Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
telah turut berkontribusi pada pembangunan rezim APU/PPT. “KALO BERSIH KENAPA RISIH !”
6. Proxy War
dengan cara membangun Kesadaran Anti-Proxy dengan mengedepankan Kesadaran Bela Negara
melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila
Pancasila selaku ideologi yang menjadi fundamental bangsa Indonesia yang terbentuk
berdasarkan kondisi bangsa Indonesia yang multikultural mempunyai keanekaragaman budaya,
adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan agama yang berbeda- beda dari Sabang sampai Merauke
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memperoleh dukungan dari rakyat Indonesia karena
sila-sila serta nilai-nilai yang secara keseluruhan merupakan intisari dari nilai-nilai budaya
masyarakat yang majemuk.