Anda di halaman 1dari 61

Bebyd Noverianto, Firdha Dwi Lestari

Siti Lailiyatul Maqfiroh, Detalia Noriza Munahefi


Bebyd Noverianto
Firdha Dwi Lestari
Siti Lailiyatul Maqfiroh
Detalia Noriza Munahefi

Penerbit Lakeisha
2021
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta

Pasal 1:
1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasakan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan
diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 9:
2. Pencipta atau Pengarang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan a.penerbitan
Ciptaan; b.Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya;
c.Penerjemahan Ciptaan; d.Pengadaptasan, pengaransemen, atau
pentrasformasian Ciptaan; e.Pendistribusian Ciptaan atau salinan;
f.Pertunjukan Ciptaan; g.Pengumuman Ciptaan; h.Komunikasi
Ciptaan; dan i. Penyewaan Ciptaan.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak
ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i
untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c,
huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
E-Book Bangun Ruang Sisi Datar dengan Model Problem
Based E-Learning Berbantuan Assemblr Berbasis Javanese
Culture Augmented Reality

Penulis:
Bebyd Noverianto
Firdha Dwi Lestari
Siti Lailiyatul Maqfiroh
Detalia Noriza Munahefi

Editor : Detalia Noriza Munahefi


Layout : Bebyd Noverianto, Firdha Dwi Lestari & Siti Lailiyatul Maqfiroh
Design Cover : Tim Lakeisha
21 cm × 29.7 cm, 49 Halaman
ISBN: 978-623-6322-75-8 (PDF)

Diterbitkan oleh Penerbit Lakeisha


(Anggota IKAPI No.181/JTE/2019)

Redaksi
Srikaton, Rt.003, Rw.001, Pucangmiliran,
Tulung, Klaten, Jawa Tengah
Hp. 08989880852, Email: penerbit_lakeisha@yahoo.com
Website : www.penerbitlakeisha.com

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang


Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
Prakata
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt, karena
hidayah dan inayah-Nya penulisan e-book ini dapat terselesaikan dengan waktu yang
telah ditetapkan. E-book ini merupakan bahan ajar mata pelajaran Matematika materi
Bangun Ruang Sisi Datar untuk siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah Kelas VIII berdasarkan Kurikulum 2013. Matematika adalah bahasa
universal sehingga kemampuan matematika siswa dapat dibandingkan antara negara satu
dengan yang lain. Kita mengetahui bahwa PISA (Program for International Student
Assessment) dan TIMSS (The International Mathematics and Science Survey) merupakan
studi internasional yang dilakukan secara berkala untuk mengukur dan membandingkan
tingkat kemajuan pendidikan matematika di beberapa negara. Namun, hasil menyatakan
bahwa kemampuan matematika siswa SMP/MTs di Indonesia masih sangat rendah.
Konten pengujian PISA adalah permasalahan real (students’ capacity to solve real
problem) dengan mengangkat empat topik utama, salah satunya adalah space and shape
(ruang dan bentuk). Topik tersebut berkaitan dengan pembelajaran geometri siswa
SMP/MTs kelas VIII yaitu materi Bangun Ruang Sisi Datar.
Berbagai penelitian terdahulu menyatakan bahwa rendahnya kemampuan spasial
dan motivasi belajar menyebabkan kurangnya penguasaan materi geometri pada siswa.
Kemampuan spasial adalah kemampuan untuk memvisualisasikan objek dalam
pembelajaran geometri. E-book ini ditulis dengan model pembelajaran PbeL (Problem
Based E-Learning) Berbantuan Assemblr Berbasis Javanese Culture Augmented Reality.
Pembelajaran e-learning dipilih karena sesuai dengan perkembangan digitalisasi sistem
pendidikan era new normal. PbeL berfungsi sebagai model pembelajaran geometri
berbasis masalah real sehingga sesuai dengan standart soal PISA. Nuansa Javanese
Culture berkaitan dengan budaya masyarakat setempat sehingga memudahkan siswa
dalam memahaminya. Sedangkan penggunaan aplikasi Assemblr berfungsi untuk
menampilkan objek-objek geometri yang bernuansa Javanese Culture ke dalam bentuk
Augmented Reality untuk memberi rangsangan kemampuan spasial siswa. Selain itu,
penggunaan media pembelajaran Assemblr berbasis Javanese Culture Augmented Reality

ii
membuat pembelajaran geometri menjadi lebih menarik dan tidak membosankan
sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Bagian awal e-book apersepsi sebagai cerita pengantar, kata kunci, kompetensi
dasar, indikator pencapaian kompetensi, indikator kemampuan spasial, peta konsep, dan
cerita pengantar. Materi Bangun Ruang Sisi Datar Terdiri dari tiga Bab utama yaitu: Bab
1. Prisma, Bab 2. Limas, dan Bab 3. Diagonal. Bab 1. Setiap bab berisi pengertian, sifat-
sifat, luas permukaan, volume, permasalahan berbasis augmented reality, rangkuman, dan
evaluasi. Selain itu, setiap bab juga terdapat permasalahan beserta penyelesaian sebagai
contoh pengerjaan soal real bernuansa budaya. Diharapkan dengan adanya e-book ini
dapat digunakan sebagai solusi kreatif yang efektif dalam peningkatan kemampuan
spasial dan motivasi belajar siswa SMP/MTs Kelas VIII pada pembelajaran era new
normal. E-book ini juga dibuat guna memenuhi luaran PKM-RSH dari penulis yang
berjudul “Keefektifan Problem Based E-Learning Berbantuan Assemblr Berbasis
Augmented Reality untuk Meningkatkan Kemampuan Spasial dan Motivasi Belajar
Siswa”. Penulis bersifat terbuka dan mengundang pembaca untuk memberikan kritik,
saran, dan masukannya perbaikan dan penyempurnaan e-book. Atas kontribusinya, kami
mengucapkan terima kasih. Semoga kita dapat memberi yang terbaik untuk dunia
pendidikan Indonesia dalam rangka menyiapkan generasi emas tahun 2045.

Tim Penulis
Bebyd Noverianto
Firdha Dwi Lestari
Siti Lailiyatul Maqfiroh
Detalia Noriza Munahefi

iii
Daftar Isi
Prakata .............................................................................................................................. ii
Daftar Isi .......................................................................................................................... iv
Daftar Gambar ................................................................................................................. vi
Bangun Ruang Sisi Datar .................................................................................................. 1
Kata Kunci ........................................................................................................................ 2
Kompetensi Dasar ............................................................................................................ 2
Indikator Pencapaian Kompetensi .................................................................................... 2
Indikator Kemampuan Spasial .......................................................................................... 3
Peta Konsep ...................................................................................................................... 3
Bab 1. Prisma .................................................................................................................... 4
1.1 Pengertian Prisma ........................................................................................... 5
1.2 Sifat-Sifat Prisma ............................................................................................ 5
1.3 Luas Permukaan Prisma Segi-n ...................................................................... 5
1.4 Luas Permukaan Kubus dan Balok ................................................................. 8
1.5 Volume Prisma Segi-n .................................................................................. 11
1.6 Volume Kubus dan Balok ............................................................................. 16
1.7 Permasalahan Prisma Berbasis AR ............................................................... 18
1.8 Rangkuman Prisma ....................................................................................... 22
1.9 Evaluasi Prisma ............................................................................................ 22
Bab 2. Limas ................................................................................................................... 24
2.1 Pengertian Limas .......................................................................................... 25
2.2 Sifat-Sifat Limas ........................................................................................... 25
2.3 Luas Permukaan Limas ................................................................................. 25
2.4 Volume Limas .............................................................................................. 28

iv
2.5 Permasalahan Limas Berbasis Augmented Reality ........................................ 30
2.6 Rangkuman Limas ........................................................................................ 34
2.7 Evaluasi Limas ............................................................................................. 34
Bab 3. Diagonal .............................................................................................................. 36
3.1 Pengertian Diagonal Bidang ......................................................................... 37
3.2 Pengertian Diagonal Ruang .......................................................................... 37
3.3 Pengertian Bidang Diagonal ......................................................................... 38
3.4 Hubungan Diagonal Bidang, Diagonal Ruang, dan Bidang Diagonal .......... 38
3.5 Permasalahan Diagonal Berbasis Augmented Reality ................................... 42
3.6 Rangkuman Diagonal ................................................................................... 47
3.7 Evaluasi Diagonal ......................................................................................... 47
Kunci Jawaban ............................................................................................................... 49

v
Daftar Gambar
Gambar 1.0 Candi Borobudur ........................................................................................... 1
Gambar 1.1 Gapura Wringin Lawang .............................................................................. 4
Gambar 1.2 Model Prisma ................................................................................................ 5
Gambar 1.3 Jaring-Jaring Prisma Segitiga ....................................................................... 6
Gambar 1.4 Kaca Prisma .................................................................................................. 6
Gambar 1.5 Alas Prisma Segi Enam ................................................................................. 7
Gambar 1.6 Kubus dan Balok ......................................................................................... 8
Gambar 1.7 Batu Lingga Yoni .......................................................................................... 9
Gambar 1.8 Batu Bata Balok .......................................................................................... 10
Gambar 1.9 Prisma Segi Tiga ......................................................................................... 11
Gambar 2.0 Prisma Segi Lima ........................................................................................ 12
Gambar 2.1 Prisma Segi Enam ....................................................................................... 12
Gambar 2.2 Bidang Segi Enam ....................................................................................... 12
Gambar 2.3 Prisma Segi Delapan ................................................................................... 13
Gambar 2.4 Bidang Segi delapan .................................................................................... 13
Gambar 2.5 Menara Sanggabuana .................................................................................. 14
Gambar 2.6 Prisma Segi Delapan ................................................................................... 15
Gambar 2.7 Kolam Segaran ............................................................................................ 17
Gambar 2.8 Gabung Kelas 1 ........................................................................................... 18
Gambar 2.9 Tampilan Permasalahan 1 ........................................................................... 19
Gambar 3.0 QR Marker 1 ................................................................................................ 19
Gambar 3.1 Tampilan Masalah Prisma AR ..................................................................... 20

vi
Gambar 3.2 Point 1 Prisma AR ....................................................................................... 20
Gambar 3.3 Poin 2 Prisma AR ........................................................................................ 20
Gambar 3.4 Poin 3 Prisma AR ........................................................................................ 21
Gambar 3.5 Makam Sunan Bonang Tuban ..................................................................... 24
Gambar 3.6 Model Limas ............................................................................................... 25
Gambar 3.7 Jaring-Jaring Limas ..................................................................................... 26
Gambar 3.8 Atap Masjid Agung Sunan Ampel ............................................................... 26
Gambar 3.9 Jaring-Jaring Limas Segi Empat .................................................................. 27
Gambar 4.0 Limas dalam Kubus ..................................................................................... 28
Gambar 4.1 Iwel-Iwel .................................................................................................... 29
Gambar 4.2 Gabung Kelas 2 ........................................................................................... 30
Gambar 4.3 Tampilan Permasalahan 2 ........................................................................... 31
Gambar 4.4 QR Marker 2 ................................................................................................ 31
Gambar 4.5 Scene 1 Limas AR ....................................................................................... 32
Gambar 4.6 Scene 2 Limas AR ....................................................................................... 32
Gambar 4.7 Scene 3 Limas AR ....................................................................................... 32
Gambar 4.8 Scene 4 Limas AR ....................................................................................... 33
Gambar 4.9 Kubus dan Limas ......................................................................................... 34
Gambar 5.0 Wayang Kulit .............................................................................................. 36
Gambar 5.1 Unsur Bangun Ruang .................................................................................. 36
Gambar 5.2 Diagonal Bidang ......................................................................................... 37
Gambar 5.3 Diagonal Ruang .......................................................................................... 38
Gambar 5.4 Bidang Diagonal ......................................................................................... 38
Gambar 5.5 Diagonal Kubus .......................................................................................... 39
Gambar 5.6 Permasalahan 1 Diagonal ............................................................................ 40
5.7 Penyelesaian 1 Diagonal .......................................................................................... 41
Gambar 5.8 Permasalahan 2 Diagonal ............................................................................ 41

vii
Gambar 5.9 Segitiga Siku-Siku ...................................................................................... 42
Gambar 6.0 Gabung Kelas 3 ........................................................................................... 43
Gambar 6.1 Tampilan Permasalahan 3 ........................................................................... 44
Gambar 6.2 QR Marker 3 ................................................................................................ 44
Gambar 6.3 Orientasi Masalah Diagonal AR .................................................................. 45
Gambar 6.4 Pengorganisasian Masalah Diagonal AR .................................................... 45
Gambar 6.5 Permasalahan Diagonal AR ........................................................................ 45
Gambar 6.6 jaring-jaring Diagonal AR ........................................................................... 46
Gambar 6.7 Kubus Garasi ............................................................................................... 47

viii
Bangun Ruang Sisi Datar

Gambar 1.0 Candi Borobudur


Sumber: https://gaetlokal.id/read/86/belajar-sejarah-sekaligus-refreshing-di-candi-borobudur.html

Budaya jawa memang mempunyai keunikan tersendiri, termasuk berbagai bentuk


bangunan peninggalan sejarahnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh akulturasi budaya dari
berbagai agama yang masuk pada masa itu seperti halnya hindu, budha, dan islam. Candi
Borobudur merupakan salah satu dari sekian banyak candi yang ada di Indonesia. Situs
candi budha mahayana ini dibangun sekitar abad ke 8-9 M, pada masa pemerintahan
dinasti Syailendra Kerajaan Mataram Kuno. Candi Borobudur telah terdaftar sebagai situs
warisan dunia UNESCO pada tahun 1991. Apabila dilakukan pengamatan lebih dekat,
terlihat bahwa Candi Borobudur dibangun dari susunan berbagai batuan andesit dengan
tiap batuannya memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda seperti halnya kubus, balok,
prisma, maupun limas. Jika diambil sebuah batu di Candi Borobudur yang berbentuk
balok dengan ukuran tertentu, berapa luas permukaan dan volume batu tersebut? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, mari kita belajar materi Bangun Ruang Sisi Datar.

1
1. Sisi Tegak
Kata Kunci
2. Sisi Alas
3. Luas Permukaan
4. Volume

Kompetensi Dasar
3.9 Membedakan dan menentukan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar
(kubus, balok, prisma, dan limas).
4.9 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan dan volume bangun
ruang sisi datar (kubus, balok, prisma dan limas), serta gabungannya.

1.
Indikator Pencapaian Kompetensi
Siswa dapat mengetahui membedakan pengertian dan sifat-sifat bangun ruang sisi
datar prisma limas, dan diagonal.
2. Siswa dapat mengetahui rumus luas permukaan, volume, dan hubungan diagonal.
3. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan real bernuansa budaya yang berkaitan luas
permukaan dan volume bangun ruang sisi data prisma, limas, dan diagonal.
4. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan prisma, limas, dan
diagonal.

2
1.
Indikator Kemampuan Spasial
Menentukan posisi dan arah benda pada konteks ruang (Spatial Orientation)
2. Memahami tata letak benda dalam lingkup keruangan (Enviromental Ability)
3. Menemukan pola atau gambar tersembunyi pada pola kompleks yang lebih besar
(Flexibility of Closure)
4. Membayangkan keadaan objek dari perspektif berbeda (Spatial Relations)
5. Membayangkan, memanpulasi, atau membalikkan objek (Spatial Vizualitation)
6. Memindahkan benda secara mental, dan menyelesaikan masalah melalui banyak
langkah (Spatiomeporal Ability)
7. Membandingkan atau mengenali simbol dan gambar dengan cepat dalam aktivitas
persepsi visual (Perceptual Speed)
8. Mengidentifikasi gambar belum lengkap secara cepat (Closure Speed)

Peta Konsep
Bangun Ruang
Sisi Datar

Luas Permukaan Volume

Prisma Limas

Prisma Segi-n Kubus dan Balok

Hubungan diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang diagonal

3
Bab 1. Prisma

Gambar 1.1 Gapura Wringin Lawang


Sumber: http://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/detail/PO2015100400374/candi-wringin-lawang

Gapura Wringin Lawang merupakan gapura peninggalan kerajaan Majapahit abad


ke-14 yang berada di Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur, Indonesia. Berbeda dengan berbagai peninggalan sejarah di Jawa Tengah yang
berbahan dasar batuan andesit, peninggalan sejarah kerajaan di Jawa Timur kebanyakan
berbahan dasar batu bata merah termasuk Gapura Wringin Lawang ini. Batu bata merah
adalah salah satu bangun ruang yang berbentuk balok sehingga termasuk ke dalam jenis
prisma. Lalu apa perbedaan dan persamaan bangun ruang prisma maupun balok? Berikut
penjelasan secara detail bangun ruang Prisma.

1.1 Pengertian Prisma


Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua buah bidang sejajar yang
disebut bidang alas dan bidang atas, serta beberapa bidang yang saling berpotongan yang
disebut bidang tegak. Sedangkan tinggi prisma merupakan jarak antara bidang alas dan
bidang atas. Perhatikan berbagai model prisma di bawah ini:

4
Prisma Prisma Prisma Prisma
Segitiga Segiempat Segilima Segidelapan
Gambar 1.2 Model Prisma
Berdasarkan pengertian dan gambar di atas, maka diperoleh bahwa kubus
merupakan model prisma yang memiliki bidang alas dan bidang atas berbentuk persegi
dengan bentuk dan ukuran yang sama. Sedangkan balok merupakan model prisma yang
memiliki bidang alas dan bidang atas berbentuk persegi panjang dengan bentuk dan
ukuran yang sama.

1.2 Sifat-Sifat Prisma


Sebuah bangun ruang dapat dikatakan sebagai prisma apabila memenuhi sifat-
sifat sebagai berikut:
1. Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen (sama dan sebangun).
2. Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegi panjang, atau jajar genjang.
3. Prisma memiliki rusuk yang tegak dan adapula yang tidak tegak.
4. Setiap diagonal bidang bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang sama.

1.3 Luas Permukaan Prisma Segi-n


Menghitung luas permukaan prisma sama halnya dengan menjumlahkan semua
luas bangun datar pada jaring-jaring prisma tersebut. Alas prisma segi-n memiliki bentuk
yang beragam seperti prisma segitiga, prisma segilima, prisma segienam, dan sebagainya.
Oleh karena itu, untuk menentukan luas permukaan sebuah prisma sangat bergantung
pada bentuk alasnya. Sebagai contoh terdapat prisma segitiga, maka untuk mempermudah
perhitungan luas permukaannya, perhatikan jaring-jaring sebagai berikut:

5
Gambar 1.3 Jaring-Jaring Prisma Segitiga
Misalkan a, b, dan c merupakan panjang sisi-sisi dari segitiga sebagai alas prisma,
dan t adalah tinggi prisma. Bidang alas dan bidang atap prisma merupakan dua segitiga
yang kongruen sehingga didapatkan luas permukaan prisma segitiga tersebut adalah
2 × Luas Alas + (a + b + c) × t . Seperti yang diketahui bahwa a + b + c merupakan
keliling sisi alas. Apabila A merupakan luas alas prisma segi-n, K merupakan keliling
alas prisma segi-n, dan t merupakan tinggi prisma, maka didapatkan Luas Permukaan
Prisma Segi-n dengan rumus L = (2 × A) + (K × t) .

Permasalahan 1.1

Orientasi Masalah :
Keris merupakan benda pusaka sekaligus identitas orang jawa. keris diletakkan
pada kaca yang berbentuk prisma segi lima beraturan dengan tinggi 70 cm dan panjang
sisi segi enam adalah 30 cm. Berapa luas permukaan kaca prisma tersebut ?

Gambar 1.4 Kaca Prisma

6
Penyelesaian 1.1

Pengorganisasian Masalah:
Tinggi kaca = t prisma = 70 cm
Panjang sisi segienam = 30 cm
Kaca prisma segienam sehingga rumus luas permukaannya L = (2 × A) + (K × t).
Strategi:
Untuk menghitung luas permukaan prisma, terlebih dahulu harus mengetahui luas
permukaan alas dan keliling alas dari prisma tersebut.
Penyelesaian Masalah:

Gambar 1.5 Alas Prisma Segi Enam


Keseluruhan sudut tengah segi enam yang berbentuk lingkaran adalah 360°,
360°
sehingga 1 sudut segitiganya adalah = 60°. Jelas bahwa segi tiga di sebelah kanan
6

adalah segitiga sama sisi karena ke tiga sisinya adalah 60°. Dengan demikian, maka ke
tiga sisinya memiliki panjang yang sama yaitu 30 cm.
𝑡 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 = √302 − 152 = √900 − 225 = √675 = 15√3 cm.
1
Luas Alas = Luas segi enam = 6 × (2 × 30 × 15√3) = 1350√3 cm.

Keliling Alas = 6 × panjang sisi alas = 6 × 30 = 180 cm.


Luas Permukaan Prisma = L = (2 × A) + (K × t)
= (2 × 1350√3) + (180 × 70) = (2700√3 + 12600) cm2 .
Kesimpulan:
Jadi luas permukaan kaca berbentuk prisma segienam tersebut adalah
(2700√3 + 12600) cm2 .

7
1.4 Luas Permukaan Kubus dan Balok
Berdasarkan penjelasan 1.2, jelas bahwa rumus luas permukaan prisma adalah
L = (2 × A) + (K × t) dengan A adalah luas alas, K adalah keliling alas, dan t adalah
tinggi prisma. Kubus dan Balok merupakan prisma yang memiliki keistimewaan
tersendiri sehingga perhitungannya akan lebih sederhana jika menggunakan rumus
sebagai berikut:

Gambar 1.6 Kubus dan Balok


Sumber: https://www.maretong.com/2020/01/rumus-volume-kubus-dan-balok.html?m=0

Kubus merupakan prisma yang mempunyai bidang alas berbentuk persegi


sehingga panjang sisi kubus sama pada seluruh permukaannya. Luas Bidang Alas = Luas
bidang Atap = Luas sisi tegak. Maka didapatkan bahwa rumus Luas Permukaan Kubus
adalah L = (s × s) + (s × s) + (s × s) + (s × s) + (s × s) + (s × s) = 6 × (s × s) .
Sedangkan Balok merupakan prisma yang mempunyai bidang alas berbentuk
persegi panjang dengan panjang = p dan lebar = l. Selain itu balok juga memiliki tinggi =
t. Keistimewaan kubus maupun balok adalah memiliki bidang yang berhadapan memiliki
bentuk dan ukuran yang sama. Jelas bahwa bidang ABCD = EFGH, ABFE=DCGH, dan
BCGF=ADHE. Maka didapatkan bahwa rumus Luas Permukaan Balok adalah L =
(2 × Luas ABCD) + (2 × Luas ABFE) + (2 × Luas BCGF) = (2 × (𝑝 × 𝑙)) + (2 ×
(𝑝 × 𝑡)) + (2 × (𝑙 × 𝑡)) = 2 × (𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡).
Jadi dapat disimpulkan bahwa rumus Luas Permukaan Kubus = L = 6 × (s × s) ,
sedangkan rumus Luas Permukaan Balok = L = 2 × (𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡).

8
Permasalahan 1.2

Orientasi Masalah:
Batu yoni merupakan simbol dari kesuburan, dan biasanya ditemukan
berpasangan dengan batu lingga sehingga bernama lingga yoni. Pada sebuah candi atau
bangunan peninggalan sejarah lainnya biasanya terdapat satu batu lingga yoni di area
tersebut. Sebuah batu yoni berbentuk kubus dengan panjang sisi 125 cm. Berapa luas
permukaan batu yoni tersebut tanpa bidang alas dan atap?

Gambar 1.7 Batu Lingga Yoni


Sumber: https://radarkediri.jawapos.com/

Penyelesaian 1.2

Pengorganisasian Masalah:
Batu yoni berbentuk kubus dengan panjang sisi = s = 125 cm.
Strategi:
Dikarenakan luas bidang alas = luas bidang atap = luas bidang tegak, maka untuk
menghitung luas permukaan kubus tanpa alas dan atap sama halnya dengan menghitung
keseluruhan luas permukaan bidang tegak.
Penyelesaian Masalah:
Luas permukaan kubus tanpa alas dan atap = total luas permukaan bidang tegak
= 4 × (s × s) = 4 × (125 × 125) = 4 × 15.625 = 62.500 cm2 .
Kesimpulan:
Jadi dapat disimpulkan bahwa luas permukaan batu yoni tanpa bidang alas dan
atap adalah 62.500 cm2 .

9
Permasalahan 1.3

Orientasi Masalah:
Batu bata pada zaman Majapahit memiliki ukuran panjang 31 cm, lebar 20 cm,
dan tinggi 5 cm. Jika sebuah batu bata dengan ukuran tersebut dibungkus dengan sebuah
kertas karton di seluruh permukaannya, maka didapatkan jaring-jaring batu bata
berbentuk balok sebagai berikut :

Gambar 1.8 Batu Bata Balok


Berapa luas permukaan 5 batu bata yang berbentuk balok tersebut?

Penyelesaian 1.3

Pengorganisasian Masalah:
Batu bata berbentuk balok dengan panjang, lebar, dan tinggi sebagai berikut:
Panjang balok = p = 30 cm
Lebar balok = l = 20 cm
Tinggi balok = t = 5 cm
Strategi:
Untuk menghitung luas permukaan 5 batu bata yang berbentuk balok tersebut,
maka telebih dahulu hitung luas permukaan 1 batu bata.
Penyelesaian Masalah:
Luas Permukaan Batu Bata = L Permukaan Balok = L = 2 × (𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡).
= 2 × ((30 × 20) + (30 × 5) + (20 × 5))
= 2 × (600 + 150 + 100)
= 2 × 850 = 1700 cm2
Luas Permukaan 5 Batu Bata = 5 × 1700 = 8500 cm2 .

10
Kesimpulan:
Jadi dapat disimpulkan bahwa luas permukaan 5 batu bata yang berbentuk balok
dengan ukuran tersebut adalah 8500 cm2 .

1.5 Volume Prisma Segi-n

Selain luas permukaan, volume prisma juga dipengaruhi oleh model bidang alas
dan bidang tutup prisma tersebut. Secara umum, untuk menghitung volume prisma segi-
n dapat dilakukan dengan cara menghitung luas alas dikalikan dengan tinggi prisma. Ada
berbagai macam model alas prisma seperti halnya segi tiga, segi empat, segi lima, dan
seterusnya sehingga yang membedakan rumus volume prisma segi-n adalah luas
permukaan alas dari prisma itu sendiri. Perhatikan tabel berikut ini.
Prisma Segi Tiga Beraturan

Gambar 1.9 Prisma Segi Tiga


Luas alas prisma segi tiga beraturan adalah
1
𝐿 =2×𝑎×𝑡

Sehingga didapatkan rumus Volume prisma segi tiga beraturan adalah


1
𝑉 = (2 × 𝑎 × 𝑡) × 𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎

11
Prisma Segi Lima Beraturan

Gambar 2.0 Prisma Segi Lima


Luas alas prisma segi lima beraturan dengan panjang sisi a adalah
5 𝜋 𝑎2
L= 𝑎2 cot 5 = √25 + 10√5
4 4

Sehingga Volume prisma segi lima beraturan adalah


𝑎2
𝑉= √25 + 10√5 × 𝑡 𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎
4

Prisma Segi Enam Beraturan

Gambar 2.1 Prisma Segi Enam


Luas alas prisma segi enam beraturan dengan panjang sisi a adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Bidang Segi Enam

12
Keseluruhan sudut tengah segi enam yang berbentuk lingkaran adalah 360°,
360°
sehingga 1 sudut segitiganya adalah = 60°. Jelas bahwa segi tiga di sebelah kanan
6

adalah segitiga sama sisi sehingga ketiga sisinya memiliki panjang yang sama.

𝑎 2 3 𝑎
𝑡𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎 = √𝑎2 − (2 ) = √4 𝑎2 = 2 √3

Sehingga luas alas prisma segi enam beraturan adalah


𝐿 = 6 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑔𝑡𝑖𝑔𝑎
1 𝑎 3
𝐿 = 6 × 2 × 𝑎 × 2 √3 = 4 𝑎2 √3

Sehingga Volume prisma segi enam beraturan adalah


3
𝑉 = 4 𝑎2 √3 × 𝑡𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎

Prisma Segi Delapan Beraturan

Gambar 2.3 Prisma Segi Delapan


Perhatikan alas prisma segi delapan beraturan sebagai berikut:

Gambar 2.4 Bidang Segi delapan

13
Terlihat bahwa bangun segi delapan beraturan disusun oleh sebuah persegi
panjang dengan panjang (2x+a) dan lebar a, serta dua buah trapesium dengan alas
(2x+a), sisi atas a, dan tinggi x.
Luas segi delapan beraturan = 2 × 𝐿 𝑇𝑟𝑎𝑝𝑒𝑠𝑖𝑢𝑚 + 𝐿 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Cari terlebih dahulu tinggi trapesium atau sisi x dengan menggunakan bantuan
segitiga sama kaki di sebelah kanan. Jelas bahwa sudut kaki pada segitiga tersebut =
(180−90)
= 45°
2
1 𝑥 𝑎
sin 45° = 2 √2 = 𝑎 sehingga didapatkan nilai x = 2 √2 .
𝑎 𝑎
Maka panjang persegi panjang= alas trapesium = p = 2 √2 + 2 √2 + 𝑎 = 𝑎(1 + √2)

Didapatkan rumus luas permukaan segi delapan beraturan sebagai berikut:


(𝑎+𝑎(1+√2) 𝑎
𝐿 =2×( 2 2
√2) + 𝑎 × 𝑎(1 + √2) = 2𝑎2 (1 + √2)

Sehingga didapatkan rumus volume limas segi delapan beraturan adalah


𝑉 = 2𝑎2 (1 + √2) × 𝑡𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎

Permasalahan 1.4

Gambar 2.5 Menara Sanggabuana


Sumber: https://correcto.id/beranda/read/35581

14
Orientasi Masalah:
Gambar di atas merupakan Menara Sanggabuana yang terletak pada kawasan
Keraton Kasunanan Solo. Menara Sanggabuana adalah bangunan yang berdiri saat
kepemimpinan Sri Susuhan Paku Buwono II pada tahun 1782 Masehi. Menara ini
berbentuk segi delapan, memiliki 4 tingkatan. Terlihat bahwa dua susunan tembok putih
bagian bawah yang merupakan tingkatan pertama menara adalah sebagai berikut :

Gambar 2.6 Prisma Segi Delapan


Jika bangun tersebut memiliki tinggi 6 m dan panjang sisi 3 m. Jika perbandingan
volume antara tingkatan 1, tingkatan 2, tingkatan 3, dan tingkatan 4 adalah 4 : 3 : 2 : 2,
berapa total volume Menara Sanggabuana ?

Penyelesaian 1.4

Pengorganisasian Masalah:
Prisma segi delapan beraturan
Panjang sisi = s = 3 m
Tinggi prisma = t = 5 m.
Perbandingan volume tingkatan 1, tingkatan 2, tingkatan 3, tingkatan 4 = 4 : 3 : 2 : 2
Strategi:
Untuk menjawab soal maka kita hitung terlebih dahulu luas alas prisma segi
delapan beraturan, kemudian hitung volume, dan perbandingannya.
Penyelesaian Masalah:
Luas segi delapan beraturan = L = 2𝑎2 (1 + √2)

𝐿 = 2 × 32 (1 + √2) = 18(1 + √2) 𝑚2

Volume tingkatan 1 = 5 × 18(1 + √2)


𝑉1 = 90(1 + √2) 𝑚3.

15
3
𝑉2 = 4 × 90(1 + √2) = 67,5(1 + √2) 𝑚3
2
𝑉3 = 4 × 90(1 + √2) = 45(1 + √2) 𝑚3
2
𝑉4 = 4 × 90(1 + √2) = 45(1 + √2) 𝑚3

Total volume = (90+67,5+45+45) (1 + √2) = 247,5(1 + √2) 𝑚3.


Kesimpulan:
Jadi total volume dari Menara Sanggabuana adalah = 247,5(1 + √2) 𝑚3 .

1.6 Volume Kubus dan Balok


Pada dasarnya volume Kubus dan Balok memiliki rumus yang sama dengan
prisma segi-n yaitu luas alas dikali tinggi. Namun dikarenakan alas kubus berbentuk
persegi yang luasnya 𝑠𝑖𝑠𝑖 × 𝑠𝑖𝑠𝑖, dan tinggi kubus adalah 𝑠𝑖𝑠𝑖 juga, maka rumus Volume
Kubus adalah 𝑉 = 𝑠 × 𝑠 × 𝑠 = 𝑠 3 .
Begitu pula dengan Balok yang mempunyai alas berbentuk persegi panjang
dengan rumus luas = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 × 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟. Tinggi balok tetap disimbolkan dengan t karena
bisa jadi tinggi balok tidak sama dengan panjang maupun lebar balok. Sehingga
berdasarkan rumus Volume prisma yaitu luas alas dikali tinggi, maka didapatkan rumus
Volume Balok adalah 𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 .

Permasalahan 1.5

Orientasi Masalah:
Kolam segaran merupakan sebuah kolam purbakala peninggalan Kerajaan
Majapahit do Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Pada zaman dahulu, kolam ini digunakan sebagai waduk penyimpanan air masyarakat
kota raja Majapahit. Kolam ini berbentuk balok dengan ukuran panjang 325 m, lebar 175
m, dan tinggi 3 m. Pada musim kemarau, kolam akan kering tanpa air, akan tetapi ketika
musim penghujan, kolam ini akan terisi air hujan hingga penuh. Berapa volume maksimal
air hujan yang dapat ditampung kolam Segaran ini?

16
Gambar 2.7 Kolam Segaran
Sumber: https://www.bursahaga.com/

Penyelesaian 1.5

Pengorganisasian Masalah:
Kolam berbentuk Balok
Panjang = p = 325 m
Lebar = l = 175 m
Tinggi = t = 3 m.
Strategi:
Untuk mengetahui volume maksimal air hujan yang dapat ditampung kolam
Segaran, sama halnya dengan mencari volume dari kolam berbentuk balok tersebut.
Penyelesaian Masalah:
V max air hujan = V kolam = V balok = p x l x t
= ( 325 x 175 x 3 ) 𝑚3
= 170.625 𝑚3
Kesimpulan:
Jadi dapat disimpulkan bahwa volume maksimal air hujan yang dapat ditampung
kolam segaran adalah 170.625 𝑚3 .

17
1.7 Permasalahan Prisma Berbasis AR
1. Petunjuk Pengerjaan
• Setiap siswa mengerjakan permasalahan secara mandiri.
• Setiap siswa menggunakan aplikasi Assemblr Edu untuk mengerjakan
permasalahan ini.
2. Langkah Pengerjaan
Selesaikan permasalahan prisma berbasis augmented reality sesuai dengan
langkah pengerjaan sebagai berikut:
• Instal aplikasi Assemblr Edu yang sudah tersedia di playstore secara gratis,
kemudian buka aplikasi tersebut.
• Buat akun Assemblr sesuai dengan petunjuk yang tersedia.
• Bergabung dengan Kelas “Bangun Ruang Sisi Datar” yang sudah tersedia
dengan memasukkan Kode : b82ge atau bergabung menggunakan tautan
berikut :
https://app-edu.assemblrworld.com/Class/b82ge?join=1

Gambar 2.8 Gabung Kelas 1


• Baca petunjuk dan buka permasalahan. Kalian dapat membukanya dalam
bentuk 3D maupun augmented reality. Kalian juga bisa mengakses file
melalui tautan http://asblr.com/PSwiY .

18
Gambar 2.9 Tampilan Permasalahan 1
• Selain menggunakan kode kelas, kalian juga dapat membuka permasalahan
dalam bentuk augmented reality melalui vitur scan yang tersedia pada
Assemblr Edu. Scan QR Marker berikut ini :

Gambar 3.0 QR Marker 1

19
• Berikut tampilan augmented reality pada Permasalahan Prisma-Balok.

Gambar 3.1 Tampilan Masalah Prisma AR

Gambar 3.2 Point 1 Prisma AR

Gambar 3.3 Poin 2 Prisma AR

20
Gambar 3.4 Poin 3 Prisma AR
3. Penyusunan Laporan
• Setiap siswa wajib membuat laporan dengan format sebagai berikut :
Identitas Siswa

Nama Siswa :
Nomor Absen :

Poin 1

Info Sejarah :

Poin 2

Orientasi Masalah (Permasalahan 1) :


Pengorganisasian Masalah :
Strategi :
Penyelesaian :
Kesimpulan :

21
Poin 3

Orientasi Masalah (Permasalahan 2) :


Pengorganisasian Masalah :
Strategi :
Penyelesaian :
Kesimpulan :

• Laporan dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama.

1.8 Rangkuman Prisma


Prisma merupakan bangun ruang sisi datar yang dibatasi oleh dua bidang sejajar
yang disebut bidang alas dan atas, serta beberapa bidang tegak yang saling berpotongan.
Kubus merupakan prisma dengan alas persegi dan semua panjang sisi sama. Sedangkan
Balok merupakan prisma dengan alas persegi panjang dan tinggi tertentu. Rumus Luas
Permukaan Prisma Segi-n adalah L = (2 × A) + (K × t), Luas Permukaan Kubus adalah
L = 6 × (s × s), dan Luas Permukaan Balok adalah L = 2 × (𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡). Sedangkan
rumus Volume Prisma Segi-n adalah V = Luas Alas x Tinggi Prisma, rumus Volume
Kubus adalah V = s3, dan rumus Volume balok adalah V = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡.

1.9 Evaluasi Prisma


Kerjakan soal-soal berikut ini sebagai bahan evaluasi pemahaman kalian terhadap
materi bangun ruang prisma.
1. Sebuah kotak berbentuk balok berisi lilin, kotak tersebut berwarna bening sehingga
kita dapat melihat lilin yang ada di dalamnya dengan jelas. Lilin-lilin tersebut terdiri
dari beberapa warna seperti putih, biru, kuning, hijau dan merah, dalam kotak
tersebut hanya ada 1 baris lilin yang berwarna merah. Ketika dilihat dari sisi depan
kotak, lilin tersebut berada pada barisan paling kiri. Tentukan posisi lilin yang

22
berwarna merah jika kita melihat kotak dari posisi belakang ! (Indikator Spatial
Orientation)
2. Tahu merupakan makanan yang terbuat dari olahan kedelai, tahu pada umumnya
berbentuk kotak baik berbentuk kubus maupun balok. Tahu umumnya dijual
dengan kemasan plastik atau menggunakan box kecil. Satu box tahu dengan ukuran
10 cm x 6 cm x 4 cm di jual dengan harga Rp 15.0000,00 . Jika ukuran tahu 4 cm x
2 cm x 1 cm, tentukan banyaknya tahu yang diperoleh dalam membeli satu box
tahu! (Indikator Spatial Orientation)
3. Tutup sebuah prisma dengan alas segi enam berwarna kuning, sementara alasnya
berwarna merah. Jika prisma tersebut diputar 900 searah jarum jam, tentukan posisi
daerah yang berwarna merah setelah prisma tersebut diputar! (Indikator
Enviromental Ability)
4. Rudi sedang merapikan gudang di toko miliknya, ia menumpuk kardus yang sudah
tidak terpakai. Kardus tersebut berbentuk balok dan kubus, ia meletakan kardus
berbentuk balok di bagian bawah kemudian meletakan kardus berbentuk kubus
diatasnya, lalu diatasnya lagi diletakan kardus berbentuk balok dan seterusnya
hingga tinggi tumpukan tersebut mencapai 1 meter kemudian meletakannya di
bagian pojok gudang. Jika ukuran kardus berbentuk balok adalah 40 cm x 20 cm x
20 cm sementara kardus berbentuk kubus memiliki panjang rusuk 20 cm, tentukan
luas permukaan tumpukan kardus tersebut ! (Indikator Spatial Relations)
5. Lili berencana mendaki gunung dengan teman-temannya, sebelum berangkat ia
membeli kebutuhan untuk mendaki salah satunya tenda, Tenda yang dipakai seperti
tenda pada umumnya yang bentuknya menyerupai prisma segitiga. Jika ukuran luas
bagian dalam tenda yang diinginkan adalah 5 m x 4 m dan tinggi tenda sekitar 3 m,
tentukan luas permukaan tenda yang diperlukan! (Indikator Spatial Vizualitation)

- Selamat Mengerjakan -

23
Bab 2. Limas

Gambar 3.5 Makam Sunan Bonang Tuban


Sumber : https://www.merdeka.com/jatim/mengunjungi-makam-sunan-bonang-ulama-pencipta-tembang-tombo-
ati.html

Kesultanan Demak merupakan kerajaan islam pertama di pulau Jawa yang


didirikan pada akhir abad ke-15. Raden Patah yang merupakan anak dari Brawijaya V
dinobatkan sebagai Sultan setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit. Keruntuhan Majapahit
membuat pusat pemerintahan yang semula berada di Trowulan Majapahit beralih ke
Demak Bintoro. Masuknya islam tidak hanya berpengaruh pada sistem pemerintahan
negara saja, akan tetapi juga merambah pada budaya termasuk bentuk bangunan.
Akulturasi budaya antara hindu dan islam dapat dijumpai pada bentuk-bentuk
bangunan menara seperti halnya menara kudus, atap masjid demak yang berbentuk
tumpang tiga, ataupun bentuk atap makam Sunan Bonang yang berbentuk menyerupai
piramid. Berbagai bentuk tersebut merupakan contoh dari bangun ruang sisi datar yang
disebut Limas. Lalu apakah limas itu? Untuk lebih memahami bangun ruang Limas,
perhatikan penjelasan berikut ini.

24
2.1 Pengertian Limas
Limas didefinisikan sebagai bangun ruang yang alasnya berbentuk segi-n
(segitiga, segi empat, segi lima, dan seterusnya) serta bidang sisi tegaknya berbentuk
segitiga yang berpotongan pada satu titik. Pemberian nama limas berdasarkan pada
bidang alasnya. Misalkan bidang alas berbentuk segitiga, maka limas tersebut diberi nama
limas segitiga, dst. Selanjutnya apakah kerucut dapat dikatakan sebagai limas?
Jawabannya adalah iya. Kerucut merupakan limas yang memiliki alas berbentuk
lingkaran. Berikut terdapat berbagai bentuk model limas seperti gambar di bawah ini :

Limas Limas Limas Limas


Segitiga Segiempat Segilima Segienam

Gambar 3.6 Model Limas

2.2 Sifat-Sifat Limas


Secara umum sifat-sifat bangun ruang limas adalah sebagai berikut :
1. Jumlah rusuk limas segi n = (2n) buah.
2. Jumlah sisi limas segi n = (n + 1) buah.
3. Jumlah titik sudut limas segi n = (n + 1) buah.

2.3 Luas Permukaan Limas


Luas permukaan limas merupakan hasil penjumlahan dari luas alas dan luas
seluruh sisi-sisi tegak limas. Hal tersebut sama dengan menghitung total luas bangun
datar yang terdapat pada jaring-jaring limas yang terbentuk. Misalkan terdapat limas segi
empat, perhatikan jaring-jaringnya sebagai berikut :

25
Gambar 3.7 Jaring-Jaring Limas
Luas permukaan limas E.ABCD = 𝐿𝐴𝐵𝐶𝐷 + 𝐿∆𝐴𝐵𝐸 + 𝐿∆𝐵𝐶𝐸 + 𝐿∆𝐶𝐷𝐸 + 𝐿∆𝐴𝐷𝐸
= 𝐿𝐴𝐵𝐶𝐷 + (𝐿∆𝐴𝐵𝐸 + 𝐿∆𝐵𝐶𝐸 + 𝐿∆𝐶𝐷𝐸 + 𝐿∆𝐴𝐷𝐸 )
Berdasarkan hal tersebut, didapatkan bahwa secara umum rumus Luas Permukaan Limas
= Luas alas + Jumlah luas sisi tegak.

Permasalahan 2.1

Gambar 3.8 Atap Masjid Agung Sunan Ampel


Sumber : https://alif.id/read/mahbib-khoiron/masjid-sunan-ampel-membaca-makna-arsitektur-islam-nusantara-
b219720p/

26
Orientasi Masalah:
Masjid Agung Sunan Ampel didirikan sekitar tahun 1421 masehi dengan gaya
arsitektur Jawa kuno dan nuansa Arab Islami. Masjid Agung Sunan Ampel terletak di
Desa Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya. Masjid ini memiliki 12 susunan tajuk atap
yang berbentuk limas segi empat di bagian atasnya. Jika alasnya limas berbentuk persegi
dengan panjang sisi 6 m dan tinggi prisma adalah 4 m. Berapa total luas permukaan ke-
12 limas tanpa alas?

Penyelesaian 2.1

Pengorganisasian Masalah:
12 atap berbentuk limas dengan alas persegi.
Sisi persegi = s = 6 m.
Tinggi Prisma = 4 m.
Strategi:
Untuk menghitung luas permukaan ke 12 limas tanpa alas, maka terlebih dahulu
menghitung luas permukaan 1 sisi segitiga. Keempat sisi segitiga memiliki luas yang
sama karena alas limas berbentuk persegi. Untuk menghitung luas segitiga maka hitung
terlebih dahulu tinggi segitiga.
Penyelesaian Masalah:
Terlebih dahulu, perhatikan jaring-jaring prisma berikut ini.

Gambar 3.9 Jaring-Jaring Limas Segi Empat

27
Panjang sisi alas = 6 m.
Tinggi Sisi Segitiga = √42 + 32 = √16 + 9 = √25 = 5m.
1
Luas segitiga = 2 × 6 × 5 = 15 𝑚2 .

Maka Luas Sisi Tegak sebuah limas tersebut adalah = 4 x 15 = 60 𝑚2 .


Sehingga Total Luas Permukaan 12 Prisma Tanpa Alas = 12 x 60 = 720 𝑚2 .
Kesimpulan:
Jadi dapat disimpulkan bahwa total luas permukaan ke 12 limas segi empat tanpa
alas adalah 720 𝑚2 .

2.4 Volume Limas


Perhatikan ilustrasi gambar di bawah ini.

Gambar 4.0 Limas dalam Kubus


Terlihat bahwa sebuah kubus dapat disusun dari 6 buah limas yang berukuran
sama dengan tinggi limas adalah setengah dari panjang rusuk kubus, serta alas limas yang
merupakan bidang kubus. Dikarenakan luas masing-masing limas sama dan limas yang
1
terbentuk adalah 6 buah, maka didapatkan Volume limas sama dengan 6 volume kubus.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka didapatkan rumus volume limas yaitu :


1
Volume Limas = 6 × Volume Kubus
1
= 6 × 𝑠𝑖𝑠𝑖 × 𝑠𝑖𝑠𝑖 × 𝑠𝑖𝑠𝑖
1
= 6 × (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠) × 𝑠𝑖𝑠𝑖 (sisi kubus = 2 x 𝑡𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠
1
= 6 × (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠) × 2 × 𝑡𝑙𝑖𝑚𝑎𝑠
𝟏
= 𝟑 × 𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒂𝒍𝒂𝒔 × 𝒕𝒍𝒊𝒎𝒂𝒔 .

28
Permasalahan 2.1

Orientasi Masalah:
Iwel-iwel merupakan makanan tradisional suku Jawa yang biasanya dijumpai
pada acara lahiran bayi. Iwel-iwel merupakan wujud akulturasi Islam dan Jawa.
Bentuknya limas yang bermakna kelima rukun islam. Makna lain iwel-iwel adalah
adaptasi dari penggalan bahasa arab waliwalidayya yang artinya “kedua orang tua kami”.
Sebuah iwel-iwel dibuat dengan panjang sisi alas 10 cm dan tinggi 6 cm. Berapa volume
dari 8 iwel-iwel dengan ukuran yang sama?

Gambar 4.1 Iwel-Iwel


Sumber: https://langsungmasak.blogspot.com/2017/11/resep-cara-membuat-iwel-iwel-ketan.html

Penyelesaian 2.2

Pengorganisasian Masalah:
8 iwel-iwel berbentuk limas dengan alas persegi.
Panjang sisi alas = 10 cm.
Tinggi limas = 6 cm.
Strategi:
Hitung luas alas dan volume satu iwel-iwel kemudian dikalikan dengan 8.
Penyelesaian Masalah:
Volume iwel-iwel = Volume prisma
1
= 3 x Luas Alas x Tinggi Limas

29
1
= 3 × (10 × 10) × 6

= 200 𝑐𝑚3
Volume 8 prisma = 8 x 200 = 1600 𝑐𝑚3 .
Kesimpulan:
Jadi volume 8 iwel-iwel adalah 1600 𝑐𝑚3 .

2.5 Permasalahan Limas Berbasis AR


1. Petunjuk Pengerjaan
• Setiap siswa mengerjakan permasalahan secara mandiri.
• Setiap siswa menggunakan aplikasi Assemblr Edu untuk mengerjakan
permasalahan ini.
2. Langkah Pengerjaan
Selesaikan permasalahan prisma berbasis augmented reality sesuai dengan
langkah pengerjaan sebagai berikut:
• Instal aplikasi Assemblr Edu yang sudah tersedia di playstore secara gratis,
kemudian buka aplikasi tersebut.
• Buat akun Assemblr sesuai dengan petunjuk yang tersedia.
• Bergabung dengan Kelas “Bangun Ruang Sisi Datar” yang sudah tersedia
dengan memasukkan Kode : b82ge atau bergabung menggunakan tautan
berikut :
https://app-edu.assemblrworld.com/Class/b82ge?join=1

Gambar 4.2 Gabung Kelas 2

30
• Baca petunjuk dan buka permasalahan. Kalian dapat membukanya dalam
bentuk 3D maupun augmented reality. Kalian juga bisa mengakses file
melalui tautan http://asblr.com/CRE66 .

Gambar 4.3 Tampilan Permasalahan 2


• Selain menggunakan kode kelas, kalian juga dapat membuka permasalahan
dalam bentuk augmented reality melalui vitur scan yang tersedia pada
Assemblr Edu. Scan QR Marker berikut ini :

Gambar 4.4 QR Marker 2

31
• Berikut tampilan augmented reality pada Permasalahan Limas.

Gambar 4.5 Scene 1 Limas AR

Gambar 4.6 Scene 2 Limas AR

Gambar 4.7 Scene 3 Limas AR

32
Gambar 4.8 Scene 4 Limas AR
3. Penyusunan Laporan
• Setiap siswa wajib membuat laporan dengan format sebagai berikut :
Identitas Siswa

Nama Siswa :
Nomor Absen :

Poin 1

Info Sejarah :

Poin 2

Orientasi Masalah (Permasalahan 1) :


Pengorganisasian Masalah :
Strategi :
Penyelesaian :
Kesimpulan :

33
Poin 3

Orientasi Masalah (Permasalahan 2) :


Pengorganisasian Masalah :
Strategi :
Penyelesaian :
Kesimpulan :

• Laporan dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama.

2.6 Rangkuman Limas


Limas merupakan bangun ruang sisi datar yang mempunyai alas berbentuk segi-
n dan bidang tegaknya berbentuk segitiga yang berpotongan pada satu titik. Kerucut
merupakan limas yang memiliki alas berbentuk lingkaran. Jumlah rusuk limas segi-n
adalah 2n buah, jumlah sisi limas segi-n adalah (n+1) buah, dan jumlah titik sudut limas
segi-n adalah (n+1) buah. Rumus Luas Permukaan Limas Segi-n adalah L = Luas Alas +
Jumlah Luas Sisi Tegak. Sedangkan rumus Volume Limas Segi-n adalah V =
1
× Luas Alas × Tinggi Limas.
3

2.7 Evaluasi Limas


1. Perhatikan gambar di bawa ini !

Gambar 4.9 Kubus dan Limas

34
Bangun diatas merupakan gabungan antara kubus dan limas dengan alas persegi,
tentukan volume dan luas permukaan gabungan tersebut ! (Indikator Spatiomeporal
Ability)
2. Sebuah limas dengan alas persegi dengan ukuran 60 cm x 60 cm dan tinggi limas
20 cm akan diperbesar sehingga ukuran alasnya 2x lebih besar dan tingginya
diperbesar 3x lebih besar dari ukuran awal. Tentukan volume awal dan volume
limas setelah di perbesar ! (Indikator Spatial Vizualitation)
3. Sebuah limas dengan alas persegi memiliki keliling alas 80cm dan tinggi 15 cm.
Tentukan luas permukaan dan volume limas tersebut ! (Indikator Spatial
Vizualitation)
4. Sebuah kawat dengan panjang 4 meter akan digunakan untuk membuat kerangka
1
limas segi enam jika sisi tegak limas 30 cm dan panjang sisi alas panjang sisi
3

tegak. Tentukan banyaknya kerangka limas yang dibuat dan sisa kawat yan tidak
terpakai. (Indikator Spatial Vizualitation)
3
5. Sebuah limas dengan alas persegi memiliki keliling alas 48m. Tinggi limas 8

panjang sisi alas limas. Jika limas akan dicat menggunakan cat warna putih pada
selimutnya dan cat berwarna hitam pada alasnya. Jika 1 kaleng cat dapat digunakan
untuk mengecat 3m2 , maka banyaknya kaleng cat yang harus dibeli adalah….
(Indikator Spatial Vizualitation)

- Selamat Mengerjakan -

35
Bab 3. Diagonal

Gambar 5.0 Wayang Kulit


Sumber : https://www.freepik.com/free-photos-vectors/wayang

Wayang merupakan seni pertunjukan tradisional Jawa. Pada tahun 2003,


UNESCO telah menetapkan wayang sebagai Warisan Mahakarya Dunia dalam bidang
Seni. Cerita pewayang diambil dari Epos Mahabarata dan Ramayana. Selain pertunjukan,
wayang merupakan sebuah tuntutan yang berisi khasanah kehidupan. Wayang dimainkan
oleh seorang dalang yang diiringi tabuhan galeman dan suara sinden. Seorang dalang
memerlukan adanya kotak wayang untuk penyimpanan wayang. Selain itu, kotak wayang
berfungsi sebagai tempat keprak dan memukulkan cempolo. Kotak wayang berbentuk
balok dengan ukuran tertentu. Sebuah balok atau bangun ruang lainnya memiliki berbagai
unsur penyusun bangun ruang tersebut. Perhatikan ilustrasi gambar di bawah ini:

Gambar 5.1 Unsur Bangun Ruang

36
Terlihat bahwa balok ABCD EFGH memiliki unsur sebagai berikut :
Bidang : ABCD, ABFE, EFGH, DCHG, BCGF, dan ADHE.
Titik Sudut : A, B, C, D, E, F, G, H.
Rusuk : AB, BC, CD, AD, EF, FG, GH, EH, AE, BF, CG, dan DH
Rusuk-rusuk AB , BC, CD, dan AD disebut rusuk alas, rusuk AE, BF, CG, dan
DH disebut rusuk tegak, sedangkan rusuk EF, FG, GH, dan EH merupakan rusuk atas.
Selain unsur-unsur yang telah diuraikan di atas, balok juga memiliki tiga diagonal, yaitu
diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal.

3.1 Pengertian Diagonal Bidang


Diagonal bidang merupakan ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut
yang berhadapan pada setiap bidang. Balok ABCD EFGH memiliki diagonal bidang :
AF, BE, CH, DG, BG, CF, DE, AH, EG, FH, AC, dan BD.

Gambar 5.2 Diagonal Bidang

3.2 Pengertian Diagonal Ruang


Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
saling berhadapan pada suatu bangun ruang. Balok ABCD EFGH memiliki diagonal
ruang : AG, EC, BH, dan DF.

37
Gambar 5.3 Diagonal Ruang

3.3 Pengertian Bidang Diagonal


Bidang Diagonal adalah daerah yang dibatasi oleh dua buah diagonal bidang dan
dua buah rusuk yang saling berhadapan dan membagi bangun ruang menjadi dua bagian.
Balok ABCD EFGH memiliki diagonal bidang : ACGE, BFHD, BCHE, dan ADGF.

Gambar 5.4 Bidang Diagonal

3.4 Hubungan Diagonal Bidang, Diagonal Ruang,


dan Bidang Diagonal
Setelah mengetahui pengertian dan contoh dari diagonal bidang, diagonal ruang,
dan bidang diagonal pada bangun ruang balok, mari kita belajar berkaitan dengan
hubungan anatara diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal. Perhatikan
gambar kubus berikut ini :

38
Gambar 5.5 Diagonal Kubus
Perhatikan kubus ABCD EFGH, garis yang berwarna merah adalah contoh
diagonal ruang yaitu garis AG dan BH. Perlu diketahui bahwa kubus memiliki 4 diagonal
ruang yang sama panjang. Garis yang berwarna biru adalah contoh diagonal bidang yaitu
garis BG, dan AH. Terdapat 12 diagonal bidang yang sama panjang pada kubus.
Sedangkan bidang ABGH merupakan contoh bidang diagonal, dan terdapat 4 bidang
diagonal yang sama pada kubus.
Misalkan kubus ABCD EFGH memiliki panjang rusuk r, diagonal bidang (𝑑𝑏 ),
diagonal ruang (𝑑𝑟 ), dan bidang diagonal (𝑏𝑑 ) maka untuk menemukan hubungan antar
diagonal tersebut perhatikan pernjelasan berikut :
Panjang diagonal bidang (𝑑𝑏 ) dapat ditentukan melalui rumus :
𝑑𝑏 = √𝑟 2 + 𝑟 2
= √2𝑟 2
= 𝑟√2
Panjang diagonal ruang (𝑑𝑟 ) dapat ditentukan dengan rumus :

𝑑𝑟 = √𝑑𝑏 2 + 𝑟 2

= √(𝑟√2)2 + 𝑟 2

= √2𝑟 2 + 𝑟 2
= √3𝑟 2
= 𝑟√3
Luas bidang diagonal (𝑏𝑑 ) = 𝑑𝑏 × 𝑟 = 𝑟√2 × 𝑟 = 𝑟 2 √2 .

39
Permasalahan 3.1

Orientasi Masalah:

Gambar 5.6 Permasalahan 1 Diagonal


Raden Gathutkaca adalah Satria ing Pringgondani yang merupakan anak dari
Werkudara dan Dewi Arimbi. Sejak lahir, Gathutkaca telah ditakdirkan memiliki sayap
sehingga mahir dalam hal terbang di antariksa. Suatu ketika, Ia berdiri di pojok sebuah
lapangan yang berukuran 15 m x 8 m. Ia melihat ada seekor kucing yang tersangkut di
atas pohon dengan tinggi 6 m. Pohon tersebut berada di ujung lapangan yang lainnya.
Karena dia bisa terbang, ia memutuskan untuk memotong jalur dan melewati garis biru
(seperti yang terdapat pada gambar). Berapa panjang lintasan garis biru tersebut?

Penyelesaian 3.1

Pengorganisasian Masalah:
Iluastrasi lapangan dan pohon membentuk sebuah balok dengan
Panjang = p = 15 m
Lebar = 8 m
Tinggi = 6 m.
Yang ditanya adalah diagonal ruang (𝑑𝑟 ).
Strategi:
Untuk menentukan diagonal ruang (𝑑𝑟 ), kita cari terlebih dahulu diagonal bidang
(𝑑𝑏 ) pada balok tersebut.

40
Penyelesaian Masalah:

5.7 Penyelesaian 1 Diagonal


panjang diagonal bidang (𝑑𝑏 ) = AC = √152 + 82 = √225 + 64 = √289 = 17 m.
Panjang lintasan = CE = diagonal ruang (𝑑𝑟 )
= √172 + 62 = √289 + 36 = √325 = 5√13 m.
Kesimpulan:
Jadi, panjang lintasan yang dilalui Raden Gathutkaca untuk menyelamatkan
kucing tersebut adalah 5√13 m.

Permasalahan 3.2

Orientasi Masalah:

L1

L2

Gambar 5.8 Permasalahan 2 Diagonal


Pada zaman sekarang, jawa juga dikenal karena kemahiran enginernya yang biasa
disebut tukang atau kuli. Seorang tukang diminta memasang kaca pada sebuah bangunan
berbentuk dua balok identik dengan panjang 16 m, lebar 8 m, dan tinggi 6 m. Jika lebar
kaca adalah 2 dari 4 bagian panjang balok, berapa total luas kedua kaca?

41
Penyelesaian 3.2

Pengorganisasian Masalah:
Dua buah balok identik
Panjang = p = 16 m
Lebar = l = 8 m
Tinggi = t = 6 m
2 2
Lebar kaca = panjang balok = × 16 = 8 m.
4 4

Berapa total luas 2 kaca?


Strategi:
Untuk mengetahui total luas kedua kaca maka hitung L kaca 1 dan L kaca 2.
Penyelesaian Masalah:

Gambar 5.9 Segitiga Siku-Siku


Luas kaca 1 = L1 = 8 x 8 = 64 𝑚2 .
Panjang kaca 2 = panjang diagonal sisi = √62 + 82 = √36 + 64 = √100 = 10 m.
Luas kaca 2 = L2 = 8 x 10 = 80 𝑚2 .
L1+L2 = 64 + 80 = 144 𝒎𝟐 .
Kesimpulan:
Jadi, total luas kedua kaca adalah 144 𝑚2 .

3.5 Permasalahan Limas Berbasis AR


1. Petunjuk Pengerjaan
• Setiap siswa mengerjakan permasalahan secara mandiri.
• Setiap siswa menggunakan aplikasi Assemblr Edu untuk mengerjakan
permasalahan ini.

42
2. Langkah Pengerjaan
Selesaikan permasalahan prisma berbasis augmented reality sesuai dengan
langkah pengerjaan sebagai berikut:
• Instal aplikasi Assemblr Edu yang sudah tersedia di playstore secara gratis,
kemudian buka aplikasi tersebut.
• Buat akun Assemblr sesuai dengan petunjuk yang tersedia.
• Bergabung dengan Kelas “Bangun Ruang Sisi Datar” yang sudah tersedia
dengan memasukkan Kode : b82ge atau bergabung menggunakan tautan
berikut :
https://app-edu.assemblrworld.com/Class/b82ge?join=1

Gambar 6.0 Gabung Kelas 3


• Baca petunjuk dan buka permasalahan. Kalian dapat membukanya dalam
bentuk 3D maupun augmented reality. Kalian juga bisa mengakses file
melalui tautan http://asblr.com/rtCFg .

43
Gambar 6.1 Tampilan Permasalahan 3
• Selain menggunakan kode kelas, kalian juga dapat membuka permasalahan
dalam bentuk augmented reality melalui vitur scan yang tersedia pada
Assemblr Edu. Scan QR Marker berikut ini :

Gambar 6.2 QR Marker 3

44
• Berikut tampilan augmented reality pada Permasalahan Limas.

Gambar 6.3 Orientasi Masalah Diagonal AR

Gambar 6.4 Pengorganisasian Masalah Diagonal AR

Gambar 6.5 Permasalahan Diagonal AR

45
Gambar 6.6 jaring-jaring Diagonal AR
3. Penyusunan Laporan
• Setiap siswa wajib membuat laporan dengan format sebagai berikut :
Identitas Siswa

Nama Siswa :
Nomor Absen :

Poin 1

Info Sejarah :

Poin 2

Orientasi Masalah (Permasalahan 1) :


Pengorganisasian Masalah :
Strategi :
Penyelesaian :
Kesimpulan :

• Laporan dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama.

46
3.6 Rangkuman Diagonal
Diagonal bidang merupakan ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
berhadapan pada setiap bidang. Diagonal ruang merupakan ruas garis yang
menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan pada bangun ruang. Sedangkan
bidang diagonal merupakan daerah yang dibatasi oleh dua buah diagonal bidang dan dua
buah rusuk yang saling berhadapan dan membagi bangun ruang menjadi dua bagian.
Sebuah kubus dengan panjang sisi r memiliki panjang diagonal bidang (𝑑𝑏 ) = 𝑟√2,
panjang diagonal ruang (𝑑𝑟 ) = 𝑟√3, dan Luas bidang diagonal (𝑏𝑑 ) = 𝑑𝑏 × 𝑟.

3.7 Evaluasi Diagonal


1. Sebuah kubus ABCD.EFGH memiliki bidang diagonal ABGH dengan luas 16√2
cm2 . Jika kubus tersebut akan diperbesar 3x lipat tentukan luas permukaan kubus
dan luah bidang diagonal ABGH setelah diperbesar ! (Indikator Spatial Relations).
Untuk soal no 2 dan 4 perhatikan gambar berikut ini !
Ayah membuat garasi mobil berbentuk balok dengan ukuran 5 m x 4 m x 3 m. Pak
Henra dan Pak Riski juga membuat garasi mobil dengan ukuran yang ditunjukan oleh
gambar berikut ini.

5m
4m

5m
3m
4m

3m

Garasi mobil pak Henra Garasi Mobil pak Riski


Gambar 6.7 Kubus Garasi
2. Tentukan panjang diagonal ruang garasi Ayah ! (Indikator Spatial Relations).
3. Garasi siapakah yang memiliki diagonal ruang yang sama dengan garasi mobil
Ayah? (Indikator Spatial Relations).
4. Berapa ukuran garasi mobil milik pak riski? (Indikator Spatial Relations).

47
5. Sebuah kubus ABCD.EFGH dengan volume 512 m2 . tentukan panjang sisi,
diagonal sisi dan diagonal ruang kubus tersebut ! (Indikator Spatial Vizualitation).

- Selamat Mengerjakan -

48
Kunci Jawaban
Evaluasi Prisma
1. Berada pada barisan paling kanan.
2. 30 buah.
3. Berada di sebelah kiri.
4. 80.000 cm2.
5. 51 m2.
Evaluasi Limas
1. 320 + 16 √5 cm2.
2. Volume awal = 240.000 cm3. Volume setelah diperbesar = 432.000 cm3.
3. Luas permukaan = 10(2+√13) cm2. Volume = 2.000 cm3.
4. 2 buah limas dan sisa kawat 80 cm.
5. 77 kaleng cat putih dan 86 kaleng cat hitam.
Evaluasi Diagonal
1. Luas permukaan = 864 cm2. Luas bidang diagonal ABGH = 144√2 xm2.
2. √50 m.
3. Garasi mobil pak hendra
4. √41 m.
5. Panjang sisi = 8 cm, diagonal sisi = 8√2 cm. Diagonal ruang = 8√3 cm2.

49

Anda mungkin juga menyukai