Anda di halaman 1dari 43

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

KESEHATAN
SEKUNDANG
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
MULTI SCIENCE

Volume 11, Januari 2016 ISSN : 2087-7676

 Peran Kader dalam Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tungkal


Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan
Firman Hayadi,dkk....................................................................................................... 01-07

 Gambaran Paritas Ibu pada Persalinan Preterm di RSUD Hasanuddin Damrah Manna
Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2014
Kristina Paskana,dkk.................................................................................................... 08-18

 Hubungan antara Status Gizi dengan Menarche pada Remaja Putri di SMP Negeri 1
Bengkulu Selatan Tahun 2015
Rickah Liva Yulianti,dkk................................................................................................ 16-21

 Hubungan Keteraturan Melakukan Senam Hamil dengan Kelancaran Proses


Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Seginim tahun 2015
Harlen Yunita,dkk........................................................................................................ 22-28

 Hubungan 4 Terlalu terhadap Kejadian Preeklampsia di RSUD Hasanuddin Damrah


Manna Bengkulu Selatan
Vevi Gusnidarsih,dkk.................................................................................................. 29-37

AKADEMI KEBIDANAN MANNA


BENGKULU SELATAN
Jl. Datuk Nazir NO.2 (0739) 21218,Fax (0739)21218 Kode Pos 38511
Email : Akbid.bengkulu.selatan@gmail.com
www.akbidmanna.com
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

JURNAL ILMIAH
MULTI SCIENCE KESEHATAN

ISSN : 2087-7676
Volume 11, Januari 2016 Nomor 11

DEWAN REDAKSI

Ketua Penyunting
H. Anwar Hamid, MH

Wakil Ketua Penyunting


Firman Hayadi, M. Kes

Penyunting Pelaksana
Eka Rati Astuti, SST, M.Keb
Harlen Yunita, SST, M.Kes

Penelaah (Mitra Bestari)

Pelaksana Tata Usaha


Melly Herawati, S.Pi
Andi Yudiswan, S.I.Kom

Penerbit
Akademi Kebidanan Manna
(Unit Penelitian & Pengabdian Masyarakat)

Alamat Redaksi
Jl. Datuk Nazir NO.2 (0739) 21218,Fax (0739)21218 Kode Pos 38511
Email : Akbid.bengkulu.selatan@gmail.com
Website: www.akbidmanna.com
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Daftar isi

 Peran Kader dalam Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tungkal


Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan
Firman Hayadi,dkk................................................................................................... 01-07

 Gambaran Paritas Ibu pada Persalinan Preterm di RSUD Hasanuddin Damrah


Manna Kabupaten Bengkulu Selatan Tahun 2014
Kristina Paskana.dkk................................................................................................ 08-18

 Hubungan antara Status Gizi dengan Menarche pada Remaja Putri di SMP
Negeri 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015
Rickah Liva Yulianti,dkk......................................................................................... 16-21

 Hubungan Keteraturan Melakukan Senam Hamil dengan Kelancaran Proses


Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Seginim tahun 2015
Harlen Yunita,dkk..................................................................................................... 22-28

 Hubungan 4 Terlalu terhadap Kejadian Preeklampsia di RSUD Hasanuddin


Damrah Manna Bengkulu Selatan
Vevi GUsnidarsih.,dkk........................................................................................... 29-37

i
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL ILMIAH


AKADEMI KEBIDANAN MANNA

1. Jurnal ini memuat naskah di bidang ilmu kesehatan meliputi: kebidanan,


manajemen kebidanan, mutu pelayanan, promosi kesehatan dan ilmu perilaku,
gizi kesehatan masyarakat, dan kesehatan reproduksi.
2. Naskah yang diajukan berupa artikel penelitian yang belum pernah
dipublikasikan dan tidak sedang diajukan ke tempat lain.
3. Komponen artikel penelitian:
a. Judul dalam bahasa Indonesia ditulis maksimal 20 kata.
b. Identitas penulis ditulis di bawah judul memuat nama, alamat
korespondensi, nomor telepon, dan email.
c. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia maksimal 250 kata, dalam satu
alinea mencakup masalah, tujuan, metode, hasil disertai dengan 3-5 kata
kunci.
d. Pendahuluan berisi latar belakang.
e. Metode meliputi: desain, waktu dan tempat, populasi, sampel, sumber data
dan prosedur analisis data.
f. Hasil adalah temuan penelitian yang disajikan tanpa pendapat.
g. Pembahasan menguraikan secara tepat dan argumentatif hasil penelitian
dengan teori dan temuan terdahulu yang relevan.
h. Tabel diketik 1 spasi dan diberi nomor urut sesuai dengan penampilan
dalam teks. Jumlah maksimal 6 tabel dan/ atau gambar dengan judul
singkat.
i. Kesimpulan menjawab masalah penelitian tidak melampaui kapasitas
temuan.
4. Rujukan sesuai aturan Harvard, dibatasi 25 rujukan, dan diutamakan rujukan
jurnal terkini. Cantumkan nama belakang penulis dan inisial nama depan.
Maksimal 6 orang, selebihnya diikuti “dkk (et al.)”.
5. Huruf pertama judul acuan ditulis dengan huruf kapital, selebihnya dengan
huruf kecil, kecuali nama orang, tempat, dan waktu. Judul tidak boleh digaris
bawah dan ditebalkan hurufnya.
6. Naskah maksimal 20 halaman A4 spasi 1,5, ditulis dengan program komputer
Microsoft Word dan pdf, softcopy artikel dikirim via email atau CD dan 1
eksemplar dokumen tertulis melalui pos disertai surat pengantar, biodata, dan
surat bebas plagiat yang ditandatangani penulis bermaterai 6000 dan artikel
akan dikembalikan jika ada permintaan tertulis.
7. Naskah dikirim kepada: Bagian Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akbid
Manna. Jl. Datuk Nazir No. 2 Tlp. (0739) 21218, Fax. (0739) 21218 Manna
Kode Pos 38511 atau email: akbid.bengkulu.selatan@gmail.com

ii
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

PERAN KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNGKAL
BENGKULU SELATAN

Firman Hayadi1
Yuliarti 2
Yuke Marisa 3
Akademi Kebidanan Manna

Abstrak: Posyandu merupakan salah satu bentuk partisipasi masyarakat yang


memberikan pelayanan dan pemantauan kesehatan yang dilaksanakan secara
terpadu. Kegiatan posyandu dilakukan oleh dan untuk masyarakat, Posyandu
sebagai wadah peran serta masyarakat, yang menyelenggarakan kegiatan meliputi
keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, imunisasi, penanggulangan diare dan
pendidikan gizi masyarakat. Kader sangat membantu dalam kegiatan posyandu,
sementara Peran kader tidak sesuai dengan fungsinya. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui Peran Kader dalam kegiatan posyandu di wilayah Kerja Puskesmas
Tungkal Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan. Penelitian ini
menggunakan metode deskriftif kualitatif. teknik pengambilan sampel secara
acedental sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu langsung dari cheklist terhadap kader yang melakukan posyandu di
Puskesmas Tungkal Kecamatan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peran kader dalam kegiatan Posyandu di
Puskesmas Tungkal Kecamtan Pino Raya Kabupaten Bengkulu Selatan pada
sebelum kegiatan (61,5%) peran kader baik, pada waktu kegiatan (53,8%) di
kategorikan baik dan setelah kegiatan posyandu (53,8%) dikategorikan kurang
baik. Simpulannya bahwa peran kader dalam kegiatan Posyandu di kategorikan
baik (61,5%).

Kata Kunci : Peran Kader, Posyandu

PENDAHULUAN bangsa dan ikut melaksanakan


Tujuan Nasional Bangsa ketertiban dunia yang berdasarkan
Indonesia tercantum dalam kemerdekaan abadi dan keadilan
Pembukaan Undang-undang Dasar sosial. Tujuan nasional tersebut dapat
1945 yaitu: untuk melindungi tercapai dengan penyelengaraan
segenap bangsa Indonesia dan pembangunan nasional seperti
seluruh tumpah darah Indonesia dan tercantum dalam garis-garis besar
untuk memajukan kesejahteraan haluan negara tentang kesehatan yang
umum, mencerdaskan kehidupan disebutkan sebagai berikut “Dalam

1
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

rangka mempertinggi taraf kesehatan dilaksanakan secara terpadu.


dan kecerdasan rakyat maka perlu Kegiatan posyandu dilakukan oleh
ditingkatkan pelayanan kesehatan dan untuk masyarakat, Posyandu
yang meliputi usaha promotif, sebagai wadah peran serta
preventif, kuratif, dan rehabilitatif”. masyarakat, yang menyelenggarakan
Jadi jelas usaha-usaha pemerintah kegiatan meliputi keluarga berencana,
dalam mencapai tujuan nasional kesehatan ibu dan anak, imunisasi,
tersebut bertujuan untuk mencapai penanggulangan diare dan pendidikan
kesejateraan umum dan untuk gizi masyarakat (Astuti dan Rivqoh,
mewujudkan suatu tingkat kehidupan 2010).
masyarakat yang jasmani, rohani Salah satu faktor kurang
serta lingkungan di sekitarnya atau berfungsinya Posyandu disebabkan
lingkungan di mana manusia berada, karena rendahnya kemampuan kader
usaha-usaha pemerintahan itu dan pembinaan dari unsur pemerintah
termasuk dalam usaha pembangunan dan dinas/instansi/lembaga terkait.
nasional (Depkes RI, 2009). Keadaan ini menyebabkan rendahnya
Peran kader pada hari buka minat masyarakat untuk
posyandu sangat besar karena lancar menggunakan posyandu, akibat lebih
tidaknya kegiatan posyandu lanjut adalah banyak hal yang
ditentukan oleh sejauh mana sesungguhnya bagi ibu untuk
kemampuan dan peran serta kader memahami bagaimana memelihara
untuk melaksanakan fungsinya serta anak dengan baik sejak dalam
membangun kerjasama yang baik kandungan. Meningkatkan
sesama kader, maupun terhadap keselamatan ibu saat melahirkan
pembina dan kelompok sasaran secara mudah dan terjangkau menjadi
posyandu yakni bayi, balita, ibu tidak dapat dilaksanakan, oleh karena
hamil dan pasangan usia subur itu perlu di upayahkan dalam
(Yulifa & Tri, 2010). pemberdayaan kader agar lebih
Posyandu merupakan salah satu professional dalam kegiatan
bentuk partisipasi masyarakat yang posyandu.
memberikan pelayanan dan Puskesmas Tungkal merupakan
pemantauan kesehatan yang puskesmas yang berada di desa
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Tungkal I kecamatan Pino Raya yang dilaksanakan pada bulan 05 –


Kabupaten Bengkulu Selatan, 30 Juni 2015.
wilayah kerja Puskesmas ini Populasi dalam penelitian ini
mencakup 12 desa, Jumlah kader di adalah sejumlah kader posyandu yang
wilayah kerja puskesmas Tungkal 65 ada di 13 Posyandu di wilayah kerja
3
orang dengan rincian yaitu 5 orang Puskesmas Tungkal Bengkulu
kader di masing-masing desa. Dari Selatan sebanyak 65 orang, dimana
survey awal yang dilakukan peneliti, teknik pengambilan sampel secara
masyarakat mengatakan bahwa 5 acedental sampling. Sample dalam
kader terdapat 1 sampai 2 saja yang penelitian ini adalah beberapa kader
ikut serta dalam kegiatan posyandu. yang hadir di posyandu di Wilayah
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan kerja Puskesmas Tungkal.
posyandu, ada saja beberapa kader Data dikumpulkan langsung
yang tidak ikut serta dalam kegiatan dari cheklist yang diisi oleh kader
tersebut, menurut kader yang yang melakukan posyandu di
diwawancarai peneliti, alasan mereka Puskesmas Tungkal. Data yang telah
yang tidak hadir dikarenakan ada terkumpul kemudian diolah dengan
kegiatan lain seperti ke sawah menggunakan analisa univariat untuk
maupun pekerjaan lainnya. Artinya mengetahui deskripsi / gambaran
sebagian kader belum mengerti atau peran kader dalam kegiatan posyandu
belum melaksanakan peran kader di wilayah kerja Puskesmas Tungkal.
dalam kegiatan posyandu
HASIL PENELITIAN
sebagaimana mestinya.
Hasil penelitian yang dilakukan
METODE PENELITIAN
melalui Cheklist tentang peran kader
Penelitian ini menggunakan
dalam kegiatan Posyandu di wilayah
metode deskriftif kuantitatif yaitu
kerja Puskesmas Tungkal sebanyak
metode penelitian yang dilakukan
13 Posyandu yaitu dijelaskan sebagai
dengan tujuan hanya untuk membuat
berikut :
mengambarkan atau deskripsi tentang
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Peran
peran kader dalam kegiatan Kader Dalam Kegiatan Posyandu di
Posyandu. Penelitian ini dilaksanakan Wilayah Kerja Puskesmas Tungkal

di wilayah kerja Puskesmas Tungkal No Kegiatan F %


Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Posyandu Jumlah 35 100

1. Baik 57,2 Berdasarkan tabel diatas


20
2. Cukup Baik 11 31,4 untuk peran kader dalam kegiatan
3. setelah selesai pelaksanaan posyandu
Kurang Baik 4 11,4
Jumlah 35 100 yang mengerjakan sebagian besar
Berdasarkan tabel diatas untuk kurang baik (48,6%) atau 17
peran kader dalam persiapan responden. 4
pelaksanaan sehari sebelum kegiatan
PEMBAHASAN
posyandu yang mengerjakan dengan
Berdasarkan tabel 1 pada
baik 20 responden (57,2%).
persiapan pelaksanaan posyandu
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Peran sehari sebelum kegiatan dilaksanakan
Kader Dalam Kegiatan Posyandu
pada 13 posyandu hanya didapatkan
Pada Pelaksanaan Posyandu di
Wilayah Kerja Puskesmas Tungkal hasil yaitu 20 Responden (51,2%)
yang memiliki peran kader yang baik,
No Waktu / Pada F %
Hari Kegiatan 11 responden (31,4%) yang memiliki
Posyandu
1. Baik 14 40 peran peran kader cukup baik dan 4
2. Cukup Baik 12 34,3 responden (11,4%) yang memiliki
3. Kurang Baik 9 25,7
Jumlah 35 100 peran kader kurang baik.
Dari hasil penelitian didapatkan
Berdasarkan tabel peran kader
bahwa peran kader dalam kegiatan
dalam pelaksanaan kegiatan
posyandu sudah dikategorikan baik
posyandu yang mengerjakan dengan
sehingga pihak puskesmas dapat
baik hanya 14 responden (40 %).
mempertahankan peran kader sesuai
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Peran
Kader dalam Kegiatan Posyandu dengan prosedur yang ada dan dapat
Setelah Selesai Pelaksanaan memberikan motivasi sehinga peran
Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Tungkal kader dapat dipertahankan.
Menurut Yulifa dan Tri (2010)
No Setelah selesai F %
pelaksanaan bahwa peran kader dalam kegiatan
posyandu
posyandu pada persiapan pelaksanaan
1. Baik 4 11,4
2. Cukup Baik 14 40 posyandu sehari sebelum kegiatan
3. Kurang Baik 17 48,6 yaitu menyiapkan alat dan
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

bahan,mengundang masyarakat, Hasil penelitian ini sejalan


mencatat sasaran, dan pembagian dengan penelitian yang dilakukan
tugas antar kader. Dengan adanya oleh Iswarawanti (2010) kader
keikutsertaan masyarakat (Kader) berperan pada pendaftaran,
dalam pelayanan kesehatan penimbangan, Pengisian KMS,
khususnya posyandu dapat memberikan makan tambahan,
mewujudkan derajat kesehatan memberikan vitamin A,dan
masyarakat terutama ibu yang Penyuluhan masyarakat. Dengan
mempunyai Bayi dan Balita, Ibu adanya kader posyandu dapat 5
hamil. direncanakan sebagai mana prosedur
Berdasarkan tabel 2 pada serta petugas kesehatan lebih mudah
pelaksanaan kegiatan posyandu menjangkau informasi perkembangan
dilaksanakan pada 13 posyandu bayi,balita dan bumil.
hanya didapatkan hasil yaitu 14 Berdasarkan tabel 3, setelah
responden (40%) yang memiliki selesai pelaksanaan kegiatan
peran kader yang baik, 12 responden posyandu dilaksanakan pada 13
(34,4%) yang memiliki peran kader posyandu hanya didapatkan hasil
cukup baik dan hanya 9 responden yaitu 4 responden (11,4%) yang
(25,7%) yang memiliki peran kader memiliki peran kader yang baik, 14
yang kurang baik. Dengan demikian responden (40%) yang memiliki
peran kader dalam posyandu pada peran kader cukup baik dan 17
pelaksanaan kegiatan posyandu sudah responden (48,6%) yang memiliki
dalam kategori baik. peran kader yang kurang baik.
Peran kader timbul dari Dengan demikian peran kader dalam
individu seorang kader itu sendiri posyandu pada setelah selesai
sehingga peran kader dapat berjalan pelaksanaan kegiatan posyandu
sesuai dengan peran dan fungsinya sebagian besar kategori kurang baik.
dan pihak puskesmas mampu Hasil penelitian ini sejalan
mendukung kinerja kader posyandu dengan penelitian yang dilakukan
dan mampu bekerja secara efektif dan Pawino, dwi kristiana, Hayu Rini
optimal. (2007) kader posyandu berperan pada
memindahkan catatan dalam KMS,
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Menilai/mengevaluasi hasil kegiatan berfungsi serta bias membagi waktu


dan merencanakan kegiatan posyandu antara pekerjaan sehari – hari dengan
pada bulan berikutnya dan melakukan pekerjaan sebagai kader pada waktu
kunjungan rumah utuk mengajak ibu kegiatan, agar posyandu bias menjadi
– ibu datang ke posyandu pada bulan maju dan berkembang. Selain itu
berikutnya. Dari hasil penelitian yang disebabkan karena kurangya minat
diteliti bahwa setelah selesai kegiatan kader dalam kegiatan posyandu, hal
posyandu kader kurang berperan dan ini dimungkinkan karena seorang
tidak menjalankan sebagai mana kader merupakan pekerja sukarela,
peran dan fungsi sebagai kader. dengan uang transport yang kecil
Hal tersebut sejalan dengan sehingga berpengaruh pada kegiatan
penelitian Gustiana (2006) bahwa yang akan dilaksanakan setiap bulan
kader kesehatan belum melaksanakan posyandu.
kegiatan posyandu dengan baik, hal
SIMPULAN
ini disebabkan karena rendahnya
Berdasarkan hasil penelitian
minat para kader dalam melakukan
tentang peran kader dalam kegiatan
kegiatan posyandu, pekerjaan kader
Posyandu di Puskesmas Tungkal
yang tidak biasa ditinggalkan dan
Kecamtan Pino Raya Kabupaten
kurangnya motivasi dari tenaga pada
Bengkulu Selatan. disimpulkan
ibu kader. Kader kesehatan
bahwa peran kader posyandu di
mempunyai peran yang besar dalam
kategorikan baik, walaupun masih
upaya meningkatkan kemampuan
ada kader yang belum menjalankan
masyarakat menolong dirinya untuk
tugas sebagaimana mestinya.
mencapai kesehatan yang optimal.
Sehingga diharapkan kepada
Dilihat di Wilayah Kerja
kader untuk mempertahankan peran
Puskesmas Tungkal tentang
sebagai kader posyandu dalam
kurangnya peran kader disebabkan
bekerja secara sukarelawan dalam
karena pekerjaan sehari – hari kader
membantu kegiatan dan pelayanan
yang tidak dapat ditinggalkan. Ini
kesehatan , kader di posyandu tetap
sangat mempengaruhi peran kader
menjalin kerja sama dengan pihak
dalam kegiatan posyandu,karena itu
lain (puskesmas, poskesdes, bidan
diharapkan kaer mampu berperan dan
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

desa) dan kader dapat mengetahui


fungsi sebagai kader posyandu.

RUJUKAN (Daftar Pustaka)


Astuti Indria dan Rivqoh. (2010).
Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Posyandu Dengan
Keteraturan Ibu Mengunjungi
Posyandu Di Desa Cibeber
Rw 14 Puskesmas Cibeber
Cimahi. Jurnal Kesehatan
Kartika.
Departemen Kesehatan R.I. (2009).
Tujuan Indonesia dalam
bidang Kesehatan.Depkes.
Jakarta
Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan.
(2013). Profil Kesehatan
Kabupaten Bengkulu Selatan
2013.
Gustiana. (2006). Gambaran
Pelaksanaan Kegiatan
Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Gunung Ayu
Kecamatan Kota Manna
Kabupaten Bengkulu Selatan.
KTI. AKBID MANNA
Iswarawanti. (2010). Peran dan
Tantangan Pembardayaan
Kader Posyandu dalam
Usaha Peningkatan Gizi Anak
di Indonesia Vol 13 (169-
173).
Rini H. (2007). Peran Kader
Kesehatan dalam
Meningkatkan Kunjungan
Balita di Posyandu Desa
Sumbernongko Ngusikan
Jombang. Jurnal Kesehatan
DIII kebidanan dan DIII
keperawatan STIKES Pemkab
Jombang.
Yulifa Rita dan Tri Johan Agus
Yuswanto. (2010). Asuhan
Kebidanan Komunitas.
Selembah Medika. Jakarta.
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

GAMBARAN PARITAS IBU PADA PERSALINAN PRETERM


DI RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA
KABUPATEN BENGKULU SELATAN
TAHUN 2014

Kristina Paskana 1
Dolis Yesti Feniria2
Rapika Frandecas3
Akademi Kebidanan Manna

Abstrak: Preterm merupakan persalinan belum cukup umur di bawah 37 minggu


atau berat bayi kurang dari 2500 gr. Salah satu faktor yang meningkatkan risiko
kejadian persalinan preterm ini adalah paritas, yaitu jumlah kehamilan yang
menghasilkan bayi viable. Berdasarkan survei awal diketahui bahwa pada bulan
Januari 2014 kasus persalinan preterm terjadi sebanyak 9 kasus (15,51%) dari 58
persalinan dan bulan Februari 2014 sebanyak 7 kasus (14,28%) dari 49 persalinan.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran paritas ibu pada persalinan
preterm di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Kabupaten Bengkulu Selatan tahun
2014. Rancangan penelitian menggunakan metode deskriptif, sedangkan
penelitian dilakukan di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Kabupaten Bengkulu
Selatan pada bulan Juni-Juli 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu dengan persalinan preterm di RSUD Hasanuddin Damrah Manna periode
Januari-Desember 2014 berjumlah 61 orang ibu, dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paritas
ibu pada persalinan preterm paling banyak terjadi pada paritas tidak aman yaitu
sebanyak 35 orang (57,4%), sedangkan 26 orang ibu lainnya (42,6%) berada pada
paritas aman. Simpulannya bahwa sebagian besar ibu dengan persalinan preterm
berada pada paritas tidak aman (paritas <2 atau > 3).

Kata Kunci: Paritas Ibu, Persalinan Preterm

PENDAHULUAN dibutuhkan upaya untuk menurunkan


Angka Kematian Bayi (AKB) angka kematian bayi tersebut (Ariana
adalah jumlah kematian bayi dalam DN, 2011).
usia 28 hari pertama kehidupan per Menurut Survei Demografi
1000 kelahiran hidup. Angka ini Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
merupakan salah satu indikator 2012 AKB di Indonesia sebesar
derajat kesehatan bangsa. Tingginya 32/1000 kelahiran hidup, sedangkan
AKB ini dapat menjadi petunjuk berdasarkan kesepakatan global
bahwa pelayanan maternal dan Millenium Development Goals
neonatal kurang baik, untuk itu (MDGS) bahwa target AKB yang

8
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

ingin dicapai adalah 23/1.000 Etiologi persalinan preterm


kelahiran hidup. Tingginya angka sering kali tidak diketahui. Ada
kematian bayi tersebut disebabkan beberapa kondisi medik yang
oleh asfiksia neonatorum (49-60%), mendorong untuk dilakukan tindakan 9
prematur dan Berat Badan Lahir sehingga terjadi persalinan preterm.
Rendah (BBLR) (24-34%), infeksi Salah satu faktor yang meningkatkan
(15-20%), trauma persalinan (2-7%) risiko kejadian persalinan preterm ini
dan cacat bawaan (1-3%) adalah paritas, yaitu jumlah
(Kementerian Kesehatan RI, 2013). kehamilan yang menghasilkan bayi
Prematur atau persalinan viable (Kartikasari, 2012).
preterm merupakan persalinan belum Semakin tinggi paritas maka
cukup umur di bawah 37 minggu kemampuan rahim untuk
atau berat bayi kurang dari 2500 gr, menyediakan nutrisi bagi ibu dan
dimana bayi belum tumbuh dan janin akan terganggu yang akhirnya
berkembang secara sempurna. dapat mengakibatkan terjadinya
Semakin muda usia kehamilan, persalinan preterm. Penelitian paritas
semakin tinggi angka kematian ibu hamil yang dilakukan Agustiana
perinatal. Umur kehamilan yang (2011) di Indonesia ditemukan kasus
kurang, menyebabkan bayi yang persalinan preterm paling banyak
lahir belum sepenuhnya dapat terjadi pada ibu dengan paritas
beradaptasi dengan lingkungan di multipara (63,9%) dibandingkan
luar kandungan sehingga angka dengan ibu yang primipara (36,1%)
morbiditas dan mortalitas perinatal (Edrin, 2012).
meningkat. Dampak negatif tidak Ibu dengan paritas tinggi,
saja terhadap morbiditas dan secara fisik sudah mengalami
mortalitas perinatal, tetapi juga kemunduran untuk menjalani
terhadap potensi generasi yang akan kehamilan yang tidak mudah. Paritas
datang, kelainan mental dan beban tinggi merupakan paritas rawan
ekonomi bagi keluarga dan bangsa karena banyak kejadian obstetri
secara keseluruhan (Wiknjosastro, patologi yang bersumber pada paritas
2007). tinggi. Hal ini disebabkan pada ibu
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

yang lebih dari satu kali mengalami bulan, baik secara persalinan spontan
kehamilan dan persalinan fungsi maupun buatan (Edrin, 2012).
reproduksi telah mengalami Data Dinas Kesehatan Propinsi
penurunan, sehingga menyebabkan Bengkulu tahun 2013 tercatat jumlah
terjadinya persalinan preterm kasus persalinan preterm sebanyak
(Kartikasari, 2012). 279 kasus (2,29%) dari 12.134 ibu
Terjadinya persalinan preterm bersalin, sedangkan di Kabupaten
pada ibu dengan paritas tinggi (lebih Bengkulu Selatan tahun 2013 jumlah
dari 5 kali) disebabkan karena ibu kasus persalinan preterm terjadi 179
bersalin dengan paritas tinggi kasus persalinan preterm 34 (1,04%)
mengalami kehamilan dan persalinan dari 3.274 ibu bersalin (Dinas
berulang kali sehingga pada sistem Kesehatan Bengkulu Selatan, 2014).
reproduksi terdapat penurunan fungsi Menurut studi pendahuluan
dan akan meningkat menjadi risiko yang dilakukan peneliti pada tanggal
tinggi (Ariana DN, 2011). 3 Maret 2015 di RSUD Hasanuddin
Terjadinya persalinan kurang Damrah Manna Kabupaten Bengkulu
bulan pada nulipara (paritas 0 belum Selatan diperoleh data bahwa pada
pernah melahirkan sama sekali) tahun 2013 terjadi 91 kasus
terutama yang berumur belasan persalinan preterm (15,45%) dari
tahun diduga disebabkan kehamilan 589 persalinan, sedangkan pada
pertama merupakan pengalaman bulan Januari 2014 kasus persalinan
pertama bagi ibu untuk melahirkan, preterm terjadi sebanyak 9 kasus
hal itu akan menyebabkan timbulnya (15,51%) dari 58 persalinan dan
beberapa penyulit kehamilan. bulan Februari 2014 sebanyak 7
Penyulit kehamilan ini dapat kasus (14,28%) dari 49 persalinan
merupakan ketuban pecah dini, (Medical record, 2014)
infeksi selaput ketuban, gemelli, Berdasarkan uraian tersebut,
perdarahan antepartum ataupun stres peneliti merasa tertarik untuk
yang berhubungan dengan meneliti tentang gambaran paritas
lingkungan yang memungkinkan ibu pada persalinan preterm di
untuk terjadinya persalinan kurang RSUD Hasanuddin Damrah Manna

10
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Kabupaten Bengkulu Selatan tahun menghasilkan distribusi frekuensi


2014. dan presentase.
METODE HASIL
Metode penelitian yang Setelah dilakukan pengolahan
digunakan adalah kuantitatif dengan data tentang paritas ibu pada
pendekatan non-experimental, persalinan preterm di RSUD
sedangkan jenis penelitian ini Hasanuddin Damrah Manna tahun
merupakan penelitian deskriptif. 2014, selanjutnya peneliti melakukan
Populasi dalam penelitian ini
analisis univariat yang hasilnya
adalah seluruh ibu dengan persalinan
ditampilkan dalam tabel dan narasi
preterm di RSUD Hasanuddin
berikut .
Damrah Manna periode Januari-
Desember 2014 berjumlah 61 orang Tabel 1. Distribusi Frekuensi Paritas
ibu, dengan teknik pengambilan Ibu pada Persalinan Preterm
di RSUD Hasanuddin Damrah
sampel menggunakan total sampling. Manna Kabupaten Bengkulu Selatan
Data yang digunakan dalam
No Paritas F %
penelitian ini adalah data sekunder,
1 Paritas aman 26 42,6
yaitu data yang diperoleh dari data
2 Paritas tidak aman 35 57,4
register ibu di RSUD Hasanuddin Jumlah 61 100
Damrah Manna Kabupaten Bengkulu
Selatan yang diambil dari ibu dengan Berdasarkan Tabel 4.1 dapat
persalinan kurang dari 37 minggu. dilihat bahwa frekuensi paritas ibu
Data diperoleh melalui cek paling banyak terjadi pada paritas
dokumentasi, artinya data yang
tidak aman yaitu sebanyak 35 orang
didapat dari buku register ibu di
(57,4%), sedangkan 26 orang ibu
RSUD Hasanuddin Damrah Manna
lainnya (42,6%) berada pada paritas
kemudian dimasukkan kedalam
aman. Untuk lebih jelasnya,
lembar observasi untuk kemudian
persentase paritas ibu pada
dilakukan analisis data.Analisis yang
persalinan preterm di RSUD
digunakan dalam penelitian adalah
analisis univariat. Yang

11
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Hasanuddin Damrah Manna, dapat preterm karena jumlah paritas dapat


dilihat pada gambar berikut. mempengaruhi keadaan kesehatan
ibu.
Ibu dengan paritas tidak aman
(paritas <2 atau > 3) cenderung
mengalami komplikasi dalam
kehamilan yang akhirnya
berpengaruh pada hasil persalinan.
Ibu dengan paritas di atas 3, secara
fisik sudah mengalami kemunduran
untuk menjalani kehamilan yang
tidak mudah. Paritas tinggi
Gambar Paritas Ibu pada Persalinan
Preterm di RSUD Hasanuddin merupakan paritas rawan karena
Damrah Manna Kabupaten Bengkulu banyak kejadian obstetri patologi
Selatan
Ttahun 2014 yang bersumber pada paritas tinggi,
antara lain preeklampsi, perdarahan
PEMBAHASAN
antenatal sampai atonia uteri. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian
disebabkan pada ibu yang lebih dari
yang dilakukan di RSUD
tiga kali mengalami kehamilan dan
Hasanuddin Damrah Manna
persalinan fungsi reproduksi telah
Kabupaten Bengkulu Selatan
mengalami penurunan.
diketahui bahwa ibu dengan
Hal ini sesuai dengan
persalinan preterm sebagian besar
ungkapan yang dikemukakan
yaitu 35 orang (57,4%) berada pada
Wiknjosastro (2007) bahwa paritas
paritas tidak aman (paritas <2 atau >
ke 2-3 merupakan paritas paling
3), sedangkan 26 orang ibu lainnya
aman ditinjau dari sudut kematian
(42,6%) berada pada paritas aman
maternal. Paritas 1 dan paritas lebih
(paritas 2 dan 3) . Hal ini
dari 3 (paritas tinggi) mempunyai
menunjukkan bahwa jumlah paritas
angka kematian maternal lebih
ibu merupakan salah satu faktor
tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih
predisposisi terjadinya kelahiran

12
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

tinggi kematian maternal pertama merupakan pengalaman


(Wiknjosastro, 2007). pertama bagi ibu untuk melahirkan,
Hasil penelitian ini juga sejalan hal itu akan menyebabkan timbulnya
dengan penelitian yang pernah beberapa penyulit kehamilan.
dilakukan oleh Kartikasari (2012) Penyulit kehamilan ini dapat
bahwa kejadian persalinan preterm merupakan ketuban pecah dini,
akan meningkat pada multiparitas. infeksi selaput ketuban, gemelli,
Peluang terjadinya persalinan perdarahan antepartum ataupun stres
preterm pada paritas tinggi 3,28 kali yang berhubungan dengan
lebih besar dibanding dengan paritas lingkungan yang memungkinkan
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk terjadinya persalinan kurang
multiparitas merupakan faktor risiko bulan, baik secara persalinan spontan
terjadinya persalinan preterm. maupun buatan (Edrin, 2012).
Pada penelitian sebelumnya Pada penelitian ini adanya
oleh Agustina tahun 2005 di RSUD kejadian preterm pada paritas aman
Dr. Soetomo Surabaya menyatakan dapat disebabkan oleh berbagai
bahwa paritas dengan kejadian partus faktor lain yang mempengaruhi
premature mempunyai hubungan seperti faktor idiopatik yang apabila
yang bermakna dengan signifikansi penyebab partus prematur tidak
(ρ=0,000), dimana pada pasien pada dapat diterangkan, faktor Iatrogenik
kehamilan pertama atau yang yang apabila kelangsungan
paritasnya lebih dari 3 ada kehamilan dapat membahayakan
kecenderungan mempunyai risiko janin ataupun ibu sehingga
mengalami persalinan preterm 4 kali menyebabkan persalinan prematur
lebih besar bila dibandingkan dengan buatan, kemudian faktor sosio
pasien yang paritasnya antara 2 dan 3 demografik seperti kecemasan,
(Agustina, F, 2006). stress, pekerjaan ibu, perilaku ibu,
Terjadinya persalinan kurang ataupun kondisi sosio ekonomi
bulan pada kehamilan pertama keluarga, serta faktor maternal
terutama yang berumur belasan seperti inkompetensi serviks, pernah
tahun diduga disebabkan kehamilan mengalami partus prematur, interval
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

kehamilan, kehamilan multijanin, yang lebih dari 3 (paritas tidak aman)


ataupun karena infeksi yang tidak yaitu sebanyak 17 orang (27,9%).
diketahui sebabnya. Berdasarkan hasil penelitian,
Menurut Astolfi dan Zonta maka sesuai dengan teori Bobak
mendapatkan 64 % peningkatan (2008) yang menyatakan bahwa
kejadian preterm pada populasi persalinan preterm lebih banyak
wanita Italia yang berusia 35 tahun terjadi pada ibu dengan paritas tinggi
atau lebih, terutama pada kehamilan (lebih dari 5 kali) (Bobak, 2008).
pertama (primi tua) dan persalinan
SIMPULAN
preterm lebih sering terjadi pada
Berdasarkan hasil penelitian
kehamilan pertama. Sedangkan
tentang gambaran paritas ibu pada
menurut menurut sumber lain,
persalinan preterm di RSUD
penyebab dari partus prematur
Hasanuddin Damrah Manna
adalah karena gaya hidup ibu seperti
Kabupaten Bengkulu Selatan tahun
merokok, gizi buruk, penambahan
2014, maka kesimpulannya adalah
berat badan kurang selama
ibu dengan persalinan preterm
kehamilan dan penggunaan obat.
sebagian besar yaitu 35 orang
Sedangkan faktor lainnya yang
(57,4%) berada pada paritas tidak
dikaitkan adalah umur ibu yang
aman. Hal ini menunjukkan bahwa
muda, perawakan pendek, faktor-
jumlah paritas ibu merupakan salah
faktor pekerjaan, stress psikologis
satu faktor predisposisi terjadinya
dan infeksi (Cunningham, 2008).
kelahiran preterm karena jumlah
Ibu bersalin dengan paritas
paritas dapat mempengaruhi keadaan
tinggi mengalami kehamilan dan
kesehatan ibu, sedangkan adanya
persalinan berulang kali sehingga
kejadian preterm pada paritas aman
pada sistem reproduksi terdapat
dapat disebabkan oleh berbagai
penurunan fungsi dan akan
faktor lain yang mempengaruhi
meningkat menjadi risiko tinggi
seperti faktor idiopatik, faktor
apabila ibu dengan paritas lebih dari
iatrogenik dan faktor sosio
3. Pada penelitian ini paritas
demografik, serta faktor maternal.
responden yang dijadikan sampel ada
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Hasil penelitian ini diharapkan Bobak. (2008). Buku Ajar


Keperawatan Maternitas.
dapat dijadikan acuan khususnya
EGC, Jakarta.
oleh Bidan, perlunya meningkatkan Cunningham. (2008). Obstretri
Williams. EGC, Jakarta.
pengetahuan tentang faktor penyebab
Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan
terjadinya persalinan preterm 2014. Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Bengkulu Selatan.
sehingga dapat memberikan
Bengkulu Selatan.
konseling dan pendidikan kesehatan Edrin. (2012). Gambaran
Karakteristik Ibu Hamil Pada
pada masyarakat, pasangan usia
Persalinan Preterm di RS. Dr.
subur dan ibu hamil tentang faktor M. Djamil Padang pada Tahun
2012. Jurnal Kesehatan
risiko yang berpengaruh terhadap
Andalas. Vol. 3(3): 311-317.
kelahiran prematur, serta Kartikasari. (2012). Hubungan
Paritas Dengan Persalinan
memberikan tindakan pada ibu hamil
Preterm di RSUD Dr. Soegiri
yang berisiko mengalami persalinan Lamongan. SURYA 61 Vol.01
(XVII): 61-66.
RUJUKAN (Daftar Pustaka) Kementerian Kesehatan RI. (2013).
Angka Kematian Ibu (AKI),
Agustiana T. (2010). Faktor-Faktor Angka Kematian Bayi (AKB),
yang Berhubungan dengan Angka Kematian Balita
Persalinan Preterm di (AKBA). Jakarta.
Indonesia Tahun 2010 Medical record. (2014). Medical
(Analisis Data Riskesdas record RSUD Hasanuddin
Tahun 2010). Skripsi. Damrah Manna. Bengkulu
Universitas Indonesia, Jakarta. Selatan.
Agustina, F. (2006). Aplikasi Uji Chi Notoatmodjo. (2007). Kesehatan
Kuadrat Mantel Haenszel dan Masyarakat : Ilmu dan Seni.
Uji Regresi Logistik Ganda Rineka Cipta, Jakarta.
untuk Penilaian Peranan Wijayanti. (2011). Hubungan Usia
Variabel Perancu pada dan Paritas Dengan Kejadian
Hubungan antara Paritas Partus Prematurus Di Rumah
dengan Partus Prematur. Sakit Panti Wilasa Citarum
Skripsi. Universitas Airlangga, Semarang Tahun 2010. Jurnal
Surabaya Kebidanan Panti Wilasa. Vol. 2
Ariana DN (2011). Faktor Risiko (1); 1-8.
Kejadian Persalinan Wiknjosastro. (2007). Ilmu
Premature (Studi di Bidan Kebidanan. Yayasan Bina
Praktek Mandiri Wilayah Pustaka, Jakarta.
Kerja Puskesmas Geyer Dan
Puskesmas Toroh Tahun
2011). Jurnal Unimus. Vol. 1
(1); 1-13.

15
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN MENARCHE PADA REMAJA


PUTRI DI SMP NEGERI 1 BENGKULU SELATAN TAHUN 2015

Rickah Liva Yulianti1


Nora Veronica2
Wilda Aprianty 3
Akademi Kebidanan Manna

Abstrak: Menarche adalah peristiwa ketika seorang anak perempuan mengalami


menstruasi atau datang bulan yang pertama kali. Yang berlangsung biasanya
terjadi pada usia 12-13 tahun. Cepat atau lambat datangnya menarche ditentukan
oleh status gizi. Datangnya menarche pada remaja putri dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu status gizi, keturunan dan keadaan umum. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan menarche pada remaja
putri di SMP Negeri 1 Bengkulu Selatan Tahun 2015. Rancangan penelitian
digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan secara cross sectional.
Teknik penentuan sampel ini menggunakan teknik total sampling sebanyak 105
orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja putri kelas VIII di SMP
Negeri 1 Bengkulu Selatan sudah menarche dengan status gizi normal yaitu 66
siswa (62,9%). Remaja yang sudah menarche dengan status gizi underweight
sebanyak 4 siswa (3,8%) serta dan remaja yang sudah menarche dengan status
gizi overweight sebanyak 9 siswa (11,1%). Hasil analisis chi-square (χ²) hitung
diperoleh hasil 34,7 dengan nilai p value = 0,000. Simpulannya bahwa sebagian
besar remaja putri kelas VIII SMP Negeri 1 Bengkulu Selatan tahun 2015 yang
status gizinya normal sudah mengalami menarche dan status gizinya underweight
sebagian belum mengalami menarche .

Kata Kunci: Menarche, Status Gizi, Remaja Putri

PENDAHULUAN psikologi dan pola identifikasi dari


World Health Organization kanak-kanak menjadi dewasa. World
(WHO) memberikan definisi tentang Health Organization (WHO)
remaja secara lebih konseptual, menetapkan batas usia 10-20 tahun
Remaja adalah suatu masa dimana sebagai batasan usia remaja.
Individu berkembang dari saat Menurut Sumini (2013)
pertama kali menunjukkan tanda- Menarche adalah peristiwa ketika
tanda seksual sekundernya sampai seorang anak perempuan mengalami
saat mencapai kematangan seksual. menstruasi atau datang bulan yang
Individu mengalami perkembangan pertama kali. Yang berlangsung

16
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

biasanya terjadi pada usia 12-13 pembangunan kedepan, karena


tahun. Cepat atau lambatnya remaja inilah yang diharapkan akan
ditentukan oleh status kesehatan, menjadi sumberdaya penerus
pendidikan dan lingkungan. (Dinkes provinsi Bengkulu, 2011).
Datangnya menarche pada remaja Berdasarkan latar belakang
putri dapat dipengaruhi oleh tersebut maka peneliti tertarik
beberapa faktor yaitu status gizi, meneliti “Hubungan status gizi
keturunan dan keadaan umum. dengan menarche pada remaja putri
Status gizi adalah keadaan di SMP Negeri 1 Bengkulu Selatan
akibat dari keseimbangan antara Tahun 2015”.
konsumsi dan penyerapan zat gizi
METODE PENELITIAN
dan penggunaan zat gizi tersebut.
Rancangan penelitian yang
Pada masa remaja kebutuhan atau
digunakan pada penelitian ini adalah
cakupan gizi atau kebutuhan akan
survey analitik dengan pendekatan
zat-zat gizi (Recomemmended
secara cross sectional. Penelitian ini
Dietary allowance) cukup tingggi,
dilakukan pada bulan Mei 2015
sehingga faktor gizi sangat dan
diruangan kelas VIII SMP Negeri 1
menentukan postur dan performance
Bengkulu Selatan.
seseorang pada usia dewasa. Masalah
Populasi dalam penelitian
gizi yang ditemukan pada masa
diambil dari seluruh remaja putri
remaja adalah kurang gizi
kelas VIII di SMP Negeri 1
(underweight), obesitas (overweight),
Bengkulu Selatan berjumlah 105
anemia, gondok (Waryana, 2010).
orang, sedangkan sampel penelitian
Di Provinsi Bengkulu populasi
diperoleh menggunakan teknik total
remaja berusia 10-14 tahun mencapai
sampling yaitu 105 orang dengan
187.577 orang (10,62%) dari jumlah
kriteria inklusi; usia menarche, umur
penduduk keselurahan di provinsi
, BB, TB dan duduk di kelas VIII.
Bengkulu. Suatu angka yang cukup
Jenis data yang digunakan adalah
tinggi dan berarti dalam proses
data primer dan sekunder. Analisa
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

dilakukan dengan menggunakan putri Kelas VIII di SMP Negeri 1


distribusi frekuensi dan Chi-Square Bengkulu Selatan yang sudah
(χ 2). menarche yaitu 79 siswa (75,2%).

2. Analisis Bivariat
HASIL PENELITIAN
Tabel 3 Hubungan antara Status Gizi 18
1. Analisis Univariat dengan Menarche Pada Remaja
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Status Gizi Pada remaja putri Menarche
Jumlah χ² ρ
Kelas VIII SMP Negeri 1 Status Gizi Belum Sudah
Bengkulu Selatan F % F % F %
Underweight 15 14,3 4 3,8 19 18,1
37,4 0,000
Status Gizi Frekuensi Persentase Normal 11 10,5 66 62,9 79 73,3
Underweight 19 18,1 Overweight 0 0,0 9 8,6 9 8,6
Jumlah 26 24,8 79 75,2 105 100
Normal 77 73,3
Overweight 9 8,6
Dari tabel di atas diperoleh
Jumlah 105 100
bahwa remaja Putri Kelas VIII
Berdasarkan tabel 1 di atas di SMPN 1 Bengkulu Selatan
dapat dilihat bahwa remaja putri sebagian besar sudah menarche
Kelas VIII di SMP Negeri 1 dengan status gizi normal yaitu 66
Bengkulu Selatan memiliki status siswa (62,9%) dan belum
gizi yang diukur berdasarkan menarche yaitu 11 siswa (10,5%),
Indikator IMT, sebagian besar dibandingkan dengan status gizi
normal yaitu sebanyak 77 siswa underweight sudah menarche
(73,3%). sebanyak 4 siswa (3,8%) dan
Tabel 2 Distribusi Frekuensi belum menarche yaitu 15 siswa
Menarche pada remaja putri (14,3%), serta status gizi
Kelas VIII SMP Negeri 1
Bengkulu Selatan overweight sudah menarche

Menarche Frekuensi Persentase sebanyak 9 siswa (11,4%) dan


Belum 26 24,8 belum menarche yaitu 0 siswa
Sudah 79 75,2
(0,0%). Berdasarkan hasil analisis
Jumlah 105 100,0
chi-square ( χ²) hitung diperoleh
Dari tabel diatas dapat hasil 37,4 dan ( χ²) tabel adalah
dilihat bahwa kebanyakan remaja 5,591 dengan nilai p value =
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

0,000. Sehingga dapat Sarwono (2005) selain pertumbuhan


disimpulkan bahwa ada hubungan fisik menarche juga dipengaruhi oleh
signifikan antara Status gizi faktor keturunan, gizi dan kesehatan,
dengan menarche pada remaja umur. Rentang umur remaja putri
putri di SMP Negeri 1 Bengkulu Kelas VIII di SMP Negeri 1
Selatan tahun 2015. Bengkulu Selatan adalah 13-14
tahun. Menurut Waryana (2010) usia
PEMBAHASAN
menarche adalah menstruasi pertama
Status gizi adalah ekspresi dari
yang biasanya terjadi pada
keadaan keseimbangan dalam bentuk
perempuan umur 12-13 tahun dalam
variabel tertentu atau perwujudan
rentang umur 10-16 tahun.
dari nutrisi dalam bentuk variabel
Usia menarche remaja putri di
tertentu, contoh gondok endemik
Indonesia berkisar antara 12-14
merupakan keadaan dimana tidak
tahun. Berdasarkan penelitian yang
seimbangnya pemasukan dan
dilakukan terhadap 17.571 ada 4.145
pengeluaran yodium dalam tubuh
(24%) remaja putri yang berada di
(Waryana, 2010). Status gizi
tujuh kawasan Indonesia, didapatkan
mencerminkan keseimbangan antara
menarche termuda 9 tahun dan tertua
zat-zat gizi yang diserap normal yang
18 tahun. Dengan nilai rata-rata usia
akan dijadikan energi guna
menarche 12,96 tahun. Rata-rata usia
metabolisme tubuh secara
terendah menarche di Yogyakarta
menyeluruh. Status gizi remaja putri
12,5 tahun dan tertinggi di Kupang
akan sangat mempengaruhi
13,86 tahun (Ayu, 2013).
terjadinya menarche.
Hasil penelitian ini
Sebagian besar remaja putri di
menunjukan bahwa remaja Putri
SMP Negeri 1 Bengkulu Selatan
Kelas VIII di SMP Negeri 1
sudah menarche yaitu 79 siswa
Bengkulu Selatan sebagian besar
(75,2%). Menarche adalah
sudah menarche dengan status gizi
menstruasi yang pertama kali,
normal yaitu 66 siswa (62,9%) dan
menurut Manuaba (2010) menarche
belum menarche yaitu 11 siswa
adalah menstruasi pertama yang
(10,5%), dibandingkan dengan status
berlangsung sekitar usia 10-11 tahun.
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

gizi underweight sebanyak 4 siswa nyeri, sakit perut, dan keluhan


(3,8%) dan belum menarche yaitu 15 lainnya. remaja putri yang status
siswa (14,3%), serta overweight gizinya baik biasanya mengkonsumsi
sebanyak 9 siswa (11,4%) dan belum makanan yang seimbang agar ketika
menarche yaitu 0 siswa (0,0%). mengalami menarche tubuhnya tidak
Berdasarkan hasil analisis chi-square mengalami keluhan-keluhan yang
(χ²) hitung diperoleh hasil 37,4 dan terjadi pada saat menarche.
(χ²) tabel adalah 5,591 dengan p Waryana (2010), juga
value = 0,000. Sehingga dapat menambahkan bahwa remaja wanita
disimpulkan bahwa ada hubungan perlu memperhatikan untuk
signifikan antara Status gizi dengan mempertahankan status gizi yang
menarche pada remaja putri di SMP baik dengan mengkonsumsi makanan
Negeri 1 Bengkulu Selatan tahun seimbang karena sangat dibutuhkan
2015. pada saat haid. Apabila hal ini
Hal tersebut di atas juga diabaikan maka dampaknya akan
didukung Waryana (2010), yang terjadi keluhan-keluhan yang
menyatakan bahwa status gizi yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan
baik berpengaruh terhadap menarche selama silklus haid. Gizi kurang atau
dimana seorang wanita yang terbatas selain akan mempengaruhi
mengkonsumsi makanan yang pertumbuhan, fungsi organ tubuh
bergizi seimbang baik protein dan juga akan menyebabkan
karbohidrat. Secara fisiologis wanita terganggunya fungsi reproduksi. Hal
remaja yang pertama kali mengalami ini akan berdampak pada gangguan
haid akan mengeluh nyeri, kurang haid, tetapi akan membaik bila
nyaman dan mengeluh sakit perut asupan gizinya baik.
tetapi pada remaja yang memiliki Selanjutnya dapat dijelaskan
status gizi baik keluhan tersebut bahwa gizi memegang peranan
jarang ditemukan. penting mempengaruhi kejadian
Sebagian besar remaja putri menarche. Seorang wanita apabila
yang status gizinya baik mengalami dari kecilnya sudah mengkonsumsi
menarche dengan jarang mengeluh gizi yang baik maka pertumbuhan
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

tubuhnya akan cepat dan normal Ayu Firza Mahesa. (2013).


Hubungan antara status gizi
pula, namun jika dengan gizi kurang
dngan menarche pada remaja
akan memperlambat atau putri SMP Negeri 22 Kota
Padang. [Internet] dalam:
berkurangnya produksi hormon
http://jurnal.stikesprimanusanta 21
pertumbuhan sehingga pertumbuhan ra, diakses tanggal 24 Juni
2015.
tubuh yang lambat (Sibagariang,
Dinkes Provinsi Bengkulu. (2012).
2010) Profil Kesehatan Propinsi
Bengkulu Tahun 20011.
SIMPULAN Bengkulu
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan,
Berdasarkan hasil penelitian Penyakit Kandungan dan
maka dapat disimpulkan bahwa: Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. EGC,
1. Sebagian besar remaja putri di Jakarta.
SMP Negeri 1 Bengkulu Selatan Sarwono. (2005). Ilmu Kebidanan.
YBPSP, Jakarta.
sudah menarche yaitu 79 siswa Sibagariang. (2010). Gizi Dalam
(75,2%). Kesehatan Reproduksi. Trans
Info Media, Jakarta.
2. Remaja putri di SMP Negeri 1 Sumini. (2013). Hubungan Status
Bengkulu Selatan memiliki status Gizi dengan Usia Menarche
pada Siswi sekolah Dasar
gizi berdasarkan Indikator IMT, Kelas 4, 5 dan di Sekolah
status gizi underweight sudah Dasar Negeri Grabahan
Kecamatan Karangrejo
menarche sebanyak 4 siswa Kabupaten Magetan. Jurnal
(3,8%). Delima Harapan, vol 3, No. 2
Agustus-Januari 2014 (1-9).
3. Remaja putri di SMP Negeri 1 Waryana. (2010). Gizi Reproduksi.
Bengkulu Selatan memiliki status Pustaka Rihama. Yogyakarta.
gizi berdasarkan Indikator IMT,
status gizi overweight sudah
menarche sebanyak 9 siswa
(11,4%).
4. Ada hubungan yang signifikan
antara status gizi dengan
menarche pada remaja putri di
SMP Negeri 1 Bengkulu Selatan.
RUJUKAN (Daftar Pustaka)
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016
HUBUNGAN KETERATURAN MELAKUKAN SENAM HAMIL DENGAN
KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SEGINIM TAHUN 2015

Harlen Yunita1
Liya Lugita Sari 2
Ade Tohira 3
Akademi Kebidanan Manna

Abstrak: Senam hamil diperuntukkan bagi ibu hamil Trimester III guna
membantu kelancaran proses persalinan. Berdasarkan survey awal menunjukkan
bahwa 6 orang ibu hamil yang terdiri dari 4 orang melakukan senam hamil secara
teratur dan 2 orang tidak melakukan senam hamil secara teratur. Pada saat
persalinan, 3 orang mengalami proses persalinan yang lancar dan 3 orang lagi
mengalami proses persalinan tidak lancar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan keteraturan melakukan senam hamil dengan kelancaran proses
persalinan di wilayah kerja Puskesmas Seginim tahun 2015. Metode yang
digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil korelasi (r) yaitu sebesar 0,624. Hasil analisis korelasi
bernilai positif dan mendekati 1. Artinya terdapat hubungan antara keteraturan
senam hamil dengan kelancaran. Semakin teratur ibu hamil melakukan senam
hamil maka semakin lancar proses persalinan.

Kata Kunci: Keteraturan, Senam Hamil, Kelancaran Bersalin

PENDAHULUAN beredar di masyarakat bahwa ibu


Program senam hamil di hamil yang telalu banyak bergerak
Kabupaten Bengkulu Selatan akan membahayakan kehamilan.
dilakukan di seluruh Puskesmas Berdasarkan Data Puskesmas
tetapi berdasarkan survei awal yang Seginim tahun 2014, jumlah ibu yang
peneliti lakukan, hanya di Puskesmas melakukan senam hamil di wilayah
Seginim yang aktif melakukan kerja Puskesmas Seginim yaitu
program senam hamil. Program sebanyak 30 orang ibu hamil. Senam
senam hamil tidak berjalan dengan hamil dilakukan sebanyak 3 kali
lancar dikarenakan masih banyak ibu dalam seminggu selama 3 bulan.
hamil yang belum mengetahui Senam hamil diperuntukkan bagi ibu
manfaat senam hamil bagi persalinan. hamil TM III guna membantu
Ditambah lagi dengan mitos yang kelancaran proses persalinan
21

22
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

(Rukiah, 2013). Kelancaran Pada penelitian ini peneliti


persalinan merupakan persalinan akan menggunakan metode
yang tidak menemui atau mengalami kuantitatif dengan pendekatan
hambatan dalam proses persalinan korelasi. Metode kuantitatif adalah
23
mulai dari persiapan hingga pasca metode penelitian yang digunakan
persalinan (Prawirohardjo, 2010). untuk menganalisis data penelitian
Dari survey awal yang saya dengan meggunakan angka dan
lakukan pada 6 orang ibu hamil yang persentase sehingga mudah disajikan
yang terdiri dari4 melakukan senam dan disimpulkan (Burhan, 2011).
hamil secara teratur dan 2 orang tidak Penelitian ini dilakukan
melakukan senam hamil secara diwilayah kerja Puskesmas Seginim
teratur. Pada saat persalinan, 3 orang Kabupaten Bengkulu Selatan.
mengalami proses persalinan yang Penelitian ini dilaksanakan selama 2
lancar dan 3 orang lagi mengalami bulan dari bulan Juni sampai dengan
proses persalinan tidak lancar. Salah bulan Juli tahun 2015. Dalam
satu program dinas kesehatan untuk penelitian ini populasi adalah seluruh
meningkatkan keelastisan otot-otot ibu pasca bersalin tahun 2014 yang
kewanitaan dengan cara mengadakan melakukan senam hamil pada waktu
senam hamil tenyata sangat kehamilan TM III yaitu 30 orang
berpengaruhnya dengan keelastisan yang berada diwilayah kerja
jalan lahir pada waktu bersalin Puskesmas Seginim.
(Saifuddin, 2010). Sampel yang digunakan dalam
Berdasarkan masalah penelitan ini adalah sampel jenuh
tersebut saya sebagai peneliti tertarik yaitu semua populasi dijadikan
untuk melakuan penelitian untuk sebagai sampel (Saryono, 2011).
mengetahui apakah ada hubungan Sebanyak 30 orang ibu pasca bersalin
keteraturan senam hamil dengan di wilayah kerja Puskesmas Seginim
kelancaran bersalin yang akan dimuat yang sebelumnya melakukan senam
secara rinci di rumusan masalah. hamil pada waktu kehamilan TM III
tahun 2014.
METODE PENELITIAN
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Jenis data pada penelitian ini Berdasarkan hasil


yaitu data primer dan data sekunder. penelitian distribusi frekuensi ibu
Data primer dalam penelitian ini hamil dalam hal keteraturan
adalah hasil checklist yang telah diisi melakukan senam hamil dapat
oleh responden. Hasil checklist inilah dilihat pada table berikut ini.
yang akan diolah menjadi data utama Tabel 1. Distribusi Frekuensi 24
Keteraturan Senam Hamil
dalam penyajian hasil penelitian ini.
Data sekunder yang dipergunakan Keteraturan
F %
Senam Hamil
dalam penelitian ini yaitu
Teratur 15 50
dokumentasi yang ada di Puskesmas Cukup Teratur 8 27
Seginim. Data sekunder merupakan Tidak Teratur 7 23
Jumlah 30 100
data pelengkap yang melengkapi
penyusunan hasil penelitian. Berdasarkan tabel di atas

Data pada penelitian ini di dapat diketahui bahwa responden

analisis dengan analisis korelasi yang melakukan senam hamil

merupakan analisis untuk mengetahui dengan teratur sebanyak 15 orang

hubungan antara variable terikat dan (50%), cukup teratur 8 orang

variable bebas. Pada penelitian ini (27%) dan responden yang tidak

yaitu hubungan antara keteraturan teratur melakukan senam hamil

senam hamil dan kelancaran bersalin. yaitu 7 orang (23%).

Nilai analisis korelasi berada pada 2. Distribusi Frekuensi Kelancaran


rentang -1 sampai +1. Hasil positif Persalinan

dan negatif merupakan arah Berdasarkan hasil

hubungan positif dan negatif. penelitian distribusi frekuensi

Terdapat hubungan yang signifikat kelancaran persalinan dapat dilihat

bila nilai korelasi mendekati -1 atau pada tabel berikut.

+1. Tidak ada hubungan jika nilai Tabel Distribusi Frekuensi


korelasi mendekati 0. Kelancaran Persalinan

HASIL PENELITIAN Kelancaran


F %
Persalinan
1. Distribusi Frekuensi Keteraturan Lancar 12 40
Senam Hamil Cukup Lancar 10 33
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Tidak Lancar 8 27 melakukan senam hamil maka


Jumlah 30 100
semakin lancar proses persalinan.
Berdasarkan tabel di atas
dapat diketahui bahwa responden PEMBAHASAN
yang melakukan persalinan Berdasarkan hasil penelitian 25
dengan lancar sebanyak 12 orang diketahui bahwa dari 30 orang
(40%), cukup lancar 10 orang jumlah ibu yang melakukan senam
(33%) dan responden yang hamil terdapat 15 orang (50%),
tidaklancar melakukan senam cukup teratur 8 orang (27%) dan
hamil yaitu 8 orang (27%). responden yang tidak teratur
3. Analisis Korelasi melakukan senam hamil yaitu 7

Hubungan keteraturan ibu orang (23%). Penilaian terhadap

hamil TM III dalam melakukan keteraturan melakukan senam hamil

senam hamil dengan kelancaran yaitu dilihat dari skor jawaban

bersalin di wilayah kerja kuesioner yang diisi oleh responden.


Apabila skor lebih dari 75% maka
Puskesmas Seginim dapat
dikategorikan teratur, jika skor antara
diketahui melalui analisis korelasi.
50%-75% maka dikategorikan cukup
Adapun perhitungan analisis
teratur dan jika skor kurang dari 50%
korelasi pada penelitian ini
maka dikategorikan kurang teratur.
menunjukkan nilai korelasi atau r
Hasil penelitian tentang
= 0,624. Berdasarkan hasil
kelancaran persalinan menunjukkan
perhitungan korelasi dapat dilihat
bahwa responden yang melakukan
bahwa hasil korelasi (r) yaitu
persalinan dengan lancar sebanyak 12
sebesar 0,624.Hasil analisis
orang (40%), cukup lancar 10 orang
korelasi bernilai positif dan
(33%) dan responden yang tidak
mendekati 1. Artinya terdapat
lancar melakukan senam hamil yaitu
hubungan antara keteraturan
8 orang (27%). Penilaian kelancaran
senam hamil dengan kelancaran. persalinan yaitu dilihat dari skor
Semakin teratur ibu hamil jawaban kuesioner yang diisi oleh
responden. Apabila skor lebih dari
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

75% maka dikategorikan teratur, jika Puskesmas Tanggerang yang


skor antara 50%-75% maka menunjukkan bahwa ibu hamil yang
dikategorikan cukup teratur dan jika tidak mengikuti kelas senam hamil
skor kurang dari 50% maka memiliki peluang mengalami proses
dikategorikan kurang teratur persalinan kala II yang lama,
(Wiknjosastro, 2006). sedangkan ibu hamil yang melakukan
Hasil korelasi (r) yaitu senam hamil, sebagian besar
sebesar 0,624. Hasil analisis korelasi mengalami proses persalinan kala II
bernilai positif dan mendekati 1. yang lancar.
Artinya terdapat hubungan antara Penelitian terdahulu yang
keteraturan senam hamil dengan mendukung hasil penelitian ini
kelancaran. Semakin teratur ibu dilakukan oleh (Susanti, 2012)
hamil melakukan senam hamil maka dengan judul Hubungan keteraturan
semakin lancar proses persalinan senam hamil dengan kelancaran
(Maryunani, 2012). Hasil analisis persalinan di Desa Remanju
regresi linier dapat diartikan bahwa Sumatera Utara menunjukkan bahwa
setiap peningkatan keteraturan senam responden dari kelompok kasus yaitu
hamil yang dilakukan ibu hamil maka ibu hamil yang tidak melakukan
peluang peningkatan kelancaran senam hamil secara teratur sebagian
persalinan yaitu sebesar 0,515 kali. besar (57%) mengalami persalinan
Sesuai dengan nilai t hitung > t tabel yang lama dan memiliki penyulit.
(4,229> 2,048). Artinya terdapat Sedangkan responden dari kelompok
pengaruh antara keteraturan senam kontrol yaitu ibu hamil yang
hamil terhadap kelancaran persalinan melakukan senam hamil mengalami
di wilayah kerja Puskesmas Seginim. persalinan yang lancar sebanyak
Hasil penelitian ini sejalan 75%.
dengan penelitian terdahulu yang Berdasarkan hasil penelitian
telah dilakukan oleh (Pujianti, 2013) dan temuan di lapangan, ternyata
dengan judul penelitian Hubungan senam hamil yang dilakukan dengan
senam hamil dengan kelancaran teratur dan sesuai jadwal yang telah
persalinan kala II di wilayah kerja ditentukan serta dilakukan
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

pengulangan gerakan di rumah akan


SIMPULAN
mendukung persalinan yang
Berdasarkan hasil penelitian
berlangsung dengan lancar. Hal ini
dan temuan dilapangan maka
dikarenakan pada saat senam hamil,
penelliti dapat membuat kesimpulan
otot-otot dilatih untuk bersiap dalam 27
sebagai berikut.
melakukan persalinan (Kartika,
1. Ibu yang melakukan senam
2011). Sesuai pendapat (Bartini,
hamil terdapat 15 orang (50%),
2012) yang menyatakan bahwa
cukup teratur 8 orang (27%) dan
senam hamil adalah gerakan senam
responden yang tidak teratur
yang dirancang khusus oleh para ahli
melakukan senam hamil yaitu 7
medis dan kebugaran guna
orang (23%).Ibu yang
menguatkan otot-otot kewanitaan
melakukan persalinan dengan
guna mempermudah proses
lancar sebanyak 12 orang (40%),
persalinan nantinya. Senam hamil
cukup lancar 10 orang (33%) dan
adalah suatu program latihan bagi ibu
responden yang tidak lancar
hamil sehat untuk mempersiapkan
melakukan senam hamil yaitu 8
kondisi fisik ibu dengan menjaga
orang (27%).
kondisi otot-otot dan persendian yang
2. Terdapat hubungan yang
berperan dalam proses persalinan,
signifikan antara keteraturan ibu
serta mempersiapkan kondisi psikis
hamil TM III dalam melakukan
ibu terutama menumbuhkan
senam hamil dengan kelancaran
kepercayaan diri dalam menghadapi
bersalin di wilayah kerja
persalinan (Chamberlin, 2012).
Puskesmas Seginim dibuktikan
Oleh sebab itulah sangat
dengan nilai korelasi (r) yaitu
diharapkan bagi ibu yang kurang
sebesar 0,624. Hasil analisis
teratur melakukan senam hamil
regresi linier dapat diartikan
dikarenakan sesuatu hal sebaiknya
bahwa setiap peningkatan
dapat melakukan senam hamil
keteraturan senam hamil yang
dengan cara mengulangi gerakan
dilakukan ibu hamil maka
senam hamil di rumah agar proses
peluang peningkatan kelancaran
persalinan dapat berlangsung lancar.
persalinan yaitu sebesar 0,515
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

kali dengan nilai t hitung > t Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu


Kebidanan (p. 115). Jakarta:
tabel (4,229 > 2,048). Semakin
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
teratur ibu hamil melakukan Prawirohardjo.
senam hamil maka semakin
lancar proses persalinan.

RUJUKAN (Daftar Pustaka)


Bartini. (2012). ANC Asuhan
Kebidanan pada Ibu Hamil
Normal. Yogyakarta: Numed.
Burhan. (2011). Metodologi
Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Kencana.
Chamberlin. (2012). ABC Asuhan
Persalinan. Jakarta: EGC.
Kartika. (2011). Gambaran
Keefektifan Seanm Hamil dalam
Menghadapi Persalinan di
Wilayah Kerja Puskesmas
Banten.
Maryunani, A. (2012). Asuhan
Kegawatdaruratan dalam
Kebidanan (p. 58). Jakarta:
Trans Info Media.
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu
Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.
Pujianti. (2013). Hubungan Senam
Hamil dengan Kelancaran
Persalinan Kala II di Wilayah
Kerja Puskesmas Tangerang.
Rukiah. (2013). Asuhan Kebidanan I
Kehamilan. Jakarta: TIM.
Saifuddin. (2010). Buku Acuan
Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal (pp.
M25–M32). Jakarta: YBPSP.
Saryono. (2011). Metodologi
Penelitian Kebidanan DIII, DIV,
S1, dan S2. Yogyakarta: Numed.
Susanti. (2012). Hubungan
Keteraturan Senam Hamil
dengan Kelancaran Persalinan
di Desa Remanju Sumatera
Utara.
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

HUBUNGAN 4 T DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA


PADA IBU BERSALIN DI RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA
BENGKULU SELATAN TAHUN 2014

Vevi Gusnidarsih1
Gusni Rahmarianty 2
Andina Lestari 3
Akademi Kebidanan Manna

Abstrak: Kematian ibu terjadi pada perempuan yang terlalu muda untuk hamil,
ada juga yang terlalu tua untuk hamil, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak
kehamilan. Selain itu, terdapat beberapa kondisi lainnya seperti: Anemia;
Perkawinan usia dini masih tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan 4 Terlalu terhadap kejadian Preeklampsia di RSUD Hasanuddin
Damrah Manna Bengkulu Selatan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
survei analitik dengan pendekatan secara case control. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah sistematis random sampling yaitu metode
pengambilan sampel secara acak sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dari 114 ibu bersalin usia terlalu muda ≤ 20 tahun sebanyak 41 (36,0%); usia ≥
35 tahun sebanyak 44 (38,6%); jumlah anak ≥ 4 anak sebanyak 38 (33,3%); jarak
kelahiran terlalu dekat ≤ 2 tahun sebanyak 32 (28,1%). Hasil statistik uji chi
square usia terlalu muda didapatkan nilai p value = 0,032 (p value < 0,05); usia
terlalu tua nilai p value = 0,047 (p value < 0,05); terlalu banyak anak nilai p
value = 0,021 (p value < 0,05); terlalu dekat jarak kehamilan nilai p value = 0,012
(p value < 0,05). Simpulannya bahwa ada hubungan antara usia terlalu muda,
usia terlalu tua, jumlah anak, jarak kelahiran terlalu dekat dengan kejadian
preeklampsia.

Kata Kunci: Preeklampsia, 4 T (Usia Terlalu Muda, Terlalu Tua, Jumlah Anak,
Jarak Kelahiran Terlalu Dekat)

PENDAHULUAN tahun 2000 menargetkan para


MDGs atau Millenium pemimpin dunia untuk dapat
Development Goals (Tujuan memberantas kemiskinan, kelaparan,
Pembangunan Millenium) adalah 8 penyakit-penyakit, buta huruf,
tujuan yang telah disetujui oleh 191 kerusakan lingkungan, serta
negara anggota Perserikatan Bangsa diskriminasi terhadap wanita. MDGs
Bangsa (PBB) untuk dapat dicapai adalah turunan atau produk dari
pada tahun 2015 yang ditandatangani deklarasi ini, dan mempunyai
saat Deklarasi Millenium PBB. beberapa target dan indikator yang
Deklarasi Millenium PBB yang spesifik (Piter Stalker, 2008)
ditandatangani pada bulan September

29
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Pada Survei Demografi dan sebesar 18,4% (Riskesdas, 2013);


Kesehatan Indonesia (SDKI) (2012), Perkawinan usia dini masih tinggi
Angka Kematian Ibu (AKI) per yaitu sebesar 46,7% (Riskesdas,
100.000 kelahiran hidup menurun 2010); Angka kelahiran pada usia
secara dari 390 (1991) menjadi 334 remaja juga masih tinggi yaitu
(1997), 307 (2003), dan 228 (2007). sebesar 48 per 1.000 perempuan usia
Tahun 2012 untuk pertama kalinya 15-19 tahun (SDKI, 2012); dan
AKI melonjak, yaitu 359 per 100.000 kebutuhan pelayanan KB yang tidak
kelahiran hidup. Dengan kondisi itu, terpenuhi atau unmet need masih
perjuangan mencapai target MDGs relatif tinggi, yaitu sebesar 8,5%
makin berat. Target MDGs 2015, (Kemenkes RI, 2014).
AKI ditekan menjadi 102 per Data persalinan dengan
100.000 kelahiran hidup. Selain AKI, kejadian preeklampsia di RSUD
Angka Kematian Bayi (AKB) masih Hasanuddin Damrah Manna
jauh dari target MDGs. SDKI 2012 Bengkulu Selatan Tahun 2013
menyebutkan, AKB 32 per 1.000 berjumlah 53 orang atau 5,83% dari
kelahiran hidup, turun sedikit ibu bersalin sebanyak 908 orang.
dibandingkan 2007, yaitu 34 per Dan pada tahun 2014 jumlah ibu
1.000 kelahiran hidup. Target MDGs bersalin sebanyak 568 orang dengan
AKB 23 per 1.000 kelahiran hidup kejadian preeklampsia berjumlah 57
spesifik (Kalyanamitra, 2013). orang atau 10,03%. Data ini
Kematian ibu terjadi pada menunjukkan bahwa kejadian
perempuan yang terlalu muda untuk preeklampsia berdasarkan persentase
hamil, ada juga yang terlalu tua meningkat dari tahun sebelumnya.
untuk hamil, terlalu banyak anak,
METODE PENELITIAN
dan terlalu dekat jarak kehamilan.
Desain penelitian yang
Selain itu, terdapat beberapa kondisi
digunakan dalam penelitian ini
lainnya seperti: Anemia; Perkawinan
adalah analitik dengan pendekatan
usia dini masih tinggi. Selain itu,
case control yaitu desain penelitian
terdapat beberapa kondisi lainnya
yang bertujuan untuk mencari
seperti: Anemia pada penduduk usia
hubungan antara faktor resiko
15-24 tahun masih tinggi yaitu
kebelakang dengan efek saat ini

30
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

(Notoatmodjo, 2012). Desain Kasus


1. (preeklampsia) 57 50
penelitian ini digunakan untuk
Kontrol
2. 57 50
mencari hubungan faktor resiko : 4 T (tidak preeklampsia)
Total 114 100
dengan kejadian preeklampsia pada
Berdasarkan tabel 1
kasus ataupun kontrol di Ruang
didapatkan bahwa, dari 114 ibu 31
Kamar Bersalin RSUD Hasanuddin
bersalin terdapat kasus
Damrah Manna. Penelitian ini
(preeklampsia) sebanyak 57 (50,0%)
dilakukan pada bulan Mei sampai
dan kontrol (tidak preeklampsia)
Juni 2015 di Ruang Kamar Bersalin
sebanyak 57 (50,0%) .
RSUD Hasanuddin Damrah Manna.
Populasi pada penelitian ini Tabel 2 Distribusi Frekuensi Terlalu
Muda
ibu bersalin sebanyak 568 orang.
Besar sampel pada penelitian ini No. Terlalu Muda F %
adalah semua ibu bersalin yang 1. > 20 tahun 73 64

mengalami kejadian preeklampsia. 2. ≤ 20 tahun 41 36


Total 114 100
Sampel pada penelitian ini adalah 57
ibu bersalin pada kelompok kasus Berdasarkan tabel di atas

dan 57 ibu bersalin pada kelompok didapatkan bahwa, dari 114 ibu

kontrol (1:1). Pengambilan sampel bersalin sebanyak 41 (36,0%) dengan

untuk kelompok kasus dengan usia ≤ 20 tahun.


totality sampling dan kontrol Tabel 3 Distribusi Frekuensi Terlalu
dilakukan dengan dengan sistematis Tua
random sampling, setiap elemen No. Terlalu Tua F %
diseleksi secara acak berurutan. 1. < 35 tahun 70 61,4
2. ≥35 tahun 44 38,6
Teknik analisa data yang digunakan Total 114 100
dalam penelitian ini adalah analisa Berdasarkan tabel di atas
data secara univariat dan bivariat. didapatkan bahwa dari 114 ibu

HASIL PENELITIAN bersalin sebanyak 44 (38,6%) dengan


usia ≥ 35 tahun.
1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Ibu Bersalin Tabel 4 Distribusi Frekuensi Terlalu
Banyak Anak
No. Ibu Bersalin F %
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Terlalu Banyak mengalami preeklampsia dan untuk


No. F %
Anak
1. < 4 anak 76 66,7 kontrol yang tidak mengalami
2. ≥ 4 anak 38 33,3 preeklampsia sebanyak 15 orang
Total 114 100 (13,2%) untuk usia terlalu muda ≤ 20
Berdasarkan tabel 4 di atas
tahun. Hasil perhitungan statistik uji
didapatkan bahwa, dari 114 ibu
chi square didapatkan nilai p value
bersalin sebanyak 38 (33,3%) dengan
= 0,032 (p value < 0,05), dapat
jumlah anak ≥ 4 anak.
diartikan bahwa ada hubungan antara
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi
Terlalu Dekat Jarak Kelahiran kejadian preeklampsia dengan usia

No Terlalu Dekat Jarak F %


terlalu muda.
1. > 2 tahun 82 71,9 Tabel 4.7 Analisis Hubungan
2. ≤ 2 tahun 32 28,1 Preeklampsia dengan Usia Terlalu
Total 114 100
Ibu Bersalin
Total ρ
Berdasarkan tabel di atas Terlalu Tua
Kontrol Kasus value
didapatkan bahwa dari 114 ibu n % n % N %
< 35 tahun 41 36 29 25,4 70 61,4
bersalin sebanyak 32 (28,1%) dengan ≥ 35 tahun 16 14 28 24,6 44 38,6 0,048
Jumlah 57 50
jarak kelahiran terlalu dekat ≤ 2 57 50 114 100

tahun.
Berdasarkan tabel di atas
2. Analisis Bivariat didapatkan hasil bahwa ibu bersalin
Tabel 4.6 Hubungan Preeklampsia usia terlalu tua yang mengalami
dengan Usia Terlalu Muda
preeklampsia untuk kasus sebanyak
Ibu Bersalin
Terlalu Total ρ 28 (24,6%) dengan usia terlalu tua ≥
Muda Kontrol Kasus value
n % n % N % 35 tahun dan ibu terlalu tua yang
> 20 tahun 42 36,8 31 27,2 73 64
tidak mengalami preeklampsia untuk
≤ 20 tahun 15 13,2 26 22,8 41 36 0,032
Jumlah 57 50,0 57 50,0 114 100 kontrol sebanyak 16 orang (14,0%)

Berdasarkan tabel di atas dengan usia terlalu tua ≥ 35 tahun.

didapatkan hasil bahwa ibu bersalin Hasil perhitungan statistik uji chi

usia terlalu muda ≤ 20 tahun untuk square didapatkan nilai p value =

kelompok kasus (preeklampsia) 0,048 (p value < 0,05), dapat

sebanyak 26 orang (22,8%) yang diartikan bahwa ada hubungan antara


Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

kejadian preeklampsia dengan usia ≤ 2 tahun 47 41,2 35 30,7 82 71,9 0,012


> 2 tahun 10 8,8 22 19,3 32 28,1
terlalu tua melahirkan.
Jumlah 57 50 57 50 114 100
Tabel 4.8 Analisis Hubungan Berdasarkan tabel di atas
Preeklampsia dengan Terlalu 33
Banyak Anak didapatkan hasil bahwa ibu bersalin
Terlalu Ibu Bersalin terlalu dekat jarak kelahiran yang
Total ρ
Banyak
Kontrol Kasus value mengalami preeklampsia (kasus)
Anak
n % n % N %
< 4 anak 43 37,7 33 28,9 76 66,7 sebanyak 35 (30,7%) dengan jarak
≥ 4 anak 14 12,3 24 21,1 38 33,3 0,047 kelahiran ≤ 2 tahun dan yang tidak
Jumlah 57 50 57 50 114 100
mengalami preeklampsia (kontrol)
Berdasarkan tabel di atas sebanyak 47 orang (41,2%) jarak
didapatkan hasil bahwa ibu bersalin kelahiran ≤2 tahun. Hasil
terlalu banyak anak yang mengalami perhitungan statistik uji chi square
preeklampsia untuk kasus sebanyak didapatkan nilai p value = 0,012 (p
24 orang (21,1%) dengan jumlah value < 0,05), dapat diartikan bahwa
anak ≥ 4 anak dan ibu terlalu ada hubungan antara kejadian
banyak anak ≥ 4 anak yang tidak preeklampsia dengan terlalu dekat
mengalami preeklampsia untuk jarak kehamilan.
kontrol sebanyak 14 orang (12,3%).
Hasil perhitungan statistik uji chi PEMBAHASAN
square didapatkan nilai p value = a. Hubungan Kejadian Preeklampsia
dengan Usia Terlalu Muda
0,047 (p value < 0,05), dapat
Hasil perhitungan statistik
diartikan bahwa ada hubungan
uji chi square didapatkan nilai p
bermakna antara kejadian
value = 0,032 (p value < 0,05),
preeklampsia dengan terlalu banyak
dapat diartikan bahwa ada
anak.
hubungan antara kejadian
Tabel 4.9 Analisis Hubungan
Preeklampsia dengan Terlalu Dekat preeklampsia dengan usia terlalu
Jarak Kelahiran muda.
Terlalu Hasil penelitian ini
Ibu Bersalin
Dekat Total ρ
Jarak Kontrol Kasus value didukung oleh teori Manuaba
Kelahiran n % n % N % (2010), yang mengatakan bahwa
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

wanita hamil adalah saat dimana lahan akan mengalani degenerasi


kondisi tubuh harus terjaga atau kemunduran dalam fungsi
dengan prima. Kondisi kesehatan, organ tubuh, demikian juga
status mental dan gaya hidup bisa dengan keadaan organ
memicu komplikasi yang sering reproduksinya. Usia ≥ 35 tahun
pada kehamilan seperti salah merupakan usia yang beresiko
satunya preeklampsia dan abortus. untuk terjadinya hipertensi dalam
Usia sangat menentukan suatu kehamilan yang pada akhirnya
kesehatan ibu, ibu dikatakan akan menyebabkan preeklampsia
beresiko tinggi apabila ibu hamil dan eklampsia.
berusia ≤ 20 tahun dan ≥ 35 Hasil penelitian ini sesuai
tahun. Usia berguna untuk dengan Sarwono (2010) yang
mengantisipasi diagnosa masalah menyatakan bahwa terlalu tua
kesehatan dan tindakan yang hamil adalah ibu hamil pertama
dilakukan. Wanita hamil kurang pada usia ≥ 35 tahun. Pada usia
dari 20 tahun dapat merugikan tersebut mudah terjadi penyakit
kesehatan ibu maupun pada ibu dan organ kandungan
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Seperti diketahui bahwa
janin karena belum matangnya umur yang ekstrim merupakan
alat reproduksi untuk hamil. salah satu faktor resiko terjadinya
hipertensi dalam kehamilan, yang
b. Hubungan Kejadian Preeklampsia
dengan Usia Terlalu Tua klasifikasinya adalah hipertensi
Hasil perhitungan statistik kronik, preeklampsia-eklampsia,
uji chi square didapatkan nilai p hipertensi kronik dengan
value = 0,021 (p value < 0,05), superimposed preeklampsia, dan
dapat diartikan bahwa ada hipertensi gestational.
hubungan antara kejadian
c. Hubungan Kejadian Preeklampsia
preeklampsia dengan usia terlalu dengan Terlalu Banyak Anak
tua melahirkan. Hasil perhitungan statistik
Seorang ibu dengan usia ≥ uji chi square didapatkan nilai p
35 tahun secara fisik perlahan- value = 0,047 (p value < 0,05),

34
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

dapat diartikan bahwa ada menguntungkan bagi kesehatan


hubungan bermakna antara ibu dan anak juga berguna dalam
kejadian Preeklampsia dengan segi ekonomi keluarga Depkes
terlalu banyak anak. (2010).
Manuaba (2010)
d. Hubungan Kejadian Preeklampsia
menyatakan kehamilan dan dengan Terlalu Dekat Jarak
persalinan pada paritas tinggi atau kelahiran
Hasil perhitungan statistik
grandemulti adalah ibu hamil dan
uji chi square didapatkan nilai p
melahirkan di atas 5 kali. Paritas
value = 0,012 (p value < 0,05),
tinggi merupakan paritas rawan
dapat diartikan bahwa ada
oleh karena paritas tinggi banyak
hubungan antara kejadian
kejadian obstetrik patologi yang
preeklampsia dengan terlalu
bersumber pada paritas tinggi,
dekat jarak kehamilan.
antara lain plasenta previa,
Sejalan dengan Depkes
perdarahan postpartum dan lebih
(2010), menyatakan bahwa
memungkinkan lagi terjadinya
kehamilan dan persalinan dengan
atonia uteri. Pada paritas tinggi
jarak anak sebelum ≤ 2 tahun,
bisa terjadi preeklampsia ringan.
perlu diwaspadai untuk timbulnya
Jumlah kelahiran anak ≥ 5
gangguan dalam kehamilan dan
anak sangat mempengaruhi
persalinan. Bila jarak kehamilan
keadaan rahim ibu. Selain
dengan anak sebelumnya ≤ 2
memicunya resiko hipertensi dan
tahun, rahim dan kesehatan ibu
menyebabkan preeklampsia dan
belum pulih dengan baik.
eklampsia juga menjadikan
Persalinan dan kehamilan dalam
ancaman nyawa bagi ibu dan
keadaan ini perlu pengawasan
janin. Untuk itu sebagai bidan
yang lebih ekstra, karena adanya
atau tenaga kesehatan diharapkan
kemungkinan pertumbuhan janin
agar senantiasa memberikan
kurang baik dalam persalinan
pengertian kepada ibu hamil dan
yang lama atau pendarahan, serta
keluarga muda agar mengikuti
preeklampsia dan eklampsia.
program KB, karena selain

35
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Manuaba (2010) Berdasarkan hasil penelitian


mengatakan bahwa jarak antar tentang hubungan 4 Terlalu terhadap
kehamilan yang terlalu dekat kejadian preeklampsia di RSUD
(kurang dari 2 tahun) dapat Hasanuddin Damrah Manna Tahun
meningkatkan risiko untuk 2014, disimpulkan :
36
terjadinya kematian maternal. 1. Bahwa dari 114 ibu bersalin usia
Persalinan dengan interval kurang terlalu muda ≤ 20 tahun sebanyak
dari 24 bulan (terlalu sering) 41 (36,0%); usia ≥ 35 tahun
secara nasional sebesar 15%, dan sebanyak 44 (38,6%); jumlah
merupakan kelompok risiko tinggi anak ≥ 4 anak sebanyak 36
untuk perdarahan postpartum, (33,3%); jarak kelahiran terlalu
kesakitan dan kematian ibu. Jarak dekat ≤ 2 tahun sebanyak 32
antar kehamilan yang disarankan (28,1%).
pada umumnya adalah paling 2. Hasil perhitungan statistik uji chi
sedikit dua tahun, untuk square didapatkan usia terlalu
memungkinkan tubuh wanita muda p value = 0,032 (p value <
dapat pulih dari kebutuhan ekstra 0,05); usia terlalu tua p value =
pada masa kehamilan dan laktasi. 0,021 (p value < 0,05); terlalu
Penelitian yang dilakukan di tiga banyak anak p value = 0,047 (p
rumah sakit di Bangkok pada value < 0,05) dan terlalu dekat
tahun 1973 sampai 1977 jarak kehamilan p value = 0,012
memperlihatkan bahwa wanita (p value < 0,05).
dengan interval kehamilan kurang 3. Ada hubungan yang signifikan
dari dua tahun memiliki risiko dua antara usia terlalu muda, usia
setengah kali lebih besar untuk terlalu tua, usia terlalu tua
mengalami preeklampsia dan melahirkan, terlalu banyak anak,
preeklampsia dibandingkan dan terlalu dekat jarak kehamilan
dengan wanita yang memiliki dengan kejadian preeklampsia .
jarak kehamilan lebih lama. RUJUKAN (Daftar Pustaka)
SIMPULAN Dinkes Kabupaten Bengkulu Selatan.
(2013). Profil Kesehatan
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 11, Januari 2016

Kabupaten Bengkulu Selatan


Tahun 2013. Dinkes
Bengkulu Selatan, Bengkulu
Dinkes Propinsi Bengkulu. (2013).
Profil Kesehatan Provinsi
Bengkulu Tahun 2013.
Dinkes Provinsi, Bengkulu
Depkes RI.(2010). Angka Kematian
Ibu di Indonesia. Depkes RI,
Jakarta
Kemenkes RI. (2014). Jadilah
Kartini Indonesia Yang Tidak
Mati Muda (Pencanangan
Kampanye Peduli Kesehatan
Ibu 2014). Online
http://www.depkes.go.id.
Diakses pada Kamis Tanggal
12 Maret 2015.
Kalyanamitra 2013. Ancaman Target
MDG: Angka Kematian Ibu
Melonjak Drastis. Kompas,
Jakarta
Manuaba 2010. Ilmu Kesehatan
Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. EGC,
Jakarta.
Piter Stalker 2008. Tujuan
Pembangunan Milenium
Indonesia Kementerian
Perencanaan Pembangunan
Naional/Bappenas. Online.
http://id.wikipedia. Diakses
pada Senin Tanggal 09
Maret 2015.
Prawirohardjo S 2010. Ilmu
Kebidanan. Edisi Keempat,
Cetakan Ketiga, Yayasan
Bina Pustaka, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai