Anda di halaman 1dari 5

Diskusi dan Peluncuran Survei Optimisme 2022: Anak Muda Optimis

Penuhi Kebutuhan Dasar, Tapi Sangat Pesimis Pada Kondisi Politik dan
Hukum

GoodNews From Indonesia (GNFI) kembali merilis dan mendiskusikan “Peluncuran Hasil
Survei Optimisme Generasi Muda 2022” bekerja sama dengan dengan Lembaga Survei
Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), pada Rabu (10/8) secara
online.

Usai melalui situasi pelik akibat pandemi selama dua tahun terakhir, kini kasus positif
COVID-19 kian menurun. Melihat perkembangan yang berangsur pulih dan membaik, GNFI
melalui survei ini mencoba mengulik pemikiran terkini para pemuda bangsa dan pengaruh
pandemi terhadap dinamika kehidupan masyarakat, khususnya dalam hal pandangan akan
masa depan Indonesia di berbagai sektor kehidupan.

Jika melihat kilas balik pada tahun sebelumnya, dalam survei yang sama, sebanyak 72
persen responden menjawab optimis dengan keadaan Indonesia di masa mendatang. Meski
berada di tengah pandemi yang penuh ketidakpastian, justru ada kenaikan tingkat
optimisme dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Di tengah percepatan pembangunan infrastruktur ini, untuk pertama kalinya, Indonesia


menerima kepercayaan untuk memegang Presidensi Group of 20 (G20) yang akan
berpengaruh pada tingkat optimisme generasi muda. Terlebih menurut prediksi, Indonesia
pada 2030 hingga 2040 mendatang akan mengalami masa bonus demografi dengan jumlah
penduduk usia produktif lebih banyak.
Founder GNFI Akhyari Hananto mengutarakan,
“Survei ini termasuk bagian kecil dari usaha
GoodNews From Indonesia untuk mengetahui
pendapat kawan-kawan akan hal yang sudah
bagus dan hal yang perlu kita perbaiki atau
tingkatkan. Kemudian, bersama dengan elemen
bangsa yang lain, bergerak ke depan mengajak
yang masih tertinggal dan menyambut Indonesia
yang terus lebih baik di masa yang akan datang.”

Senada dengan itu, CEO GNFI Wahyu Aji


sebagai moderator acara pun merasa survei ini
merupakan strategi pemetaan atau mapping
sehingga masyarakat Indonesia lebih memahami
memahami bagian yang perlu ditingkatkan sebagai
kekuatan. Lalu, jika ada hasil yang pesimis,
nantinya akan mengetahui upaya yang perlu
dilakukan untuk memperbaikinya.

Turut hadir, Jenderal TNI (Purn) Dr. Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan RI,
“Indonesia 2045 harus menuju ke negara maju. Jangan sampai terjebak dalam middle
income trap. Jika kita masih terjebak, akan sulit melompat lagi.”

Moeldoko selalu mengingatkan bahwa generasi muda punya ruang yang sangat luas. Entah
di mana dan dari mana mereka berasal, tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam meraih
mimpinya. Indonesia sebagai negara hukum harus memperlakukan sama.

Menurut penyaji hasil survei, Kunto Adi Wibowo sebagai Direktur Eksekutif Lembaga Survei
KedaiKOPI sekaligus Peneliti Komunikasi dan Media, survei berhasil mengumpulkan 906
responden. Komposisinya terbagi atas perempuan 58,9 persen dan laki-laki 41,1 persen,
dengan generasi Y (25-40 tahun) 58,4 persen dan generasi Z (17-24 tahun) 41,6 persen.

Dari sisi demografi tertinggi pendidikan tamat SLTA sederajat (52,3 persen), pekerjaan
sebagai karyawan swasta (30,7 persen), hingga socio-economic status (SES) AB dengan
pendapatan di atas Rp3.000.000 (36,5 persen).

Adapun Survei Optimisme Generasi Muda Indonesia 2022 terbagi ke dalam 5 isu utama,
yakni Kebutuhan Dasar, Pendidikan dan Kebudayaan, Ekonomi dan Kesehatan, Kehidupan
Sosial, serta Politik dan Hukum.
Generasi Muda Sangat Optimis pada Sektor Kebutuhan Dasar

Hasil survei mengungkapkan bahwa tingkat optimisme generasi muda yang paling tinggi
berada pada sektor kebutuhan dasar, mencakup aspek pemenuhan gizi seimbang untuk diri
sendiri, pasangan, dan anak serta pembelian pakaian dan rumah yang layak di masa depan.
Tepatnya, 81,5 persen responden mengaku optimis.

Dari hasil tersebut, generasi muda terlihat optimis dalam 4 (empat) sektor, yakni kebutuhan
dasar, pendidikan dan kebudayaan, ekonomi dan kesehatan, serta kehidupan sosial karena
hasil net indeks melampaui di atas 50 persen. Namun, generasi muda cenderung pesimis
pada sektor hukum dan politik.

Menurut Indra Dwi Prasetyo selaku Co


Chair Y20 Indonesia 2022, generasi
muda Indonesia masih memiliki
optimisme di tengah bombardir berita
akan ketidakpastian global. “Saya berpikir
tentang bagaimana menangkap
optimisme ini. Pada akhirnya, ini adalah
mesin yang siap untuk berlari kencang,
entah kendala apapun di depan jalan. Teman muda di daerah pun menangkap semangat
G20 yang luar biasa masif. Fokus pada penyediaan isu skill, kami percaya bahwa isu skill di
masa depan harus disiapkan. Jika tidak, kita tidak bisa berlari dan beralih dari teknologi
sederhana ke teknologi lebih advance.”
Rendahnya Tingkat Optimisme Generasi Muda pada Politik dan Hukum

Menurut pemaparan sebelumnya, sektor politik dan hukum masih menduduki tingkat
terendah. Artinya, hanya 16,0 persen generasi muda yang optimis bahwa Indonesia mampu
menegakan hukum secara tidak diskriminatif serta menerapkan sistem pemerintahan yang
bersih, baik, dan transparan di masa depan.

Generasi muda cenderung pesimis pada sektor tersebut karena berdasarkan hasil net
indeks, tingkat optimisme ini mengalami penurunan angka yang terbilang drastis, hanya
sebesar -10,2 persen dari 28,1 persen.

Tingginya praktek korupsi di Indonesia


termasuk alasan utama penguat sektor
politik dan hukum memiliki tingkat
optimisme rendah daripada sektor
lainnya. Namun, Hendri Satrio selaku
Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI
memandang, “Pada saat indeks
optimisme hukum dan politik menurun,
bukan berarti semuanya negatif. Mungkin saja ada keberanian melaporkan yang akhirnya
menguak berbagai hal. Saat keberanian berpendapat muncul, maka akan ada gerakan
perubahan yang terlihat. Itu nampaknya dibaca oleh generasi muda sebagai hal yang
optimis.”

“Kita harus melakukan penggalian data dari beberapa hal yang ada di sini, bukan hanya
tentang politik dan hukum, tetapi bisa pula keberadaban di media sosial. Generasi muda kita
pun menyoroti hal tersebut, sangat dibutuhkan kedewasaan dalam mengungkapkan apapun
yang ada di dalam pikiran,” tandasnya.

Isu Perhatian dan Rencana Prioritas Masa Depan

Survei pun berusaha mengulik permasalahan utama yang tengah Indonesia hadapi.
Generasi muda pada 2022 memerhatikan 3 (tiga) isu utama, yaitu pelecehan seksual,
penyebaran berita hoax atau konten yang tidak memberikan manfaat, serta lapangan
pekerjaan yang sulit.

Menanggapi hal tersebut, Rahayu


Saraswati selaku Founder dan
Chairwoman Parinama Astha
Foundation berusaha fokus hal positif
terlebih dahulu yang akan menguatkan
Indonesia sehingga tidak patah
semangat. Baginya, optimisme berarti
generasi muda mau melakukan sesuatu yang mendatangkan kebaikan.

“Saat ini, isu top of mind atau paling memprihatinkan bagi generasi muda adalah pelecehan
seksual. Berarti sudah banyak yang sadar. Kita sebagai aktivis telah menjalankan tugas
untuk mengedukasi masyarakat tentang permasalahan kekerasan seksual di Indonesia,
fenomena gunung es yang akan berdampak pada perdagangan dan eksploitasi seksual.
Optimismenya, lebih banyak kasus terungkap merupakan hal baik. Masyarakat memiliki
perasaan berani untuk melaporkan, tidak ada lagi ketakutan, menahan diri, dan malu,”
ungkap Rahayu.

Sementara itu, rencana prioritas pada tahun yang akan datang, generasi muda ingin sukses
mendapatkan pekerjaan atau membangun karier, memiliki atau meneruskan usaha, hingga
melanjutkan atau menyelesaikan pendidikan.

Hasil survei optimisme dirilis melalui kanal media sosial GNFI (Instagram, Twitter, Facebook,
Youtube) dan YouTube KedaiKOPI. Jika ingin membaca hasil lengkap dari Survei Optimisme
Generasi Muda Indonesia 2022, Goodmates dapat mengunduh di sini.

Anda mungkin juga menyukai