Anda di halaman 1dari 2

PEDOMAN TENTANG PENUNAIAN KEWAJIBAN DAN

PERTANGGUNGAN JAWAB BEKAS PEMILIK TANAH PARTIKELIR SELAKU


PENGURUS TANAH KONGSI SEBAGAI DIMAKSUD PADA PASAL 4 AYAT 3
UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1958

1. Bekas pemilik tanah partikelir (selanjutnya disebut pengurus) mengurus tanah karena
ketentuan dalam pasal 4 ayat 2 dari Undang-undang No. 1 tahun 1958 tentang
penghapusan tanah-tanah partikelir.

2. Ia bertindak sebagai pengurus yang baik serta melanjutkan pemeliharaan bekas tanah
kongsi dengan sebaik-baiknya.

3. Dalam menjalankan tugasnya itu, ia diawasi oleh Jawatan Agraria dan Panitya kerja
Penghapusan Tanah-tanah Partikelir.

1. Yang menjadi urusan pengurus adalah khusus tanahnya dan hasil yang didapat dari
persewaan, pemakaian, penduduk dan penggarapan langsung dari tanahnya.

2. Tanah-tanah yang jelas merupakan tanah usaha menurut pembukuan bekas pemilik,
dikecualikan dari pengurusannya dan diserahkan kepada Kepala Inspeksi atau Kepala
Kantor Pengawas Agraria yang bersangkutan.

3. Dalam pengurusan sebagai yang dimaksud dalam ayat 2 dari pasal ini pengurus
memberikan bantuan secukupnya kepada petugas-petugas Agraria.

1. Pengurus membuat:
a. inventarisasi dari segala yang ada diatas tanah itu, termasuk buku-buku
administrasi, hak-hak serta benda-benda kepunyaan fihak ketiga;
b. rancangan anggaran belanja untuk tahun yang berjalan dan tahun yang akan
datang untuk disahkan oleh Menteri Agraria.

2. Inventarisasi dan rancangan anggaran belanja itu dalam rangkap 3 diserahkan kepada
petugas-petugas Agraria yang dimaksud.

1. Dari segala pengeluaran dan penerimaan pengurus membuat pembukuan yang teliti
dari segala usahanya serta perkembangan dan keadaan tanah-tanah yang diurusnya
itu, pengurus mengirimkan pertanggunganjawabnya kepada Panitia Kerja, Jawatan
Agraria dan Kementrian Agraria.

2. Sistem Administrasi, termasuk cara menyimpan uang dan kertas-kertas berharga, yang
lazim dipakai untuk tanah itu, dilanjutkan selama tidak ada ketentuan lain dari Menteri
Agraria.

1. Untuk mengurus tanah itu pengurus dengan persetujuan Kepala Inspeksi Agraria tetap
mengerjakan pegawai-pegawainya yang lama dan mengadakan mutasi seperlunya

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Hal. 1


dikalangan para pegawai itu dalam rangka anggaran belanja yang dimaksud dalam
pasal 3 sub b.

2. Dengan persetujuan Kepala Inspeksi Agraria kepada Pegawai-pegawai yang


diberhentikan diberikan uang lepas berdasarkan peraturan tertulis dari bekas pemilik
yang berlaku sebelum Undang-undang No. 1 tahun 1958, atau jika peraturan itu tidak
ada, menurut ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1951
(L.N. No. 27).

3. Dalam pertanggungan-jawab tersebut dalam pasal 4 dicantumkan pula mutasi


dikalangan pegawai-pegawai.

4. Semua petugas Kementrian/Jawatan Agraria, termasuk anggauta Panitia Kerja yang


ditugaskan oleh Panitia Kerja, dapat masuk keluar tanah dan pekarangan-pekarangan
serta bangunan-bangunan yang bersangkutan dan memeriksa buku-buku mengenai
administrasi dan pertanggungan-jawab pengurusan tanah itu.

Honorarium yang dapat diberikan kepada pengurus ditetapkan oleh Menteri Agraria
dengan mengingat usul/pertimbangan Panitya Kerja disertakan pendapat Kepala Inspeksi,
berdasarkan hasil bersih dari tanah itu, sedangkan besarnya tidak boleh lebih dari pada
yang biasa diterima olehnya sebelum Undang-undang Penghapusan Tanah-tanah Partikelir
berlaku, kecuali, jika karena jasanya, hasil itu melebihi hasil yang sudah-sudah.

1. Jika, berhubung dengan sesuatu hal, pengurusan sebagian atau semua tanah kongsi
oleh Menteri Agraria, diserahkan kepada lain orang atau suatu instansi (selanjutnya
disebut juga pengurus) maka dengan disaksikan oleh Kepala Jawatan Agraria atau
pejabat yang ditunjuk olehnya, diadakan timbang terima antara pengurus lama dan
pengurus baru.

2. Dari timbang terima tersebut ayat 1 diadakan berita acara yang disertai memorie
tentang tanah yang bersangkutan.

3. Berita acara tersebut ayat 2 disampaikan kepada Menteri Agraria, Kepala Jawatan,
Kepala Inspeksi Agraria dan Panitia Kerja Likwidasi Tanah Partikelir.

4. Setelah diadakan timbang terima, pengurus yang lama dibebaskan dari pertanggungan
jawab terhadap pengurusan tanah yang bersangkutan.

5. Ketentuan-ketentuan tersebut dalam pasal-pasal tersebut diatas berlaku pula bagi


pengurus baru.

Jakarta, 15 Oktober 1958

PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Hal. 2

Anda mungkin juga menyukai