Disusun Oleh :
Febriyanto 4401415021
PENDIDIKAN BIOLOGI
2017
Simulasi Persilangan Dihibrida
A. Tujuan
1. Menunjukkan adanya prinsip berpasangan secara bebas
2. Membuktikan perbandingan fenotip F2 9 : 3 : 3 : 1
3. Dapat menggunakan uji Chi-Square (khi-kuadrat) dalam analisis genetika Mendel
B. Dasar Teori
Persilangan dihibrida atau persilangan dengan dua sifat beda, melibatkan dua pasang
gen. Pada saat pembentukan gamet setiap pasangan gen akan memisah, selanjutnya gen
atau alel yang telah memisah ini akan mengelompok dengan gen atau alel yang lain
secara bebas. Oleh Mendel hal ini disebut sebagai prinsip pengelompokan gen secara
bebas (independent assortment) (Widianti dan Habibah, 2015).
Memisahkan tiap-tiap warna menjadi dua bagian yang sama satu bagian sebagai
gamet betina dan satu bagian yang lain sebagai gamet jantan.
Menempelkan gamet jantan dan betina dalam kantong yang berbeda kemudian
tangkupan kancing diambil satu persatu dari setiap kantong, setelah itu
dipertemukan dan mencatat hasilnya.
E. Hasil dan Analisis Pengamatan
Simulasi persilangan dihibrida dengan dua sifat beda dimisalkan sebagai berikut :
Kancing genetika warna kuning mewakili jeruk rasa manis, disimbolkan dengan R
Kancing genetika warna hijau mewakili jeruk rasa masam, disimbolkan dengan r
Kancing genetika warna putih mewakili jeruk berbentuk bulat, disimbolkan dengan
H
Kancing genetika warna hitam mewakili jeruk berbentuk keriput, disimbolkan
dengan h
Diagram persilangan :
P1 = ><
Gamet R , h Gamet r , H
F1 = RrHh
P2 = F1 >< F1
v v
RrHh RrHh
(Manis-Bulat) (Manis-Bulat)
G2 =
v v
RH Rh rH rh RH Rh rH rh
F2 =
RH Rh rH rh
RH
Rh
rH
rh
X2 hitung = 8,366
X2 tabel = 2,733
Kesimpulan
Karena X2 hitung ≥ X2 tabel, maka H0 ditolak. Jadi percobaan simulasi persilangan
dihibrid tidak sesuai dengan Hukum Mendel II.
X2 hitung = 1,6
X2 tabel = 0,352
Kesimpulan
Karena X2 hitung ≥ X2 tabel, maka H0 ditolak. Jadi percobaan simulasi persilangan
dihibrid tidak sesuai dengan Hukum Mendel II.
F. Permasalahan
1. Dalam kegiatan ini dapatkah saudara menunjukkan terjadinya prinsip berpasangan
secara bebas?
Jawab : Ya, prinsip berpasangan secara bebas dalam praktikum simulasi persilangan
dihibrida ini kami lakukan dengan cara pengambilan kancing dalam kantong secara
acak, kantong 1 sebagai gamet betina berisi 48 kancing dan kantong ke 2 sebagai gamet
jantan juga berisi 48 kancing. Secara bersamaan dari kantong 1 dan 2 diambil kancing
secara acak untuk menunjukkan prinsip berpasangan secara bebas.
2. Buat diagram persilangannya!
Jawab :
Diagram persilangan :
P1 = ><
Gamet R , h Gamet r , H
F1 = RrHh
P2 = F1 >< F1
v v
RrHh RrHh
(Manis-Bulat) (Manis-Bulat)
G2 =
v v
RH Rh rH rh RH Rh rH rh
F2 =
RH Rh rH rh
Keterangan :
fh = frekuensi harapan
f0 = frekuensi observasi
db =n–1
=9–1
=8
db = 8; X2 hitung =8,366 ; p = 0,95
Hipotesis:
Hipotesis:
H0 = Percobaan simulasi persilangan dihibrid sesuai dengan Hukum Mendel II
Ha = Percobaan simulasi persilangan dihibrid tidak sesuai dengan Hukum Mendel II
H0 diterima jika X2 hitung ≤ X2 tabel
X2 hitung = 1,6
X2 tabel = 0,352
Kesimpulan
Karena X2 hitung ≥ X2 tabel, maka H0 ditolak. Jadi percobaan simulasi persilangan
dihibrid tidak sesuai dengan Hukum Mendel II.
6. Buat kesimpulan hasil kerja saudara!
Jawab:
1) Adanya prinsip segregasi secara bebas dibuktikan dengan pemisahan alel yang pada
praktikum ini dimodelkan dengan pembagian kancing menjadi dua bagian pada
setiap warna.
2) Berdasarkan data hasil percobaan kelompok persilangan dihibrid antara Citrus sp
rasa Manis-Keriput (RRhh) dan Citrus sp rasa Masam-Bulat (rrHH) diperoleh F2
dengan perbandingan fenotip 10: 2,5: 2,5: 1.
3) Berdasarkan data kelompok setelah dianalisis menggunakan uji Chi-kuadrat
diperoleh hasil pada genotip yaitu: X2 hitung= 8,366 dan X2 tabel= 2,733 sedangkan
pada fenotip yaitu: X2 hitung = 1,6 dan X2 tabel= 0,352. Dengan hasil tersebut
diketahui bahwa X2 hitung ≥ X2 tabel, maka H0 ditolak. Jadi percobaan simulasi
persilangan dihibrid tidak sesuai dengan Hukum Mendel II.
G. Pembahasan
Praktikum simulasi persilangan dihibrida ini salah satu tujuannya yaitu dapat
menunjuan adanya prinsip berpasangan secara bebas. Hukum Mendel II disebut juga
sebagai hukum pengelompokan gen secara bebas, yang menyatakan bahwa gen-gen dari
sepasang alel memisah dan mengelompok secara bebas ketika berlangsung pembelahan
reduksi pada waktu pembentukan gamet-gamet. Hukum ini dapat dibuktikan dengan
persilangan dihibrida yang menggunakan dua sifat beda. Percobaan kali ini dilakukan
dengan simulasi menggunakan kancing genetika. Pada percobaan disilangkan tanaman
Citrus sp. Ada dua sifat beda yang disilangkan yaitu rasa (rasa manis, rasa masam) dan
ukuran (buah bulat, buah keriput). Rasa manis diwakili oleh kancing warna kuning
dengan gamet RR dan rasa masam diwakili oleh kancing warna hijau dengan gamet rr,
sifat manis dominan terhadap sifat masam yang resesif. Buah dengan bentuk bulat
diwakili oleh kancing warna putih dengan gamet HH dan buah dengan bentuk kriput
diwakili oleh kancing warna hitam dengan gamet hh, sifat bulat dominan terhadap sifat
keriput yang resesif.
Pada awalnya buah Citrus sp rasa manis dengan bentuk keriput (RRhh) disilangkan
dengan buah Citrus sp rasa masam dengan bentuk bulat (rrHH) menghasilkan F1 yang
bersifat manis dan berbuah bulat sesuai dengan sifat salah satu induknya, yang mana F1
bergenotipe RrHh. Selanjutnya antara sesama F1 disilangkan dengan sesamanya (RrHh
>< RrHh), dimana masing-masing pasangan gen akan memisah (segregasi) dan
selanjutnya akan berpasangan kembali secara bebas. Hasil dari perpaduan (asortasi) gen
ini adalah 4 jenis gamet yaitu RH, Rh, rH, dan rh.
Pada persilangan buah Citrus sp tersebut didapatkan total 96 individu hasil persilangan
yang memiliki variasi fenotipe dan genotipe yang berbeda-beda. Variasi genotipe yang
dihasilkan adalah RRHH, RRHh, RRhh, RrHH, RrHh, Rrhh, rrHH, rrHh, dan rrhh.
Menurut Hukum Mendel, perbandingan genotipe pada F2 adalah 1:2:1:2:4:2:1:2:1.
Berdasarkan hasil percobaan pada simulasi persilangan dihibrid pada buah Citrus sp
rasa manis berbentuk bulat yang disilangkan dengan sesamanya, didapatkan hasil
(jumlah individu) berturut-turut yaitu 8,8,9,13,31,6,5,10,6 sehingga perbandingan
genotipenya adalah 1,6:1,6:1,8:2,6:6,2:1,2:1:2:1,2. Hasil tersebut kurang mendekati
dengan perbandingan genotipe F2 dari Mendel, yang kemudian dianalisis dengan uji
chi-kuadrat untuk melihat seberapa besar tingkat kesalahan atau kecocokan antara
simulasi dengan Hukum Mendel yang kedua. Untuk fenotipenya, dari hasil percobaan
didapatkan 4 macam sifat yang muncul yaitu manis-besar, manis-kecil, masam-besar,
dan masam-kecil. Menurut Hukum Mendel, perbandingan fenotipe pada F2 adalah
9:3:3:1. Menurut penelitian dari Kumar and Ganesh (2013), untuk membuktikan prinsip
pengelompokkan secara bebas dari Hukum Mendel II, mereka menyilangkan tanaman
kopi. Hasil yang mereka dapatkan untuk rasio perbandingan dari fenotipnya adalah
9:3:3:1. Namun berdasarkan hasil percobaan, didapatkan hasil (jumlah individu)
berturut-turut adalah 60:15:15:6, sehingga perbandingan fenotipenya adalah
10:2,5:2,5:1. Hasil tersebut tidak mendekati perbandingan fenotipe F2 namun tidak
terlalu jauh berdasarkan Hukum Mendel II, yang kemudian dianalis menggunakan uji
chi-square untuk melihat seberapa kecocokan antara simulasi dengan Hukum Mendel II.
Untuk menguji percobaan, dilakukan uji chi-square untuk genotipe dan fenotipe.
Hipotesis yang diajukan adalah H₀ = percobaan sesuai dengan hukum Mendel
sedangkan untuk Ha percobaan tidak sesuai dengan hukum Mendel. Uji chi-square
( fo−fh )2
dilakukan dengan rumus : X2 =
fh
Uji Chi-square dan nilai kemungkinan digunakan untuk menginterpretasi hasil (Wiles &
Hargadon, 2013). Dalam genetika, chi-square (chi-kuadrat) sering kali digunakan untuk
menguji data yang diperoleh dari percobaan itu sesuai dengan rasio yang dihipotesiskan
atau tidak. Di dalam suatu percobaan jarang sekali memperoleh data yang sesuai dengan
yang kita harapkan (secara teoritis).
Analisis data pengamatan dengan menggunakan uji Chi-Squere. Berdasarkan analisis
untuk menguji fenotip didapatkan bahwa X2 hitung ≥ X2 tabel dengan 1,6 ≥ 0,352
dengan db 4-1=3 dengan tingkat ketelitian (p) sebesar 0,95 sehinggan Ho ditolak. Ho
diatas adalah bahwa simulasi dihibrid tersebut sesuai dengan hukum Mendel II. Namun
dikarenakan Ho ditolak maka dapat dinyatakan bahwa simulasi persilangan dihibrid
tersebut tidak bersesuaian dengan Hukum Mendel II. Apabila digunakan tingkat
ketelitian (p) sebesar 0,5 dengan X2 hitung ≤ X2 tabel dengan 1,6 ≤ 2,366 sehingga Ho
diterima dan simulasi tersebut bersesuaian dengan Hukum Mendel II. Sedangkan
analisis untuk genotip didapatkan bahwa X2 hitung ≥ X2 tabel dengan 8,366 ≥ 2,733
sehingga Ho ditolak. Ho disini bahwa simulasi tersebut sesuai dengan perbandingan
genotip Mendel II. Namun dengan menggunakan tingkat ketelitian tersebut Ho ditolak
dan simulasi tersebut tidak sesuai dengan hukum Mendel II. Namun apabila digunakan
tinggkat ketelitian sebesar 0,25 maka X2 hitung ≤ X2 tabel dengan 8,366 ≤ 10,22 dengan
db 9-1=8. Sehingga Ho diterima dan simulasi tersebut dapat dikatakan sesuai dengan
hukum Mendel II.
H. Kesimpulan
1. Adanya prinsip segregasi secara bebas dibuktikan dengan pemisahan alel yang pada
praktikum ini dimodelkan dengan pembagian kancing menjadi dua bagian pada
setiap warna.
2. Berdasarkan data hasil percobaan kelompok persilangan dihibrid antara Citrus sp
rasa Manis-Keriput (RRhh) dan Citrus sp rasa Masam-Bulat (rrHH) diperoleh F2
dengan perbandingan fenotip 10: 2,5: 2,5: 1.
3. Berdasarkan data kelompok setelah dianalisis menggunakan uji Chi-kuadrat
diperoleh hasil pada genotip yaitu: X2 hitung= 8,366 dan X2 tabel= 2,733 sedangkan
pada fenotip yaitu: X2 hitung = 1,6 dan X2 tabel= 0,352. Dengan hasil tersebut
diketahui bahwa X2 hitung ≥ X2 tabel, maka H0 ditolak. Jadi percobaan simulasi
persilangan dihibrid tidak sesuai dengan Hukum Mendel II.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., J. B. Reece, L. Mitchell. 2008. San Fransisco: Pearson Education Inc.
Terjemahan dari Biology oleh Lestari, R., E.I.M Adil, N. Anita, Andri.W.F
Wibowo & W. Manalu. Jakarta: Erlangga.
Dedi. 2006. Evaluasi Performa Domba Persilangan Barbados dengan Domba Priangan
sebagai Sumber Bibit Unggul. Jurnal Ilmu Ternak, Vol 6 No : 2, hlm. 96-101
Widianti W & Habibah NA. 2015. Petunjuk Praktikum Genetika. Semarang: Jurusan
Biologi FMIPA Unnes.
JAWABAN PERTANYAAN
DOKUMENTASI