I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi sanitasi yang buruk dan ketersediaan air minum yang tidak memenuhi
syarat kesehatan akan berkontribusi terhadap berbagai kasus penyakit berbasis
lingkungan seperti: diare, kecacingan yang menyebabkan terjadinya gangguan absorbsi
zat gizi yang mengakibatkan ’’stunting’’ pada anak balita dan lainnya. Salah satu cara
untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan sanitasi serta dalam upaya
mengendalikan penyakit diare, penyakit kecacingan dan penyakit berbasis lingkungan
lainnya adalah dengan kegiatan terpadu melalui pendekatan sanitasi total berbasis
masyarakat (STBM).
Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam STBM adalah peningkatan cakupan
jamban melalui berbagai proyek dan pendekatan lain yang selama ini dilakukan namun
tidak memberikan hasil yang memuaskan. STBM merupakan yang dianut dalam
program Pamsismas dalam rangka meningkatkan PHBS khusunya untuk meningkatkan
cakupan jamban keluarga sehingga terwujud target yang ingin dicapai dalam
Pamsismas yaitu 80% penduduk yang memiliki akses terhadap jamban keluarga.
Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) merupakan suatu hal yang sangat penting
dan menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan kesehatan masyarakat, khususnya
masyarakat di pedesaan. Hal tersebut karena sarana untuk PHBS dimasyarakat masih
sangat terbatas, disamping kesadaran mereka akan hidup sehat yang masih kurang dan
perlu ditingkatkan.
Untuk mencapai sasaran tersebut perlu dirumuskan strategi yang tepat yang dapat
dijadikan acuan bagi para pelaksana program STBM khususnya Fasilitastor Kesehatan
yang merupakan ujung tombak terdepan dalam pelaksanaan STBM.
B. Landasan Hukum
1. Surat Perintah Tugas Nomor 800/ /IV/2022
2. Surat Perintah Perjalanan Dinas Nomor 094/ / IV/2022
3. Surat Perintah Perjalanan Dinas Nomor 094/ / IV/2022
Hari Ke I
Jumat 1 April 2022 Berangkat dari Puskesmas ke Kampung Barangka pada jam 08.00
Wita dan tiba di kampung Barangka Jam 08.05 Wita dan Petugas melaksanakan
Pemicuan Stop BABS dengan jumlah yang hadir 20 orang dan setelah selesai
petugas Kembali ke puskesmas
Hari Ke II
Sabtu 2 April 2022 Berangkat dari Puskesmas ke Kampung Lebo pada jam 8.00
Wita dan tiba di kampung Lebo pada Jam 09.00 Wita dan Petugas melaksanakan
Pemicuan Stop BABS dengan jumlah yang hadir 20 orang setelah selesai petugas
Kembali ke puskesmas
Hari Ke III
Jumat 8 April 2022 Berangkat dari Puskesmas ke Kampung Nahepese pada jam 8.00
Wita dan tiba di kampung Nahepese pada Jam 08.30 Wita dan Petugas melaksanakan
Pemicuan Stop BABS dengan jumlah yang hadir 20 orang setelah selesai petugas
Kembali ke puskesmas.
Hari Ke IV
Rabu 27 April 2022 Berangkat dari Puskesmas ke Kampung Karatung II pada jam
8.00 Wita dan tiba di kampung Karatung II pada Jam 08.30 Wita dan Petugas
melaksanakan Pemicuan Stop BABS dengan jumlah yang hadir 19 orang setelah
selesai petugas Kembali ke puskesmas.
Hari Ke V
Kamis 28 April 2022 Berangkat dari Puskesmas ke Kampung Karatung I pada jam
8.00 Wita dan tiba di kampung Karatung I pada Jam 08.30 Wita dan Petugas
melaksanakan Pemicuan Stop BABS dengan jumlah yang hadir 13 orang setelah
selesai Petugas Kembali ke puskesmas.
Kesimpulan
Kegiatan Pemicuan berlangsung dengan umpan balik yang positif dari Kapitalaung,
para tokoh masyarakat dan masyarakat yang belum memiliki jamban.
Saran
Diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya perilaku hidup bersih sehat
dimulai dengan tidak membuang air besar sembarang.
Diharapkan kepada koordinator untuk ikut serta mendukung fasilitator dalam
mendampingi masyarakat pada proses pembuatan jamban.
V. PENUTUP
Demikian laporan Pemicuan Stop BABS dibuat dengan penuh tanggung jawab.
2 Son Larenggam
NIP. 196505141988031011