Disusun Oleh:
ELMA NURAINI
161210015
i
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.Md.Kep). Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang
Oleh :
ELMA NURAINI
161210015
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
Elma Nuraini
vi
MOTTO
“ Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai
dengan do’a, karena Sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah
dengan sendirinya tanpa berusaha.”
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur alhamdulillah kepada Allah SWT. Atas karunia
serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah yang
sederhana ini saya selesaikan.
Saya persembahkan karya tulis ilmiah ini untuk seseorang yang selalu
senantiasa merawatku, membesarkanku, memberikanku banyak pendidikan mulai
dari tidak mengerti sampai umurku sekarang terima kasih papa dan mama karena
selalu memanjatkan do’a di setiap sujudmu dan motivasi yang sangat luar biasa
sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan.
Terima kasih juga buat kakakku tercinta yang selalu mensuport saya dan
selalu memberi semangat dukungan dalam bentuk appapun itu. Serta teman-teman
DIII Keperawatan yang saya cintai sudah menjadi keluarga besar yang luar biasa
selama 3 tahun ini canda, tawa, tangis sudah pernah kita rasakan saya pasti rindu
dengan kalian semua.
Terima kasih atas semuanya.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Cidera Otak Berat (COB) Dengan Masalah Perubahan
Perfusi Jaringan Serebral” sesuai dengan waktu yang ditentukan Karya Tulis
Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika
Jombang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat H. Imam Fatoni SKM.MM. selaku ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang, Maharani Tri Puspitasari,S.Kep.,Ns.MM.
selaku Kepala Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes ICMe Jombang
dan dosen pembimbing satuMaharani Tri Puspitasari,S.Kep.,Ns.MM.dan Arif
Wijaya, S.Kp.Msi,M.Kep.selaku pembimbing dua Studi Kasus Karya Tulis Ilmiah
yang telah penulis teliti. Kepala Diklat RSUD yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis utuk mengambil data dan menyelesaikan Studi Kasus Karya Tulis
Ilmiah. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, motivasi, kekuatan,
dan nasehat selama menempuh pendidikan di STIKes ICMe Jombang hingga
terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Dan tidak lupa kepada semua pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan
bantuannya dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penulis sangat diharapkan demi kesempurnaan penulis di masa
yang akan datang.
Jombang, 2019
Penulis
x
ABSTRAK
Oleh:
Elma nuraini
Hasil studi kasus pada klien Ny. S dan Tn. R dengan Cidera Otak Berat
(COB), didapatkan satu diagnosa yang diprioritas yakni perubahan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan odema otak. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari didapatkan pasien keduanya sudah sadarkan diri tetapi
perawatan pengobatan masih dilanjutkan.
Kesimpulan dari kasus Ny. S dan Tn. R dengan Cidera Otak Berat (COB)
adalah masalah teratasi sebagian. Saran dari studi kasus ini yaitu diharapkan
keluarga klien harus ikut berpartisipasi dalam perawatan dan pengobatan dalam
upaya mempercepat proses penyembuhan serta bisa menerima dan melaksanakan
perturan yang telah dietapkan di ruangan.
xi
ABSTRACT
By:
Elma Nuraini
Heavy Brain Injury (COB) disease is a sudden blow or collision of the head
with or without loss of consciousness caused by a violent impact or hitting on the
head or presence of certain objects entering through the skull, such as fragments
of skull fractures or bullets that the patient experiences very severe bleeding and
hypoxia that can undergo one of the changes in perfusion of cerebral tissue. The
purpose of this study is to carry out nursing care on clients who suffer from Heavy
Brain Injury (COB) with problems of perfusion of cerebral tissue changes in HCU
Room Bangil General Hospital of Pasuruan.
This research uses descriptive method in the form of case study. The
subjects of this study were 2 patients with severe brain injury (COB) with cerebral
tissue perfusion changes in the HCU Room of RSUD Bangil Pasuruan. Data
collection techniques are descriptively narrative and conducted with interview
techniques (the anamnesis contains the identity of the client, the main complaint,
the history of the current disease, the history of the disease first), observation, and
physical examination.
Result of case study on client Ny. S and Mr. R with Heavy Brain Injury
(COB), a priority diagnosis is obtained that is the perfusion of cerebral tissue
associated with brain odema. After nursing care done for 3 days found that both
patients have been conscious but treatment is still advanced.
The conclusion of the case Ny. S and Mr. R with Heavy Brain Injury (COB)
is a partially resolved problem. The suggestion of this case study is that the
client's family should participate in care and treatment in an effort to accelerate
the healing process and be able to accept and implement the rules that have been
set in the room.
Keywords: Nursing care, Heavy Brain Injury (COB), cerebral tissue perfusion
changes.
xii
DAFTAR ISI
xiii
xiv
xvi
DAFTAR TABEL
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
xviii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
Lambang
1. % : Presentasi
2. N : Normal
3. Cm : Sentimeter
4. MmHg : Mili meter air raksa
Singkatan
1. WHO : World Health Organization
2. TD : Tekanan Darah
3. RR : Respiration Rate
4. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
5. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
6. STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
7. ICME : Insan Cendekia Medika
8. ADL : Activity Daily Living
9. MRS : Masuk Rumah Sakit
10. No.RM : Nomor Rekam Medis
11. Rs : Rumah sakit
12. NIC : Nursing Intervention Clasification
13. NOC : Nursing Outcomes Classification
14. NANDA : Nort American Nursing Diagnosis Assosication
15 WOD : Wawancara, Observasi, Dokumentasi
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien cidera otak berat
(COB) dengan masalah perubahan perfusi jaringan serebral Di RSUD
Bangil Pasuruan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian perfusi jaringan keperawatan
pada klien cidera otak berat (COB) dengan masalah perubahan
perfusi jaringan serebral diruang HCU melati di Di RSUD
Bangil Pasuruan tahun 2019.
2. Mampu menetapkan diagnosis perfusi keperawatan pada klien
cidera otak berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi
jaringan serebral diruang HCU melati Di RSUD Bangil
Pasuruan tahun 2019.
3. Mampu menyusun perencanaan perfusi keperawatan pada klien
cidera otak berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi
jaringan serebral diruang HCU melati Di RSUD Bangil
Pasuruan tahun 2019.
4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien cidera
otak berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi jaringan
serebraldiruang HCU melati Di RSUD Bangil Pasuruan tahun
2019.
4
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini Perkembangan ilmu keperawatan khusunya terkait
dengan standar keperawatan profesional dengan asuhan keperawatan
pada klien cidera otak berat (COB) Dengan masalah perubahan
perfusi jaringan serebral.
1.5.2 Manfaat Praktis
Asuhan keperawatan ini dapat dikajidakan informasi atau
referensi pengembangan dan penatalaksanaan praktik keperawatan
dan menambah pengetahuan dalam kasus Cidera Otak Berat (COB)
dengan masalah perubahan perfusi jaringan serebral.
BAB 2
TINJAUAN KASUS
5
6
2.1.4 Klasifikasi
Cidera Otak Berat (COB) dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan nilai
GCS (Gasglow Coma Scale) yaitu:
1. Cidera Otak Ringan (COR)
1) GCS 13 – 15
2) Tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan CT – Scan
3) Tidak membutuhkankan tindakan operasi
4) Dirawat di rumah sakit kurang lebih 48 jam
2. Cidera Otak Sedang (COS)
1) GCS 8 – 13
2) Ditemukan kelainan pada pemeriksaan CT – Scan
3) Memerlukan tindakan operasi pada perdarahan intrakranial
4) Dirawat di rumah sakit kurang lebih 48 jam
3. Cidera Otak Berat (COB)
1) Nilai GCS 3 – 8
2) Memerlukan tindakan operasi untuk perdarahan intrakranial
8
2.1.5 Etiologi
1. Trauma tajam
Penyebab cidera otak berat yaitu trauma pada kepala yang keras
dan terjadi perdarahan pada otak. Kerusakan lokal meliputi:
contusion serebral, hematom serebral, kerusakan otak sekunder
yang disebabkan perluasan masa lesi, pergeseran otak atau
hernia.
2. Trauma tumpul
Jika trauma benda tumpul menyebabkan cidera menyeluruh
(difusi) kerusakannya akann menyebar luas dan akan terjadi
dalam bentuk: cidera akson, kerusakan otak hipoksia,
pembengkakan otak menyebar, hemoragik kecil, multiple pada
otak koma terjadi karena cidera menyebar pada heimisfer,
serebral, batang otak, atau kedua-duanya. (Wijaya, 2016).
Penyebab dari Cidera Otak Berat (COB) itu juga bisa dari:
1) Bisa kecelakaan mobil, motor (kecelakaan lalu lintas)
2) Bisa perkelahian
3) Bisa jatuh dari ketinggian
4) Bisa cidera olahraga
5) Trauma tembak/bom
6) Kecelakaan rumah tangga
7) Kecelakaan kerja. Menurut (Ginsberg, 2015).
2.1.7 Patofisiologi
Trauma pada kepala disebabkan oleh benda tumpul maupun
benda tajam. Berat ringannya suatu trauma dilihat dari tempat atau
lokasi dan kekuatan saat terjadi benturan. Benturan keras yang terjadi
pada kepala mengakibatkan perdarahan pada kepala bagian dalam
yakni pada bagian pembuluh darah otak. Benturan tersebut juga bisa
mengakibatkan terputusnya kontinuitas kulit, jaringan kulit, otot atau
vaskuler. Perdarahan pada kepala bagian dalam mengakibatkan
peningkatan intrakranial sehingga mengakibatkan penurunan suplai
darah. Ketika suplai darah menurun jaringan otak tidak mendapatkan
oksigen yang cukup. Otak yang mengalami kekurangan oksigen
mengakibatkan perubahan perfusi jaringan serebral , penurunan fungsi
otak.
10
2.1.10 Penatalaksanaan
Kemungkinan dilakukan pembedahan pada pembuluh darah
otak yang pecah agar dapat menghentikan perdarahan. Pengurangan
tekanan pembuluh darah otak dapat dilakukan dengan pengeboran
lebam didalam otak, yang disebut borr hole, mungkin diperlukan:
1. Mungkin juga dibutuhkan ventilasi mekanik.
2. Antibiotik diperlukan untuk cidera kepala terbuka guna untuk
mencegah infeksi.
Cara yang digunakan untuk menurunkan tekan pembuluh darah
intracranial dapat dilakukan dengan pemberian obat diuretik
dan obat anti inflamasi (Corwin, 2015).
2.1.11 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada cidera otak berat yaitu: perdarahan
yang terjadi didalam otak baik cidera kepala terbuka maupun tertutup.
Perdarahan yang terjadi didalam otak mengakibatkan peningkatan
tekanan intrakranial yang berakibat pada sel neuro dan vaskuler
tertekan. Perdarahan yang terjadi didalam kepala dapat mengakibatkan
penurunan kesadaran (Corwin, 2015).
2.1.13 Etiologi
1. Waktu tromboplastin parsial abnormal.
2. Waktu protombin abnormal.
3. Segmen ventikular kriakinetik.
4. Ateros klerosis aortic
5. Diseksi arteri
6. Fibrilasi abnormal
7. Miksoma atrial
8. Tumor otak
9. Stenosis karotis
10.Aneuresis maserebri
18
19
3.3 Partisipan
Partisipan adalah orang orang ikut berperan atau berpartisipasi atau ikutserta
pada suatu kegiatan. Partisipan yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
terdiri dari 2 orang klien yang dirawat di RSUD Bangil Pasuruan dengan
diagnosa Cidera Otak Berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi
jaringan serebral.
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Tempat Pengumpulan Data
Pengkajian dilakukan di RSUD Bangil Jl. Raya Raci Masangan
No. 9 Bangil Ruang HCU melati, dengan kapasitas 15 tempat tidur
dengan klien 1 yang akan diperiksa dan disertai ruangan AC yang
sangat bersih dan luas. Yang jaga di HCU terdiri perawat 19 orang.
4.1.2 Pengkajian
1. Identitas Klien
Tabel 4.1 Identitas klien dengan Cidera Otak Berat (COB)
IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2
Nama Ny.S Tn.R
Umur 56 th 22 th
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan IRT Swasta
Status perkawinan Kawin Belum kawin
Alamat Pasuruan Propolinggo
Suku/bangsa Jawa Jawa
Tanggal MRS 14-april-2019 20-april-2019
Tanggal pengkajian 14-aprilt-2019 20-april-2019
Jam masuk 13.30 19.20
No RM 00-29-xx 00-39-xx
Diagnosa masuk COB COB
23
24
2. Riwayat Penyakit
Tabel 4.2 Daftar riwayat penyakit klien dengan Cidera Otak Berat
(COB)
RIWAYAT Klien 1 Klien 2
PENYAKIT
Keluhan Klien koma Klien tidak sadarkan diri
utama
Riwayat Keluarga pasien Keluarga pasien
penyakit mengatakan pasien mengatakan pasien mau
sekarang kecelakaan lalu kerumah temennya
lintas jalan dengan mengendarai
ditabrak oleh motornya dengan
sepeda motor ada kecepatan tinggi, pasien
pendarahan di menabrak motor di
kepalanya dan depannya pasien tidak
tidak sadarkan diri. sadarkan diri dan
Pasien langsung di kepalanya mengalami
bawa ke RSUD pendarahan. Dan akhirnya
Bangil Pasuruan pasien dibawa ke RSUD
untuk pemeriksaan Bangil Pasuruan langsung
lebih lanjut dan di periksa dokter dan
perawatan. dilakukn perawatan.
Riwayat Keluarga pasien Keluarga pasien
penyakit mengatakan tidak mengatakan tidak pernah
dahulu pernah mengalami mengalami penyakit
penyakt seperti ini seperti ini sebelumnya.
sebelumnya.
Riwayat Keluarga pasien Keluarga pasien
keluarga mengatakan tidak mengatakan tidak pernah
pernah mengalami mengalami COB.
COB.
25
5. Pemeriksaan Diagnostik.
Tabel 4.5 Daftar pemeriksaan diagnostik pasien dengan Cidera
Otak Berat (COB)
Pemeriksaan diagnostik Ny. S Pemeriksaan diagnostik
Tn. R
1. Laboratorium: Terlampir. 1. Laboratorium:
Terlampir.
2. Foto rontgent: foto thorax 2. Foto rontgent: foto
AP, cervical AP/ lat ankle D: thorax AP tanggal 20
Tanggal 14 maret 2019 maret 2019
Pemeriksaan laboratorium: 3. Pemeriksaan
Tangga 14 maret 2019 laboratorium: Tanggal
20 maret 2019
32
32
Tabel 4.7 Daftar terapi obat pasien dengan Cidera Otak Berat
(COB)
Klien 1 Klien 2
Inf. Ns 20 tpm Inf. Ns 20 tpm
Inj. Mannitol Inj. Mannitol
Inj. (IV) 2x4 mg Inj. Formacin (IV) 2x2
Ondansentro gram
n
Inj.Antrain (IV) 2x1 mg Inj.ondansentron (IV)2x4 mg
Inj. Lavenox (IV) 3x500 Inj.antrain (IV)3x1 gram
mg
Inj. (IV) 3x100 Inj. phenotoin (IV)3x100
Phenotoin mg mg
Inj. Ranitidin (IV) 2x1 mg
Inj. (IV) 3x3g
Piracetam ram
35
35
Data
TTV
TD: 96/53 mmHg
N: 90 x/menit
S: 37,5
RR: 23 x/menit
SPO2: 98%:
Klien tampak lemah,
terdapat luka di kepala
dengan kedalaman 6
cm dan terpasang
infus Ns 20 tpm
kesadaran koma
GCS 1-2-2, CRT > 2 G3 suplai darah
detik.
Iskemia
TTV
TD: 90/50 mmHg
Hipoksia
N: 100 x/menit
S: 37
Perubahan perfusi
RR: 27x/menit
jaringan
SPO2: 90 %
Klien terlihat lemah, masalah
Etiologi
Data
akral hangat,
terdapat luka di
bagian kepala
dengan kedalaman 4
cm, terpasang infus
Ns 20 tpm.
kesadaran koma,
GCS 2-2-4, CRT > 3 G3 suplai darah
detik.
Iskemia
TTV
TD: 100/53 mmHg
Hipoksia
N: 90 x/menit
S: 36,6
Perubahan perfusi
RR: 23 x/menit
38
keperawatan 2. Banyak
39
NOC NIC
3. terganggu
4. Cukup terganggu
5. Sedikit terganggu
6. Tidak terganggu
NOC NIC
3.Cukup terganggu.
4. Sedikit terganggu.
5. Tidak terganggu
Klien 2 Tn .R
Waktu Hari / tanggal Hari / tanggal Hari / tanggal Paraf
20 april 2019 20 april 2019 20 april 2019
20.00 Melakukan 14.00 08.00
bina hubungan Melakukan Melakukan
saling percaya rawat luka. rawat luka.
pada keluarga
pasien untuk
menjalin kerja
sama yang baik
dan
komunikasi
terapeutik.
20.15 Mengobservasi 14.30 08.30
tanda-tanda Mengatur Melakukan
penurunan posisi tidur verbed setiap
perfusi yang nyaman hari untuk
jaringan bagi klien mencegah
serebral. yaitu bagian terjadinya
kepala lebih infeksi dan
tinggi dari luka baru atau
badan decubitus.
20.45 Memonitor 14.45 09.00
43
Evaluasi NGT
- Terpasang
syring
pump.
46
4.2 Pembahasan
Isi pada bab ini adalah pembahasan tentang asuhan keperawatan pada
klien Cidera Otak Berat dengan masalah Perubahan Perfusi Jaringan
Serebral diruang HCU Melati RSUD Bangil Pasuruan. Dari masalah
50
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengkajian pada klien 1 dan klien 2 dengan
diagnosa Cidera Otak Berat (COB) didapatkan kedua klien tidak
sadarkan diri. Keadaan klien 1 dan klien 2 berbeda, pada hari pertama
klien 2 keadaanya mulai membaik yang ditandai dengan klien bisa
bicara membentuk kata tetapi tidak membentuk kalimat,
menggerakkan bagian tubuhnya sendiri secara spontan sedangkan
klien 1 koma. Pada hari ke 2 klien 2 sudah sadar penuh, sering
meminta minum karena klien dehidrasi dan mengeluh nyeri pada
bagian kepala pasca post op (luka jahitan) sedangkan klien 1
membuka mata dengan rangsangan nyeri, mengeluarkan suara tanpa
arti, extensi spontan.
2. Dari klien 1 dan klien 2 didapatkan diagnosa keperawatan perubahan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan odema otak yang
ditandai dengan adanya kejang, muntah-muntah, kesadaran menurun,
perdarahan dikepala, dehidrasi, mengeluarkan suara tanpa arti, GCS 1-
2-2, CRT > 2 detik.
3. Intervensi yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 dengan diagnosa
Cidera Otak Berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi jaringan
serebral adalah sebagai berikut: melakukan penilaian sirkulasi perifer,
memonitor kemampuan sensori dan motorik pasien, memonitor aman
nyaman atau nyeri, memonitor nilai elektrolit, BUN, kretinin setiap
hari, meberikan transfusi darah yang sesuai, mengobservasi tanda-
tanda hemodialisis, memonitor input dan output cairan, mengevaluasi
tekanan arteri pulmonal, tekanan darah, cardiac output,
mengkolaborasikan dengan tim medis lainnya.
4. Pada klien 1 dan klien 2 dengan diagnosa Cidera Otak Berat (COB)
dengan masalah perubahan perfusi jaringan serebral implementasi
53
54
5.2 Saran
1. Bagi klien dan keluarga
Melalui bimbingan dari perawat yang dilakukan kepada
keluarga klien diharapkan keluarga klien ikut berpartisipasi dalam
proses penyembuhan klien dan melaksanakan peraturan yang
ditetapkan oleh ruangan klien dirawat.
2. Bagi institusi pendidikan
Referensi mengenahi asuhan keperawatan perubahan peruse
jaringan serebral diharapkan diperbanyak dan diperbaruhi supaya
peneliti selanjutnya memiliki banyak referensi untuk menunjang yang
akan dibuat.
3. Bagi penulis selanjutnya
Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini, diharapkan dapat
menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Mekar Dwi & Saryono. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Corwin, Elizabeth J. 2015. Buku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Dewanto, George. Dkk. 2016. Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Syaraf.
Jakarta: EGC
Ginsberg. 2015. Lecture Notes Neurologi Edisi Kedelapan. Jakarta.
Krisnandi. 2015. Asuhan Keperawatan Cidera Otak Berat. Jakarta.
Muttaqin, Arif. 2015. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Salemba Medika. Jakarta.
Muttaqin, Z. 2015. Pengelolaan Cidera Kepala. Diakses pad tanggal 27 Januari
2013.
Nazir, M. 2015. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nursalam. 2015. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Imu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen, Penelitian Keperawatan.
Yogyakarta: Salemba Medika
Padila. 2016. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rendy, MC. TH. 2015. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Riyadina Woro, Suhardi & Meda Perman. 2016. Pola dan Determinan
Sohodemografi Cidera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia.
Sayono. Mekar, DA. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
55
Bulan
No
Jadwal Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengumuman Pembimbing
2. Bimbingan proposal dan konfirmasi judul ke pembimbing
3. Bimbingan proposal dan studi pendahuluan
4. Seminar proposal
5. Revisi seminar proposal
6. Pengambilan dan pengumpulan data
7. Bimbingan hasil
8. Ujian hasil
9. Revisi KTI seminar hasil
10. Pengumpulan data dan pengadaan KTI
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Penanggung jawab biaya :
Usia : Nama :
Jenis kelamin : Alamat :
Suku : Hub. Keluarga :
Agama : Telepon :
Pendidikan :
Alamat :
8. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar Tyroid :
b. Pembesaran kelanjar getah bening :
Lain-lain
:
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)
VIII. TERAPI
............................,................................
.
Mahasiswa,
ANALISA DATA
Data subyektif :
Data Obyektif :
Diagnosa Keperawatan yang muncul
1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….
3. ……………………………………………….
4. ……………………………………………….
5. ……………………………………………….
Intervensi Keperawatan
Diagnos
a
Tujuan & kriteria hasil Rencana tindakan
Kep.
Implementasi Keperawatan
S :
O :
A :
P :