Anda di halaman 1dari 99

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST OP CIDERA OTAK


BERAT (COB) DENGAN MASALAH PERUBAHAN PERFUSI
JARINGAN SEREBRAL DI RUANG HCU MELATI
RSUD BANGIL PASURUAN

Disusun Oleh:
ELMA NURAINI
161210015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019

i
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST OP CIDERA OTAK


BERAT (COB) DENGAN MASALAH PERUBAHAN PERFUSI
JARINGAN SEREBRAL DI RUANG HCU MELATI
RSUD BANGIL PASURUAN

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.Md.Kep). Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang

Oleh :
ELMA NURAINI
161210015

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2019

ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jember, 19 februarii 1997.Penulis merupakan anak


kedua dari Alm.bapak Nito dan ibu Jamila.
Tahun 2004 penulis lulus dari TK zelandia, tahun 2010 penulis lulus dari
SDN Karangbayat 05, tahun 2013 dari SMP NEGERI 2 tanggul, tahun 2016
penulis lulus dari SMA NEGERI 1 TANGGUL, penulis lulus seleksi masuk
STIKES ICME JOMBANG melaluhi jalur undangan dan penulis memilih
program studi DIII Keperawatan.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, Juli 2019


Penulis

Elma Nuraini

vi
MOTTO
“ Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai
dengan do’a, karena Sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah
dengan sendirinya tanpa berusaha.”

PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur alhamdulillah kepada Allah SWT. Atas karunia
serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah yang
sederhana ini saya selesaikan.
Saya persembahkan karya tulis ilmiah ini untuk seseorang yang selalu
senantiasa merawatku, membesarkanku, memberikanku banyak pendidikan mulai
dari tidak mengerti sampai umurku sekarang terima kasih papa dan mama karena
selalu memanjatkan do’a di setiap sujudmu dan motivasi yang sangat luar biasa
sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan.
Terima kasih juga buat kakakku tercinta yang selalu mensuport saya dan
selalu memberi semangat dukungan dalam bentuk appapun itu. Serta teman-teman
DIII Keperawatan yang saya cintai sudah menjadi keluarga besar yang luar biasa
selama 3 tahun ini canda, tawa, tangis sudah pernah kita rasakan saya pasti rindu
dengan kalian semua.
Terima kasih atas semuanya.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Cidera Otak Berat (COB) Dengan Masalah Perubahan
Perfusi Jaringan Serebral” sesuai dengan waktu yang ditentukan Karya Tulis
Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Insan Cendekia Medika
Jombang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah banyak mendapat
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada yang terhormat H. Imam Fatoni SKM.MM. selaku ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Insan Cendekia Medika Jombang, Maharani Tri Puspitasari,S.Kep.,Ns.MM.
selaku Kepala Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes ICMe Jombang
dan dosen pembimbing satuMaharani Tri Puspitasari,S.Kep.,Ns.MM.dan Arif
Wijaya, S.Kp.Msi,M.Kep.selaku pembimbing dua Studi Kasus Karya Tulis Ilmiah
yang telah penulis teliti. Kepala Diklat RSUD yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis utuk mengambil data dan menyelesaikan Studi Kasus Karya Tulis
Ilmiah. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, motivasi, kekuatan,
dan nasehat selama menempuh pendidikan di STIKes ICMe Jombang hingga
terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini. Dan tidak lupa kepada semua pihak yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan
bantuannya dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk penulis sangat diharapkan demi kesempurnaan penulis di masa
yang akan datang.
Jombang, 2019
Penulis

x
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST OP CIDERA OTAK


BERAT(COB) DENGAN MASALAH PERUBAHAN PERFUSI
JARINGANSEREBRAL DI RUANG HCU MELATI
RSUD BANGILPASURUAN

Oleh:
Elma nuraini

Penyakit Cidera Otak Berat (COB) merupakan penyakit yang diakibatkan


karena adanya benturan atau pukulan yang keras pada kepala yang mengakibatkan
klien mengalami kehilangan kesadaran atau adanya objek tertentu yang masuk
menembus tengkorak, misalnya serpihan tulang tengkorak yang retak atau peluru.
Sehingga pasien mengalami pendarahanyang sangat hebat dan hipoksia yang
mengakibatkan klien mengalami beberapa perubahan salah satunya perubahan
perfusi jaringan serebral.

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah mendeskriptifkan secara


naratif data yang diperoleh dari partisipan yang dilakukan dengan tekhnik
wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu), observasi, dan pemeriksaan
fisik.Subjek penelitian ini adalah 2 pasien Cidera Otak Berat (COB) dengan
masalah perubahan perfusi jaringan serebral di Ruang HCU melati RSUD Bangil
Pasuruan.

Hasil studi kasus pada klien Ny. S dan Tn. R dengan Cidera Otak Berat
(COB), didapatkan satu diagnosa yang diprioritas yakni perubahan perfusi
jaringan serebral berhubungan dengan odema otak. Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 hari didapatkan pasien keduanya sudah sadarkan diri tetapi
perawatan pengobatan masih dilanjutkan.

Kesimpulan dari kasus Ny. S dan Tn. R dengan Cidera Otak Berat (COB)
adalah masalah teratasi sebagian. Saran dari studi kasus ini yaitu diharapkan
keluarga klien harus ikut berpartisipasi dalam perawatan dan pengobatan dalam
upaya mempercepat proses penyembuhan serta bisa menerima dan melaksanakan
perturan yang telah dietapkan di ruangan.

Kata kunci: Asuhan keperawatan, Cidera Otak Berat (COB), perubahan


perfusi jaringan serebral.

xi
ABSTRACT

NURSING CARE IN CLIENTS POST OP OF HEAVY BRAIN (COB) WITH


PROBLEMS OF NETWORK CONFUSION PROBLEMS SEREBRALIN
ROOM HCU MELATI
RSUD BANGILPASURUAN

By:
Elma Nuraini

Heavy Brain Injury (COB) disease is a sudden blow or collision of the head
with or without loss of consciousness caused by a violent impact or hitting on the
head or presence of certain objects entering through the skull, such as fragments
of skull fractures or bullets that the patient experiences very severe bleeding and
hypoxia that can undergo one of the changes in perfusion of cerebral tissue. The
purpose of this study is to carry out nursing care on clients who suffer from Heavy
Brain Injury (COB) with problems of perfusion of cerebral tissue changes in HCU
Room Bangil General Hospital of Pasuruan.

This research uses descriptive method in the form of case study. The
subjects of this study were 2 patients with severe brain injury (COB) with cerebral
tissue perfusion changes in the HCU Room of RSUD Bangil Pasuruan. Data
collection techniques are descriptively narrative and conducted with interview
techniques (the anamnesis contains the identity of the client, the main complaint,
the history of the current disease, the history of the disease first), observation, and
physical examination.

Result of case study on client Ny. S and Mr. R with Heavy Brain Injury
(COB), a priority diagnosis is obtained that is the perfusion of cerebral tissue
associated with brain odema. After nursing care done for 3 days found that both
patients have been conscious but treatment is still advanced.

The conclusion of the case Ny. S and Mr. R with Heavy Brain Injury (COB)
is a partially resolved problem. The suggestion of this case study is that the
client's family should participate in care and treatment in an effort to accelerate
the healing process and be able to accept and implement the rules that have been
set in the room.

Keywords: Nursing care, Heavy Brain Injury (COB), cerebral tissue perfusion
changes.

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................... i


HALAMAN JUDUL DALAM....................................................... ii
SURAT KEASLIAAN ................................................................... iii
SURAT BEBAS PLAGIASI ........................................................ iv
SURAT PERNYATAAN ................................................................ v
RIWAYAT HIDUP ......................................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................... vii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................... viii
MOTTO ........................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ............................................................................ ix
KATA PENGANTAR ..................................................................... x
ABSTRAK ...................................................................................... xi
ABSTRACT ................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................ xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xviii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN .................................. xix
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ....................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.5 Manfaat .................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN KASUS ........................................................... 5
2.1 Konsep Dasar Cidera Otak Berat ............................................ 5
2.1.1 Anatomi Fisiologi Otak ................................................. 5
2.1.2 Susunan saraf perifer ...................................................... 5
2.1.3 Definisi Cidera Otak Berat (COB) ................................. 7
2.1.4 Klasifikasi Cidera Otak Berat (COB) ............................. 7

xiii
xiv

2.1.5 Etiologi Cidera Otak Berat (COB) ................................. 8


2.1.6 Manifestasi klinis Cidera Otak Berat (COB) .................. 8
2.1.7 Patofisiologi Cidera Otak Berat (COB) .......................... 9
2.1.8 Pathway/pohon masalah Cidera Otak Berat (COB) ....... 10
2.1.9 Pemeriksaan penunjang Cidera Otak Berat (COB) ........ 11
2.1.10 Penatalaksanaan Cidera Otak Berat (COB) ................. 11
2.1.11 Komplikasi Cidera Otak Berat (COB) ......................... 11
2.1.12 Pengertian perfusi jaringan ........................................... 11
2.1.13 Etiologi perfusi jaringan ............................................... 12
2.1.14 Tanda-tanda peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK).. 12
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan COB .......................... 12
2.2.1 Pengkajian .................................................................... 12
2.2.2 Pola fungsi kesehatan ................................................... 13
2.2.3 Pemeriksaan fisik ......................................................... 14
2.2.4 Diagnosa keperawatan ................................................. 15
2.2.5 Implementasi keperawatan ........................................... 17
2.2.6 Evaluasi keperawatan ................................................... 17
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................. 18
3.1 Desain penelitian ...................................................................... 18
3.2 Batasan Istilah .......................................................................... 18
3.3 Partisipan .................................................................................. 19
3.4 Lokasi dan waktu penelitian ..................................................... 19
3.4.1 Lokasi penelitian .......................................................... 19
3.4.2 Waktu penelitian .......................................................... 19
3.5 Pengumpulan data .................................................................... 19
3.6 Uji keabsahan data ................................................................... 20
3.7 Analisis data ............................................................................. 20
3.8 Etika penelitian ......................................................................... 22
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 23
4.1 Hasil ......................................................................................... 23
4.1.1 Gambaran lokasi tempat pengmpulan data .................. 23
4.1.2 Pengkajian .................................................................... 23
4.1.3 Analisa data .................................................................. 35
4.1.4 Diagnosa keperawatan .................................................. 36
4.1.5 Intervensi keperawatan ................................................ 38
4.1.6 Implementasi keperawatan ........................................... 40
4.1.7 Evaluasi keperawatan ................................................... 44
4.2 Pembahasan .............................................................................. 49
4.2.1 Pengkajian .................................................................... 50
4.2.2 Diagnosa keperawatan .................................................. 51
4.2.3 Intervensi keperawatan ................................................. 51
4.2.4 Implementasi keperawatan ........................................... 52
4.2.5 Evaluasi ........................................................................ 52
BAB 5 PENUTUP ........................................................................... 53
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 53
5.2 Saran ......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 55
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Hal


1. Pathway Cidera Otak Berat (COB) ..................................................... 11

xvi
DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Hal


Tab 2.1 Pohon masalah/pathway Cidera Otak Berat (COB) 11
Tab 2.2 Rencana Akep Nanda NIC NOC 16
Tab 4.1 Identitas klien Cidera Otak Berat (COB) 24
Tab 4.2 Daftar riwayat penyakit Cidera Otak Berat (COB) 25
Tab 4.3 Daftar pola kesehatan Cidera Otak Berat (COB) 26
Tab 4.4 Pemeriksaan fisik klien Cidera Otak Berat (COB) 27
Tab 4.5 Daftar pemeriksaan diagnosis Cidera Otak Berat (COB) 31
Tab 4.6 Daftar pemeriksaan laboratorium Cidera Otak Berat (COB) 33
Tab 4.7 Daftar terapi obat Cidera Otak Berat (COB) 35

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Jadwal Pelaksanaan Laporan Kasus.


Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Partisipan.
Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Partisipan .
Lampiran 4 Lembar Format Asuhan Keperawatan.
Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah.
Lampiran 6 Lembar SuratPre Survey Data, Surat Studi Pendahuluan
Penelitian dan balasan penelitian.

xviii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang
1. % : Presentasi
2. N : Normal
3. Cm : Sentimeter
4. MmHg : Mili meter air raksa

Singkatan
1. WHO : World Health Organization
2. TD : Tekanan Darah
3. RR : Respiration Rate
4. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
5. RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
6. STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
7. ICME : Insan Cendekia Medika
8. ADL : Activity Daily Living
9. MRS : Masuk Rumah Sakit
10. No.RM : Nomor Rekam Medis
11. Rs : Rumah sakit
12. NIC : Nursing Intervention Clasification
13. NOC : Nursing Outcomes Classification
14. NANDA : Nort American Nursing Diagnosis Assosication
15 WOD : Wawancara, Observasi, Dokumentasi

xix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perubahan perfusi jaringan serebral adalah keadaan dimana seseorang
mengalami resiko tinggi penurunan nutrisi dan pernafasan pada tingkat
perifer dalam suplai darah kapiler. Cidera kraniocerebral dalam berbagi
literature disebutkan dengan berbagai macam istilah lain Traumatic Brain
Injury (TBI) yang artinya ialah suatu cedera akut yang terjadi pada susunan
syaraf otak, selaput otak, syaraf kranial termasuk trauma kepala, kerusakan
kulit pada kepala dan wajah baik yang terjadi secara langsung (kerusakan
primer) maupun tidak langsung (kerusakan sekunder), yang mengakibatkan
gangguan fungsi neurologis, fungsi fisik, kognitif, dan psikososial baik
bersifat sementara. Perubahan perfusi jaringan serebral biasanya terjadi pada
klien yang mengalami kecelakaan lalu lintas atau benturan pada kepala
sehingga mengakibatkan Cidera Otak Berat ( COB) (Ginsberg, 2016).
Data WHO menunjukkan dari luar tubuh ini mengakibatkan gangguan
fungsi kognitif dan psikososial, dapat terjadi sementara atau permanen,
sehingga dapat menyebabkan penurunan kesadarannya. menggunakan
metode penelitian di Instalasi Rekam Medik RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou,
Manado. Besar sampel ditentukan dengan metode non probability sampling
ialah purposive sampling. Sampel penelitian yaitu pasien ICU dan HCU
melati dengan diagnosa cedera otak berat yang memenuhi kriteria inklusi
pada data Rekam Mediknya periode September 2015 sampai dengan
Agustus 2017. Hasil penelitian didapatkan jumlahnya sampel 39 pasien,
dengan jenis kelamin terbanyak laki-laki 29 orang (81%). Komplikasi SIRS
ditemui pada 20 kasus (56,6%). Paling banyak pasiennya dirawat pada 1–8
hari dan pasiennya yang meninggal dunia terbanyaknya pada lama rawat 1–
8 hari. Pasiennya yang meninggal dunia berjumlah 23 orang (60,6%) dan
banyaknya meninggal dunia setelah > 40 jam (71%); dari 23 orangnya yang

1
2

meninggal dunia pasiennya dengan cidera kepala berat sebanyak 17 orang


(47%). Perubahan perfusi jaringan sereba disebabkan oleh otak mengalami
kerusakan, baik perfusi fisiologisnya maupun struktur anatomis. Kondisi ini
bisa diakibatkan karena adanya benturan atau trauma yang sangat keras
dibagian kepala atau adanya objek tertentu yang masuk menembus
tengkorak, misalnya serpihan tulang kepala yang retak atau peluru yang
mengenai kepala. Penderita cidera otak berat (COB), komplikasi jangka
panjang dan bisa mengakibatkan kelumpuhan, hingga kematian
(Kumar,2016). Edema serebra bisa mengakibatkan kecacatan karena cidera
kepala telah ditemukan 25 % pasien cidera kepala yang mengalami edema
serebra (Krisnandi, 2015)
Tindakannya yang akan dilakukan pada penderita cidera otak berat
(COB) dengan masalah perubahan perfusi jaringan serebra adalah
pemberian oksigen dan atasi penyebabnya serta pemasangan ventilator.
Pasien cidera otak berat (COB) dan sudah terjadi di perfusi pernafasan dan
terpasang selang endotrakeal dengan ventilator dan sampai kondisi pasien
stabil (Muttaqin ,2008). Pasien juga diberikan posisi yang nyaman (semi
fowler) supaya dapat meningkatkan rasa nyaman dan juga mengurangi
nyeri. Peran perawat dalam membentuk asuhan keperawatan pada klien
dengan perubahan perfusi jaringan serebra diantaranya:melakukan tindakan
kegawat daruratan secara cepat, tepat, tanggap khususnya pada penanganan
pasien cidera kepala di instalasi gawat darurat (IGD) yang dimulai dari
persepsi perawat menengahi kasus cidera kepala, perawat juga sebagai care
giver terdiri dari perawat mendokumentasikan asuhan keperawatan dan
melakukan tindakan keperawatan baik secara mandiri maupun kolaborasi
dengan tenanga medis lain dalam melakukan penanganan kasus cidera otak
berat (COB) (Muttaqin dan Arif, 2016)
Sesuai latar belakang diatas dimana penderita cidera otak berat yang
mengalami peningkatan, maka penulisan tertarik untuk menyusun karya
tulis ilmiah yang berjudul “asuhan keperawatan klien cidera otak
berat(COB) dengan masalah perubahan perfusi jaringan cerebral di RSUD
Bangil Pasuruan Nazir, M. (2015).
3

1.2 Batasan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatanpada klien cidera otak berat (COB) dengan
masalah perubahan perfusi jaringan serebral diruang HCU melati di RSUD
Bangil Pasuruan tahun 2019.

1.3 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan klien cidera otak berat (COB) dengan
masalah perubahan perfusi jaringan serebral diruang HCU melati di RSUD
Bangil Pasuruan tahun 2019.

1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien cidera otak berat
(COB) dengan masalah perubahan perfusi jaringan serebral Di RSUD
Bangil Pasuruan.
1.4.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian perfusi jaringan keperawatan
pada klien cidera otak berat (COB) dengan masalah perubahan
perfusi jaringan serebral diruang HCU melati di Di RSUD
Bangil Pasuruan tahun 2019.
2. Mampu menetapkan diagnosis perfusi keperawatan pada klien
cidera otak berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi
jaringan serebral diruang HCU melati Di RSUD Bangil
Pasuruan tahun 2019.
3. Mampu menyusun perencanaan perfusi keperawatan pada klien
cidera otak berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi
jaringan serebral diruang HCU melati Di RSUD Bangil
Pasuruan tahun 2019.
4. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien cidera
otak berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi jaringan
serebraldiruang HCU melati Di RSUD Bangil Pasuruan tahun
2019.
4

5. Mampu melaksanakan evaluasi perfusi keperawatan pada klien


cidera otak berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi
jaringan serebral Di RSUD Bangil Pasuruan tahun 2019

1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini Perkembangan ilmu keperawatan khusunya terkait
dengan standar keperawatan profesional dengan asuhan keperawatan
pada klien cidera otak berat (COB) Dengan masalah perubahan
perfusi jaringan serebral.
1.5.2 Manfaat Praktis
Asuhan keperawatan ini dapat dikajidakan informasi atau
referensi pengembangan dan penatalaksanaan praktik keperawatan
dan menambah pengetahuan dalam kasus Cidera Otak Berat (COB)
dengan masalah perubahan perfusi jaringan serebral.
BAB 2
TINJAUAN KASUS

2.1 Konsep Cidera Otak Berat (COB)


2.1.1 Anatomi Fisiologi Otak
Otak ialah suatu organ terpenting pada tubuh manusia yang
merupakan pusat dari sistem syaraf. Volume otak berkisar 1.350 cc
dan mempunyai 100.000.000 sel syaraf atau neuron untuk menunjang
fungsinya.Macam – macam otak ada 4 diantaranya:
1. Cerebrum (Otak Besar)
Otak ini otak yang paling besar. Otak ini berfungsi untuk
berfikir, mengendalikan pikiran, bicara, mengingat, bahkan
berbicara.
2. Cerebellum (Otak Kecil)
Otak ini berada dibawah lobis occipital otak besar berada di
belakang kepala, dan berhubunga dengan leher. Fungsinya otak
kecil (Cerebellum) ini adalah gerakan manusia, seperti
mengontrol gerak koordinasi antar otot, mengatur keseimbangan
tubuh, dan mengatur sikap dan posisi tubuh.
3. Brainteam (Batang Otak)
Batang otak (Brainsteam) ini funginya sebagai mengatur proses
pernafasan, proses denyut jantung, proses kerja ginjal, dan hal
lain yang vital bagi manusia.
4. Sistem limbik (Limbik Sistem)
Fungsi dari si emosi manusia, pusat data, pusat lapar, pusat
dorongan seks.

2.12 Susunan Saraf Perifer


Susunan saraf kranial perifer ada 12 yaitu:
Tabel. 2.1 Susunan syaraf kranial perifer

5
6

No Nama Jenis Fungsi


I Olfaktorius Sensori Menerima rangsangan dari hidung dan
mengantarkannya ke otak untuk diproses
sebagai sensasi bau.
II Optik Sensori Menerima rangsangan dari mata dan
menghantarkannya ke otak untuk
diproses sebagai persepsi visual.
III Okulomotorik Motorik Menggerakkan sebagian besar otot mata.
IV Troklearis Motorik Menggerakkan beberapa otot mata.
V Trigeminus Gabungan Sensori: menerima rangsangan dari
wajah untuk diproses diotak sebagai
sentuhan.
Motorik: menggerakkan rahang.
VI Abdusen Motorik Abduksi mata.
VII Fasialis Gabungan Sensorik: menerima rangsangan dari
bagian anterior lidah untuk diproses
diotak sebagaisensasi rasa.
Motorik: mengendalikan otot wajah
untuk menciptakan ekspresi wajah.
VIII Vestibulokoklear Sensori Sensori sistem vestibular:
is mengendalikan keseimbangan.
Sensori koklea : menerima
rangsangan untuk diproses diotak
sebagai suara.
IX Glosofaringeal Gabungan Sensori: menerima rangsangan dari
bagian posterior lidah untuk diproses
diotak sebagai sensasi rasa.
Motorik: mengendalikan organ-organ
dalam.
X Vagus Gabungan Sensori: menerima rangsangan dari
organ dalam.
Motorik: mengendalikan organ-organ
7

No. Nama Jenis Fungsi


dalam.
XI Aksesorius Motorik Mengendalikan pergerakan kepala.
XII Hipoglossus Motorik Mengendalikan pergerakan lidah.

tot lidah, menggerakkan lidah dan selaput lendir rongga mulut


2.1.3 Definisi
Cidera Otak Berat (COB) ialah suatu trauma yang terjadi pada fungsi
otak disertai atau tanpa perdarahan instertitial otak, tetapi kontinuitas otak
tidak terputus. Cedera kepala adalah suatu keadaan dimana terjadi benturan
dibagian kepala yang mengakibatkan kehilangan kesadaran atau tidak (Putri,
2016).
Cidera kepala ialah suatu trauma yang terjadi pada fungsi otak akibat
adanya benturan keras dibagian kepala disertai perdarahan didalam
substansi otak akan tetapi kontinuitas otak tidak terputus (Muttaqin, 2015).

2.1.4 Klasifikasi
Cidera Otak Berat (COB) dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan nilai
GCS (Gasglow Coma Scale) yaitu:
1. Cidera Otak Ringan (COR)
1) GCS 13 – 15
2) Tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan CT – Scan
3) Tidak membutuhkankan tindakan operasi
4) Dirawat di rumah sakit kurang lebih 48 jam
2. Cidera Otak Sedang (COS)
1) GCS 8 – 13
2) Ditemukan kelainan pada pemeriksaan CT – Scan
3) Memerlukan tindakan operasi pada perdarahan intrakranial
4) Dirawat di rumah sakit kurang lebih 48 jam
3. Cidera Otak Berat (COB)
1) Nilai GCS 3 – 8
2) Memerlukan tindakan operasi untuk perdarahan intrakranial
8

3) Bila dalam waktu 48 jam setelah trauma, nilai GCS 3 – 8


(Dewanto, 2009).

2.1.5 Etiologi
1. Trauma tajam
Penyebab cidera otak berat yaitu trauma pada kepala yang keras
dan terjadi perdarahan pada otak. Kerusakan lokal meliputi:
contusion serebral, hematom serebral, kerusakan otak sekunder
yang disebabkan perluasan masa lesi, pergeseran otak atau
hernia.
2. Trauma tumpul
Jika trauma benda tumpul menyebabkan cidera menyeluruh
(difusi) kerusakannya akann menyebar luas dan akan terjadi
dalam bentuk: cidera akson, kerusakan otak hipoksia,
pembengkakan otak menyebar, hemoragik kecil, multiple pada
otak koma terjadi karena cidera menyebar pada heimisfer,
serebral, batang otak, atau kedua-duanya. (Wijaya, 2016).

Penyebab dari Cidera Otak Berat (COB) itu juga bisa dari:
1) Bisa kecelakaan mobil, motor (kecelakaan lalu lintas)
2) Bisa perkelahian
3) Bisa jatuh dari ketinggian
4) Bisa cidera olahraga
5) Trauma tembak/bom
6) Kecelakaan rumah tangga
7) Kecelakaan kerja. Menurut (Ginsberg, 2015).

2.1.6 Manifestasi Klinis


1. Biasanya pada cidera otak, kesadaran seringkali menurun.
2. Biasanya terdapat kelainan pola nafas secara terus-menerus.
3. Kemungkinan respon pupil mengalami penurunan atau tidak
ada.
9

4. Kemungkinan sakit kepala dapat terjadi bersamaan dengan


peningkatan tekanan intrakranial.
5. Terkadang muntah dapat terjadi akibat peningkatan tekanan
intrakranial.
6. Terjadi perubahan perilaku, kognif, fisik pada gerakan otot dan
gangguan berbicara, hilang ingatan (Corwin,2015).

2.1.7 Patofisiologi
Trauma pada kepala disebabkan oleh benda tumpul maupun
benda tajam. Berat ringannya suatu trauma dilihat dari tempat atau
lokasi dan kekuatan saat terjadi benturan. Benturan keras yang terjadi
pada kepala mengakibatkan perdarahan pada kepala bagian dalam
yakni pada bagian pembuluh darah otak. Benturan tersebut juga bisa
mengakibatkan terputusnya kontinuitas kulit, jaringan kulit, otot atau
vaskuler. Perdarahan pada kepala bagian dalam mengakibatkan
peningkatan intrakranial sehingga mengakibatkan penurunan suplai
darah. Ketika suplai darah menurun jaringan otak tidak mendapatkan
oksigen yang cukup. Otak yang mengalami kekurangan oksigen
mengakibatkan perubahan perfusi jaringan serebral , penurunan fungsi
otak.
10

2.1.8 Pohon masalah/pathway


Trauma Kepala

Ekstra Kranial Tulang Kranial Intra Kranial

Terputusnya Terputusnya Jaringan Otak Rusak


kontinuitas Nyeri kontinuitas (Kontusio, Laserasi)
jaringan kulit, jaringan
otot, vaskuler
Perubahan Autorgulasi

G3 suplai darah Perubahan Kejang


perfusi
Perubahan jaringan - Obstruksi
iskemia
hematonom Aliran darah
Penurunan jalan napas keotak menurun
Hipoksia G3 fungsi otak kesadaran - Dispnea
Perubahan - Henti napas
sirkulasi - Perubahan
CSS G3 aliran Penurunan
keotak Deuresis pola napas O2
Peningkatan
TIK Suplai GI Resiko tidak Gangguan
Resiko
efektif jalan Metabolisme
aspirasi
- Mulai muntah napas
HCI gaster
- Pupil edema Asam laktat
Girus Medilis - pandangan Gangguan
Lobus Perdarahan Neurologis naik
temporali Lokal
tergeser Resiko kurang Odema otak
Hermatemesis
Hemiasi volume cairan melena
Defisit
Unkus
Neurologis Gangguan
Resiko syok perfusi
Mensifalon Hipovolemik cerebral
tertekan Gangguan
Persepsi
Kompresi Sensori
medulla Hemiasi
oblongata serebri

Gangguan Imobilisasi integritas


kesadaran Keterangan: Gb 2.1 Pohon masalah/pathway

Resiko Cidera Otak Berat (Padila, 2016)


Resiko tinggi gangguan
11

2.1.9 Pemeriksaan penunjang


Pemeriksaan penunjang radiograf tengkorak dapat
mengidentifikasi tempat terjadinya patah tulang. CT scan dapat
menidentifikasi tempat terjadinya perdarahan atau bekuan darah dan
MRI memastikan letak dan luas cidera. CT-Scan biasanya merupakan
perangkat diagnostik pilihan diruang kedaruratan. MRI adalah
perangkat diagnostik yang dilakukan dengan teknik pengambilan
gambar dan alat ini lebih canggih (Corwin, 2015).

2.1.10 Penatalaksanaan
Kemungkinan dilakukan pembedahan pada pembuluh darah
otak yang pecah agar dapat menghentikan perdarahan. Pengurangan
tekanan pembuluh darah otak dapat dilakukan dengan pengeboran
lebam didalam otak, yang disebut borr hole, mungkin diperlukan:
1. Mungkin juga dibutuhkan ventilasi mekanik.
2. Antibiotik diperlukan untuk cidera kepala terbuka guna untuk
mencegah infeksi.
Cara yang digunakan untuk menurunkan tekan pembuluh darah
intracranial dapat dilakukan dengan pemberian obat diuretik
dan obat anti inflamasi (Corwin, 2015).

2.1.11 Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada cidera otak berat yaitu: perdarahan
yang terjadi didalam otak baik cidera kepala terbuka maupun tertutup.
Perdarahan yang terjadi didalam otak mengakibatkan peningkatan
tekanan intrakranial yang berakibat pada sel neuro dan vaskuler
tertekan. Perdarahan yang terjadi didalam kepala dapat mengakibatkan
penurunan kesadaran (Corwin, 2015).

2.1.12 Pengertian Perfusi Jaringan Serebral


Perfusi jaringan serebral adalah suatu keadaan dimana seseorang
atau individu mengalami penurunan pemasokan oksigen kedalam
12

otak. Hal ini disebabkan karena adanya sumbatan atau pecahnya


kontinuitas pembuluh darah yang ada diotak. Sumbatan atau pecahnya
kontinuitas pembuluh darah diakibatkan oleh adanya benturan yang
sangat keras pada bagian kepala atau adanya benda asing yang masuk
dan merusak pembuluh darah otak.

2.1.13 Etiologi
1. Waktu tromboplastin parsial abnormal.
2. Waktu protombin abnormal.
3. Segmen ventikular kriakinetik.
4. Ateros klerosis aortic
5. Diseksi arteri
6. Fibrilasi abnormal
7. Miksoma atrial
8. Tumor otak
9. Stenosis karotis
10.Aneuresis maserebri

2.1.14 Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (TIK)


1. Hipertermi
2. Perubahan motorik dan sensorik
3. Perubahan bicara
4. Kejang
5. Hipertensi
6. Bradicardia
7. Pupil edema
8. Muntah proyektil

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Cidera Otak Berat (COB)


2.2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
13

Terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa medis, tanggal


MRS, kelurga yang dihubungi, catatan kedatangan, no. RM.
Keluhan Utama
Pasien mengalami penurunan kesadaran.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pernahkah ada riwayat luka berat yang mengenahi kepala
misalnya benturan keras dan langsung trauma di kepala.
Biasanya mengalami penurunan kesadaran, konvulsi, muntah,
sakit kepala, lemah, serta dapat disertai koma.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
pernahkahada riwayat hiperkapnea, riwayat cidera kepala
sebelumya, diabetes mellitus,anemia, penyakit jantung,
penggunaan obat –obatan anti koagulan, obat-obat adiktif,
alkohol.
4. Riwayat penyakit keluarga
Pernahkah ada riwayat penyakit degeneratife hipertensi dan
diabetes mellitus.
5. Riwayat psikososial
Siapa pengasuh klien, interaksi sosial, teman bermain, peran ibu,
keyakinan agama atau budaya.

2.2.2 Pola fungsi kesehatan


1. Pola persepsi
Menggambarkan persepsi keluarga klien terhadap penyakit yang
diderita oleh klien tentang pengetahuan dan penatalaksanaan
penderita cidera otak berat dengan perubahan perfusi jaringan
serebral.
2. Pola nutrisi
Penderita cidera otak berat sering mengeluh dengan anoreksia,
mual, muntah yang mengakibatkan berat badan menurun.
3. Pola eliminasi
14

Pola eliminasi terjadi perubahan pola berkemih (polyuria,


nokturia, anuria) letih, lemah, sulit bergerak/berjalan, kram otot,
tonus otot menurun.
4. Pola aktivitas/istirahat
Pola aktivitas/istirahat klien tidak sadarkan diri (koma), lemah,
sulit bergerak, tonus ototmenurun.
5. Nilai dan keyakinan
Hasil gambaran tentang cidera otak berat tentang penyakit yang
di deritanya menurut agama dan kepercayaan, kecemasan, dan
tujuan kesembuhan dan harapan akan sakitnya.

2.2.3 Pemeriksaan fisik


Biasanya mengalami penurunan kesadaran, kadang mengalami
gangguan komunikasi bicara yaitu sulit dimengerti, tanda – tanda
vital: meningkatnya tekanan darah, denyut nadi bervariasi.
1. B1 (Breathing)
Pada inspeksi, didapatkan klien lemah, sesak nafas dan
peningkatan frekuensi nafas. Saat auskultasi terdengar suara
nafas tambahan yaitu ronchi dengan penurunan tingkat
kesadaran (koma).
2. B2 (Blood)
Pada klien cidera otak berat biasanya sistem kardiovaskuler
didapatkan renjatan shock hipovolemik. Tekanan darah biasanya
mengalami peningkatan dan dapat terjadi hipertensi masif
(tekanan darah > 180 mmHg).
3. B3 (Brain)
Pasien koma, GCS: 1-X-X (verbal tidak bisa dikaji karena
menggunakan respirator). Sklera putih, pupildilatasis/midriasis
kanan. Terjadi cidera kepala bagian kanan dan ada epidural
hematom kanan, post trepanasi.
4. B4 (Bladder)
15

Klien terpasang dower kateter dengan produksi urine ± 1.500


cc / hari.
5. B5 (Bowel)
Klien untuk makan dan minum di bantu dengan susu lewat NGT
dan cairannya infus.
6. B6 (Bone)
Klien untuk bergerak sendi terbatas, hemiplegi kiri. Ekstremitas
atas dan bawah terdapat luka lecet. Akral hangat, turgor cukup,
warna kulit agak pucat.

2.2.4 Diagnosa keperawatan


1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungandengan edema
otak.
2. Ketidakefektifan pola nafas behubungan dengan depresi pada
pusat nafas di otak.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas behubungan dengan
penumpukan sputum.
4. Keterbatasan aktifitas behubungan dengan penurunan kesadaran
(sopor-koma).

Tabel. 2.2 Rencana Asuhan Keperawatan (Nanda NOC dan NIC


2015)
Diagnosa Keperawatan NOC NIC
Perubahan Tekanan Perawatan sirkulasi :
16
perfusijaringan serebral darahsistole alat bantumekanik
b/d odema otak. Tekanan darah 1. Lakukan penilaian
Definisi: diastole sirkulsiperifer
Penurunansirkulasi Tekanan nadi secara
darah yangdapat Tekanan darah komprehensif(sep
menggangguotak. rata-rata erti mengecek
BatasanKarakteristik: Kekuatan nadi nadi
Diagnosa keperawatan NIC NOC
1. Keterlambatan luka karotis kanan perifer,edema,
perifer. Kekuatan waktu pengisian
2. Nyeri ekstremitas. nadikarotis kiri kapiler,dan suhu
3. Penurunan nadi Kekuatan ekstremitas).
perifer. nadibrakialis 2. Monitor
4. Perubahan fungsi kanan kemampuan
motoric. Kekuatan sensori dan
5. Tidak ada nadi nadibrakialis kiri Kognitif.
perifer. Kekuatan 3. Monitor
6. Klaudikasi nadifemoralis ketidaknyamanan
intermiten kanan atau nyeri dada.
Kekuatan 4. Evaluasi tekanan
Faktor yang nadifemoralis arteri pulmonal,
berhubungan kiri tekanan darah
1. Stenosis karotik Saturasi oksigen sistemik, cardiac
2. Embolism Edema perifer output.
3. Cidera kepala Suara nafas 5. Observasi tanda-
4. Stenosis mitral tambahan tanda
5. Neoplasma otak Ansietas hemodialisis.
6. Keabnormalan Distensi vena 6. Berikan anti
masa protombin leher keagulan dan
dan/ atau masa Bising pembuluh antitrombolitik
tromboplastin darah besar sesuai instruksi.
parsial 7. Berikan transfusi
7. Penurunan kerja darah yang sesuai.
ventrikel kiri 8. Monitor nilai
8. Asteroklerosis dada elektrolit, BUN,
9. Tumor otak dan kreatinin
10. Efek samping setiap hari.
tindakan. 9. Monitor intake
dan output cairan
17

2.2.5 Impementasi Keperawatan


Implementasi merupakan suatu tindakan atau penatalaksanaan
perencanaan tindakan keperawatan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Penatalaksanaan meliputi tindakan yang dilakukan perawat, mengobservasi
respon klien selama dan setelah tindakan asuhan keperawatan,
pendokumentasian (Rohmah, 2016).

2.2.6 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan tahapan untuk menilai apakah rencana
keperawatan sesuai dengan rencana yang ditetapkan dalam tujuan dalam
keperawatan. Selain itu evaluasi bertujuan untuk melakukan pengkajian
ulang (Padila, 2016).
18
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain yang akan digunakan dalam studi kasus ini ialah penelitiannya
tentang status subjek yang diteliti, subjeknya bisa individu, kelompok,
lembaga, maupun masyarakat yang berkenaan dalam suatu bagian yang
lebih khusus dari keseluruhan individu. Yang bertujuan untuk memberi
gambaran lengkap tentang latar belakangnya, sifat, serta karakteriktik yang
khas dari kasus yang di teliti (Nazir, 2015).
Dalam studi kasus ini penelitian dilakukan untuk menegembangkan
asuhan keperawatan pada pasien Cidera Otak Berat (COB) dengan masalah
perubahan Perfusi Jaringan Serebral di ruang HCU Melati RSUD Bangil
Pasuruan tahun 2019.

3.2 Batasan Istilah


Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah :
1. Asuhan Keperawatan merupakan serangkaian kegiatan keperawatann
yang direncanakan, pengimplementasian dari rencana tindakan asuhan
keperawatan dan evaluasi dari seluruh tindakan yang sudah diberikan
kepada klien.
2. Klien adalah seseorang yang menerima pelayanan secara profesional
dari individu atau sebuah kelompok. Dalam studi kasus ini, subjek
yang diteliti terdiri dari dua pasien dengan masalah keperawatan dan
diagnosa medis yang sama yakni Cidera Otak Berat (COB) dengan
masalah Perubahan Perfusi Jaringan.
3. Cidera Otak Berat (COB): Traumatic Brain Injury (TBI) adalah terjadi
karena kekuatan mekanik luar menyebabkan disfungsi otak yang
berasal dari pukulan keras ke kepala atau luar tubuh salah satunya
adalah penyebab kematian atau kecacatan dan sebagian besar terjadi
akibat kecelakaan lalu lintas.

18
19

4. Perubahan perfusi jaringan serebral adalah perubahan yang terjadi


pada otak diakibatkan karena otak mengalami kekurangan oksigen.

3.3 Partisipan
Partisipan adalah orang orang ikut berperan atau berpartisipasi atau ikutserta
pada suatu kegiatan. Partisipan yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini
terdiri dari 2 orang klien yang dirawat di RSUD Bangil Pasuruan dengan
diagnosa Cidera Otak Berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi
jaringan serebral.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.4.1 Lokasi Penelitian
Tempat yang digunakan untuk penyusunan KTI studi kasus ini
ialah diruang HCU melati dirumah sakit Bangil Pasuruan yang
beralamat Jl. Raci Bangil, Masangan, Bangil, Pasuruan, jawa timur.
3.4.2 Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk penyusunan KTI studi kasus ialah studi
kasus individu (dirumah sakit) waktu sejak klien pertama kali masuk
rumah sakit sampai pulang dan atau klien yang dirawat minimal 3
hari.

3.5 Pengumpulan Data


Dalam studi kasus ini Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
1. Wawancara
Sumber yang didapat dari hasil wawancara dengan keluarga pasien
dengan menjaga privaci klien.
2. Observasi
Peneliti melakukan pemeriksaan menggunakan metode had to toe
dengan pendekatan IPPA: Inspeksi (melihat), Palpasi (meraba),
Perkusi (mengetuk), Auskultasi (mendengar) pada anggota tubuh
klien.
3. Studi dokumentasi
20

Dokumentasi dan angket merupakan kumpulan informasi dari suatu


dokumen. Sumbernya bisa berupa laporan, catatan harian, foto
biografi, dan lain-lain (Anggraeni, 2015). Pada dokumentasi ini,
peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan keluarga pasien, catatan hasil keperawatan, pemeriksaan
penunjang.

3.6 Uji Keabsahan Data


Uji keabsahan data dalam studi kasus dilakukan dengan:
Memperpanjang waktu pengamatan: dalam kasus ini waktunya yang di
tentukan ialah 3 hari, akan tetapi jika belum mencapai validitas yang
diinginkan maka waktu untuk mendapatkan data studi kasus bisa
diperpanjang satu hari. Sehingga yang diperlukan ialah 4 hari dalam studi
kasus ini.
1. Metode triangulasi merupakan metode pengumpulan data dengan
carapenggabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang ada. Dalam studi kasus ini digunakan penggabungan teknik
pengumpulan data sepe rti dari wawancara, observasi dan dari studi
dokumentasi.

3.7 Analisis Data


Proses mengumpulkan data dan menyusun data kedalam sebuah format
penyusunan karya tulis ilmiah sehingga membentuk sebuah tema dan
penulis dapat menyusun hipotesa kerja. Data dari awal sampai akhir
dianalisis oleh penulis. Analisa data dilakukan dengan penyusunan hasil
wawancara, asuhan keperawatan, pemeriksaan penunjang hingga
membentuk sebuah tema. Tenik analisa yang digunakan dalam penulisan
karya tulis ilmiah ini dengan cara menceritakan jawaban-jawaban dari
sumber penelitan yang dalam hal ini adalah klien dan keluarga klien dengan
cara wawancara. Dari hasil wawancara dengan keluarga klien,
mengobservasi klien, dan dokumentasi peneliti mendapatkan data. Dari data
21

tersebut peneliti membandingkan dengan penelitian dan teori-teori yang


sudah ada sebelumnya (Anggraeni, 2015).
Urutan yang digunakan dalam menganalisis adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan data
Data yang dihasilkan dari hasil wawancara dengan keluarga pasien, hasil
observasi pada pasien dan dokumentasi keperawatan dikumpulkan
hingga membentuk sebuah tema. Dari beberapa data tersebut, data
dikelompokkan menjadi satu hingga membentuk sebuah laporan asuhan
keperawatan. Sedangkan isi data tersebut berisi tentang klien, penkajian,
diagnosis, perencaan (intervensi), penatalaksanaan (implementasi) dan
evaluasi.
2. Mereduksi data
Data yang dihasilkan dari hasil wawancara dengan keluarga klien, hasil
observasi pada klien dan dokumentasi keperawatan dikelompokkan
menjadi satu kesatuan hingga membentuk sebuah tema. Dari tema
tersebut penulis bisa membuat sebuah laporan asuhan keperawatan.
Kemudian penulis membandingkan dengan data yang sudah ada
sebelumnya atau dari berbagai literatur dan buku-buku keperawatan
lainnya.
3. Penyajian data
Penulis menyajikan data dalam bentuk narasi, tabel dan gambar yang
dihasilkan dari data obyektif dan subyektif. Sumber informasi, data-data
klien serta hal lain yang berhubungan dengan klien dijamin
kerahasiaannya.
4. Kesimpulan
Data dihasilkan dari wawancara, mengobservasi, dokumentasi kemudian
dikelompokkan hingga membentuk sebuah tema. Dari tema tersebut
penulis bisa membuat sebuah laporan asuhan keperawatan. Isi dari
laporan asuhan keperawatan tersebut meliputi: pengkajian, diagnosis,
intervensi (perencanaan), implementasi (penatalaksanaan), dan evaluasi.
Kemudian laporan asuhan keperawatan tersebut dibandingkan dengan
laporan yang sudah ada sebelumnya atau literatur atau buku-buku
22

keperawatan lainnya guna mengembangkan asuhan keperawatan pada


masalah ini.

3.8 Etika Penelitian


Prinsip etik yang perlu dicantumkan dalam penelitian antara lain:
1. Prinsip manfaat
1) Subjek bebas dari penderitaan: penelitian yang dilakukan tidak
mengakibatkan penderitaan pada subjek.
2) Bebas dari eskploitasi: menghindarkan klien dari hal yang tidak
menguntungkan. Informasi yang didapat dari partisipan tidak
digunakan yang bisa merugikan klien.
3) Resiko (benefits ratio)
Dalam mempertimbangkan resiko peneliti harus berhati-hati
akan akibat tindakan yang diberikan oleh subjek.
2. Prinsip saling menghargai
1) Hak untuk menerima atau menolak menjadi rsponden.
2) Hak responden untuk tidak menjawab pertanyaan yang bersifat
rahasia tentang klien.
3) Inform Consent menjadi responden untuk menghindari adanya
tuntutan dilain hari.
4) Hak untuk menjaga kerahasiaan klien.
3. Prinsip keadilan
1) Tidak membedakan asuhan keperawatan antara klien 1 dan klien 2
atau klien lainnya.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Lokasi Tempat Pengumpulan Data
Pengkajian dilakukan di RSUD Bangil Jl. Raya Raci Masangan
No. 9 Bangil Ruang HCU melati, dengan kapasitas 15 tempat tidur
dengan klien 1 yang akan diperiksa dan disertai ruangan AC yang
sangat bersih dan luas. Yang jaga di HCU terdiri perawat 19 orang.

4.1.2 Pengkajian
1. Identitas Klien
Tabel 4.1 Identitas klien dengan Cidera Otak Berat (COB)
IDENTITAS KLIEN KLIEN 1 KLIEN 2
Nama Ny.S Tn.R
Umur 56 th 22 th
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan IRT Swasta
Status perkawinan Kawin Belum kawin
Alamat Pasuruan Propolinggo
Suku/bangsa Jawa Jawa
Tanggal MRS 14-april-2019 20-april-2019
Tanggal pengkajian 14-aprilt-2019 20-april-2019
Jam masuk 13.30 19.20
No RM 00-29-xx 00-39-xx
Diagnosa masuk COB COB

23
24

2. Riwayat Penyakit
Tabel 4.2 Daftar riwayat penyakit klien dengan Cidera Otak Berat
(COB)
RIWAYAT Klien 1 Klien 2
PENYAKIT
Keluhan Klien koma Klien tidak sadarkan diri
utama
Riwayat Keluarga pasien Keluarga pasien
penyakit mengatakan pasien mengatakan pasien mau
sekarang kecelakaan lalu kerumah temennya
lintas jalan dengan mengendarai
ditabrak oleh motornya dengan
sepeda motor ada kecepatan tinggi, pasien
pendarahan di menabrak motor di
kepalanya dan depannya pasien tidak
tidak sadarkan diri. sadarkan diri dan
Pasien langsung di kepalanya mengalami
bawa ke RSUD pendarahan. Dan akhirnya
Bangil Pasuruan pasien dibawa ke RSUD
untuk pemeriksaan Bangil Pasuruan langsung
lebih lanjut dan di periksa dokter dan
perawatan. dilakukn perawatan.
Riwayat Keluarga pasien Keluarga pasien
penyakit mengatakan tidak mengatakan tidak pernah
dahulu pernah mengalami mengalami penyakit
penyakt seperti ini seperti ini sebelumnya.
sebelumnya.
Riwayat Keluarga pasien Keluarga pasien
keluarga mengatakan tidak mengatakan tidak pernah
pernah mengalami mengalami COB.
COB.
25

RIWAYAT Klien 1 Klien 2


PENYAKIT
Riwayat Pasien hanya bisa Pasien hanya istirahat
psikososial bed rest/istirahat total di tempat tidurnya
total di tempat
tidur dan tidak bisa
aktivitas dari
sebelumnya.
Pengkajian Keluarga pasien Keluarga pasien selalu
spiritual selalu berikhtiar berdoa demi kesembuhan
lahir batin untuk pasien, pasien tidak
kesembuhannya, pernah melakukan
pasien jarang sembahyang di rumah
melakukan sakit.
beribadah.

3. Perubahan pola kesehatan (pendekatan Gordon/ pendekatan


system)
Tabel 4.3 Daftar pola kesehatan klien dengan Cidera Otak Berat
(COB)
POLA Klien 1 Klien 2
KESEHATAN
Pola nutrisi Keluarga klien Keluarga klien
mengatakan mengatakan
sebelum sakit klien sebelum sakit klien
makan 3x/hari makan 3x/hari
dengan menu nasi, dengan nasi, sayur,
sayur, lauk-pauk, lauk-pauk. Ketika
buah dan minumnya saat sakit klien
air putih 1.500 terpasang NGT
ml/hari.Ketika sakit, makan minum
POLA
26

KESEHATAN KLIEN 1 KLIEN 2

klien terpasang lewat sonde. Yang


NGT/ selang makan masuk di sonde
yang masuk hanya hanya susu dan air
susu dan air putih putih.
lewat selang sonde.
Pola eliminasi Keluarga pasien Keluarga pasien
mengatakan mengatakan
dirumah BAK dirumah BAK
6x/hari, warna 4x/hari, warna
kuning jernih, dan kuning jernih, dan
BAB 1x/hari warna BAB 1x/hari keras,
kuning, bau khas warna kuning, bau
feses. Saat sakit khas feses. Ketika
pasien BAK di rumah sakit,
terpasang kateter pasien BAK
dengan jumlah per 6 terpasang kateter
jam sebanyak 1.500 dengan jumlahnya
cc/jam. BAB 1x/hari 1.000 cc/hari. BAB
pada pagi hari keras bau khas
lembek, warna feses, warna
kuning kuning.
Pola Keluarga pasien Keluarga pasien
istirahat/tidur mengatakan di mengatakan saat
rumah saat siang dirumah saat siang
klien tidak pernah tidur 1 jam. Kalau
tidur siang, dan tidur tidur malam 5-6
malem 7-8 jam/hari. jam. Dan ketika di
Ketika di RS, klien rumah sakit, pasien
belum sadar. hanya bed rest di
tempat tidur belum
27

POLA KLIEN 1 KLIEN 2


KESEHATAN sadar.
Pola aktivitas Disaat klien Ny.S Disaat klien Tn.R
ketika dirumah, ketika dirumah,
keluarga klien keluarga klien
mengatakan mengatakan selalu
melakukan aktivitas melakukan
dengan mandiri aktivitas dengan
tetapi di rumah mandiri. Dan disaat
sakit, klien semua sakit semua
aktivitas dibantu aktivitas dibantu
oleh keluarganya oleh keluarganya.
Pola produksi Keluarga pasien Ny. Keluarga pasien
seksual S mengatakan sudah Tn.R mengatakan
tidak ingin masih ada
menginginkan anak keinginan untuk
karena umurnya melakukan
sudah tua. Ny.S hubungan seksual,
sudah menikah dan Tn. R belum
memiliki 3 orang kawin.
anak.

4. Pemeriksaan fisik (head toe-to/ pendekatan sistem).


Tabel 4.4 Daftar pemeriksaan fisik pasien dengan Cidera Otak
Berat (COB).
Observasi Klien 1 Klien 2
S 37,8 37,5
N 94x/menit 90x/menit
TD 103/53 96/53
RR 25x/menit 23x/menit
SPO2 100% 98
GCS 1-2-2 2-2-4
28

Observasi Klien 1 Klien 2


Kesadaran Koma, CRT > 2 Sadar CRT > 3
detik detik
Keadaan umum Lemah, tidak Lemah, muntah,
muntah, terdapat terdapat luka di
luka di kepala kepala kanan atas.
sebelah kiri bawah
dan odema di dahi
kanan.
Pemeriksaan fisik
head toe-to
Kepala Inspeksi: Wajah Inspeksi: Wajah
berbentuk bulat, oval, warna
rambut berwarna rambut hitam,
hitam, panjang, penek, kulit
kulit kepala kotor kepala kotor dan
dan bau. bau
Mata Inspeksi: Mata Inspeksi: Mata
kanan dan kiri kanan dan kiri
simetris. simetris,
Hidung Inspeksi: tidak ada Inspeksi: Ada
polip, tidak ada polip, tidak ada
secret, terpasang secret, terpasang
oksigen Jackson oksigen NRBM
reese. 10 liter/menit.
Telinga Inspeksi: Telinga Inspeksi: Telinga
kanan dan kiri kanan dan kiri
simetris, tidak simetris, tidak
menggunakan alat menggunakan alat
bantu pendengaran. bantu
Palpasi: tidak ada pendengaran.
benjolan pada Palpasi: idak ada
29

Observasi klien 1 klien 2


telinga. benjolan pada
telinga.
Mulut dan gigi Inspeksi: Ada Inspeksi: Ada
karies gigi, mukosa karies gigi, pucat,
bibir kering dan mukoa bibir
pucat, klien tidak kering.
menggunakan gigi
palsu dan lidahnya
bersih.
Leher Inspeksi: Tidak ada Inspeksi: Tidak
benjolan pada ada benjolan pada
leher, Palpasi: tidak leher. Palpasi:
ada pembesaran tidak ada
kelenjar tiroid. pembesaran
kelenjar tiroid.
Thoraks dan paru- Inspeksi: simetris Inspeksi: Simetris
paru kanan kiri, bentuk kanan kiri, bentuk
dada normal chest, dada normal
tidak ada tarikan chest, tidak ada
intercosta saat tarikan intercostal
bernafas, saat bernafas,
pergerakan dada pergerakan dada
saat inspirasi dan saat inspirasi dan
ekspirai tidak ekspirasi normal.
normal Payudara normal.
(tachypnea).
Payudara normal,
tidak ada jejas.
Jantung Palpasi: Tidak ada Palpasi: Tidak ada
nyeri tekan. nyeri tekan.
Auskultasi: suara Auskultasi: suara
30

Observasi klien 1 klien 2


nafas vesikuler. nafas vesikuler.
Palpasi: Denyut Palpasi: denyut
nadi teraba. nadi teraba.
Abdomen Inspeksi: abdomen Inspeksi:
simetris, datar, abdomen simetris,
tidak ada luka, datar, tidak ada
tidak ada jejas. luka, tidak ada
Palpasi: Tidak ada jejas. Palpasi:
nyeri tekan. tidak ada nyeri
Auskultasi: bising tekan. Auskultasi:
usus 30 x/menit. bising usus 32
x/menit.
Genetalia Inspeksi: Nampak Inspeksi: ada
keputihan, Nampak bekas garukan,
bekas garukan di gatal-gatal.
sekitar genetalia.
Muskuloskeletal Ekstremitas atas: Eksremitas atas:
Pasien tidak bisa Pasien tidak bisa
menggerakkan menggerakkan
tangannya. tangan
Terdapat luka sendiri.Terdapat
bagian siku. Dan luka di siku kanan
terpasang infus Ns dan terpasang Ns
20 tpm. 20 tpm.

Ektremitas bawah: Ekstremitas


Pasien tidak bisa bawah: Pasien
menggerakkan tidak bisa
kakinya sendiri. menggerakkan
kakinya sendiri
31

5. Pemeriksaan Diagnostik.
Tabel 4.5 Daftar pemeriksaan diagnostik pasien dengan Cidera
Otak Berat (COB)
Pemeriksaan diagnostik Ny. S Pemeriksaan diagnostik
Tn. R
1. Laboratorium: Terlampir. 1. Laboratorium:
Terlampir.
2. Foto rontgent: foto thorax 2. Foto rontgent: foto
AP, cervical AP/ lat ankle D: thorax AP tanggal 20
Tanggal 14 maret 2019 maret 2019
Pemeriksaan laboratorium: 3. Pemeriksaan
Tangga 14 maret 2019 laboratorium: Tanggal
20 maret 2019
32
32

Tabel 4.6 Daftar pemeriksaan laboratorium pasien dengan Cidera


Otak Berat (COB)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
normal
HEMATOLOGI DL Klien 1 Klien 2
Leukosit (WBC) 26,27 13,96 3,70-10,1
Neutrofil 23,8 12,7
Limfosit 1,8 0,7
Monosit 0,5 0,6
Eosinofil 0,0 0,0
Basofil 0,2 0,0
Netrofil % 90,8 90,7 % 39,7-73,7
Limfosit % 6,8 4,8 % 18,0-48,8
Monosit % 1,8 4,1 % 4,40-12,7
Eosinofil % 0,1 0,1 % 0,600-7,30
Basofil % 0,6 0,3 % 0,00-1,70
Eritrosit (RBC) 2,750 3,526 106/ μL 4,6-6,2
Hemoglobin (HGB) 7,43 9,18 g/dL 13,5-18,0
Hematokrit (HCT) 23,03 27,51 % 40-54
MCV 83,76 78,01 μm3 81,1-96,0
MCH 27,02 26,02 Pg 27,0-31,2
MCHC 32,26 33,35 g/dL 31,8-35,4
RDW 17,43 12,98 % 11,5-14,5
PLT 246 156 103/ μL 155-366
MPV 6,214 7,614 Fl 6.90-10,6
KIMIA KLINIK
ELEKTROLIT
ELEKTROLIT
SERUM
Natrium (Na) 139,30 142,90 Mmol/ 135-147
L
Kalium (K) 4,16 3,19 Mmol/ 3,7-5
33

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai


normal
L
Klorida (CI) 103,30 104,50 Mmol/ 95-105
L
Kalsium Ion 1,170 1,220 Mmol/ 1,16-1,32
L
34

Tabel 4.7 Daftar terapi obat pasien dengan Cidera Otak Berat
(COB)
Klien 1 Klien 2
Inf. Ns 20 tpm Inf. Ns 20 tpm
Inj. Mannitol Inj. Mannitol
Inj. (IV) 2x4 mg Inj. Formacin (IV) 2x2
Ondansentro gram
n
Inj.Antrain (IV) 2x1 mg Inj.ondansentron (IV)2x4 mg
Inj. Lavenox (IV) 3x500 Inj.antrain (IV)3x1 gram
mg
Inj. (IV) 3x100 Inj. phenotoin (IV)3x100
Phenotoin mg mg
Inj. Ranitidin (IV) 2x1 mg
Inj. (IV) 3x3g
Piracetam ram
35
35

4.1.3 Analisa Data


Klien 1
Data Etiologi Masalah
Data subyektif: Odema otak Perubahan perfusi
Klien tidak sadarkan jaringan serebral
diri
Data obyektif :
Keadaan umum jelek,
lemah, tidak muntah,
mukosa bibir kering,
kesadaran koma GCS
1-2-2, CRT > 2 detik.
TTV
TD: 103/58 mmHg
N: 94 x/menit
S: 37,8
RR: 25 x/menit
SPO2: 100 %:
Klien tampak lemah,
terdapat luka di kepala
dengan kedalaman 4
cm dan terpasang
infus Ns 20 tpm

Data subyektif: Odema otak Perubahan perfusi


Klien tidak sadar jaringa serebral
Data obyektif :
Keadaan umum jelek,
lemah, muntah,
mukosa bibir kering,
kesadaran koma GCS
2-2-4, CRT > 3 detik.
Etiologi Masalah
36

Data
TTV
TD: 96/53 mmHg
N: 90 x/menit
S: 37,5
RR: 23 x/menit
SPO2: 98%:
Klien tampak lemah,
terdapat luka di kepala
dengan kedalaman 6
cm dan terpasang
infus Ns 20 tpm

4.1.4 Diagnosa Keperawatan


Data Etiologi Masalah
Klien 1 Trauma kepala Perubahan perfusi
37
Data subyektif: klien jaringan serebral
koma. Ekstra kranial berhubungan dengan
Data obyektif: odem otak
Keadaan umum Terputusnya

lemah, tidak muntah, kontinuitas jaringan

mukosa bibir kering, kulit, otot, vaskuler

kesadaran koma
GCS 1-2-2, CRT > 2 G3 suplai darah

detik.
Iskemia
TTV
TD: 90/50 mmHg
Hipoksia
N: 100 x/menit
S: 37
Perubahan perfusi
RR: 27x/menit
jaringan
SPO2: 90 %
Klien terlihat lemah, masalah
Etiologi
Data
akral hangat,
terdapat luka di
bagian kepala
dengan kedalaman 4
cm, terpasang infus
Ns 20 tpm.

Klien 2 Trauma kepala Perubahan perfusi


Data subyektif: jaringan serebral
Klien sadar Ekstra kranial berhubungan dengan
Data obyektif: odema otak.
Keadaan umum Terputusnya

lemah, muntah, kontinuitas jaringan

mukosa bibir kering, kulit, otot, vaskuler

kesadaran koma,
GCS 2-2-4, CRT > 3 G3 suplai darah

detik.
Iskemia
TTV
TD: 100/53 mmHg
Hipoksia
N: 90 x/menit
S: 36,6
Perubahan perfusi
RR: 23 x/menit
38

4.1.5 Intervensi Keperawatan


Diagnosa NOC NIC
keperawatan
Klien 1 Tujuan: Perawatan sirkulasi:
Ny. S Setelah dilakukan alat bantu mekanik
Perubahan asuhan keperawatan 1. Lakukan penilaian
perfusi jaringan 3x24 jam di sirkulasi perifer
serebral harapkan tidak secara
berhubungan mengalami odema komprehensif
dengan odema otak. (seperti mengecek
otak Kriteria hasil: nadi perifer,
1. Tekanan darah edema, waktu
systole pengisian kapiler,
2. Tekanan darah dan suhu
diastole ekstremitas).
3. Kekuatan nadi 2. Monitor
karotis kanan kemampuan
4. Kekuatan nadi sensori dan
brakialis kanan kognitif.
5. Saturasi oksigen 3. Monitor tingkat
6. Suara nafas ketidaknyamanan
tambahan atau nyeri dada.
7. Distensi vena 4. Evaluasi tekanan
leher arteri pulmonal,
8. Edema perifer tekanan darah
sistemik, cardiac
output.
5. Berikan tranfusi
darah yang sesuai.
Penilaian:

Diagnosa 1. Sangat tergangu

keperawatan 2. Banyak
39

NOC NIC

3. terganggu
4. Cukup terganggu
5. Sedikit terganggu
6. Tidak terganggu

Klien 2 Tujuan: Setelah Perawatan sirkulasi:


Tn. R dilakukan asuhan alat bantu mekanik
Perubahan keperawatan 3x24 1. Lakukan penilaian
perfusi jaringan jam di harapkan sirkulasi perifer
serebral tidak mengalami secara komprehensif
berhubungan odema otak. (seperti mengecek
dengan odema Kriteria hasil: nadi perifer, edema,
otak 1. Tekanan darah waktu pengisian
systole kapiler, dan suhu
2. Tekanan darah ekstremitas).
diastole 2. Monitor
3. Kekuatan nadi kemampuan sensori
karotis kanan dan kognitif.
4.Kekuatan nadi 3. Monitor tingkat
brakialis kanan ketidaknyamanan
5. Saturasi oksigen atau nyeri dada.
6. Suara nafas 4. Evaluasi tekanan
tambahan arteri pulmonal,
7. Distensi vena tekanan darah
leher sistemik, cardiac
8. Edema perifer output.
Penilaian: 5. Berikan tranfusi
1. Sangat terganggu. darah yang sesuai.
2. Banyak
Diagnosa
terganggu.
keperawatan
40

NOC NIC

3.Cukup terganggu.
4. Sedikit terganggu.
5. Tidak terganggu

4.1.6 Implementasi Keperawatan


Klien 1 Ny. S
Implementasi
Waktu Hari/tanggal Hari/tanggal Hari/tanggal Paraf
15 april 2019 15 april 2019 16 april 2019
08.00 Melakukan 15.00 21.00
bina hubungan Melakukan Melakukan
saling percaya rawat luka. rawat luka.
pada keluarga
pasien untuk
menjalin kerja
sama yang baik
dan
komunikasi
terapeutik
08.15 Mengobservasi 15.30 21.30
tanda-tanda Melakukan Melakukan
penurunan personal oral verbed setiap
perfusi hygiene hari untuk
jaringan mencegah
serebral terjadinya
infeksi dan
luka baru atau
decubitus.
08.45 Memonitor 15.45 22.00
oksigen sesuai Mengganti Melakukan
41

Waktu Hari/tanggal hari/tanggal hari/tanggal Paraf


instruksi verbed klien tranfusi darah
dokter. untuk
mencegah
infeksi
09.00 Mengatur 16.00 22.30
posisi tidur Memonitor Memonitor
yang nyaman oksigen sesuai tanda-tanda
bagi klien. instruksi TIK.
dokter.
09.15 Melakukan 16.30 22.45
kolaborasi Melakukan Melakukan
obat-obatan kolaborasi kolaborasi
(injeksi iv tindakan obat- obat-obatan
antrain 1 gram, obatan antrain piracetam 3x1
ondansentron 4 1 gram, gram, kalnex
gram, formacin ondansentron 4 3x500 mg,
2 gram). mg, formacin 2 phenytoin 2x1
gram). ampul
09.45 Mengkaji 17.00 23.00
tingkat Melaukan Mengkaji
kesadaran mobilisasi tingkat
klien. ROM aktif kesadaran
seperti miring klien.
kanan 5 menit,
kiri 5 menit
10.00 Memonitor 17.10 23.15
tanda-tanda Melakukan Memonitor
TIK. pemberian oksigen sesuai
oksige Nrbm instruksi
10 liter/menit. dokter.
10.30 Melakukan 18.00 23.30
42

Waktu Hari/tanggaltra Hari/tanggal Hari/tanggal Paraf


nsfui drah Menilai tingkat Melakukan
kesadaran mobilisasi
klien. ROM aktif
seperti fleksi,
ekstensi,
miring kanan,
kiri.

Klien 2 Tn .R
Waktu Hari / tanggal Hari / tanggal Hari / tanggal Paraf
20 april 2019 20 april 2019 20 april 2019
20.00 Melakukan 14.00 08.00
bina hubungan Melakukan Melakukan
saling percaya rawat luka. rawat luka.
pada keluarga
pasien untuk
menjalin kerja
sama yang baik
dan
komunikasi
terapeutik.
20.15 Mengobservasi 14.30 08.30
tanda-tanda Mengatur Melakukan
penurunan posisi tidur verbed setiap
perfusi yang nyaman hari untuk
jaringan bagi klien mencegah
serebral. yaitu bagian terjadinya
kepala lebih infeksi dan
tinggi dari luka baru atau
badan decubitus.
20.45 Memonitor 14.45 09.00
43

Waktu Hari/tanggal Hari/tanggal Hari/tanggal Paraf


oksigen sesuai Mengobservasi Mengatur
instruksi tanda-tanda posisi nyaman
dokter. penurunan bagi klien
perfusi (semi fowler).
jaringan
serebral
21.00 Mengatur 15.00 09.30
posisi tidur Memonitor Memonitor
yang nyaman oksigen sesuai tanda-tanda
bagi klien. instruksi TIK.
dokter.
21.15 Melakukan 15.30 09.45
kolaborasi Melakukan Melakukan
obat-obatan kolaborasi kolaborasi
(injeksi iv tindakan obat- obat-obatan
Ondansentron obatan piracetam 3x1
40 mg, ondansentron gram, kalnex
santagesic 1 40 mg, 3x500 mg,
gram, ceftriaxone 1 phenytoin 2x1
ceftriaxone 1 gram, ampul
gram, citicollin santagesic 1
500 mg, gram, citicollin
piracetam 3 500 mg.
gram
21.45 Mengkaji 16.00 10.00
tingkat Mengkaji Mengkaji
kesadaran tingkat tingkat
klien. kesadaran kesadaran
klien klien.
22.00 Memonitor 16.10 10.15
tanda-tanda Memonitor Memonitor
44

Waktu Hari/tanggal Hari/tanggal Hari/tanggal


TIK. tanda-tanda oksigen sesuai
TIK. instruksi
dokter.

4.1.7 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi Hari 1 Hari 2 Hari 3
14 april 2019 15 april 2019 16 april 2019
Klien 1 S: Klien tidak S: Klien mengatakan S: Klien
ny.S sadar nyeri luka jahitan mengatakan
di kepalanya badan semua
kaku
O: Keadaan O: Keadaan umum O: Keadaan
umum jelek, cukup, lemah, umum
lemah, tidak kesadaran delirium cukup,
muntah, GCS: 2-2-3 lemah,
mukosa TTV mukosa
bibir kering, TD: 90/50 mmHg bibir kering,
kesadaran N: 100 x/menit kesadaran
koma, S: 370 C somnolen
GCS: 1-2-2 RR: 23 x/menit GCS: 3-4-5
TTV SPO2: 90 % TTV
TD: 90/50 - Klien keadaan TD:110/80m
mmHg cukup mHg
N: - Terpasang infus N:
100x/menit pump cairan Ns 90x/menit
S: 370 C Rate 42, limit S: 360 C
RR: 27 500, dan RR: 23
x/menit mannitol grojok. x/menit
SPO2: 90 % - Terpasang SPO2: 89 %.
- Klien oksigen Nrbm 8 - Klien
Evaluasi
tampak liter/menit keadaan
45

Hari 1 Hari 2 Hari 3


- lemah - Terpasang DC cukup
- Akral 400 cc/jam - Terpasang
hangat - Terpasang NGT infus
- Terdapat - Terpasang syring pump RL
luka di pump dengan
kepala rate 24,
dengan limit 500,
kedalaman dan cairan
4 cm mannitol
- Terpasang 20 tpm.
infus - Terpasang
pump DC 400
cairan Ns cc/jam
Rate 42, - Terpasang
limit 500, NGT
dan - Terpasang
mannitol oksigen
grojok Nrbm 8
- Terpasang liter/menit
oksigen - Terpasang
Nrbm 10 syring
liter/menit pump
- Terpasang
DC 500
cc/jam
- Terpasang

Evaluasi NGT
- Terpasang
syring
pump.
46

Hari 1 Hari 2 Hari 3


A: Masalah A: Masalah teratasi A: Masalah
belum sebagian teratasi
teratasi sebagian
P: Lanjutkan P: Lanjutkan P: Lanjutkan
intervensi intervensi. intervensi.
a. Mengkaji a. Mengkaji a. Memonit
observasi observasi or tanda-
evaluasi tanda-tanda tanda
tanda- penurunan TIK.
tanda serebral. b. Memonit
penuruna b. Memonitor or vital
n tanda-tanda sign
serebral. TIK.
b. Mempert c. Memonitor
ahankan vital sign.
pemberia d. Mempertahan
n oksigen kan pemberian
Nrbm oksigen Nrbm.
sesuai
instruksi
dokter.
c. Memonit
or vital
sign serta
tingkat
kesadara
n.
d. Memonit
or tanda-
tanda
TIK.
47

Evaluasi Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3


20 april 2019 21 april 2019 22 april 2019
Klien 2 S: Pasien sadar S: Klien belum sadar S: Klien
Tn.R mengatakan
nyeri luka
jahitan di
kepala dan
badan
terasa kaku
O: Keadaan O: Keadaan umum O: Keadaan
umum jelek, lemah, kesadaran umum
lemah, koma GCS: 2-2-4 cukup,
muntah, TTV lemah,
mukosa TD:100/53 mukosa
bibir kering, mmHg bibir
kesadaran N: 90 menit S: kering.
koma, GCS 36,60 C Kesadaran
2-2-4, CRT RR:23 x/menit somnolen
> 3 detik. SPO2: 98 % GCS 4-4-5
TTV Klien keadaan TTV
TD:96/53 cukup. TD:110/90
mmHg - Terpasang infus mmHg
N: 90 pump cairan Ns N:
x/menit S: Rate 42, limit 90x/menit
37,50 C 500, dan S: 36,70 C
RR: 25 mannitol RR: 23
x/menit grojok. x/menit
SPO2: 100 - Terpasang SPO2: 90
% Klien oksigen Nrbm 9 %. Klien
Evaluasi tampak liter/menit. keadaan
lemah. - Terpasag DC cukup.
48

Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3


- Terdapat 300 cc/jam. - Terpasang
luka di - Terpasang infus
kepala NGT. pump RL
- Terpasang - Terpasang dengan
infus syring pump rate 24,
pump Ns limit500,
dengan dan cairan
Rate 42 mannitol
dan limit 20 tpm.
500, - Terpasang
mannitol oksigen
grojok nasal 4
- Terpasang liter/menit
DC. .
- Terpasang - Terpasang
NGT. syring
- Terpasang pump
drain.
- Terpasang
syring
pump
A: Masalah A: Masalah teratasi A: Masalah
belum sebagian. teratasi
teratasi. sebagian.
P: Lanjutkan P: Lanjutkan P: Lanjutkan
intervensi intervensi. intervensi.
a. Mengkaji a. Memonitor a. Memonit
observasi tanda-tanda or vital
evaluasi TIK. sign.
tanda- b. Memonitor b. Memonit
tanda vital sign. or
49

Evaluasi Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3


penuruna c. Mengkolabora saturasi
n si pemberian oksigen.
serebral. obat-obatan. c. Menilai
b. Mempert d. Melakukan kesadara
ahankan transfuse n pasien.
pemberia darah. d. Mengkol
n oksigen aborasi
Nrbm obat-
sesuai obatan.
instruksi
dokter.
c. Memonit
or vital
sign serta
tingkat
kesadara
n.
d. Memonit
or tanda-
tanda
TIK .
e. Mengkol
aborasi
pemberia
n obat-
obatan.

4.2 Pembahasan
Isi pada bab ini adalah pembahasan tentang asuhan keperawatan pada
klien Cidera Otak Berat dengan masalah Perubahan Perfusi Jaringan
Serebral diruang HCU Melati RSUD Bangil Pasuruan. Dari masalah
50

tersebut peneliti mengutamakan prioritas masalah perubahan perfusi


jaringan serebral berhubungan dengan odema otak. Pada pembahasan ini
berisi jawaban-jawaban dari rumusan masalah. Urutan penelitian adalah F-
T-O (Fakta- Teori- Opini).
4.2.1 Pengkajian
1. Data subyektif
Saat tinjauan kasus, pengkajian yang dilakukan oleh peneliti
pada klien nama Ny.S usia 56 tahun yang mengalami Cidera Otak
Berat (COB), didapatkan data subyektif klien tidak sadarkan diri.
Sedangkan data subyektif klen Tn. R sama tidak sadarkan diri.
Menurut peneliti, dari data subjektif, klien 2 lebih parah dari pada
klien 1 yaitu mengalami pendarahan yang sangat banyak luka
dalamnya mencapai 4 cm tepatnya di kepala bagian kanan bawah
dan mengalami muntah. Sedangkan klien 1 juga mengalami
pendarahan, tetapi tidak banyak terdapat luka dalamnya 6 cm,
tetapi tidak muntah.
2. Data obyektif
Klien 1: Keadaan umum lemah, tidak muntah, mukosa bibir kering,
kesadaran koma, GCS 1-2-2, CRT < 2 detik. TTV klien TD: 90/50
mmHg, N: 100x/menit, S: 37,8 RR: 27x/menit, SPO2: 90%, akral
hangat, terdapat luka di kepala belakang dengan kedalaman 4 cm.
Klien 2: Keadaan umum tidak sadarkan diri, muntah, mukosa bibir
kering, kesadaran koma, GCS: 2-2-4, CRT < 3 detik, TTV TD:
100/53 mmHg, N: 900 x/menit, S: 36,5; RR: 23 x/menit,SPO2:
86%. Akral hangat, terdapat luka di kepala belakang degan
kedalaman 6 cm.
Menurut peneliti, berdasarkan fakta pada saat penelitian dan teori
memiliki kesamaan yaitu klien 1 dan klien 2 mengalami tidak
sadar, kesadaran koma, GCS 1-2-2 tetapi perbedaannya klien 1
tidak muntah tetapi, klien 2 mengalami muntah.
3. Pemeriksaan diagnostik
51

Pada pemeriksaan laboratorium yang diperoleh dari hasil


leukosit (WBC) didapatkan klien 1 yaitu 26,27 dan klien 2 yaitu
13,96. Sedangkan nilai normalnya leukosit 3,70-10,1. Jadi 2 klien
mengalami peningkatan leukositnya. Jadi 2 klien harus mengurangi
leukositnya dengan makan makanan yang omega 3 seperti ikan
salmon, ikan forel, yang mengandung aktioksidn, vitamin C.
Setelah dilakukan foto CT-scant klien 1 terdapat benturan sangat
hebat dan dialami odema otak besar, mengalami pendarahan hebat.
Sedangkan klien 2 juga terdapat benturan tetapi, tidak separah klien
1 Klien 2 mengalami odema tapi kecil juga mengalami pendarahan.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan analisa yang dilakukan peneliti, klien 1 dan klien 2
didiagnosa dengan masalah perubahan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan odema otak. Peneliti mengambil masalah
tersebut dikarenakan tanda-tanda yang terdapat pada kedua klien
menunjukkan adanya odema pada otak. Tanda-tanda yang
menunjukkan adanya odema otak pada kedua klien yaitu: mual,
muntah, perubahan kesadaran, kejang, pasien sering meminta minum.

4.2.3 Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan yang diberikan pada Ny. S dan Tn. R
dengan diagnose perubahan perfusi jaringan serebral dengan odema
otak adalah NOC: 1. Vital sign dalam rentang normal, 2. Tidak ada
tanda-tanda TIK, 3. Komunikasi verbal jelas, konsentrasi, dan
orientasi baik, 4. Kesadaran dan GCS normal. NIC: 1. Memonitoring
tekanan intrakranium.
Menurut Corwin (2015) dalam bukunyapada bab yang
membahas mengenahi asuhan keperawatn pasien Cidera Otak Berat
(COB) dengan diagnosa perubahan perfusi jaringan serebral,
intervensi keperawatan: vital sign, tanda- tanda TIK, komunikasi baik,
GCS dan kesadaran normal. Menurut peneliti, intervensi keperawatan
52

yang dipilih sudah tepat, intervensi keperawatan yang diberikan sesuai


dengan perubahan perfusi jaringan serebral pada diagnosa medis
Cidera Otak Berat (COB).

4.2.4 Implementasi Keperawatan


Menurut Rohmah, (2016) implementasi merupakan penerapan
atau pengimplentasian dari intervensi (rencana tindakan yang sudah
ditetapkan). Implementasi meliputi rencana tindakan (intervensi),
penerapan (pengimplentasian intervensi), mengobservasi sebelum
tindakan keperawatan serta mengobservasi reaksi klien sesudah
tindakan keperawatan.
Dalam penatalaksanaan intervensi yang dilakukan pada klien 1
dan klien 2 dengan diagnosa cidera otak berat (COB) dengan masalah
perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan odema otak
sudah sesuai dengan rencana tindakan yang ada dalam buku standar
intervensi keperawatan (NIC) dengan pasien COB.

4.2.5 Evaluasi keperawatan


Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 3 hari, peneliti
menyimpulkan keadaan kedua klien mulai membaik.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengkajian pada klien 1 dan klien 2 dengan
diagnosa Cidera Otak Berat (COB) didapatkan kedua klien tidak
sadarkan diri. Keadaan klien 1 dan klien 2 berbeda, pada hari pertama
klien 2 keadaanya mulai membaik yang ditandai dengan klien bisa
bicara membentuk kata tetapi tidak membentuk kalimat,
menggerakkan bagian tubuhnya sendiri secara spontan sedangkan
klien 1 koma. Pada hari ke 2 klien 2 sudah sadar penuh, sering
meminta minum karena klien dehidrasi dan mengeluh nyeri pada
bagian kepala pasca post op (luka jahitan) sedangkan klien 1
membuka mata dengan rangsangan nyeri, mengeluarkan suara tanpa
arti, extensi spontan.
2. Dari klien 1 dan klien 2 didapatkan diagnosa keperawatan perubahan
perfusi jaringan serebral berhubungan dengan odema otak yang
ditandai dengan adanya kejang, muntah-muntah, kesadaran menurun,
perdarahan dikepala, dehidrasi, mengeluarkan suara tanpa arti, GCS 1-
2-2, CRT > 2 detik.
3. Intervensi yang dilakukan pada klien 1 dan klien 2 dengan diagnosa
Cidera Otak Berat (COB) dengan masalah perubahan perfusi jaringan
serebral adalah sebagai berikut: melakukan penilaian sirkulasi perifer,
memonitor kemampuan sensori dan motorik pasien, memonitor aman
nyaman atau nyeri, memonitor nilai elektrolit, BUN, kretinin setiap
hari, meberikan transfusi darah yang sesuai, mengobservasi tanda-
tanda hemodialisis, memonitor input dan output cairan, mengevaluasi
tekanan arteri pulmonal, tekanan darah, cardiac output,
mengkolaborasikan dengan tim medis lainnya.
4. Pada klien 1 dan klien 2 dengan diagnosa Cidera Otak Berat (COB)
dengan masalah perubahan perfusi jaringan serebral implementasi

53
54

5. keperawatan yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah


ditetapkan sebelumnya.
6. Pada implementasi tindakan yang dilakukan terdiri dari tindakan
mandiri dan tindakan kolaborasi. Implementasi yang dilakukan pada
asuhan keperawatan dengan masalah Cidera Otak Berat (COB)
disesuaikan pada intervensi atau rencana asuhan keperawatan yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Setelah dilakukan asuhan keperawatan
pada klien 1 dan klien 2 dengan masalah perubahan perfusi jaringan
serebral berhubungan dengan odema otak selama 3 hari diruang HCU
Melati di RSUD Bangil, keadaan kedua pasien sudah membaik.

5.2 Saran
1. Bagi klien dan keluarga
Melalui bimbingan dari perawat yang dilakukan kepada
keluarga klien diharapkan keluarga klien ikut berpartisipasi dalam
proses penyembuhan klien dan melaksanakan peraturan yang
ditetapkan oleh ruangan klien dirawat.
2. Bagi institusi pendidikan
Referensi mengenahi asuhan keperawatan perubahan peruse
jaringan serebral diharapkan diperbanyak dan diperbaruhi supaya
peneliti selanjutnya memiliki banyak referensi untuk menunjang yang
akan dibuat.
3. Bagi penulis selanjutnya
Dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini, diharapkan dapat
menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Mekar Dwi & Saryono. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika
Corwin, Elizabeth J. 2015. Buku Patofisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Dewanto, George. Dkk. 2016. Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Syaraf.
Jakarta: EGC
Ginsberg. 2015. Lecture Notes Neurologi Edisi Kedelapan. Jakarta.
Krisnandi. 2015. Asuhan Keperawatan Cidera Otak Berat. Jakarta.
Muttaqin, Arif. 2015. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persyarafan. Salemba Medika. Jakarta.
Muttaqin, Z. 2015. Pengelolaan Cidera Kepala. Diakses pad tanggal 27 Januari
2013.
Nazir, M. 2015. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nursalam. 2015. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Imu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen, Penelitian Keperawatan.
Yogyakarta: Salemba Medika
Padila. 2016. Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rendy, MC. TH. 2015. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika
Riyadina Woro, Suhardi & Meda Perman. 2016. Pola dan Determinan
Sohodemografi Cidera Akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia.
Sayono. Mekar, DA. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

55
Bulan
No
Jadwal Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengumuman Pembimbing
2. Bimbingan proposal dan konfirmasi judul ke pembimbing
3. Bimbingan proposal dan studi pendahuluan
4. Seminar proposal
5. Revisi seminar proposal
6. Pengambilan dan pengumpulan data
7. Bimbingan hasil
8. Ujian hasil
9. Revisi KTI seminar hasil
10. Pengumpulan data dan pengadaan KTI

JADWAL KEGIATAN KARYA TULIS ILMIAH


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN TH. 2019
Lampiran 4

FORMAT PENGKAJIAN STUDI KASUS


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
STIKES ICME JOMBANG
2019

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Pengkajian tgl. : Jam :


MRS tanggal : No. RM :
Diagnosa Masuk :

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Penanggung jawab biaya :
Usia : Nama :
Jenis kelamin : Alamat :
Suku : Hub. Keluarga :
Agama : Telepon :
Pendidikan :
Alamat :

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


a. Keluhan Utama:
b. Riwayat Penyakit Sekarang :

III. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


a. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : ....................... tidak
b. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : ....................... tidak
c. Riwayat Operasi ya, jenis : ....................... tidak

IV. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


ya : .........(jelaskan) tidak

V. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI


Makanan Minum
Frekuensi .........................x/hr Frekuensi ....................................x/hr
Jenis : Jenis :
Diit ........................................ Pantangan ..........................................
Pantangan ............................ .. Yang disukai .....................................
Yang di sukai ........................ Yang tidak di sukai ...........................
Yang tidak di sukai ............... Alergi ................................................
Alergi ....................................
Eliminasi
BAK ..............................x/hr
BAB ..............................x/hr
Kebersihan diri
Mandi ..............................x/hr
Keramas ..........................x/hr
Sikat gigi .........................x/hr
Memotong kuku ..............x/hr
Ganti pakaian ..................x/hr
Istirahat dan aktivitas
Tidur malam .....................jam/hr Jam .....................s/d ...........................
Aktifitas ...........................jam/hr jenis ................................................
Kebiasaan merokok/alkohol.jamu .......................................................
Psikososial
Sosial/interaksi ...................
Konsep diri .........................
Spiritual .............................

VI. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum
Tanda-tanda vital
S : ºC N:
x/mnt
RR : x/mnt TD : mmHg
Kesadaran :
GCS :
2. Sistem Pernafasan (B1)
a. Hidung :
Pernafasan cuping hidung :
Septum nasi :
Lain-lain :
b. Bentuk dada :
c. Keluhan :
d. Irama napas :
e. Suara napas :

3. Sistem Kardiovasculer (B2)


a. Keluhan nyeri dada :
b. Irama jantung :
c. CRT :
d. Konjungtiva pucat :
e. JVP :
Lain-lain :
4. Sistem Persarafan (B3)
a. Kesadaran :
GCS :
b. Keluhan pusing :
c. Pupil :
d. Nyeri :
Lain-lain :
5. Sistem Perkemihan (B4)
a. Keluhan :
b. Alat bantu :
c. Kandung kencing membesar :
Nyeri tekan
:
d. Produksi urine : warna : bau :
e. Intake cairan :
6. Sistem Pencernaan (B5)
a. TB : ….cm BB : ….kg
b. Mukosa mulut :
c. Tenggorokan :
d. Abdomen :
Pembesaran hepar :
Pembesaran lien :
Ascites
:
Mual
:
Muntah
:
Terpasang NGT :
Bising usus :
e. BAB :
f. Diet : Frekuensi :
7. Sistem Muskuloskeletal (B6)
a. Kelainan ekstremitas :
b. Kelainan tulang belakang :
c. Fraktur :
d. Traksi/spalk/gips :
e. Kompartemen sindrom :
f. Kulit :
g. Akral :
h. Turgor :
i. Luka : jenis : luas :
Kekuatan tonus otot :

8. Sistem Endokrin
a. Pembesaran kelenjar Tyroid :
b. Pembesaran kelanjar getah bening :
Lain-lain
:
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)

VIII. TERAPI

............................,................................
.
Mahasiswa,
ANALISA DATA

Nama :………………………. No.RM: …………….

Data Etiologi Masalah Keperawatan

Data subyektif :

Data Obyektif :
Diagnosa Keperawatan yang muncul

1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….
3. ……………………………………………….
4. ……………………………………………….
5. ……………………………………………….
Intervensi Keperawatan

Nama : ……… No. RM : …………

Diagnos
a
Tujuan & kriteria hasil Rencana tindakan
Kep.
Implementasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM :…………..

Hari/ Waktu Implementasi keperawatan Paraf


Tanggal
Evaluasi Keperawatan

Nama :………….. No.RM : …………

Hari/ Waktu Perkembangan Paraf


Tanggal

S :

O :

A :

P :

Anda mungkin juga menyukai