Anda di halaman 1dari 13

KUALITAS AUDITOR, BESARAN TRANSAKSI ANTAR PIHAK

YANG BERHUBUNGAN ISTIMEWA DAN MANAJEMEN LABA*

Ayudia Sokarina

Universitas Mataram, Jl. Pendidikan 37 Mataram


E-mail: ayudia_16@yahoo.co.id

Abstrak: Kualitas Auditor, Besaran Transaksi Antar Pihak yang Berhubungan


Istimewa dan Manajemen Laba. Penelitian ini bertujuan menjawab dua pertan-
yaan. Pertama, apakah transaksi pihak terkait berhubungan dengan manajemen
laba?. Kedua, apakah kualitas auditor dapat mengurangi praktik manajemen
laba?. Kami memilih perusahaan yang tidak terkait secara finansial sebagai
sampel. Sebanyak 45 perusahaan yang dipilih terdaftar pada pada ISX tahun
2007-2009. Pengujian didasarkan pada “full sample” dan “split sampel”. Hasil
penelitian menunjukkan dua dari empat transaksi dengan pihak terkait secara
statistik berhubungan dengan manajemen laba. Sampel lainnya yang telah diau-
dit oleh kantor akuntan yang lebih besar gagal membuktikan hubungan dengan
manajemen laba. Meskipun hasil penelitian tidak konsisten di antara penguku-
ran yang berbeda atas transaksi pihak terkait, namun manajer oportunis dapat
mengambil manfaat dari kompleksitas transaksi.

Abstract: Auditor Quality, The Size of Special Related Party Transactions


and Management Earnings. This research aims to answers two questions. First,
whether related party transaction relate to earnings management? Second, does
auditor quality can mitigate earnings management practice? We choose non-finan-
cial related party firms as our sample. Those 45 chosen firms were listed from
2007-2009 on ISX. We conduct test based on full samples and split samples. Re-
sult show that two out of four related party transactions measures are statistically
related to earnings management. Moreover samples audited by bigger accounting
firms fail to proven related earnings management. Even though our results are not
consistent among different measures of related party transactions, we, however,
can conclude that opportunistic managers can take advantage of the transactions
complexities.

Kata kunci: transaksi pihak terkait, manajemen laba, kualitas auditor

Penelitian ini bertujuan un- (corporate governance) yang lemah


tuk melihat hubungan transaksi menyebabkan fungsi pemonitoran
antara perusahaan dengan pi- menjadi sukar untuk diterapkan
hak-pihak yang memiliki hubung- (La Porta et al., 1999).
an istimewa dengannya dengan Perilaku ini tidak terjadi de-
manajemen laba ketika hubungan ngan sendirinya. Gray (1988) ber-
tersebut dimoderasi oleh kualitas pendapat bahwa tendensi kolek-
auditor. Seperti juga di lingkungan tivisme yang tinggi, power dis-
di Amerika Serikat (AS) (lihat, mi- tance yang lebar, dan kerahasiaan
salnya, Gordon dan Henry, 2005), (secrecy) yang tinggi adalah hal
di Indonesia, hubungan antara yang lumrah ditemui di perusa-
transaksi ini dengan manajemen haan-perusahaan di Asia Timur,
laba juga akan ditemukan. Kondisi dan termasuk juga di Indonesia
kepemilikan perusahaan di Indo- (Sudarwan dan Fogarty, 1996).
nesia sangat terkonsentrasi pada Pernyataan di atas menyiratkan
satu kelompok keluarga pendiri bahwa perusahaan-perusahaan di
(Claessens et al., 2002) dengan tu- Indonesia memiliki kecenderung- Jurnal Akuntansi Multiparadigma
JAMAL
juan untuk membentengi kepen- an untuk tidak mengungkap ter- Volume 3
Nomor 1
tingan keluarga pendiri (Shleifer lalu banyak tentang diri mereka, Halaman 1-160
Malang, April 2012
dan Vishny 1997) dan sistem hu- termasuk tentang transaksi-tran- ISSN 2086-7603

kum dan tata kelola perusahaan saksi yang mereka lakukan de-

35
36 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm 35-47

ngan pihak-pihak yang berhubungan secara pemenuhan kebutuhan ekonominya. Misal-


istimewa dengan mereka. nya, dengan memiliki hubungan dengan pe-
Keberadaan transaksi dengan pihak rusahaan lain, perusahaan bisa mendapat-
yang memiliki hubungan istimewa dengan kan pengetahuan dan keahlian. Dalam kasus
perusahaan bukan merupakan suatu hal ini, manajer tidak memiliki insentif untuk
yang dilarang. Sebaliknya, Ikatan Akuntan melakukan manajemen laba karena tidak
Indonesia (IAI) menganggap bahwa transaksi ada yang harus dikaburkan atau dihilang-
antar pihak-pihak yang memiliki hubungan kan. Sebagai sebuah mekanisme perikatan
istimewa adalah transaksi yang normal. Na- (bonding mechanism), hubungan dengan pi-
mun, mereka mengakui bahwa hubungan hak istimewa akan mengikat pihak-pihak
istimewa dengan suatu pihak dapat mempu- yang berhubungan. Kecenderungan untuk
nyai dampak atas posisi keuangan dan ha- melakukan tindakan-tindakan yang berisiko
sil usaha perusahaan pelapor. Pihak-pihak seperti manajemen laba akan menurun kare-
yang mempunyai hubungan istimewa dapat na hanya akan membahayakan perusahaan
melakukan transaksi yang tidak akan dilaku- atau pihak yang berhubungan istimewa de-
kan oleh pihak-pihak yang tidak mempun- ngannya (Gordon and Henry 2005).
yai hubungan istimewa. Transaksi tersebut Audit atas laporan keuangan yang me-
bisa dilakukan dengan harga yang berbeda miliki banyak transaksi dengan pihak-pihak
dengan transaksi serupa antara pihak-pi- istimewa bukan merupakan hal yang mudah.
hak yang tidak memiliki hubungan istimewa AICPA (2001) memberikan tiga alasan meng-
(PSAK no. 7, par. 6-7). apa pihak-pihak yang memiliki hubungan
Perhatian IAI terhadap transaksi an- istimewa dan transaksi-transaksi yang ber-
tar pihak-pihak yang memiliki hubungan hubungan dengan pihak-pihak tersebut su-
istimewa dalam lingkungan pelaporan di lit untuk diaudit. Pertama, transaksi terse-
Indonesia sangat relevan. Melalui transaksi but tidak selalu mudah untuk diidentifikasi.
dengan pihak istimewa, laba sebuah perusa- Kedua, walaupun prosedur-prosedur lain
haan bisa dimanipulasi sehingga membaik dijalankan dengan baik, auditor biasanya
daripada sebenarnya, sementara kas dan melepaskan kepada manajemen dan pemi-
laba bisa dialihkan dari perusahaan lain lik perusahaan untuk mengungkap siapa
anggota grup. Transaksi ini tidak tertutup saja pihak-pihak yang memiliki hubungan
hanya terjadi pada perusahaan-perusahaan istimewa dengan mereka dan juga transak-
di negara yang berkembang (Jian dan Wong si-transaksi yang mereka lakukan. Ketiga,
2003). Perusahaan-perusahaan di negara- transaksi-transaksi tersebut tidak pula de-
negara maju juga menggunakan transaksi ngan mudah diidentifikasi oleh perusahaan.
dengan pihak-pihak yang berhubungan is- Pernyataan Standar Auditing (PSA) No.
timewa untuk mentransfer aset dan laba 70 dari Standar Profesional Akuntan Publik
untuk keuntungan pihak yang mengontrol (SPAP) Indonesia memberi perhatian pada
mereka. transaksi antar pihak istimewa ini. Tran-
Teori menyatakan bahwa ada setidak- saksi antar pihak yang memiliki hubungan
nya dua pandangan alternatif terkait dengan istimewa, walaupun normal di dalam bisnis,
transaksi dengan pihak istimewa ini. Pan- memiliki potensi salah-saji yang material.
dangan yang pertama adalah bahwa tran- Lebih daripada sekadar memberi perhatian
saksi dengan pihak istimewa memunculkan pada salah-saji yang material, PSA no. 70
isu keagenan serupa dengan yang disampai- ini menyatakan bahwa klien bisa dengan se-
kan Jensen dan Meckling (1976). Menurut ngaja (curang) menggunakan transaksi an-
teori ini, eksekutif memiliki insentif untuk tar pihak istimewa untuk tujuan klien yang
melakukan manajemen laba untuk menjus- menyesatkan pengguna laporan keuangan.
tifikasi perquisites mereka atau malah me- Ada dua poin pada paragraf ke-17, poin c.4
nyembunyikan pemborosan sumber daya dan c.8, yang menunjukkan bahwa tran-
perusahaan. saksi antar pihak yang memiliki hubungan
Pandangan yang kedua menyatakan istimewa bisa digunakan oleh klien untuk
bahwa transaksi dengan pihak istimewa berbuat curang dengan menyajikan laporan
hanyalah sebuah kebutuhan rasional peru- keuangan yang salah-saji secara material.
sahaan untuk memenuhi tujuan ekonomik Pertanyaan empirik yang menarik dari
perusahaan. Dengan memiliki hubungan diskusi di atas adalah, dengan mempertim-
khusus dengan perusahaan lain, perusahaan bangkan kondisi legal, struktur kepemilikan
mengikatkan diri dengan pihak lain untuk yang sangat terkonsentrasi, dan pengaruh
Sokarina, Kualitas Auditor, Besaran Transaksi Antar Pihak Yang...37

budaya terhadap praktik akuntansi, apa- an istimewa memberikan panduan untuk


kah transaksi dengan pihak-pihak yang ber- pengungkapan transaksi-transaksi dengan
hubungan istimewa akan digunakan oleh pihak-pihak terkait. Transaksi dengan pi-
perusahaan untuk memanaj laba atau ti- hak-pihak istimewa diatur pula di dalam
dak? Kalau terbukti benar bahwa transaksi Peraturan BAPEPAM No.VIII.G.7, Pedoman
tersebut berhubungan dengan keterjadian Penyajian Laporan Keuangan.
manajemen laba, pertanyaan kedua adalah, Di dalam PSAK no. 7 yang dianggap se-
jenis transaksi mana yang mereka gunakan bagai pihak-pihak yang memiliki hubungan
untuk melakukan manajemen laba tersebut, istimewa dengan perusahaan adalah seperti:
dari tujuh jenis transaksi yang harus diung- (1) perusahaan yang mengendalikan atau
kap menurut PSAK no. 7? Kedua, karena dikendalikan atau berada di bawah pengen-
auditor bertujuan untuk memastikan bahwa dalian bersama dengan perusahaan pelapor;
klien menyajikan informasi ekonomik se- (2) perusahaan asosiasi; (3) perusahaan yang
sungguhnya, apakah kualitas auditor bisa memiliki hak suara di perusahaan pelapor
memoderasi hubungan antara transaksi dan anggota keluarga dekat dari perorangan
antar pihak yang berhubungan istimewa tersebut; (4) karyawan kunci; dan (5) peru-
dengan manajemen laba? Atau dengan kata sahaan di mana suatu kepentingan substan-
lain, apakah kualitas auditor bisa membuat sial dalam hak suara dimiliki baik secara
hubungan antara transaksi istimewa dengan langsung maupun tidak langsung oleh setiap
manajemen laba menjadi lebih lemah? orang yang diuraikan dalam (c) atau (d), atau
Jawaban atas pertanyaan riset ini akan setiap orang tersebut mempunyai pengaruh
memberi pandangan baru tentang bagaima- signifikan atas perusahaan tersebut.
na manajemen laba dilakukan dan bagaima- Di dalam paragraf 17 diatur beberapa
na pengaruh kualitas auditor di dalam hu- contoh transaksi yang diduga memerlukan
bungan tersebut. Riset-riset tentang manaje- pengungkapan yang secara umum adalah
men laba, terutama yang menggunakan semua transaksi yang berpotensi mem-
model Jones (Jones, 1991) atau modifika- pengaruhi kinerja perusahaan, mulai dari
siannya (Dechow et al., 1995), tidak pernah penjualan dan pembelian barang dan jasa,
memisahkan penjualan atau transaksi atas pengalihan harta, pendanaan, dan kontrak.
sifatnya: apakah terjadi antara pihak-pihak Di paragraf 19 dijelaskan bahwa dari setiap
yang independen atau tidak. Pihak-pihak transaksi yang terjadi harus diungkap vo-
yang berhubungan istimewa tidak bisa di- lume transaksi, jumlah atau proporsi pos-
katakan sebagai pihak yang independen wa- pos yang terbuka, dan kebijakan harga.
lau secara hukum merupakan entitas yang Lampiran no. Kep-06/PM/2000 dari
berbeda dengan yang lain. Sehingga, se- Peraturan BAPEPAM no VIII. G.7 mengatur
buah transaksi antar pihak yang saling me- pengungkapan atas transaksi-transaksi de-
miliki hubungan kepemilikan selalu bisa di- ngan pihak-pihak yang memiliki hubungan
gunakan untuk tujuan-tujuan kepentingan istimewa dengan perusahaan. Yang harus
eksekutif yang selanjutnya bisa merugikan diungkap oleh perusahaan terkait dengan
kepentingan pemegang saham luar/minori- transaksi tersebut adalah:
tas. Bukti atas pola manajemen laba antar (1) Rincian jumlah masing-masing pos ak-
pihak-pihak yang saling memiliki hubungan tiva, kewajiban, penjualan dan pembe-
khusus ini bisa menjadi input bagi regula- lian (beban) kepada pihak yang mem-
tor dan pembuat standar untuk pembuatan punyai hubungan istimewa beserta
aturan tentang pengungkapan, terutama persentasenya terhadap total aktiva,
sehubungan dengan transaksi antar pihak- kewajiban, penjualan dan pembelian
pihak yang memiliki hubungan istimewa. (beban);
Temuan dari penelitian ini bisa memberikan (2) Apabila jumlah dari setiap transaksi
bukti bahwa kualitas auditor bisa mempe- atau saldo untuk masing-masing ka-
ngaruhi pemanipulasian laba oleh manajer. tegori tersebut dengan pihak tertentu
Ada dua sumber utama dari regu- melebihi Rp1.000.000.000,00 (satu
lasi akuntansi dan pelaporan atas tran- milyar rupiah), maka jumlah tersebut
saksi dengan pihak-pihak yang mempunyai harus disajikan secara terpisah nama
hubungan istimewa, yaitu Pernyataan Stan- dan hubungan pihak tersebut wajib di-
dar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 7 dan ungkapkan;
peraturan BAPEPAM. PSAK no. 7, Pengung- (3) Penjelasan transaksi yang tidak ber-
kapan pihak-pihak yang memiliki hubung- hubungan dengan kegiatan usaha uta-
38 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm 35-47

ma dan jumlah hutang/piutang sehu- laba hanya bisa memberikan masukan yang
bungan dengan transaksi tersebut; modest bagi pembuat standar. Menurut me-
(4) Sifat hubungan, jenis dan unsur tran- reka, motivasi manajemen laba berasal dari:
saksi hubungan istimewa; (i) ekspektasi pasar modal dan penilaian, (ii)
(5) Kebijakan harga dan syarat transaksi kontrak-kontrak yang mereka tulis berupa
serta pernyataan apakah penerapan ke- angka-angka akuntansi, dan (iii) peraturan
bijakan harga dan syarat tersebut sama anti-trust atau peraturan pemerintah yang
dengan kebijakan harga dan syarat lain. Temuan mereka mengindikasikan bah-
untuk transaksi dengan pihak ketiga; wa manajemen laba terjadi karena berbagai
dan alasan, termasuk untuk mempengaruhi
(6) Alasan dan dasar dilakukannya pem- persepsi pasar modal, untuk meningkatkan
bentukan penyisihan Piutang Hubung- kompensasi manajemen, untuk mengurangi
an Istimewa. kecenderungan untuk melanggar kesepa-
Selain keenam hal yang harus diung- katan pinjam-meminjam, dan untuk meng-
kapkan di atas, peraturan ini menambahkan hindari intervensi regulatori.
informasi bahwa: Terkait dengan transaksi dengan pi-
hak-pihak yang memiliki hubungan istime-
“…catatan atas laporan keuang-
wa dengan perusahaan, teori menyiratkan
an harus menunjukkan secara
ada dua pandangan alternatif sehubungan
terpisah jumlah dari setiap jenis
transaksi tersebut. Pandangan pertama me-
transaksi dan saldo dengan para
nyatakan bahwa transaksi dengan pihak
direktur, pegawai, komisaris, pe-
yang berhubungan istimewa mengikutkan
megang saham utama dan pihak-
isu keagenan seperti yang disampaikan oleh
pihak yang mempunyai hubungan
Jensen dan Meckling (1976). Jensen dan
istimewa….”
Meckling mengkategorikan konflik keagenan
Kedua peraturan secara jelas sebenar- antara manajer dan pemegang saham luar
nya menunjukkan bahwa, walaupun tran- sebagai tendensi manajer untuk membelan-
saksi dengan pihak-pihak yang memiliki jakan sumber daya perusahaan untuk kon-
hubungan istimewa adalah hal yang nor- sumsi personal, serupa dengan perquisites.
mal di dalam operasi perusahaan, transaksi Artikel bisnis dan standar akuntansi meya-
tersebut memberi insentif bagi manajer un- kini bahwa transaksi dengan pihak-pihak
tuk berlaku curang untuk kepentingan me- yang berhubungan istimewa menunjukkan
reka sendiri dan mengabaikan kepentingan potensi adanya pembelanjaan untuk kepen-
pemegang saham. Dalam kasus Indonesia tingan personal (expropriation) sumber daya
pemegang saham yang dirugikan adalah perusahaan (Gordon dan Henry 2005).
pemegang saham minoritas, yang bukan Jika eksekutif perusahaan dan/atau
merupakan bagian dari keluarga pendiri anggota dewan komisaris terlibat di dalam
perusahaan. transaksi dengan pihak yang memiliki
Manajemen laba terjadi ketika manajer hubungan istimewa dengan perusahaan un-
perusahaan menggunakan diskresi mereka tuk tujuan pembelanjaan kepentingan pri-
dalam pelaporan keuangan dan pengaturan badi mereka (perquisites), maka mereka pu-
transaksi, baik untuk mengecoh orang luar nya insentif untuk melakukan manajemen
perusahaan tentang kinerja ekonomik men- laba untuk menjustifikasi (atau meningkat-
dasar atau untuk mempengaruhi luaran kan) belanja pribadi atau menutup-nutupi
kontraktual yang tergantung pada angka- pengeluaran personal tersebut. Pandangan
angka laba terlaporkan (Healy dan Wahlen ini konsisten dengan definisi Schipper (1989)
1999). tentang manajemen laba sebagai satu inter-
Jones (1991) mengembangkan sebuah vensi disengaja ke dalam proses pelaporan
model menggunakan perubahan pendapatan keuangan, dengan niat untuk mendapatkan
dan properti, pabrik, dan peralatan untuk manfaat pribadi.
mengestimasi akrual non-diskresioner. Ia Pandangan kedua sehubungan de-
menemukan bahwa perusahaan-perusahaan ngan transaksi antar pihak-pihak yang ber-
di industri yang memohon pembukaan keran hubungan istimewa ini. Menurut pandangan
impor cenderung untuk mengurangi akrual ini transaksi tersebut semata-mata adalah
diskresioner pada tahun permohonan. bentuk lain dari permintaan ekonomik atau
Penelitian Healy dan Wahlen (1999) sebuah mekanisme yang mengikat satu atau
menyimpulkan bahwa literatur manajemen lebih pihak yang terlibat dengan perusahaan
Sokarina, Kualitas Auditor, Besaran Transaksi Antar Pihak Yang...39

(Gordon dan Henry, 2005). Misalnya, sebuah bahwa transaksi-transaksi yang melibatkan
perusahaan yang berasosiasi dengannya pendanaan bunga-tetap dari pihak yang ber-
diketahui memiliki pengetahuan mendalam hubungan istimewa, baik keberadaan mau-
tentang sebuah layanan yang sangat dibu- pun jumlah dollar, berasosiasi positif deng-
tuhkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, an akrual abnormal absolut sesuaian, yang
akan lebih efektif bagi perusahaan untuk menjadi ukuran manajemen laba.
bekerja-sama dengan perusahaan asosia- Gordon et al. (2004) menemukan bah-
siannya dibandingkan dengan pihak luar. wa transaksi dengan pihak yang berhubung-
Dalam kasus seperti ini, logisnya, tidak ada an istimewa dengan perusahaan biasanya
insentif bagi manajer untuk mengelola laba berasosiasi dengan mekanisme tata kelola
karena transaksi tersebut tidak perlu sama perusahaan yang rendah dan return pasar
sekali untuk dikaburkan atau ditutup-tutu- yang juga rendah. Kohlbeck dan Mayhew
pi. Sehingga, kita tidak akan mengekspek- (2004) menemukan bahwa beberapa tran-
tasi adanya satu hubungan antara manaje- saksi berasosiasi dengan kompensasi ekse-
men laba dengan transaksi antar pihak yang kutif, sedangkan yang lain tidak. Cheung et
berhubungan istimewa tersebut. al. (2004), menemukan bahwa bentuk insti-
Logika yang sama juga bisa diguna- tusional dari pasar Hong Kong dan perusa-
kan untuk menjelaskan motivasi seseorang haan-perusahaan yang berdagang di pasar,
yang memiliki hubungan istimewa dengan yang memiliki karakteristik kepemilikan
perusahaan. Misalnya, perusahaan mempe- yang sangat terkonsentrasi, menyiratkan
kerjakan juga anak seorang eksekutif atau bahwa pemilik pengendali bisa melakukan
dewan komisaris mereka. Karena kedua transaksi dengan pihak yang berhubungan
orang tersebut, si eksekutif dan anaknya istimewa dengan mereka. Mereka menemu-
bergantung pada perusahaan tempat me- kan bahwa return ekses pada pengumuman
reka bekerja, maka eksekutif tersebut tidak atas transaksi-transaksi tersebut berhu-
akan melakukan tindakan-tindakan yang bungan dengan persentase kepemilikan dari
akan membahayakan perusahaan, seperti pemegang-saham pengendali dan meru-
melakukan manajemen laba yang bisa meru- pakan proksi bagi pengungkapan informasi.
sak perusahaan atau hubungannya (atau Jian dan Wong (2003) membuktikan bahwa
anaknya) dengan perusahaan. perusahaan yang terkontrol melaporkan
Kedua pandangan yang saling berten- level penjualan kepada pihak-pihak yang
tangan tentang transaksi antar pihak-pihak berhubungan istimewa dalam jumlah yang
yang berhubungan istimewa ini menunjuk- lebih besar ketika mereka memiliki insentif
kan kompleksitas transaksi ini. Asumsi yang untuk menginflasi laba untuk menghindari
dimiliki oleh pembuat standar adalah bahwa pencoretan dari bursa atau sebelum pener-
transaksi tersebut tidak dilakukan dengan bitan ekuitas baru.
independen sebagaimana transaksi antar Penelitian Klein (2002b) meneliti hu-
pihak-pihak yang tidak berafiliasi. Sebagian bungan antara manajemen laba dengan in-
transaksi bisa didasarkan atas syarat-syarat dependensi komite audit dan independensi
yang berbeda dengan transaksi yang lain dewan komisaris. Berdasarkan peran komite
(SFAS no. 57, par. 3 dan PSAK no. 7, par. 7). audit sebagai perantara antara manaje-
Standar akuntansi mengatur transaksi an- men dan auditor, mereka diharapkan akan
tar pihak-pihak yang berhubungan istimewa menghasilkan laporan yang lebih akurat dan
melalui pengungkapan karena, menurut berimbang. Klien (2002b) menghipotesiskan
standar, informasi tentang transaksi-tran- bahwa seorang anggota komite audit yang
saksi tersebut berguna bagi pengguna infor- independen adalah orang yang paling bisa
masi laporan keuangan untuk membanding- berperan sebagai penyelia aktif atas proses
kan hasil operasi perusahaan dengan peru- pelaporan keuangan. Ia memprediksi bahwa
sahaan lain (SFAS no. 57, par 18 dan PSAK independensi komite audit akan berhubung-
no. 7, par. 18-19). an negatif dengan manajemen laba. Ia ke-
Penelitian Gordon dan Henry (2005), mudian menemukan bahwa independensi
misalnya, meneliti hubungan antara tran- komite audit dan dewan komisaris berhu-
saksi ini dengan manajemen laba. Mereka bungan negatif dengan manajemen laba dan
menemukan bukti bahwa akrual abnormal menyimpulkan bahwa dewan yang lebih in-
absolut sesuaian berhubungan dengan jenis dependen akan lebih efektif untuk memoni-
pihak istimewa tertentu dan dengan jenis tor proses pelaporan keuangan perusahaan.
transaksi tertentu. Mereka menunjukkan Auditor memiliki tugas untuk memas-
40 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm 35-47

tikan bahwa laporan keuangan yang di- publik yang berukuran besar—dalam hal ini
sampaikan oleh manajer kepada pengguna adalah kantor akuntan Big 8/6/5/4/3.
laporan keuangan tidak memiliki salah-saji Manajemen laba dilakukan dengan me-
material. Implisit dari pernyataan ini adalah manipulasi akrual dengan harapan bahwa
bahwa laporan keuangan harus bisa menya- pengguna laporan keuangan akan terkecoh
jikan kondisi ekonomik perusahaan yang oleh tindakan tersebut dan menilai perusa-
sesungguhnya. Karena pemegang saham haan ada dalam kondisi yang lebih baik da-
ada di luar perusahaan dan tidak memiliki ripada kondisi sesungguhnya. Investor me-
kemampuan dan keahlian yang memadai ngandalkan pendapat auditor tentang kewa-
untuk bisa memeriksa laporan keuangan, jaran laporan keuangan dari salah-saji dan
maka mereka, para pemegang saham, me- kecurangan. Semakin handal auditor sema-
nyewa auditor independen dari luar perusa- kin kecil akrual diskresioner dan semakin ke-
haan untuk memeriksa laporan keuangan cil laba yang dimanipulasi oleh perusahaan.
tersebut (Jensen dan Meckling, 1976; Watts Karena kehandalan auditor berhubungan
dan Zimmerman, 1986). Untuk bisa memas- dengan sumber daya yang dimiliki oleh au-
tikan bahwa manajer telah dengan secara ditor, maka peluang manajemen laba pada
jujur menyampaikan informasi keuangan, perusahaan yang diaudit oleh kantor akun-
maka dibutuhkan auditor dengan kualitas tan yang berukuran lebih besar akan lebih
yang baik. kecil daripada perusahaan yang diaudit oleh
Kualitas auditor telah menjadi perha- kantor akuntan yang lebih kecil.
tian banyak peneliti, mulai dari de Angelo Transaksi antara perusahaan dengan
(1981). Kualitas auditor sendiri telah didefi- pihak-pihak yang berhubungan istimewa
nisikan dengan, setidaknya, empat cara. dengannya memang bisa dilihat dari dua per-
Pertama, adalah definisi yang diberikan oleh spektif; oportunistik dan operasional normal.
de Angelo (1981). de Angelo mendefinisikan PSAK no. 7 par. 16, misalnya, menyatakan
kualitas audit sebagai probabilitas nilaian- bahwa transaksi perusahaan dengan pihak
pasar bahwa laporan keuangan mengandung yang berhubungan istimewa dengan mereka
kekeliruan material dan bahwa auditor akan tidak mesti didasari oleh motif oportunistik.
menemukan dan melaporkan kekeliruan ma- Transaksi demikian bisa saja disebabkan
terial tersebut. Kedua, adalah definisi yang oleh memang harus dilakukan demi tujuan
disampaikan oleh, Lee et al. (1999). Kualitas kelangsungan hidup perusahaan karena pe-
audit menurut mereka adalah probabilitas rusahaan afiliasian tersebut adalah satu-sa-
bahwa auditor tidak akan melaporkan lapor- tunya pembeli bagi produk perusahaan.
an audit dengan opini wajar tanpa penge- Lingkungan hukum di Indonesia ma-
cualian untuk laporan keuangan yang sih belum kuat, jika tidak ingin dikatakan
mengandung kekeliruan material. Definisi lemah. Di dalam lingkungan seperti itu, cara
ketiga adalah definisi yang diberikan oleh pemilik-pendiri perusahaan untuk melind-
Titman dan Trueman,1986. Menurut mere- ungi hak properti mereka adalah melalui
ka, kualitas audit diukur dari akurasi infor- kepemilikan yang dominan atas perusahaan
masi yang dilaporkan oleh auditor. Terakhir, mereka di pasar modal (La Porta et al. 1999).
kualitas audit ditentukan dari kemampuan Dengan struktur kepemilikan yang sangat
audit untuk mengurangi noise dan bias dan terkonsentrasi pada satu keluarga pendiri
meningkatkan kemurnian (fineness) pada karena lemahnya hukum hak milik dan
data akuntansi (Wallace, 1980 di dalam Wat- manajer yang merupakan bagian dari ke-
kins et al., 2004). luarga pendiri perusahaan, maka kita bisa
Akademisi bersepakat bahwa kualitas menduga bahwa manajer perusahaan akan
auditor bisa diukur dengan reputasinya dan berusaha untuk tidak kehilangan kendali
kekuatan pemonitorannya (Watkins et al., atas perusahaan mereka. Selain itu, seperti
2004). Namun, kebanyakan peneliti akan dijelaskan oleh La Porta et al., perusahaan-
kembali kepada simpulan bahwa sumber perusahaan di Indonesia sebelum mem-
daya yang lebih besar akan menghasilkan publik telah terlebih dahulu menyiapkan
kualitas audit yang lebih tinggi dibanding- anak-anak perusahaan yang akan membeli
kan dengan sumber daya yang lebih kecil. kembali saham yang diterbitkan oleh peru-
Konsekuensi dari pernyataan ini adalah bah- sahaan. Kebanyakan dari anak-anak peru-
wa auditor yang berkualitas adalah auditor sahaan tersebut memiliki lini bisnis yang
yang memiliki sumber daya yang besar dan berhubungan dengan induk mereka. Jadi,
itu hanya bisa dipenuhi oleh kantor akuntan jelas bahwa insentif untuk melakukan tran-
Sokarina, Kualitas Auditor, Besaran Transaksi Antar Pihak Yang...41

saksi dengan pihak-pihak yang berhubu- reka dengan perusahaan. Pihak primer ini
ngan istimewa dengan perusahaan cukup dikelompokkan menjadi manajemen, komi-
besar. Oleh karena, itu penulis menduga saris, pemilik (pemegang saham) utama,
bahwa transaksi dengan pihak-pihak yang anak perusahaan, perusahaan asosiasian,
berhubungan istimewa dengan perusahaan dan perusahaan afiliasi.
berhubungan dengan manajemen laba. Pihak sekunder dikelompokkan men-
Manajemen laba dilakukan dengan me- jadi: (a) anggota keluarga dari pihak pri-
manipulasi akrual dengan harapan bahwa mer (b) perusahaan yang dimiliki oleh pihak
pengguna laporan keuangan akan terkecoh primer (c perusahaan yang memiliki manaje-
oleh tindakan tersebut dan menilai peru- men kunci yang sama dengan pihak primer
sahaan ada dalam kondisi yang lebih baik (d) perusahaan atau pihak-pihak yang tera-
daripada kondisi sesungguhnya. Investor filiasi dengan pihak primer, dan (e) manaje-
mengandalkan pendapat auditor tentang men dari anak perusahaan.
kewajaran laporan keuangan dari salah- Jika transaksi terjadi langsung antara satu
saji dan kecurangan. Semakin handal au- pihak primer dengan perusahaan (misalnya,
ditor semakin kecil akrual diskresioner dan perusahaan memberikan pinjaman kepada
semakin kecil laba yang dimanipulasi oleh perusahaan asosiasian), maka tidak ada pi-
perusahaan. Karena kehandalan auditor hak sekunder yang terlibat di dalamnya.
berhubungan dengan sumber daya yang di- Dimensi ketiga adalah jenis transaksi
miliki oleh auditor, maka peluang manaje- adalah jenis transaksi. Ada tujuh jenis tran-
men laba pada perusahaan yang diaudit oleh saksi yang diidentifikasi di dalam penelitian
kantor akuntan yang berukuran lebih besar ini: (a) pemberian jasa secara langsung anta-
akan lebih kecil daripada perusahaan yang ra pihak-pihak yang berhubungan istimewa
diaudit oleh kantor akuntan yang lebih ke- dengan perusahaan, (b) pembelian barang
cil. Penulis menduga bahwa interaksi antara atau kontrak layanan dari pihak-pihak yang
besaran transaksi dengan pihak-pihak yang berhubungan istimewa dengan perusahaan,
berhubungan istimewa dengan kualitas au- (c) penjualan ke pihak-pihak yang memiliki
ditor akan memperlemah hubungan antara hubungan istimewa dengan perusahaan, (d)
besaran transaksi tersebut dengan manaje- peminjaman, (e) investasi, dan (f) transaksi
men laba. lain.
Dimensi terakhir adalah jumlah rupiah
METODE dari transaksi yang dilakukan perusahaan
Sampel berasal dari semua perusahaan dengan pihak-pihak yang memiliki hubung-
pemanufakturan yang sahamnya didaftar- an istimewa dengannya. Jumlah prinsipal
kan di Bursa Efek Indonesia (termasuk ke dihitung untuk peminjaman, pendanaan
dalamnya adalah saham-saham yang da- bunga-tetap, investasi, dan transaksi-tran-
hulu terdaftar di Bursa Efek Jakarta, se- saksi tunggal lain. Jumlah tahunan digu-
belum penggabungan dengan Bursa Efek nakan jika transaksi berlanjut atau terjadi
Surabaya). Perusahaan yang masuk menjadi dalam tahun ganda seperti pembelian ba-
sampel harus memiliki data keuangan yang rang/kontrak jasa dan penjualan.
lengkap: aliran kas, aset total, hutang, pen- Di dalam laporan keuangan perusa-
jualan, laba bersih, dan nilai pasar. Sampel haan-perusahaan di Indonesia, pengungkap-
juga harus memiliki penjelasan yang mema- an yang tersedia hanya untuk dimensi ke-
dai atas transaksi dengan pihak-pihak yang tiga dan dimensi keempat. Namun, di dalam
berhubungan istimewa dengannya. Terakhir, penelitian ini, kami hanya akan menggu-
nama kantor akuntan yang mengaudit harus nakan dimensi keempat saja karena penggu-
tersedia. Sampel diambil dari tiga tahun pe- naan dimensi pertama dan kedua tidak bisa
laporan terakhir (tahun 2007-2009). Sampel dilakukan sedangkan penggunaan dimensi
akhir berjumlah 45 perusahaan. ketiga akan mengurangi kekuatan pengujian
Transaksi dengan pihak-pihak yang karena sampel akan menjadi sangat kecil.
memiliki hubungan istimewa dengan pe- Penelitian ini menggunakan akrual
rusahaan dikelompokkan menjadi empat abnormal sebagai ukuran manajemen laba
dimensi: transaksi yang melibatkan pihak (variable dependen). Untuk menghitung ak-
primer, transaksi yang melibatkan pihak rual abnormal, peneliti memulai dari penges-
sekunder (jika ada), jenis transaksi, dan timasian akrual ekspektasian dengan meng-
jumlah transaksi. Pihak-pihak yang terlibat gunakan model Jones (1991):
ditentukan pertama melalui hubungan me-
42 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm 35-47

sukkan nilai pasar ekuitas. Selain itu, pene-


litian ini memasukkan aliran kas operasi
dan satu indikator untuk laba negatif untuk
di mana: mengendalikan properti lain dari laba dan
ACCRj,t = akrual total dari perusahaan j akrual. Penelitian terdahulu menemukan
pada tahun t, yang didefinisikan bahwa leverage berhubungan positif dengan
sebagai laba bersih dikurangi manajemen laba (DeFond and Jiambalvo,
dengan aliran kas operasi, 1994). Terakhir, peneliti memasukkan bi-
TAj,t-1 = aset total, aya politis, diukur dengan nilai perusahaan,
ΔREVj,t = perubahan penjualan bersih, karena biaya politis memiliki hubungan
PPE jk,t = nilai kotor dari property, plant negatif dengan manajemen laba. Model re-
and equipment (aktiva tetap), gresi tersebut menjadi:
e = error term.
Akrual abnormal dihitung menggunak-
an persamaan (2) berikut, menggunakan es-
timat yang diperoleh dari persamaan (1):

di mana:
AAC = akrual abnormal
RPT = ukuran transaksi dengan pi-
di mana: AACj,t adalah akrual abnormal un-
hak-pihak yang berhubungan
tuk perusahaan j pada tahun t.
istimewa dengan perusahaan,
Akrual abnormal digunakan sebagai
Abs(ΔNI) = nilai absolut dari perubahan
variabel dependen untuk pengujian asosia-
laba bersih dibagi dengan
si antara transaksi antar pihak-pihak yang
lagged aset total antara tahun
memiliki hubungan istimewa dan manaje-
t dengan t-1.
men laba.
MV/BVA = nilai pasar ekuitas dibagi de-
Penelitian ini menguji berbagai ukur-
ngan nilai buku ekuitas yang
an transaksi dengan pihak-pihak yang ber-
diukur pada awal tahun
hubungan istimewa dengan perusahaan se-
OCF = aliran kas tahun t dibagi de-
bagai variabel independen, termasuk: jum-
ngan aset total awal tahun
lah ragam transaksi dengan perusahaan,
NegNI = variabel indikator yang bernilai
apakah perusahaan memiliki transaksi de-
1 jika perusahaan melaporkan
ngan pihak primer atau sekunder, atau je-
laba negatif pada tahun sebe-
nis transaksi tertentu, dan jumlah transaksi
lumnya dan nol sebaliknya
yang diungkap, jika tersedia.
Debt = hutang jangka panjang dibagi
Selanjutnya, peneliti menghitung ak-
dengan aset total awal tahun
rual abnormal untuk masing-masing ukur-
Log(Assets) = log dari aset total
an transaksi dengan pihak-pihak yang ber-
AUD = variabel dummy untuk kuali-
hubungan istimewa. Jika manajemen laba
tas audit, bernilai 1 jika sam-
ada, diekspektasi akan ada hubungan positif
pel diaudit oleh salah satu dari
dan signifikan antara akrual abnormal dan
KAP besar (Big 5/4/3—tergan-
transaksi dengan pihak-pihak yang ber-
tung dari tahun pengamatan)
hubungan istimewa dengan perusahaan.
dan bernilai 0 jika sebaliknya.
Di dalam regresi, variabel-variabel tam-
bahan diikutkan untuk mengendalikan fak- Dugaan bahwa transaksi dengan pi-
tor-faktor lain yang diketahui berhubungan hak-pihak yang berhubungan istimewa ber-
dengan manajemen laba. Pengendalian ini hubungan dengan manajemen laba adalah
penting untuk menghindari kesalahan pe- jika koefisien variabel RPT (β) dari persa-
nolakan hipotesis nol tentang tidak adanya maan (3) bernilai positif dan signifikan dan
akrual abnormal ketika hipotesis nol benar koefisien interaksi juga signifikan.
(lihat Bartov et al., 2000, dan Klein, 2002b).
Penelitian terdahulu menemukan hubungan HASIL DAN PEMBAHASAN
positif antara profitabilitas tahun lalu de- Di dalam penelitian ini, seperti yang
ngan manajemen laba. Untuk menangkap bisa dilihat di Tabel 1 menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekspektasian, peneliti mema- keempat regresi memiliki nilai p-value untuk
Sokarina, Kualitas Auditor, Besaran Transaksi Antar Pihak Yang...43

Tabel 1. Hasil Uji Regresi 1

F-test yang signifikan pada level 1%. Nilai F tik signifikan dengan variabel dependen,
semua persamaan cenderung sama, kecuali sementara dua persamaan yang lain tidak
untuk persamaan 2 yang jauh lebih rendah. menunjukkan hubungan yang signifikan
Hasil yang sama juga berlaku untuk nilai secara statistik. Utang yang lebih rendah
R2-sesuaian. Secara umum bisa disimpul- mengindikasikan pengawasan eksternal se-
kan bahwa model yang digunakan memiliki lain auditor yang lebih rendah sehingga me-
pengaruh terhadap variabel dependen yaitu nyebabkan akrual diskresioner dan, kemudi-
manajemen laba. an, manajemen laba yang lebih tinggi. Pada
Variabel aliran kas operasi tidak secara penelitian ini ditemukan bahwa variabel nilai
konsisten menunjukkan hubungan dengan absolut perubahan laba tidak menunjukkan
manajemen laba. Arah hubungan yang nega- hubungan yang signifikan secara statistik
tif mengindikasikan bahwa penurunan alir- dengan akrual diskresioner. Artinya, besar-
an kas operasi berhubungan dengan kenaik- an laba absolut tidak berhubungan dengan
an manajemen laba. Variabel dummy laba manajemen laba. Simpulan yang kurang-
negatif bernilai negatif dan secara statistis lebih serupa juga berlaku untuk variabel ni-
signifikan pada alfa 1%. Hasil ini mengindi- lai aset.
kasikan bahwa perusahaan yang mengalami Piutang antara perusahaan dengan pi-
kerugian tidak memiliki perilaku manajemen hak yang berhubungan istimewa dengannya
laba yang sama, atau tidak memiliki akrual menunjukkan hubungan yang negatif dan
diskresioner yang sama. Hasil ini berbeda signifikan secara statistik. Ini mengindika-
dengan hasil yang didapat oleh Gordon dan sikan bahwa penurunan nilai piutang antar
Henry (2005). mereka justru meningkatkan nilai akrual dis-
Variabel utang memiliki arah hubung- kresioner dan, kemudian, manajemen laba.
an yang serupa dengan variabel aliran kas Hasil ini berbeda dengan ekspektasi karena
operasi. Hanya dua persamaan regresi yang seharusnya, menurut dugaan kami, piutang
menunjukkan hubungan yang secara statis- kepada pihak yang terafiliasi bisa digunakan
44 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm 35-47

untuk memanipulasi laba. Namun, hasil ini Regresi ke-2 sampai dengan ke-5 meng-
justru menunjukkan bahwa kenaikan jum- uji efek pemoderasi variabel dummy ukuran
lah piutang kepada pihak-pihak istimewa kantor akuntan publik. Dari keempat re-
justru menurunkan akrual diskresioner. gresi, hanya interaksi utang dengan ukuran
Namun, pembelian dan pengeluaran KAP yang berhubungan signifikan secara
atau pembayaran biaya-biaya sesuai dengan statistik dengan manajemen laba. Namun,
ekspektasi. Kenaikan pembelian kepada pi- koefisien interaksi bertanda positif yang bisa
hak-pihak istimewa menaikkan akrual dis- diartikan bahwa ukuran KAP, sebagai proksi
kresioner. Biaya ini juga terbukti memiliki kualitas audit, justru memperkuat penga-
hubungan positif dengan manajemen laba. ruh utang kepada pihak istimewa terhadap
Satu-satunya variabel independen amatan manajemen laba. Sementara itu, koefisien
yang tidak signifikan adalah utang kepada utang kepada pihak istimewa sendiri ber-
pihak-pihak istimewa. nilai negatif, namun tidak signifikan secara
Untuk dugaan penelitian yang kedua, statistik. Hasil ini tidak sesuai dengan pre-
nilai F setiap persamaan dari kelima per- diksi dan malah bertentangan dengan ide
samaan regresi menunjukkan p-value yang bahwa auditor yang berkualitas seharusnya
mendekati tidak berbeda secara statistik memperlemah hubungan antara variabel
dengan nol. Nilai F tertinggi ada pada persa- yang diduga berhubungan dengan manaje-
maan regresi ke-4 dan ke-5. Secara keselu- men laba dengan manajemen laba itu sen-
ruhan nilai F untuk persamaan 2 sampai diri. Variabel-variabel interaksi yang lain ti-
dengan 5 tidak berbeda dengan hasil peng- dak ada yang menunjukkan hubungan yang
ujian regresi, ketika variabel interaksi tidak signifikan dengan manajemen laba. Jika di-
dimasukkan. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kaitkan dengan variabel dummy KAP yang
model ini memiliki hubungan yang secara tidak signifikan (regresi 1), maka koefisien
statistik signifikan terhadap manajemen interaksi tersebut memang wajar.
laba. Hasil regresi (Tabel 2) berikutnya juga
Hasil regresi yang pertama menunjuk- menunjukkan piutang kepada pihak istime-
kan variabel dummy KAP tidak secara statis- wa adalah yang konsisten tetap berhubungan
tik signifikan berpengaruh terhadap manaje- dengan manajemen laba. Dari hasil regresi
men laba. Namun, tiga variabel transaksi hubungan piutang dengan pihak terafiliasi
dengan pihak-pihak yang terafiliasi dengan berhubungan negatif dengan manajemen
perusahaan sampel secara statistik signifi- laba. Hasil yang sama juga ditemukan pada
kan berhubungan dengan manajemen laba; regresi pertama dan kedua. Oleh sebab itu,
dan hanya utang dengan pihak istimewa piutang kepada pihak terafiliasi secara kon-
yang tidak berhubungan secara signifikan. sisten berhubungan negatif dengan manaje-
Temuan ini konsisten dengan hasil regresi men laba. Dari temuan ini, kami berpendapat
pertama. bahwa lepas dari besarnya diskresi yang
Berbeda dengan tiga variabel yang ber- dimiliki oleh manajemen perusahaan kare-
hubungan signifikan, piutang berhubungan na hubungannya dengan perusahaan lain
negatif dengan manajemen laba. Artinya, yang terafiliasi dengannya, piutang kepada
piutang dagang menjadi mekanisme untuk pihak istimewa justru menekan akrual dis-
penurunan manajemen laba. Pembelian yang kresioner. Jadi, motif ekonomi adalah yang
dilakukan dari dan biaya yang dibayarkan melandasi transaksi antara perusahaan de-
kepada pihak yang berhubungan istimewa ngan perusahaan yang terafiliasi dengannya.
memiliki hubungan positif dengan manaje- Dugaan bahwa transaksi-transaksi istimewa
men laba. Kedua temuan ini juga konsisten akan menimbulkan manajemen laba kare-
dengan hasil regresi dan sesuai dengan na adanya konflik kepentingan atau bahwa
ekspektasi bahwa manajemen laba bisa di- transaksi jenis ini akan menimbulkan ma-
hubungkan dengan pembelian dari dan pen- salah keagenan tidak sepenuhnya terbukti.
geluaran biaya kepada pihak terafiliasi. Sebaliknya, manajemen laba justru lebih
Koefisien variabel dummy kantor akun- rendah ketika transaksi piutang dengan pi-
tan publik tidak berbeda secara statistik dari hak terafiliasi meningkat. Namun, tiga jenis
nol. Hasil ini berarti bahwa tidak ada perbe- transaksi yang lain tidak bisa mendukung
daan besar akrual diskresioner atau manaje- simpulan kami di atas. Penelitian lanjutan
men laba antara perusahaan yang diaudit di masa datang bisa meneliti motif sebena-
oleh KAP 4 Besar dengan KAP yang lebih ke- rnya dari transaksi-transaksi jenis ini: ope-
cil ukurannya. rasional ataukah memiliki motif keagenan
Sokarina, Kualitas Auditor, Besaran Transaksi Antar Pihak Yang...45

Tabel 2. Hasil Uji Regresi 2

yang merugikan kepentingan pihak-pihak mengindikasikan bahwa perusahaan yang


lain kecuali manajemen itu sendiri. mengalami kerugian tidak memiliki perilaku
manajemen laba yang sama, atau tidak memi-
SIMPULAN liki akrual diskresioner yang sama. Variabel
Berdasarkan bukti-bukti empiris yang piutang berbeda dengan ekspektasi karena
diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa : seharusnya, menurut dugaan kami, piutang
pertama, variabel aliran kas operasi, utang kepada pihak yang terafiliasi bisa digunakan
dummy laba negatif, absolut perubahan laba, untuk memanipulasi laba. Namun, hasil ini
asset dan piutang sama-sama menunjukkan justru menunjukkan bahwa kenaikan jum-
hasil tidak berhubungan dengan manaje- lah piutang kepada pihak-pihak istimewa
men laba. Arah hubungan yang negatif pada justru menurunkan akrual diskresioner. Na-
penurunan aliran kas operasi berhubungan mun, variabel pembelian dan pengeluaran
dengan kenaikan manajemen laba, hubung- atau pembayaran biaya-biaya sesuai dengan
an negatif ini sesuai dengan prediksi. Utang ekspektasi. Kenaikan pembelian kepada pi-
yang lebih rendah mengindikasikan peng- hak-pihak istimewa menaikkan akrual dis-
awasan eksternal selain auditor yang le- kresioner. Biaya ini juga terbukti memiliki
bih rendah sehingga menyebabkan akrual hubungan positif dengan manajemen laba.
diskresioner dan, kemudian, manajemen Satu-satunya variabel independen amatan
laba yang lebih tinggi. Dummy laba negatif yang tidak signifikan adalah utang kepada
46 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 3, Nomor 1, April 2012, Hlm 35-47

pihak-pihak istimewa. penjualan untuk mengestimasi akrual.


Kedua, bahwa hasil regresi yang per- Nilai penjualan itu sendiri, dalam hal
tama menunjukkan variabel dummy KAP ini penjualan pada pihak-pihak istime-
tidak secara statistik signifikan berpenga- wa, kemudian digunakan kembali un-
ruh terhadap manajemen laba. Namun, tiga tuk menentukan akrual. Prosedur ini
variabel transaksi dengan pihak-pihak yang mungkin memberi bias pada simpulan.
terafiliasi dengan perusahaan sampel secara 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya mem-
statistik signifikan berhubungan dengan pertimbangkan penggunaan proksi lain
manajemen laba; dan hanya utang dengan untuk kualitas audit seperti yang disa-
pihak istimewa yang tidak berhubungan se- rankan oleh Watkins et. al (2004)
cara signifikan. Temuan ini konsisten den- 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mem-
gan hasil regresi pertama. pertimbangkan juga faktor-faktor se-
Piutang berhubungan negatif deng- lain jenis-jenis transaksi seperti yang
an manajemen laba, sama dengan hasil pergunakan dalam penelitian ini, sep-
pada regresi pertama. Artinya, piutang da- erti level transaksi.
gang menjadi mekanisme untuk penurunan
manajemen laba. Pembelian yang dilakukan DAFTAR RUJUKAN
dari dan biaya yang dibayarkan kepada pi- American Institute of Certified Public Accoun-
hak yang berhubungan istimewa memiliki tants. 2001. Staff of the American In-
hubungan positif dengan manajemen laba. stitute of Certified Public Accountants.
Kedua temuan ini juga konsisten dengan Accounting and Auditing for Related
hasil regresi pertama dan sesuai dengan Parties and Related Party Transactions,
ekspektasi bahwa manajemen laba bisa di- http://www.aicpa.org/news/relpty1.
hubungkan dengan pembelian dari dan pe- htm diunduh tanggal 20 Januari 2012
ngeluaran biaya kepada pihak terafiliasi. Badan Pengawas Pasar Modal. 2000. Per-
Koefisien variabel dummy kantor akun- aturan No. VIII.G.7, Pedoman Penya-
tan publik menunjukkan bahwa tidak ada jian Laporan Keuangan, http://www.
perbedaan besar akrual diskresioner atau bapepam.go.id diunduh tanggal 20
manajemen laba antara perusahaan yang Januari 2012
diaudit oleh KAP 4 Besar dengan KAP yang Bartov, E., F.A. Gul, dan J.S.L. Tsui. 2000.
lebih kecil ukurannya. Hasil ini bisa mengin- “Discretionary-Accruals Models and
dikasikan bahwa ukuran kantor akuntan ti- Audit Qualifications”. Journal of Ac-
dak bisa menjadi alat ukur pembeda kuali- counting and Economics, vol. 30.
tas pekerjaan auditor. Cheung, Y., P.R. Rau, dan A. Stouraitis.
Dari keempat regresi, hanya inter- 2004. “Tunneling, Propping and Expro-
aksi utang dengan ukuran KAP yang ber- priation: Evidence from Connected Par-
hubungan signifikan secara statistik dengan ty Transactions in Hong Kong”. Journal
manajemen laba. Namun, koefisien interaksi of Financial Economics, vol. 82.
bertanda positif berarti bahwa ukuran KAP, Claessens, S., S. Djankov, J.P.H. Fan, dan
sebagai proksi kualitas audit, justru mem- L.H.P. Lang. 2002. “The Separation of
perkuat pengaruh utang kepada pihak is- Ownership and Control in East Asian
timewa terhadap manajemen laba. Variabel- Corporation”. Journal of Financial Eco-
variabel interaksi yang lain tidak ada yang nomics, vol. 58.
menunjukkan hubungan yang signifikan de Angelo. L.E. 1981. “Auditor size and audi-
dengan manajemen laba. tor quality”. Journal of Accounting and
Hasil penelitian ini belum sepenuhnya Economics, vol. 3: 183-199.
bisa menjawab peristiwa yang diteliti. Hal ini Dechow, P.M., R.G. Sloan dan A.P. Sweeney.
menjadi kelemahan dalam penelitian ini dan 1995. “Detecting Earnings Manage-
dapat diperbaiki oleh peneliti selanjutnya, ment”. The Accounting Review, vol. 70.
diantaranya yaitu : DeFond, M. dan J. Jiambalvo. 1994. “Debt
1. Penelitian selanjutnya perlu memper- Covenant Violation and Manipulation
timbangkan perbaikan metrik yang di- of Accruals”. Journal of Accounting and
gunakan dalam mengukur transaksi Economics, vol. 17.
istimewa ini. Sebagian transaksi yang Fan, J.P.H. dan T.J. Wong. 2002. “Corporate
digunakan tumpang-tindih di dalam Ownership Structure and the Informa-
pengujian, contohnya transaksi penju- tiveness of Accounting Earnings in East
alan. Model Jones (1991) menggunakan
Sokarina, Kualitas Auditor, Besaran Transaksi Antar Pihak Yang...47

Asia”. Journal of Accounting and Eco- duh tanggal 4 Maret 2012


nomics, vol. 33. Jones, J.J. 1991. “Earnings Management
Financial Accounting Standards Board. during Import Relief Investigations”.
1982. Statement of Financial Accounting Journal of Accounting Research, vol.
Standard No. 57. Related Party Disclo- 29.
sures. Jung, K. dan S.Y. Kwon. 2002. “Ownership
Gordon, E.A. dan E. Henry. 2005. Related Structure and Earnings Informative-
Party Transactions and Earnings Man- ness: Evidence from Korea”. The Inter-
agement, http://www.ssrn.com/ab- national Journal of Accounting, vol. 37.
stract=612234. (diunduh tanggal 4 Ma- Klein, A. 2002a. “The Economic Determinants
ret 2012) of Audit Committee Independence”, The
Gordon, E. A., E. Henry dan D. Palia. 2004. Accounting Review, vol. 77.
Related Party Transactions: Associa- Klein, A. 2002b. “Audit Committee, Board of
tions with Corporate Governance and Director Characteristics, and Earnings
Firm Value, http://www.ssrn.com/ab- Management”. Journal of Accounting &
stract=558983 (diunduh tanggal 4 Ma- Economics, vol. 33.
ret 2012) Kohlbeck, M. dan B. Mayhew. 2004. Relat-
Gray, S.J. 1988. “Towards a Theory of Cul- ed Party Transactions. Working paper,
tural Influence on the Development of University of Wisconsin. http://www.
Accounting Systems Internationally”. ssrn.com/abstract=591285
Abacus, vol. 24. La Porta, R., F. Lopez-De-Silanes, A. Shleifer,
Healy, P.M. dan J.M. Wahlen. 1999. “A Re- dan R. Vishny. 1999. Corporate Owner-
view of The Earnings Management Lit- ship Around the World. Journal of Fi-
erature and Its Implications for Stan- nance, vol. 54.
dard Setting”. Accounting Horizons, vol. Schipper, K. 1989. Commentary on Earnings
13. Management. Accounting Horizons, vol.
Hermalin, B. dan M. Weisbach. 1988. “The 3.
Determinants of Board Composition”. Shleifer, A. dan R. Vishny. 1997. A Survey
Rand Journal of Economics, vol.19. of Corporate Governance. Journal of Fi-
Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Pernyataan nance, vol. 52.
Standar Auditing no. 70: Pertimbangan Sudarwan, M. dan T.J. Fogarty. 1996. “Cul-
atas kecurangan dalam audit laporan ture and Accounting in Indonesia: An
keuangan, Jakarta: Salemba Empat. Empirical Examination”. The Interna-
Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Pernyata- tional Journal of Accounting, vol. 31.
an Standar Akuntansi Keuangan No.7: Titman, S. dan B. Trueman. 1986. “Informa-
Pengungkapan Pihak-Pihak yang Mem- tion quality and the valuation of new
punyai Hubungan Istimewa. Jakarta: issues”. Journal of Accounting and Eco-
Salemba Empat. nomics, 8: 159-172.
Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976. “The- Vicknair, D., K. Hickman, dan K.C. Carnes.
ory of The Firm: Managerial Behavior, 1993. A Note on Audit Committee Inde-
Agency Costs and Ownership Struc- pendence: Evidence from The NYSE on
ture”. Journal of Financial Economics, “Grey” Area Directors. Accounting Hori-
vol. 3. zons, 7: 53-57.
Jian, M. dan T.J. Wong. 2003. Earnings Man- Watkins, A.L, W. Hillison, dan S.E. Morec-
agement and Tunneling through Related roft. 2004. “Audit quality: A synthesis
Party Transactions: Evidence from Chi- of theory and empirical evidence”. Jour-
nese Corporate Groups. EFA 2003 An- nal of Accounting Literature, vol. 23:
nual Conference Paper No.549, http:// 153-193.
www.ssrn.com/abstract=424888 diun-

Anda mungkin juga menyukai