Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS ISU DI RSUD KABUPATEN TAPANULI SELATAN

Oleh :

Nama Peserta : Nikma Mawaddah, S.Tr.Kes

Nama Pengampu : Gadis Melani Rusli, S.H

Lembaga Penyelenggara : BPSDM SUMATERA UTARA

PELATIHAN DASAR CPNS


KABUPATEN TAPANULI SELATAN
JULI 2022
BAB I

LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,


ASN menjalankan profesinya berlandasan pada: a) nilai dasar; b) kode etik dan kode perilaku,
c) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik; d) kompetensi yang
diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan e) profesionalitas jabatan. Implementasi terhadap
prinsip-prinsip tersebut diwujudkan dengan meningkatkan kepedulian dan pertisipasi untuk
meningkatkan kapasitas organisasi dengan memberikan penguatan untuk menemu-kenali
perubahan lingkungan strategis secara komprehensif pada setiap ASN.

ASN diberikan bekal mengenali konsepsi perubahan dan perubahan lingkungan


strategis untuk membangun kesadaran menyiapkan diri dengan memaksimalkan berbagai
potensi modal insani yang dimiliki. Selanjutnya diberikan penguatan untuk menunjukan
kemampuan berpikir kritis dengan mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu kritikal melalui
isu-isu startegis kontemporer yang dapat menjadi pemicu munculnya perubahan lingkungan
strategis dan berdampak terhadap kinerja birokrasi secara umum dan secara khusus berdampak
pada pelaksanaan tugas jabatan sebagai ASN pelayan masyarakat. Adapun isu kontemporer
itu sendiri merupakan pokok permasalahan yang modern,eksis dan terjadi dan masih
berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan dengan saat ini. Kemampuan
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan lingkungan strategis dan
analisis isu-isu kontemporer sangatlah penting bagi seorang ASN mengingat fungsi dari ASN
itu sendiri merupakan pelaksana pelayan dan kebijakan publik, serta sebagai perekat pemersatu
bangsa yang diharapkan mampu menyelesaikan suatu isu atau permasalahan secara umum dan
secara khusus di tempat ASN itu sendiri bekerja.

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan
bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung
penyelenggaran upaya kesehatan. RSUD Tapanuli Selatan merupakan rumah sakit yang
status kepemilikannya adalah adalah milik pemerintah kabupaten Tapanuli Selatan yang
berdiri tanggal 28 Mei 1998. Tanggal 14 April 2008, RSUD Tapanuli Selatan ditetapkan
sebagai lembaga Teknisi Daerah melalui Keputusan Bupati Tapanuli Selatan Nomor
07/Pr/2008 serta persetujuan organisasi RSUD Kabupaten Tapanuli Selatan yang
merupakan awal pengembangan pelayanan rujukan pelayanan medis di Kabupaten Tapanuli
Selatan. RSUD Tapanuli Selatan adalah sebuah rumah sakit umum kelas C, yaitu rumah

1
sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
spesialis dasar dan 4 spesialis penunjang.
Berdasarkan kedudukan, tugas pokok dan fungsinya, RSUD Tapanuli Selatan adalah
unsur pendukung Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan yang berkedudukan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. RSUD Tapanuli Selatan
dipimpin oleh seorang direktur yang mempunyai tugas pokok membantu bupati dalam
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara
serasi, terpadu, dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melakukan upaya rujukan
dalam rangka pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Dalam menyediakan pelayanan kesehatan di lingkungan Kabupaten Tapanuli
selatan tentunya RSUD Kabupaten Tapanuli selatan memiliki beberapa isu strategic.
Permasalahan yang sedang hangat dibicarakan orang yang mempunyai nilai kelayakan,
strategis dan mendesak untuk dicarikan jalan keluarnya serta memerlukan analisis terhadap
berbagai dimensi yang berpengaruh (dipengaruhi dan mempengaruhi) merupakan isu-isu
permasalahan yang ada. Melihat dari kondisi yang ada saat ini , maka isu permasalahan
yang dihadapi oleh Rumah Sakit Umum Daerah adalah ; kurang optimalnya
pencatatan/pengisian data Rekam Medis (RM), kurang optimalnya pengadaan dan fungsi
alat di RSUD, kurangnya motivasi pasien untuk rawatan lanjutan dengan pendekatan
rehabilitasi medik di poli Fisioterapi, belum adanya Sistem Informasi Rumah Sakit Online
yang mendukung percepatan pemberian pelayanan kesehatan, dan kurang meratanya
pembagian profesi SDM kesehatan untuk setiap bidangnya.
Kurang meratanya pembagian profesi di RSUD Kabupaten Tapanuli Selatan
ditandai dengan banyak nya profesi tertentu seperti profesi bidan. Di sisi lain profesi
penunjang seperti analis kesehatan, radiologi, elektromedis, fisioterapi justru relatif sedikit.
Pada akhirnya profesi bidan seringkali menggantikan tugas profesi lain yang sebenarnya
bukan dari jobdesk profesi bidan itu sendiri. Kemudian kurang optimalnya fungsi dan
ketersedian dari sarana berupa alat-alat kesehatan di RSUD menjadi keterbatasan untuk
menangani pasien. Seringkali pasien yang membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti
CT-Scan dan MRI harus di rujuk ke rumah sakit lain. Sebagai seorang fisioterapis yang
merupakan seorang tenaga kesehatan penunjang juga turut merasakan bahwa minat pasien
sangatlah kurang untuk ikut serta dalam rawatan lanjutan. Hal ini terlihat dari jumlah rata-
rata kunjungan pasien ke poli Fisioterapi relatif rendah hanya sekitar 30 untuk setiap
bulannya.

2
Analisis isu-isu strategis ini merupakan bagian penting dan identifikasi isu yang tepat
dan bersifat strategis akan meningkatkan akseptabilitas prioritas program dan kegiatan,
dapat dioperasionalkan dan dapat dipertanggungjawabkan. Isu-isu strategis berdasarkan
tugas dan fungsi OPD adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan,
karena dampaknya yang signifikan bagi OPD di masa datang. Suatu kondisi/kejadian yang
menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan
kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan
menghilangkan peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka
panjang. Maka tujuan penulisan makalah ini bertujuan untuk menganalisis isu-isu strategic
di lingkungan RSUD Kabupaten Tapanuli selatan, yang kan dianalisis menggunakan
berbagai teknik. Sehingga setelah didapatkan isu prioritas maka penulis berharap akan
didapatkan penyelesaian isu ataupun gagasan kreatif demi kebaikan RSUD kabupaten
Tapanuli selatan

3
BAB II

IDENTIFIKASI ISU DAN PENETAPAN ISU

Sesuai dengan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas maka dapat dituliskan
identifikasi isu seperti di bawah ini:
Tabel 1 : Identifikasi Isu, Sumber Isu, dan Penyebab
No Identifikasi Isu Sumber Isu Penyebab
1 Kurang optimalnya Pelayan publik Sering ditemukan lembar RM
pencatatan/pengisian data yang tercecer dan atau RM
Rekam Medis (RM) ditahan di bagian poli melebihi
batas waktu pengembalian
yang seharusnya
Kurangnya fasilitas komputer
untuk menginput data RM
Kurangnya pelatihan untuk
menyamaratakan standar
kualitas petugas yang
berwenang untuk melakukan
pengisian RM
2 Kurang optimalnya pengadaan Manajemen RS Tidak adanya service berkala
dan fungsi alat di RSUD untuk melakukan kalibrasi dan
perbaikan pada alat-alat
kesehatan
Kurangnya SDM kesehatan
terampil yang dapat
melakukan perbaikan pada alat
yang rusak dan atau
mengoperasikan suatu alat
Kurangnya alokasi dana dalam
pengadaan alat-alat kesehatan
3 Kurangnya motivasi pasien Pasien/Klien Kurangnya informasi
untuk rawatan lanjutan dengan mengenai apa itu fisioterapi
pendekatan rehabilitasi medik dan atau kurangnya efisiensi
di poli Fisioterapi promosi RS
Penyakit Tidak Menular
(PTM) yang merupakan kasus
utama yang ditangani
fisioterapi di anggap tidak
serius atau membahayakan
Terkait biaya pelayanan yang
tidak ditanggung
BPJS/asuransi lainnya
4 Belum adanya Sistem Informasi Manajemen RS Kurangnya sarana prasarana
Rumah Sakit Online yang yang menunjang sistem
informasi online

4
mendukung percepatan Kurangnya SDM terampil
pemberian pelayanan kesehatan yang dapat mengelola sistem
informasi online
Kurangnya pemerataan akses
pelayanan kesehatan
5 Kurang meratanya pembagian Pelayan Publik Kurangnya minat tenaga
profesi SDM kesehatan untuk kesehatan tertentu untuk
setiap bidangnya mengisi kekosongan formasi
tersebut
Tidak meratanya jumlah
droping CPNS dari pemerintah
untuk profesi SDM kesehatan
tertentu
Kurangnya kemampuan
anggaran untuk menggaji
tenaga profesi SDM kesehatan
tertentu

Penetapan isu yang prioritas atau kata lain mendesak untuk segera ditangani, sebaiknya
menggunakan kemampuan berpikir kiritis yang ditandai dengan penggunaan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas banyak
jenisnya, misalnya menggunakan teknik tapisan APKL pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan,
Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup
orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks,
sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan Kelayakan artinya Isu
tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Tabel 2. Penentuan Isu yang Memenuhi Kriteria dengan Metode APKL
Matrik Penilaian Kualitas Isu dengan Teknik APKL
Isu A P K L Memenuhi Tidak Memenuhi
Kurang optimalnya pencatatan/pengisian data      -
Rekam Medis (RM)
Kurang optimalnya pengadaan dan fungsi alat di   ×  - 
RSUD yang sesuai standar
Kurangnya motivasi pasien untuk rawatan      -
lanjutan dengan pendekatan rehabilitasi medik di
poli Fisioterapi
Belum adanya Sistem Informasi Rumah Sakit  × ×  - 
online yang mendukung percepatan pemberian
pelayanan kesehatan
Kurang meratanya pembagian profesi SDM   ×  - 
kesehatan untuk setiap bidangnya

5
Berdasarkan hasil analisis metode APKL, maka isu yang bisa dilanjutkan ke tahap
validasi adalah isu kurang optimalnya pencatatan/pengisian data Rekam Medis (RM) dan
kurangnya motivasi pasien untuk rawatan lanjutan dengan pendekatan rehabilitasi medik di
poli Fisioterapi. Kemudian untuk memvalidasi isu agar benar-benar didapatkan hasil yang
valid yaitu menggunakan teknik USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus
dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera. Adapun caranya dengan menentukan
tingkatan menggunakan skala 1-5 yaitu; (1) tidak mendesak/serius/berdampak, (2) kurang
mendesak/serius/berdampak, (3) cukup mendesak/serius/berdampak, (4) mendesak,
serius/berdampak, (5) sangat mendesaj/serius/berdampak. Isu yang memiliki skor tertinggi
merupakan isu prioritas yang akan dicari pemecahan masalahnya dan akan segera ditangani
sebagaimana mestinya.
Tabel 3. Penentuan Isu yang Memenuhi Kriteria dengan Metode USG
Matrik Penilaian Kualitas Isu dengan Teknik USG
Isu Kategori Jumlah Total/Peringkat
Parameter U S G
1 Sering ditemukan lembar RM yang 5 5 5 15 35/
tercecer dan atau RM ditahan di bagian Peringkat II
poli melebihi batas waktu pengembalian
yang seharusnya
Kurangnya fasilitas komputer untuk 4 3 3 10
menginput data RM
Kurangnya pelatihan untuk 3 3 4 10
menyamaratakan standar kualitas petugas
yang berwenang untuk melakukan
pengisian RM
2 Tidak adanya service berkala untuk
melakukan kalibrasi dan perbaikan pada alat-
alat kesehatan
Kurangnya SDM kesehatan terampil yang
dapat melakukan perbaikan pada alat yang
rusak dan atau mengoperasikan suatu alat
Kurangnya alokasi dana dalam pengadaan
alat-alat kesehatan
3 Kurangnya informasi mengenai apa itu 4 5 5 14 42/
fisioterapi dan atau kurangnya efisiensi Peringkat I
promosi RS
Penyakit Tidak Menular (PTM) yang 5 5 5 15
merupakan kasus utama yang ditangani
fisioterapi di anggap tidak serius atau
membahayakan

6
Terkait biaya pelayanan yang tidak 4 5 4 13
ditanggung BPJS/asuransi lainnya
4 Kurangnya sarana prasarana yang menunjang
sistem informasi online
Kurangnya SDM terampil yang dapat
mengelola sistem informasi online
Kurangnya pemerataan akses pelayanan
kesehatan
5 Kurangnya minat tenaga kesehatan tertentu
untuk mengisi kekosongan formasi tersebut
Tidak meratanya jumlah droping CPNS dari
pemerintah untuk profesi SDM kesehatan
tertentu
Kurangnya kemampuan anggaran untuk
menggaji tenaga profesi SDM kesehatan
tertentu
Keterangan : Isu dengan tulisan Bold merupakan Isu yang memenuhi analisis APKL dan
selanjutnya dianalisis dengan metode USG
Dari hasil analisis menggunakan metode USG pada isu diatas, isu yang merupakan
prioritas adalah isu kurangnya motivasi pasien untuk rawatan lanjutan dengan pendekatan
rehabilitasi medik di poli Fisioterapi dengan skor total 42 setelah digabung untuk setiap nilai
parameter penyebab nya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa isu terpilih adalah isu ketiga
“Kurangnya motivasi pasien untuk rawatan lanjutan dengan pendekatan rehabilitasi
medik di Poli Fisioterapi”

7
BAB III
PENETAPAN ISU TERPILIH DAN GAGASAN KREATIF
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya dilakukan
analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria AKPL atau USG atau teknik tapisan
lainnya dengan menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis, misalnya menggunakan
system berpikir mind mapping, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis kesenjangan, atau
sekurangnya-kurangnya menerapkan kemampuan berpikir hubungan sebab-akibat untuk
menggambarkan akar dari isu atau permasalahan, aktor dan peran aktor, dan alternatif
pemecahan isu yang akan diusulkan.
Disini saya telah menetapkan isu terpilih yang memiliki total nilai yang paling besar
yang bisa dikatakan memiliki urgensi tertinggi. Selanjutnya isu terpilih ini akan dibuatkan fish
bond untuk mengetahui akar permasalahan yang sesunggungnya.

Gambar 1. Diagram Fishbone Teori jack Bologne (GONE)


Pada akhirnya isu terpilih ini akan saya buatkan gagasan kreatif penyelesaainnya, agar
kiranya ada perbaikan dimasa mendatang.
Rekomendasi alternatif penyelesaian isu:

1. Pengembangan kapasitas dan kapabilitas ketenagaan untuk Farmasi, laboratorium ,


rekam medis, khususnya Fisioterapi untuk mengantisipasi kebutuhan layanan
kesehatan khusus dari masyarakat seiring peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
kompetisi penyedia layanan kesehatan pasca MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN)
2. Dilakukannya promosi/pemasaran terhadap layanan Fisioterapi sehingga masyarakat
secara menyeluruh mengetahui perkembangan dan kemajuan pelayanan fisioterapi di
RSUD Kabupaten Tapanuli selatan
3. Monitoring, evaluasi dan analisis terhadap program-program yang ada di Fisioterapi
oleh pihak manajemen

8
4. Dilakukannya penyuluhan tentang penyakit tidak menular seperti Stroke, OA, HNP
yang sebenarnya sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan berakibat fatal
apabila tidak dilakukan rawatan lanjutan
5. Dibuat nya sistem tarif pelayanan fisioterapi yang efisien

Anda mungkin juga menyukai