Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Asal mula bahasa pada spesies manusia telah menjadi topik perdebatan para ahli
selama beberapa abad. Walaupun begitu, tidak ada kesepakatan umum mengenai kapan
dan umur bahasa manusia secara pasti. Salah satu permasalahan yang membuat topik ini
sangat sulit dikaji adalah kurangnya bukti langsung. Akibatnya, para ahli yang ingin
meneliti asal mula bahasa harus menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti lain seperti
catatan-catatan fosil atau bukti-bukti arkeologis, keberagamanan bahasa kontemporer,
kajian akuisisi bahasa, dan perbandingan antara bahasa manusia dengan sistem
komunikasi hewan, terutama sistem komunikasi primata lain. Secara umum ada
kesepakatan bahwa asal mula bahasa manusia berkaitan erat dengan asal usul perilaku
manusia modern, namun terdapat perbedaan pendapat mengenai implikasi-implikasi dan
keterarahan hubungan keduanya.
Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial yang tidak
bisa hidup tanpa manusia lainnya. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi suatu
interaksi atau komunikasi yang baik dengan alam, sesama individu (manusia) atau
hubungan manusia dengan Tuhannya. Dalam proses interaksi diperlukan keterampilan
berbahasa aktif, kreatif, produktif dan apresiatif. Berbicara mengenai bahasa, sekarang ini
tidak banyak orang yang mengetahui sebenarnya apa itu bahasa. Dalam hal ini pengertian,
definisi dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kebahasaan.
Padahal pada kenyataannya dalam keseharian kita kerap bersosialisasi dengan orang
lain menggunakan bahasa. Ketika dimintai keterangan mengenai pengertian bahasa
beberapa orang akan menjawab bahwasannya bahasa adalah alat komunikasi dalam
kehidupan sehari-hari. Itu memang benar, namun secara lebih terperinci lagi tentunya
pengertian itu masih belum bisa dikatakan cukup. Sama halnya ketika kita ditujukan pada
pertanyaan seperti apakah sejarah bahasa, bagaimana asal-usul bahasa itu dilahirkan?
Dua hal tersebut menjadi tanda tanya besar yang sekiranya sukar untuk dijawab oleh
kebanyakan orang. Bahkan sampai saat ini para ahli bahasa pun masih berupaya untuk
membuktikan hipotesis yang dibuatnya mengenai sejarah dan asal-usul bahasa melalui
penelitian berkelanjutan. Berdasarkan pada permasalahan di atas penulis hendak
mengulas sedikit tentang sejarah dan asal-usul bahasa dalam makalah ini.
Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut:

1 | L i n g u i s ti k U m u m
1.2 RUMUSAN MASALAH
- Bagaimanakah sejarah dan asal-usul bahasa?
- Sejarah perkembangan bahasa Indonesia?
- Apa pengertian dan hakikat bahasa?
1.3 TUJUAN PENULISAN
- Untuk mengetahui serta memahami secara lebih mendalam mengenai pengertian dan
juga hakikat bahasa.
- Untuk mengetahui sejarah dan asal-usul lahirnya sebuah bahasa.
- Untuk mengetahui perkembangan sejarah bahasa Indonesia.
1.4 MANFAAT
1.4.1 Teoritis
Secara teoritis makalah ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan lebih
mendalam pada mahasiswa pada khususnya tentang pengertian, definisi dan juga
hakikat suatu bahasa. Pembekalan pengetahuan seperti ini dirasa sangat berguna dan
akan membantu dalam proses kegiatan belajar mengajar.
1.4.2 Praktis
Secara praktis makalah ini diharapkan mampu menumbuhkan rasa keingintahuan
yang semakin tinggi bagi para mahasiswa. Untuk terus mengkaji materi kebahasaan
dari berbagai aspek, khususnya dari segi sejarah dan asal-usul suatu bahasa.

2 | L i n g u i s ti k U m u m
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH DAN ASAL USUL BAHASA

Pengkajian tentang asal usul bahasa telah dimulai sejak abad kelima sebelum masehi
di Yunani kuno. Perdebatan tentang masalah ini telah memakan waktu berabad-abad dan
melibatkan para sarjana ilmu bahasa, selain itu para ahli lainnya seperti ahli filsafat, ahli
arkeolog, ahli sosiologi, ahli sejarah turut terlibat untuk mengkaji tentang asal usul bahasa ini.
Namun hingga saat ini persoalan ini belum mencapai titik temu dan kebulatan pendapat yang
dapat di terima oleh para sarjana. Teori baru yang beraneka ragam selalu muncul, semakin
lama teori-teori tersebut semakin membuat rumit persoalannya. Oleh karena itu, sejak tahun
1966 societie Linguistique Farncaise telah enggan menerima segala karangan yang
membicarakan persoalan asalusul bahasa. J Vandryes menyatakan bahawa masalah asal-usul
bahasa bukan termasuk bidang linguistik.
Sejak itu perbincangan masalah asal-usul bahasa tertunda beku untuk sementara.
Tidak lama kemudian masalah ini timbul kembali diperbincangkan orang. Sejak jaman
purbakala, manusia telah menaruh perhatian tentang rahasia timbulnya bahasa atau
bagaimana benda mendapat namanya. Ada beberapa asumsi yang memberikan gambaran
tentang asal-usul bahasa. Asumsi-asumsi tersebut, antara lain seperti tertera dalam uraian di
bawah ini. Penyelidikan antrofologi menyatakan bahwa kebanyakan kebudayaan primitif
meyakini keterlibatan Tuhan dan Dewa dalam permulaan sejarah berbahasa. Akhir abad 18
spekulasi asal-usul bahasa berpindah dari wawasan keagamaan, mistik, dan takhayul ke alam
baru yang disebut dengan organic phase (fase organis).
Joann Gottfried dalam karyanya Uber dan and usprug der sprache (On the origin of
language) tahun 1772 mengemukakan bahwa tidaklah tepat bila mengatakan bahasa adalah
anugrah Illahi. Menurut pendapatnya bahasa lahir karena dorongan manusia untuk mencoba -
coba berpikir. Bahasa adalah akibat sentakan yang secra insting seperti halnya dalam proses
kelahiran. Teori ini bersamaan dengan lahirnya teori evolusi manusia yang dipelopori oleh
Immanuel Kant (1724-1804) yang kemudian disusul oleh Charles Darwin.
Charles Darwin (1809-1882) dalam Descent of man (1871) mengemukakan bahwa
manusia dibandingkan dengan suara binatang berbeda dalam tingkatannya saja. Bahasa
manusia seperti halnya manusia sendiri berasal dari bentuk yang primitif, barangkali dari
ekspresi emosinya saja. Contoh, perasaan jengkel atau jijik terlahirkan dengan mengeluarkan
udara dari hidung dan mulut, terdengar sebagai pooh atau pish.

3 | L i n g u i s ti k U m u m
Max Muller (1823-1900) ahli filologi dari inggris kelahiran Jerman yang tidak
sependapat dengan Darwin menyebutnya dengan pooh-pooh Theory. Teori Darwin ini tidak
diterima oleh para sarjana bahkan tidak disetujuinya, termasuk Edward Sapir dari Amerika.
Max Muller (1823-1900) memperkenalkan Dingdong Theory atau disebut juga Nativistic
Theory. Teori ini agak sejalan dengan yang diajukan Socrates bahwa bahasa lahir secara
alamiah. Menurut teori ini, manusia memiliki kemampuan insting yang istimewa untuk
mengeluarkan ekspresi ujaran bagi setiap stimulus yang datang dari luar. Kesan yang
diterima melalui Indra, bagaikan pukulan pada bell hingga melahirkan ucapan yang sesuai.
Michael Tomasello berpendapat bahwa bahasa berkembang dari aspek komunikasi
primata, yang condong kepada komunikasi. Seorang ahli merumuskan satu hipotesis dari asal
usul bahasa yaitu:

“Saya tidak dapat meragukan bahwa bahasa berasal dari imitasi dan modifikasi,
dibantu oleh isyarat dan gerakan, terhadap berbagai suara alam, suara binatang
lainnya, dan teriakan naluriah manusia sendiri.”

-Charles Darwin, 1871. The Descent of Man-

Pada tahun 1861, ahli sejarah bahasa Max Muller menerbitkan daftar teori asal mula bahasa
yang spekulatif:

a. Bow-wow
Bow-wow atau cuckoo yaitu teori yang Muller kaitkan dengan filsuf Jerman Johann
Gottfried Herder menganggap kata-kata bermula sebagai imitasi dari teriakan hewan-
hewan liar atau burung.
b. Pooh-pooh
Teori Pooh-Pooh menganggap kata-kata pertama sebagai teriakan dan kata seru
emosional yang dipicu oleh rasa sakit, menyukai, terperanjat dan lainnya.
c. Ding-dong.
Müller menyarankan apa yg dirinya sebut dgn teori Ding-Dong, yg menyebutkan
bahwa seluruhnya mahluk mempunyai suatu getaran resonansi alami, yg digemakan
oleh manusia dalam perkataan awalnya dgn sebuah kiat.
d. Yo-he-ho
Teori yo-he-ho meyakini bahasa muncul dari gerakan kerjasama yg rutin & business
buat menyinkronisasi otot, maka membuahkan sebuah nada yg ‘menghela’ bergantian
seperti ho.

4 | L i n g u i s ti k U m u m
e. Ta-ta
Teori ini tiada dalam list Max Müller, namun diajukan oleh Sir Richard Paget kepada
thn 1930. Menurut teori ta-ta, manusia menciptakan perkataan perdana bersama
menggerakan lidah yg meniru kegiatan manual, membuatnya terdengar bersuara.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asal-usul bahasa berasal dari imitasi dan
modifikasi suara alam, binatang, teriakan naluriah manusia dan lain sebagainya yang dibantu
oleh isyarat dan gerakan.

2.2 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia yang dipakai sekarang ini berasal dari bahasa melayu. Yang
menjadi bahasa perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan tidak hanya di gunakan di
kepulauan nusantraa melainkan hampir di seluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan
ditemukannya prasasti- prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan bahasa melayu.
Berbagai batu tertulis (prasasti) kuno yang ditemukan seperti :

1. Prasasti Kedukan Bukit di Palembang, tahun 683.

2. Prasasti Talang Tuo di Palembang, tahun 684.

3. Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686.

4. Prasasti Karang Brahi antara Jambi dan Sungai Musi, tahun 688, yang tertulis Pra-Nagari
dan bahasa Melayu kuno. Bahasa melayu sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman
Sriwijaya (Halim, 1979: 6-7). Prasasti ini ditulis di Jawa Tengah (Prasasti Gandasuli, tahun
832) dan di Bogor (Prasasti Bogor, tahun 942). Hal ini memperkuat bahwa bahasa melayu
bukan hanya dipakai di pulau Sumatra, melainkan juga dipakai di Pulau Jawa.

Pada zaman Sriwijaya Bahasa Melayu berfungsi sebagai berikut:

1. Sebagai kebudayaan yaitu buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra
2. Sebagai bahasa perhubungan antar suku di lndonesia
3. Sebagai perdagangan
4. Sebagai bahasa resmi kerajaan

Terdapat empat penyebab bahasa melayu diangkat menjadi bahasa lndonesia, yaitu sebagai
berikut:

5 | L i n g u i s ti k U m u m
1. Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di lndonesia, bahasa perhubungan,
dan bahasa perdagangan.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa ini tidak
dikenal tingkauan bahasa, seperti dalam bahasa jawa (ngoko, kromo) atau perbedaan
bahasa kasar dan halus , seperti dalam bahasa Sunda (kasar, lemes).
3. Suku Jawa, suku Sunda dan suku-suku yang lain dengan sukarela menerima bahasa
Melayu menjadi bahasa indonesi sebagai bahasa Nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan
dalam arti yang luas.

Secara resmi, bahasa Indonesia dikumandangkan pada peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928. Peresmian nama bahasa Indonesia tersebut bermakna politis sebab bahasa
Indonesia dijadikan sebagai alat perjuangan oleh kaum nasionalis (yang sekaligus bertindak
sebagai perencana bahasa) untuk mencapai negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat.
Selain itu terdapat beberapa peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan bahasa melayu
yang kemudian bertranformasi menjadi bahasa Indonesia.

a. Pada tahun 1901 disusun ejaan resmi bahasa melayu oleh Ch. A. Van Ophuijsen dan
dimuat dalam kitab logat Melayu.
b. Pada tahun 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
yang diberikan nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman bacaan rakyat) lalu
pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Balai Pustaka menerbitkan novel-
novel, yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di Kalangan
masyarakat luas.
c. Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat-saat yang paling menentukan dalam
perkembangan bahasa lndonesia karena pada tanggal 28 Oktober 1928 itulah para
pemuda pilihan memancangkan tonggak yang kukuh untuk perjalanan bahasa
lndonesia.
d. Pada tahun 1933 secara resmi berdiri sebuah angkatan sastrawan muda yang
menamakan dirinya pujangga baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana dan
kawab-kawan.
e. Pada tanggal 25-28 Juni 1938 dilangsungkan Kongres Bahasa Indonesia l di Solo,
dari hasil kongres di Solo ini dapat diaimpulkan bahwa usaha pembinaan dan
pengembangan bahasa lndonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendekiawan dan
budayawan kita saat itu.

6 | L i n g u i s ti k U m u m
f. Masa pendudukan Jepang (1942-1945) merupakan pula suatu masa penting. Jepang
memilih bahasa lndonesia sebagai bahasa resmi. Bahasa lndonesia juga dipakai
sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan dan untuk keperluan ilmu
pengetahuan.
g. Pada tanggal 18 Agustus 1947 ditandatangilah UUD 1945, yang salah satu pasalnya
(pasal 36) menetapkan bahasa lndonesia sebagai bahasa Negara.
h. Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaaan Ejaan Republik (Ejaan
Soewandi) sebagai pengganti ejaan van, ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
i. Kongres Bahasa lndonesia ll di Medan pada tanggal 28 Oktober-2 November 1954
adalah juga salah satu perwujudan tekad bangsa lndonesia untuk terus-menerus
menyempurnakan bahasa lndonesia yang diangkat sebagai bahasa Nasional.
j. Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan melalui pidato kenegaraan keputusan
Presiden No. 57 tahun 1972.
k. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
"pedoman Umum Ejaan Umum Pembentukan Istilah" resmi belaku di lndonesia.
l. Kongres Bahasa lndonesia lll yang diselengarakan di Jakarta tanggal 28 Oktober - 2
November 1978 merupakan peristiwa yang terpenting bagi kehidupan bahasa
lndonesia. Dalam rangka sumpah pemuda yang berusaha memantapkan kedudukan
dan fungsi bahasa.
m. Kongres Bahasa lndonesia lV diselengarakan di Jakarta pada 21-26 November 1983.
Dakam rangka peringatan hari sumpah pemuda ke-55. Dalam putusan bahwa bahasa
lndonesia harus lebih ditingkatkan sehibgga amanat yang tercantum dalam garis-garis
besar haluan negara.
n. Kongres Bahasa lndonesia V juga diadakan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober - 3
November 1988. Kongres ini merupakan kongres terbesar dalam perkembangan
bahasa lndonesia karena selain diikuti oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa
lndonesia di Nusantara, juga diikuti oleh peserta Brunei Darussalam, Belanda,
Jerman, dan Australia, kongres ke 5 ini dibuka oleh Presiden Soeharto di istana
Negara Jakarta. Kongres ini mempersembahkan Kamuas Besar

7 | L i n g u i s ti k U m u m
2.3 PENGERTIAN BAHASA

Kridalaksana (1983, dan juga dalam Djoko Kentjono 1982) mengemukakan bahwa
bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.
Sedangkan secara umum pengertian bahasa adalah suatu alat untuk berinteraksi atau
komunikasi dengan fungsi sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep
atau perasaan. Dalam sosiolinguistik bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang,
berupa bunya bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
A. Hakikat Bahasa
Pada hakikatnya bahasa memiliki beberapa ciri atau sifat yang hakiki, beberapa
diantaranya yaitu:
a. Bahasa sebagai sistem
Bahasa sebagai sistem artinya dalam sebuah bahasa terdapat suatu aturan-aturan yang
memiliki makna.
b. Bahasa berisi lambang negara dan lambang bunyi.
c. Bahasa sebagai bunyi, yang artinya bahasa dikatakan sebagai bunyi apabila bermakna.
d. Bahasa itu bermakna, dalam sebuah bahasa selalu terkandung sebuah makna tertentu.
e. Bahasa itu artbitrer, artinya selalu ada upaya pertentangan atau penolakan terhadap
suatu masalah kebahasaan.
f. Bahasa itu konvensional, artinya bahasa sebagai suatu kesepakatan bersama dalam
berbahasa.
g. Bahasa itu produktif, artinya sebuah bahasa akan melahirkan kata atau kalimat baru.
h. Bahasa itu unik, memiliki ciri khas tersendiri.
i. Bahasa itu universal, artinya antara satu bahasa dengan bahasa lain biasanya memiliki
kesamaan.
j. Bahasa bervariasi, keberagaman bahasa dapat dilihat dari berbagai pelafalan/
pengucapannya yang berbeda.
k. Bahasa menunjukan bangsa.
B. Fungsi bahasa
Fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, topik, kode dan amanat
pembicaraan. Berikut merupakan beberapa fungsi bahasa:

- Fungsi personal atau pribadi

8 | L i n g u i s ti k U m u m
Bahasa digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan emosi atau perasaannya.
- Fungsi direktif
Yaitu fungsi bahasa untuk mengatur tingkah laku pendengar.
- Fungsi fatik
Bahasa berfungsi untuk menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan
perasaan bersahabat atau solidaritas sosial.
- Fungsi referensial
Bahasa juga berfungsi untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di
sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya.
- Fungsi metalingual atau metalinguistik
Bahasa digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.
- Fungsi imajinatif
Bahasa berfungsi untuk menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan; baik yang
sebenarnya maupun yang hanya imajinasi (khayalan).

9 | L i n g u i s ti k U m u m
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa asal-usul bahasa berasal dari
imitasi dan modifikasi suara alam, binatang, teriakan naluriah manusia dan gejala suara lain
sebagainya yang dibantu oleh isyarat serta gerakan. Bahasa sudah ditemukan sejak zaman pra
sejarah dan berkembang sangat pesat mengimbangi perkembangan zaman. Sedangkan asal
mula atau sejarah bahasa Indonesia sendiri berasal dari bahasa melayu yang merupakan
lingua franca atau bahasa perantara di seluruh kepulauan Nusantara atau Asia Tenggara.
Bahasa memiliki fungsi sebagai alat komunikasi dan sarana mengekspresikan emosional atau
perasaan melalui lambang-lambang bunyi. Bahasa memiliki definisi sebagai suatu sistem
lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerja
sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri.

3.2 SARAN

Dikarenakan hingga saat ini asal mula bahasa belum memiliki kebulatan pendapat,
dan sejarahnya masih tidak dapat dipastikan kebenerannya. Diperlukan penelitian-penelitian
lebih lanjut terhadap bahasa untuk kemudian dikaji secara lebih mendalam. Dengan tujuan
untuk menghasilkan teori-teori yang meyakinkan serta dapat dibuktikan kebenarannya.
Terlebih sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat canggih
dan berkembang pesat.

10 | L i n g u i s ti k U m u m
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

E. Kosasih dan Wawan Hermawan. 2012. Bahasa Indonesia Berbasis Kepenulisan Karya
Ilmiah dan Jurnal. Bandung: Thurisna.

E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai. 1995. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:
Akademika Pressindo.

J.S. Badudu. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung. Harapan Bandung.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Asal_mula_bahasa

11 | L i n g u i s ti k U m u m

Anda mungkin juga menyukai