Disusun Oleh :
NIM : 3301417022
Dosen Pengampu :
PRODI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
selama beberapa abad. Walaupun begitu, tidak ada kesepakatan umum mengenai kapan dan
umur bahasa manusia secara pasti. Salah satu permasalahan yang membuat topik ini sangat
sulit dikaji adalah kurangnya bukti langsung. Akibatnya, para ahli yang ingin meneliti asal
terutama sistem komunikasi primata lain. Secara umum ada kesepakatan bahwa asal mula
bahasa manusia berkaitan erat dengan asal usul perilaku manusia modern, namun terdapat
Langkanya bukti empiris membuat banyak ahli menganggap topik ini tidak dapat dijadikan
hingga akhir abad ke-20. Sekarang, ada banyak hipotesis mengenai bagaimana, kenapa,
kapan dan di mana bahasa mungkin pertama kali muncul. Tampaknya tidak begitu banyak
kesepakatan pada saat ini dibandingkan seratus tahun lalu, saat teori evolusi Charles
profesional lainnya telah mencoba untuk menelaah dengan metode baru apa yang mereka
salah satu pembeda antara hewan dan manusia. Hal ini dikarenakan, hanya manusialah yang
memiliki bahasa. Jadi, sudah seharusnya disyukuri apa yang telah dikaruniakan oleh Sang
yang dari luar tampaknya sangat ruwet, saling berlawanan dan membingungkan terutama
bagi para pemula (Chaer, 2003:332). Sejarah linguistik yang sangat panjang telah
pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut
mengenal dan memahami aliran-aliran tersebut akan menjadi pedoman bagi setiap orang
untuk dapat memilih atau mengacu kepada aliran linguistik apa yang menurutnya baik.
Dalam makalah ini akan dipaparkan salah satu sejarah perkembangan aliran-aliran linguistik
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut
BAB II
PEMBAHASAN
Pencarian terhadap asal mula bahasa memiliki sejarah yang panjang dan berakar
dari mitologi Kebanyakan mitologi tidak menganggap manusia sebagai penemu bahasa, tetapi
untuk berkomunikasi dengan binatang atau roh, seperti bahasa burung, juga banyak, dan cukup
Vāc adalah dewi bahasa di, atau "penjelmaan perkataan". Sebagai "pengucapan yang
dari mengapung di atas potongan kulit pohon. Mereka terdampar di sebuah daratan dan
melahirkan banyak anak yang saat pertama kali lahir tidak bisa berbicara, tapi selanjutnya, saat
diberikan bahasa yang berbeda supaya mereka tidak bisa memahami satu sama lain.
Sumber-sumber mistisisme seperti itu bisa dipahami telah berkembang bersamaan dengan
pemikiran bahwa nasib seseorang terikat dengan keinginan dewa/tuhan, alam, dll. Dalam sejarah,
bahasa dianggap sebagai sesuatu yang diwariskan secara ilahi sama seperti tanaman (misalnya,
padi) yang dianugrahkan oleh dewa kebajikan dan alam. Saat misteri tentang bagaimana tanaman
tumbuh hilang seiring dengan berkembangnya teknologi, begitu juga dengan pemikiran tentang
bahasa yang diturukan secara ilahi juga akan lambat laun menghilang.
Firaun Psammetichus (mungkin Psamtik I, dari abad ke-7 SM) memilih dua anak yang
dibesarkan oleh seorang penggembala, dengan instruksi bahwa tidak ada yang boleh berbicara
dengan mereka, tapi si penggembala harus memberi makan dan menjaga mereka sementara
mendengarkan kata pertama mereka. Saat salah satu anak menangiskan kata "bekos" dengan
tangan yang terulur. Si penggembala mengasumsikan bahwa kata tersebut adalah bahasa Frigia
melakukan percobaan yang sama: anaknya dikatakan berbicara bahasa Ibrani. Dua raja pada
Akhir abad ke-18 sampai awal abad ke-19 ilmuwan Eropa mengasumsikan bahwa bahasa
di dunia merefleksikan bermacam tingkatan perkembangan dari primitif sampai ucapan tingkat
lanjut, mencapai puncaknya pada rumpun bahasa Indo-Eropa, dianggap sebagai yang paling
berkembang .
berpengaruh sampai abad 19. Pertanyaan mengenai asal mula bahasa tampak tidak dapat dilacak
dengan pendekatan metodis, dan pada tahun 1866 Linguistic Society of Paris secara terkenal
melarang semua diskusi mengenai asal mula bahasa, menganggapnya sebagai masalah yang tidak
terjawab. Meningkatnya pendekatan sistematik terhadap sejarah linguistik berkembang pada abad
Walaupun begitu, ketertarikan ilmuwan terhadap pertanyaan dari asal mula bahasa secara
berangsur-angsur hidup kembali sejak tahun 1950-an (dan secara kontroversial) dengan ide-ide
memperkenalkan "Origin of language" (asal mula bahasa) sebagai topik terpisah pada tahun
b. Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat
didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses mentalistik yang kelak kemudian
dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak dimanifestasikan
c. Bahasa merupakan satu proses produktif, sehingga metode analisis bahasa harus
bersifat deduktif
d. Formalisasi matematis dapat juga dikenakan pada formalisasi sistem produktif bahasa
e. Analisis bahasa tidak dapat dilepaskan dari hakikat bahasa yang utuh yakni bunyi dan
makna.
f. Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk menyusun
tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai kumpulan kalimat
yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Setiap tata bahasa merupakan
teori dari bahasa itu sendiri, dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat, yaitu:
1) Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai
2) Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga istilah yang
digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus
kemungkinan yang terwaris dan tersimpan dalam otak manusia itu memberikan
bahasanya. Ia berpendapat bahwa sebenarnya kalimat yang kita dengar dari seorang
pembicara bahasa tertentu itu pada umumnya adalah kalimat-kalimat yang baru.
dipengaruhi oleh berbagai situasi mental dan lingkungan real seperti keterbatasan
ingatan, keteledoran, kecerobohan dan sebagainya. Oleh karena itu, agar performance
mungkin dihindari. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa performance adalah
dilepas lagi, sedikit demi sedikit mengalami ketercabutan dengan dipublikasikannya gagasan
Chomsky lewat bukunya Syntatic Structure. Gagasan dasar Chomsky dalam buku tersebut ,
yang lebih lanjut disebut dengan Tata Bahasa Generatif Transformasi Tahap Pertama
(TGT-!), ialah penolakannya terhadap asumsi utama strukturalisme yang beranggapan bahwa
kelayakan kajian kebahasaan ditentukan oleh deskripsi data kebahasaan secara induktif . bagi
Chomsky, kajian linguistik berkaitan dengan aktifitas mental yang berkaitan dengan
probabilitas, dan bukan berhadapan dengan data kajian yang tertutup dan selesai sehingga
dapat dianalisis dan dideskripsikan secara pasti. Sebab itulah teori linguistik haruslah
dikembangkan dengan bertolak dari cara kerja secara deduktif yang dibangun oleh konstrk
hipotetik tertentu.
Menurut aliran ini sebuah tata bahasa hendaknya terdiri dari sekelompok kaidah yang
tertentu jumlahnya, tetapi dapat menghasilkan kalimat yang tidak terbatas jumlahnya.
Seseorang bisa membuat berbagai kalimat yang tidak terbatas jumlahnya dan bisa ia
mengerti, yang mana sebagian besar kalimat tersebut barangkali belum pernah diucapkan
1. Kelemahan
a. Tidak mengakui eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan
kalimat.
b. Bahasa merupakan innate walaupun manusia memiliki innate untuk berbahasa tetapi
c. Dapat membentuk konstruksi-konstruksi lain secara kreatif berdasarkan kaidah yang ada.
d. Dengan pembedaan kalimat inti dan transformasi telah dapat dipilah antarasubstansi dan
perwujudan.
e. Dapat menghasilkan kalimat yang tak terhingga banyaknya karena gramatiknya bersifat
generatif.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Vāc adalah dewi bahasa di, atau "penjelmaan perkataan". Sebagai "pengucapan yang
dari mengapung di atas potongan kulit pohon. Mereka terdampar di sebuah daratan dan
melahirkan banyak anak yang saat pertama kali lahir tidak bisa berbicara, tapi selanjutnya, saat
diberikan bahasa yang berbeda supaya mereka tidak bisa memahami satu sama lain.
Bahasa bukan merupakan rekaman tingkah laku luar yang berupa bunyi yang dapat
didengar, melainkan bahasa merupakan satu proses mentalistik yang kelak kemudian dilahirkan
dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar atau kelak dimanifestasikan dalam bentuk tulis.
eksistensi klausa sehingga tidak dapat memilah konsep klausa dan kalimat dan Proses berbahasa
Referensi
Rahman, Elmustian & Abdul Jalil, 2004. Teori Sastra. Pekanbaru:UNRI Press.
https://shaffiya 18.blogspot.com/2012/02/makalah-aliran-transformasional.html