Anda di halaman 1dari 2

Dengan lonjakan pertumbuhan di kota-kota di paruh pertama abad kedua puluh, terutama

setelah Perang Dunia II, International Style disediakan pilihan gaya mudah dicapai untuk proyek-
proyek pembangunan perkotaan skala besar, "kota dalam kota", dimaksudkan untuk
memaksimalkan jumlah lantai ruang untuk situs tertentu, ketika mencoba meyakinkan perencana
lokal, politisi dan masyarakat umum bahwa pembangunan akan membawa banyak dibutuhkan
kekayaan untuk sementara kota, di sisi lain, menolak proposal akan mengarah pada pembangunan
yang diambil untuk berbeda, kota bersaing.
Ciri-ciri umum gaya Internasional meliputi:
• radikal penyederhanaan bentuk
• penolakan terhadap ornamen, dan
• adopsi dari kaca, baja dan beton sebagai bahan pilihan.
• Transparansi konstruksi (ekspresi jujur struktur)
• Penggunaaan material/struktur pabrikasi
• Menggunakan bentuk-bentuk geometri. Berbentuk Kubus sederhana “ Segiempat panjang
yang menekan”.
• Semua bagian muka gedung bersudut 90 derajat dan bertingkat. Bentuknya segi-empat atau
penyiku.
• Jendela tersusun secara garis horizontal dan membentuk suatu garis beraturan.
• Meminimalisir ornamen.
• Bentuk mengikuti fungsi

1. PRINSIP DESAIN ARSITEKTUR MODERN AWAL ( INTERNATIONAL STYLE )


Ciri umum dari gaya arsitektur yang melanda dunia pada akhir abad XIX dan awal abad XX
ini adalah asimetris, kubis, atau semua sisi (depan samping dan belakang) dalam komposisi dan
kesatuan bentuk, elemen bangunan jendela, dinding, atap dll menyatu dalam komposisi bangunan.
Konsep baru dan sangat mendasar dari arsitektur modern antara lain adalah FORM
FOLLOWS FUNCTION yang dikembangkan oleh Louis Sullivan (Chicago), dengan beberapa ciri
sebagai berikut:
 Ruang yang dirancang harus sesuai dengan fungsinya.
 struktur hadir secara jujur dan tidak perlu dibungkus dengan bentukan masa lampau (tanpa
ornamen).
 Bangunan tidak harus terdiri dari bagian kepala, badan dan kaki.
 Fungsi sejalan/menyertai dengan wujud.
Konsep ekonomis mulai diterapkan dalam desain arsitektur modern ini. Efisiensi dalam
penggunaan bahan mulai Nampak yaitu terlihat dengan munculnya bentuk bentuk kubus, terutama
pada bangunan bertingkat tinggi antara (arsitektur “kotak korek” dengan menggunakan struktur
beton dan baja). Konsep “Open Space” Nampak dengan menggunakan jendela kaca yang lebar dan
menerus.
Selain itu hanya terdapat sedikit atau tanpa ornamen pada bangunan. Hal ini memperlihatkan
dengan jelas sebagai perlawanan arah dari arsitektur klasik dan juga sangat berbeda dengan modern,
elektrik, dimana ornamen, elemen –elemen banguan (pondasi, kolom, atap, jendela, dinding, dll)
yang terlihat jelas sebagai unsur-unsur tersendiri satu dengan lain lepas , tidak dalam kesatuan

Anda mungkin juga menyukai