Anda di halaman 1dari 19

BAB I

BESARAN DAN SATUAN

Ilmu fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam


sehingga dapat dinyatakan dalam suatu hukum atau persamaan
matematis.
Untuk mengetahui gejala alam tersebut perlu dilakukan suatu
proses pengukuran terhadap gejala alam tersebut. Segala sesuatu
yang dapat diukur dari gejala alam disebut sebagai besaran
(observabel). Sedangkan proses pengukuran adalah proses
membandingkan suatu besaran dengan satuannya. Satuan adalah
suatu nama unik yang diberikan pada suatu besaran, contohnya
satuan meter digunakan untuk menyatakan besaran panjang. Suatu
standar berhubungan langsung secara tepat sebesar 1 satuan dari
besaran tersebut. Satuan dan standar untuk satuan didapatkan
dengan melakukan suatu pendefinisian mengenai ukuran dari
besaran fisika.
Secara garis besar besaran terbagi menjadi dua jenis yaitu
besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah
besaran yang tidak bergantung pada besaran lainnya, sedangkan
besaran turunan adalah besaran yang bergantung pada besaran
lainnya.

Latihan 1
Lengkapilah tabel besaran pokok berikut ini
No Besaran Satuan Simbol
1. panjang ....... m
2. ............... Kilogram kg
3. waktu ......... ..........
4. Arus listrik ..... A
5. Suhu ........... ............
6. ........................ Candela ...........

1
7. ....................... Mol ......

Latihan 2
Lengkapilah tabel besaran turuna berikut ini
No Besaran Satuan Satuan Asal
1. Kecepatan m/s Panjang
Waktu
2
2. Percepatan m/s

2. Momentum

3. Gaya

4. Usaha

5. Energi

6. Daya

7. Tekanan

8. Luas

9. Volume

Hasil pengukuran sebuah besaran fisika terkadang berupa


bilangan yang sangat besar contohnya jarak antara matahari dan
bumi sekitar 149.000.000.000 meter atau bilangan yang sangat kecil
contohnya massa proton sekitar 0,000 000 000 000 000 000 000 000
001672 kg.
Dengan hasil pengukuran suatu besaran yang berupa bilangan
yang sangat besar atau sangat kecil akan mempersulit cara
penulisan hasil pengukuran tersebut. Untuk mempermudah
2
penulisan hasil pengukuran tersebut diperkenalkan hasil penulisan
angka yang disebut notasi ilmiah, yaitu penulisan angka dalam
bentuk perkalian terhadap bilangan 10 pangkat. Contohnya untuk
jarak matahari bumi dapat ditulis dalam bentuk 1,49  1011 kg.

Latihan 3
Tulislah hasil pengukuran besaran fisika berikut dalam bentuk
notasi ilmiah
1. 0,002030 kg = ..........10
2. 0,000 000 5893 m = ..........10
3. 6 340 000 m = ..........10

Bilangan pangkat 10 memiliki nama khusus yang disebut awalan,


sehingga akan mempermudah penulisan hasil pengkuran yang
didasarkan pada pangkat 10 dari hasil pengukuran besaran tersebut.

Tabel awalan untuk pangkat 10 yang positif


Faktor Awalan Simbol
24
10 Yotta Y
10 21 Zetta Z
18
10 Exa E
15
10 Peta P
12
10 Tera T
9
10 Giga G
6
10 Mega M
3
10 Kilo K
10 2 Hekto h
101 Deka da

Tabel awalan untuk pangkat 10 yang negatif


Faktor Awalan Simbol
−1
10 Desi d
10 −2 Centi c

3
10 −3 Mili m
10 −6 Micro 
10 −9 Nano n
10 −12 Pico p
10 −15 Femto f
10 −18 Atto a
10 −21 Zepto z
10 −24 Yocto y

Latihan 4
Ubahlah hasil ukur besaran fisika berikut dalam bentuk awalan.
1. 0,000 000 1234 kg = ..................
2. 2341 000 000 m = ..................
3. 2.376 kg = ...................
4. 300.000.000 = .................
5. 0,000 000 00123 = .................
6. 0,123 = .................

Konversi Satuan
Terkadang dalam menyatakan hasil suatu hasil ukur dari
sebuah besaran fisika dilakukan konversi satuan, hal ini terjadi
dikarenakan terdapatnya berbagai penggunaan sistem satuan, atau
disebabkan oleh penggunaan alat ukur sehingga menghasilkan hasil
ukur yang tidak sesuai dengan sistem satuan yang digunakan.

1 km = 10 hm
1 km = 100 dam = 1 10 2 dam
1 km = 1.000 m = 1 10 3 m
1 km = 10.000 dm = 1 10 4 dm
1 km = 100.000 cm = 1 10 2 cm

4
1 km = 1.000.000 mm = 1 10 6 mm
Untuk memudahkan menghafal perubahan satuan dari tabel di atas
biasanya dituliskan dalam bentuk tangga, seperti pada gambar di
bawah ini.

km

hm

dam

dm

cm

mm

Cara penggunaannya sebagai berikut :


1. Tentukanlah asal satuan yang akan dikonversikan serta tujuan
satuannya.
2. Setiap kali menurunkan sebuah anak tangga berarti nilainya
dikalikan dengan 10.
3. Setiap kali menaiki sebuah anak tangga berarti nilainya
dikalikan 0,1.

Contoh
Ubahlah 2 km menjadi satuan cm.
Asal satuan adalah km dan tujuan cm, anak tangga yang diturunkan
sebanyak 5 buah, sehingga harus dikalikan dengan 10 sebanyak 5
kali.
2 km = 2  10  10  10  10  10 = 2  10 5 cm .
Ubahlah 2 mm menjadi satuan m.
5
Asal satuan mm dan tujuan m, anak tangga yang harus dinaiki
sebanyak 3 buah, sehingga harus dikalikan dengan 0,1 sebanyak 3
kali.
2 mm = 2  0,1 0,1 0,1 = 2  10 −3 m .

Latihan 5
Lengkapi tabel berikut
1 kg = .......... hg
1 kg = ......... dag = dag
1 kg = ..... g = g
1 kg = .............. dg = dg
1 kg = ................. cg = cg
1 kg = .................. mg = mg

Ubahlah hasil ukur berikut


1. 5 km = .................... m
2. 0,5 kg = .....................gram
3. 45 cm = ................. m
4. 500 gram = ................. kg
5. 300 mm = .............. km

Lengkapi tabel berikut


1. 1 minggu = ............ hari
2. 1 hari = .............. jam
3. 1 jam = ........... menit
4. 1 menit = .............. sekon

Berdasarkan tabel di atas, tentukanlah


1. 2 minggu 3 hari = ............... jam
2. 2 hari 3 jam = .................. menit

6
3. 1 jam = ................... sekon.
4. 3 jam 2 menit = .................... sekon

Rumusan perhitungan keliling, luas dan volume dari beberapa


benda.
p = panjang, l = lebar, r = jari-jari, s = sisi.

Nama Bentuk Benda Rumus


Benda
Persegi p Keliling
pan l = 2 p + 2l
jang Luas
= pl
Persegi s Keliling
= 4s
Luas
= s2
Segi Keliling
tiga sisi miring =
tinggi a + t + sisi miring
alas Luas
= (alas )(tinggi )
1
2
Ling- Keliling
karan r = 2r
Luas
= r 2

Kubus Volume
s = s3

7
Balok Volume
p = pl t
l

Tabung Volume
/Silender = r 2 t

Kerucut Volume
1
= r 2 t
3

Bola Volume
= 43 r 3
Latihan 6
1. Hitunglah luas sebuah persegi panjang yang mempunyai
panjang 10 cm dan lebar 5 cm. Tulislah luas persegi panjang
tersebut dalam satuan m2.
2. Hitunglah luas sebuah segitiga yang mempunyai alas 10 mm
dan tinggi 20 mm. Tulislah luas segitiga tersebut dalam
satuan m2.
3. Hitunglah luas sebuah lingkaran yang memiliki diameter 14
dm. Tulislah luas lingkaran tersebut dalam m 2.
4. Hitunglah volume sebuah tabung yang memiliki jari-jari 14
mm dan tinggi 20 mm. Tulislah volume tabung tersebut
dalam m2.
5. Salah satu besaran fisika adalah massa jenis yaitu hasil bagi
antara massa dan volume benda. Massa jenis air adalah 1
gram/cm3, tulislah massa jenis benda tersebut dalam kg/m 3.
6. Sebuah benda mempunyai massa jenis 1200 kg/m3, tulislah
massa jenis benda tersebut dalam satuan gram/cm 3.
7. Dalam SI kecepatan benda mempunyai satuan m/s, jika
sebuah mobil mempunyai kecepatan 72 km/jam, tentukanlah
8
kecepatan benda tersebut dalam m/s.
8. Diketahui kecepatan mobil sebesar 20 m/s, tulislah kecepatan
mobil dalam satuan km/jam.

9
BAB II
Kinematika Satu Dimensi
Kinematika Partikel
Terdapat banyak obyek dalam mempelajari fisika mulai dari atom
hingga galaksi, semua obyek ini selalu bergerak. Pergerakan benda
dapat berupa gerakan teratur, gerakan acak (random), gerakan
kontinu, gerak yang tidak kontinu, atau gerakan yang berupa
gerakan gabungan dari berbagai gerakan. Kinematika adalah
cabang dari mekanika (salah satu cabang ilmu fisika) yang
mempelajari gerak suatu benda dalam ruang dan waktu tanpa
melihat penyebab gerakan benda tersebut.
Secara umum gerak sebuah benda diklasifikasikan menjadi tiga
jenis yaitu gerak translasi, gerak rotasi dan gerak vibrasi. Pada
pembahasan kali ini akan dibicarakan mengenai gerak translasi
benda di sepanjang sebuah garis yang dikenal dengan nama
kinematika satu dimensi.
Gerak translasi dari sebuah benda dapat secara lengkap
digambarkan oleh pergerakan sebuah titik. Konsekuensi dari
pernyataan ini adalah benda dinggap sebagai sebuah partikel.
Dalam pembicaraan sehari-hari, kata “partikel” adalah sesuatu yang
sangat kecil/halus yang hampir-hampir tak terlihat. Dalam dunia
fisika, partikel merupakan suatu model idealis untuk sebuah benda
yang diletakkan pada sebuah titik dalam ruang.
Model partikel sangat berguna untuk menyederhanakan masalah,
ketika ukuran, bentuk dan struktur dalam sebuah sistem yang
menjadi obyek dalam pengkajian tidak begitu penting untuk
dipelajari. Sebagai contoh, ketika mempelajari gerak orbit bumi
terhadap matahari, bumi dianggap sebagai sebuah partikel. Tetapi
ketika akan mempelajari mengenai gempa, pasang, atau badai,
struktur bumi dan gerak rotasi bumi menjadi sesuatu yang perlu
juga dipelajari.

10
Perpindahan dan Kecepatan
Misalkan sebuah mobil bergerak pada sebuah jalan lurus. Mobil
dapat dipandang sebagai sebuah partikel dan jalan digunakan
sebagai kerangka acuan. Untuk gerak satu dimensi, diperlukan
sebuah sumbu koordinat untuk menyatakan posisi partikel.
Definisi dari perpindahan adalah perubahan posisi benda dan
dinyatakan sebagai sebuah vektor. Ketika sebuah partikel bergerak
dari koordinat awal xi menuju koordinat akhir x f , maka
pergerakan partikel ditulis sebagai
x = x f − x i (1)
Δx
B
A

-2 0 2 4 6 8 10
Gambar 3.1. Partikel bergerak dari A ke B.

Perhatikan gambar 3.1, partikel awalnya berada pada titik A


( xi = 2 m) kemudian bergerak ke titik B ( x f = 6 m) tetapi partikel
berputar di titik x = 9 m. Pergeseran partikel tersebut adalah
x = 6 − 2 = 4 m, dan terlihat bahwa pergeseran hanya bergantung
pada posisi awal dan akhir partikel.
Sedangkan jarak (distance) adalah panjang lintasan dari pergerakan
benda, untuk pergerakan benda pada gambar 3.1 terlihat jarak
lintasan partikel sebesar 10 m.
Secara umum, jarak antara dua titik tidak sama dengan besarnya
pergeseran antara dua titik.

Pertanyaan dasar mengenai pergerakan partikel adalah seberapa


cepat partikel tersebut bergerak. Laju rata-rata untuk selang waktu
didefinisikan sebagai
Jarak
Laju rata - rata = (2)
Selang Waktu

11
Berdasarkan definisi mengenai jarak, laju rata-rata merupakan
besaran skalar. Sedangkan, kecepatan rata-rata untuk selang
waktu tertentu didefinisikan sebagai
Pergeseran
Kecepatan rata = (3)
Selang Waktu
Kecepatan rata-rata merupakan sebuah vektor yang arahnya searah
dengan pergeseran. Kecepatan rata-rata hanya bergantung pada
pergeseran dan selang waktu sedangkan detail dari perjalanan tidak
menjadi penting dalam menentukan kecepatan sebuah benda.
Karena pembahasan hanya tertuju pada gerak sepanjang sumbu x,
sehingga komponen kecepatan rata-rata arah sumbu x adalah
x
v rata = (4)
t
dimana t = t 2 − t1 . Satuan SI untuk laju dan kecepatan adalah m/s.
Tanda dari vrata sama dengan pergeseran. Tanda positif untuk vrata
berarti gerak partikel mempunyai arah ke sumbu x positif.

Contoh
Sebuah burung terbang ke arah barat dengan kecepatan 10 m/s
sejauh 100 m, kemudian berbalik arah dan terbang lagi dengan
kecepatan 20 m/s selama 15 s. Tentukanlah (a) laju rata-rata, (b)
kecepatan rata-rata.
Jawab
Misalkan arah barat adalah arah sumbu x positif.
Burung terbang dengan kecepatan 10 m/s sejauh 100 m maka waktu
yang diperlukan adalah
x x 100
v1 = 1  t1 = 1 = = 10 s
t1 v1 10
Burung berputar kembali dengan kecepatan 20 m/s selama 15 s.
x
v2 = 2  x 2 = v2 t 2 = (20)(15) = 300 m.
t2
Berdasarkan data penerbangan burung dapat digambarkan sebagai
berikut

12
Δx

-200 -100 0 100

(a) laju rata-rata dari burung adalah


jarak x1 + x2 100 + 300 400
laju rata = = = = = 16 m/s.
t t1 + t 2 10 + 15 25

(b) kecepatan rata-rata dari burung adalah


pergeseran − 200 − (0)
kecepatan rata = =
t 10 + 15
− 200
= = −8 m/s
25
tanda negatif berarti kecepatan rata-rata bergerak ke arah timur.

Kecepatan Sesaat
Konsep kecepatan rata-rata tidak cukup untuk menggambarkan
secara rinci perjalanan sebuah benda ketika benda bergerak dengan
kecepatan yang tidak tetap (konstan). Untuk menjelaskan secara
baik bagaimana variasi kecepatan terhadap waktu diperlukan
perhitungan rasio x t untuk interval waktu yang sangat singkat
(pendek). Ketika nilai t menjadi sangat kecil yang hampir
mendekati nilai nol. Kecepatan untuk waktu yang sangat kecil akan
memberikan nilai kecepatan pada suatu titik yang disebut sebagai
kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat pada sebarang waktu diberikan
oleh slope tangen (kemiringan) pada grafik antara waktu dan posisi
benda, yang secara matematis digambarkan sebagai
x dx
v = lim =
t →0 t dt
Dari penggambaran matematisnya terlihat bahwa kecepatan sesaat
suatu benda sama dengan derivatif (turunan) dari posisi benda
13
terhadap waktu. Secara fisika disebut sebagai laju perubahan posisi
terhadap waktu.

Contoh
Posisi partikel diberikan oleh persamaan x = 3t 2 meter.
Tentukanlah kecepataan sesaat pada saat 2 s.
Jawab.
Posisi partikel, x = 3t 2
= (3t 2 )
dx d
Kecepatan sesaat partikel v =
dt dt
v = 6t
maka kecepatan partikel pada saat t = 2 s, adalah v = 6(2) = 12 m/s.

Latihan
1. Pada September 1988 di Seoul, Carl Lewis memcatatkan
rekor dunia untuk lari jarak pendek 100 m dengan catatan
waktu 9,92 s. Tentukanlah kecepatan rata-rata Carl Lewis.
2. Seorang pelari memerlukan waktu 4 menit untuk jarak sejauh
1,6 km, tentukanlah kecepatan rata-rata pelari tersebut.
3. Sebuah perjalanan memerlukan waktu 4 jam 30 menit dengan
kecepatan 80 km/jam, dimana waktu tersebut sudah termasuk
waktu istirahat selama 30 menit. Berapa waktu yang
dibutuhkan ketika perjalanan tersebut menggunakan
kecepatan 100 km/jam.
4. Dari gambar grafik di bawah ini, hitunglah kecepatan rata-
rata untuk selang waktu (a) 0 sampai 2 (b) 1 sampai 3.

14
x (m)
10

2
t (s)
1 2 3
5. Perhatikan gambar pergerakan sebuah benda di bawah ini,
kemudian tentukanlah laju rata-rata dan kecepatan rata-rata
pergerakan benda tersebut.

-200 -100 0 100

Percepatan
Secara umum pengertian mengenai percepatan dihubungkan dengan
perubahan laju benda. Percepatan rata-rata untuk selang waktu
tertentu didefinisikan
Perubahan Kecepatan
Percepatan Rata - rata =
Selang waktu
Percepatan rata-rata merupakan suatu besaran vektor yang arahnya
sama dengan arah perubahan kecepatan. Untuk gerak satu dimensi,
percepatan rata-rata adalah
v
a rata =
t
Dalam sistem satuan Si, satuan dari percepatan adalah m/s2. Jika
sebuah mobil dari keadaan diam sehingga kecepatannya menjadi 90
km/jam diperlukan waktu selama 15 detik, maka percepatan mobil

15
itu sebesar 6 km.jam-1/s, yang berarti kecepatan akan meningkat
sebesar 6 km/jam per detik.
Percepatan sesaat, didefinisikan sebagai derivatif (turunan) dari v
terhadap t,
dv
a=
dt
Percepatan bernilai positif memiliki arah ke arah sumbu x positif,
dan sebaliknya. Jangan mengasumsikan bahwa percepatan negatif
berarti sebuah perlambatan (deceleration). Kata “perlambatan”
hanya berarti terjadi penurunan nilai kecepatan, bukan berarti
mengenai arah percepatan.
Contoh
Pada saat t = 0, sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 10 m/s ke
arah timur. Tentukanlah percepatan rata-rata mobil antara t = 0 dan
setiap kasus yang diberikan berikut ini
(a) t = 2 s, dengan kecepatan 15 m/s dan arah timur
(b) t = 5 s, dengan kecepatan 5 m/s dan arah timur,
(c) t = 10 s, dengan kecepatan 10 m/s dan arah barat,
(d) t = 20 s, dengan kecepatan 20 m/s dan arah barat.
Jawab
Misalkan arah timur merupakan sumbu x positif, untuk setiap kasus
digunakan persamaan
v f − vi
a rata =
t
(a) arata = (15 − 10) 2 = 2,5 (arah timur)
(b) arata = (5 − 10) 5 = −1 (arah barat)
(c) arata = (− 10 − 10) 10 = −2 (arah barat)
(d) arata = (− 20 − 10) 20 = −1,5 (arah barat)

Latihan
1. Seekor burung terbang ke arah utara dengan kecepatan
20 m/s selama 15 detik dan terbang lagi ke arah selatan
dengan kecepatan 25 m/s selama 10 detik. Untuk
seluruh perjalanan burung tersebut tentukanlah (a) laju
16
rata-rata, (b) percepatan rata-rata.
2. Hitunglah percepatan rata-rata untuk setiap kasus
berikut (a) pesawat DC 10 Jumbo jet dari keadaan diam
dan mencapai kecepatan 360 km/jam selama 50 detik,
(b) Kapal laut bertenaga jet dari keadaan diam hingga
mencapai kecepatan 180 km/jam memerlukan waktu 4
detik (c) sebuah roket dari diam sehingga
kecepatannya mencapai 1440 km/jam diperlukan waktu
2 detik.
3. Sebuah bola baseball dilemparkan dengan kecepatan 30
m/s, kemudian mengenai sebuah pemukul sehingga
kecepatannya berubah mejadi 40 m/s dengan arah yang
berlawanan arah datang bola, jika waktu kontak antara
bola dan pemukul selama 0,04 detik, tentukanlah
percepatan bola selama interval waktu tersebut
4. Pada t = 3 s, sebuah partikel berada pada x = 7 meter
dan memiliki kecepatan v = 4 m/s. Kemudian pada saat
t = 7 s, partikel berada pada x = 7 meter dan memiliki
kecepatan v = -2 m/s . (a) tentukanlah kecepatan rata-
rata (b) percepatan rata-rata.

Persamaan Kinematika untuk Percepatan Konstan


Ketika percepatan sebuah partikel bernilai konstanta, maka nilai
percepatan rata-rata dan sesaatnya akan sama,
v f − vi
a= (1)
t f − ti
Ketika t i = 0 dan t f = t , maka didapatkan
v − v0
a= atau v = v0 + at (2)
t
Gambar grafik antara waktu dan kecepatan dari persamaan di atas
berupa sebuah garis lurus dengan kemiringan garis merupakan nilai
percepatan benda (a).
Dengan t merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan
pergerakan maka posisi benda untuk setiap saat adalah

17
x(t ) = x0 + 12 (v0 + v )t (3)
Jika persamaan (2) disubsitusikan ke (3) didapakan
x = x0 + v0 t + 12 at 2 (4)
Persamaan (4) merupakan bentuk persamaan parabola. Dengan
mengeliminasikan variabel waktu pada persamaan (4) dengan
t = (v − v0 ) a didapatkan
v 2 = v02 + 2a(x − x0 ) (5)
Persamaan (2), (3), (4) dan (5) disebut sebagai persamaan dasar
untuk percepatan yang tetap.

Contoh
Sebuah mobil yang sedang berjalan dengan kelajuan 100 km/jam
kemudian dilakukan pengereman sehingga kelajuan mobil tersebut
menjadi 80 km/jam. Jarak pengereman sehingga kelajuannya
berubah adalah 88 meter. Hitunglah (a) percepatan mobil, (b)
Berapa waktu yang diperlukan untuk pengurangan kecepatan
tersebut.
Jawab
v0 = 100 km/jam = 27,78 m/s
vt = 80 km/jam = 22,22 m/s
Percepatan mobil sebesar
vt2 − v02 22,22 2 − 27,78 2
a= = = −1,58 m/s 2
2(x − x0 ) 2(88)
Waktu yang diperlukan sebesar
v − v0 22,22 − 27,78
t= t = = 3,52 detik.
a − 1,58

Percepatan Jatuh Bebas


Jika kita melepaskan sebuah benda dan mengabaikan efek dari
hambatan udara, didapatkan bahwa benda akan dipercepat secara
konstan. Percepatan ini disebut sebagai percepatan jatuh bebas
(free-fall acceleration).

18
Nilai percepatan jatuh bebas di permukaan bumi bernilai
a = − g = −9,8 m/s2, dan besar dari percepatannya adalah
g = 9,8 m/s2. Nilai percepatan gravitasi bumi bergantung pada
posisi lokasi di permukaan bumi dan ketinggian dari permukaan
laut.
Pada gerak jatuh bebas berlaku : (1) Arah gerak berada pada
sepanjang sumbu vertikal (sumbu y), (2) percepatan jatuh bebas
bernilai negatif yaitu bergerak ke arah bawah (ke arah pusat bumi)
sehingga memiliki nilai − g yang dimasukkan ke dalam persamaan
(2), (3) (4) dan (5) dan persyaratan nilai awal yaitu kecepatan awal
benda bernilai nol ( v0 = 0 m/s).
Persamaan untuk gerak jatuh bebas dituliskan
1
h = gt 2 (6)
2

19

Anda mungkin juga menyukai