Anda di halaman 1dari 3

RESUME ARTIKEL AKUNTANSI INTERNASIONAL

KELAS GA

KELOMPOK 4

1. Febby Aditya F (2018310323)


2. Che Che Mile F (2018310588)
3. Aryanti Ariesta P (2018310611)
4. Katarina Cheryl S (2018310621)
5. Felina Anindita (2018310640)

STIE PERBANAS SURABAYA

2021
Fair Value Accounting and Earnings Persistence: Evidence from International Banks

Daifei (Troy) Yao, Majella Percy, Jenny Stewart and Fang Hu

1. Motivasi Penelitian

Sejak Krisis Keuangan Global (GFC), banyak perdebatan terfokus pada persyaratan
industri perbankan ini (Barth dan Landsman 2010; Landsman 2007; Laux dan Landsman
Leuz 2009). Menanggapi GFC, Peningkatan Pengungkapan tentang Instrumen Keuangan
(Amandemen IFRS 7) yang dikeluarkan pada tahun 2009 (revisi IFRS 7).
Standar tersebut mensyaratkan entitas pelapor untuk mengungkapkan nilai wajar
berdasarkan hierarki pengukuran "tiga tingkat" untuk memberikan pengguna laporan
keuangan dengan informasi yang berguna tentang penilaian, metode, dan ketidakpastian
yang terkait dengan pengukuran nilai wajar.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada artikel ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Meneliti apakah eksposur nilai wajar, didefinisikan sebagai proporsi aset keuangan
yang diukur pada nilai wajar, dikaitkan dengan persistensi laba.
2. Menguji apakah keandalan pengukuran nilai wajar (Level 1 versus Level 2 dan Level 3
aset) memengaruhi persistensi laba
3. Meneliti apakah hubungan antara pengukuran nilai wajar dan persistensi pendapatan
adalah fungsi dari kekuatan struktur kelembagaan.

3. Hasil Penelitian

1. Peneliti menunjukkan bahwa penggunaan nilai wajar untuk instrumen keuangan neraca
meningkatkan persistensi laba

2. Peneliti menemukan bahwa nilai wajar non-diskresi aset Level 1 (diukur dengan input
yang dapat diobservasi) secara positif terkait dengan persistensi pendapatan, sedangkan
aset Level 2 (diukur dengan input yang dapat diamati secara tidak langsung) dan aset
Level 3 (diukur menggunakan input yang tidak dapatdiobservasi) tidak terkait dengan
persistensi penghasilan
3. Peneliti memberikan bukti lebih lanjut bahwa ada hubungan yang kuat antara faktor-
faktor yang mencerminkan struktur kelembagaan di seluruh negara dan kekuatan prediksi
nilai wajar berdasarkan input pengukuran diskresioner (aset Level 2 dan Level 3) dan
peneliti menemukan bahwa efek moderasi dari faktor-faktor kelembagaan ini lebih besar
untuk aset Level 3 daripada untuk aset Level 2

4. Pengujian tambahan menunjukkan bahwa hubungan antara estimasi nilai wajar dan
persistensi pendapatan dimoderasi oleh klasifikasi aset nilai wajar (yaitu, melalui laba
rugi dan pendapatan komprehensif lain) dan keandalan estimasi nilai wajar.

4. Implikasi praktik

Temuan penelitian ini memiliki implikasi penting bagi pembuat standar dan berkontribusi
pada perdebatan tentang penggunaan akuntansi nilai wajar dan juga menunjukkan bahwa
kekuatan perkiraan nilai wajar bergantung pada keandalannya (misalnya, perbedaan antara
aset level 1 dan level 2 / level 3), termasuk membedakan antara dua sub-kategori aset level
2. Meningkatkan keandalan estimasi nilai wajar diskresioner, sehingga meningkatkan
informasi informasi akuntansi.

5. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan :


1. Peneliti berfokus pada bank non-AS teratas, yang lebih besar dan memiliki kinerja
yang lebih baik daripada bank yang lebih kecil yang menyebabkan hasil penelitian
ini mungkin tidak dapat digeneralisasikan untuk bank yang lebih kecil atau bank di
AS.
2. Kehati-hatian harus dilakukan dalam menggeneralisasi temuan ke perusahaan di luar
sektor perbankan
3. Penelitian selanjutnya dapat memperluas penelitian ke sampel bank yang lebih besar
dengan ukuran yang berbeda dan untuk perusahaan di sektor lain adalah jalan penting
untuk penelitian di masa depan

Anda mungkin juga menyukai