Anda di halaman 1dari 3

SISTEM UPAH

1. Upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja


a. Latihan kerja untuk pengembangan keahlihan dan keterampilan kerja
(profesionalisme) tenaga kerja
b. Pemagangan melalui latihan kerja di tempat kerja
c. Perbaikan gizi dan kesehatan
d. Meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal, kursus-
kursus kejuruan, dan lain-lain
e. menanamkan jiwa kewirausahaan
2. Sistem upah
Menurut UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Upah (Wage) adalah
hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari
pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan dari pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa
yang telah atau akan dilakukan
Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan sistem upah.
a. Upah Buruh adalah pendapatan yang diterima buruh dalam bentuk uang yang
mencakup bukan hanya komponen upah / gaji, tetapi juga lembur dan tunjangan-
tunjangan yang diterima secara rutin / regular (tunjangan transport, uang makan dan
tunjangan lainnya sejauh diterima dalam bentuk uang), tidak termasuk Tunjangan
Hari Raya (THR), tunjangan bersifat tahunan, kuartalan, tunjangan-tunjangan lain
yang bersifat tidak rutin dan tunjangan dalam bentuk natura.
b. Upah pekerja dan kebutuhan fisik minimum, maksudnya bahwa penetapan tingkat
upah dan gaji bagi pekerja merupakan kebijakan yang sangat penting untuk
peningkatan taraf hidup perkerja dan keluarganya, yang merupakan kebutuhan
fisiknya.
c. Produktivitas tenaga kerja adalah nilai output (hasil produksi) yang dikerjakan oleh
sejumlah tenaga kerja
d. Upah Nominal dan upah riil
1) Upah/pendapatan nominal, yaitu jumlah upah yang diterima buruh dalam bentuk
uang atau Upah Nominal adalah upah yang diterima buruh sebagai balas jasa atas
pekerjaan yang telah dilakukan.
2) Upah/pendapatan riil, yaitu jumlah barang/jasa yang dapat dibeli dengan upah
nominal, Upah Riil menggambarkan daya beli dari pendapatan/upah yang
diterima buruh. Upah riil dihitung dari besarnya upah nominal dibagi dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK).

Di Indonesia, sistem upah yang diberlakukan adalah dengan menggunakan dasar upah
minimum regional (UMR) atau upah minimum propinsi (UMP), artinya pengusaha harus
memberi upah tenaga kerja minimal sebesar UMR/UMP tersebut. UMR/UMP tidak sama
besarnya untuk tiap-tiap daerah. Salah satu penyebabnya adalah kemahalan di setiap
daerah tidak sama.
Upah minimum atau UM dapat ditentukan dengan Rumus :

Upah Minimum = Gaji Pokok (75% dari UM) + Tunjangan Tetap (25% dari UM)

Contoh :
Upah minimum Provinsi Jakarta sebesar Rp 2.500.000,00. Apabila Anda bekerja di DKI
Jakarta, perusahaan dilarang membayar pekerja tersebut dengan dengan upah yang lebih
rendah dari Rp 2.500.000,00. Perusahaan juga harus memberikan gaji pokok sekurang-
kurangnya 75% dari Rp 2.500.000,00 yakni sebesar Rp 1.875.000,00. Jadi apabila gaji
keseluruhan Anda Rp 2.800.000,00 berarti Anda dibayar lebih besar dari UMP Jakarta, tetapi
apabila gaji pokok hanya dibayar sebesar Rp 1.750.000,00 (kurang dari 75% UMP Jakarta)
maka Anda telah dibayar di bawah Upah Minimum DKI Jakarta.
Berdasarkan kebijakan pemerintah, upah buruh akan naik setiap tahun secara
otomatis, dengan formula upah minimum tahun ini ditambah persentase inflasi dan angka
pertumbuhan ekonomi. Maka, upah tahun depan adalah upah minimum sekarang ditambah
persentase kenaikan inflasi, ditambah pertumbuhan ekonomi. Sehingga perhitungan
besarnya upah dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Perhitungan Kenaikan Upah
Kenaikan Upah = Upah tahun berjalan x (inflasi + Pertumbuhan Ekonomi)

b. Perhitungan Upah Tahun Depan

Upah tahun depan = Upah tahun berjalan + Kenaikan Upah

Contoh :
Kondisi UMP di DKI Jakarta dengan inflasi dan pertumbuhan ekonomi masing-masing 5%
dan UMP sekarang Rp 2.700.000,00. Maka UMP tahun depan dapat dihitung sebagai berikut
:
UMP Tahun depan = Rp 2.700.000,00 + Rp 2.700.000,00 ( 5% + 5%)
= Rp 2.700.000,00 + Rp 270.000,00
= Rp 2.970.000,00
Sedangkan macam-macam cara pemberian upah, antara lain:
1) Upah waktu/jangka, artinya upah dihitung berdasarkan lamanya bekerja
(jam/hari/minggu/bulan)
2) Upah borongan, artinya upah dihitung berdasarkan kesepakatan bersama untuk
menyelesaikan suatu proyek tertentu
3) Upah satuan, artinya upah dihitung berdasarkan banyaknya barang yang
dihasilkan
4) Upah skala berubah, artinya upah buruh tergantung hasil penjualan perusahaan
dengan terlebih dahulu ditentukan upah minimalnya
5) Upah indeks, artinya upah ditentukan oleh indeks hidup buruh dan keluarganya
6) Upah partisipasi, artinya buruh mendapat upah tertentu dan bagian laba
7) Upah co partnership, artinya buruh mendapat upah tertentu dan bagian laba
berupa saham

Anda mungkin juga menyukai