Anda di halaman 1dari 3

18.

BERHENTILAH MARAH
Kejadian 34:13-31

Anak-anak Yakub jelas sangat marah karena adiknya diperkosa, dan mereka tahu bahwa
perbuatan tidak senonoh itu tidak bisa dibiarkan. Akan tetapi, mereka berdosa karena membalas
dendam secara berlebihan, tidak adil, dan kejam.

Dalam Kej 34:25 Simeon dan Lewi bukan saja membunuh orang laki-laki dari kota itu, tetapi juga
merampas kota itu serta menawan wanita dan anak-anak dengan kekejaman yang semena-mena
(lih. Kej 49:5-7)

Marah dan sakit hati menguasai hati anak-anak lelaki Yakub terhadap Sikhem, anak Hemor, raja
setempat, Sekalipun Sikhem berniat baik untuk mengawini Dina, hal itu tetap tidak menyurutkan
amarah mereka, bahkan mereka membuat tipu muslihat untuk membalaskan dendam. Dengan
berpura-pura menyetujui, mereka mengajukan syarat, yakni setiap laki-laki diantara orang-orang
Sikhem harus disunat sama seperti mereka disunat. Usul itu mereka pandang baik, maka
merekapun disunat dan kesempatan saat mereka sedang kesakitan digunakan anak-anak Yakub
mengambil Dina dari rumah Sikhem dengan kekerasan, membunuh laki-laki yang bersunat yang
sedang kesakitan tersebut dan merampasi harta mereka.

Emosi dan kekerasan bukanlah jalan yang baik bagi penyelesaian suatu masalah sekalipun
karenanya kita yang dirugikan. Jangan turuti panas hati karena hal itu hanya akan membawa kita
pada masalah baru yang seharusnya tidak perlu terjadi. Bila panas hati yang menguasai, pikiran
negatiflah yang berperan sehingga niat baikpun akan ditanggapi sebagai ancaman sehingga diri
sendirilah yang rugi.

Panas hati dan amarah hanya membawa pada kejahatan demi kejahatan, maka adalah bijak bila
berhenti marah dan tinggalkan panas hati itu (Mazmur 37:8).

Dampak-dampak kemarahan Kemarahan:


1) Mengakibatkan banyak kejahatan , baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat.
Kemarahan dapat berujung pada pembunuhan. perang sipil; perang antar bangsa. Semuanya
ini bersumber dari kemarahan.
Kemarahan merupakan penyebab perceraian; kemalangan dalam keluarga. Bilamana seorang
marah, maka ada ketidakbahagiaan. Sebagian keluarga hidup dalam ketidakbahagiaan yang
tak kunjung henti sebab seorang dalam keluarga selalu marah-marah.

Biasanya, suami akan berbicara dengan keras dalam amarah dengan menunjukkan hasratnya
secara berlebihan dan tak sepantasnya. Ia melontarkan kata-kata kasar kepada isteri dan
anak-anaknya. Ia membanting pintu dan barang-barang dan terkadang bahkan berlaku kejam
terhadap keluarganya.

Di lain pihak, terkadang isteri yang berteriak-teriak. Ia tak henti-hentinya mengkritik semua
orang. Ia mengeluh mengenai pekerjaan yang harus dilakukannya dan mengomeli siapa saja
yang lewat. Ia menjadi orang yang berlawanan dari yang seharusnya - sumber kasih dan
kelemah-lembutan dan damai.

Ia seringkali menjadi seseorang yang dihindari oleh sebab kemarahannya. Anak-anak


menunjukkan amarahnya dengan mendongkol, ketika mereka masih belia, dan kelak melalui
pemberontakan dan menggerutu terhadap mereka yang lebih tua. Kemarahan ini merupakan
penyebab dari perilaku kasar yang sering kita lihat dalam diri para remaja. Mereka merasa
ditindas oleh orangtua mereka. Mereka memiliki keinginan tak teratur untuk mandiri dan
dewasa seketika dan mereka marah dalam hati sebab mereka merasa bahwa segala bentuk
otoritas adalah suatu penindasan. Dan mereka berkeliaran dalam ketidakbahagiaan yang
terus-menerus: dengan muka masam dan cemberut dan gerutu dan semua orang di sekeliling
mereka menjadi tak bahagia.

2) Kemarahan menghalangi perkembangan rohani , sebab kita kehilangan pertimbangan baik.


Kita tak dapat berpikir sehat ketika kita marah. Kemarahan membuat ktia kehilangan kelemah-
lembutan. Kemarahan membuat kita buta akan hak-hak orang lain dan kemarahan
mengenyahkan kedamaian batin.

apakah obat mujarab mengatasi kemarahan?


1) Yang pertama adalah memberikan perhatian pada kehadiran Allah dalam jiwa kita.
Apa yang menghentikan aliran hasrat dan amarah adalah mengingat bahwa jiwa kita adalah
Bait Allah.
2) Obat yang kedua adalah kerendahan hati. Orang yang cenderung marah adalah nyaris selalu
orang yang sombong. Kesombongan membuat mereka sensitif berlebihan mengenai diri
mereka sendiri dan bagaimana orang lain memperlakukan mereka. Mereka terdorong marah
karena alasan-alasan yang salah. orang yang rendah hati tidak terlalu mempedulikan dirinya
sendiri dan menanggung dengan sabar kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
3) Obat yang ketiga adalah doa. Kita harus berdoa setiap hari untuk mengatasi kemarahan dan
berbulat hati untuk menghindarinya. Tak ada keutamaan ilahi yang dapat dicapai dengan
sarana-sarana duniawi .
Keutamaan-keutamaan ilahi membutuhkan sarana-sarana ilahi dan ini adalah doa.
4) Obat terakhir adalah apa yang kita sebut kelemah-lembutan. Kelemahlembutan adalah
perilaku atau sikap hati, Orang yang lembut hati tidak mementingkan kehendak sendiri. Ia tidak
terus-menerus memikirkan dirinya sendiri, atau caranya sendiri, atau gagasannya sendiri, atau
kepentingannya sendiri. Ia bersedia memposisikan diri di tempat kedua dan tunduk demi
mencapai apa yang baik bagi yang lain. Ini adalah suatu tanda, bukan kelemahan karakter,
sebagaimana dipikirkan sebagian orang, melainkan kekuatan sebab membutuhkan keberanian
besar - penguasaan diri yang besar untuk memposisikan diri di tempat kedua.

Kitab Suci mencatat ayat-ayat yang sangat menyentuh hati mengenai kemarahan.

Amsal 15:1 "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas
membangkitkan marah."

Amsal 29:11 "Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya
meredakannya."

Amsal 29:22 "Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak
pelanggarannya."

Pengkotbah 7:9 "Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada
orang bodoh."

Amsal 16:32 "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya,
melebihi orang yang merebut kota."

Titus 1:7 "Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak
angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah."

Efesus 4:26 "Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari
terbenam, sebelum padam amarahmu"
 

Anda mungkin juga menyukai