Anda di halaman 1dari 97

362.

72
Ind
K

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011
362.72 Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Ind
K Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
Jenderal
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011
Pedoman pembinaan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS),-- Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2011

ISBN 978 -602-9364-45-3

1. Judul I. HEALTH BEHAVIOR


II. PREVENTIVE HEALTH SERVICES
III. HEALTH PERSONAL IV. HEALTH-LAW AND
LEGISTLATION V. HEALTH PROMOTION
362.72 Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Ind
K Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
Jenderal
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011
Pedoman pembinaan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS),-- Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2011
ISBN 978 -602-9364-45-3
1. Judul I. HEALTH BEHAVIOR
II. PREVENTIVE HEALTH SERVICES
III. HEALTH PERSONAL IV. HEALTH-LAW AND
LEGISTLATION V. HEALTH PROMOTION
362.72 Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Ind
K Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
Jenderal
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011
Pedoman pembinaan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS),-- Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2011

ISBN 978 -602-9364-45-3

1. Judul I. HEALTH BEHAVIOR


II. PREVENTIVE HEALTH SERVICES
III. HEALTH PERSONAL IV. HEALTH-LAW AND
LEGISTLATION V. HEALTH PROMOTION
KATA PENGANTAR

Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penƟŶŐ dalam


upaya peninŐkatan Indeks PembanŐunan Manusia (IPM) banŐsa
Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan ƟĚĂk hanya
ditentukan oleh pelayanan kesehatan, tetapi yanŐ lebih dominan
justru adalah kondisi ůŝŶŐkunŐan dan perilaku masyarakat.

Upaya untuk meŶŐƵďĂŚ perilaku masyarakat aŐar mendukunŐ


peninŐkatan derajat kesehatan dilakukan melalui proŐram
pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). ProŐram
ini telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (dahulu :
Departemen Kesehatan) sejak tahun 1996. Evaluasi keberhasilan
pembinaan PHBS dilakukan denŐan melihat indikator PHBS di
tatanan rumah tanŐŐa. Namun demikian, karena tatanan rumah
tanŐŐa salinŐ berkait denŐan tatanan-tatanan lain, maka
pembinaan PHBS dilaksanakan ƟĚĂk hanya di tatanan rumah
tanŐŐa, melainkan juŐa di tatanan insƟƚƵƐŝ pendidikan, tatanan
tempat kerja, tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas
kesehatan.

Walaupun proŐram pembinaan PHBS ini sudah berjalan sekitar


15 tahun, tetapi keberhasilannya masih jauh dari harapan. Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007 menŐunŐkap bahwa
rumah tĂŶŐŐa di Indonesia yĂŶŐ memprakƟkkan PHBS baru
mencapai 38,7%. Padahal Rencana StratĞŐis (Restra)
Kementerian Kesehatan menetapkan tarŐet pada tahun 2014
rumah tanŐŐa yanŐ memprakƟkkan PHBS adalah 70%. Hal ini

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


I
jelas menuntut peniŶŐkatan kinerja yĂŶŐ luar biasa dalam
pembinaan PHBS.

Oleh sebab pembinaan PHBS harus dilaksanakan di semua


tatanan, maka keberhasilannya ƟĚĂk hanya ditentukan oleh
kinerja Kementerian Kesehatan. YanŐ justru yanŐ lebih
menentukan keberhasilan pembinaan PHBS adalah
kementerian-kementerian terkait seperƟ Kementerian
Pendidikan Nasional, Kementerian AŐama, Kementerian
Perindustrian, Kementerian PerdaŐanŐan, Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian PerhubunŐan,
Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian >ŝŶŐkunŐan Hidup,
Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian TenaŐa Kerja dan
TransmiŐrasi, Kementerian Dalam EĞŐĞƌi, serta Pemerintah
Daerah, oƌŐanisasi kemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat,
swasta dan dunia usaha. Bersama Kementerian Kesehatan,
semua ƉĞŵĂŶŐku kepenƟnŐan tersebut bekerjasama dan
bersatu padu, baik dalam hal kebijakan, perencanaan,
pelaksanaan, maupun pemantauan dan evaluasi pembinaan
PHBS.

Pedoman Umum Pembinaan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ini


disusun dan diterbitkan dalam ranŐka penŐŐalanŐan kerjasama
dan kesatupaduan tersebut. DenŐan menŐacu pada Pedoman
Umum ini diharapkan selanjutnya dapat diterbitkan kebijakan-
kebijakan di semua sektor terkait, dilakukan perencanaan dan
penŐanŐŐaran secara terpadu, serta diselenŐŐarakan
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembinaan PHBS secara
lebih komprehensif.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


II
Pedoman Umum ini memanŐ masih bersifat Őaris besar, karena
dimaksudkan sebaŐai dokumen payunŐ. MenŐacu pada
Pedoman Umum ini selanjutnya akan disusun dan diterbitkan
pedoman-pedoman yanŐ bersifat lebih terinci dan operasional,
yanŐ melipuƟ:
1. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di Rumah TanŐŐa.
2. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di InsƟtusi Pendidikan.
3. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di Tempat Kerja.
4. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di Tempat Umum.
5. Petunjuk Teknis Pembinaan PHBS di Fasilitas Kesehatan.

Kepada semua pihak yanŐ telah berkontribusi dalam


penyusunan Pedoman Umum ini, saya ucapkan terima kasih dan
penŐharŐaan yanŐ ƟnŐŐi. Mudah-mudahan jerih payah berbaŐai
pihak tersebut menjadi besar ĂƌƟnya karena manfaat Pedoman
Umum ini bĂŐi akselerasi upaya pembinaan PHBS di semua
tatanan.

Jakarta, Nopember 2011


Kepala Pusat Promosi Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI

dr. Lily S. SulistyowĂƟ͕ MM

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


III
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................... v
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011 ............................................vii
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN ......................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1


A. LATAR BELAKANG ....................................................... 1
B. TUJUAN ...................................................................... 5

BAB II PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) .................. 7


A. PENGERTIAN PHBS ..................................................... 7
B. PHBS DI BERBAGAI TATANAN ..................................... 10
C. HAKIKAT PERILAKU ..................................................... 12

BAB III PROSES PEMBINAAN PHBS .............................................. 17


A. PENGERTIAN PEMBINAAN PHBS .............................. 17
B. SASARAN PEMBINAAN PHBS..................................... 19
C. STRATEGI PEMBINAAN PHBS ..................................... 21
D. PERSIAPAN PEMBINAAN PHBS .................................. 32
E. PEMBINAAN PHBS DI BERBAGAI TATANAN ............... 33

BAB IV PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DI BERBAGAI


TINGKAT PEMERINTAHAN DAN TATANAN ........................ 47
A. PUSAT ......................................................................... 48

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


V
B. PROVINSI .................................................................... 52
C. KABUPATEN DAN KOTA .............................................. 53
D. KECAMATAN ............................................................... 55
E. DESA DAN KELURAHAN ............................................. 56
F. TATANAN INSTITUSI PENDIDIKAN .............................. 58
G. TATANAN TEMPAT KERJA ........................................... 59
H. TATANAN TEMPAT UMUM ..........................................60
I. TATANAN FASILITAS KESEHATAN ................................ 61

BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI ......................................... 63


A. PEMANTAUAN ........................................................... 63
B. EVALUASI ................................................................... 65
C. INDIKATOR KEBERHASILAN ....................................... 65

BAB VI PENUTUP .......................................................................... 73

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


VI
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011

TENTANG

PEDOMAN PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA͕

MenimbanŐ : a. bahwa dalam ranŐka mendukunŐ


pencapaian taƌŐet-tarŐĞƚ Rencana StratĞŐis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014,
perlu diƟnŐkatkan upaya pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat
di semua tatanan;

b. bahwa berdasarkan pĞƌƟmbanŐan sebaŐai-


mana tercantum dalam huruf a di atas, perlu
ditetapkan Pedoman Pembinaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat denŐan Peraturan
Menteri Kesehatan;

DĞŶŐŝŶŐat : 1. UŶĚĂŶŐͲUŶĚĂŶŐ Nomor 32 Tahun 2004


tentanŐ Pemerintahan Daerah (Lembaran
NeŐara Republik Indonesia Tahun 2004

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


VII
Nomor 125, Tambahan Lembaran NeŐara
Republik Indonesia Nomor 4437)
sebaŐaimana telah diubah terakhir denŐan
UŶĚĂŶŐͲUŶĚĂŶŐ Nomor 12 Tahun 2008
tentĂŶŐ Perubahan Kedua Atas UŶĚĂŶŐ-
UŶĚĂŶŐ Nomor 32 Tahun 2004 tentanŐ
Pemerintahan Daerah (Lembaran NeŐara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran NeŐara Republik
Indonesia Nomor 4844);

2. UŶĚĂŶŐͲUŶĚĂŶŐ Nomor 33 Tahun 2004


tentĂŶŐ PerimbanŐan KeuanŐan Antara
Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran
NeŐara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran NeŐara
Republik Indonesia Nomor 4438);

3. UŶĚĂŶŐͲUŶĚĂŶŐ Nomor 36 Tahun 2009


tentĂŶŐ Kesehatan (Lembaran NeŐara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran NeŐara Republik
Indonesia Nomor 5063);

4. Peraturan Menteri TenaŐa Kerja Nomor


PER.05/Men/1996 tentĂŶŐ Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja;

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


VIII
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405/
Menkes/SK/XI/2002 tentanŐ Persyaratan
Kesehatan LinŐŬunŐan Kerja Perkantoran
dan Industri;

6. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan


Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri
AŐama, dan Menteri Dalam NeŐeri Nomor
1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKB/
VII/2003, Nomor MA/230 A/2003, Nomor 26
Tahun 2003 tentanŐ Pembinaan dan
PeŶŐembanŐan Usaha Kesehatan Sekolah;

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/


Menkes/Per/VII/2008 tentĂŶŐ Standar
Pelayanan Minimal BiĚĂŶŐ Kesehatan di
Kabupaten/Kota;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/


Menkes/SK/V/2009 tentanŐ Sistem
Kesehatan Nasional;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/


Menkes/PER/VIII/2010 tentanŐ OrŐanisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
(Berita NeŐara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 585);

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


IX
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1529/
Menkes/SK/X/2010 tentanŐ Pedoman
Umum PenŐembanŐan Desa dan Kelurahan
SiaŐa ŬƟĨ;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/
Menkes/SK/I/2011 Tahun 2011 tentanŐ
Rencana StratĞŐis Kementerian Kesehatan
Tahun 2010-2014;

12. Keputusan Menteri Dalam NeŐeri Nomor


140.05/292 Tahun 2011 tentanŐ
Pembentukan Kelompok Kerja Operasional
dan Sekretariat Desa dan Kelurahan SiaŐa
AkƟf TinŐkat Pusat;

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


X
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG


PEDOMAN PEMBINAAN PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT.
Pasal 1
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yanŐ
selanjutnya disebut PHBS sebaŐaimana tercantum dalam
Lampiran yanŐ merupakan bĂŐian yanŐ Ɵdak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
(1) PHBS sebĂŐĂimana dimaksud pada Pasal 1 aŐar diŐunakan
sebaŐai acuan ďĂŐŝ semua peŵĂŶŐku kepeŶƟŶŐĂŶ dalam
ranŐka pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
tatanan rumah tanŐŐa, tatanan insƟtusi pendidikan, tatanan
tempat kerja, tatanan-tempat umum dan tatanan fasilitas
kesehatan.
(2) PHBS sebaŐaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah
koordinasi Pusat Promosi Kesehatan Kementerian
Kesehatan.
Pasal 3
Pembinaan dan penŐawasan terhadap pelaksanaan PHBS ini
dilakukan oleh:
a. Kementerian Kesehatan berkoordinasi denŐan Kementerian
Dalam NeŐeri serta kementerian dan sektor terkait lainnya;

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


XI
b. Pemerintah Provinsi melalui Dinas Kesehatan Provinsi;
c. Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Kesehatan Kabupaten,
dan Pemerintah Kota melalui Dinas Kesehatan Kota denŐan
melibatkan Badan/Dinas/Kantor terkait.

Pasal 4

Peraturan ini mulai berlaku pada tanŐŐal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanŐŐal 10 November 2011
MENTERI KESEHATAN͕

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH

DiundanŐkan di Jakarta
Pada tĂŶŐŐal 28 November 2011
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA͕

AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 NOMOR 755

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


XII
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR: 2269/MENKES/PER/XI/2011
TANGGAL͕ 10 NOVEMBER 2011

TENTANG

PEDOMAN
PEMBINAAN PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu


unsur kesejahteraan yĂŶŐ harus diwujudkan sesuai denŐan
cita-cita banŐsa Indonesia, sebaŐaimana dimaksud dalam
Pancasila dan UndanŐ-UndanŐ Dasar NeŐara Republik
Indonesia Tahun 1945. Berkaitan denŐan hal itu, UndanŐ-
UndanŐ Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentanŐ
Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat
yanŐ seƟŶŐŐŝͲƟŶŐŐinya dicapai melalui penyelenŐŐaraan
pembanŐunan kesehatan.

Banyak hal di bidanŐ kesehatan telah dicapai melalui


penyelenŐŐaraan peŵďĂŶŐƵŶĂŶ kesehatan. Namun
demikian, bila diŐunakan sasaran straƚĞŐis Kementerian
Kesehatan yanŐ harus dicapai tahun 2014 dan taƌŐet-tarŐĞt
Millennium Development Goals (MDGs) yanŐ harus dicapai
tahun 2015 sebaŐai acuan, berbaŐai hal yanŐ telah dicapai
tersebut kiranya masih memerlukan peninŐkatan yanŐ luar
biasa. AnŐka KemaƟan Ibu melahirkan (AKI) telah menurun
dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004,

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


1
menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007
(SDKI, 2007). Sementara itu, sasaran stratĞŐis Kementerian
Kesehatan adalah 118 per 100.000 kelahiran hidup dan
tarŐet MDGs adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. AnŐka
KeŵĂƟĂŶ Bayi (AKB) menurun dari 35 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2004, menjadi 34 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Padahal sasaran
strateŐŝƐ Kementerian Kesehatan adalah 24 per 1.000
kelahiran hidup dan tarŐet MDGs adalah 23 per 1.000
kelahiran hidup. Secara umum telah terjadi penurunan
anŐka kesakitan, namun beberapa penyakit menular
terutama HIV dan AIDS, Tuberkulosis dan Malaria sampai
saat ini masih menjadi masalah kesehatan yanŐ cukup besar.
Cakupan Universal Child ImmunizĂƟŽŶ (UCI) yĂŶŐ belum
tercapai akan dapat berdampak pada rawannya bayi
terhadap seranŐan berbaŐai penyakit yanŐ sebenarnya dapat
diceŐah denŐan imunisasi. SedanŐkan beberapa penyakit
menular lain sepĞƌƟ Filariasis, Kusta, dan Frambusia
menunjukkan kecenderunŐan meniŶŐkat kembali dan
penyakit Pes masih terdapat di sejumlah daerah. Sementara
itu, prevalensi penyakit Ɵdak menular sepĞƌƟ Penyakit
Kardiovaskular, Hipertensi, Diabetes mellitus dan Obesitas
cenderƵŶŐ meŶŝŶŐkat serta menunjukkan potensi yanŐ
semakin besar sebaŐai penyebab kemaƟan (Riskesdas,
2007). Keadaan ini menŐakibatkan adanya beban Őanda
dalam penanŐŐulanŐan penyakit di Indonesia. Beberapa hal
juŐa telah dicapai dalam ranŐka perbaikan Őizi masyarakat,
namun pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


2
justru menŐalami penurunan. Status Őizi ibu hamil, bayi dan
anak balita juŐa masih perlu diƟŶŐkatkan, karena masih
ƟŶŐŐinya bayi yanŐ lahir denŐan berat lahir rendah (11,1%)
dan ƟŶŐŐinya prevalensi anak balita kerdil (35,7%) akibat
kekuranŐan Őizi dalam ũĂŶŐka waktu lama (Riskesdas, 2010).

Derajat kesehatan masyarakat yanŐ masih belum opƟmal


tersebut di atas pada hakikatnya dipenŐaruhi oleh kondisi
linŐkunŐan, perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan
ŐenĞƟka. KalanŐan ilmuwan umumnya berpendapat bahwa
determinan utama dari derajat kesehatan masyarakat
tersebut, selain kondisi ůŝŶŐkunŐan, adalah perilaku
masyarakat. Dari hasil Riskesdas 2007 ŵĞŵĂŶŐ diketahui
bahwa rumah tĂŶŐŐa yĂŶŐ telah memprakƟkkan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%. Oleh
sebab itu, Rencana StratĞŐŝƐ (Renstra) Kementerian
Kesehatan Tahun 2010-2014 mencantumkan taƌŐet 70%
rumah tanŐŐa sudah memprĂŬƟkkan PHBS pada tahun 2014.
Persentase Rumah TanŐŐa Ber-PHBS memanŐ merupakan
salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian
Kesehatan.

DĞŶŝŶŐkatkan cakupan rumah tĂŶŐŐa yĂŶŐ memprakƟkkan


PHBS sebesar lebih dari 30% dalam kurun waktu 2010-2014
merupakan upaya yĂŶŐ sanŐat berat. Perilaku rumah tanŐŐa
sanŐat dipenŐaruhi oleh proses yĂŶŐ terjadi di tatanan-
tatanan sosial lain, yaitu tatanan insƟƚƵƐŝ pendidikan,
tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


3
fasilitas kesehatan. PrŽĮl Kesehatan Indonesia tahun 2009
menyajikan data bahwa baru 64,41% sarana yĂŶŐ telah
dibina kesehatan linŐkunŐannya, yanŐ meůŝƉƵƟ ŝŶƐƟƚƵƐi
pendidikan (67,52%), tempat kerja (59,15%), tempat ibadah
(58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain
(62,26%). Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan PHBS di
tatanan-tatanan selain rumah tanŐŐa, yaitu di tatanan
insƟƚƵƐŝ pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat
umum dan tatanan fasilitas kesehatan, juŐa belum berjalan
sebaŐaimana mesƟnya. AŐar tarŐet tahun 2014 PHBS di
Rumah TanŐŐa dapat tercapai, tentu diperlukan upaya-upaya
untuk juŐa membina PHBS di semua tatanan lain. DenŐan
demikian diperlukan pendekatan yĂŶŐ paripurna
(komprehensif), lintas proŐram dan lintas sektor, serta
mobilisasi sumberdaya yanŐ luar biasa di semua ƟnŐŬat
administrasi pemerintahan.

Pembinaan PHBS juŐa merupakan ďĂŐŝĂŶ dari


PenŐembanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf. Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010
tentanŐ Pedoman Umum PenŐĞŵbanŐan Desa dan
Kelurahan SiaŐa AkƟĨ menyatakan bahwa masyarakat di
Desa atau Kelurahan SiaŐa AkƟĨ wajib melaksanakan PHBS.
DenŐan demikian, maka salah satu kriteria dalam ranŐka
pentahapan ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf
adalah persentase rumah tanŐŐa di desa atau kelurahan yanŐ
mendapat pembinaan PHBS.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


4
B. TUJUAN

1. Tujuan Umum:
MeninŐŬatnya PHBS di tatanan rumah tanŐŐa, tatanan
insƟƚƵƐŝ pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan
tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan.

2. Tujuan Khusus:
a. MeninŐkatkan komitmen dan aliansi stratĞŐis
ƉĞŵĂŶŐku kepenƟŶŐan di ƟŶŐkat pusat, provinsi,
kabupaten, kota, kecamatan, desa dan kelurahan
untuk pembinaan PHBS.
b. MeninŐkatkan aliansi dan kemitraan denŐan swasta/
dunia usaha.
c. MeninŐkatkan peran serta orŐanisasi masyarakat/
kelompok potensial.
d. MenŐembanŐkan kebijakan pembinaan PHBS di
tatanan rumah tanŐŐa, insƟtusi pendidikan, tempat
kerja, tempat umum dan fasilitas kesehatan di semua
ƟnŐkat administrasi pemerintahan.
e. Memperkuat Őerakan dan peran serta masyarakat
melalui PHBS di tatanan rumah tanŐŐa, ŝŶƐƟƚƵƐi
pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan fasilitas
kesehatan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


5
f. MeŶŝŶŐkatkan akses informasi dan edukasi kepada
masyarakat di tatanan rumah tanŐŐa, insƟtusi
pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan fasilitas
kesehatan.
Ő. MeniŶŐkatkan kapasitas ƉĞŶŐĞlola pembinaan PHBS
di tatanan rumah tanŐŐa, insƟƚƵƐŝ pendidikan,
tempat kerja, tempat umum dan fasilitas kesehatan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


6
BAB II
PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS)

A. PENGERTIAN PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan
perilaku yanŐ diprakƟkkan atas dasar kesadaran sebaŐai
hasil pembelajaran, yanŐ menjadikan seseoranŐ͕ keluaƌŐa,
kelompok atau masyarakat mampu menolonŐ dirinya sendiri
(mandiri) di ďŝĚĂŶŐ kesehatan dan berperan akƟĨ dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. DenŐan demikian,
PHBS mencakup beratus-ratus bahkan munŐŬin beribu-ribu
perilaku yanŐ harus diprakƟkkan dalam ranŐŬĂ mencapai
derajat kesehatan masyarakat yanŐ sĞƟnŐŐi-ƟnŐŐinya. Di
bidanŐ penceŐahan dan penanŐŐulanŐan penyakit serta
penyehatan linŐkunŐan harus diprakƟkkan perilaku mencuci
tanŐan denŐan sabun, ƉĞŶŐĞlolaan air minum dan makanan
yanŐ memenuhi syarat, menŐŐunakan air bersih,
ŵĞŶŐŐƵŶĂkan jamban sehat, penŐelolaan limbah cair yanŐ
memenuhi syarat, memberantas jenƟk nyamuk, Ɵdak
merokok di dalam ruanŐan dan lain-lain. Di bidanŐ
kesehatan ibu dan anak serta keluaƌŐa berencana harus
diprakƟkkan perilaku meminta pertolonŐan persalinan oleh
tenaŐa kesehatan, menimbanŐ balita seƟĂƉ bulan,
menŐimunisasi lenŐkap bayi, menjadi akseptor keluaƌŐa

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


7
berencana dan lain-lain. Di bidanŐ Őizi dan farmasi harus
diprakƟkkan perilaku makan denŐan Őŝnjŝ seimbanŐ, minum
Tablet Tambah Darah selama hamil, memberi bayi air susu
ibu (ASI) eksklusif, menŐonsumsi Garam Beryodium dan lain-
lain. SedanŐkan di bidanŐ pemeliharaan kesehatan harus
diprakƟkkan perilaku ikut serta dalam jaminan pemeliharaan
kesehatan, ĂŬƟf menŐurus dan atau memanfaatkan upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM),
memanfaatkan Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
lain dan lain-lain.
1. Konsep Tatanan
Manusia hidup di berbaŐai tatanan, yaitu berbaŐai
tempat atau sistem sosial dimana ia melakukan kĞŐiatan
sehari-harinya. Di seƟĂƉ tatanan, faktor-faktor individu,
linŐkunŐan ĮƐŝk dan linŐkunŐan sosial berinteraksi dan
menimbulkan dampak terhadap kesehatan. Oleh sebab
itu dapat pula dikatakan bahwa suatu tatanan adalah
suatu tempat dimana manusia secara akƟĨ memanipulasi
linŐkunŐan, sehinŐŐa menciptakan dan sekaliŐus juŐa
menŐatasi masalah-masalahnya di ďŝĚĂŶŐ kesehatan.
Jelas bahwa sĞƟap tatanan memiliki kekhasan, sehinŐŐa
denŐan demikian pembinaan PHBS harus disesuaikan
untuk masinŐ-masinŐ tatanan.
Telah disepakaƟ adanya lima tatanan, yaitu tatanan
rumah tanŐŐa, tatanan insƟtusi pendidikan, tatanan
tempat kerja, tatanan tempat umum dan tatanan
fasilitas kesehatan. Akan tetapi, untuk melihat

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


8
keberhasilan pembinaan PHBS, prakƟk PHBS yĂŶŐ diukur
adalah yĂŶŐ dijumpai di tatanan rumah ƚĂŶŐŐa. Telah
ditetapkan 10 (sepuluh) indikator untuk menetapkan
apakah sebuah rumah tanŐŐa telah memprakƟkkan
PHBS. Kesepuluh indikator tersebut merupakan ƐĞďĂŐian
dari semua perilaku yanŐ harus diprakƟkkan di rumah
ƚĂŶŐŐĂĚĂŶĚŝƉŝůŝŚŬĂƌĞŶĂĚŝĂŶŐŐĂƉŵĞǁĂŬŝůŝĂƚĂƵĚĂƉĂƚ
mencerminkan keseluruhan perilaku.
2. Masyarakat Dalam Tatanan
Namun demikian perlu disadari bahwa PHBS di tatanan
rumah tanŐŐa sanŐat dipenŐaruhi oleh PHBS di tatanan-
tatanan lain. Demikian sebaliknya, PHBS di tatanan-tatanan
lain juŐa dipenŐaruhi oleh PHBS di tatĂŶĂŶƌƵŵĂŚƚĂŶŐŐa.

TATANAN
FASILITAS TATANAN
PELAYANAN INSTITUSI
KESEHATAN PENDIDIKAN

TATANAN TATANAN
TEMPAT TEMPAT TEMPAT
KERJA UMUM

TATANAN RUMAH TANGGA

Saling-pengaruh antar-tatanan dalam PHBS

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


9
Oleh sebab itu, yanŐ dimaksud denŐan masyarakat dalam
hal ini ƟĚĂk terbatas pada masyarakat dalam penŐerƟĂŶ
umum (yaitu tatanan rumah tanŐŐa), tetapi juŐa masyarakat
khusus di berďĂŐĂŝ tatanan lain. SebaŐaimana masyarakat
di tatanan rumah tanŐŐa, yaitu masyarakat umum,
masyarakat di masinŐͲŵĂƐinŐ tatanan pun memiliki struktur
masyarakat dan peran-peran dalam masyarakat. Jika di
masyarakat umum terdapat struktur masyarakat formal dan
struktur masyarakat informal, di tatanan-tatanan lain pun
terdapat pula struktur yanŐ serupa.

B. PHBS DI BERBAGAI TATANAN


Di atas disebutkan bahwa PHBS mencakup semua perilaku
yanŐ harus diprĂŬƟkkan di bidanŐ penceŐahan dan
penanŐŐƵůĂŶŐan penyakit, penyehatan ůŝŶŐkunŐan,
kesehatan ibu dan anak, keluarŐa berencana, Őizi, farmasi
dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku-perilaku tersebut
harus diprakƟkkan dimana pun seseoranŐ berada di rumah
tanŐŐa, di insƟtusi pendidikan, di tempat kerja, di tempat
umum dan di fasilitas pelayanan kesehatan – sesuai denŐan
situasi dan kondisi yanŐ dijumpai.
1. PHBS di Rumah Tangga
Di rumah tanŐŐa, sasaran primer harus memprakƟkkan
perilaku yĂŶŐ dapat menciptakan Rumah TĂŶŐŐa Ber-
PHBS, yĂŶŐ mencakup persalinan ditŽůŽŶŐ oleh tenaŐa
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbanŐ
balita ƐĞƟap bulan, menŐŐunakan air bersih, mencuci

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


10
tanŐan denŐan air bersih dan sabun, penŐelolaan air
minum dan makan di rumah tanŐŐa, menŐŐunakan
jamban sehat (Stop BuanŐ Air Besar SembaranŐan/Stop
BABS), penŐelolaan limbah cair di rumah tanŐŐa,
membuanŐ sampah di tempat sampah, memberantas
jenƟk nyamuk, makan buah dan sayur seƟap hari,
melakukan ĂŬƟǀŝtas ĮƐik seƟĂƉ hari, ƟĚĂŬ merokok di
dalam rumah dan lain-lain.
2. PHBS di InsƟƚƵƐŝ Pendidikan
Di insƟtusi pendidikan (kampus, sekolah, pesantren,
seminari, padepokan dan lain-lain), sasaran primer harus
memprakƟkkan perilaku yĂŶŐ dapat menciptakan
InsƟtusi Pendidikan Ber-PHBS, yanŐ mencakup antara
lain mencuci tanŐan menŐŐunakan sabun, menŐonsumsi
makanan dan minuman sehat, menŐŐunakan jamban
sehat, membuanŐ sampah di tempat sampah, Ɵdak
merokok, Ɵdak menŐonsumsi NarkŽƟka, Alkohol,
Psikotropika dan Zat AdikƟĨ lainnya (NAPZA), ƟĚĂk
meludah sembarĂŶŐ tempat, memberantas jenƟk
nyamuk dan lain-lain.
3. PHBS di Tempat Kerja
Di tempat kerja (kantor, pabrik dan lain-lain), sasaran
primer harus memprakƟkkan perilaku yĂŶŐ dapat
menciptakan Tempat Kerja Ber-PHBS, yĂŶŐ mencakup
mencuci tanŐan denŐan sabun, menŐonsumsi makanan
dan minuman sehat, menŐŐunakan jamban sehat,
membuanŐ sampah di tempat sampah, Ɵdak merokok,

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


11
Ɵdak menŐonsumsi NAPZA, Ɵdak meludah sembaranŐ
tempat, memberantas jenƟk nyamuk dan lain-lain.
4. PHBS di Tempat Umum
Di tempat umum (tempat ibadah, pasar, pertokoan,
terminal, dermaŐa dan lain-lain), sasaran primer harus
memprakƟŬkan perilaku yĂŶŐ dapat menciptakan Tempat
Umum Ber-PHBS, yanŐ mencakup mencuci tanŐan
denŐan sabun, menŐŐunakan jamban sehat, membuanŐ
sampah di tempat sampah, Ɵdak merokok, Ɵdak
menŐonsumsi NAPZA, Ɵdak meludah di sembaranŐ
tempat, memberantas jenƟk nyamuk dan lain-lain.

5. PHBS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Di fasilitas pelayanan kesehatan (klinik, Puskesmas,
rumah sakit dan lain-lain), sasaran primer harus
memprakƟkkan perilaku yanŐ dapat menciptakan
Fasilitas pelayanan kesehatan Ber-PHBS, yanŐ mencakup
mencuci tanŐan denŐan sabun, menŐŐƵŶĂkan jamban
sehat, membuanŐ sampah di tempat sampah, Ɵdak
merokok, Ɵdak menŐonsumsi NAPZA, Ɵdak meludah di
sembaranŐ tempat, memberantas jenƟk nyamuk dan
lain-lain.

C. HAKIKAT PERILAKU
Perilaku adalah sesuatu yanŐ rumit. Perilaku individu
berkaitan denŐan faktor-faktor penŐĞtahuan dan sikap

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


12
individu. Perilaku juŐa menyĂŶŐkut dimensi kultural yanŐ
berupa sistem nilai dan norma. Sistem nilai adalah acuan
tentanŐ hal-hal yanŐ dianŐŐap baik dan hal-hal yanŐ
dianŐŐap buruk. SedanŐkan norma adalah aturan Ɵdak
tertulis yanŐ disebut norma sosial dan aturan tertulis yanŐ
disebut norma hukum. Selain itu, perilaku juŐa berkaitan
denŐan dimensi ekonomi dan hal-hal lain yanŐ merupakan
pendukƵŶŐ perilaku. Perilaku seseorĂŶŐ͕ selain dipenŐaruhi
oleh ƉĞŶŐĞtahuan dan sikapnya, memiliki acuan kepada
sistem nilai dan norma yanŐ dianutnya. DenŐan kata lain,
sistem nilai dan norma merupakan rambu-rambu bĂŐi
seseorĂŶŐ untuk melakukan atau Ɵdak melakukan sesuatu.
Sistem nilai dan norma dibuat oleh masyarakat di suatu
tatanan untuk dianut oleh individu-individu anŐŐota
masyarakat tatanan tersebut. Inilah yanŐ juŐa disebut
sebaŐai faktor-faktor predisposisi (predisposing factors).

Namun demikian sistem nilai dan norma, sebaŐai sistem


sosial, adalah sesuatu LJĂŶŐ dinamis. ƌƟnya, sistem nilai dan
norma suatu masyarakat akan berubah ŵĞŶŐikƵƟ
perubahan-perubahan linŐkunŐan dari masyarakat yanŐ
bersanŐkutan. Jadi, antara sistem nilai dan norma di satu
pihak denŐan individu-individu masyarakat di pihak lain,
terdapat hubunŐan ƟŵďĂůͲďĂůik - sistem nilai dan norma
mempenŐaruhi perilaku individu, perilaku individu yaŶŐ
berubah akan dapat meŶŐƵďĂŚ sistem nilai dan norma.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


13
SISTEM NILAI
(Acuan Baik/Buruk)

NORMA SOSIAL NORMA HUKUM


(Aturan Tidak Tertulis) (Aturan Tertulis)

PENGETAHUAN SIKAP PERILAKU

Faktor-faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku


Untuk sistem nilai dan norma yĂŶŐ sesuai denŐan kaidah-kaidah
kesehatan, perlu diupayakan terpeliharanya sistem nilai dan
norma tersebut. SedanŐkan untuk sistem nilai dan norma yanŐ
Ɵdak sesuai denŐan kaidah-kaidah kesehatan, perlu dilakukan
upaya Őuna menŐubah sistem nilai dan norma tersebut melalui
perubahan perilaku individu-individu anŐŐota masyarakat.
Individu-individu anŐŐota masyarakat yanŐ memiliki potensi
besar untuk menŐubah sistem nilai dan norma adalah mereka
yanŐ disebut denŐan pemuka masyarakat atau tokoh
masyarakat, baik yanŐ formal maupun yanŐ informal. Pemuka
masyarakat formal mencakup para petuŐas atau pejabat
kesehatan dan mereka yanŐ menduduki posisi formal (resmi)

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


14
dalam oƌŐanisasinya. Pemuka masyarakat informal adalah
mereka yanŐ Ɵdak menduduki posisi formal dalam oƌŐanisasi,
tetapi memiliki penŐaruh individual terhadap masyarakat oleh
sebab keahlian, penŐalaman, keturunan, kharisma dan lain-lain.
Mereka inilah yanŐ berperan sebaŐai faktor-faktor pendoronŐ
(reinforcing factors) bĂŐi terjadinya perubahan perilaku
masyarakat.
Akan tetapi perilaku juŐa menyanŐkut dimensi ekonomi,
termasuk tersedianya sarana dan prasarana. SeseorĂŶŐ yĂŶŐ
sudah mau berperilaku tertentu ƟĚĂk pernah memprakƟkkan
perilaku itu karena Ɵdak adanya kemampuan secara ekonomis
atau Ɵdak tersedianya sarana. Misalnya, seseoranŐ yanŐ sudah
mau membuanŐ hajat (air besar) di jamban, Ɵdak kunjunŐ
melakukan hal itu karena ia ƟĚĂŬ mampu membuat jamban
pribadi dan di sekitarnya ƟĚĂk terdapat jamban umum. Contoh
lain: seoranŐ ibu yanŐ sudah mau memeriksakan kandunŐannya
secara teratur, Ɵdak juŐa datanŐ ke Puskesmas karena ia Ɵdak
memiliki uanŐ untuk biaya transport, walaupun untuk periksa
di Puskesmas ƟĚĂk ĚŝƉƵŶŐƵƚ biaya alias ŐrĂƟƐ͘ Karena prasarana
jalan raya yanŐ masih buruk, maka Ɵdak hanya biaya transport
yanŐ dibutuhkan, melainkan tenaŐa untuk berjalan kaki
beberapa kilometer. Di dekat tempat ƟŶŐŐalnya juŐa ƟĚĂk
terdapat fasilitas pelayanan kesehatan lain yanŐ dapat
membantunya untuk periksa kehamilan secara teratur. Sarana
dan prasarana ini serŝŶŐ pula disebut sebaŐai faktor-faktor
ƉĞŶĚƵŬƵŶŐ (enabling factors) bĂŐi terjadinya perubahan perilaku
masyarakat.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


15
Oleh karena itu, aŐar perilaku dari sasaran primer di seƟĂp
tatanan dapat tercipta dan berkesinambunŐan diperlukan
dukunŐan perilaku dari sasaran sekunder dan sasaran tersier di
seƟĂƉ tatanan yĂŶŐ berƐĂŶŐkutan. Sasaran sekunder harus
berperilaku yĂŶŐ dapat menciptakan suasana kondusif dan
linŐkunŐan sosial yanŐ mendoronŐ (social pressure) baŐi tercipta
dan berkesinambunŐannya perilaku sasaran primer. Sasaran
sekunder juŐa diharapkan berperilaku sebaŐai panutan dalam
rĂŶŐka memprakƟkkan PHBS. SeĚĂŶŐkan sasaran tersier harus
berperilaku memberikan dukunŐan, baik material maupun non
material, baŐi tercipta dan berkesinambunŐannya perilaku
sasaran primer. DukunŐan tersebut antara lain dalam bentuk
menetapkan dan memberlakukan kebijakan atau peraturan
sebaŐai acuan dan rambu-rambu baŐi pembinaan PHBS di
tatanan dan juŐa menyediakan sarana-sarana sebaŐai faktor
pendukunŐ sepĞƌƟ misalnya tempat sampah, air bersih, jamban
sehat, kanƟn sehat, perlenŐŬĂpan kesehatan kerja dan lain-lain.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


16
BAB III
PROSES PEMBINAAN PHBS

A. PENGERTIAN PEMBINAAN PHBS


Pembinaan PHBS diluncurkan oleh Pusat Penyuluhan
Kesehatan (sekarĂŶŐ Pusat Promosi Kesehatan) pada tahun
1996 denŐan menŐunakan pendekatan tatanan sebaŐai
stratĞŐi penŐembanŐannya. Untuk masinŐ-masinŐ tatanan
ditetapkan indikator ŐƵŶĂ ŵĞŶŐƵkur pencapaian
pembinaan PHBSnya. Namun demikian, fokus pembinaan
adalah pada PHBS tatanan rumah tĂŶŐŐa.
PHBS tatanan rumah tanŐŐa sejak dicĂŶĂŶŐkan tahun 1996
memiliki 10 indikator yaitu persalinan ditolonŐ oleh tenaŐa
kesehatan, imunisasi dan penimbanŐan balita, memiliki
jamban sehat, memiliki akses air bersih, penanŐanan
sampah, kebersihan kuku, Őŝnjŝ keluaƌŐa, ƟĚĂk merokok dan
menyĂůĂŚŐƵŶĂkan NAPZA, memiliki informasi PMS/AIDS,
memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan/Dana Sehat.
Tahun 2001 indikator PHBS tatanan rumah tanŐŐa ini
kemudian dikeŵďĂŶŐkan menjadi 16 indikator denŐan
menambahkan indikator-indikator Őosok ŐiŐi sebelum Ɵdur,
olahraŐa teratur, memiliki saluran pembuanŐan air limbah,
venƟlasi rumah baik, kepadatan penŐhuni rumah
kesesuaian luas lantai denŐan jumlah penŐhuni dan lantai
rumah bukan tanah. Akan tetapi, indikator baru ini dirasakan

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


17
terlalu banyak, sehinŐŐa melalui seranŐkaian pertemuan/
diskusi intensif, uji instrumen, uji sistem dan uji stĂƟsƟk/
item reĚƵĐƟŽn untuk melihat keterkaitan indikator-indikator
tersebut denŐan penyebab terjadinya ŐanŐŐuan kesehatan
dan anŐka kesakitan yanŐ dilakukan sejak tahun 2000-2003,
dari 16 indikator awal ditetapkan 10 indikator PHBS.
Penetapan indikator dari hasil uji staƟsƟk ini, dipilihlah 10
indikator yanŐ selanjutnya ditetapkan sebaŐai indikator
PHBS di Rumah TĂŶŐŐa yĂŶŐ baru, yaitu pertolonŐan
persalinan oleh tenaŐa kesehatan, bayi diberi ASI Eksklusif,
memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, tersedia jamban,
tersedia air bersih, kesesuaian luas lantai rumah denŐan
jumlah ƉĞŶŐŚƵŶi, lantai rumah bukan tanah, Ɵdak merokok,
melakukan ĂŬƟvitas ĮƐŝk, serta menŐonsumsi sayur dan
buah. Berdasarkan pada Rapat Koordinasi Promosi
<ĞƐĞŚĂƚĂŶdŝŶŐŬĂƚEĂƐŝŽŶĂů͕ƉĂĚĂƚĂŚƵŶϮϬϬϳŝŶĚŝŬĂƚŽƌ
PHBS di Rumah TĂŶŐŐa diubah menjadi persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif,
menimbang balita seƟap bulan, menggunakan air bersih,
mencuci tangan dengan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jenƟk nyamuk, mengonsumsi buah dan sayur
seƟĂƉ hari, melakukan akƟǀŝƚĂƐ ĮƐik seƟĂƉ hari dan ƟĚĂk
merokok di dalam rumah.
Pada era desentralisasi ditetapkan standar untuk menŐukur
kinerja sektor kesehatan untuk kabupaten dan kota yanŐ
disebut Standar Pelayanan Mininal (SPM) bidanŐ Kesehatan.
Dalam SPM terdapat sembilan urusan yĂŶŐ wajib

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


18
dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten dan pemerintah
kota. Salah satunya adalah penyelenŐŐaraan Promosi
Kesehatan denŐan indikator kinerja persentase Rumah
TĂŶŐŐa Sehat dan tarŐet pencapaian 65% pada tahun 2010.
Pencapaian Rumah TĂŶŐŐa Sehat atau Rumah TĂŶŐŐa ber-
PHBS ini sejak diluncurkan terus menŐalami peninŐkatan.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2001
dan 2004 melaporkan bahwa persentase Rumah TanŐŐa ber-
PHBS di Indonesia berturut-turut adalah 19,5 % dan 24,38%.
Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan
melestarikan perilaku hidup yĂŶŐ berorientasi kepada
kebersihan dan kesehatan di masyarakat, aŐar masyarakat
dapat mandiri dalam menceŐah dan menanŐŐulanŐi
masalah-masalah kesehatan yanŐ dihadapinya. Oleh karena
itu, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelenŐŐaraan
Promosi Kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu,
keluarŐa, kelompok dan masyarakat aŐar tahu, mau dan
mampu memprakƟkkan PHBS, melalui proses pembelajaran
dalam menceŐah dan menanŐŐulanŐi masalah-masalah
kesehatan LJĂŶŐ dihadapi, sesuai sosial budaya setempat
serta didukunŐ oleh kebijakan publik yanŐ berwawasan
kesehatan.

B. SASARAN PEMBINAAN PHBS


Karena di masinŐ-masinŐ tatanan dijumpai masyarakat (yaitu
masyarakat tatanan yanŐ bersanŐkutan), maka di masinŐ-
masinŐ tatanan juŐa terdapat berbaŐai peran. DenŐan

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


19
demikian di masinŐ-masinŐ tatanan dapat dijumpai ƟŐĂ
kelompok besar sasaran pembinaan PHBS, yaitu sasaran
primer, sasaran sekunder dan sasaran tersier. Sasaran primer
berupa sasaran lanŐsunŐ, yaitu individu anŐŐota masyarakat,
kelompok-kelompok dalam masyarakat dan masyarakat
secara keseluruhan, yĂŶŐ diharapkan untuk memprakƟkkan
PHBS.
Sasaran sekunder adalah mereka yĂŶŐ memiliki penŐaruh
terhadap sasaran primer dalam peŶŐĂŵďilan keputusannya
untuk memprĂŬƟkkan PHBS. Termasuk di sini adalah para
pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat, LJĂŶŐ umumnya
menjadi panutan sasaran primer. Terdapat berbaŐai jenis
tokoh masyarakat, sepĞƌƟ misalnya tokoh atau pemuka adat,
tokoh atau pemuka aŐama, tokoh ƉŽůŝƟk, tokoh pertanian,
tokoh pendidikan, tokoh bisnis, tokoh pemuda, tokoh remaja,
tokoh wanita, tokoh kesehatan dan lain-lain. Pemuka atau
tokoh adalah seseorĂŶŐ yĂŶŐ memiliki kelebihan di antara
oranŐ-oranŐ lain dalam suatu kelompok atau dalam
masyarakat. Ia akan menjadi panutan bĂŐi kelompoknya atau
ďĂŐŝ masyarakat karena ia merupakan ĮŐƵƌ yĂŶŐ menonjol.
Di sampinŐ itu, ia dapat menŐubah sistem nilai dan norma
masyarakat secara bertahap, denŐan terlebih dulu menŐubah
sistem nilai dan norma yanŐ berlaku dalam kelompoknya.
SedanŐkan sasaran tersier adalah mereka yanŐ berada dalam
posisi penŐambilan keputusan formal, sehinŐŐa dapat
memberikan dukunŐan, baik berupa kebijakan/penŐaturan
dan atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


20
terhadap sasaran primer. Mereka serinŐ juŐa disebut sebaŐai
tokoh masyarakat formal, yakni oranŐ yanŐ memiliki posisi
menentukan dalam struktur formal di masyarakatnya (disebut
juŐa penentu kebijakan). DenŐan posisinya itu, mereka juŐa
memiliki kemampuan untuk ŵĞŶŐƵďĂŚ sistem nilai dan
norma masyarakat melalui pemberlakuan kebijakan/
penŐaturan, di ƐĂŵƉŝŶŐ menyediakan sarana yĂŶŐ diperlukan.

C. STRATEGI PEMBINAAN PHBS


Menyadari rumitnya hakikat dari perilaku, maka perlu
dilaksanakan stratĞŐi Promosi Kesehatan untuk pembinaan
PHBS yanŐ bersifat menyeluruh. MenŐacu pada PiaŐam
OƩawa (OƩawa Charter) yĂŶŐ merupakan hasil dari
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan Pertama di
OƩawa (Kanada), ƟŐa stratĞŐi pokok yanŐ harus
dilaksanakan dalam promosi kesehatan adalah (1) advokasi,
(2) bina suasana, dan (3) pemberdayaan. KeƟŐa stratĞŐi
tersebut dilaksanakan dalam bentuk ƟŶĚĂkĂŶͲƟŶĚĂkan
(aksi-aksi) sebaŐai berikut.
1. MenŐembanŐkan kebijakan yanŐ berwawasan
kesehatan (healthy public policy), yaitu menŐupayakan
aŐar para penentu kebijakan di berbaŐai sektor di seƟĂp
ƟŶŐkatan administrasi menetapkan kebijakan denŐan
memperƟŵďĂŶŐkan dampaknya terhadap kesehatan
masyarakat.
2. Menciptakan linŐkunŐan yanŐ mendukunŐ ;ƐƵƉƉŽƌƟve
environment), yaitu menŐupayakan aŐar seƟap sektor

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


21
dalam melaksanakan kĞŐiatannya menŐarah kepada
terwujudnya liŶŐkunŐan sehat ;Įsik dan nonĮsik).
3. Memperkuat ŐĞrakan masyarakat (community ĂĐƟŽŶͿ,
yaitu memberikan dukunŐan terhadap keŐŝĂtan
masyarakat aŐar lebih berdaya dalam menŐĞndalikan
faktor-faktor yĂŶŐ mempenŐaruhi kesehatan.

4. MenŐembanŐkan kemampuan individu (personal skills),


yaitu ŵĞŶŐƵƉayakan aŐar seƟĂƉ individu masyarakat
tahu, mau dan mampu membuat keputusan yanŐ efekƟf
dalam upaya memelihara, meninŐkatkan, serta
mewujudkan kesehatannya, melalui pemberian
informasi, serta pendidikan dan pelaƟŚĂŶ yanŐ
memadai.

5. Menata kembali arah pelayanan kesehatan (reorient


health services), yaitu menŐubah pola pikir serta sistem
pelayanan kesehatan masyarakat aŐar lebih
ŵĞŶŐƵtamakan aspek prŽŵŽƟf dan prevĞŶƟf, tanpa
meŶŐeƐĂŵƉŝŶŐkan aspek kuraƟĨ dan rehabiůŝƚĂƟf.

Di Indonesia, stratĞŐi pokok tersebut kemudian


diformulasikan kembali ke dalam kalimat (1) Őerakan
pemberdayaan (G), yanŐ didukunŐ oleh (2) bina suasana (B),
dan (3) advokasi (A), serta dilandasi oleh semanŐat (4)
kemitraan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


22
DenŐan demikian, pemberdayaan adalah stratĞŐi pokok
dalam ranŐka menŐembanŐkan kemampuan individu dan
memperkuat Őerakan masyarakat. Bina suasana adalah
stratĞŐi pokok dalam ranŐka menciptakan linŐŬunŐan
(khususnya ŶŽŶĮƐik) yanŐ mendukunŐ. SedanŐkan advokasi
adalah straƚĞŐi pokok dalam ranŐka menŐĞŵbanŐkan
kebijakan berwawasan kesehatan, menciptakan ůŝŶŐkunŐan
ĮƐik yanŐ mendukunŐ dan menata kembali arah pelayanan
kesehatan. Kesemuanya itu dilaksanakan melalui
penŐĞŵbanŐan kemitraan. DenŐĂn melaksanakan stratĞŐi
pokok tersebut secara benar dan terkoordinasi diharapkan
akan tercipta PHBS yĂŶŐ berupa kemampuan masyarakat
berperilaku menceŐah dan menanŐŐƵůĂŶŐŝ masalah
kesehatan.

3
ADVOKASI MASYARAKAT
(A)
MENCEGAH
1 GERAKAN & MENANG-
KEMITRAAN PEMBER- GULANGI
DAYAAN MASALAH
(G) KESEHATAN
2 (PHBS)
BINA
SUASANA
(B)

Strategi promosi kesehatan untuk pembinaan PHBS

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


23
1. Gerakan Pemberdayaan
Dalam upaya promosi kesehatan, pemberdayaan
merupakan ďĂŐŝĂŶ yĂŶŐ sanŐĂt peŶƟŶŐ, dan bahkan
dapat dikatakan sebaŐai ujunŐ tombak. Pemberdayaan
merupakan proses memosisikan masyarakat aŐar
memiliki peran yanŐ besar (kedaulatan) dalam
penŐambilan keputusan dan penetapan ƟŶĚĂkan yanŐ
berkaitan denŐan kesehatannya. Pemberdayaan adalah
proses pemberian informasi kepada individu, keluarŐa
atau kelompok (sasaran) secara terus-menerus dan
berkeƐŝŶĂŵďƵŶŐĂŶ ŵĞŶŐikƵƟ perkembanŐan sasaran,
serta proses membantu sasaran, aŐar sasaran tersebut
berubah dari Ɵdak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek
knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek aƫtude), dan
dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yanŐ
diperkenalkan (aspek pracƟce). Oleh sebab itu, sesuai
denŐan sasarannya dapat dibedakan adanya (a)
pemberdayaan individu, (b) pemberdayaan keluarŐa,
dan (c) pemberdayaan kelompok/ masyarakat.
Dalam ŵĞŶŐƵpayakan aŐar sasaran tahu dan sadar,
kuncinya terletak pada keberhasilan membuat sasaran
tersebut memahami bahwa sesuatu (misalnya Diare)
adalah masalah bĂŐinya dan bĂŐi masyarakatnya.
SepanjanŐ sasaran yanŐ bersanŐkutan belum
menŐetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu
merupakan masalah, maka sasaran tersebut Ɵdak akan
bersedia menerima informasi apa pun lebih lanjut. Saat

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


24
sasaran telah menyadari masalah yanŐ dihadapinya,
maka kepadanya harus diberikan informasi umum lebih
lanjut tentanŐ masalah yanŐ bersanŐkutan.
Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai
denŐan menyajikan fakta-fakta dan mendramĂƟƐĂsi
masalah. Tetapi selain itu juŐa denŐan menŐajukan
harapan bahwa masalah tersebut bisa diceŐah dan atau
diatasi. Di sini dapat dikemukakan fakta yanŐ berkaitan
denŐan para tokoh masyarakat sebaŐai panutan
(misalnya tentanŐ seoranŐ tokoh aŐama yanŐ dia sendiri
dan keluarŐanya tak pernah terserĂŶŐ Diare karena
perilaku LJĂŶŐ diprĂŬƟkkannya).
Bilamana seorĂŶŐ individu atau sebuah keluarŐa sudah
akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan,
boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam
hal ini kepada yanŐ bersanŐkutan dapat diberikan
bantuan lanŐsunŐ. Tetapi yanŐ serinŐkali diprakƟkkan
adalah denŐan menŐajaknya ke dalam proses
pemberdayaan kelompok/ masyarakat melalui
penŐoƌŐanisasian masyarakat (community organizĂƟon)
atau pembanŐunan masyarakat (community
development). Untuk itu, sejumlah individu dan keluaƌŐa
yĂŶŐ telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk
bekerjasama memecahkan kesulitan yanŐ dihadapi.
Tidak jaranŐ kelompok ini pun masih juŐa memerlukan
bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari
dermawan). Di sinilah letak penƟŶŐnya sinkronisasi

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


25
promosi kesehatan denŐan prŽŐram kesehatan yanŐ
didukƵŶŐnya dan prŽŐram-prŽŐram sektor lain yĂŶŐ
berkaitan. Hal-hal yanŐ akan diberikan kepada
masyarakat oleh ƉƌŽŐram kesehatan dan ƉƌŽŐram lain
sebaŐai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini,
bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juŐa sesuai
denŐan apa yĂŶŐ dibutuhkan masyarakat.
Pemberdayaan akan lebih berhasil jika dilaksanakan
melalui kemitraan serta menŐŐunakan metode dan
teknik yĂŶŐ tepat. Pada saat ini banyak dijumpai
lembaŐa-lembaŐa swadaya masyarakat (LSM) yanŐ
berŐerak di ďŝĚĂŶŐ kesehatan atau peduli terhadap
kesehatan. LSM ini harus diŐĂůĂŶŐ kerjasamanya, baik
di antara mereka maupun antara mereka denŐan
pemerintah, aŐar upaya pemberdayaan masyarakat
dapat berdayĂŐuna dan berhasilŐuna. Setelah itu,
sesuai ciri-ciri sasaran, situasi dan kondisi, lalu
ditetapkan, diadakan dan ĚŝŐƵŶĂkan metode dan media
komunikasi yanŐ tepat.

2. Bina Suasana
Bina Suasana adalah upaya menciptakan ůŝŶŐkunŐan
sosial yanŐ mendoronŐ individu anŐŐota masyarakat
untuk mau melakukan perilaku yanŐ diperkenalkan.
SeseoranŐ akan terdoronŐ untuk mau melakukan
sesuatu apabila ůŝŶŐkunŐan sosial dimana pun ia berada
(keluarŐa di rumah, oƌŐanisasi siswa/mahasiswa, serikat

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


26
pekerja/karyawan, oranŐ-oranŐ yanŐ menjadi panutan/
idola, kelompok arisan, majelis aŐama dan bahkan
masyarakat umum) menyetujui atau mendukunŐ
perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkuat
proses pemberdayaan, khususnya dalam upaya
meninŐkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau,
perlu dilakukan bina suasana.
Terdapat ƟŐa kateŐori proses bina suasana, yaitu (a) bina
suasana individu, (b) bina suasana kelompok, dan (c) bina
suasana publik.
a. Bina Suasana Individu
Bina suasana individu dilakukan oleh individu-
individu tokoh masyarakat. Dalam kateŐori ini tokoh-
tokoh masyarakat menjadi individu-individu panutan
dalam hal perilaku yĂŶŐ seĚĂŶŐ diperkenalkan. Yaitu
denŐan memprakƟkkan perilaku yanŐ sedanŐ
diperkenalkan tersebut (misalnya seoranŐ kepala
sekolah atau pemuka aŐama yanŐ Ɵdak merokok).
Lebih lanjut bahkan mereka juŐa bersedia menjadi
kader dan turut menyebarluaskan informasi ŐƵŶa
menciptakan suasana yĂŶŐ kondusif ďĂŐŝ perubahan
perilaku individu.
b. Bina Suasana Kelompok
Bina suasana kelompok dilakukan oleh kelompok-
kelompok dalam masyarakat, sepĞƌƟ penŐurus
Rukun TetĂŶŐŐa (RT), ƉĞŶŐƵƌƵƐ Rukun WaƌŐa (RW),
majelis penŐajian, perkumpulan seni, oƌŐanisasi

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


27
profesi, orŐanisasi wanita (misalnya PKK), orŐanisasi
siswa/mahasiswa, Pramuka, orŐanisasi pemuda,
serikat pekerja dan lain-lain. Bina suasana ini dapat
dilakukan bersama pemuka/tokoh masyarakat yanŐ
telah peduli. Dalam kateŐori ini kelompok-kelompok
tersebut menjadi kelompok yanŐ peduli terhadap
perilaku yanŐ sedanŐ diperkenalkan dan menyetujui
atau mendukunŐnya. Bentuk dukunŐan dapat berupa
kelompok tersebut bersedia juŐa memprakƟkkan
perilaku yĂŶŐ seĚĂŶŐ diperkenalkan, menŐadvokasi
pihak-pihak terkait dan atau melakukan kontrol sosial
terhadap individu-individu anŐŐotanya.
c. Bina Suasana Publik
Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat
umum melalui penŐĞŵbanŐan kemitraan dan
pemanfaatan media komunikasi, seperƟ radio,
televisi, koran, majalah, situs internet dan lain-lain,
sehinŐŐa dapat tercipta pendapat umum. Dalam
katĞŐori ini media massa tersebut peduli dan
mendukunŐ perilaku yanŐ sedanŐ diperkenalkan.
DenŐan demikian, maka media massa tersebut lalu
menjadi mitra dalam rĂŶŐka menyebarluaskan
informasi tentĂŶŐ perilaku yĂŶŐ sedanŐ
diperkenalkan dan menciptakan pendapat umum
atau opini publik yĂŶŐ ƉŽƐŝƟĨ tentĂŶŐ perilaku
tersebut. Suasana atau pendapat umum yĂŶŐ ƉŽƐŝƟf
ini akan dirasakan pula sebaŐai pendukunŐ atau
“penekan” (social pressure) oleh individu-individu

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


28
anŐŐota masyarakat, sehinŐŐa akhirnya mereka mau
melaksanakan perilaku yĂŶŐ seĚĂŶŐ diperkenalkan.

3. Advokasi
Advokasi adalah upaya atau proses yĂŶŐ stratĞŐŝƐ dan
terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukunŐan
dari pihak-pihak yanŐ terkait (stakeholders). Pihak-pihak
yanŐ terkait ini berupa tokoh-tokoh masyarakat (formal
dan informal) yĂŶŐ umumnya berperan sebaŐai
narasumber (opinion leader), atau penentu kebijakan
(norma) atau penyĂŶĚĂŶŐ dana (termasuk swasta dan
dunia usaha). JuŐa berupa kelompok-kelompok dalam
masyarakat dan media massa yĂŶŐ dapat berperan
dalam menciptakan suasana kondusif, opini publik dan
doronŐan (pressure) baŐi terciptanya PHBS masyarakat.
Advokasi merupakan upaya untuk menyukseskan bina
suasana dan pemberdayaan atau proses pembinaan
PHBS secara umum.
Perlu disadari bahwa komitmen dan dukunŐan yanŐ
diupayakan melalui advokasi jaranŐ diperoleh dalam
waktu sinŐkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya
berlĂŶŐƐƵŶŐ tahapan-tahapan, yaitu (1) ŵĞŶŐetahui
atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut
menŐatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan
masalah denŐan ŵĞŵƉĞƌƟŵďĂŶŐkan berbaŐai alternaƟf
pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan
masalah denŐan memilih salah satu alternĂƟf

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


29
pemecahan masalah, dan (5) memutuskan ƟŶĚĂk lanjut
kesepakatan. DenŐan demikian, maka advokasi harus
dilakukan secara terencana, cermat dan tepat. Bahan-
bahan advokasi harus disiapkan denŐan matanŐ, yaitu:
a. Sesuai minat dan perŚĂƟĂŶ sasaran advokasi.
b. Memuat rumusan masalah dan alternaƟf
pemecahan masalah.
c. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan
masalah.
d. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based.
e. Dikemas secara menarik dan jelas.
f. Sesuai denŐan waktu yanŐ tersedia.

SebaŐaimana pemberdayaan dan bina suasana, advokasi


juŐa akan lebih efekƟf bila dilaksanakan denŐan prinsip
kemitraan, yaitu denŐan membentuk jejariŶŐ advokasi
atau forum kerjasama, denŐan melibatkan kelompok-
kelompok dalam masyarakat, seperƟ peŶŐƵrus Rukun
TetanŐŐa (RT), ƉĞŶŐƵƌƵƐ Rukun WaƌŐa (RW), majelis
penŐajian, perkumpulan seni, oƌŐanisasi profesi,
orŐanisasi wanita (misalnya PKK), orŐanisasi siswa/
mahasiswa, Pramuka, orŐanisasi pemuda, serikat pekerja
dan lain-lain. DenŐan kerjasama, melalui pembĂŐian
tuŐas dan salinŐ-dukunŐ, maka sasaran advokasi akan
dapat diarahkan untuk sampai kepada tujuan yanŐ
diharapkan. SebaŐai konsekuensinya, metode dan media
advokasi pun harus ditentukan secara cermat, sehinŐŐa
kerjasama dapat berjalan baik.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


30
4. Kemitraan
Kemitraan harus diŐalanŐ baik dalam ranŐka
pemberdayaan maupun bina suasana dan advokasi Őuna
ŵĞŵďĂŶŐƵŶ kerjasama dan mendapatkan dukunŐan.
DenŐan demikian kemitraan perlu diŐĂůĂŶŐ antar
individu, keluaƌŐa, pejabat atau instansi pemerintah yanŐ
terkait denŐan urusan kesehatan (lintas sektor), pemuka
atau tokoh masyarakat, media massa dan lain-lain.
Kemitraan yĂŶŐ diŐalĂŶŐ harus berlandaskan pada ƟŐa
prinsip dasar, yaitu (a) kesetaraan, (b) keterbukaan dan
(c) salinŐ menŐuntunŐkan.
a. Kesetaraan
Kesetaraan berĂƌƟ Ɵdak diciptakan hubunŐan yanŐ
bersifat hirarkis. Semua harus diawali denŐan
kesediaan menerima bahwa masinŐͲŵasinŐ berada
dalam kedudukan yanŐ sama (berdiri sama ƟnŐŐi,
duduk sama rendah). Keadaan ini dapat dicapai
apabila semua pihak bersedia menŐembanŐkan
hubunŐan kekeluarŐaan, yaitu hubunŐan yanŐ
dilandasi kebersamaan atau kĞƉĞŶƟnŐan bersama.
Bila kemudian dibentuk struktur hirarkis (misalnya
sebuah Ɵm), adalah karena kesepakatan.
b. Keterbukaan
Oleh karena itu, di dalam seƟap lanŐkah diperlukan
adanya kejujuran dari masinŐ-masinŐ pihak. SeƟĂp
usul/saran/komentar harus disertai denŐan alasan
yanŐ jujur, sesuai fakta, Ɵdak menutup-tutupi
sesuatu. Pada awalnya hal ini munŐŬin akan

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


31
menimbulkan diskusi yanŐ seru layaknya
“pertenŐkaran”. Akan tetapi kesadaran akan
kekeluaƌŐaan dan kebersamaan, akan mendoronŐ
Ɵmbulnya solusi yanŐ adil dari “pertenŐkaran”
tersebut.
c. ^ĂůŝŶŐ meŶŐƵnƚƵŶŐkan
Solusi yanŐ adil ini terutama dikaitkan denŐan
adanya keuntunŐan yĂŶŐ didapat oleh semua pihak
yanŐ terlibat. DenŐan demikian PHBS dan kĞŐiatan-
kĞŐiatan kesehatan harus dapat dirumuskan
keuntunŐan-keuntunŐannya (baik lanŐsunŐ maupun
ƟĚĂk lanŐsunŐ) baŐi semua pihak yanŐ terkait.
Termasuk keuntunŐan ekonomis, bila ŵƵŶŐkin.

D. PERSIAPAN PEMBINAAN PHBS


Pembinaan PHBS yĂŶŐ saat ini sudah memiliki payunŐ
hukum adalah Pembinaan PHBS di Rumah TanŐŐa, yaitu
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1529/Menkes/SK/X/2010 tentĂŶŐ Pedoman
PenŐĞŵbanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf. Dalam
Keputusan Menteri Kesehatan tersebut, pembinaan PHBS
di Rumah TanŐŐa terinteŐrasi ke dalam peŶŐembanŐan Desa
dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf, karena merupakan salah satu
kriteria dalam pentahapan Desa dan Kelurahan SiaŐa ŬƟf.
DenŐan demikian, pembinaan PHBS di Rumah TanŐŐa
otomaƟƐ menjadi tuŐas dari Kelompok Kerja Operasional
(Pokjanal) Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟĨ sejak ƟŶŐkat pusat

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


32
sampai ke ƟŶŐkat kabupaten/kota serta Forum Desa/
Kelurahan SiaŐa ŬƟf di kecamatan dan di desa/kelurahan.
Oleh sebab kenyataan yĂŶŐ demikian, maka pembinaan
PHBS di tatanan-tatanan lain sebaiknya terintĞŐrasi ke dalam
pembinaan PHBS di tatanan Rumah TanŐŐa, yaitu melalui
struktur dan mekanisme penŐembanŐan Desa dan
Kelurahan SiaŐa AkƟf. Hal ini berarƟ diperlukan perluasan
keanŐŐotaan dari Pokjanal dan Forum, penetapan kebijakan
tambahan, penambahan tuŐas untuk Pokjanal dan Forum,
penerbitan pedoman-pedoman tambahan, pelĂƟhan-
pelaƟhan tambahan dan penŐembanŐan berbaŐai sistem
informasi PHBS lain.
Persiapan dilaksanakan sejak dari ƟnŐkat Pusat oleh
Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam NeŐeri,
berkoordinasi denŐan instansi lintas sektor dan pihak-pihak
terkait, untuk sinkronisasi pembinaan PHBS di berbaŐai
tatanan melalui intĞŐrasinya ke dalam penŐembanŐan Desa
dan Kelurahan SiaŐa AkƟf.

E. PEMBINAAN PHBS DI BERBAGAI TATANAN


Pelaksanaan pembinaan PHBS diselenŐŐarakan denŐan
menerapkan stratĞŐŝ pemberdayaan yĂŶŐ didukƵŶŐ oleh
bina suasana dan advokasi, denŐan semanŐat kemitraan.
StrateŐŝ ini harus dilaksanakan secara paripurna sehinŐŐa
meŶũĂŶŐkau semua tatanan melalui peŵďĂŐŝĂŶ tuŐas di
antara ƉĞŵĂŶŐku kepenƟnŐan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


33
1. Pembinaan PHBS di Rumah Tangga
Di tatanan rumah tanŐŐa, pembinaan PHBS dilaksanakan
secara terintĞŐrasi denŐan kĞŐŝĂtan ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan dan
pembinaan Desa SiaŐa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf.
TanŐŐunŐ jawab pembinaan terendah berada di ƟnŐkat
kecamatan (Forum Kecamatan).
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan di tatanan rumah tanŐŐa dilakukan
terhadap individu, keluaƌŐa dan kelompok
masyarakat. Prosesnya diawali denŐan
pemberdayaan terhadap kelompok masyarakat
melalui penŐorŐanisasian masyarakat, untuk
membentuk atau merevitalisasi Forum Desa/
Kelurahan (peŶŐembanŐan kapasitas peŶŐelola).
DenŐan penŐoƌŐanisasian masyarakat, maka
selanjutnya pemberdayaan individu dan keluaƌŐa
dapat diƟmbanŐͲƚĞƌimakan kepada peranŐkat desa/
kelurahan, pemuka masyarakat dan anŐŐota-
anŐŐota masyarakat yanŐ ditunjuk sebaŐai kader.
Pemberdayaan individu dilaksanakan dalam
berbaŐai kesempatan, khususnya pada saat individu-
individu masyarakat berkunjunŐ dan memanfaatkan
upaya-upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) sepĞƌƟ Posyandu, Poskesdes dan lain-lain,
melalui pemberian informasi dan konsultasi.
SeĚĂŶŐkan pemberdayaan keluaƌŐa dilaksanakan
melalui kunjunŐan rumah dan konsultasi keluaƌŐa

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


34
oleh para kader. JuŐa melalui bimbinŐan atau
pendampinŐan keƟka keluaƌŐa tersebut mem-
butuhkan (misalnya tatkala ŵĞŵďĂŶŐƵŶ jamban,
membuat taman obat keluarŐa dan lain-lain).
b. Bina Suasana
Bina suasana di tatanan rumah tanŐŐa dilakukan oleh
para pemuka atau tokoh-tokoh masyarakat,
termasuk pemuka aŐama dan pemuka adat, dalam
ranŐka menciptakan opini publik, suasana yanŐ
kondusif, panutan di ƟnŐkat desa dan kelurahan baŐi
diprakƟkkannya PHBS oleh rumah tanŐŐa. Bina
suasana juŐa dilakukan oleh para ƉĞŶŐƵƌƵs
orŐanisasi kemasyarakatan di ƟnŐŬat desa dan
kelurahan ƐĞƉĞƌƟ ƉĞŶŐƵƌƵƐ Rukun WarŐa/Rukun
TetanŐŐa, penŐurus PKK, penŐurus penŐajian,
peŶŐƵrus arisan, peŶŐƵrus koperasi, peŶŐƵrus
oƌŐanisasi pemuda (seperƟ KaranŐ Taruna), Pramuka
dan lain-lain. Para peŶŐƵrus oƌŐanisasi
kemasyarakatan tersebut ikut meŵŽƟvasi anŐŐota-
ĂŶŐŐotanya aŐar memprakƟkkan PHBS. Di sampinŐ
itu, bina suasana juŐa dapat dilakukan denŐan
pemanfaatan media sepĞƌƟ pemasanŐan spanduk
dan atau billboard di jalan-jalan desa/kelurahan,
penempelan poster di tempat-tempat stratĞŐis,
pembuatan dan pemeliharaan taman obat/taman
Őŝnjŝ percontohan di beberapa lokasi, serta
pemanfaatan media tradisional.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


35
c. Advokasi
Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kecamatan/
kabupaten/kota terhadap para pemuka masyarakat
dan penŐurus orŐanisasi kemasyarakatan ƟnŐkat desa
dan kelurahan, aŐar mereka berperanserta dalam
kĞŐŝĂtan bina suasana. Advokasi juŐa dilakukan
terhadap para penyĂŶĚĂŶŐ dana, termasuk
ƉĞŶŐƵƐĂŚĂ (swasta), aŐar mereka membantu upaya
pembinaan PHBS di Rumah TanŐŐa (desa/kelurahan).
KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan
advokasi di desa dan kelurahan tersebut di atas harus
didukƵŶŐ oleh kĞŐŝĂtan-kĞŐŝatan (1) bina suasana
PHBS di Rumah TanŐŐa dalam linŐkup yanŐ lebih luas
(kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional)
denŐan memanfaatkan media massa beƌũĂŶŐkauan
luas sepĞƌƟ surat kabar, majalah, radio, televisi dan
internet; serta (2) advokasi secara berjenjanŐ dari
ƟnŐkat pusat ke ƟnŐŬat provinsi dari ƟnŐkat provinsi
ke ƟŶŐkat kabupaten/kota, dan dari ƟŶŐkat
kabupaten/kota ke ƟŶŐkat kecamatan.

2. Pembinaan PHBS di InsƟƚƵƐŝ Pendidikan


Di insƟƚƵƐŝ pendidikan, pembinaan PHBS dilaksanakan
melalui keŐŝĂtan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yanŐ
terintĞŐrasi denŐan kĞŐiatan penŐĞmbanŐan dan
pembinaan Desa SiaŐa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. Namun
demikian, tanŐŐƵŶŐ jawab pembinaan yĂŶŐ terendah

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


36
ƟĚĂk diletakkan di ƟŶŐkat kecamatan, melainkan di
ƟŶŐkat kabupaten/kota (Pokjanal Kabupaten/Kota).
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan di insƟtusi pendidikan sepĞƌƟ sekolah,
madrasah, pesantren, seminari dan lain-lain, dilakukan
terhadap para anak didik. SebaŐaimana di desa atau
kelurahan, di sebuah insƟƚƵƐŝ pendidikan
pemberdayaan juŐa diawali denŐan penŐoƌŐani-sasian
masyarakat (yaitu masyarakat insƟtusi pendidikan
tersebut). PenŐoƌŐanisasian masyarakat ini adalah
untuk membentuk atau merevitalisasi Tim Pelaksana
UKS atau yanŐ disebut denŐan nama lain dan para
pendidik di insƟtusi pendidikan yanŐ bersanŐkutan
;ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan kapasitas ƉĞŶŐĞlola). DenŐan
ƉĞŶŐŽrŐanisasian masyarakat di iŶƐƟtusi pendidikan
tersebut, maka selanjutnya pemberdayaan anak didik
dapat diserahkan kepada pimpinan insƟƚƵƐi
pendidikan, komite atau dewan penyantun, Tim
Pelaksana UKS atau yanŐ disebut denŐan nama lain,
para pendidik, dan anak-anak didik yĂŶŐ ditunjuk
sebaŐai kader (misalnya dokter kecil).
Pemberdayaan dilaksanakan di berbaŐai
kesempatan, yaitu terintĞŐrasi dalam proses belajar-
menŐajar (kurikuler) dan dalam kĞŐŝatan-kĞŐŝĂtan
di luar proses belajar-menŐajar (ekstra kurikuler).
JuŐa dapat dilaksanakan melalui penyeleŶŐŐaraan
Klinik Konsultasi Kesehatan (UKBM) yĂŶŐ dikelola

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


37
oleh para pendidik dan kader dibantu petuŐas
kesehatan dari Puskesmas/rumah sakit/dinas
kesehatan.
b. Bina Suasana
Bina suasana di inƐƟtusi pendidikan selain dilakukan
oleh para pendidik, juŐa oleh para pemuka
masyarakat (khususnya pemuka masyarakat bidanŐ
pendidikan dan aŐama), penŐurus oƌŐanisasi anak
didik sepĞƌƟ OSIS dan sejenisnya, Pramuka dan para
kader. Para pendidik, pemuka masyarakat, penŐurus
orŐanisasi anak didik, Pramuka dan kader berperan
sebaŐai panutan dalam memprakƟkkan PHBS di
ŝŶƐƟƚƵƐŝ pendidikan tersebut. Bina suasana juŐa
dapat dilakukan denŐan pemanfaatan media sepĞƌƟ
billboard di halaman, poster di ĚŝŶĚŝŶŐ ƌƵĂŶŐ kelas,
pertunjukan Įlm, pemuatan makalah/berita di
majalah dindinŐ atau majalah sekolah, serta
penyelenŐŐaraan seminar/simposium/diskusi,
ŵĞŶŐƵŶĚĂŶŐ pakar atau alim-ulama atau ĮŐƵƌ publik
untuk berceramah, pemanfaatan halaman untuk
taman obat/taman Őizi dan lain-lain.
c. Advokasi
Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/
kota/provinsi terhadap para pemilik/pimpinan
insƟƚƵƐŝ pendidikan, para pendidik dan penŐurus
orŐanisasi peserta didik, aŐar mereka berperanserta
dalam kĞŐiatan pembinaan PHBS di insƟƚƵƐi

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


38
pendidikannya. Para pemilik/pimpinan insƟƚƵƐi
pendidikan misalnya, harus memberikan dukunŐan
kebijakan/penŐaturan dan menyediakan sarana aŐar
PHBS di InsƟtusi Pendidikannya dapat diprakƟkkan.
Advokasi juŐa dilakukan terhadap para penyandanŐ
dana, termasuk penŐusaha, aŐar mereka membantu
upaya pembinaan PHBS di InsƟƚƵƐŝ Pendidikan.
KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan
advokasi di insƟtusi pendidikan tersebut di atas harus
didukunŐ oleh kĞŐiatan-kĞŐiatan (1) bina suasana PHBS
di /ŶƐƟƚƵƐŝ Pendidikan dalam ůŝŶŐkup yĂŶŐ lebih luas
(kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional)
denŐan memanfaatkan media massa ďĞƌũĂŶŐkauan luas
sepĞƌƟ surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet;
serta (2) advokasi secara berjenjanŐ dari ƟnŐkat pusat
ke ƟŶŐkat provinsi, dan dari ƟŶŐkat provinsi ke ƟŶŐkat
kabupaten/kota.

3. Pembinaan PHBS di Tempat Kerja


Di tempat kerja, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui
keŐŝĂtan peŶŐembanŐan Sistem Manajemen Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3) yanŐ diintĞŐrasikan denŐan
kĞŐiatan penŐĞŵbanŐan dan pembinaan Desa dan
Kelurahan SiaŐa AkƟf. Namun, sebaŐaimana pembinaan
PHBS di InsƟƚƵƐŝ Pendidikan, tanŐŐƵŶŐ jawab pembinaan
terendah PHBS di Tempat Kerja juŐa diletakkan di ƟnŐkat
kabupaten/kota (Pokjanal Kabupaten/Kota).

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


39
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan di tempat kerja sepĞƌƟ kantor, pabrik
dan lain-lain ditujukan terhadap para pekerja. Di
tempat kerja pun pemberdayaan diawali denŐan
ƉĞŶŐŽrŐanisasian masyarakat (yaitu masyarakat
tempat kerja). Tujuannya adalah untuk membentuk
atau merevitalisasi Tim Manajemen K3
;ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan kapasitas ƉĞŶŐĞlola). DenŐan
ƉĞŶŐŽƌŐanisasian masyarakat ini, maka selanjutnya
pemberdayaan pekerja dapat diƟmbanŐ-terimakan
kepada pemilik dan penŐelola tempat kerja, Tim
Manajemen K3, dan pekerja-pekerja yĂŶŐ ditunjuk
sebaŐai kader. Pemberdayaan dapat dilaksanakan
melalui penyelenŐŐaraan Klinik Konsultasi Kesehatan
sebaŐai UKBM di tempat kerja yĂŶŐ dikelola oleh
tenaŐa kesehatan (dari tempat kerja/rumah sakit/
dinas kesehatan) dibantu para kader.
b. Bina Suasana
Bina suasana di tempat kerja dilakukan oleh para
peŶŐelola/manajer, peŶŐƵƌƵƐ orŐanisasi/serikat
pekerja dan para pemuka masyarakat pekerja. Para
manajer, penŐurus oƌŐanisasi/serikat pekerja, dan
pemuka masyarakat pekerja, selain berperan sebaŐai
panutan, juŐa sebaŐai kelompok penekan (pressure
group) dalam memprakƟkkan PHBS di tempat kerja
tersebut. Bina suasana juŐa dapat dilakukan denŐan
pemanfaatan media tentanŐ PHBS sepĞƌƟ

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


40
pemasanŐan billboard di halaman, poster di dindinŐ͕
banner di ruanŐ kerja, pertunjukan Įlm, pemuatan
makalah/berita di majalah/warta perusahaan, dan
ƉĞŵďĂŐian selebaran (leĂŇet), serta seminar/
simposium/diskusi, ŵĞŶŐƵŶĚĂŶŐ pakar atau tokoh
atau ĮŐur publik untuk berceramah, pemanfaatan
halaman untuk taman obat/taman Őizi dan lain-lain.
c. Advokasi
Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/
kota/provinsi terhadap para pemilik dan manajer
tempat kerja dan penŐurus orŐanisasi/serikat
pekerja, aŐar mereka berperanserta dalam keŐŝĂtan
pembinaan PHBS di Tempat Kerjanya. Para pemilik
dan manajer tempat kerja misalnya, harus
memberikan dukunŐan kebijakan/ penŐaturan dan
menyediakan sarana aŐar PHBS di tempat kerjanya
dapat diprakƟkkan.
KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan
advokasi di tempat kerja tersebut di atas harus
didukƵŶŐ oleh kĞŐŝĂtan-kĞŐŝatan (1) bina suasana
PHBS di Tempat Kerja dalam linŐŬup yanŐ lebih luas
(kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional)
denŐan memanfaatkan media massa berjanŐkauan
luas sepĞƌƟ surat kabar, majalah, radio, televisi dan
internet; serta (2) advokasi secara ďĞƌũĞŶũĂŶŐ dari
ƟŶŐkat pusat ke ƟŶŐkat provinsi dan dari ƟŶŐkat
provinsi ke ƟnŐkat kabupaten/kota.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


41
4. Pembinaan PHBS di Tempat Umum
Pembinaan PHBS di Tempat Umum dilaksanakan secara
terinteŐrasi denŐan keŐŝatan pembinaan oleh
Kementerian terkait sesuai denŐan tempat umum yanŐ
dibinanya dan juŐa denŐan penŐembanŐan dan
pembinaan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. TĂŶŐŐƵŶŐ
jawab pembinaan terendah PHBS di Tempat Umum juŐa
diletakkan di ƟŶŐkat kabupaten/kota (Pokjanal
Kabupaten/Kota).
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan di tempat umum sepeƌƟ tempat
ibadah, pasar, terminal, pertokoan, tempat rekreasi
dan lain-lain ditujukan terhadap para ƉĞŶŐƵŶũƵŶŐ
tempat umum. Di tempat umum pun pemberdayaan
diawali denŐan penŐoƌŐanisasian masyarakat (yaitu
masyarakat tempat umum, khususnya para pemilik
dan ƉĞŶŐĞlola tempat umum). Tujuannya adalah
untuk membentuk atau merevitalisasi Tim Kesehatan
di tempat umum yanŐ bersanŐkutan (penŐĞŵbanŐan
kapasitas penŐelola). DenŐan penŐoƌŐanisasian
masyarakat ini, maka selanjutnya pemberdayaan
penŐunjunŐ tempat umum dapat ĚŝƟŵďĂŶŐ-
terimakan kepada pemilik dan penŐelola tempat
umum serta Tim Kesehatannya. Pemberdayaan dapat
dilaksanakan melalui penyelenŐŐaraan Klinik
Konsultasi Kesehatan sebaŐai UKBM di tempat umum
yanŐ dikelola oleh Tim Kesehatan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


42
b. Bina Suasana
Pemilik/penŐelola tempat umum dan Tim Kesehatan
juŐa bertuŐas menyelenŐŐarakan bina suasana di
tempat umum yanŐ mereka kelola. TuŐas yanŐ utama
adalah berperan sebaŐai panutan dalam
memprakƟkkan PHBS ďĂŐŝ ƉĞŶŐƵŶũƵŶŐ tempat
umum yanŐ dikelolanya. TuŐas berikutnya adalah
memanfaatkan media tentanŐ PHBS sepĞƌƟ
pemasanŐan billboard, poster, banner di tempat-
tempat stratĞŐis, pembaŐian selebaran (leĂŇet),
pertunjukan Įlm, serta, jika munŐŬin,
menyelenŐŐarakan seminar/simposium /diskusi,
meŶŐƵŶĚĂŶŐ pakar atau tokoh atau ĮŐƵr publik
untuk berceramah, pemanfaatan halaman untuk
taman obat/taman Őizi dan lain-lain.
c. Advokasi
Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/
kota/provinsi terhadap para pemilik dan penŐelola
tempat umum aŐar mereka berperanserta dalam
kĞŐiatan pembinaan PHBS di Tempat Umum yanŐ
dikelolanya. Para pemilik dan penŐelola tempat
umum misalnya, harus memberikan dukunŐan
kebijakan/penŐaturan dan menyediakan sarana aŐar
PHBS di Tempat Umum dapat diprakƟkkan.
KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan
advokasi di tempat umum tersebut di atas harus
didukunŐ oleh kĞŐiatan-kĞŐiatan (1) bina suasana PHBS

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


43
di Tempat Umum dalam ůŝŶŐkup yĂŶŐ lebih luas
(kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional)
denŐan memanfaatkan media massa berjanŐkauan luas
sepĞƌƟ surat kabar, majalah, radio, televisi dan internet;
serta (2) advokasi secara berjenjanŐ dari ƟnŐkat pusat
ke ƟnŐkat provinsi dan dari ƟnŐkat provinsi ke ƟnŐkat
kabupaten/kota.

5. Pembinaan PHBS di Fasilitas Kesehatan


Pembinaan PHBS di Fasilitas Kesehatan dilaksanakan
secara terintĞŐrasi ke dalam kĞŐiatan-kĞŐiatan
pelayanan dari fasilitas kesehatan tersebut, dan juŐa
dalam kaitannya denŐan penŐembanŐan dan pembinaan
Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf. TanŐŐunŐ jawab
pembinaan terendah PHBS di Fasilitas Kesehatan juŐa
diletakkan di ƟŶŐkat kabupaten/kota (Pokjanal
Kabupaten/Kota).
a. Pemberdayaan
Pemberdayaan individu di fasilitas kesehatan sepĞƌƟ
Puskesmas, rumah sakit dan lain-lain dilakukan
terhadap pasien/klien dari fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut. Oleh karena itu, pemberdayaan
individu di fasilitas kesehatan merupakan kewajiban
seƟap petuŐĂs di fasilitas kesehatan yanŐ
berƐĂŶŐŬƵtan. SeƟĂƉ petuŐĂs harus menyediakan
waktunya untuk memberikan informasi tentanŐ
PHBS berkaitan denŐan masalah yĂŶŐ dihadapi

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


44
pasien/klien. SeĚĂŶŐkan pemberdayaan keluaƌŐa
pasien/klien dilakukan oleh petuŐas yanŐ bertuŐas
melaksanakan kunjunŐan rumah. Di desa dan
kelurahan, pemberdayaan keluarŐa ini dilakukan
bersama-sama denŐan kader. Fasilitas kesehatan
khususnya Puskesmas, juŐa harus menyediakan
tenaŐa yĂŶŐ akan bekerjasama denŐan fasilitator dari
kabupaten/kota untuk menyelenŐŐarakan
penŐorŐanisasian masyarakat di desa dan kelurahan.
DenŐan demikian pemberdayaan di fasilitas
kesehatan harus diawali denŐan penŐembanŐan
penŐetahuan dan keterampilan para petuŐas fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut ;ƉĞŶŐĞŵďĂŶŐan
kapasitas ƉĞŶŐĞůŽůĂͿ.
b. Bina Suasana
Bina suasana di fasilitas kesehatan dilaksanakan oleh
petuŐas promosi kesehatan di fasilitas kesehatan
tersebut denŐan memanfaatkan penŐantar atau
penjenŐuk pasien/ klien. PenŐantar atau penjenŐuk
pasien/klien dibekali denŐan informasi tentĂŶŐ PHBS
aŐar bersedia turut menaseŚĂƟ, menjadi panutan,
dan menjadi pendorŽŶŐ (pressure) ďĂŐŝ pasien/klien
untuk memprakƟkkan PHBS. Di ƐĂŵƉŝŶŐ itu, bina
suasana juŐa dilakukan denŐan memanfaatkan
media tentĂŶŐ PHBS ƐĞƉĞƌƟ pemasanŐan billboard
di halaman, poster di dindinŐ, banner di ruanŐ
periksa/ perawatan, pertunjukan Įlm, biblioterapi,
dan pembaŐian selebaran (leĂŇet), serta

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


45
penyelenŐŐaraan seminar/simposium/diskusi,
ŵĞŶŐƵŶĚĂŶŐ pemuka aŐama untuk menasihaƟ
pasien, pemanfaatan halaman untuk taman obat/
taman Őizi dan lain-lain.
c. Advokasi
Advokasi dilakukan oleh fasilitator dari kabupaten/
kota/provinsi terhadap para pemilik dan penŐelola
fasilitas kesehatan aŐar mereka berperanserta dalam
kĞŐiatan pembinaan PHBS di fasilitas kesehatan yanŐ
dikelolanya. Para pemilik dan penŐĞlola fasilitas
kesehatan misalnya, harus memberikan dukunŐan
kebijakan/penŐaturan dan menyediakan sarana aŐar
PHBS di fasilitas kesehatan dapat diprĂŬƟkkan.
Advokasi juŐa dapat dilakukan oleh fasilitas
kesehatan itu sendiri kepada para penyandanŐ dana,
termasuk donatur, aŐar bersedia membantu
pembinaan PHBS di fasilitas kesehatannya.
KĞŐiatan-kĞŐiatan pemberdayaan, bina suasana dan
advokasi di fasilitas kesehatan tersebut di atas harus
didukunŐ oleh kĞŐiatan-kĞŐiatan (1) bina suasana PHBS
Di Fasilitas Kesehatan dalam ůŝŶŐŬƵƉ yĂŶŐ lebih luas
(kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional)
denŐan memanfaatkan media massa berjanŐkauan luas
ƐĞƉĞƌƟƐƵƌĂƚŬĂďĂƌ͕ŵĂũĂůĂŚ͕ƌĂĚŝŽ͕ƚĞůĞǀŝƐŝĚĂŶŝŶƚĞƌŶĞƚ͖
serta (2) advokasi secara berjenjanŐ dari ƟnŐkat pusat
ŬĞƟŶŐŬĂƚƉƌŽǀŝŶƐŝĚĂŶĚĂƌŝƟŶŐŬĂƚƉƌŽǀŝŶƐŝŬĞƟŶŐŬĂƚ
kabupaten/kota.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


46
BAB IV
PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DI
BERBAGAI TINGKAT PEMERINTAHAN
DAN TATANAN

Pembinaan PHBS dilakukan di semua tatanan, sehinŐŐa Ɵdak


hanya Kementerian Kesehatan LJĂŶŐ terlibat dalam upaya besar
ini. Pembinaan PHBS merupakan kerja bersama yĂŶŐ melibatkan
Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian AŐama, Kementerian Perindustrian,
Kementerian PerdaŐanŐan, Kementerian Kebudayaan dan
Pariwisata, Kementerian PerhubunŐan, Kementerian Pekerjaan
Umum, Kementerian >ŝŶŐkunŐan Hidup, Kementerian
Perumahan Rakyat, Kementerian TenaŐa Kerja dan TrĂŶƐŵŝŐrasi,
Kementerian Dalam NeŐeri, Pemerintah Daerah, orŐanisasi
kemasyarakatan, tokoh masyarakat, swasta, dunia usaha dan
lain-lain. Kerjasama dikoordinasikan dalam bentuk Kelompok
Kerja Operasional (Pokjanal) dan Forum yĂŶŐ diinteŐrasikan
denŐan Pokjanal dan Forum-forum PenŐĞŵďĂŶŐan Desa dan
Kelurahan SiaŐa AkƟf. Secara skĞŵĂƟs keterlibatan berbaŐai
pemanŐku kepenƟnŐan tersebut diŐambarkan sebaŐai berikut.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


47
KEMENTERIAN POKJANAL KEMENTERIAN KEMENTERIAN
TERKAIT PUSAT KESEHATAN DALAM NEGERI

LSM͕ MEDIA MASSA͕


DUNIA USAHA͕ DLL PUSAT

POKJANAL DINKES PEMDA


PROV. PROVINSI PROVINSI

PROVINSI

POKJANAL DINKES PEMDA


KAB/KOTA KAB/KOTA KAB/KOTA

LSM͕ MEDIA MASSA͕


DUNIA USAHA͕ DLL
FASILITATOR
KAB/KOTA

FORUM PEMERINTAH
PUSKESMAS KECAMATAN
KEC.

KECAMATAN

FORUM
PENGELOLA DESA/KEL. PEM. DESA + BPD
TATANAN LAIN /KELURAHAN

ORGANISASI KPM LEMBAGA KEMASYARAKATAN


KEMASYARAKATAN TERKAIT
DESA/
KADER + UKBM KELURAHAN &
KADER + UKBM TATANAN LAIN

PHBS DI RUMAH TANGGA


PHBS DI TATANAN LAIN

Keterlibatan pemangku kepeŶƟŶgan dalam pembinaan PHBS

A. PUSAT
1. Kementerian Dalam Negeri
a. Membina pelaksanaan pembinaan PHBS di semua
tatanan di daerah.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


48
b. MeleŶŐkapi keanŐŐotaan Kelompok Kerja
Operasional (Pokjanal) Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟf
TŝŶŐkat Pusat, denŐan unsur-unsur dari Kementerian
yanŐ terkait denŐan pembinaan PHBS.
c. Bersama Kementerian Kesehatan menerbitkan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan yĂŶŐ diperlukan
dalam pembinaan PHBS di semua tatanan.
d. Bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian
terkait menŐembanŐkan Sistem Informasi PHBS di
berbaŐai tatanan yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem
Informasi dari Kementerian terkait.
2. Kementerian Kesehatan
a. Bersama Kementerian Dalam EĞŐĞƌi dan
Kementerian terkait menetapkan kebijakan yanŐ
mendukƵŶŐ operasionalisasi pembinaan PHBS di
semua tatanan.
b. Bersama Kementerian terkait menerbitkan dan
menyosialisasikan petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis yĂŶŐ diperlukan dalam pembinaan
PHBS, yaitu antara lain tentĂŶŐ :
(1) PHBS di tatanan Rumah TanŐŐa.
(2) PHBS di tatanan InsƟtusi Pendidikan.
(3) PHBS di tatanan Tempat Kerja.
(4) PHBS di tatanan Tempat Umum.
(5) PHBS di tatanan Fasilitas Kesehatan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


49
(6) PelaƟhan PelaƟh (TOT) Pembinaan PHBS.
(7) PelaƟhan Fasilitator Pembinaan PHBS.
(8) PelĂƟh dan Kursus PenyeŐar Kader tentanŐ
PHBS.
c. MenyelenŐŐarakan TOT pembinaan PHBS bĂŐi
aparatur Provinsi.

d. MenŐalokasikan Bantuan Operasional Kesehatan


(BOK) peninŐkatan kinerja Puskesmas dan
jarinŐannya untuk pembinaan PHBS.
e. Melakukan sosialisasi dan advokasi bersama
instansi/lembaŐa terkait lainnya.
f. MenyelenŐŐarakan bina suasana linŐkup nasional
untuk mendukƵŶŐ pembinaan PHBS di semua
tatanan.
Ő. Bersama Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟf
TiŶŐkat Pusat melakukan advokasi kepada
Pemerintah Provinsi dan pihak lain untuk
mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan.
h. Bersama Kementerian Dalam NeŐeri dan
Kementerian terkait menŐembanŐkan Sistem
Informasi PHBS di semua tatanan yanŐ terintĞŐrasi
dalam Sistem Informasi Kementerian terkait.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


50
3. Kementerian Terkait
a. Bersama Kementerian Dalam EĞŐĞƌi dan
Kementerian Kesehatan menetapkan kebijakan yanŐ
mendukƵŶŐ operasionalisasi pembinaan PHBS di
semua tatanan.
b. Bersama Kementerian Kesehatan menerbitkan dan
menyosialisasikan petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis yĂŶŐ diperlukan dalam pembinaan
PHBS.
c. Bersama Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟf
TŝŶŐkat Pusat melakukan advokasi kepada
Pemerintah Provinsi dan pihak-pihak lain.
d. Bersama Kementerian Dalam EĞŐĞƌi dan
Kementerian Kesehatan menŐembanŐkan Sistem
Informasi PHBS di semua tatanan yanŐ terintĞŐrasi
dalam Sistem Informasi Kementerian masinŐ-
masiŶŐ.

4. Pokjanal Desa/Kelurahan Siaga ŬƟĨ Tingkat Pusat


a. Melakukan rapat berkala (minimal 2 kali setahun)
dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan
perkembanŐan PHBS ůŝŶŐkup nasional.
b. Bersama Kementerian Kesehatan melakukan
advokasi kepada Pemerintah Provinsi dan pihak-

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


51
pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di
semua tatanan.
c. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS di
semua tatanan kepada Menteri Dalam NeŐeri,
Menteri Kesehatan dan Menteri-menteri lain terkait.

B. PROVINSI
1. Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan-kebijakan koordinaƟf dan
pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau
keputusan tentanŐ pembinaan PHBS di semua
tatanan.
b. MelenŐkapi keanŐŐotaan Pokjanal Desa/Kelurahan
SiaŐa AkƟf di ƟnŐkat Provinsi denŐan instansi yanŐ
terkait pembinaan PHBS.
c. MenyelenŐŐarakan pelaƟhan untuk pelaƟh (TOT)
pembinaan PHBS ďĂŐŝ aparatur kabupaten dan kota.
d. MenyelenŐŐarakan bina suasana linŐkup provinsi
untuk mendukƵŶŐ pembinaan PHBS di semua
tatanan.
e. Bersama Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa AkƟf
TinŐkat Provinsi melakukan advokasi kepada
Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota serta

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


52
pihak-pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS
di semua tatanan.
f. Memberikan dukunŐan dana dan sumber daya lain
untuk pembinaan PHBS di semua tatanan.
Ő. MenyelenŐŐarakan Sistem Informasi PHBS di semua
tatanan yĂŶŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi
Kementerian terkait linŐŬup provinsi.
2. Pokjanal Desa/Kelurahan Siaga ŬƟf Tingkat Provinsi
a. Melakukan rapat berkala (minimal 2 kali setahun)
dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan
perkembanŐan PHBS liŶŐŬƵƉ provinsi.
b. Bersama Pemerintah Provinsi melakukan advokasi
kepada Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota,
dan pihak-pihak lain untuk mendukƵŶŐ pembinaan
PHBS di semua tatanan.
c. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS
kepada Gubernur.

C. KABUPATEN DAN KOTA


1. Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota
a. Menetapkan kebijakan-kebijakan koordinĂƟf dan
pembinaan dalam bentuk penetapan peraturan atau
keputusan tentanŐ pembinaan PHBS di semua
tatanan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


53
b. MelenŐkapi keanŐŐotaan Pokjanal Desa/Kelurahan
SiaŐa AkƟĨ di ƟŶŐkat kabupaten dan kota denŐan
instansi terkait pembinaan PHBS.
c. MenyelenŐŐarakan pelaƟhan pembinaan PHBS bĂŐi
ƉĞŶŐĞůŽůĂ ŝŶƐƟƚƵƐŝ pendidikan, pemiliŬͬƉĞŶŐĞůŽůa
tempat kerja, pemilik/penŐelola tempat umum,
pemilik/penŐelola fasilitas kesehatan, aparatur desa
dan kelurahan, kader pemberdayaan masyarakat
(KPM), dan lembaŐa kemasyarakatan serta pihak-
pihak lain.
d. Memberikan bantuan pembiayaan dari APBD
kabupaten/kota dan sumber daya lain untuk
pembinaan PHBS.
e. MenyelenŐŐarakan bina suasana linŐkup kabupaten/
kota untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua
tatanan.
f. Bersama Pokjanal Desa/Kelurahan SiaŐa TŝŶŐkat
Kabupaten/Kota melakukan advokasi kepada
pejabat-pejabat kecamatan serta pihak-pihak lain
untuk mendukƵŶŐ pembinaan PHBS di semua
tatanan.
Ő. MenyelenŐŐarakan Sistem Informasi PHBS di semua
tatanan yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi
Kementerian terkait liŶŐŬƵƉ kabupaten/kota.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


54
h. Memfasilitasi kecamatan, desa dan kelurahan untuk
ikut bertanŐŐunŐjawab dalam pembinaan PHBS di
rumah tanŐŐa.
i. Melaksanakan hal-hal lain yĂŶŐ dianŐŐap perlu
sesuai denŐan kondisi dan kebutuhan ŵĂƐŝŶŐͲŵĂƐŝŶŐ
daerah.

2. Pokjanal Desa/Kelurahan Siaga AkƟf Tingkat


Kabupaten/Kota
a. Melakukan rapat berkala (minimal 3 kali setahun)
dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan
perkembanŐan PHBS linŐŬup kabupaten/kota.
b. Bersama Pemerintah Kabupaten/Kota melakukan
advokasi kepada pejabat-pejabat kecamatan serta
pihak lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di
semua tatanan.
c. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS
kepada BupaƟ/Walikota.

D. KECAMATAN
1. Pemerintah Kecamatan
a. MenŐkoordinasikan pelaksanaan pembinaan PHBS
terintĞŐrasi denŐan kĞŐiatan pemberdayaan
masyarakat terkait.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


55
b. MenŐkoordinasikan penerapan kebijakan/peraturan
ƉĞƌƵŶĚĂŶŐͲƵŶĚĂŶŐan berkaitan denŐan pembinaan
PHBS di semua tatanan.
c. MenyelenŐŐarakan Sistem Informasi PHBS yanŐ
terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi Kementerian
terkait linŐkup kecamatan.
2. Forum Desa/Kelurahan Siaga ŬƟĨ Tingkat Kecamatan
a. Melakukan rapat berkala (minimal 4 kali setahun)
dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan
perkembanŐan PHBS ůŝŶŐkup kecamatan.
b. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS
kepada Camat.

E. DESA DAN KELURAHAN


1. Pemerintah Desa dan Pemerintah Kelurahan
a. Menerbitkan peraturan ƟnŐkat desa dan kelurahan
untuk pembinaan PHBS Di Rumah TanŐŐa serta
menŐawasi pelaksanaannya.
b. DĞŶŐƵƉayakan bantuan dana dan sumber daya lain
baik dari pemerintah, pemerintah daerah, maupun
pihak lain untuk mendukƵŶŐ pembinaan PHBS Di
Rumah TanŐŐa.
c. Dalam ranŐka pelaksanaan Alokasi Dana Desa aŐar
dalam pendistribusian pada kebutuhan lokal desa

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


56
diharapkan dapat membantu pembinaan PHBS Di
Rumah TanŐŐa.
d. Melaksanakan pembinaan PHBS rumah tanŐŐa di
desa dan kelurahan, melalui penŐadaan sarana
pendukunŐ bĂŐi kelancaran pembinaan PHBS Di
Rumah TanŐŐa.
e. Melakukan konsultasi denŐan BPD dan masyarakat
tentanŐ penƟnŐnya pembinaan PHBS Di rumah
tanŐŐa.
f. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan PHBS
rumah tanŐŐa terintĞŐrasi dalam laporan
pertanŐŐunŐjawaban Kepala Desa atau Lurah.
2. Forum Desa/Kelurahan Siaga Tingkat Desa/Kelurahan
a. Melakukan rapat berkala (minimal 4 kali setahun)
dan rapat sewaktu-waktu untuk pemantauan
perkembanŐan PHBS Di Rumah TanŐŐa.
b. Secara berkala melaporkan perkembanŐan PHBS di
Rumah TanŐŐa kepada Kepala Desa/Lurah.

3. Lembaga Kemasyarakatan
a. Menyusun rencana pembinaan PHBS rumah tanŐŐa
yĂŶŐ terinteŐrasi dalam peŵďĂŶŐƵŶĂŶ desa atau
kelurahan secara parƟƐŝpaƟf.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


57
b. MenumbuhkembanŐŬĂn kondisi dinamis masyarakat
dalam ranŐka pemberdayaan masyarakat untuk
terwujudnya PHBS Di Rumah TanŐŐa.

4. Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM)


a. Menyusun rencana pembinaan PHBS Di Rumah
TanŐŐa bersama Forum Desa/Kelurahan SiĂŐa.
b. Melaksanakan promosi kesehatan kepada
masyarakat dan membantu masyarakat
memecahkan masalah-masalah kesehatan yanŐ
dihadapi.

F. TATANAN INSTITUSI PENDIDIKAN

1. Pemilik/Komite/Dewan Penyantun/Pengelola InsƟƚƵƐi


Pendidikan
a. Memberikan dukunŐan kebijakan berupa peraturan
yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS di insƟƚƵƐi
pendidikannya.
b. Menyediakan sarana/fasilitas (air bersih, jamban
sehat, kaŶƟŶ sehat, tempat sampah dan lain-lain)
untuk mendukunŐ PHBS di insƟtusi pendidikannya.
c. Menyediakan dana dan sumber daya lain yanŐ
diperlukan untuk pembinaan PHBS di insƟƚƵƐi
pendidikannya.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


58
2. Tim Pelaksana UKS/Pendidik
a. Menyusun rencana, melaksanakan, memantau dan
menŐevaluasi pembinaan PHBS di insƟtusi
pendidikannya.
b. Membentuk dan menyelenŐŐarakan Klinik
Konsultasi Kesehatan.
3. Kader
a. Melaksanakan promosi kesehatan dalam rĂŶŐka
pembinaan PHBS baŐi teman-teman (anak didik)
lainnya.
b. Membantu penyelenŐŐaraan Klinik Konsultasi
Kesehatan.

G. TATANAN TEMPAT KERJA

1. Pemilik/Pengelola Tempat Kerja/Tim Manajemen K3/


PĂŶŝƟĂ Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Memberikan dukunŐan kebijakan berupa peraturan
yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS di tempat
kerjanya.
b. Menyediakan sarana/fasilitas (air bersih, jamban
sehat, kaŶƟŶ sehat, tempat sampah, perlenŐkapan
K3 dan lain-lain) untuk mendukunŐ PHBS di tempat
kerjanya.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


59
c. Menyediakan dana dan sumber daya lain yanŐ
diperlukan untuk pembinaan PHBS di tempat
kerjanya, termasuk Klinik Konsultasi Kesehatan.

2. Kader
a. Menyusun rencana, melaksanakan, memantau dan
menŐevaluasi pembinaan PHBS di tempat kerjanya.
b. MenyĞůĞŶŐŐarakan Klinik Konsultasi Kesehatan.
c. Melaksanakan promosi kesehatan dalam rĂŶŐka
pembinaan PHBS bĂŐi teman-teman (pekerja/
karyawan) lainnya.

H. TATANAN TEMPAT UMUM


1. Pemilik/Pengelola Tempat Umum
a. Memberikan dukunŐan kebijakan berupa peraturan
yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS Di Tempat
Umum yanŐ dikelolanya.
b. Menyediakan sarana/fasilitas (air bersih, jamban
sehat, tempat sampah dan lain-lain) untuk
mendukƵŶŐ PHBS Di Tempat Umum yĂŶŐ dikelolanya.
c. Menyediakan dana dan sumber daya lain yanŐ
diperlukan untuk pembinaan PHBS Di Tempat Umum
yĂŶŐ dikelolanya, termasuk Klinik Konsultasi
Kesehatan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


60
2. Tim Kesehatan
a. Menyusun rencana, melaksanakan, memantau dan
menŐevaluasi pembinaan PHBS di tempat umum.
b. MenyelenŐŐarakan Klinik Konsultasi Kesehatan.
c. Melaksanakan promosi kesehatan dalam rĂŶŐka
pembinaan PHBS baŐi penŐunjunŐ tempat umum.

I. TATANAN FASILITAS KESEHATAN


1. Pemilik/Pengelola Fasilitas Kesehatan
a. Memberikan dukunŐan kebijakan berupa peraturan
yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS Di Fasilitas
Kesehatan yanŐ dikelolanya.
b. Menyediakan sarana/fasilitas (air bersih, jamban
sehat, tempat sampah dan lain-lain) untuk
mendukunŐ PHBS Di Fasilitas Kesehatan yanŐ
dikelolanya.
c. Menyediakan dana dan sumber daya lain yanŐ
diperlukan untuk pembinaan PHBS Di Fasilitas
Kesehatan yanŐ dikelolanya.
2. Petugas Kesehatan
a. Melaksanakan pemberdayaan terhadap individu
pasien/klien dalam pelaksanaan tuŐas sehari-
harinya.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


61
b. Melaksanakan kunjunŐan rumah dan pemberdayaan
keluaƌŐa bilamana diperlukan dalam ranŐka
penŐĞmbanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf.

3. Petugas Promosi Kesehatan


a. MendukunŐ pelaksanaan pemberdayaan oleh
petuŐas kesehatan lain melalui penyediaan alat
peraŐa, pelaksanaan bina suasana dan advokasi.
b. Ikut melaksanakan penŐoƌŐanisasian masyarakat di
desa dan kelurahan wilayah kerjanya dalam ranŐka
penŐĞŵbanŐan Desa dan Kelurahan SiaŐa AkƟf.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


62
BAB V
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A. PEMANTAUAN
SebaŐaimana disebutkan di atas, untuk melihat keberhasilan
pembinaan PHBS, yanŐ diukur atau dievaluasi adalah PHBS
di tatanan rumah tanŐŐa. Namun demikian disadari bahwa
hasil akhir ini sanŐat dipenŐaruhi oleh hasil-hasil antara, yaitu
PHBS di berbaŐai tatanan lain. Oleh sebab itu, kemajuan
dalam pembinaan PHBS di tatanan lain tersebut dan di
tatanan rumah tanŐŐa harus dipantau. Pemantauan
pembinaan PHBS di tatanan lain dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan denŐan memanfaatkan data dari sistem Informasi
PHBS yanŐ terintĞŐrasi dalam sistem Informasi Kementerian
terkait. Hasil penŐolahan data diumpan-balikkan untuk
tujuan perbaikan.
1. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan ŝŶƐƟƚƵƐi
pendidikan menŐŐƵŶĂkan data dari sistem informasi
PHBS tatanan insƟtusi pendidikan yanŐ terintĞŐrasi
dalam Sistem Informasi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kementerian AŐama.
2. Pemantauan pembinaan PHBS Di Tempat Kerja
menŐŐunakan data dari sistem informasi PHBS tatanan

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


63
tempat kerja yĂŶŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi
Kementerian TenaŐa Kerja dan TrĂŶƐŵŝŐrasi.
3. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan tempat umum
menŐŐunakan data dari sistem informasi PHBS tatanan
tempat umum yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem Informasi
Kementerian Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi
KreaƟf, Kementerian PerhubunŐan dan Kementerian
PerdaŐanŐan.
4. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan fasilitas
kesehatan menŐŐunakan data dari sistem informasi
PHBS Fasilitas Kesehatan yanŐ terintĞŐrasi dalam Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).
5. Pemantauan pembinaan PHBS di tatanan rumah tanŐŐa
dilaksanakan denŐan memanfaatkan kĞŐiatan Lomba
Desa dan Kelurahan yanŐ berlanŐsunŐ seƟĂƉ tahun dan
berjenjanŐ. PĂŶŝƟĂ Lomba Desa dan Kelurahan diberi
tuŐas tambahan untuk ŵĞŶŐĞvaluasi pembinaan PHBS
Di Rumah TĂŶŐŐa. Di ƐĂŵƉŝŶŐ itu juŐa melalui pencatatan
dan pelaporan PHBS dalam SIKNAS dari Kementerian
Kesehatan dan data PrŽĮl Desa dari Kementerian Dalam
NeŐeri.
Selain menŐŐunakan data dari Sistem Informasi PHBS,
pemantauan juŐa dapat dilakukan denŐan melaksanakan
supervisi dan bimbinŐan secara berkala dan sewaktu-waktu.
DenŐan supervisi dan bimbinŐan, kesulitan-kesulitan yanŐ
dihadapi di ƟŶŐkat pelaksanaan dapat seŐera diatasi.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


64
B. EVALUASI
Evaluasi dilakukan terhadap dampak pembinaan PHBS, yaitu
yanŐ berupa perubahan perilaku masyarakat di tatanan
rumah tanŐŐa. Evaluasi dilakukan beberapa tahun sekali
denŐan menyelenŐŐarakan survai secara nasional terhadap
masyarakat. Oleh karena survai secara nasional memerlukan
biaya yanŐ cukup besar, maka evaluasi terhadap keberhasilan
pembinaan PHBS diinteŐrasikan denŐan survai-survai yanŐ
diselenŐŐarakan oleh Kementerian Kesehatan yaitu Riset
Kesehatan Dasar dan oleh Badan Pusat StaƟsƟk sepĞƌƟ:
Susenas, SDKI dan lain-lain. Frekuensi evaluasi pembinaan
PHBS denŐan demikian meŶŐikƵƟ frekuensi
penyelenŐŐaraan survai-survai tersebut.

C. INDIKATOR KEBERHASILAN
Keberhasilan pembinaan PHBS dapat dilihat dari pencapaian
upaya-upaya yĂŶŐ dilakukan di pusat, provinsi, kabupaten,
kota, kecamatan, desa, kelurahan, dan di berbaŐai tatanan
lain sebaŐai berikut.
1. Pusat
a. Adanya kebijakan nasional yĂŶŐ mendukunŐ
operasionalisasi pembinaan PHBS di semua tatanan.
b. Terlaksananya advokasi terhadap Pemerintah
Provinsi dan pihak-pihak lain untuk mendukunŐ
pembinaan PHBS di semua tatanan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


65
c. TerselenŐŐaranya bina suasana ůŝŶŐkup nasional yanŐ
mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan.
d. Adanya sistem informasi nasional PHBS yanŐ
terintĞŐrasi di sistem-sistem informasi Kementerian
terkait.
e. Adanya dan tersosialisasikannya petunjuk
pelaksanaan pembinaan PHBS di semua tatanan.
f. TerselenŐŐaranya pelaƟŚĂŶ untuk pelaƟŚ (training
of trainers-TOT) pembinaan PHBS untuk aparatur
provinsi.
Ő. Teralokasikannya Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) peninŐkatan kinerja Puskesmas dan
jarinŐannya untuk pembinaan PHBS.
h. TerselenŐŐaranya pertemuan berkala (minimal 2 kali
setahun) untuk pemantauan pembinaan PHBS di
semua tatanan.
i. Adanya pembinaan PHBS di semua tatanan yanŐ
terintĞŐrasi secara berjenjanŐ.

2. Provinsi
a. Adanya kebijakan koordinaƟĨ yĂŶŐ mendukunŐ
operasionalisasi pembinaan PHBS di semua tatanan.
b. Terlaksananya advokasi terhadap Pemerintah
Kabupaten dan Pemerintah Kota serta pihak-pihak
lain untuk mendukunŐ pembinaan PHBS di semua
tatanan.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


66
c. TerselenŐŐaranya bina suasana linŐkup provinsi yanŐ
mendukunŐ pembinaan PHBS di semua tatanan.
d. Adanya Sistem Informasi PHBS linŐkup provinsi yanŐ
terintĞŐrasi di sistem informasi Kementerian terkait.
e. TerselenŐŐaranya pelaƟhan untuk pelaƟh (training
of trainers – TOT) pembinaan PHBS untuk aparatur
kabupaten dan kota.
f. TerselenŐŐaranya pertemuan berkala (minimal 2 kali
setahun) untuk pemantauan pembinaan PHBS di
semua tatanan.
Ő. Adanya pembinaan PHBS di semua tatanan yanŐ
terintĞŐrasi secara berjenjanŐ.

3. Kabupaten/Kota
a. Adanya kebijakan koordinaƟĨ yĂŶŐ mendukunŐ
operasionalisasi pembinaan PHBS di semua tatanan.
b. Terlaksananya advokasi terhadap Pemerintah
Kecamatan dan pihak-pihak lain untuk mendukunŐ
pembinaan PHBS di semua tatanan.
c. TerselenŐŐaranya bina suasana linŐkup kabupaten/
kota yanŐ mendukunŐ pembinaan PHBS di semua
tatanan.
d. Adanya Sistem Informasi PHBS ůŝŶŐkup kabupaten/
kota yanŐ terintĞŐrasi di sistem informasi
Kementerian terkait.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


67
e. TerseleŶŐŐaranya pelaƟŚĂŶ pembinaan PHBS untuk
para penŐelola insƟƚƵƐŝ pendidikan, tempat kerja,
tempat umum, fasilitas pelayanan kesehatan,
aparatur desa dan kelurahan, KPM, lembaŐa
kemasyarakatan dan pihak-pihak lain.
f. TerselenŐŐaranya pertemuan berkala (minimal 3 kali
setahun) untuk pemantauan pembinaan PHBS di
semua tatanan.
Ő. Adanya pembinaan PHBS di semua tatanan yanŐ
terintĞŐrasi secara berjenjanŐ.

4. Kecamatan
a. Terkoordinasinya penerapan kebijakan terkait
denŐan pembinaan PHBS di semua tatanan.
b. Terlaksananya advokasi terhadap aparat desa dan
kelurahan serta pihak-pihak lain untuk mendukunŐ
pembinaan PHBS di semua tatanan.
c. TerselenŐŐaranya bina suasana linŐkup kecamatan
yĂŶŐ ŵĞŶĚƵŬƵŶŐ pembinaan PHBS di semua
tatanan.
d. Adanya Sistem Informasi PHBS linŐŬup kecamatan
yĂŶŐ terinteŐrasi di sistem informasi Kementerian
terkait.
e. Adanya pembinaan PHBS di semua tatanan yanŐ
terintĞŐrasi secara berjenjanŐ.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


68
5. Desa/Kelurahan (Tatanan Rumah Tangga)
a. Adanya peraturan di desa atau kelurahan yanŐ
melandasi pembinaan PHBS Di Rumah TanŐŐa.
b. Adanya peran ĂŬƟf pemuka masyarakat dan
orŐanisasi kemasyarakatan dalam pembinaan PHBS
Di Rumah TanŐŐa.
c. MeŶŝŶŐkatnya persentase Rumah TĂŶŐŐa Ber-PHBS.

6. Tatanan InsƟƚƵƐŝ Pendidikan


Terwujudnya InsƟƚƵƐŝ Pendidikan Ber-PHBS, denŐan
indikator:
a. Tersedia sarana untuk mencuci tanŐan
menŐŐunakan sabun.
b. Tersedia sarana untuk meŶŐŽŶƐƵŵƐŝ makanan dan
minuman sehat.
c. Tersedia jamban sehat.
d. Tersedia tempat sampah.
e. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk merokok.
f. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂŬ ŵĞŶŐŽŶƐƵŵƐŝ NAPZA.
Ő. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk meludah di
sembaranŐ tempat.
h. Terdapat kĞŐiatan memberantas jenƟk nyamuk
secara ƌƵƟn

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


69
7. Tatanan Tempat Kerja
Terwujudnya Tempat Kerja Ber-PHBS, denŐan indikator:
a. Tersedia sarana untuk mencuci tanŐan menŐŐunakan
sabun.
b. Tersedia sarana untuk meŶŐŽŶƐƵŵƐŝ makanan dan
minuman sehat.
c. Tersedia jamban sehat.
d. Tersedia tempat sampah.
e. Terdapat peraturan berkaitan denŐan K3.
f. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk merokok.
Ő. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂŬ menŐonsumsi NAPZA.
h. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk meludah di
sembaranŐ tempat.
i. Terdapat kĞŐiatan memberantas jenƟk nyamuk
secara ruƟn.

8. Tatanan Tempat Umum


Terwujudnya Tempat Umum Ber-PHBS, denŐan
indikator:
a. Tersedia sarana untuk mencuci tanŐan
menŐŐƵŶĂkan sabun.
b. Tersedia jamban sehat.
c. Tersedia tempat sampah.
d. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk merokok.
e. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂŬ menŐonsumsi NAPZA.
f. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk meludah di
sembaranŐ tempat.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


70
Ő. Terdapat kĞŐiatan memberantas jenƟk nyamuk
secara ruƟn.

9. Tatanan Fasilitas Kesehatan


Terwujudnya Fasilitas Kesehatan Ber-PHBS, denŐan
indikator:
a. Tersedia sarana untuk mencuci tanŐan
menŐŐunakan sabun.
b. Tersedia sarana untuk meŶŐŽŶƐƵŵƐŝ makanan dan
minuman sehat.
c. Tersedia jamban sehat.
d. Tersedia tempat sampah.
e. Terdapat peraturan berkaitan denŐan K3.
f. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk merokok.
Ő. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂŬ ŵĞŶŐŽŶƐƵŵƐŝ NAPZA.
h. Terdapat laranŐan untuk ƟĚĂk meludah di
sembaranŐ tempat.
i. Terdapat kĞŐiatan memberantas jenƟk nyamuk
secara ƌƵƟn

Untuk indikator keberhasilan di tatanan-tatanan, dapat


pula ditambahkan indikator-indikator yanŐ speƐŝĮk lokal.

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


71
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
72
BAB VI
PENUTUP

Keberhasilan ƉĞŵďĂŶŐƵŶĂŶ kesehatan dalam mencapai sasaran


stratĞŐis tahun 2014 dan tarŐet-tarŐet Millennium Development
Goals tahun 2015 sanŐat ditentukan oleh keberhasilan dalam
menciptakan dan melestarikan perilaku hidup masyarakat yanŐ
berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan. Oleh sebab itu
upaya pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
merupakan upaya sanŐat strateŐŝƐ yĂŶŐ harus menjadi perhaƟĂn
para ƉĞŵĂŶŐku kepenƟŶŐan (stakeholders).

Dalam Rencana StratĞŐŝƐ Kementerian Kesehatan, LJĂŶŐ dijadikan


tolok ukur keberhasilan pembinaan PHBS adalah persentase
rumah tanŐŐa yanŐ sudah memprakƟkkan PHBS. Namun
disadari bahwa PHBS di rumah tanŐŐa memiliki hubunŐan salinŐ-
penŐaruh denŐan PHBS di tatanan-tatanan lain, yaitu ŝŶƐƟƚƵƐi
pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan fasilitas kesehatan.
Maka jika diinŐinkan keberhasilan dalam pembinaan PHBS di
rumah tanŐŐa, pembinaan PHBS harus dilaksanakan di semua
tatanan. DenŐan demikian, pembinaan PHBS ƟĚĂk hanya
melibatkan dua atau ƟŐa sektor saja, melainkan banyak sektor.
Kerjasama dan keterpaduan antar-berbaŐai sektor tersebut
diperlukan dalam ranŐka akselerasi pencapaian sasaran yanŐ
telah ditetapkan. Komitmen dan aliansi stratĞŐŝƐ berbaŐai pihak,
termasuk swasta dan dunia usaha dapat dikembanŐkan,

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


73
sehinŐŐa kebijakan-kebijakan dan kĞŐiatan-kĞŐiatan dalam
ranŐka pembinaan PHBS di semua tatanan terkoordinasi denŐan
baik. Kapasitas penŐĞlola tatanan dapat diƟnŐkatkan, sehinŐŐa
pembinaan PHBS Ɵdak lĂŐi sekedar merupakan tuŐas dan
tanŐŐunŐ jawab pemerintah, melainkan juŐa seluruh komponen
masyarakat. Akses informasi tentanŐ kesehatan bĂŐi masyarakat
di semua tatanan meninŐkat dan denŐan demikian Őerakan dan
peran serta masyarakat, khususnya di ďŝĚĂŶŐ kesehatan, menjadi
semakin kuat.

Pedoman ini disusun dalam rĂŶŐka meŶŐƵpayakan kerjasama


dan keterpaduan tersebut. Namun demikian, aŐar kerjasama
menjadi lebih efekƟf, sejumlah petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis harus seŐera disusun menyusul terbitnya
pedoman ini.

MENTERI KESEHATAN͕

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


74
PENGARAH
dr. Lily S. SulistyowaƟ͕ MM

TIM PENYUSUN
Dr. ĂŵďĂŶŐ Hartono, MSc
Dr. PA Kodrat Pramudho, SKM, M.Kes
Dra. ZƵŇina Rauf, SKM, MSi
Dr. ĂŵďĂŶŐ ^ĞƟĂũŝ͕ SKM, M.Kes
drŐ. Rarit Gempari, MARS
Dra. Zuraida, SKM, MPH
IsmoyowĂƟ͕ SKM, M.Kes

KONTRIBUTOR
Arsil Rusli, SH, MH
Helmi Hazim, ĂĞŶŐ Zainuddin
drŐ͘ Ratna Kirana, MS, Drs. Sunarjo, MM
Mahmud Yunus, SKM, M.Kes, Iip Syaiful SKM, M.Kes
Drs. Muhamad Idham, MKKK, Ario Budi Wibowo, ST
drŐ͘ Marlina GinƟŶŐ, M.Kes, Dra. Hafni Rochmah, SKM, MPH
Andi Sari BunŐa UntunŐ, SKM MSc(PH), Ir. Dina ŐŽes, SKM, M.Kes
Dra. KoeƐŵŝŶĂƌƟ͕ drŐ͘ Yusra, M.Kes, Chandra Rudyanto, ST, MPH
Sukandar, SKM, drŐ͘ Ivo Syayadi, M.Kes, Winitra Rahmani, S.Sos
Kiki Anton Syahroni, SIP, Riza Afriani, SKM
Fenny Melanie, SH

Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


75
Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
76
362.72 Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI
Ind
K Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Sekretariat
Jenderal
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011
Pedoman pembinaan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS),-- Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI. 2011
ISBN 978 -602-9364-45-3
1. Judul I. HEALTH BEHAVIOR
II. PREVENTIVE HEALTH SERVICES
III. HEALTH PERSONAL IV. HEALTH-LAW AND
LEGISTLATION V. HEALTH PROMOTION

Anda mungkin juga menyukai