Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alifia Putri Dwiyanti

NIM : A1D022221
Prodi : Agroteknologi

1. Rumusan Pancasila mengalami perubahan beberapa sistematika, mengapa kalimat


“Ketuhanan dengan Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” pada
rumusan pancasila diubah menjadi ”Ketuhanan Yang Maha Esa”?
Jawab :
Karena bagi anggota-anggota dari golongan kebangsaan, pencantuman “Ketuhanan dengan
Kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” mengandung perlakuan
khusus bagi umat Islam dirasa tidak cocok dalam suatu hukum dasar yang menyangkut warga
negara secara keseluruhan. Oleh karena itu, pada sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945
menyepakati untuk mengganti kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban melaksanakan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa”.

2. Jelaskan perbedaan perumusan dan pengamalan Pancasila pada sidang BPUPKI, masa
pemerintahan orde lama, orde baru dan di era reformasi!
Jawab :
Sidang BPUPKI
Diterimanya secara aklamasi pidato Soekarno, BPUPKI telah berhasil menyimpan rancangan
dasar negara Republik Indonesia. Untuk membahas lebih lanjut, pada tanggal 7 Agustus 1945
dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan keanggotaan sejumlah 27
orang. Peranan PPKI dalam sejarah Indonesia sangat penting, terutama setelah proklamasi
kemerdekaan yang diadakan pada tanggal 17 Agustus 1945. Badan inilah yang
menyempurnakan dan melegitimasi berbagai perlengkapan berdirinya sebuah negara baru,
yaitu Republik Indonesia. Salah satu finalisasi yang dilakukan oleh PPKI adalah penghapusan
kata “dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tokoh utama
pada penghilangan 7 kata dan menggantinya dengan “Yang Maha Esa” adalah Muhammad
Hatta yang masa itu berperan sebagai pimpinan PPKI bersama Soekarno dan Radjiman
Wedyodiningrat. Pagi-pagi tanggal 18 Agustus 1945, sebelum sidang PPKI dimulai, Hatta
melakukan pertemuan dengan penggerak-penggerak Islam agar bersedia menerima usulannya
demi mengempu persatuan bangsa. Teuku Mohammad Hasan, Kasman Singodimedjo, dan Ki
Bagus Hadikusumo akhirnya mau menerima usulan Hatta untuk mengganti kata “Ketuhanan
dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan
Yang Maha Esa”. Adapun penggerak Islam lainnya, yaitu Wachid Hasjim tidak hadir saat
memenuhi usul Hatta. Penerimaan penggerak Islam itu mengambil rumusan Pancasila
mencapai bentuk yang sempurna dan disahkan pada sidang PPKI.
Masa Orde Lama
Pada masa orde lama ini, pancasila dipahami berdasarkan ideal yang berkembang pada situasi
dunia yang waktu itu diliputi oleh kerusuhan dan kondisi sosial-budaya berpusat di dalam
suasana transisional dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa ini adalah
masa pencarian bentuk pengamalan Pancasila, terutama bagian dalam tata kenegaraan. Maka
dari itu, Pancasila diimplementasikan dalam struktur yang berbeda-beda. Pada periode ini,
berlangsung pada tahun 1959 hingga 1966 dan dikenal dengan demokrasi terpimpin. Masa ini
merupakan peralihan warga Indonesia dari yang terjajah menjadi bangsa yang sepenuhnya
merdeka. Keberadaan Pancasila sempat mengalami polemik, karena ada sebagian masyarakat
yang setuju dan sebagian lain merasa keberatan. Salah satu tindakan penyimpangan terhadap
Pancasila yaitu pemberontakan PKI oleh D.N. Aidit pada 30 September 1965. Tujuan
pemberontakan tersebut untuk mengubah ideologi Pancasila menjadi komunis.
Masa Orde Baru
Era Orde Baru bagian dalam sejarah republik ini mewujudkan periode pemerintahan yang
terlama, dan bisa juga dikatakan sebagai periode pemerintahan yang paling stabil. Stabil dalam
pendapat tidak banyak gejolak yang mengemuka, layaknya keadaan dewasa ini. Stabilitas yang
diiringi dengan maraknya pembangunan di segala bidang. Era pembangunan, era penuh
kestabilan, menimbulkan romantisme dari banyak kalangan. Diera Orde Baru, yakni stabilitas
dan pembangunan, serta merta tidak lepas dari keberadaan Pancasila. Pancasila menjadi alat
bagi pemerintah untuk semakin menancapkan kewibawaan di Indonesia. Pancasila begitu
diagung-agungkan; Pancasila begitu gencar ditanamkan ideal dan hakikatnya kepada rakyat;
dan rakyat tidak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang mengganjal.
Masa reformasi
Pancasila pada Era Reformasi tidaklah jauh berbeda dengan Pancasila pada masa Orde Lama
dan Orde Baru, yaitu pasif terdapat tantangan yang harus di hadapi. Tantangan itu adalah
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) yang sampai hari ini tidak ada habisnya. Selain itu,
globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia karena semakin lama ideologi
Pancasila semakin tergerus oleh liberalisme dan kapitalisme. Apalagi tantangan pada saat ini
bersifat terbuka, bebas, dan nyata.

3. Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia merupakan konsekuensi dari proses inkulturasi
dan akulturasi. Jelaskan tentang proses inkulturasi dan akulturasi!
Jawab :
Proses Inkulturasi
Inkulturasi adalah tindakan untuk mengkulturasikan kembali (merekonstruki) kebudayaan
asli/pribumi atau lebih sering disebut indigenization. Gerakan ini semarak dilakukan oleh
Gereja-Gerejadi Asia, Afrika dan Amerika Latin (Selatan), sejalan dengan proses
pencarianidentitas diri nasional maupun lokal setelah beratus tahun dibawah penjajahan Barat.
Penjajahan yang di dalamnya Mission (Zending) mengambil kesempatan untuk
memperluasmisinya, umumnya membunuh identitas lokal, tidak hanya dengan mengclaimnya
sebagai sesuatu yang kafir tapi juga memakai faktor ini sebagi dasar politik Devide et
Imperanya (Divide and Conquer)
Proses Akulturasi
Akulturasi adalah proses dari perubahan budaya dan psikologi yang dibentuk dari pertemuan
antar budaya. Efek dari akulturasi budaya dapat dilihat dari berbagai tingkatan diantara budaya
yang saling berinteraksi. Pada tingkat kelompok, akulturasi biasanya menyebabkan perubahan
budaya, adat istiadat dan lembaga-lembaga sosial. Pada tingkat kelompok, efek dari akulturasi
budaya juga mempengaruhi makanan, pakaian, dan bahasa. Akulturasi pada tingkat individu,
perbedaan dari dari akulturasi individu telah terbukti tidak hanya terkait dengan perubahan
dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga berhubungan dengan tindakan psikologis dan
kesejahteraan fisik. Enkulturasi (pembudayaan) digunakan untuk menggambarkan proses
pertama dari pembelajaran budaya, akulturasi dapat dianggap sebagai pembelajaran budaya
kedua.

4. Jelaskan secara singkat esensi dan urgensi Pendidikan Pancasila untuk masa depan bangsa!
Jawab :
Mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks
dinamika budaya, bangsa, negara, dalam hubungan internasional serta memiliki wawasan
kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku yang
cinta tanah air berdasarkan Pancasila. Semua itu diperlakukan demi tetap utuh dan tegaknya
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai