Anda di halaman 1dari 6

4.5.1.

Pengaruh Reward Terhadap Etos Kerja guru pada SMA Swasta

Qothrotul Falah Cikulur

Dalam konsep manajemen, reward merupakan salah satu

alat untuk meningkatkan etos kerja seseorang. Metode ini bisa

mengasosiasikan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan

bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan

suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Reward juga

bertujuan agar seseorang menjadi semakin giat dalam usaha

memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dicapainya.

Manusia selalu mempunyai cita-cita, harapan dan keinginan. Inilah

yang dimanfaatkan oleh metode reward. Dengan metode ini,

seseorang mengerjakan perbuatan baik atau mencapai suatu prestasi

tertentu akan diberikan reward yang menarik sebagai imbalan.

Dengan demikian, karyawan akan melakukan perbuatan atau

mencapai suatu prestasi agar memperoleh reward tersebut.

Komitmen organisasi merupakan salah satu faktor penting

yang dapat dimanfaatkan organisasi untuk memahami perilaku

seseorang yang berkaitan dengan etos kerjanya. Komitmen organisasi

merupakan suatu keyakinan dan identifikasi seorang terhadap

organisasinya, dimana seorang merasakan adanya kesamaan antara

nilai-nilai dan tujuan yang dimilikinya dengan nilai-nilai dan tujuan

organisasi sehingga menumbuhkan rasa kesukarealaan mereka

untuk terus berusaha dan bekerja serta tetap tinggal sebagai bagian
dari organisasi tersebut. Komitmen yang tumbuh pada diri

seseorang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu

organisasi, hal ini juga dapat mengurangi kemungkinan bagi

karyawan untuk berhenti atau keluar dari organisasi tersebut.

Hasil pengujian hipotesis (H1) telah membuktikan bahwa

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel reward

terhadap etos kerja. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan

diperoleh nilai thitung sebesar 3,533 lebih kecil dari ttabel sebesar

2,05183 dengan taraf signifikasi 0,001. Taraf signifikansi tersebut

lebih kecil dari alpha (α= 0,05) dengan demikian H1 diterima.

Artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel

reward terhadap etos kerja guru pada SMA Swasta Qothrotul

Falah Cikulur. Pemberian reward yang sesuai kepada karyawan

dari pihak pimpinan kepada guru sehingga menunjukan etos kerja

yang sedemikian naik, jika reward menurun maka akan

menghasilkan etos kerja yang buruk.

4.5.2. Pengaruh Punishment Terhadap Etos Kerja guru pada SMA

Swasta Qothrotul Falah Cikulur

Membuat seseorang untuk meningkatkan etos kerjanya secara

optimal, lembaga ini juga menerapkan sistem punishment yang

cukup ketat. Mereka dipantau secara berkala mulai dari sikap dan

kedisiplinan sampai kepatuhan tata tertib. Hukuman menunjukkan

penolakan perilaku dan perbuatannya. Diharapkan dengan adanya


penerapan punishment etos kerja guru dapat ditingkatkan dan

lembaga dapat mencapai tujuanya secara keseluruhan. Penerapan

punishment menjadi perhatian penuh bagi masyarakat, demi

memenuhi standart operational produser sekaligus untuk bergerak

aktif meningkatkan kinerja karyawannya.

Hasil pengujian hipotesis (H2) telah membuktikan terdapat

pengaruh positif dan signifikan pada variabel punishment terhadap

etos kerja guru. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan

diperoleh nilai thitung sebesar 4,203 lebih besar dari t tabel sebesar

2,05183 dengan taraf signifikasi 0,000. Taraf signifikansi tersebut

lebih kecil dari alpha (α=0,05) dengan demikian H 2 diterima.

Artinya bahwa ada pengaruh positif antara variabel punishment

terhadap etos kerja guru pada SMA Swasta Qothrotul Falah

Cikulur. Pemberian punishment yang adil atau sesuai kepada guru

secara cepat dan tepat dapat menyadarkan guru akan kesalahannya,

maka akan meningkatkan kesadaran para guru untuk tidak

mengulangi kesalahan yang dilakukan sehingga etos kerja para

guru akan semakin meningkat.

4.5.3. Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Etos Kerja Guru

Pada SMA Swasta Qothrotul Falah Cikulur

Dalam meningkatkan etos kerja gurunya lembaga menempuh

beberapa cara misalnya melalui pendidikan, pelatihan, workshop,

pemberian kompensasi yang layak, menciptakan lingkungan


sekolah yang kondusif dan pemberian motivasi. Melalui proses-

proses tersebut, guru diharapkan akan lebih memaksimalkan

tanggung jawab atas pekerjaan mereka karena para guru telah

terbekali oleh pendidikan dan pelatihan yang tentu berkaitan

dengan implementasi kerja mereka.

Metode reward dan punishment merupakan suatu bentuk

teori penguatan positif yang bersumber dari teori behavioristik.

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon.

Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang

dialami pegawai dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku

dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan

respon.

Reward merupakan bentuk metode dalam merangsang seseorang

untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Dengan

kata lain, guru yang tidak memiliki prestasi yang tinggi akan

diberikan hukuman yang adil dan manusiawi. Pemberian reward

dan punishment tidak dapat dilakukan tanpa alasan yang rasional.

Oleh karena itu, organisasi harus memiliki mekanisme reward dan

punishment yang jelas. Reward dan punishment pada dasarnya

sama-sama dibutuhkan untuk merangsang guru agar meningkatkan

kualitas kerjanya. Kedua sistem tersebut digunakan sebagai bentuk

reaksi pimpinan terhadap kinerja yang ditunjukkan oleh gurunya.


Meskipun sekilas fungsi keduanya berlawanan namun pada

dasarnya sama-sama bertujuan agar seseorang menjadi lebih baik,

lebih berkualitas dan bertanggung jawab dengan tugas yang

diberikan.

Hasil pengujian hipotesis (H3) telah membuktikan terdapat

pengaruh secara bersama-sama antara reward dan punishment

terhadap etos kerja guru. Melalui hasil perhitungan yang

telah dilakukan diperoleh nilai Fhitung sebesar 11,957 dengan taraf

signifikansi 0,000. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai

alpha (α= 0,05) dengan demikian secara statistik membuktikan

bahwa reward dan punishment berpengaruh positif terhadap etos

kerja guru pada SMA Swasta Qothrotul Falah Cikulur.

4.5.4. Besaran Pengaruh Reward dan Punishment terhadap Etos

Kerja Guru Pada SMA Swasta Qothrotul Falah Cikulur

Studi ini bertujuan untuk mengetahui (1) Apakah reward

(penghargaan) berpengaruh secara signifikan terhadap etos kerja

guru SMA Swasta Qothrotul Falah Cikulur. (2) Apakah

punishment (hukuman) berpengaruh secara signifikan terhadap etos

kerja guru SMA Swasta Qothrotul Falah Cikulur. (3) Apakah

reward (penghargaan) dan punishment (hukuman) secara simultan

berpengaruh terhadap etos kerja guru SMA Swasta Qothrotul Falah

Cikulur.

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh pemberian


reward dan punishment terhadap etos kerja guru SMA Swasta

Qothrotul Falah Cikulur tahun 2022, sampel guru berjumlah 30

orang sebagian besar yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak

3 orang dengan persentase sebesar 10%, guru yang berusia antara

20-25 tahun sebanyak 15 orang dengan persentase sebesar 50%,

guru yang berusia antara 26-40 tahun sebanyak 12 orang dengan

persentase sebesar 40%. Dari semua sampel tersebut dihasilkan

bahwa besarnya nilai pengaruh reward dan punishment terhadap

etos kerja dengan melihat koefisien determinasi yang ditunjukan

oleh nilai R square sebesar 0,470 dan dapat disimpulkan bahwa

variabel reward (X1) dam punishment (X2) berpengaruh terhadap

variabel Etos kerja (Y) sebesar 47 %, sedangkan sisanya yaitu

sebesar 53% disebabkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai